Anda di halaman 1dari 65

MODUL PEMBIBITAN TERNAK UNGGAS

KELAS XI
SEMESTER GENAP

SMK NEGERI 1 TULANG BAWANG TENGAH


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
BAB 5
PEMELIHARAAN BIBIT PARENT STOCK DAN LAYER

Melalui observasi, menggali informasi diskusi, dan praktik, peserta didik


dapat memelihara ternak unggas bibit parent stock dan layer dengan penuh
tanggungjawab.

KEBUTUHAN RUANGAN

PAKAN DAN PERALATAN

PENGATURAN PENCAHAYAAN
BIBIT DAN PEMELIHARAAN
PARENT SHOCK LAYER
MANAJEMEN RONTOK BULU

PEREMAJAAN

PENGHITUNGAN PRODUKSI

Step up- atep down- molting- restricted- henday

111
AGRIBISNIS pengolahan hasil pertanian

A. PEMELIHARAAN TERNAK UNGGAS BIBIT tabung) sebaiknya setinggi punggung


INDUK ayam supaya air minum tidak dimain-
1. KEBUTUHAN RUANG mainkan oleh ayam. Apabila
menggunakan tempat minum otomatis,
Layer adalah sistem pemeliharaan
maka harus sering dikontrol alat
pada periode layer mulai umur 21
otomatisnya, terutama setelah selesai
minggu sampai dengan 72 minggu (tipe
pemberian obat yang dicampur dengan
petelur) atau mulai 24 minggu sampai
air minum. Kualitas dan kebersihan air
dengan 68 minggu (tipe pedaging),
minum juga harus dicek setiap hari.
disesuaikan dengan petunjuk teknis
atau manual. Kebutuhan ruang pada
periode bertelur (layer) sama dengan
p e r i o d e g r o w e r a t a u d eve l o p e r.
manajemen asal ayam bibit.
2. KEBUTUHAN PAKAN DAN PERALATANNYA
Pakan layer mulai diberikan pada
umur 19 minggu untuk ayam ras bibit
petelur dan umur 21 minggu untuk ayam
ras bibit pedaging. Jumlah pakan yang
diberikan tidak boleh diturunkan selama
produksi telur sedang naik sampai
mencapai puncak produksi. Puncak Gambar 5.1. Kandang dan peralatan ayam petelur bibit periode layer
(Sumber gambar: http://www.trobos.com/thumbnail/b_9822.
produksi biasanya terjadi bila produksi jpeg, tanggal 30 Desember 2018, Pk. 20.33 WIB)
telur harian tidak mengalami kenaikan
lagi selama tiga hari berturut-turut. 4. TAMBAHAN PEMBERIAN CAHAYA
Jumlah pakan dicoba diturunkan atau Pemberian cahaya tambahan biasanya
dinaikkan atau istilahnya “challenge” dilakukan 4 jam/hari dengan intensitas 3
feeding ketika puncak produksi sudah watt/m2 dan tinggi lampu 2,4 m. Lampu
mulai tercapai. Jumlah pakan diturunkan diberikan 2 jam di sore menjelang
atau dinaikkan 2–3 gram per ekor selama malam hari dan 2 jam pada dini hari
periode 3–4 hari untuk dilihat menjelang pagi. Sebaiknya digunakan
responnya. Pakan maksimum sebaiknya reflektor untuk memendarkan cahaya.
telah diberikan ke ayam pada saat Agar pengaturan cahaya tersebut tidak
produksi telur berubah-ubah, sebaiknya digunakan
3. K E B U T U H A N A I R M I N U M D A N timer (time swich)
Tabel 5.1. Standar Lama Terang dan Lama Gelap Berdasarkan Umur Ayam
PERALATANNYA
Umur Ayam Lama Terang (jam) Lama Gelap (jam)
Pemberian air minum pada periode
DOC – 3 hari 24 0
layer (bertelur) tidak dibatasi. Untuk
penyediaan air minum, konsumsi per 4 hari – 3 minggu 15 9

hari ayam ras bibit pedaging pada suhu 4 minggu – 19 minggu 8 16


21 adalah 27,2 liter tiap 100 ekor ayam. 20 minggu – 21 minggu 13 11
Untuk menjaga agar litter tetap kering, 21 minggu – 23 minggu 14 10
selain mengeluarkan litter dari kandang
24 minggu – 27 minggu 15 9
dalam kandang, letak ketinggian air
minum juga harus diperhatikan. Tinggi 27 minggu – akhir produksi 16 8

dasar tempat minum (tempat minum Sumber: North and Bell (1990)

