Bab 10
FLUIDA
Zat di alam dikelompokkan dalam tiga wujud utama, yaitu zat padat,
zat cair, dan gas. Zat cair dan gas memiliki satu kesamaan yaitu tidak memiliki
bentuk yang tetap. Bentuk zat cair dan gas mengikuti bentuk wadah. Zat cair
dan gas mudah ditembus atau dibagi-bagi. Hal ini disebabkan gaya tarik antar
atom atau molekul penyusun zat cair dan gas jauh lebih lemah daripada gaya
tarik antar atom penyusun zat padat. Dan salah satu sifat yang sering kita
amati adalah zat cair dan gas dapat mengalir. Zat dengan sifat yang dapat
mengalir tersebut kita namakan fluida.
Pada bab ini kita akan membahas sejumlah sifat yang dimiliki oleh
fluida yang diam (fluida statis) maupun sifat-sifat fluida yang mengalir (fluida
dinamis). Sifat-sifat tersebut sangat penting untuk dipahami karena memiliki
banyak aplikasi dalam kehidupan kita, baik dalam bentuk teknologi sederhana
maupun teknologi canggih. Jika kita tidak memahami sifat fluida maka tidak
mungkin manusia membuat kapal termasuk kapal tanker raksasa, kapal
selam, balon udara, pesawat terbang, helikopter, pesawat ulang-alik, dan
sebagainya.
713
Bab 10 Fluida
Jawab
Tekanan awal gas adalah P0 = 2 atm = 2 105 Pa. Tekanan akhir gas adalah P =
1,9 atm = 1,9 105 Pa. Perubahan tekanan gas P0 – P = 104 Pa. Suhu pecobaan
T = 27 oC = 27 + 273 = 300 K. Volume ruang yang ditempati gas V = 0,5 L = 0,5
10-3 m3 = 5 10-4 m3. Jumlah molekul yang menempel di permukaan semua
partikel adalah N = N0 – N = (P0 – P)V/kT = 104 (5 10-4)/[(1,38 10-23) 300]
= 1,2 1021 molekul.
Luas sebuah molekul adalah a = 0,162 nm2 = 0,162 (10-9 m)2 = 0,162 10-18 =
1,62 10-19. Dengan demikian, luas total permukaan partikel adalah A = Na =
(1,2 1021)(1,62 10-19) = 194,4 m2.
F L (10.21)
dengan
765
Bab 10 Fluida
Fluida
(a) (b)
769
Bab 10 Fluida
Gambar 10.42 (kiri) Gaya kohesi antar molekul air dan (kanan) sebaran muatan listrik pada molekul air tidak merata.
Sebaran muatan yang tidak merata ini yang menyebabkan munculnya gaya tarik listrik antar molekul air
(socratic.org).
Molekul dari zat yang berbeda juga dapat tarik menarik. Contohnya,
ketika garam dilarutkan dalam air maka molekul garam menarik molekuk-
molekul air di sekelilingnya. Gaya antara moleklul dari zat yang berbeda ini
disebut gaya adhesi. Gambar 10.43 adalah ilustrasi gaya adhesi dalam larutan
garam dapur (NaCl) dalam air.Ion positif garam (ion Na) menarik atom-atom
oksigen pada molekul air dan ion negative garam (ion Cl) menarik atom-atom
hidrogen pada molekul air.
Gambar 10.43. Dalam larutan garam, ion garam dikelilingi oleh molekul air. Ini adalah contoh gaya
adhesi(catalog.flatworldknowledge.com)
770
J URNAL F ISIKA DAN A PLIKASINYA VOLUME 4, N OMOR 1 JANUARI 2008
Intisari
Tegangan permukaan merupakan sifat permukaan suatu zat cair akibat pengaruh tegangan. Guna menge-
tahui seberapa besar nilainya dilakukan pengukuran dengan menggunakan susunan alat hasil rancangan yang
menggunakan sensor induksi elektromagnetik, menggantikan Newtonmeter yang selama ini dipergunakan. Per-
ancangan tersebut dimaksudkan untuk mengetahui apakah sensor induksi elektromagnetik dapat dipergunakan
sebagai pengganti Newtonmeter dalam pengukuran tegangan permukaan zat cair, dan dapat menunjukkan proses
fisika yang terjadi selama pengukuran tegangan permukaan berlangsung karena mengetahui perubahan tiap gaya
tarik yang terjadi selama pengukuran, nilai gaya tarik tersebut, serta nilai tegangan permukaan zat cair dapat
diketahui secara langsung. Hal ini dimungkinkan karena data ditampilkan dalam bentuk grafik. Penelitian men-
cakup persiapan, perencanaan, dan perakitan alat sampai dengan pengujian (studi kelayakan) hasil rancangan
dengan menggunakan oli SAE 20W-50, oli SAE 30, dan bensin sebagai sampel uji.
