Anda di halaman 1dari 24

EVALUASI TABLET EFERVESENT MENGANDUNG

EKSTRAK BIJI ANGGUR (VITIS VINIFERA L.)


SEBAGAI NUTRASI

DISUSUN OLEH :

Dzakiatul Munawarah 1848201110038


Khafifah Nanda Permata Sari 1848201110059
Najlawati 1848201110092
Raudatunnisa 1848201110122
Siti Fatimah Noor Minal Jannah 1848201110140
Yoga Septiawan 1848201110158

PROGRAM STUDI S1 FARMASI FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN

FAKULTAS FARMASI

2021
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN 2
II. DASAR TEORI 3
III. METODE DAN CARA KERJA 8
A. BAHAN.................................................................................................................8
B. METODE..............................................................................................................9
a. Persiapan Tablet Effervescent.........................................................................9
b. Evaluasi Butiran Berbuih..............................................................................10
C. Evaluasi Tablet Effervescent.........................................................................11
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 13
A. Persiapan tablet effervescent.............................................................................13
B. Uji granul tablet effervecen...............................................................................13
1. Laju aliran butiran.............................................................................................13
2. Sudut istirahat...................................................................................................14
3. Rasio Hausner dan indeks kompresibilitas......................................................14
4. Konten kelembaban...........................................................................................14
5. Penampilan tablet effervescent GSE.................................................................15
6. Penampilan larutan effervescent GSE..............................................................15
7. Keseragaman ukuran.........................................................................................15
8. Keseragaman berat............................................................................................15
9. Uji kekerasan......................................................................................................16
10. Uji kerapuhan.................................................................................................16
11. Waktu berbuih................................................................................................16
12. pH....................................................................................................................17
13. Kandungan fenol total....................................................................................17
14. Studi hedonis...................................................................................................18
V. KESIMPULAN 20
DAFTAR PUSTAKA 21

1
I. PENDAHULUAN
Saat ini, masyarakat semakin peduli dengan kesehatannya, oleh karena itu
mencari metode untuk menjaga kesehatan mereka; salah satu dari ini metode
adalah konsumsi nutraceuticals.Istilah "nutraceutical," kombinasi dari kata
"nutrisi" dan "farmasi," adalah pertama kali diperkenal kan padat ahun 1989
oleh Stephen DeFelice, MD, seorang peneliti dan ketuadari Foundation for
Innovation in Medicine. Menurut DeFelice, nutraceutical adalah makanan (atau
bagian dari makanan) yang memberikan manfaat medis atau kesehatan,
termasuk pencegahan dan / atau pengobatan penyakit [1]. Anggur adalah buah
dengan banyak kesehatan manfaat.Biji anggur memiliki banyak polifenol yang
berfungsi sebagai antioksidan dan sekaligus menyediakan agen anti kanker
pelindung jantung [2].Studi sebelumnya menyebutkan bahwa dosis 300 mg /
hari Ekstrak biji anggur (GSE) dapat menurunkan angka tekanan darah pada
pasien dengan prehipertensi [3].Mengingat manfaat GSE, itu bias digunakan
untuk merumuskan produk nutraceutical inovatif seperti tablet effervescent.

Tablet effervescent dipilih karena bias digunakan untuk membuat solusi


dengan rasa yang enak, menutupi kepahitan GSE .Itu gelembung yang
disebabkan oleh adanya karbonat dapat meningkatkan rasa dari beberapa bahan
aktif dalam tablet effervescent [4]. Saat ditempatkan dalam air, tablet
effervescent dengan cepat membentuk larutan bening [4].Pada penelitian ini
tablet effervescent GSE dibuat dengan cara basah metode granulasi dengan
konsentrasi effervescent yang berbeda campuran: 50% untuk Formula 1 (F1),
60% untuk Formula 2 (F2), dan 70% untukRumus 3 (F3). Granul effervescent
dievaluasiuntukbeberapa parameter seperti laju aliran, indeks kompresibilitas,
rasio Hausner, sudut istirahat, dan kelembaban butiran.Berbuih tablet
dievaluasi untuk keseragaman berat dan ukuran, kekerasan, kerapuhan, waktu
pelarutan, dan pH larutan. Selain itu, semuanya tiga formulasi tablet dan
larutan effervescent GSE diuji oleh panelis untuk penampilan, rasa, dan rasa.
Sediaan tablet effervescent lebih disukai masyarakat karena disamping
menghasilkan larutan jernih, tablet effervescent juga menghasilkan rasa yang
enak dan menyegarkan karena adanya karbonat yang membantu memperbaiki
rasa pada beberapa obat tertentu (Banker and Anderson, 1986). Di masyarakat
Indonesia sendiri, tablet effervescent banyak digunakan sebagai food
suplement (energy drink) atau minuman penambah tenaga.Jika suatu obat anti
anemia defisiensi besi diberikan dalam bentuk effervescent, tentunya akan
lebih disukai karena rasa yang enak dan cocok bagi anak-anak.

