Anda di halaman 1dari 17

KARYA TULIS ILMIAH

“SOFT SKILL MENURUT AGAMA ISLAM”

Disusun Oleh:

- Clarisa Kinaris (200543625256)


- Fadila Khirunisa (200543625213)
- Hanida Niken Damayanti (200543625203)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


MALANG

2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat, taufik, dan hidayah-Nya
sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah soft skill menurut agama Islam dalam
waktu yang telah ditentukan. Tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu menyelasaikan karya tulis ilmiah ini
Penyusun menyadari bahwa penyusunan karya tulis ilmiah “ Soft Skill Menurut Agama
Islam” ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu kritik dan saran yang bersifat
membangun selalu penyusun harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Saran tersebut akan
menambah wawasan penyusun sehingga di masa yang akan datang penyusun dapat lebih baik
lagi. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan kelancaran dalam setiap usaha kita.
Aamiin Yarobbal’alamiin.
Wassalmu’alaikum Wr. Wb

Kediri, 22 Oktober 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................................... 1-2
B. Rumusan Masalah......................................................................................................2
C. Tujuan.........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Soft Skill...................................................................................................3
B. Macam – Macam Soft Skill................................................................................... 4-8
C. Manfaat Soft Skill.......................................................................................................9
D. Al- Qur’an dalam meningkatkan kemampuan dan soft skil manusia...........10-12
BAB III PENUTUP
Kesimpulan.....................................................................................................................13
Saran...............................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejak 14 abad yang lalu atau sejak pertama Al-Qur’an diturunkan, Islam telah
memberikan konsep-konsep tentang pendidikan karakter. Salah satu ayat yang menerangkan
tentang pendidikan karakter adalah Q.S Luqman ayat 12-24, walaupun terdapat banyak ayat
Al-Qur’an yang memiliki keterkaitan dengan pendidikan karakter, namun Q.S Luqman ayat
12-14 karena ayat ini mewakili pembahasan ayat yang memiliki keterkaitan makna paling
dekat dengan konsep pendidikan karakter.

Allah SWT berfirman:

‫س ِه َو َمنْ َكفَ َر فَِإنَّ هَّللا َ َغنِ ٌّي َح ِمي ٌد‬ ْ َ‫ش ُك ْر فَِإنَّ َما ي‬
ِ ‫ش ُك ُر لِنَ ْف‬ ْ ‫َولَقَ ْد آتَ ْينَا لُ ْق َمانَ ا ْل ِح ْك َمةَ َأ ِن ا‬
ْ َ‫ش ُك ْر هَّلِل ِ َو َمنْ ي‬

ْ ُ‫وَِإ ْذ قَا َل لُ ْق َمانُ ال ْبنِ ِه َوه َُو يَ ِعظُهُ يَا بُنَ َّي ال ت‬
‫ش ِركْ بِاهَّلل ِ ِإنَّ الش ِّْركَ لَظُ ْل ٌم ع َِظي ٌم‬

‫ش ُك ْر لِي َولِ َوالِ َد ْيكَ ِإلَ َّي‬ َ ِ‫سانَ بِ َوالِ َد ْي ِه َح َملَ ْتهُ ُأ ُّمهُ َو ْهنًا َعلَى َوه ٍْن َوف‬
ْ ‫صالُهُ فِي عَا َم ْي ِن َأ ِن ا‬ َ ‫ص ْينَا اإل ْن‬
َّ ‫َو َو‬
‫صي ُر‬ ِ ‫ا ْل َم‬

“Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Lukman, yaitu:


"Bersyukurlah kepada Allah. Dan barang siapa yang bersyukur (kepada Allah), maka
sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa yang tidak bersyukur,
maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji". Dan (ingatlah) ketika Lukman
berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah
kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar
kelaliman yang besar". Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua
orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-
tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang
ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (QS. Al Luqman ayat 12-14)

Modal soft skill dirasa prospektif mengantarkan orang meraih sukses. Tetapi,
membangun pribadi demikian, sungguh tidak gampang. Soft skill tidak cukup dipidatokan.
Apalagi sekadar diberikan dalam bentuk soal-soal ujian. Dibutuhkan latihan secara berulang-
ulang. Tentu saja, yang terpenting ialah keteladanan dari lingkungan. Tanpa itu,
menumbuhkan soft skill hanyalah impian.

Tidak terhitung kisah sukses dari pribadi-pribadi yang memiliki soft skill itu. Banyak
pakar bergelar profesor yang mulanya bukan seorang cerdas. Ketika di sekolah, dia bahkan
bukan tergolong murid berprestasi. Rankingnya di kelas biasa-biasa saja. Tetapi, dia memiliki
keuletan luar biasa. Gairah kencintaanya terhadap ilmu membuncah. Tiada hari berlalu tanpa
aktivitas membaca dan menulis. Juga, sangat disiplin dalam memanfaatkan waktu. Dia
memiliki soft skill.

