Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH ASBAB AN-NUZUL, HIKMAH DITURUNKANNYA SECARA

BERANSUR

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Ulumul Quran dan Hadist

Dosen Pengampu : M. Zidny Nafi’ Hasbi, S.E., S.IF., M.E.

Disusun Oleh :

Putri Septyana

NIM 215221331

Kelas AKS 2I

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN MAS SAID SURAKARTA

2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kita haturkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Ulumul Quran dan Hadist yang
berjudul “ ASBAB AN -NUZUL, HIKMAH DITURUNKANNYA SECARA
BERANGSUR” ini dengan tepat waktu.

Terima kasih ucapkan kepada Bapak M.Zidny Nafi’


Hasbib,S.E.,S.IF.,M.E. selaku dosen pengampu mata kuliah Ulumul Quran dan
Hadist yang telah membimbing dan membantu dalam pembuatan makalah ini.
Dalam penyususunan makalah, kami menyadari sepenuhnya bahwasannya
makalah ini belum sempurna karena keterbatasan pengalaman dan pengetahuan
penulis baik dari segi tata Bahasa dan dari segi penyusunan kalimatnya.

Diharapkan makalah ini dapat bermanfaat serta menambah sebuah


wawasan untuk penulis maupun bagi pembaca. Diharapkannya sebuah kritik serta
saran agar makalah baik kedepannya.

Boyolali, 8 Februari 2022

(Putri Septyana)

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI ii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan 2
BAB 2 PEMBAHASAN 3
2.1 Pengertian Asbab An- Nuzul 3
2.2 Proses turunya Al-Qur’an 5
2.3 Hikmah diturunkan Al-Qur’an secara berangsur-angsur 8
PENUTUP 12
A. Kesimpulan 12
B. Saran 12
DAFTAR PUSTAKA 13

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Al-Qur’an ialah sebuah sumber yang utama untuk umat yang
beragama islam dengan memiliki fungsi pediman hidup di akhirat. Al-
Qur’an juga sebuah keyakinan yang telah lekat di benak kalangan umat
yang memeluk agama Islam bahwasannya Al-Qur’an ialah sebuah
mukjizat yang memiliki sifat kekal serta universal yang merupakan sifat
dari ajaran Al-Qur’an.

Asbabun Nuzul ialah sebuah ilmu diantara yang lain untuk


dipelajari seorang yang hendak akan melakukan penafsiran Al-Qur’an.
Al-Qur’an yang dipahami ialah suatu kemestian, supaya tidak ada
kesalahan dalam menafsirkan ayat-ayat Allah.

Ilmu Asbabun Nuzul ialah rangkaian kejadian berdasar riwayat para


sahabat serta tabi’in serta penafsiran Al-Qur’an serta as-Sunnah memiliki
sifat yang yang tidak bisa dinalar dengan akal kecuali dengan melakukan
tarjih antara berbagai dalil atau mengumpulkan berbagai dalil yang
seringkali kontradiksi.

Menurut para sahabat, terdapat sebuah pengetahuan mengenai


asbabun nuzul yang memiliki sifat penting. Karena menurut mereka agar
kita bisa memahami isi kandungan ayat tersebut, atau agar dapat mengerti
serta memahami sebiah tafsir Al-Qur’an yang baik serta benar.

Pada hakikatnya sangat penting untuk mengetahui dan melakukan


pembelajaran mengenai asbabun nuzul. Karena, kita bisa dengan
melakukan pemahaman terhadap ayat yang berada di Al-Qur’an begitupun

1
sebaliknya, jika kita tidak memahami tentang asbabun nuzul, jangan
berharap kita memahami isi kandungan atau makna ayat tersebut.