112
AGRIBISNIS pengolahan hasil pertanian

5. PENGONTROLAN KONDISI LITTER supaya ayam nyaman.


Untuk ayam bibit, kondisi litter yang d. Pe n e m p a t a n s a n g k a r ke d a l a m
kering dan tidak menggumpal harus kandang tidak boleh terlambat supaya
benar-benar diusahakan karena litter ayam terbiasa dengan sangkarnya.
yang basah merupakan sumber penyakit e. Tinggi sangkar tidak boleh lebih dari
pernapasan. Ayam bibit sebaiknya bebas 50 cm di atas lantai kandang.
dari MG (Mycoplasma Gallsepticum)
Penataan sangkar yang benar seperti
penyebab penyakit CRD (penapasan).
gambar di bawah ini.
Selain itu litter tidak boleh menggumpal
supaya kaki ayam (terutama ayam
jantan) tidak sakit bubulan yang
menyebabkan kaki ayam pincang dan
mengurangi fertilitas. Kemudian untuk
mengurangi kutu pada litter, sebaiknya
ditaburkan belerang (cyperkiller) saat
Gambar 5.2 A. Sangkar untuk ayam petelur bibit
memasuki periode bertelur umur 18 B .Sangkar untuk menthok
minggu. ( Sumber gambar : http://4.bp.blogspot.com/-2ucAqfO7tJw/
U_8K6jn-6UI/AAAAAAAAAEI/nA6jji-Z-XQ/s1600/IMG1291A.jpg)
6. PENEMPATAN SANGKAR (NEST)
7. PENCAMPURAN AYAM JANTAN DAN
Sangkar mulai dipasang umur 15
BETINA
minggu untuk ayam ras bibit petelur dan
1 8 m i n g g u u n t u k a y a m ra s b i b i t Pencampuran ayam jantan dan betina
pedaging. Hal ini dimaksudkan agar pada ayam ras bibit pedaging
ayam lebih dini mengenal tempatnya sebaiknya dilakukan pada umur 20
untuk bertelur. Penempatan sangkar di minggu. Pencampuran dilakukan pada
dalam kandang yang terlambat akan malam hari untuk mengurangi stres
menyebabkan banyak ayam betina yang pada ayam. Sebaiknya dipilih ayam
bertelur di lantai. untuk empat ekor jantan yang bagus performanya.
ayam, diperlukan satu kotak berukuran Perbandingan pencampuran adalah 10
31 cm x 31 cm x 31 cm. sangkar yang bisa betina dan 1 jantan.
dibuka tutup sangat mengurangi jumlah 8. MANAJEMEN RONTOK BULU (FORCE
telur yang kotor dan pecah. MOLTING)
Untuk mengurangi banyaknya ayam Molting atau luruh bulu adalah
yang bertelur di litter, maka peternak proses alami pada ayam petelur. Pada
harus memperhatikan hal-hal berikut: umumnya ayam akan berhenti bertelur
a. Mengajari dengan cara mengambil ketika sedang molting. Urutan luruh
ayam yang bertelur di lantai kandang, bulu pada ayam adalah dari bagian
kemudian dipindahkan ke sangkar. kepala, punggung, dada, perut bagian
belakang, perut bagian depan, sayap,
b. Pengambilan telur yang ada di lantai
dan ekor. Proses molting yang tidak
kandang pada awal bertelur harus
sama antara ayam yang satu dengan
lebih sering dilakukan sebab ayam
yang lainnya dalam satu kelompok
akan bertelur di lantai kandang bila
ayam menyebabkan produksi telur
melihat telur banyak di lantai.
harian (henday production) menjadi
c. Di dalam sangkar harus sering diganti rendah. Untuk membuat ayam luruh
dan ditambah kulit padi/serutan bulu bersamaan maka dilakukan force

113
AGRIBISNIS pengolahan hasil pertanian

molting, yaitu luruh bulu secara paksa p e t e r n a k ke m u n g k i n a n l e b i h


yang dilakukan oleh peternak dengan menguntungkan dengan force
cara membatasi pemberian pakan dan molting.
air minum. Setelah proses force Ada beberapa metode force
molting, ayam akan bertelur kembali molting yang pada prinsipnya
dan karena proses mulai bertelurnya membuat ayam berhenti bertelur total
bersamaan maka terjadi puncak dengan cara membatasi pemberian
produksi ke 2 yang diharapkan pakan, minum, dan cahaya. Untuk
persentase hen day production-nya kandang terbuka pembatasan hanya
cukup tinggi dan menguntungkan bisa dilakukan pada pemberian pakan
peternak. dan minum. Untuk kondisi Indonesia
Program force molting belum yang panas, mungkin perlu modifikasi
terlalu umum dikerjakan oleh peternak dalam pemberian air minum (ayam
breeder sebab dikhawatirkan akan tetap diberi minum pada hari puasa
merusak kualitas DOC anakannya. DOC makan). Pada program molting ini
y a n g d i p e ro l e h d a r i t e l u r y a n g produksi tahun ke 2 dimulai setelah
dihasilkan dari dari induk program ayam mencapai 5% hen day. Produksi
force molting biasanya lebih besar telur tahun ke 2 selama 6 bulan dengan
tetapi lebih lemah dari DOC yang berat telur besar telur lebih tinggi
dihasilkan dari induk yang tidak di walaupun hen day lebih rendah. Pada
force molting. Kematian dari anak metode California molting, ayam yang
induk yang di force molting cenderung mati akan akan lebih banyak karena
lebih tinggi dari yang normal. Force ayam dipuasakan dalam waktu 10 hari.
molting pada ayam jantan sebaiknya Akan tetapi, produksi telur berikutnya
tidak dilakukan dengan pembatasan akan lebih baik sebab ayam lebih lama
pakan yang drastis seperti pada pada tidak bertelur.
ayam betina sebab akan merusak Force molting dilakukan dengan
kualitas sperma. Selain itu, sebaiknya cara sebagai berikut:
ayam jantan dipisahkan dari ayam
a. Ayam dipilih yang sehat
betina ketika dilakukan force molting.
b. Ayam jantan dipisah dengan ayam
Force molting mungkin dilakukan
betina
oleh peternak pada kondisi tertentu,
misalnya: c. Timbang ± 10% dari jumlah ayam
yang ada dan dibuat rata-ratanya
a. Pada peternak pembibit, harga DOC
serta ditentukan kisaran berat ke
anakan (final stock) tinggi dan
atas dan berat ke bawah. Ayam yang
peternak kesulitan untuk
terlalu gemuk atau terlalu ringan
mendapatkan parent stock baru.
dikeluarkan dan tidak diikutkan
b. Pada peternak ayam ras petelur program force molting.
harga telur tinggi dan peternak
d. Ayam yang masuk pilihan force
kesulitan melakukan peremajaan.
molting kemudian diberi antibiotik
c. Bila berdasarkan perhitungan untuk pernapasan.
ongkos untuk peremajaan, terlalu
e. Ayam siap untuk masuk program
mahal dan setelah dihitung oleh
force moltin.