Gambar 1: (a). susunan alat ukur tegangan permukaan zat cair yang
biasa digunakan untuk praktikum Fisika Dasar, (b) cincin aluminium
yang digunakan dalam praktikum
c Jurusan Fisika FMIPA ITS 080105-1
SPEKTRA Jurnal Kajian Pendidikan Sains
MENENTUKAN TEGANGAN
PERMUKAAN ZAT CAIR
Eko Juliyanto, Janatur Rofingah)1, Arba Finda Sejati)1, Fatih Nuzulil Hakim)1
1) Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sains AlQuran
janatur.rofingah@yahoo.co.id
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui cara menentukan tegangan permukaan zat
cair dengan metode kenaikan kapiler. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen. Data yang didapat, akan di analisis dengan menggunakan analisis data kuantitatif dan
kualitatif. Metode eksperimen dimana menggunakan pipa kapiler sebagai alat untuk menentukan
tegangan permukaan dengan metode kenaikan kapiler. Metode kenaikan kapiler yaitu mengukur
tegangan permukaan dengan melihat ketinggian air atau cairan yang naik melalui suatu pipa
kapiler.Tiga pipa kapiler dengan jari-jari yang berbeda dimasukkan ke dalam bejana yang berisi
zat cair (pipa tidak menyentuh dasar bejana), kemudian zat cair tersebut akan naik melalui pipa
sehingga dapat dilihat ketinggian zat cair dalam ketiga pipa tersebut. Analisis tersebut dilakukan
dengan tiga massa jenis yang berbeda kemudian didapat nilai tegangan permukaan.
Dari hasil percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa, tegangan permukaan zat cair
terjadi karena perbedaan resultan gaya tarik molekul yang ada di permukaan zat cair atau karena
ada gaya adhesi dan kohesi. Tegangan permukaan zat cair dengan menggunakan variasi jari-jari
pipa kapiler dan massa jenis zat cair yang berbeda diperoleh kesalahan mutlak ∆ = 0,906.10-2 N/m
dan kesalahan relatif yaitu 12,4% pada massa jenis air. Untuk massa jenis minyak goreng
diperoleh kesalahan mutlak yaitu ∆ = 2,965.10-2 N/m dan kesalahan relatif yaitu 54,4%. Untuk
massa jenis oli diperoleh kesalahan mutlak yaitu ∆ = 4,949.10-2 N/m dan kesalahan relatif yaitu
27,04%.
Kata kunci : Tegangan Permukaan, Pipa Kapiler, Massa Jenis Zat Cair
The Effect of Stirring Speed and Particle Size of Gambier and Variation of
Composition on Some Physical Properties in Making of Printing Ink
Diterima: 2 September 2015, revisi akhir: 9 Desember 2015 dan disetujui untuk diterbitkan: 13 Desember 2015
ABSTRAK
Tinta merupakan unsur yang sangat penting menentukan kualitas hasil cetakan. Salah satu
bahan alam potensial yang dapat dijadikan sebagai bahan baku pembuatan tinta cetak adalah
gambir. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati pengaruh kecepatan pengadukan dan
kehalusan bahan baku gambir terhadap beberapa sifat fisika dalam pembuatan tinta cetak.
Pembuatan tinta dilakukan 2 tahap yaitu pembuatan pigmen dan formula tinta. Pigmen tinta
dibuat dengan cara membersihkan gambir melalui pelarutan dengan air panas, penyaringan,
dan pengendapan fitrat. Selanjutnya endapan gambir dihaluskan dengan variasi ukuran butiran
sebesar 40, 60, 80 mesh. Penambahan senyawa FeCl3 jenuh dalam etanol pada ekstrak gambir
dalam 25 ml etanol secara perlahan dengan kecepatan pengadukan bahan sebesar 250, 500,
750 rpm selama 4 jam. Pigmen diuji warna, viskositas, dan ukuran partikel dengan
menggunakan metoda PSA (particle size analyzer). Pembuatan formula tinta dengan bahan
aditif propilen glikol sebesar 7,5; 10; 12,5 ml dan polietilen glikol 0,1; 0,3; 0,5 ml untuk setiap 30
ml ektrak gambir dalam etanol. Pigmen terbaik diperoleh pada pemakaian bubuk gambir 60
mesh, kecepatan pengadukan 250 rpm, ukuran partikel pigmen yang terkecil adalah 47,54 nm.
Formula tinta yang terbaik adalah tinta dengan menggunakan propilen glikol 12,5 ml dan
o
polielen glikol 0,5 ml. Karakteristik tinta bewarna hitam dengan berat jenis pada suhu 28-30 C
sebesar 0.9633, viskositas 0,9 cP dan tegangan permukaan 0,2539 N/m.