Memberi petunjuk untuk umat manusia ialah tujuan dari Al-Qur’an


ketika dilakukannya penurunan oleh Allah SWT, juga sebagai sebuah
jawaban dari segala pertanyaan dari sebuah kejadian. Proses
diturunkannya Al-Qur’an ialah tidak langsung diturunkan semuanya
namun diturunkan bertahap atau berangsur-angsur.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pengertian Asbabun an- Nuzul ?
2. Bagaimana proses turunya Al-Qur’an ?
3. Bagaimana hikmah diturunkan Al- Qur’an secara berangsur-angsur ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Asbabun an-Nuzul.
2. Untuk mengetahui proses turunya pada al-qur’an.
3. Untuk mengetahui hikmah dari diturunkan Al-Quran secara berangsur-
angsur.

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Asbab An- Nuzul


Asbab an-Nuzul ialah sebuah hal yang dapat menjadi dasar dalam
turunnya ayat atau lebih. Dalam menanggapi sebuah kejadian atau dapat
dengan menceritakan kejadian serta dapat menjelaskan mengenai hukum
terkandung yang berasal dari kejadian tersebut. Sebab turunnya ayat tidak
satu bentuk saja, terkadang berupa pujian terhadap sikap, pemecahan
masalah, untuk menanggapi suatu peristiwa, menjelaskan tentang
kesalahan dalam suatu peristiwa, serta menjelaskan suatu hukum dan
lainnya sesuai dengan kebutuhan.

Salah satu diantara yang lainnya cabang dari Ulumul Quran yang
memiliki kaitan khusus terkait turunnya ayat Al-Qur’an ialah Asbabun
Nuzul. Menurut Bahasa Asbabun Nuzul adalah terdapat sebab turunnya
ayat-ayat didalam Al-Qur’an. Adapun pendapat dari beberapa ulama
yakni :

Pada karya Sejarah serta Pengantar Ilmu Al-Qur’an Hasbi Ash-


Shiddiqi berkata “Asbabun Nuzul ialah sebuah peristiwa diturunkannya
ayat-ayat Al-Qur’an untuk memberikan sebuah penjelasan hukum dalam
hari terjadi nya peristiwa tersebut dan suasana yang terjadi. Membicarakan
sebab diturunkan secara langsung atau baru kemudian diturunkan karena
suatu hikmah”.

Asbabun Nuzul adalah suatu kejadian yang terjadi ketika masa


Nabi atau pada suatu masalah yang dihadapi-Nya, sehingga diturunkannya
sebuah ayat yang berasal dari Allah SWT yang menjelaskan mengenai
pertanyaan tersebut serta dapat menjawab pertanyaan.

3
Banyak para ulama yang menjelaskan pengertian dari asbab an-
nuzul yaitu :

1. Pengertian Asbabun Nuzul menurut Manna al-Qattan “Asbabun Nuzul


ialah sebuah hal sebab diturunkannya Al-Qur’an sebagai menerangkan
dalam sebuah hukum di masa itu, yang berupa peristiwa ataupun
pertanyaan”.
2. Menurut Ash- Shubuni. Asbabun an-nuzul ialah sebuah kejadian yang
dapat menjadi penyebab dari turun ayat berjumlah satu atau dapat
berjumlah banyak yang berkaitan dengan kejadian tersebut, yang dapat
berupa pernyataan diajukan untuk baginda Nabi/ pada kejadian yang
memiliki kaitan dengan agama.
3. Menurut as-Shalih. Asbabun an-nuzul ialah sebuah peristiwa dapat
menyebabkan turunnya sebuah ayat atau dapat lebih dari satu ayat.
Yang dimana bisa berupa pertanyaan sehingga diturunkannya ayat
untuk menjadi jawaban atau penjelasan diturunkannya pada waktu
terjadinya peristiwa.
4. Menurut Hasbi Ash-Siddieqy. Asbabun an-nuzul ialah sebuah
peristiwa yang dapat menjadi penyebab turunnya ayat yang sejumlah
satu atau lebih dari satu ayat yang memberikan penjelasan serta
membahas mengenai hukum pada saat terjadinya peristiwa.

Ayat yang berada dalam Al-Qur’an secara umum bisa dikategorikan 2


bagian.