1
Tidak sedikit pula jutawan yang bukan keturunan hartawan. Hidupnya sejak kecil,
boleh jadi, selalu dalam kondisi serba kurang. Jangankan gelar formal, bahkan pendidikannya
kalah di banding teman-teman. Tetapi, dia memiliki semangat juang tanpa kenal pantang
menyerah. Hidupnya jauh dari ratapan. Namun selalu menyongsong tantangan. Saat hendak
mengukir harapan, tidak pernah berpikir “Nanti bagaimana?”, tetapi selalu mantap berucap
“Bagaimana nanti!”.Dia memiliki soft skill. Itulah kedahsyatan soft skill. Wajar jika hakikat
agama sendiri tidak terletak pada aspek seremoni ritual. Ragam ibadah sejatinya sarana untuk
mengasah kepribadian. Karena itu, Allah jelas berkalam, manusia paling mulia adalah yang
paling bertakwa. Takwa itu soft skill. Letaknya jelas bukan pada sisi luar diri manusia.
Dengan demikian, selendang surban, gelang tasbih, kalung sajadah, mahkota kopiah, bedak
dahi hitam, busana cingkrang, lisan al-Qur’an, belum tentu jaminan ketakwaan.

Takwa letaknya di dalam hati manusia. Ingatlah kalimat hikmah, keindahan bukan
dari pakaian yang menghiasi badan, melainkan dari ilmu dan akhlak. Akhlak adalah soft
skill. Akhlak juga tidak bisa diukur dari standar-standar serba fisik. Seperti busana mahal,
rumah megah, kendaraan mewah, jabatan mentereng, pendidikan tinggi, dan semacamnya.
Keluhuran akhlak tercermin dalam ucap dan sikap yang merupakan pantulan suasana hati dan
jiwa manusia bersangkutan.

Tuhan tidak memandang mulia segala atribut fisik. Tanpa soft skill berupa kedalaman
akhlak, pasti banyak mudharatnya. Rupa menawan hanya sarana untuk menjerumuskan. Ilmu
tinggi hanya sarana untuk mengintimidasi. Jabatan mentereng hanya sarana untuk
mengenyahkan. Harta melimpah ruah hanya sarana untuk menista. Jaringan luas hanya sarana
untuk meruntuhkan. Manusia itu makhluk jasmani dan rohani. Jika demikian, modal hard
skill yang berpadu dengan soft skill, itulah yang mengantarkannya pada puncak kesadaran,
bahwa. Kualitas takwa akan teruji ketika sedang sepi dan sendiri. Kualitas iman akan teruji
ketika sedang cemas dan berharap. Kualitas ikhlas akan teruji ketika sedang berjasa dan
kecewa. Kualitas jujur akan teruji ketika sedang susah dan berusaha. Kualitas sabar akan
teruji ketika sedang sakit dan kehilangan. Kualitas peduli akan teruji ketika sedang kere dan
melarat. Kualitas juang akan teruji ketika sedang berat dan dinista. Kualitas sederhana akan
teruji ketika sedang kaya dan berjaya. Kualitas ilmu akan teruji ketika sedang beda dan
memutuskan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah :
1. Apa itu soft skill?
2. Manfaat soft skill
3. Bagaimana Al – Qur’an meningkatkan kemampuan dan soft skill manusia?

C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengerti pengertian, tujuan, dan manfaat memiliki soft skill
2. Mahasiswa dapat mengerti Al- Qur’an telah menjelaskan dan menuntun manusia untuk
berkembang dan memiliki soft skill

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Soft skill


Soft skills merupakan keterampilan dan kecakapan hidup, baik untuk sendiri,
berkelompok, atau bermasyarakat, serta dengan Sang Pencipta. Dengan mempunyai soft skills
membuat keberadaan seseorang akan semakin terasa di tengah masyarakat. Keterampilan
akan berkomunikasi, keterampilan emosional, keterampilan berbahasa, keterampilan
berkelompok, memiliki etika dan moral, santun dan keterampilan spiritual. Semua sifat yang
menyebabkan berfungsinya hard skills yang dimiliki. Soft skills dapat menentukan arah
pemanfaatan hard skills. Jika seseorang memilikinya dengan baik, maka ilmu dan
keterampilan yang dikuasainya dapat mendatangkan kesejahteraan dan kenyamanan bagi
pemiliknya dan lingkungannya. Sebaliknya, jika seseorang tidak memiliki soft skills yang
baik, maka hard skills dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain.
Sedangkan menurut Iyo Mulyono (2011: 99), “soft skills merupakan komplemen dari hard
skills. Jenis keterampilan ini merupakan bagian dari kecerdasan intelektual seseorang, dan
sering dijadikan syarat unutk memperoleh jabatan atau pekerjaan tertentu”. Aribowo
sebagaimana dikutip oleh Illah Sailah (2008: 17), menyebutkan soft skills sebagai berikuti:
Soft skills adalah keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (termasuk
dengan dirinya sendiri). Atribut soft skills, dengan demikian meliputi nilai yang dianut,
motivasi, perilaku, kebiasaan, karakter dan sikap. Atribut soft skills ini dimiliki oleh setiap
orang dengan kadar yang berbeda-beda, dipengaruhi oleh kebiasaan berfikir, berkata,
bertindak dan bersikap. Namun, atribut ini dapat berubah jika yang bersangkutan mau
merubahnya dengan cara berlatih membiasakan diri dengan hal-hal yang baru.
Dari berbagai definisi tersebut dapat dirumuskan bahwa pada dasarnya soft skills merupakan
kemampuan yang sudah melekat pada diri seseorang, tetapi dapat dikembangkan dengan
maksimal dan dibutuhkan dalam dunia pekerjaan sebagai pelengkap dari kemampuan hard
skills. Keberadaan antara hard skills dan soft skills sebaiknya seimbang, seiring, dan sejalan.
Soft skills sendiri merupakan kemampuan seseorang diluar kemampuan teknis dan akademis,
yang lebih mengutamakan pada kemampuan intrapersonal dan interpersonal. Kedua
kemampuan tersebut dapat dimiliki oleh seseorang melalui proses pembelajaran maupun
proses pembiaasan dalam kehidupan sehari-hari.