114
AGRIBISNIS pengolahan hasil pertanian

Tabel 5.3Program California Molting Yang Biasa Dilakukan Oleh Peternak


Ayam Pembibit Di Indonesia

Air Untuk Kandang


Hari Ke Pakan
Minum Tertutup Cahaya

7 – 14 Puasa Disediakan 8 – 10 jam

0 – 21 Butiran Jagung Disediakan 8 – 10 jam

>21 Pakan Layer Normal Disediakan 14 – 16 jam

Sumber: Bell and Weaver (2002)


Gambar 5.3. Ayam petelur dalam program force molting
( Sumber gambar: http://trobos.com/images/artikel/173%
20Livestock%20Feb%2014/molting_closeup.jpg PROGRAM SANITASI DAN VAKSINASI
Tanggal 30 Desember 2018, Pk. 20.55 WIB
Sanitasi pada breeder sangat ketat
Tabel5.2 Program Molting Konvensional Yang Biasa Dilakukan terutama sesudah terjadinya kasus Avian
Oleh Peternak Ayam Pembibit Di Indonesia
Influenza (AI). Untuk mengurangi dampak
Hari Ke Pakan Air Minum Cahaya penyakit menular pada kandang breeder,
selain menggunakan desinfektan, maka
1-2 Puasa Puasa 8 jam
pengunjung yang akan masuk ke kandang
breeder, sangat dibatasi. Selain itu, kandang
Ras Petelur 4,5 kg/100 ekor ayam
3
Bibit Pedaging 6,8 kg/100 ekor ayam
Minum 8 jam breeder, menggunakan sistem kandang
closed house untuk mencegah terjadinya
4 Puasa Puasa 8 jam kontaminasi lewat udara. Semua orang dan
kendaraan yang akan berkunjung ke farm
Ras Petelur 4,5 kg/100 ekor ayam
5
8 jam
breeder harus disemprot dengan desinfektan
Bibit Pedaging 6,8 kg/100 ekor ayam Minum
baik bajunya maupun kakinya ketika akan
Puasa 8 jam masuk ke dalam kandang. Biasanya
6 Puasa
pengunjung yang akan masuk ke dalam
Ras Petelur 4,5 kg/100 ekor ayam kandang sesudah disemprot desinfektan
7 Minum 8 jam
Bibit Pedaging 6,8 kg/100 ekor ayam harus berganti pakaian bersih yang khusus
untuk masuk ke kandang (baju seragam
Puasa Puasa 8 jam
8 kandang). Agar ayam tidak terkena penyakit,
dilakukan pencegahan dengan program
9 Ras Petelur 4,5 kg/100 ekor ayam
Bibit Pedaging 6,8 kg/100 ekor ayam Minum 8 jam vaksinasi. Biosecurity pada kendaraan dan
pekerja atau manusia yang masuk ke areal
10-60 Makan 75% dari jatah normal Minum 8 jam kandang harus dilakukan penyemprotan,
61
rambu-rambu tentang sanitasi di pasang di
Makan normal dari jatah harian Minum 14 – 16 jam
dekat pintu masuk atau gerbang masuk
Sumber: North and Bell (1990) peternakan, seperti gambar dibawah ini.

115
AGRIBISNIS pengolahan hasil pertanian

12 0,5 cc Injeksi
AI dada
minggu

14 Worm X (obat
- - -
minggu cacing)
Vitamin dan
antibiotik untuk 3
15 Injeksi
Coryza 1 cc hari (1 hari
minggu dada/ paha
Gambar 5.4. Tempat sanitasi untuk kendaraan dan manusia yang masuk sebelum – 1 hari
ke areal peternakan sesudah vaksin)
( Sumber gambar: http://4.bp.blogspot.com/bW02sw2IpHU/UuilktA1QF 1x Tetes mata
ILT
I/AAAAAAAAAPU /9WHzp1EL-3Q/s1600/biosecurity.pngunjung)
Injeksi Vitamin 3 hari (1
EDS Kil 0,5 cc
Tabel 5.3 Contoh Program Vaksinasi dan Pemberian Obat-Obatan dada hari sebelum – 1
Untuk Ayam Bibit Ras Petelur hari sesudah
Di Daerah Banyak Kasus Penyakit vaksin)
ND dan Gumboro 19 Injeksi Vitamin untuk 3
IBD Kill 0,5 cc
minggu dada hari (1 hari
Pengambilan
sebelum – 1 hari
Umur Jenis Cara Jenis Darah
Dosis sesudah vaksin)
Ayam Vaksin Pemberian Obat Untuk
Titer ND Worm X (obat
Vitamin + cacing)
Subcutan Vitamin untuk 2
1 hari Marek 1x Antibiotik Ya
leher
4 hari hari mulai 5%
produksi HD s.d.
2 hari IB H120 1x Tetes mata puncak produksi