1. Ayat-ayat diturunkan dengan sebab, serta sebab yang mengandung


diturunkan ayat, yang tidak diragukan lagi pasti terjadi bersamaan
dengan turunnya wahyu.
2. Ayat yang dari awal diturunkan tanpa ada peristiwa yang terjadi atau
masalah yang mengharuskan diturunkannya wahyu ketika wahyu
diturunkan. Maksudnya peristiwa ini mencakup tentang peristiwa umat

4
yang dahulu yang tertera di Al-Qur’an serta dapat dijadikan sebagai
renungan dan I’tibar.

Didalam Al-Qur’an ayatnya tidak semua mempunyai asbab an-Nuzul


hal ini disebabkan oleh bahwasannya Al-Qur’an yang diturunkan dengan
bertahap yang disesuaikan dengan kebutuhan. Ayat atau surah-surah
diturunkan guna menjawab pada pertanyaan oleh sahabat ataupun terjadi
suatu peristiwa dan sebagainnya. Tetapi ada pula yang diturunkan tanpa
adanya pertanyaan atau peristiwa yang tujuannya untuk dijadikan
renungan.

2.2 Proses turunya Al-Qur’an


Dalam turunnya Al-Qur’an kita tahu bahwasannya ada dua proses
berbeda, dimana terdapat di hadist riwayat Ibnu Abbas radhiyallahuanhu :

Artinya : “Al-Qur’an diturunkan sekaligus ke langit dunia pada malam


Qadar, kemudian diturunkan sesudah itu sepanjang 20-an tahun”.

Pada aspek proses penurunannya kitab Al-Qur’an yang berbeda


dengan kitab lain , hal tersebut dikarenakan bahwasannya munculnya
sebuah sikap yang meragukan yang dipertanyakan dari orang yang kafir.
Didalam Al-Qur’an Allah mengabdikan sebuah pertanyaan tersebut yaitu:

5
Artinya : Dan orang-orang kafir berkata, “Mengapa Al-Qur’an itu tidak
diturunkan kepadannya sekaligus?” Demikianlah, agar kami memprteguh
hatimu (Muhammad) dengannya dan kami membacakannya secara
tartil(berangsur-angsur, perlahan dan benar). (Q.S Al-Furqan:32)

Dalam hadist riwayat dari A’isyah r.a, Harirt bin His, Harirt bin Hisyam
yang pernah bertanya kepada Baginda Nabi Muhammad SAW bagaimana
cara dari sosok malaikat Jibril yang sedang menyampaikan wahyu al-
Qur’an untuk Rasulullah. Menurut hadist riwayat dari A’isyah r.a terdapat
2 cara dalam penyampaian wahyu untuk Nabi Muhammad SAW, yakni :

1. Nabi Muhammad SAW tidak bisa melihat sama sekali sosok malaikat
Jibril a.s datang hanya suara yang seperti dencingan suara yang
berasalk dari lonceng serta terdapat sebuah suara sangat-sangat
memiliki sifat yang kuat serta dapat memengaruhi faktor kesadaran
dalam diri, hingga semua kekuatan dia siap dan dapat menerima
sebuah pengaruh tersebut. Lalu suara tersebut terputus dan selanjutnya
mampu memahami serta menhhafal wahyu disampaikan malaikat Jibril
a.s. cara ini ialah cara yang sangat berat menurut penjelasan Nabi
Muhammad SAW. Suara yang terdengan mungkin ilalah suara dari
suara kepakan sayap-sayap malaikat yang di isyaratkan pada hadist
riwayat Bukhari :
“ apabila Allah menghendaki suatu urusan di langit, maka para
malaikat memukul-mukulkan sayapnya karena tunduk kepada firman-
Nya, bagaikan gemercingnya mata rantai di aras batu-batu licin”.
Malaikat Jibril a.s menyamar menjadi seorang manusia biasa
dalam bentuk laki-laki, sehingga Nabi Muhammad SAW bisa dengan
nyata. Maka malaikat Jibril a.s menyampaikan wahyu untuk baginda
Nabi Muhammad SAW untuk dipahami dan menghafalkannya.
Dengan memiliki cara yang ringan dari sebelumnya.
2. Dengan cara tidak dengan perantara, yaitu dengan melakui sebuah
mimi yang sifatnya benar ketika tidur serta kalam ilahi yang berada di