Secara garis besar, kemampuan intrapersonal mencakup  beberapa aspek, yaitu:


1. Kesadaran diri (self awareness), yang didalamnya meliputi: kepercayaan diri,
kemampuan untuk melakukan penilaian dirinya, pembawaan, serta kemampuan
mengendalikan emosional.
2. Kemampuan diri (self skill), yang didalamnya meliputi: upaya peningkatan diri, kontrol
diri, dapat dipercaya, dapat mengelola waktu dan kekuatan, proaktif, dan konsisten.

Sedangkan kemampuan interpersonal juga mencakup beberapa aspek yaitu:


1. Aspek kesadaran sosial (social awareness), yang meliputi kemampuan kesadaran politik,
pengembangan aspek-aspek yang lain,  berorientasi untuk melayani, dan empati.
2. Aspek kemampuan sosial (social skill), yang meliputi kemampuan memimpin,
mempunyai pengaruh, dapat berkomunikasi, mampu mengelola konflik, kooperatif
dengan siapapun, dapat bekerja sama dengan tim, dan bersinergi.

3
B. Macam – Macam Soft Skill

1. Etika/professional
Islam melarang umatnya bermalas-malasan. Islam justru mewajibkan umatnya untuk bekerja
dan berkarya untuk kemashlahatan umat manusia. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa
rasulullah saw pernah mencium tangan seorang laki-laki yang kasar akibat bekerja keras.
Rasulullah juga mengatakan bahwa tangan laki-laki ini tidak akan tersentuh api neraka.

Allah swt berfirman:


‫هّٰللا‬
ۡ‫ش َها َد ِة فَيُنَبُِّئ ُكمۡ بِ َما ُك ۡنتُم‬ ِ ‫ستُ َرد ُّۡونَ اِ ٰلى ٰعلِ ِم ۡال َغ ۡي‬
َّ ‫ب َوال‬ َ ‫س ۡولُ ٗه َو ۡال ُم ۡؤ ِمنُ ۡونَ‌ؕ َو‬ َ َ‫اع َملُ ۡوا ف‬
ُ ‫سيَ َرى ُ َع َملَ ُكمۡ َو َر‬ ۡ ‫َوقُ ِل‬
‌َ‫ت َۡع َملُ ۡو ۚن‬
dan katakanlah: “bekerjalah kamu, maka allah dan rasul-nya serta orang-orang mukmin akan
melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (allah) yang mengetahui akan
yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-nya kepada kamu apa yang telah kamu
kerjakan.” (at-taubah [9]: 105).

Rasulullah saw bersabda :

‫ساَل ُم َكانَ يَْأ ُك ُل ِمنْ َع َم ِل‬


َّ ‫ط َخ ْي ًرا ِمنْ َأنْ يَْأ ُك َل ِمنْ َع َم ِل يَ ِد ِه وَِإنَّ نَبِ َّي هللاِ دَا ُو َد َعلَ ْي ِه ال‬
ُّ َ‫َما َأ َك َل َأ َح ٌد طَ َعا ًما ق‬
‫يَ ِد ِه‬
“tidaklah sekali-kali seseorang makan makanan yang lebih baik daripada makan dari hasil
kerja tangannya sendiri, dan sesungguhnya nabiyullah daud juga makan dari hasil kerja
tangannya sendiri,” (HR. Bukhari)
Karena pentingnya bekerja dalam Islam, maka ada etika atau adab-adab tersendiri dalam
bekerja, di antaranya:
a. Bekerja dengan niat ikhlas karena Allah
b. Bekerja dengan sebaik-baiknya (Ihsanul Amal)
c. Bekerja dengan profesional (Itqanul Amal)
d. Bekerja tanpa melanggar prinsip-prinsip syari’ah.
e. Jujur dan amanah
f. Menghindari perkara syubhat.
g. Menjaga etika sebagai seorang Muslim dengan menjaga cara berbicara, berpakaian,
bergaul dan lain-lain.