II. DASAR TEORI


Tablet effervescent merupakan salah satu bentuk sediaan tablet yang
dengan cara pengempaan bahan-bahan aktif dengan campuran asam-asam
organik, seperti asam sitrat atau asam tartrat dan natrium bikarbonat. Bila tablet
ini dimasukkan kedalam air, mulailah terjadi reaksi kimia antara asam dan
natrium bikarbonat sehingga terbentuk garam natrium dari asam dan
menghasilkan gas karbon dioksida serta air. Reaksinya cukup cepat dan
biasanya berlangsung dalam waktu satu menit atau kurang.Disamping
menghasilkan larutan yang jernih, tablet juga menghasilkan rasa yang enak
Karena adanya karbonat yang dapat membantu memperbaiki rasa obat-obat
tertentu (Banker dan Anderson, 1986).

3
Bahan baku yang digunakan pada proses pembuatan tablet effervescent
adalah sebagai berikut: sumber asam meliputi food acid yaitu bahan yang
mengandung asam atau yang dapat membuat suasana asam pada campuran
effervescent seperti asam sitrat, asam tartrat,asam malat, asam suksinat dan
asam fumarat. Asam-asam ini sangat penting dalam pembuatan tablet
effervescent, jika direaksikan dengan air bahan tersebut akan terhidrolis
kemudian akan melepaskan asam yang dalam proses selanjutnya akan bereaksi
dengan bahan-bahan karbonat. Garam-garam effervescent biasanya diolah dari
suatu kombinasi asam sitrat dan asam tartrat, karena penggunaan bahan asam
tunggal saja akan menimbulkan kesulitan dalam pembentukan granul. Apabila
asam tartrat sebagai asam tunggal, granul yang dihasilkan akan rapuh dan
menggumpal. Bila asam sitrat saja akan menghasilkan campuran lekat dan
sukar menjadi granul. Keistimewaan dalam pengolahan granul dalam metode
peleburan ialah penggunaan kombinasi asam sitrat dan asam tartrat
(Ansel,1981).
Nutrisi adalah salah satu komponen penting yang menunjang
kelangsungan proses tumbuh kembang. Selama masa tumbuh kembang, anak
sangat membutuhkan zat gizi seperti protein, karbohidrat, lemak,
mineral,vitamin, dan air. Apabila kebutuhan tersebut kurang terpenuhi, maka
proses tumbuh kembang selanjutnya dapat terhambat (Hidayat, 2006).
Nutrisi berfungsi menghasilkan energy bagi fungsi organ, gerak dan fungsi
fisik, sebagai bahan dasar untuk pembentukan dan perbaikan jaringan sel-sel
tubuh dan sebagai pelindung dan pengatur suhu tubuh (Tarwoto&Wartonah,
2006).
Nutrisi adalah elemen yang dibutuhkan untuk proses dan fungsi tubuh.
Kebutuhan energy didapatkan dari berbagai nutrisi, seperti:
karbohidrat,protein, lemak, air, vitamin, dan mineral (A. P. Potter & Perry,
2010).
Pada umumnya biji anggur mengandung 74 -78% oligometrik
proantosianidin dan kurang dari 6% berat kering ekstrak biji anggur

4
mengandung flavonoid .Proantosianidin biji anggur merupakan kelompok dari
polifenolik bioflavonoid.Warna kemerah-merahan dan rasa astringen biji
anggur dapat mengindikasi bahwa biji anggur kaya akan komponen polifenol
terutama proantosianidin (Perumalla dan Hettiarachchy, 2011).
Biji angggur mengandung 40% serat, 16% minyak, 11% protein, dan 7%
fenol kompleks. Senyawa fenolik pada biji anggur dapat digunakan sebagai
senyawa anti bakteri untuk menghambat beberapa bakteri patogen (Jaya
prakasha dkk., 2002).
Biji anggur kaya akan komponen monomer fenolik seperti katekin,
epikatekin, epikatekin-3-O-gallat, dan proantosianidin (pada bentuk dimetrik,
trimetrik, dan tetrametrik) yang memiliki efek mutagenic dan antivirus (Kim
dkk.,2006).