0,2 cc Subcutan
5 hari ND Kill
leher 24 minggu
9 hari IBD Live 1x Air minum 21 (ND + Injeksi (test ND +
0,5 cc IBD + MG
minggu IBD) Kill dada
Air minum +
10 hari Coccivac 1x Salmonella)
(1/2 + 1/2
Antibiotk hari ke
ND Vitamin (2 hari)
12 hari 1x Tetes mata 11 – 13 untuk Ya
Lasota pernafasan Vitamin untuk 3
ND
1x Tetes mata hari (1 hari sebelum
19 hari IBD Live 1x Air minum Lasota -1 hari sesudah
vaksin)
Antibiotk hari ke
ND
21 hari 1x Tetes mata 20 – 22 untuk
Lasota 34
pernafasan AI 1x Tetes mata
minggu
25 hari IB H120 1x Air minum
IBD 35 Injeksi
30 hari 1x Air minum 0,5 cc Ya
GVC minggu ND Kill dada
35 hari ND Kill 0,3 cc Injeksi Vitamin hari ke Ya
dada 34 – 36 ND
Lasota 1x Tetes mata
ND 1x Tetes mata
Lasota
1x Tusuk 44 (ND + Injeksi
Fowl Pox 0,5 cc
sayap minggu IBD) Kill dada
7 Tetes Worm X (obat
ILT 1x
minggu hidung cacing) umur 42 ND
hari Lasota 1x Tetes mata
Antibiotik untuk
Injeksi pernafasan 3 hari 54 53 minggu
(ND + 0,5 cc Injeksi
Coryza 0,5 cc daging (1 hari sebelum – minggu IBD) Kill (test ND +
dada
dada/paha 1 hari sesudah IBD + MG)
vaksin)
ND 1x Injeksi
9 IBD Lasota
1x Air minum dada
minggu H120
Vitamin untuk 3 64 (ND +
11 Injeksi hari (1 hari minggu IBD) Kill
ND Kill 0,5 cc
minggu dada sebelum – 1 hari
sesudah vaksin) ND
Lasota 1x
ND
1x Tetes mata
Lasota
Tusuk
Fowl Pox 1x sayap

116
AGRIBISNIS pengolahan hasil pertanian

TabeL 5.5 Contoh Program Vaksinasi dan Pemberian Obat-Obatan Vitamin 3 hari
Untuk Ayam Bibit Ras Pedaging Di Daerah Endemik Penyakit ND (1 hari
Pengambilan ILT 1x Tetes mata sebelum – 1
Umur Jenis Cara Jenis Darah hari sesudah
Ayam Dosis vaksin)
Vaksin Pemberian Obat Untuk
Titer ND Vitamin untuk 3
Vitamin + 0,5 cc Injeksi hari (1 hari
Subcutan EDS Kill sebelum – 1 hari
1 hari Marek 1x Antibiotk 4 Ya dada
leher sesudah vaksin)
hari
19 Injeksi Vitamin untuk 3
minggu IBD Kill 0,5 cc
2 hari IB H120 1x Tetes mata dada hari (1 hari
sebelum –1 hari
sesudah vaksin)
0,2 cc Subcutan Worm X (obat
5 hari ND Kill
leher cacing)
9 hari Vitamin untuk 2
IBD Live 1x Air minum
hari mulai 5%
Air minum produksi HD s.d.
10 hari Coccivac 1x puncak produksi
(1/2 + 1/2
Antibiotik hari 21 (ND + 0,5 cc Injeksi 24 minggu
12 hari ND Lasota 1x Tetes mata ke 11 – 13 (test ND + IBD
Ya minggu IBD) Kill dada
untuk + MG +
pernafasan Salmonella)
Vitamin (2 hari)
19 hari IBD Live 1x Air minum ND Lasota 1x Tetes mata Vitamin untuk 3
hari (1 hari
Antibiotk hari sebelum – 1 hari
ke 20 – 22 sesudah vaksin)
21 hari ND Lasota 1x Tetes mata untuk
34
pernafasan AI 1x Tetes mata
minggu

25 hari IB H120 1x Air minum 35 Injeksi


ND Kill 0,5 cc Ya
minggu dada

30 hari IBD GVC 1x Air minum ND Lasota 1x Tetes mata


Injeksi Vitamin hari 44 (ND + Injeksi
35 hari ND Kill 0,3 cc Ya 0,5 cc
dada ke 34 – 36 minggu IBD) Kill dada
ND Lasota 1x Tetes mata
ND Lasota 1x Tetes mata
Tusuk
Fowl Pox 1x 54 (ND + Injeksi 53 minggu
sayap 0,5 cc
minggu IBD) Kill dada (test ND + IBD
+ MG)
7 Tetes Worm X (obat
1x cacing) umur ND Lasota 1x Injeksi
minggu ILT hidung
42 hari dada

Injeksi Antibiotik untuk


Coryza 0,5 cc daging pernafasan 3 hari PEREMAJAAN (REPLACEMENT STOCK)
(1 hari sebelum – 1
dada/paha
hari sesudah Peremajaan dilakukan untuk menjaga
vaksin)
kelangsungan usaha ayam petelur karena
9
minggu IBD H120 1x Air minum a y a m y a n g p ro d u k t i v i t a s n y a s u d a h
11 0,5 cc Injeksi Vitamin untuk menurun (tua) diganti dengan ayam layer
ND Kill 3 hari (1 hari
minggu dada
sebelum – 1 hari yang baru. Peremajaan dapat dilakukan
sesudah vaksin) dengan membeli ayam dara sekitar 3 bulan
ND Lasota 1x Tetes mata sebelum layer diapkir. Hal yang diharapkan
Fowl Pox 1x Tusuk
sayap
adalah ketika layer lama diapkir sudah ada
12
layer yang baru. Apabila pembibitan
0,5 cc Injeksi
minggu AI dada dilakukan sendiri dengan memelihara DOC
14
- - - Worm X (obat bibit, maka DOC bibit tersebut harus sudah
minggu cacing)
harus ada (menetas) pada saat ayam layer
15 Injeksi Vitamin dan
minggu Coryza
1 cc
dada/paha antibiotik
masuk bulan keenam produksi (umur ayam
untuk 3 hari (1
hari sebelum –
sekitar satu tahun), sehingga pada saat
1 hari sesudah ayam layer akan diapkir ayam pengganti
vaksin)