2. Kepemimpinan
Dalam pandangan  Islam tidak jauh berbeda dengan model kepemimpinan pada
umumnya, karena prinsip-prinsip dan sistem-sistem yang digunakan terdapat beberapa
kesamaan.kepemimpinan dalam islam  pertama kali dicontohkan oleh Rasulullah SAW,
kepemimpinan Rasulullah tidak bisa dipisahkan dengan fungsi kehadirannya sebagai
pemimpin spiritual dan masyarakat. Prinsip dasar kepemimpinan beliau adalah keteladanan.
Dalam kepemimpinannya mengutamakan uswatun hasanah pemberian contoh kepada para
sahabatnya yang dipimpin. Rasulullah memang memiliki kepribadian yang sangat agung
yang di berikan allah kepadanya

4
Di dalam Al-Qur;an disebutkan :

‫سنَةٌ لِّ َم ۡن َكانَ يَ ۡر ُجوا هّٰللا َ َو ۡاليَ ۡو َم ااۡل ٰ ِخ َر َو َذ َك َر هّٰللا َ َكثِ ۡي ًرا‬ ‫هّٰللا‬
ُ ‫لَقَ ۡد َكانَ لَ ُكمۡ فِ ۡى َر‬
َ ‫س ۡو ِل ِ اُ ۡس َوةٌ َح‬
Artinya: "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Raslullh itu suri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allh dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia
banyak menyebut Allah [al-Ahzb/33:21]

3. Kreativitas
Ayat-ayat Alquran sebagai teks sumber Wahyu mampu memberikan inspirasi bagi manusia
untuk menjawab berbagai persoalan dan tantangan hidup sehingga mendorong manusia untuk
terus melakukan perubahan kreativitas dan inovasi tantangan untuk membuat suatu inovasi
tidak diungkapkan secara eksplisit melainkan dengan menggunakan qarinah indikator-
indikator yang menegaskan pentingnya tindakan inovasi inovasi adalah usaha untuk membuat
sesuatu yang baru tanpa meniru. Inovasi dalam bahasa Arab disebut ibdaa', bermakna bada'a
asy syai', yabda'uhu bad'an wa ibtidaa'uhu artinya mengadakan dan memulai sesuatu
menemukan sesuatu yang tidak ada pendahulunya dan rekayasa yang tidak ada contoh
sebelumnya. Inovasi adalah hasil dari proses kreatifitas manusia untuk mencipta sesuatu yang
baru yang tidak ada sebelumnya.
Allah juga mendorong agar kaum muslimin memiliki kompetensi perubahan secara massif
berupa kreatifitas dan inovaai. Sebagaimana diinspirasikan pada individu dan kelompok
masyarakat untuk turut melakukan perubahan.
Sebagaimana Firman-Nya.:
‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬
ِ ُ‫لَ ٗه ُم َعقِّ ٰبتٌ ِّم ۢنْ بَ ْي ِن يَ َد ْي ِه َو ِمنْ َخ ْلفِ ٖه يَ ْحفَظُ ْونَ ٗه ِمنْ اَ ْم ِر ِ ۗاِنَّ َ اَل يُ َغيِّ ُر َما بِقَ ْو ٍم َح ٰتّى يُ َغيِّ ُر ْوا َما بِا َ ْنف‬
‫س ِهۗ˜ ْم‬
‫هّٰللا‬
ٍ ‫س ۤ ْو ًءا فَاَل َم َر َّد لَ ٗه ۚ َو َما لَ ُه ْم ِّمنْ د ُْونِ ٖه ِمنْ َّو‬
‫ال‬ ُ ‫َواِ َذٓا اَ َرا َد ُ بِقَ ْو ٍم‬

“Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan
belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan
mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan
apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat
menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (QS. Ar-Ra'd, Ayat 11

4. Inisiatif
Berinisiatif artinya senantiasa berbuat sesuatu yang sifatnya produktif. Berinisiatif
menuntut sikap bekerja keras dan etos kerja yang tinggi. Perhatikan firman Allah berikut ini.

‫ ثُ َّم يُ ْجزَ ٰىهُ ٱ ْل َجزَٓا َء ٱَأْل ْوفَ ٰى‬, ‫س ْوفَ يُ َر ٰى‬ َ َّ‫ َوَأن‬, ‫س َع ٰى‬
َ ُ‫س ْعيَهۥ‬ َ ‫َوَأن لَّ ْي‬
َ ٰ ‫س لِِإْل ن‬
َ ‫س ِن ِإاَّل َما‬
Artinya: “39. dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah
diusahakannya, 40. dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya). 41.
Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna.” (QS An
Najm : 39-41)

5
5. Kemampuan berkomunikasi
Ada beberapa prinsip komunikasi Islam yang harus diperhatikan apabila kita
berkomunikasi dengan orang lain.

1. Pertama, qaulan sadiddan, yaitu prinsip komunikasi yang mengutamakan kejujuran,


mengatakan  kebenaran sesuai fakta, akurasi, obyektif, dan tidak manipulatif yang
membohongi khalayak.
2. Kedua, qaulan balighan, yaitu prinsip komunikasi yangtepat lugas (komunikatif),
fasih,dan jelas maknanya.
3. Ketiga, qaulan maysuran, bermakna ucapan yang mudah dicerna, dimengerti khalayak,
atau dengan kata lain ketika berkomunikasi menggunakan kata-kata yang menyenangkan
atau menggembirakan orang lain.
4. Keempat, qau/an layyinan, yaitu prinsip komunikasi yang mengedepankan persuasi-
solusi dengan kata-kata yang lemah lembut, tidak provokatif. tidak menjatuhkan martabat
orang lain.
5. Kelima, qau/an kariman, yaitu prinsip menjalin relasi yang baik dan membangun tata
krama dan etiket-etiket dalam berkomunikasi.
6. Keenam, qau/an ma’rufan, yaitu prinsip menyosialisasikan dan mengajak pada kebaikan.
Ketujuh, diskusi atau berdebat dengan cara yang baik,jangan sampai diskusi
menimbulkan perpecahan di kalangan masyarakat.