GSE : Grape seed extract, Antioksidan yang tersimpan dalam biji anggur
meliputi asam fenol, antosianin, proantosianidin, dan flavonoid.

Citric acid : Asam sitrat adalah asam tribasik hidroksi yang berbentuk
granula atau bubuk putih, tidak berbau, dan berfungsi sebagai pemberi rasa
asam dengan rumus C6H8O7, serta cepat larut dalam air terutama air dingin.

5
Tartaric acid : Asam tartrat sebagai sumber asam memiliki sifat hablur
yang tidak berwarna atau serbuk putih, tidak berbau, rasa sangat asam.
Memiliki kelarutan tinggi dalam air, mudah larut dalam etanol 95%, dan
sukar larut dalam eter (Mohrle, 1989). Pada suhu 20°C kelarutannya 139
g/100ml (Anonim, 2009). Asam tartrat mengabsorbsi kelembaban secara
tidak signifikan pada kelembaban relatif di atas 65%. Pada kelembaban
relative lebih dari 75% asam tartrat mengabsorbsi kelembaban secara
signifikan (Lindberg dkk., 1992).

Ada dua macam asam sitrat yang ada dipasaran, yaitu bentuk anhidrida
dan bentuk monohidrat.Asam sitrat digunakan sebagai asidulan utama dalam
minuman terkarbonasi jugaminuman bubuk yang memberikan rasa jeruk yang
tajam.Asam ini juga berperan sebagai bahan pengawet pada produk sirup dan
minuman.Pemilihan jenis asam ini dikarenakan mampu memberikan
penggabungan khas dari sifat-sifat yang diinginkan dan tersedia dipasaran
dalam jumlah besar.Kelemahan asam sitrat adalah sifatnya yang sangat
higroskopis sehingga memerlukan perhatian yang cukup dalam
penyimpanannya (Pulungan dkk, 2004).

Sodium bicarbonate : Natrium bikarbonat (disebut juga sebagai soda kue,


sodium bikarbonat, natrium hydrogen karbonat) adalah senyawa kimia dengan
rumus NaHCO3. Dalam penyebutannya kerap disingkat menjadi
bicnat.Senyawa ini termasuk kelompok garam dan telah digunakan sejak lama.

Natrium bikarbonat (NaHCO3) merupakan serbuk Kristal berwarna putih


yang memiliki rasa asin dan mampumenghasilkan karbondioksida. Natrium
bikarbonat sering disebut juga dengan soda kue atau baking powder.Baking
powder merupakan campuran antara sejumlah soda dan pati yang
memisahkannya sehingga mencegah reaksi selama penyimpanan. Soda akan
terlarut dalam larutan dingin dan asam secara cepat dan segera melepaskan
CO2 dari soda (Pulungan dkk, 2004).

6
Mannitol : Manitol adalah jenis alcohol gula yang digunakan sebagai
pemanis dan obat-obatan. Sebagai pemanis digunakan dalam makanan bagi
penderita diabetes karena kurang terserap oleh usus.Sebagai obat, digunakan
untuk mengurangi tekanan pada mata, seperti pada glaukoma, dan untuk
menurunkan peningkatan tekanan intrakranial.

Maltodextrin : Maltodekstrin merupakan produk dari modifikasi pati salah


satunya singkong (tapioka). Maltodektrin sangat banyak aplikasinya.Seperti
halnya pati maltodekstrin merupakan bahan pengental sekaligus dapat sebagai
emulsifier .Kelebihan maltodekstrin adalah bahan tersebut dapat dengan mudah
melarut pada air dingin.

Kelebihan lainnya adalah maltodekstrin merupakan oligosakarida yang


tergolong dalam prebiotik (makanan bakteri Probiotik), maltodeksstrin sangat
baik bagi tubuh. Secara nyata dapat memperlancar saluran pencernaan dengan
membantu berkembangnya bakteri probiotik. (Anonim, 2009).