117
AGRIBISNIS pengolahan hasil pertanian

sudah siap untuk memasuki periode 7) Terdapat taji.


bertelur (umur ayam sekitar 6 bulan). Sedangkan ciri-ciri induk bibit ayam betina
Beberapa pertimbangan yang dilakukan petelur yang baik adalah:
dalam peremajaan adalah:
1) Kepala halus.
a. Catatan produksi.
2) Matanya terang/jernih.
b. Harga pasar.
3) Mukanya sedang (tidak terlalu lebar).
c. Pengelolaan periode grower/pullet.
4) Paruh pendek dan kuat.
d. Pertimbangan calon induk, beli atau
5) J e n g g e r d a n p i a l h a l u s , d a n
pelihara sendiri.
berkembang sempurna
e. Program kesehatan.
6) Berbulu mengkilat, halus.
f. Pengelolaan periode grower/pullet.
7) Badannya cukup besar dan perutnya
g. Pertimbangan calon induk, beli atau luas.
pelihara sendiri.
8) Jarak antara tulang dada dan tulang
h. Program kesehatan. belakang ± 4 jari.
PRODUKSI TELUR 9) Jarak antara tulang pubis ± 3jari.
1.Menyeleksi Induk Bibit Berdasarkan
Performanance
Seleksi adalah suatu proses memilih
ternak yang disukai yang akan dijadikan
sebagai tetua untuk generasi berikutnya.
Fungsi seleksi adalah untuk meningkatkan
produktifitas ternak melalui perbaikan
mutu genetik bibit. Dalam menyeleksi bibit
unggas ini bertujuan untuk meningkatkan
produksi telur, berat telur atau kecepatan
pertumbuhan.
Seleksi performans adalah suatu Gambar 5.5. Ciri-ciri induk jantan dan betina yang baik
( Sumber gambar : http://3.bp.blogspot.com/
metode seleksi dengan cara melihat -Gu2NWFia2Kk/UJZBe13r1mI/AAAAAAAAAdc/
penampilan ternak. Menyeleksi induk bibit Pix3maevrd8/s400/5.jpg)

unggas yang baik berdasarkan performans, b. Penampilan produksinya


dapat dilihat dari: 1) Ciri-ciri unggas pedaging yang
a. Penampilan bentuk eksteriornya. baik, dilihat dari penampilan
produksinya, seperti:
Ciri-ciri induk bibit ternak ayam jantan
yang baik berdasarkan eksterior adalah: - pertambahan bobot badan
1) Badan kuat dan panjang. - Feed Conversi Rasio
2) Tulang supit rapat. - Tingkat mortalitas
3) Sayap kuat dan bulu-bulunya teratur - Konsumsi pakan
rapih. - Indeks Performans, dll
4) Paruh bersih. 2) Ciri-ciri unggas petelur yang baik,
5) Mata jernih. dilihat dari penampilan produksinya,
seperti:
6) Kaki dan kuku bersih, sisik-sisik teratur.

2
AGRIBISNIS pengolahan hasil pertanian

- Produksi telur (hen day, hen house) Salah satu dari beberapa faktor
- Feed Conversi Rasio penting yang mempengaruhi
keberhasilan penetasan adalah tingkat
- Tingkat mortalitas
fertilitas telur yang akan kita tetaskan.
- Konsumsi pakan Semakin tinggi tingkat fertilitas telur
- Lama produksi yang akan ditetaskan maka semakin
- Umur dan lama puncak produksi, dll besar potensi keuntungan yang kita
dapatkan. Fertilitas telur sangat
dipengaruhi oleh fertilitas sperma-
Mengatur Perkawinan tozoa pejantan. Perlu diketahui juga
Pada dasarnya perkawinan pada tingkat fertilitas telur pada mesin tetas
ternak bertujuan untuk melanjutkan tidak mempengaruhi daya tetas. Daya
atau menghasilkan keturunan, telur tetas adalah prosentase telur
meskipun demikian tidak semua yang fertil yang menetas.
kawin akan menghasilkan keturunan, Untuk mendapatkan telur tetas
ini suatu bukti bahwa adanya rahasia fertil dengan jumlah yang tinggi, dapat
Tuhan. Sifat Tuhan yang maha pengasih melakukan langkah-langkaj seperti
memberikan rahasiaNya kepada dibawah ini:
umatnya yang sungguh-sungguh
1) Kesehatan betina dan pejantan
mempelajari tentang rahasia tersebut.
2) Usia betina dan pejantan
a. Mengidentifikasi jantan dan betina
yang siap dikawinkan 3) Kualitas ransum
Waktu yang tepat untuk 4) Perbandingan jumlah pejantan dan
mengawinkan unggas adalah saat betina
induk bibit unggas telah dewasa 5) Kenyamanan kandang
kelamin dan dewasa tubuh yaitu 6) Pengambilan telur tetas
sekitar umur -7 bulan. Metode
7) Perlakuan telur tetas
perkawinannya dengan me-
nempatkan pejantan dewasa umur Selanjutnya untuk menghasilkan
diatas satu tahun yang ditempakan telur yang fertil ( bisa menetas),,harus
d a l a m k a n d a n g k h u s u s ( b re e - dikawinkan terlebih dahulu 2 kali
ding/perkawinan). dalam seminggu baik dilakukan secara
kawin alami maupun kawin buatan.
b. Menentukan jumlah betina yang
Menurut beberapa penelitian bahwa
dapat dikaini oleh seekor pejantan
sel kelamin jantan (sprmatozoa)
perbandingan antara jantan dengan
mampu hidup didalam organ
betina adalah 1:5 untuk mencapai
reproduksi selama 21 hari atau selama
tingkat fertilitas yang tinggi. Induk
masa bertelur cukup dikawinkan 1 kali,
betina yang dikawinkan lebih sedikit
tetapi tingkat fertilitasnya rendah, hal
lebih baik. Yang paling penting
ini tidak terlepas juga faktor pakan dn
adalah mengawinkan unggas saat
lingkungan.
unggas tersebut sedang dalam masa
bertelur (telur ke-1 atau ke-3) masa
inilah yang paling tepat karena ovum Mengelola Produksi Telur
(sel telur) siap untuk dibuahi. Ayam harus mulai selalu diajari
c. Menguji tingkat fertilitas pejantan untuk bertelur di sangkar. Dari awal

