BERANSUR
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Ulumul Quran dan Hadist
Disusun Oleh :
Putri Septyana
NIM 215221331
Kelas AKS 2I
2021/2022
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kita haturkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Ulumul Quran dan Hadist yang
berjudul “ ASBAB AN -NUZUL, HIKMAH DITURUNKANNYA SECARA
BERANGSUR” ini dengan tepat waktu.
(Putri Septyana)
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI ii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan 2
BAB 2 PEMBAHASAN 3
2.1 Pengertian Asbab An- Nuzul 3
2.2 Proses turunya Al-Qur’an 5
2.3 Hikmah diturunkan Al-Qur’an secara berangsur-angsur 8
PENUTUP 12
A. Kesimpulan 12
B. Saran 12
DAFTAR PUSTAKA 13
3
BAB 1
PENDAHULUAN
1
sebaliknya, jika kita tidak memahami tentang asbabun nuzul, jangan
berharap kita memahami isi kandungan atau makna ayat tersebut.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Asbabun an-Nuzul.
2. Untuk mengetahui proses turunya pada al-qur’an.
3. Untuk mengetahui hikmah dari diturunkan Al-Quran secara berangsur-
angsur.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
Salah satu diantara yang lainnya cabang dari Ulumul Quran yang
memiliki kaitan khusus terkait turunnya ayat Al-Qur’an ialah Asbabun
Nuzul. Menurut Bahasa Asbabun Nuzul adalah terdapat sebab turunnya
ayat-ayat didalam Al-Qur’an. Adapun pendapat dari beberapa ulama
yakni :
3
Banyak para ulama yang menjelaskan pengertian dari asbab an-
nuzul yaitu :
4
yang dahulu yang tertera di Al-Qur’an serta dapat dijadikan sebagai
renungan dan I’tibar.
5
Artinya : Dan orang-orang kafir berkata, “Mengapa Al-Qur’an itu tidak
diturunkan kepadannya sekaligus?” Demikianlah, agar kami memprteguh
hatimu (Muhammad) dengannya dan kami membacakannya secara
tartil(berangsur-angsur, perlahan dan benar). (Q.S Al-Furqan:32)
Dalam hadist riwayat dari A’isyah r.a, Harirt bin His, Harirt bin Hisyam
yang pernah bertanya kepada Baginda Nabi Muhammad SAW bagaimana
cara dari sosok malaikat Jibril yang sedang menyampaikan wahyu al-
Qur’an untuk Rasulullah. Menurut hadist riwayat dari A’isyah r.a terdapat
2 cara dalam penyampaian wahyu untuk Nabi Muhammad SAW, yakni :
1. Nabi Muhammad SAW tidak bisa melihat sama sekali sosok malaikat
Jibril a.s datang hanya suara yang seperti dencingan suara yang
berasalk dari lonceng serta terdapat sebuah suara sangat-sangat
memiliki sifat yang kuat serta dapat memengaruhi faktor kesadaran
dalam diri, hingga semua kekuatan dia siap dan dapat menerima
sebuah pengaruh tersebut. Lalu suara tersebut terputus dan selanjutnya
mampu memahami serta menhhafal wahyu disampaikan malaikat Jibril
a.s. cara ini ialah cara yang sangat berat menurut penjelasan Nabi
Muhammad SAW. Suara yang terdengan mungkin ilalah suara dari
suara kepakan sayap-sayap malaikat yang di isyaratkan pada hadist
riwayat Bukhari :
“ apabila Allah menghendaki suatu urusan di langit, maka para
malaikat memukul-mukulkan sayapnya karena tunduk kepada firman-
Nya, bagaikan gemercingnya mata rantai di aras batu-batu licin”.
Malaikat Jibril a.s menyamar menjadi seorang manusia biasa
dalam bentuk laki-laki, sehingga Nabi Muhammad SAW bisa dengan
nyata. Maka malaikat Jibril a.s menyampaikan wahyu untuk baginda
Nabi Muhammad SAW untuk dipahami dan menghafalkannya.
Dengan memiliki cara yang ringan dari sebelumnya.