Komunikasi yang kita lakukan pada orang lain merupakan “presentasi diri” kita kepada
orang lain. Erving Goffman dalam buku The Presentation of Se/fin Everyday Life (1961)
membuat metafora kehidupan sosial sebagai panggung pertunjukan. Artinya, ketika kita
berkomunikasi atau berinteraksi dengan orang lain di media sosial dengan menggunakan
kata-kata yang kurang sopan, memfitnah, merendahkan orang lain, itu merupakan “gambaran
diri” atau “konsep diri” kita kepada orang lain. lmpresi atau kesan seperti itulah yang ingin
kita tanamkan kepada orang lain

6. Berpikir Kritis

QS. Ali Imran ayat 159.  Yang memiliki arti:

ْ ‫ضوا ِمنْ َح ْولِكَ ۖ فَاعْفُ َع ْن ُه ْم َوا‬


‫ستَ ْغفِ ْر لَ ُه ْم‬ ِ ‫فَبِ َما َر ْح َم ٍة ِمنَ هَّللا ِ لِ ْنتَ لَ ُه ْم ۖ َولَ ْو ُك ْنتَ فَظًّا َغلِيظَ ا ْلقَ ْل‬
ُّ َ‫ب اَل ْنف‬
َ‫َوشَا ِو ْر ُه ْم ِفي اَأْل ْم ِر ۖ فَِإ َذا َعزَ ْمتَ فَت ََو َّك ْل َعلَى هَّللا ِ ۚ ِإنَّ هَّللا َ يُ ِح ُّب ا ْل ُمتَ َو ِّكلِين‬
“Maka disebabkan karena rahmat dari Allah lah kamu berlaku lemah lembut terhadap
mereka.  Sekiranya kami bersikap keras lagi berhati kasar. Tentulah mereka akan
menjauhkan diri dari sekelilingmu.  Maka dari itu maafkanlah mereka.  Mohonkan lah
ampun bagi mereka dan bermusyarwarahkanlah dengan mereka dalam urusan itu.
Kemudian jika kamu telah membulatkan tekad, maka bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah SWT menyukai hambanya yang bertawakal kepadanya.  Untuk
kandungan dalam ayat di atas adalah memecahkan masalah dengan cara lemah lembut.
Menyelesaikan masalah dengan musyawarah.  Dan jangan lupa untuk bertaqwa

6
Selain dari QS. Ali imran ayat 159 anda juga bisa mendapatkan pembelajaran dari QS ali
imran ayat 190 – 191.

ِ ‫ت ُأِلولِي اَأْل ْلبَا‬


َ ‫ الَّ ِذينَ يَ ْذ ُكرُونَ هَّللا‬. ‫ب‬ ٍ ‫ف اللَّ ْي ِل َوالنَّ َها ِر آَل يَا‬ ِ ‫ت َواَأْل ْر‬
ْ ‫ض َو‬
ِ ‫اختِاَل‬ ِ ‫س َما َوا‬
َّ ‫ق ال‬ ِ ‫ِإنَّ فِي َخ ْل‬
َ‫س ْب َحانَك‬ُ ‫اطاًل‬ ٰ
ِ َ‫ض َربَّنَا َما َخلَ ْقتَ َه َذا ب‬ ‫َأْل‬
ِ ‫ت َوا ْر‬ ِ ‫اوا‬ َ ‫س َم‬
َّ ‫ق ال‬ ِ ‫ِقيَا ًما َوقُ ُعودًا َو َعلَ ٰى ُجنُوبِ ِه ْم َويَتَفَ َّكرُونَ ِفي َخ ْل‬
َ ‫فَقِنَا َع َذ‬
‫اب النَّا ِر‬

“Sesungguhnya dalam menciptakan langit dan bumi, serta pergantian malam dan siang.
Terdapat tanda – tanda kebesaran Allah.  Sehingga bagi orang – orang berakal yaitu orang
– orang yang senantiasa mengingat Allah dalam keadaan berdiri.  Dan duduk atau
berbaring dan selalu memikirkan penciptaan langit dan bumi.  (sambil berkata) “yang
Tuhan kami, Tidak engkaulah yang menciptakan semua ini  dengan sia – sia.  Maha suci
engkau, lindungilah kami dari siksa api neraka.

Dalam surat ali imran ayat 190 menjelaskan bahwa dalam penciptaan langit dan bumi dan
pergantian malam dan siang.  Mengandung tanda – tanda kebesaran Allah Swt.
Sedangkan untuk ayat yang ke 191, orang – orang berakal adalah orang – orang yang
senantiasa mengingat Allah swt dalam keadaan apapun.