6
balik tabir. Mimpi yang dapat menunjukkan bahwasannya benar untuk
nabi ialah ketika wahyu yang wajib diikuti, yaitu ketika mimpi Nabi
Ibrahum supaya Ismail anaknya disembelih.

Menurut Manna’ al-Qathan, di sebuah kalangan ulama dalam


pemahaman mengenai proses turun Al-Qur’an terdapat dua mazhab, yakni
:

1. Pendapat dari Ibnu Abbas dengan beberapa ulama yang lain yang
memiliki sebuah maksud dalam turunnya Al-Qur’an yakni turunnya
Al-Qur’an yang dilakukan secara sekaligus keseluruhan ke Baitul
‘Izzah yang berguna untuk memberi tau betapa besar masalah ini
kepada para malaikatnya, kemudian Al-Qur’an diturunkan berangsur-
angsur memiliki waktu 23 tahun untuk Nabi Muhammad SAW yang
pada hal ini sesuai dengan kejadian sejak beliau diutus sampai
wafatnya. Namun malaikat Jibril a.s dengan cara ini tetap pada
sifatnya, yakni dengan melalui alam ghaib yang dimana Nabi
Muhammad SAW dalam alam zhahirnya harus ditinggalkan agar bisa
melakukan komunikasi dengan alam ghaib. Yaitu mengumpulkan
semua sebuah kekuatan yang ada pada kesadaran untuk menerima,
penghafalan serta dapat memahaminya.
2. Pendapat dari al-Sya’bi dalam turunnya Al-Qur’an yang ketika
dimulai di malam lailatul al-qadr di bulan suci Ramadhan, malam
penuh berkah. Kemudian turun berangsur-angsur selama 23 tahun
yang sudah sesuai pada sebuah kejadian yang mengiringinnya. Al-
Qur’an memiliki 1 macam cara turun yakni diturunkan berangsur-
angsur atau bertahap kepada Nabi Muhammad SAW. Sesuai dengan
yang dinyatakan di dalam Al-Qur’an.

7
Artinya : “Dan Al-Qur’an (kami turunkan) berangsur-angsur agar
engkau (Muhammad) membacakannya kepada manusia perlahan-lahan
dan kami menurunkannya secara bertahap”. (Q.S Al-Isra’: 106)
Ada pendapat-pendapat yang lain selain pendapat diatas , yakni :
3. Berpendapat bahwasannya dalam Al-Qur’an yang diturunkan dalam
20 malam kemuliaan atau disebut lailatul al-qadr, dimana pada setiap
malam terdapat kemuliaan yang telah ditentukan Allah untuk turun
disetiap tahun, kemudian dalam 1 tahun sudah pernah diturunkan pada
baginda Nabi Muhammad SAW dengan berangsur-angsur.
4. Terdapat ulama yang memiliki pendapat bahwasannya dalam Al-Qur’
yang pertama kali berada di Lauh al-mahfuz, kemudian turun
sekaligus di Bait al-Izzah. Selanjutnya diturunkan secara bertahap.

Pada umumnya para ulama mengikuti pandangan dari pendapat al-


sya’bi bahwasannya Al-Qur’an yang diturunkan dalam keadaan
berangsur-angsur . Karena pendapat al-sya’bi lebih bisa diterima dan
didasarkan dalam firman Allah SWT pada (Q.S Al-Isra’:6 dan Q.S Al-
Qadar: 1).