PEG 4000 : PEG 4000 adalah salah satu jenis polimer yang dapat
membentuk kompleks polimer molekul organik. PEG 4000 juga mengandung
oksigen nukleufilik yang dapat membentuk kompleks dengan berbagai obat.

PVP : Salah satu bahan pengikat yang sering digunakan adalah polivinil
pirolidon (PVP). Granul dengan polivinil pirolidon memiliki sifat alir yang
baik, sudut diam minimum, menghasilkan fines lebih sedikit dan daya
kompaktibilitasnya lebih baik. PVP sebagai bahan pengikat dapat digunakan
dalam bentuk larutan berair maupun alkohol. PVP juga berkemampuan
sebagai pengikat kering (Banker dan Anderson, 1986). Penggunaan PVP
konsentrasi 5% dalam etanol anhidrat menghasilkan granul dengan daya
kompresi yang baik, selain itu juga menghasilkan tablet effervescent yang
kuat, dan cepat larut (Mohrle, 1980).

7
Aspartam : Aspartam adalah BTP pemanis buatan yang merupakan bentuk
metilester dari L-aspartil-L-fenilalanin yang dihasilkan dari asam amino asam
aspartat dan asam amino essensial fenilalanin yang banyak digunakan sebagai
pemanis non nutritif (Fitriana, 2013 : 22).

Violet dye : Zat pewarna yang berasal dari bahan alami yang sudah
dikenal dan sering digunakan oleh masyarakat antara lain adalah kurkumin,
karotenoid, klorofil dan antosianin. Antosianin merupakan salahsatu pewarna
alami yang menghasilkan warnamerah, orange, ungu dan biru. Banyak
terdapat pada bunga dan buah-buahan, seperti bunga mawar, pacar air,
kembang sepatu, bunga tasbih/kana, krisan, pelargonium, aster dan
buahapel, chery, anggur, strawberi, juga terdapat pada buah manggis dan
umbi ubi jalar (SaatidanHidayat, 2006).

III. METODE DAN CARA KERJA


A. BAHAN

Asam tartat Natrium


GSE (Grape seed Asam sitrat
bikarbonat
extract)

8
Polivinil PEG 4000
Manitol Maltodekstrin Pirolidon K-30

Aspartam Rasa Blackcurrant Folin-Ciocalteu Asam galat

Aquadest
Natrium karbonat Mesin tablet

Saringan 16
Saringan 6 mesh Oven mesh

B. METODE

9
a. Persiapan Tablet Effervescent
Tablet disiapkan dalam ruangan dengan kelembapan relatif (RH) 40%. dan
suhu 25 °C. Proses granulasi dilakukan mengikuti tiga langkah berikut:
1. Produksi butiran asam dan alkali
2. Penambahan pelumas
3. Pembuatan tablet menggunakan mesin
4. Butiran asam terdiri dari asam sitrat, tartarat asam, aspartam, manitol,
maltodekstrin, GSE, rasa blackcurrant, dan pewarna ungu. Butiran alkali
mengandung natrium bikarbonat, manitol, maltodekstrin, GSE, perisa
blackcurrant, dan pewarna ungu. Kedua jenis butiran dicampur dengan
polivinilpirolidon dalam alkohol 96% untuk mengikat. Setelah itu,
campuran dilewatkan melalui sebuah Saringan 8-mesh dan dikeringkan
dalam oven pada suhu 50 ° C selama 8 jam. Kemudian asam dan butiran
alkali dilewatkan melalui saringan 16-mesh dan dicampur secara homogen
5. blackcurrant, dan pewarna ungu. Kedua jenis butiran dicampur dengan
polivinilpirolidon dalam alkohol 96% untuk mengikat. Setelah itu,
campuran
6. dilewatkan melalui sebuah Saringan 8-mesh dan dikeringkan dalam oven
pada suhu 50 ° C selama 8 jam. Kemudian asam dan butiran alkali
dilewatkan melalui saringan 16-mesh dan dicampur secara homogen.

b. Evaluasi Butiran Berbuih


1) Flowabilitas
Aliran massa granul ditentukan dengan menggunakan sudut istirahat,
rasio Hausner, dan indeks kompresibilitas. Sudut istirahat Bubuk atau
massa butiran dilewatkan melalui corong. Sudut istirahat (sudut diam)
ditentukan menggunakan persamaan

2) Rasio Hausner dan indeks kompresibilitas

10
Evaluasi ini dilakukan dengan menggunakan alat uji kerapatan curah
keran dan ditentukan menggunakan persamaan 2 dan 3.