Berikut ini adalah manfaat dari berfikir kritis :

1. Semakin bersemangat dalam mengumpulkan bekal untuk kehidupan di akhirat


2. Dapat menangkap makna dan hikmah di balik semua ciptaan Allah Swt
3. Semakin termotivasi untuk menjadi orang yang visioner
4. Mampu mengembangkan IPTEK dengan mengambil inspirasi dari segala ciptaan
Allah Swt
5. Semakin bertambah kenyakinan tentang adanya hari pembalasan
6. Dapat mengoptimalkan pemanfaatan alam untuk kepentingan umat manusia
7. Semakin bersyukur kepada Allah Swt atas segala anugerah yang diberikan
8. Menemukan jawaban dari misteri penciptaan melalui penelitian

Sikap dan perilaku terpuji dari berfikir kritis :

a. Senantiasa berfikir jauh ke depan dan makin termotivasi untuk menjadi orang yang
visioner
b. Dapat membaca dan menganalisa gejala alam untuk mengantisipasi terjadinya
bahaya
c. Mampu mengoptimalkan pemanfaatan alam dengan ramah untuk kepentingan umat
manusia
d. Menjadikan ayat – ayat al qur’an secara lebih mendalam bersama para pakar di
bidang masing – masing.
e. Senantiasa bersyukur atas anugerah alam semesta bagi manusia
f. Senantiasa bersyukur atas anugerah akal sehat.

7
7. Problem Solving
Kuncinya  “Jika seseorang sudah mampu memecahkan masalah yang ada di dalam
dirinya terlebih dahulu maka kemungkinan orang tersebut akan terhindar dari strez dan
defresi” Kemampuan mememecahan masalah ini yang harus kita miliki, karena seperti
yang sudah di jelaskan tadi hal ini sangat berkaitan erat dengan kesehatan jiwa kita dan
kesehatan jiwa erat  pula kaitannya dengan ketenangan jiwa kita loh. Dan dalam ajaran
Islam sebenarnya pemecahan masalah itu sudah di jelaskan dalam Al-Qur’an,
1. Menyakini bahwa masalah itu sebenranya adalah cara Tuhan untuk menguji hambanya,
kenapa manusia di uji?karena Tuhan ingin tahu sampai dimana kadar keimanan kita. Lalu
setelah di uji maka akan muncul di dalam diri kita sebuah kesadaran bahnya diri kita
adalah hamba yang lemah tanpa pertolongannya. Tuhan tidak pernah memberikan
masalah kepada hambanya tanpa dia memberikan solusinya.
2. Kita harus  tahu apa yang menyebabkan masalah itu terjadi, sejak kapan munculnya dan
kenapa bisa terjadi?jika sudah tahu permasalahannya, apakah kita akan menganggap
masalah itu besar atau kecil tergantung kita loh sebenarnya, dan kita sadar bahwa hidup
itu pilihan.
3. Hal yang sering saya lakukan adalah menuliskan masalah yang sedang saya hadapi, dan
jika di kira masalah itu sulit di selesaikan terkadang saya tidak memfokuskan diri
terhadap masalh yang sedang di hadapi atau sering saya sebut proses pengalihan diri dan
melakukan kesibukan yang lain..saya menempelkan kata-kata yang memotifasi diri di
dinding kamar saya, jadi ketika saya sedang di hadapi kepada permasalahn saya selalu di
sadarkan dengan tulisan itu dan ini menurut saya sangat penting.
4. Ketika kita sudah memilih untuk memecahkan masalah, laksanakan dan konsisten
5. Menanamkan “Kesadaran diri” dengan memperbaiki diri kita, karena jika kita
memfokuskan kepada masalah kita, masalah bukan malah selesai, akan tetapi akan
tambah rumit. Fokuslah ke dalam diri, ini lebih kepada intropeksi, dan menyadari bahwa
hidup itu adalah fokus menempuh perjalanan spiritual bukan pada masalahnya (Pasrah
Total).

Keterampilan-keterampilan tersebut umumnya berkembang dalam kehidupan


bermasyarakat. Fakta-fakta yang ada di dalam kehidupan saat ini:
1. Terjadi perubahan kehidupan bermasyarakat sebagai dampak dari perkembangan
teknologi dan lingkungan sosial telah mempersempit kesempatan mengembangkan
keterampilan sosial.
2. Penyesuaian diri terhadap persaingan hidup (baik kehidupan pribadi maupun dunia kerja)
menuntut dikuasainya keterampilan (hard maupun soft).
3. Pembelajaran tradisional yang lebih banyak dilakukan dengan satu arah, kurang
memfasilitasi berkembangnya soft skills ini.

8
C. Manfaat Soft skills

1. Mempunyai banyak Relasi

Kita bisa mempunyai banyak teman dan channel atau relasi dengan memiliki soft skill yang
baik. Dengan mempunyai banyak relasi, kita akan mudah dalam meminta bantuan untuk
mengembangkan bisnis dan usaha.

2. Mengembangkan Otak Kanan

Dengan soft skill, kita bisa lebih mengembangkan otak kanan, untuk mengelola emosi dan
bisa membuat kita berpikir kreatif dan inovatif dalam bekerja.

3. Membantu Mencapai Jenjang Karir

Memiliki banyak kemampuan personal membantu kita cepat mencapai jenjang karir yang kita
inginkan karena dengan mampu berpikir kritis dan analisis. Kita bisa menyelesaikan masalah
dengan cepat dan tepat disaat terjadi suatu konflik, sehingga menjadi poin tambahan untuk
kita.