2. Dengan cara tidak dengan perantara, yaitu dengan melakui sebuah
mimi yang sifatnya benar ketika tidur serta kalam ilahi yang berada di
6
balik tabir. Mimpi yang dapat menunjukkan bahwasannya benar untuk
nabi ialah ketika wahyu yang wajib diikuti, yaitu ketika mimpi Nabi
Ibrahum supaya Ismail anaknya disembelih.
1. Pendapat dari Ibnu Abbas dengan beberapa ulama yang lain yang
memiliki sebuah maksud dalam turunnya Al-Qur’an yakni turunnya
Al-Qur’an yang dilakukan secara sekaligus keseluruhan ke Baitul
‘Izzah yang berguna untuk memberi tau betapa besar masalah ini
kepada para malaikatnya, kemudian Al-Qur’an diturunkan berangsur-
angsur memiliki waktu 23 tahun untuk Nabi Muhammad SAW yang
pada hal ini sesuai dengan kejadian sejak beliau diutus sampai
wafatnya. Namun malaikat Jibril a.s dengan cara ini tetap pada
sifatnya, yakni dengan melalui alam ghaib yang dimana Nabi
Muhammad SAW dalam alam zhahirnya harus ditinggalkan agar bisa
melakukan komunikasi dengan alam ghaib. Yaitu mengumpulkan
semua sebuah kekuatan yang ada pada kesadaran untuk menerima,
penghafalan serta dapat memahaminya.
2. Pendapat dari al-Sya’bi dalam turunnya Al-Qur’an yang ketika
dimulai di malam lailatul al-qadr di bulan suci Ramadhan, malam
penuh berkah. Kemudian turun berangsur-angsur selama 23 tahun
yang sudah sesuai pada sebuah kejadian yang mengiringinnya. Al-
Qur’an memiliki 1 macam cara turun yakni diturunkan berangsur-
angsur atau bertahap kepada Nabi Muhammad SAW. Sesuai dengan
yang dinyatakan di dalam Al-Qur’an.
7
Artinya : “Dan Al-Qur’an (kami turunkan) berangsur-angsur agar
engkau (Muhammad) membacakannya kepada manusia perlahan-lahan
dan kami menurunkannya secara bertahap”. (Q.S Al-Isra’: 106)
Ada pendapat-pendapat yang lain selain pendapat diatas , yakni :
3. Berpendapat bahwasannya dalam Al-Qur’an yang diturunkan dalam
20 malam kemuliaan atau disebut lailatul al-qadr, dimana pada setiap
malam terdapat kemuliaan yang telah ditentukan Allah untuk turun
disetiap tahun, kemudian dalam 1 tahun sudah pernah diturunkan pada
baginda Nabi Muhammad SAW dengan berangsur-angsur.
4. Terdapat ulama yang memiliki pendapat bahwasannya dalam Al-Qur’
yang pertama kali berada di Lauh al-mahfuz, kemudian turun
sekaligus di Bait al-Izzah. Selanjutnya diturunkan secara bertahap.
8
2.3 Hikmah diturunkan Al-Qur’an secara berangsur-angsur
Al-Quran tidak diturunkan melalui sbeuah cara yang sekaligus
dengan turunnya sebuah wahyu tetapi Al-Qur’an ketika penurunannya
dilakukuan berangsur-angsur. Pada Al-Qur’an turunnya bertahap pada
baginda besar Nabi Muhammad SAW untuk dipahami, hal tersebut
memiliki alasan yaitu tujuan yang utama diturunkannya ialah untuk
memperbaki umat manusia, sanggahan kepada kaum musyrik, ancaman,
teguran, kabar gembira, penjelasan, serta seruan. Dalam turunnya wahyu
bisa sekaligus lima ayat, puluhan ayat, dan adakalnya ketika diturunkan
pada Nabi Muhammad SAW kurang ataupun dapat lebih dari itu.
9
peristiwa tertentu. Dan yang kedua yaitu mudah untuk melakukan
penghafalan .