11
3) KontenKelembaban
Kadar air butiran ditentukan dengan menggunakan uap air keseimbangan.
Ini menunjukkan nilai kelembaban granuls etelah level air mencapai nilai
konstan.

C. Evaluasi Tablet Effervescent


1) Penampilan Tablet dan Larutan Effervescent
Penampilan keseluruhan, termasuk bentuk, warna, dan keadaan
permukaan tablet serta warna dan kejernihan larutan effervescent dinilai.
2) Keseragaman Ukuran
Ketebalan dan diameter tablet sering kali diukur dengan menggunakan
jangka sorong. Diameter tablet effervescent berkisa rantara 2,52 cm
sampai 2,54 cm.
3) Keseragaman Berat
Sepuluh tablet dipilih secara acak dan ditimbang. Setelah itu, berat rata-
rata dihitung.
4) Uji Kekerasan
Kekerasansering tablet dari setiap formulasi ditentukan dengan
menggunakan penguji kekerasan.
5) Uji Kerapuhan
Dua puluh tablet dari masing-masing formulasi dipilih secara acak, dan
setelah mengukur berat totalnya, mereka ditempatkan di friabilator
chamber (Erweka, TAP, Jerman) selama 4 menit pada 25 rpm. Tablet
untuk dimana penurunan berat badan lebih rendah dari 1% lulus uji
kerapuhan.
6) Waktu Berbuih
Sebuah tablet ditempatkan dalam gelas kimia yang berisi 200 mL
aquades pada 25 °C. Kapan pun larutan bening tanpa partikel diperoleh,
itu effervescence dianggap lengkap. Nilai rata-rata ketiganya pengukuran
untuk setiap formulasi dilaporkan.
7) pH Larutan Effervescent
Satu tablet dibiarkan larut dalam 200 mL air murni pada 20 ± 1°C, pH
kemudian ditentukan menggunakan pengukur pH segera setelahnya tablet
telah benar-benar larut. Eksperimen ini diulangi 3 kali untuk setiap
formulasi.
8) Kandungan Fenol Total di GSE
Evaluasi kandungan fenol total dilakukan dengan menggunakan
MetodeFolin-Ciocalteu. Kandungan fenol total dihitung dengan
menggunakan kurva kalibrasi stan dan asam galat.
9) Kandungan Fenol Total dari Tablet Effervescent GSE
Dua puluh tablet digiling sampai halus dan homogen. Setelah itu, total
kandungan fenol ditentukan menggunakan metode Folin-Ciocalteu dan
dihitung menggunakan persamaan kurva kalibrasi asam galat sebagai
standar.
10) TesHedonis
Uji hedonic dilakukan untuk setiap formulasi effervescent tablet dan
larutan GSE oleh 30 panelis tidak terlatih (Tabel 2). Setiap panelis
diminta untuk mengisi kuesioner yang diminta nilai rasa, aroma, dan
penampilan. Tanggapan tersebut termasuk tingkat preferensi berikut:
Suka sangat banyak, suka, tidak suka, maupun sangat tidak suka, tidak
suka, dan sangat tidak suka. Hasil penilaian itu diuji secara statistic
menggunakan SPSS.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Persiapan tablet effervescent
Tablet effervescent dibuat dengan metode granulasi basah.Selama proses
granulasi, butiran asam, dan basa dipisah kan untuk menghindari reaksi
effervescent awal. Selain itu,Proses ini dilakukan dalam ruangan dengan

13
kelembaban relatif (RH) sebesar 40% dan suhu 25 ° C. Formulasi ini
disiapkan dengan menggunakan kombinasi dari dua asam untuk
menghasilkan butiran yang diinginkan karakteristik. Jika hanya asam sitrat
yang digunakan, campuran akan menjadi lengket dan sulit digranulasi.
Namun, jika kita hanya menggunakan asam tartarat,kekuatan butiran akan
lebih rendah. Oleh karena itu, dalam penelitian ini digunakan kombinasi
asams itrat dan asam tartarat. Tiga formulasi dari Tablet effervescent GSE
dibuat dengan konsentrasi yang berbeda campuran berbuih: 50%, 60%, dan
70%, dan ketiganya dievaluasi untuk menentukan perbedaan rasa dan
rasanya.