4. Kestabilan Emosi dan Kesehatan

Stabilnya emosi kita termasuk dengan banyak tersenyum dan jarang sekali marah bisa
membuat kesan baik terhadap diri kita. Tidak hanya itu, kita juga akan terhindar dari penyakit
atau sulit sekali terserang penyakit, karena perasaan yang positif dan bahagia tanpa menyakiti
orang lain.

5. Mengendalikan Mood atau Perasaan

Selain itu, kita bisa mengendalikan mood kita dalam menjalani pekerjaan dan bersosialisasi,
sehingga membantu kita untuk tetap bersemangat.

9
D. Al-Qur’an Meningkatkan Kemampuan dan Soft Skill Manusia

Begitu istimewa dan beragamnya kecerdasan manusia dan begitu banyak pula sisi-
sisi lainnya yang belum terkuak, bukti bahwa kita masih belum begitu memperhatikan
kecerdasan- kecerdasan yang lain, selain IQ, Peserta didik biasa dites IQ nya tapi dengan
sedikit sekali kekecualian tidak pernah diberi tes- tes kecerdasan yang lainnya, seperti El dan
SI. Dalam sistem pendidikan di Indonesia, siswa yang cerdas adalah siswa yang nilai- nilai
rapor sekolah atau Indeks prestasinya tingi. Sementara sikap, kreativitas, kemandirian, emosi
dan spiritualitas belum mendapat penilaian yang proporsional. Betapa pentingnya kecerdasan
emosi (EQ), yang telah dianggap banyak orang sebagai penentu keberhasilan. Hal tersebut
juga terbukti secara ilmiah bahwa kecerdasan emosi memegang peranan yang sangat penting
dalam mencapai keberhasilan di segala bidang.

Adapun Sikap baik seperti integritas, inisiatif, motivasi, etika, kerja sama dalam tim,
kepemimpinan, kemauan belajar, komitmen, mendengarkan, tangguh, fleksibel, komunikasi
lisan, jujur, berargumen logis, dan lainnya, yang dibutuhkan oleh semua kalangan adalah
atribut Soft Skill. Konsep tentang Soft Skill sebenarnya merupakan pengembangan dan i
konsep yang selama ini dikenal dengan istilah kecerdasan emosional (emotional intelligence).
Soft Skill sendiri diartikan sebagai kemampuan diluar kemampuan teknis dan akademis, yang
lebih mengutamakan kemampuan intra dan interpersonal.

Dalam Al-Qur'an, hal- hal yang berhubungan dengan pendidikan Soft Skill
(Emotional Intelligence) adalah konsistensi (Istiqomah), kerendahan hati (Tawadlu),
ketulusan / sincerety (keikhlasan), totalitas (Kaffah), integritas dan penyempurnaan (Ihsan)
semua itu dinamakan Akhlakul Karimah. Dalam kecerdasan emosi, semua itu dijadikan
sebagai tolak ukur dan i pendidikan Soft Skill (EQ) seperti integritas, komitmen, konsistensi,
sincerety, totalitas. Oleh karena itu, kecerdasan emosi (Soft Skill) sebenamya adalah akhlak
di dalam agama islam dimana hal ini telah diajarkan oleh Al- Qur'an.

Tujuan pendidikan Islam secara garis besarnya adalah membina manusia agar menjadi
hamba Allah yang baik dalam seluruh aspek kehidupan, perbuatan, pikiran dan perasaannya.
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang dikenal anak. Di dalam keluarga seorang anak
mengenal dan mengetahui bahwa ada individu lain selain dirinya. Sesuai dengan firman
Allah dalam Q.S At-Tahrim/66: 6.

ٌ‫ارةُ َعلَ ْي َها َم ٰلَِٓئ َكةٌ ِغاَل ظ‬ ۟ ُ‫ٰيََٓأيُّ َها ٱلَّ ِذينَ َءا َمن‬
َ ُ‫وا قُ ٓو ۟ا َأنف‬
ُ َّ‫س ُك ْم َوَأ ْهلِي ُك ْم نَا ًرا َوقُو ُدهَا ٱلن‬
َ ‫اس َوٱ ْل ِح َج‬
َ‫صونَ ٱهَّلل َ َمٓا َأ َم َر ُه ْم َويَ ْف َعلُونَ َما يُْؤ َم ُرون‬ ُ ‫شدَا ٌد اَّل يَ ْع‬
ِ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar,
keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-nya kepada mereka dan
selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”