ABSTRACT
Ink is a very important element that determines the quality of a printout. One of the potential
natural materials that can be used as a raw material for making printing ink is gambier.The
objective of this study was to observe the effect of stirring speed and particle size on some
physical properties in the printing ink. The ink manufacturing was done in 2 phases, namely the
manufacture of color pigment and ink formulation. Pigment ink was made by cleaning the
gambier through dilution with hot water, filtration, and precipitation of fitrat. Furthermore the
gambier was mashed with particle size variation 40, 60, 80 mesh. The adding saturated FeCl3
compounds in ethanol into the extract gambier slowly with stirring speed 250, 500, 750 rpm for 4
hours. The color of the pigment, viscosity, and the particle size was tested by using the PSA
method (particle size analyzer). Manufacture of ink formula with additives propylene glycol 7.5;
10; 12.5 mL and polyethylene glycol 0.1; 0.3; and 0.5 mL for every 30 ml of extract gambier in
ethanol. Best pigment was obtained from the use of gambier 60 mesh powder, stirring speed 250
rpm, the smallest pigment particle was 47.54 nm. The best ink formula was using propylene
glycol and polyethylene glycol 12.5 mL and 0.5 mL. The characteristics of ink were black colored
ink with a density 0.9633 at a temperature of 28-30°C, viscosity 0.9 cP, and surface tension
0.2539 Nm-1.
131
Jurnal Litbang Industri Vol. 5 No. 2, Desember 2015: 131-139
138
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
karena adhesi partikel kaca dan partikel air lebih besar daripada
Abstract
Oil sludge from petroleum industry effluent is classified as hazardous waste and required special
treatment before discharge to the environment. One of oil sludge treatment technology is bioprocess which
using bacterial activities to degrade hydrocarbon of oil sludge. However, the capability of bacteria in
reducing petroleum waste is often obstructed by the characteristic of petroleum oil as non-aqueous phase
liquid which is water immiscible. This condition can solved by surfactant addition in a specific concentration
to increase hydrocarbon solubility thus enhance hydrocarbon biodegradation. This study was conducted in
slurry bioreactors which contain production water enriched with N/P source (5:1) and 0.1% yeast extract,
10% (v/v) of Pseudomonas aeruginosa culture as degradator bacteria, 6% (w/v) oil sludge, and surfactant
which concentration base on its CMC. Two surfactant of Emulsogen LP and Rheodol TW-S120V were tested
as surfactant addition. The result showed that the addition of Emulsogen LP and Rheodol TW-S120V after 4
days incubation enhanced hydrocarbon biodegradation 34.50% and 46.23% respectively while control only
29.39%. The addition of Rheodol TSW-120V in slurry system at 37°C after 6 days showed the best result of
hydrocarbon biodegradation (52.00%) while at room temperature only 31.51%.
Keywords: Surfactant, Oil sludge, Bioprocess, Biodegradation
A04 - 1
TESIS – SK142502
PENGUKURAN SUDUT KONTAK UNTUK
MENGETAHUI POLARITAS CAIRAN SEBAGAI
BAHAN MODUL PRAKTIKUM TEGANGAN
PERMUKAAN
DOSEN PEMBIMBING
Dr. rer. nat. FREDY KURNIAWAN, M. Si.
PROGRAM MAGISTER
BIDANG KEAHLIAN PENGAJARAN KIMIA
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2016
kemampuan untuk memanipulasi materi pada tingkat molekul dan atom
menyebabkan pembuatan perangkat miniatur. Karena besar rasio luas permukaan
terhadap volume mikro/nano devices tersebut, gaya permukaan termasuk tegangan
permukaan menjadi fenomena sangat penting dan kontrol seperti pembasahan dan
adhesi (Tavana dan Neumann, 2007). Fenomena keterbasahan penting dalam
berbagai proses alam dan teknologi. Pembasahan padatan telah banyak dipelajari
dari sudut pandang teoritis dan eksperimental selama dua dekade terakhir.
Menurut Adamson and Gast (1997) keterbasahan memiliki arti, sudut
kontak antara larutan dan padatan adalah nol atau mendekati nol, sehingga larutan
akan tersebar di atas permukaan padatan dengan merata, dan ketidakbasahan
padatan berarti memiliki sudut kontak lebih besar dari 90˚, sehingga akan didapati
larutan yang cenderung membentuk bulatan dan tergelincir di atas permukaan.
Berdasarkan penelitian Zisman dan kolega menunjukkan ketika suatu larutan
memiliki harga cosinus sudut kontak (θ) = 1, maka hal itu disebut sebagai tegangan
permukaan kritis dari keterbasahan padatan (γC). Ebnesajjad dan Ebnesajjad (2013)
menyatakan dalam proses keterbasahan larutan yang memiliki kontak disebut
sebagai adhesive dan padatan sebagai adherend. Suatu adhesive yang akan
membasahi permukaan padatan, haruslah memiliki tegangan yang lebih rendah
dibandinng tegangan kritis keterbasahan padatan.