Sedangkan untuk sebuah pendapat menyatakan bahwasannya Al-


Qur’an yang diturunkan sebanyak 3 kali, yakni yang berasal dari Lauh al-
mahfuzh, Baitul ‘Izzah, baru kemudian diturunkan berangsur-angsur serta
bersamaan kejadian yang tertentu. Walaupun berdasarkan dalam sumber
riwayat yang memiliki sifat benar, tetapi tidak bisa diterima adanya
dikarenakan bahwasannya dalam turunnya wahyu yang memiliki cara
seperti itu juga masuk dalam hal ghaib, dimana bisa diterima oleh
keyakinan terhadap sebuah kebenaran kitab serta sunnah Rasul-Nya.
Ditegaskan Al-Qur'an bahwasannya hanya turun yang secara terpisah serta
bertahap.

8
2.3 Hikmah diturunkan Al-Qur’an secara berangsur-angsur
Al-Quran tidak diturunkan melalui sbeuah cara yang sekaligus
dengan turunnya sebuah wahyu tetapi Al-Qur’an ketika penurunannya
dilakukuan berangsur-angsur. Pada Al-Qur’an turunnya bertahap pada
baginda besar Nabi Muhammad SAW untuk dipahami, hal tersebut
memiliki alasan yaitu tujuan yang utama diturunkannya ialah untuk
memperbaki umat manusia, sanggahan kepada kaum musyrik, ancaman,
teguran, kabar gembira, penjelasan, serta seruan. Dalam turunnya wahyu
bisa sekaligus lima ayat, puluhan ayat, dan adakalnya ketika diturunkan
pada Nabi Muhammad SAW kurang ataupun dapat lebih dari itu.

Adanya sebuah hal yang membedakan pendapat yang ada di para


ulama dalam tahapan ketika turunnya Al-Qur’an. Al-Sya’bi berpendapat
bahwasannya Al-Qur’an diturunkan ketika di malam hari, pada saat
malam Lailah al-qadar yang selanjutnya diturunkan secara bertahap. Dan
sesuai dengan firman Allah SWT yaitu:

Artinya : “ sesungguhnya kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada


malam qadar”. (Q.S Al-Qadr :1)

Hikmah ditunkannya Al-Qur’an yang berangsur-angsur yakni


dapat melakukan pemenuhan kebutuhan serta keperluan bagi baginda
besar Nabi Muhammad SAW serta kaum yang memeluk agama islam.
Terdapat bentuk keperluan yang diperlukan oleh baginda Nabi
Muhammad SAW yaitu sejumlah dua dalam turunnya Al-Qur’an yang
berangsur-angsur. Pertama yaitu dapat hati yang sifatnya kuat bagi Nabi
Muhammad SAW, karena pada saat diturunkannya disertai dengan

9
peristiwa tertentu. Dan yang kedua yaitu mudah untuk melakukan
penghafalan .

Allah SWT menegaskan bahwasannya, “ kami tutunkan wahyu


secara terpisah serta berangsur-angsur untuk memperteguh hatimu hai
Muhammad.” Hal tersebut memiliki sifat yang sangat penting sekali untuk
sebuah dukungan moral, dimana dalam kondisi Nabi yang susah,
penyebabnya ialah di olok-olok, sindiran, serta terdapat sebuah tantangan,
jadi butuh sebuah landasan yang memiliki sifat yang kuat hal ini agar hati
memiliki sifat yang teguh serta tidak goyah sedikitpun. Selanjutnya
maksud dari sagar mudah untuk dihafalkan, Ibnu Furak menjelaskan
bahwasannya secara jelas “ kitab taurat diturunkan secara sekaligus,
dikarena Nabi Musa a.s menerimanya dapat melakukan membaca serta
menulis. Sedangkan Al-Qur’an diturunkan secara bertahap hal tersebut
disebabkan oleh karena yang menerima ialah sosok Nabi yang ummi, yang
dimana memiliki pengertian bahwasannya tidak bisa melakukan baca serta
tulis. Al-Makki berkata bahwasannya ketika Al-Qur’an yang sedang
diturunkan dengan secara berangsur-angsur maka dari itu banyak
sejumlah orang lari dan menjauhkan diri dari Silam, hal tersebut
dikarenakan begitu banyak larangan serta perintah. Jika dilakukan secara
tahapan akan merasakan sebuah rasa yang ringan dan tidak berat.