B. Uji granul tablet effervecen


1. Laju aliran butiran
Laju aliran butiran dari tiga formulasi bagus (> 10 g / s) sebagian diayak dua
kali untuk memastikan keseragaman dalam ukuran butiran. Dalam proses
kompresi tablet, laju aliran butiran merupakan faktor penting, karena akan
mempengaruhi keseragaman berat tablet sebagai salah satu factor
persyaratan kualitas tablet.

2. Sudut istirahat
Sudut istirahat dari tiga formulasi sangat bagus, seperti ditunjukkan
dengan sudut putus yang dihasilkan berkisar dari 27,31 ° hingga28,46 °,
yang berada dalam kisaran yang dapat diterima yaitu 25 ° - 30 °. Nilai dari

14
ketiga formulasi itu tidak jauh berbeda; ini mungkin disebabkan dengan
fakta bahwa butiran berukuran seragam.
3. Rasio Hausner dan indeks kompresibilitas
Rasio Hausner dari ketiga formulasi adalah antara 1,13 dan 1,17,
menunjukkan bahwa keduanya memiliki sifat kemampuan mengalir yang
baik. Selain itu, uji indeks kompresibilitas digunakan untuk menentukan
sifataliran butiran yang memungkinkan mereka membentuk stabil dan
massa kompak pada tekanan tertentu. Nilai kompresibilitas indeks (11,82-
14,38%) dari ketiga formulasi menunjukkan baik sifat kemampuan
mengalir. Semakin kecil nilai kompresibilitasnya indeks, semakin besar
kemampuan mengalir dari butiran.

4. Konten kelembaban
Kadar air dari ketiga formulasi cukup rendah (1,24-1,40%). Nilai kadar air
butiran yang rendah diharapkan untuk mencegah reaksi effervescent dini
dan tablet menempel selama proses pembuatan nya (Tabel 3).

5. Penampilan tablet effervescent GSE


Secara fisik tablet effervescent GSE memiliki bentuk pipih bulat dan
permukaan halus tanpa ada bagian yang terkelupas. Warnanya keunguan
abu-abu dengan bintik-bintik ungu tua karena penambahan pewarna ungu

15
kedalam formulasi. Penambahan asam menyebabkan beberapa butiran
menjadi lebih gelap dari dasar butiran, menghasilkan bintik-bintik ungu tua
di bagian tablet. Selain itu, tablet berbuih memiliki rasa asam dan tidak
berbau.

6. Penampilan larutan effervescent GSE


Tampilan fisik larutan effervescent GSE gelap ungu dan tidak terlalu jelas.
Selain itu, larutan effervescent terbentuk sedikit berbusa. Kekeruhan dan
munculnya busa mungkin disebabkan untuk interaksi antara ekstrak dan
eksipien karena tablet effervescent tanpa larutan ekstrak terlihat bening.

7. Keseragaman ukuran
Diameter tablet masing-masing formulasi adalah 2,52 cm. Ini hasil sesuai
standar, disarankan diameter dari tablet effervescent (2,52 cm sampai 2,54
cm) 11. effervescent tersebut formulasi tablet memiliki ketebalan yang
berbeda; ini mungkin Karena perbedaan tekanan yang diberikan pada saat
produksi tablet.

8. Keseragaman berat
Berat rata-rata tablet berbuih dari ketiganya formulasi adalah 4502,9 mg,
4508,1 mg, dan 4501,9 mg untuk F1, F2,dan F3. Semua formulasi
memenuhi persyaratan koefisien variasi (<6%) (Tabel 4).

16
9. Uji kekerasan

Tablet effervescent memiliki kekerasan yang disyaratkan (> 10 Kp). Ini


juga digunakan sebagai metode pengendalian fisika pembuatan.Formula 1
menghasilkan kekerasan 20,01 Kp, formula 2 sebesar 25,26 sedangkan
formula 3 menghasilkan kekerasan tertinggi (29.94 Kp). Variasi dalam nilai
kekerasan mungkin disebab kan oleh penambahan pengikat.Selain itu,
matode ini mungkin juga bertindak sebagai pengikat ,meningkatkan
kekerasan tablet.