10
Menurut Ibn Taimiyah, dengan memiliki pengetahuan mengenai
sebab turunnya ayat dapat membantu dalam melakukan pemahaman ayat
itu. Dikarenakan jika kita dapat mengerti dan mengetahui sebab akan
mendapatkan sebuah ilmu mengenai musabbab. Dalam sejarah terdapat
sebuah kejadian dimana para salaf pernah mengalami sebuah kesulitan
untuk melakukan penafsiran dalam beberapa dari ayat didalam Al-Qur’an
Namun ketika sudah memperoleh Asbab Nuzulnya, kebingungan itu
kemudian hilang.
Artinya : “ Dan milik Allah timur dan barat, kemana pun kamu
menghadap disanalah wajah Allah. Sungguh Allah Maha Luas, Maha
Mengetahui”. (Q.S Al-Baqarah :115).
11
Hikmah Nuzul Qur’an secara berangsur- angsur yaitu :
1. Memperbarui wahyu.
2. Ketika pada Al-Qur’an yang diturnkan dalam keadaan secara bertahap
sehingga hal tersebut dapat mempermudah Nabi Muhammad SAW
dalam menghafal dan memahaminya.
3. Disetiap wahyu yang turun ialah pembaruan dakwah untuk kaum
musyrikin supaya masuk agama Allah (islam).
4. Untuk menyangkal tuduhan musyrik dan propraganda pembangkang.
5. Untuk meyakinkan atau menentramkan hati Nabi Muhammad SAW
dengan merasakan bahwasannya Allah SWT selalu bersamannya.
12
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asbab an-Nuzul ialah suatu yang dapat dijadikan dasar dalam
turunnnya dari ayat ataupun lebih, dalam menanggapi sebuah kejadian
atau dapat menceritakan sebuah kejadian, atau dapat menjelaskan sebuah
hukum terkandung di kejadian tersebut. Sebab turunnya ayat tidak satu
bentuk saja, terkadang berupa pujian terhadap sikap, pemecahan masalah,
untuk menanggapi suatu peristiwa, menjelaskan tentang kesalahan dalam
suatu peristiwa, serta menjelaskan suatu hukum dan lainnya sesuai dengan
kebutuhan. Dari aspek proses penurunannya kitab Al-Qur’an sangat jauh
beda dibandingkan dengan kitab yang lain. Ketika sebuah Al-Qur’an yang
dilakukan penurunan melalui 2 cara. Cara berangsur-angsur merupakan
cara penurunan Al-Qur’an. Al-Qur’an diturunkan secara bertahap untuk
baginda besar Nabi Muhammad SAW untuk bisa diapahami, karena
tujuan utama diturnkannya ialah untuk memperbaki umat manusia,
sanggahan kepada kaum musyrik, ancaman, teguran, kabar gembira,
penjelasan, serta seruan. Terdapat sebuah hikmah ketika Al-Qur’an yang
diturunkan dengan berangsur-angsur yaitu untuk dapat melakukan
penguatan atau dapat melakukan peneguhan hati bagi baginda Nabi
Muhammad SAW dengan cara membangkitkan memori setiap kali
diperlukan tuntutan.
B. Saran
Menyadari bahwasannya Dalam pembuatan makalah penulis
mempunyai banyak kekurangan dan jauh dari sempurna, dari hal tersebut
sebagai penulis sangat perlu saran serta kritik terkait penjelasan dalam
13
sebuah makalah yang telah dibuat agar kedepannya lebih baik dan
lengkap.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. H. Badrudin, M. (2020). 'umul Qur'an : Prinsip-Prinsip dalam Pengkajian Ilmu Tafsir
Al-Qur'an. serang: A-Empat.
Dr. Zainal Arifin, M. (2018). pengantar ulumul Qur'an. Medan Sumut: Duta azhar.
Muhsin.MA dan Erhan Saufan Hadana, M. (n.d.). studi ulumul qur'an. PT. Bambu Kuning
Utama.
Prof. Dr.H. Amroeni Drajat, M. (201). Ulumul Qur'an Pengntar Ilmu-Ilmu Al-Qur'an.
jakarta: kencana.
riyani, i. (2016). menelusuri latar historis turunnya Al-Qur'an dan proses pembentukan
tatanan masyarakat islam. al-bayan : jurnal studi Al-qur'an dan tafsir.
Yunan, M. (2020). Nuzul qur'an dan asabun nuzul. sekolah tinggi agama islam negeri
majane, 60-64.
14