10
Ayat di atas memberi tuntunan kepada kaum beriman agar memelihara diri antara lain
dengan meneladani Nabi dan juga memelihara keluarga mereka yakni istri, anak-anak dan
seluruh yang berada di bawah tanggung jawab mereka dengan membimbing dan mendidik
mereka agar mereka semua terhindar dari api neraka. Perintah ini dapat dilakukan salah
satunya dengan melakukan pendidikan agama di dalam keluarga. Orang tua setidaknya
memberikan bekal hidup bagi anak-anak mereka, dengan bekal yang baik seorang anak
diharapkan dapat bersikap dan berperilaku yang baik pula. Perlu ditekankan kembali bahwa
orang tua mempunyai pengaruh terhadap masa depan anak dalam berbagai tingkatan umur
mereka, dari masa anak-anak hingga remaja, sampai beranjak dewasa, baik dalam
mewujudkan masa depan yang bahagia dan gemilang maupun masa depan yang sengsara dan
menderita.
Dari pengertian-pengertian antara soft skills, macam-macamnya, dan manfaat soft
skill yang telah dijelaskan di atas, dapat disimpulkan bahwa di penjelasan mengacu pada
implikasi yang sama yaitu menekankan kepada bagaimana seharusnya seseorang itu bersikap
baik terhadap dirinya sendiri, maupun terhadap Tuhan dan orang lain. Pembagian Soft Skills
Sebagaimana yang telah diuraikan, soft skills merupakan keterampilan seseorang yang
berhubungan dengan orang lain (interpersonal skills), dan keterampilan dalam mengatur
dirinya sendiri (intrapersonal skills), yang mampu mengembangkan unjuk kerja secara
maksimal.
Agus Wibowo dan hamrin dalam buku mereka “Menjadi Guru Berkarakter mengutip
pendapat Muqowim (2012)” bahwa di antara contoh intrapersonal skills adalah: jujur,
bertanggung jawab, toleransi, menghargai orang lain, kemampuan bekerja sama, bersikap
adil, kemampuan mengambil keputusan, kemampuan memecahkan masalah, kemampuan
mengelola perubahan, mengelola stres, mengelola waktu dan kemampuan melakukan
transpomasi diri.Sedangkan, Ramayulis berpendapat bahwa soft skills dapat dibagi kepada:
a. Kompetensi Kepribadian atau intrapersonal skills, yaitu kemampuan mengelola diri
secara tepat berupa:
 Bertindak sesuai norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan
 Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa.
 Menampilkan diri sebagai pribadi yang beriman, Islam dan Ihsan, berakhlak mulia,
bertakwa, dan menjadi teladan.
 Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, percaya diri, dan mandiri secara
profesional.
b. Kompetensi Sosial atau interpersonal skills, yaitu kemampuan membangun relasi dengan
orang lain secara efektif berupa: Kecakapan berkomunikasi, yaitu keterampilan seseorang
menyampaikan pesan dan komunikator kepada komunikan dengan media tertentu
sehingga bisa dipahami secara mudah.

11
Dalam berkomunikasi ada beberapa prinsip yang harus dipahami, yaitu:
Respeck (menghargai orang lain), Empathy (kemampuan untuk
mendengarkan/mengerti sebelum didengarkan/dimengerti orang lain, Audible (pengunaan
media yang dapat dipahami/didengar oelah orang lain), Clarity (kejelasan pesan: tidak multi
tafsir), Humble (sikap rendah hati: melayani, menghargai, mau mendengar, mau menerima
kritik, tidak memandang remeh pihak lain, berani mengakui kesalahan, rela memaafkan,
lemah lembut, pengendalian diri, menggutamakan kepentingan lebih besar). Perintah tolong-
menolong dalam kebaikan dan takwa adalah termasuk pokok-pokok petunjuk sosial dalam al-
qur an. Karena Allah mewajibkan kepada manusia agar memberi bantuan satu sama lain
dalam mengerjakan apa saja yang berguna bagi umat manusia, baik pribadi maupun
kelompok, baik dalam perkara agama maupun dunia. Adapun surah yang memerintahkan
agar manusia bekerja sama dalam kebaikan sebagaimana yang terdapat dalam,
Q.S Al-Maidah/5:2

ِ ‫ش ِدي ُد ٱ ْل ِعقَا‬
‫ب‬ ۟ ُ‫وا َعلَى ٱِإْل ْث ِم َوٱ ْل ُعد ٰ َْو ِن ۚ َوٱتَّق‬
َ َ ‫وا ٱهَّلل َ ۖ ِإنَّ ٱهَّلل‬ ۟ ُ‫َواَل تَ َعا َون‬

Artinya: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan
jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada
Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.”

12
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pembahasn diatas dapat kami simpulkan bahwa soft skill sangat penting dimiliki
oleh seseorang. Allah telah menjelaskan di ayat-ayat Al – Qur’an bahwa memiliki soft skill
sangat dibutuhlan dan harus dimiliki oleh umat-umatnya.
Saran
Inilah yang dapat kami paparkan dalam makalah ini, yang tentunya pembahasan
tentang soft skill di sini masih sangat sedikit, serta perlu diperdalam dan diperluas lagi. Dan
untuk memperluas serta mendalaminya itu butuh waktu yang lama dan dosen yang benar-
benar paham dan mengerti tentang materi ini dan membutuhkan referensi yang banyak pula.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://www.dakwatuna.com/2014/06/20/53476/soft-skill-kunci-sukses-dunia-dan-akhirat/
#ixzz6alLmJpP4
https://kumparan.com/aji-muttaqin/pendidikan-karakter-didalam-al-qur-an/full
http://docplayer.info/74709305-Soft-skills-dalam-perspektif-surat-al-nur-dan-implikasinya-
dengan-pendidikan-agama-islam-dalam-keluarga-skripsi.html
http://digilib.uinsby.ac.id/21627/

14

Anda mungkin juga menyukai