10. Uji kerapuhan


Kerapuhan juga dihitung untuk menentukan kekuatan tablet diproduksi
(Tabel 5). Uji kerapuhan digunakan untuk menentukan ketahanan tablet
terhadap guncangan yang terjadi selama pembuatan proses, pengemasan,
dan distribusi. Ketiga formulasi tersebut lolos uji kerapuhan (nilai<1%) 6.

11. Waktu berbuih


Tablet effervescent F3 menunjuk kan waktu effervescence tercepat diikuti
oleh F2 dan F1 sesuai data pada Tabel 6. Effervescent F3tablet di
formulasikan dengan effervescent konsentrasi tinggi campuran (70%). Hal
tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi zat tersebu
tcampuran effervescent, semakin cepat waktu effervescence. Ini bisa jadi
dijelaskan oleh fakta bahwa konsentrasi yang lebih tinggi daricampuran
effervescent menghasilkan lebih banyak karbondioksida (CO2)

17
12. pH
Nilai pH larutan tablet effervescent adalah 5,18 (F1),5.44 (F2), dan 5.80
(F3). Variasi nilai pH mungkin disebabkan oleh konsentrasi yang berbeda
dari campuran berbuih. Namun, terukur Nilai pH untuk semua larutan tablet
effervescent sesuai dengan yang diharapkan kisaran nilai pH (5-6). Larutan
dengan kisaran pH 5-6 tidak terlalu asam. Oleh karena itu, sediaan berbuih
ditemukan aman untuk konsumsi. Selain itu, sifatnya yang sedikit asam bisa
memberikan kesegaran rasa saat dikonsumsi.

13. Kandungan fenol total


Kandungan fenol total tablet effervescent GSE lebih rendah dibandingkan
dengan ekstrak saja (Tabel 7). GSE memiliki total fenol kandungan 25,35 ±
0,90 mg setara asam galat (GAE) / g ekstrak, sedangkan kandungan fenol
total dari formulasi berkisar dari 11,52 sampai 12.30 mg GAE/g ekstrak.
Kandungan fenolik total yang rendah dalam butiran selain di ekstrak sendiri
bisa di karenakan proses pengeringan selama granulasi. Kandungan fenolik

18
total digunakan sebagai penanda fenolik senyawa bermanfaat sebagai
antioksidan di GSE. Senyawa fenol seperti itu sebagai proanthocyanidins,
katekin, dan epigallocatechin hadir diGSE. Penelitian sebelumnya
menyatakan bahwa kandungan fenol total varietas yang berbeda dari biji
anggur akan berbeda.

14. Studi hedonis


Studi hedonic dianalisis berdasarkan skala effervescent tampilan tablet
serta penampilan larutan berbuih, rasa,dan aroma menggunakan uji Kruskal-
Wallis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua GSE tablet effervescent
dari tiga formula berbeda tidak signifikan berbeda, berdasarkan p> 0,05
untuk tampilan, rasa, dan aromanya.Munculnya tablet effervescent dan
larutan effervescent sangat penting untuk menarik minat konsumen.
Berdasarkan Hasil dari sekitar 80% panelis, paling menyukai tampilan
Tablet effervescent F3. Selama wawancara mereka, para panelis
mengatakan itu penampilan tablet (dalam hal warna ungu) bagus;Namun,
merek amengatakan bahwa bintik ungu membuat tablet tersebut kurang
menarik.
Dari 80% panelis yang ditanyai tentang tampilan F3 larutan tablet
effervescent GSE, sekitar 20% menyukainya. Menurut pendapat nya dari
panelis, warna ungu dari larutan menunjukkan bahwa mereka berisi anggur.
Karenanya, kemunculan GSE pun diberitakan menjadi lebih disukai. Para