2
AGRIBISNIS pengolahan hasil pertanian

mulai memasuki fase bertelur bila pedaging/petelur atau berat DOC


melihat ayam bertelur di bawah, yang akan dihasilkan.
sebaiknya diangkat dan dipindahkan b.Bentuk telur (oval normal/besar
ke dalam sangkar. Untuk ayam yang normal)
terlanjur bertelur di lantai,telurnya
c. Bentuk kulit telur (dipilih yang halus
dipungut, kemudian disimpan di
dan tidak tipis maupun retak serta
sangkar. Untuk mendapatkan telur
kulit telur harus bersih).
yang bersih, sebaiknya dilakukan:
Sesudah diseleksi, telur tetas yang
a. Pemberian litter secara kontinyu di
terpilih dikirim ke penetasan,
sangkar.
sedangkan yang tidak terpilih untuk
b. Te l u r t e t a s d i a m b i l s e s e r i n g ditetaskan dijadikan telur komersial
mungkin. (konsumsi). Telur tetas yang akan
c. Te l u r y a n g s u d a h t e r k u m p u l dikirim ke penetasan sebaiknya
sebaiknya dilakukan fumigasi atau diletakkan di egg tray tidak lebih dari
penyuci hama dengan formalin dan lima tumpuk dan dan diberi alas ketika
KMnO4 secepat mungkin dengan mengangkat egg tray supaya telur tidak
dosis tiga kali, yaitu formalin 120 cc retak atau pecah karena tergencet.
dan KMnO4 60 cc, fumigasi untuk Biasanya telur komersial dijual kiloan
volume 2,83 m3 selama 20 menit. dalam kilogram dimasukkan ke dalam
Telur tetas kemudian diseleksi di peti.
gudang penyimpanan telur di farm. RECORDING
Seleksi yang dilakukan berdasarkan Contoh Format Recording Ayam
hal-hal berikut: Pedaging tertera pada Tabel 5.6
a. Berat telur (tergantung strain ayam berikut ini.
Tabel 5.6Recording Pemeliharaan Ayam Pedaging

Nama Farm/Kota Tanggal Penerimaan


Penanggung Jawab Tanggal Menerima
Kandang Jumlah
Jenis Ternak Rata-rata B5 DOC
Stain
Minggu Mati Afkir Bisa Ransum Vitamin/Obat-
Tanggal Keterangan
Hari Ke (ekor) (ekor) (ekor) Jenis Zat/Kg obatan/Vaksinasi
1
2
3
I 4
5
6
7
Rata2 BB MG I :................gram/ekor
1
2
3
II 4
5
6
7
Rata2 BB MG I :................gram/ekor
1
2
III 3
4
5

2
AGRIBISNIS pengolahan hasil pertanian

Minggu Mati Afkir Bisa Ransum Vitamin/Obat-


Tanggal Keterangan
Hari Ke (ekor) (ekor) (ekor) Jenis Zat/Kg obatan/Vaksinasi
6
III 7
Rata2 BB MG I :................gram/ekor
1
2
3
IV 4
5
6
7
Rata2 BB MG I :................gram/ekor
1
2
3
V 4
5
6
7
Rata2 BB MG I :................gram/ekor
Contoh Format Recording Ayam Kampung
tertera pada Tabel 5.7 berikut ini.
Tabel 5.7 Rekording Pemeliharaan Ayam Kampung Analisa Pakan Manajemen Pemanas
Point Feed (gr/ek) ME kal
Rata2 PF Komulatif Rata2 PF Komulatif Protein % Umur Temp ( C)
Umur Umur (gr/ek) (gr)
(gr/ek) (gr) Lemak %
Air %
1 31
2 32 Serat %
3 33 Abu %
4 34 Kalsium %
5 35 Phosfor %
6 36
Berat Badan Rata-rata peforma
7 37
Berat rata-rata Target Kematian %
8 38 Umur
(gr) Konsumsi pakan Kg
9 39
BB Jantan Kg
10 40 1 BB Betina Kg
11 41 8
12 42 15
13 43 22
14 44 29
15 45 35
16 46
43
17 47
50
18 48
57
19 49
64
20 50
71
21 51
Vaksin
22 52 Aplikasi
Umur Vaksin
23 53
24 54
25 55
26 56
27 57
28 58
29 59
30 60