Ahmad Von Denffer berpendapat tentang alasan dan hikmah


diturnkannya Al-Qur’an yang bertahap yaitu menguatkan atau dapat
meneguhkan sebuah hati baginda Nabi Muhammad SAW yang melalkui
sebuah cara yakni membangkitkan ingatan setiap kali diperlukan tuntutan.
Semuanya diluar pertimbangan rasul, karena proses turunya wahyu ialah
merupakan sebuah kejadian yang sangat susah untuk Nabi , upaya hukum
Allah dapat diimplementasikan dengan tahapan-tahapan , hal tersebut agar
dapat mudah dimengerti, ringan serta dapat dilaksanakan, dan mudah
dapat dihafal bagi orang muslim pengikut Nabi Muhammad SAW.

10
Menurut Ibn Taimiyah, dengan memiliki pengetahuan mengenai
sebab turunnya ayat dapat membantu dalam melakukan pemahaman ayat
itu. Dikarenakan jika kita dapat mengerti dan mengetahui sebab akan
mendapatkan sebuah ilmu mengenai musabbab. Dalam sejarah terdapat
sebuah kejadian dimana para salaf pernah mengalami sebuah kesulitan
untuk melakukan penafsiran dalam beberapa dari ayat didalam Al-Qur’an
Namun ketika sudah memperoleh Asbab Nuzulnya, kebingungan itu
kemudian hilang.

Contohnya apabila penjelas tentang Asbabun Nuzul tidak ada,


maka disitu terdapat kemungkinan bahwasannya masih terdapat hingga
sekarang manusia yang melaksanakan sholat dengan memiliki arah yang
tidak jelas dengan memiliki alasan yang terdapat di Q.S Al-Baqarah pada
ayat 115 ;

Artinya : “ Dan milik Allah timur dan barat, kemana pun kamu
menghadap disanalah wajah Allah. Sungguh Allah Maha Luas, Maha
Mengetahui”. (Q.S Al-Baqarah :115).

Apabila ketika manusia tau sebuah sebeb turunnya ayat, pasti


paham maksud dari firman Allah tersebut turun karena terjadi suatu
peristiwa saat Rasulullah Bersama beberapa orang mukmin melaksanakan
shalat di malam yang gelap gulita.

Terdapat beberapa kitab yang khusus mengenai sebuah sebab turun


ayat yang telah dijelaskan di Al-Qur’an serta mengenai pentingnya dalam
Asababun Nuzul ditulis oleh para ulama. Kitab yang terkenal tentang ilmu
itu ialah pada sbeuah kitab Asababun Nuzul karya al-Wahidi (w.427),
kitab yang popular ialah pada kitab Lubab al-Nuqul fi Asbab al-Nuzul.

11
Hikmah Nuzul Qur’an secara berangsur- angsur yaitu :

1. Memperbarui wahyu.
2. Ketika pada Al-Qur’an yang diturnkan dalam keadaan secara bertahap
sehingga hal tersebut dapat mempermudah Nabi Muhammad SAW
dalam menghafal dan memahaminya.
3. Disetiap wahyu yang turun ialah pembaruan dakwah untuk kaum
musyrikin supaya masuk agama Allah (islam).
4. Untuk menyangkal tuduhan musyrik dan propraganda pembangkang.
5. Untuk meyakinkan atau menentramkan hati Nabi Muhammad SAW
dengan merasakan bahwasannya Allah SWT selalu bersamannya.