19
panelis melaporkan bahwa mereka menyukai penampilannya tablet
effervescent GSE dan larutan effervescent itu mewakili warna buah anggur.
Studi hedonis tentang rasa ketiga effervescent GSE larutan tidak
menunjukkan perbedaan yang signifikan. Ini mungkin saja karena ketig
aformulasi tablet mengandung proporsi yang sama pemanis. Namun
persentase panelis tertinggi (43,33%) pilih "tidak suka atau tidak suka"
untuk F3. Selain itu, dalam wawancara ,para responden mengatakan rasa F3
terlalu asam. Oleh karena itu,panelis yang tidak suka rasa asam tidaksuka
F3. F1 lebih manis rasa Karena konsentrasi effervescent yang digunakan
untuk itu lebih rendah dari pada F2 dan F3; Selain itu, persentase manitol
juga meningkat lebih tinggi di F1. Namun, ketiga formulasi tersebut dinilai
"dapat diterima"oleh panelis. Dari hasil pengujian mengenai rasa larutan
tablet effervescent, kita dapat menyimpulkan bahwa konsentrasi campuran
berbuih yang digunakan mempengaruhi rasa larutan berbuih.Oleh Karena
itu, konsentrasi campuran effervescent yang tepat harus diidentifikasi agar
lebih dapat diterima oleh panelis.Parameter ketiga dari uji ini adalah rasa.
Rasa juga penting faktor yang mempengaruhi akseptabilitas (penerimaan)
oleh konsumen.
Parameter ketiga dari uji ini adalah rasa. Rasa juga penting faktor yang
mempengaruhi akseptabilitas konsumen. Rasa dari Tablet effervescent GSE
adalah blackcurrant. Rasa blackcurrant dipilih karena mewakili warna ungu
dari effervescent larutan. Penggunaan konsentrasi rasa yang tepat penting
untuk memungkinkan itu untuk menutupi bau dan rasa GSE. Hasil
menunjukkan bahwa sekitar 80% panelis menemukan rasa dari ketiga
formulasi larutan effervescent GSE lebih disukai. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa panelis menyukai rasa dari ketiga larutan tablet
effervescent GSE.

20
V. KESIMPULAN

Menurut hasil evaluasi granul dan effervescent tablet, semua tablet


effervescent yang diproduksi (F1, F2, dan F3) memenuhi persyaratan tablet
effervescent. Selain itu, sebagian besar panelis menemukan semua tablet
effervescent GSE, yang diformulasikan dari tigajenis formulasi, dapat diterima
dari segi tampilan, rasa, dan aroma. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa
tablet effervescent GSE berpotensi untuk digunakan sebagai produk nutraceutical

21
DAFTAR PUSTAKA

Kim, dkk. 2006. Evaluation of Segregation for Top-Down Cracking and Rutting
Performance and Detecting Low-Performance Segregated Mixtures (Research
Report FL/DOT/SMO/06-500). State Material Office : Florida.

Jayaprakasha, G. K., Jagan Mohan Rao, L., danSakariah, K. K. 2002. Chemistry


and biological activities of C. longa.Trends in Food Science andTechnology.

Perumalla, A.V.S and Hettiarachchy N.S. 2011.Green Tea and Grape Seed
Extracts – Potential applications in food safety and quality.Food Research
International.

Potter, Perry. (2010). Fundamental Of Nursing: Consep, Proses and Practice.


Edisi7.Vol. 3.Jakarta : EGC.

Tarwoto&Wartonah.(2006). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses


Keperawatan.Edisi Ke-3. Jakarta: SalembaMedika.

Hidayat, A. A. A. (2006). PengantarKebutuhan Dasar Manusia: AplikasiKonsep


dan Proses Keperawatan. Jakarta. SalembaMedika.

Ansel, H.C., 1981, Introduction to Pharmaceutical Dosage Form, 71, Lea and
Febiger, Philadelphia.

Banker, S.G., and Anderson, R.N., 1986, Tablet In Lachman, L. Lieberman, The
Theory and Practice of Industrial Pharmacy, 3 rd ed., Lea and Febiger,
Philadelphia.

HidayatdanSaati, (2006), Membuat Pewarna Alami: Cara Sehat dan Aman


Membuat Pewarna Makanan dari BahanAlami, Trubus Agrisarana, Surabaya.

22
Pulungan, M. H., Suprayogi., dan B. Yudha. 2004. Effervescent Tanaman
Obat. Trubus Agrisarana. Surabaya.

Mohrle, R., 1980. Effervescent tablets, in pharmaceutical dosage forms


tablet,Volume. 1, 2nd Edition, Marcel Decker Inc., New York.

Mohrle, R., 1989. Effervescent tablets, in pharmaceutical dosage forms


tablet,Volume. 1, 2nd Edition, Marcel Decker Inc., New York.

Lindberg, N., Engfors, H., and Ericsson, T., 1992., Effervescent


Pharmaceutical in Swarbick, J., and Boylan, J.C. (Editors), Encyclopedia
of PharmaceuticalTechnology, Volume V, 45-71, Marcel Dekker Inc., New
York.

23

Anda mungkin juga menyukai