2
AGRIBISNIS pengolahan hasil pertanian

Berdasarkan Peraturan Menteri 10) Data puyuh yang mati, sakit,


Pertanian Nomor: 21/Permentan/Ot. hilang
140/3/2032 tanggal 28 Maret 2012,
tentang Pedoman Teknis Pembibitan
Pada Puyuh data yang dicatat
Itik, Pencatatan (recording) pada
dapat dikelompokan ke dalam dua
pembibitan itik yang baik antara lain
kelompok pemeliharaan. Data puyuh
meliputi:
kelompok pembesaran (0-35 hari)
Pada Puyuh, data yang dicatat Dalam melakukan evaluasi terhadap
dapat dikelompokan ke dalam dua kelompok puyuh pembesaran (0- 35
kelompok pemeliharaan.Data puyuh hari), diperlukan data-data produksi
kelompok pembesaran (0-35 hari) sebagai berikut:
Dalam melakukan evaluasi terhadap
1) Data primer
kelompok puyuh pembesaran (0- 35
hari), diperlukan data-data produksi Data primer atau data pokok berisi
sebagai berikut: garis besar mengenai jenis puyuh
yang dipelihara, asal DOQ, tanggal
1) Data primer
menetas, jumlah DOQ, berat DOQ
Data primer atau data pokok rata-rata, sistem kandang/lantai,
berisi garis besar mengenai jenis sistem pemanas, jenis pakan dan
puyuh yang dipelihara, asal DOQ, bentuk pakan yang diberikan
tanggal menetas, jumlah DOQ, berat
2) Data sanitasi kandang, bisa berisi
DOQ rata-rata, sistem kan-
jenis, jumlah atau dosis dan cara
dang/lantai, sistem pemanas, jenis
penggunaan bahan untuk keper-
pakan dan bentuk pakan yang
luan sanitasi peternakan.
diberikan
3) D a t a p e r l e n g k a p a n k a n d a n g
2) Data sanitasi kandang, bisa berisi
pembesaran: Luas kandang, litter,
jenis, jumlah atau dosis dan cara
jumlah tempat pakan dan tempat
penggunaan bahan untuk keperluan
minum, pemanas, penerang
sanitasi peternakan.
kandang, tirai dll.
3) D a t a p e r l e n g k a p a n k a n d a n g
4) Catatan suhu indukan
pembesaran: luas kandang, litter,
jumlah tempat pakan dan tempat 5) Data pemberian pakan
minum, pemanas, penerang 6) Data pemberian air minum
kandang, tirai dll. 7) Data tenaga kerja termasuk penjaga
4) Catatan suhu indukan malam
5) Data pemberian pakan 8) Data perbaikan dan perawatan
6) Data pemberian air minum kandang dan perlengkapan
7) Data tenaga kerja termasuk penjaga 9) Data pemeliharaan kesehatan:
malam Vaksinasi, pemberian vitamin dan
obat-obatan.
8) Data perbaikan dan perawatan
kandang dan perlengkapan 10) Data puyuh yang mati, sakit,
hilang
9) Data pemeliharaan kesehatan:
vaksinasi, pemberian vitamin dan Pada Puyuh data yang dicatat
obat-obatan. dapat dikelompokan ke dalam dua
kelompok pemeliharaan. Data puyuh

2
AGRIBISNIS pengolahan hasil pertanian

kelompok pembesaran (0-35 hari) 9) Data pemeliharaan kesehatan:


Dalam melakukan evaluasi terhadap Vaksinasi, pemberian vitamin dan
kelompok puyuh pembesaran (0- 35 obat-obatan.
hari), diperlukan data-data produksi 10) Data puyuh yang mati, sakit,
sebagai berikut: hilang
1) Data primer
Tabel 5.8 Data Bibit.
Data primer atau data pokok Nama Usaha Pembibitan : ............................................................
berisi garis besar mengenai jenis Alamat : ............................................................
............................................................
puyuh yang dipelihara, asal DOQ, Asal Bibit :
tanggal menetas, jumlah DOQ, berat Kemampuan Produk :
DOQ rata-rata, sistem kan- a. Produksi : ........................butir/ekor/tahun
b. Daya tetas : ........................%
dang/lantai, sistem pemanas, jenis
pakan dan bentuk pakan yang
diberikan Per unit kadang.............ekor
No Uraian Keterangan
2) Data sanitasi kandang, bisa berisi
1. Tanggal tetas ..................................................
jenis, jumlah atau dosis dan cara 2. Umur mulai produksi ..................................................
penggunaan bahan untuk keper- 3. Produksi
a. Telur (butir)
luan sanitasi peternakan. b. Telur tetes (butir)
..................................................
..................................................
3) Data perlengkapan kandang pem- c. Daya Tetas (%)
4. ..................................................
Konversi pakan
besaran: Luas kandang, litter, a. Starter ( gr/ekor) ..................................................
jumlah tempat pakan dan tempat b. Grower (gr/ekor) ..................................................
c. Layer (gr/ekor/hari)
minum, pemanas, penerang ..................................................
kandang, tirai dll. Catatan Kesehatan Hewan
No Uraian Keterangan
4) Catatan suhu indukan 1. Program Vaksinasi
a.ND
5) Data pemberian pakan b. IBD
..................................................
..................................................
6) Data pemberian air minum c. AI ..................................................
d. ...............................dst ..................................................
7) Data tenaga kerja termasuk penjaga 2. Pengobatan
malam a. ..................................................
b. ..................................................
8) Data perbaikan dan perawatan c. ..................................................
kandang dan perlengkapan

2
AGRIBISNIS pengolahan hasil pertanian

Data Usaha Pembibitan (seperti pada 2) Produksi dan distribusi telur tetas
Tabel 24) dan DOQ.
1) Populasi dan struktur populasi

Tabel5.9 Populasi, Produksi dan Distribusi

Nama Usaha Pembibitan : ............................................................