Hikmah tentang Asbabun Nuzu menurut Muhammad bin


Muhammad Abu Syuhbah yakni :

1. Untuk membantu dalam melakukan pemahaman arti dari sebuah ayat


tersebut serta dapat menghilangkan sebuah kemusykilan.
2. Untuk membantu dalam melakukan pemahaman arti dari sebuah ayat
tersebut yang memiliki kandungan sebuah penetapan hukum..
3. Untuk mempermudah dalam melakukan sebuah pemahaman
pengertian dari arti ayat bagi orang yang mendengarnya menjadi tau
sebab dari turunnya ayat tersebut.
4. Untuk menjauhi pemahaman yang sempit atau tidak memahami secara
luas.

12
PENUTUP

A. Kesimpulan
Asbab an-Nuzul ialah suatu yang dapat dijadikan dasar dalam
turunnnya dari ayat ataupun lebih, dalam menanggapi sebuah kejadian
atau dapat menceritakan sebuah kejadian, atau dapat menjelaskan sebuah
hukum terkandung di kejadian tersebut. Sebab turunnya ayat tidak satu
bentuk saja, terkadang berupa pujian terhadap sikap, pemecahan masalah,
untuk menanggapi suatu peristiwa, menjelaskan tentang kesalahan dalam
suatu peristiwa, serta menjelaskan suatu hukum dan lainnya sesuai dengan
kebutuhan. Dari aspek proses penurunannya kitab Al-Qur’an sangat jauh
beda dibandingkan dengan kitab yang lain. Ketika sebuah Al-Qur’an yang
dilakukan penurunan melalui 2 cara. Cara berangsur-angsur merupakan
cara penurunan Al-Qur’an. Al-Qur’an diturunkan secara bertahap untuk
baginda besar Nabi Muhammad SAW untuk bisa diapahami, karena
tujuan utama diturnkannya ialah untuk memperbaki umat manusia,
sanggahan kepada kaum musyrik, ancaman, teguran, kabar gembira,
penjelasan, serta seruan. Terdapat sebuah hikmah ketika Al-Qur’an yang
diturunkan dengan berangsur-angsur yaitu untuk dapat melakukan
penguatan atau dapat melakukan peneguhan hati bagi baginda Nabi
Muhammad SAW dengan cara membangkitkan memori setiap kali
diperlukan tuntutan.

B. Saran
Menyadari bahwasannya Dalam pembuatan makalah penulis
mempunyai banyak kekurangan dan jauh dari sempurna, dari hal tersebut
sebagai penulis sangat perlu saran serta kritik terkait penjelasan dalam

13
sebuah makalah yang telah dibuat agar kedepannya lebih baik dan
lengkap.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Hamid, L. (2016). pengantar studi Al-Qur'an. Jakarta: Prenadamedia group.

as-Suyuthi, j. (2008). labaabun nuquul fii asbaabin nuzul. kairo: Darut-Taqwa.

Dr. H. Badrudin, M. (2020). 'umul Qur'an : Prinsip-Prinsip dalam Pengkajian Ilmu Tafsir
Al-Qur'an. serang: A-Empat.

Dr. Zainal Arifin, M. (2018). pengantar ulumul Qur'an. Medan Sumut: Duta azhar.

Muhammad Yasir, S. d. (2016). Studi Al-Qur''an. Riau: CV. Asa Riau.

Muhsin.MA dan Erhan Saufan Hadana, M. (n.d.). studi ulumul qur'an. PT. Bambu Kuning
Utama.

Prof. Dr.H. Amroeni Drajat, M. (201). Ulumul Qur'an Pengntar Ilmu-Ilmu Al-Qur'an.
jakarta: kencana.

riyani, i. (2016). menelusuri latar historis turunnya Al-Qur'an dan proses pembentukan
tatanan masyarakat islam. al-bayan : jurnal studi Al-qur'an dan tafsir.

Rochman, I. C. (2020). dialektika penafsiran"asbab an-nuzul,israiliyyat dalam bingkai


penafsiran al-qur'an". guepedia.

Yunan, M. (2020). Nuzul qur'an dan asabun nuzul. sekolah tinggi agama islam negeri
majane, 60-64.

14

Anda mungkin juga menyukai