Alamat : ............................................................
............................................................
No Uraian Jtn Btn Jlh Keterangan
1. Populasi
-Anak .......... .......... .......... ....................
-Induk .......... .......... .......... ....................
-Dara .......... .......... .......... ....................

Jumlah

No Uraian Jtn Satuan Ket Jtn Satuan Lokasi


1. 1. Telur
tetas .......... .......... .......... ......... .......... ..........
2. Telur .......... .......... .......... ......... .......... ..........
Konsumsi
3. DOQ .......... .......... .......... ......... .......... ..........

Tabel 5.10Catatan Bulanan Produksi Burung Puyuh

Popolasi Burung Puyuh ........................... Ekor


Unit burung puyuh ............................................
Tahun : ..................................................................
Bulan
No Uraian
1 2 3 4 5 6 7 8 10 11 12
1. Produksi Telur
Butir (%QH)
2. Jumlah Telur Ditetaskan
(butir)
3. Daya Tetas (%)
4. Produksi DOQ (ekor)
5. Bobot DOQ (gram/ekor)
6. Konsumsi Pakarn (kg)
a. Starter
b. Grower
c. Layer
7. A. Program vaksinasi dan
pemberian obat
a. ND
b. IBD
c. AI
B. Vitamin Obat
1. ..................................
..................................
8. Mortalitas (ekor)

2
AGRIBISNIS pengolahan hasil pertanian

Tabel 5.11Struktur Populasi Burung Puyuh (ekor)

Popolasi Burung Puyuh ........................... Ekor


Unit burung puyuh ............................................
Tahun : ..................................................................
Bulan
No Uraian
1 2 3 4 5 6 7 8 10 11 12
1. Puyuh Dewasa (> 6mg)
a. Betina induk
b. Pejantan
2. Puyuh Dara (3-6 mg)
a. Betina
b. Jantan
3. Puyuh Anak (1-3 mg)
4. Puyuh DOQ (< mg

Tabel5.12 . Perkembangan Populasi burung Puyuh (ekor)

Popolasi Burung Puyuh ........................... Ekor


Unit burung puyuh ............................................
Tahun : ..................................................................
Bulan
No Uraian
1 2 3 4 5 6 7 8 10 11 12
1. Puyuh Dewasa (> 6mg)
a. Pejantan
b. Betina induk
2. Puyuh Dara (3-6 mg)
a. Betina
b. Jantan
3. Puyuh Anak (1-3 mg)
4. Puyuh DOQ (< mg
TOTAL

Format recording tergantung dari berbedaberdasarkar periode peme-


tujuan pemeliharaan. Recording untuk liharaannya. Pada periode pem-
budidaya ayam bibit yang lebih besaran, diperlukan data, antara lain:
kompleks dibandingkan dengan pada 1) Nomor kandang
ayam komersial (petelur atau
2) Jenis/ Strain ayam
pedaging). Pencatatan ayam bibit
sangat bervariasi dari yang ruwet 3) Tanggal tetas
sampai bentuk yang sangat sede- 4) Tanggal penerimaan
rhana. Banyak cara dan bentuk 5) Jumlah ayam
pencatatan tergantung pada ke-
6) Jumlah kematian atau apkir
butuhan dan selera peternak. Tetapi
kesemuanya itu yang terpenting 7) Konsumsi pakan (jenis dan berat)
adalah bentuk yang sederhana tetapi 8) Berat badan
jelas, bentuk mana yang telah dapat 9) Vaksinasi (jenis dan dosis)
memenuhi kebutuhan yang pokok dan
10) Obat-obatan
mudah dilaksanakan. Data yang
diperlukan dalam membuat format 11) Keterangan
rekording pada ayam petelur

2
AGRIBISNIS pengolahan hasil pertanian

1) Nomor kandang 2) Asal Ayam :


2) Jenis/ strain ayam 3) Strain :
3) Jumlah ayam 4) Tanggal Masuk :
4) Jumlah kematian atau apkir 5) Populasi Awal :
5) Umur ayam (minggu) 6)Penanggung Jawab :
6) Konsumsi pakan (jenis dan berat) (Dapat dilihat di bawah ini)
7) Produksi telur (baik dan rusak)
8) Vaksinasi Contoh Format Catatan Ayam Petelur
9) Obat-obatan Periode Produksi (Layer)
10) FCR 1)Lokasi:
2)No. Flok:
Contoh Format Pencatatan Ayam 3)Pegawai:
Petelur. 4)Pengawas:
1) No. Kandang : 5)Bulan:
(Dapat dilihat di halaman selanjutnya)

NO. Populasi Pakan Lingkungan Keseragaman

Umur Jumlah Kematian Per-ekor Total Suhu Kelembaba Bobot Badan Seragam Program
(hari) (ekor (ekor) (gram) (gram) ( C) n (%) (%) (%) Kesehatan

Jumlah

Rataan

2
AGRIBISNIS pengolahan hasil pertanian

Populasi Ayam Produksi Telur Pakan


Umur Hari FE
(mg) Tanggal Mati Afkir Hidup Utuh Retak Kosong Jumlah Kg % KG gr/ekor

Untuk menambah wawasan lebih jauh


tentang pembibitan menthok sebagai peluang
baru bisnis ternak unggas. Keuntungan dan
kelebihannya di banding unggas yang lain
yang lain, kunjungi link di bawah ini:

TERNAK MENTHOK

Ternak unggas selain ayam yang


mempunyai prospek usaha baik, diantaranya
menthok. Dengan kemajuan teknologi di
bidang pengolahan daging, masakan yang
berasal dari daging Menthok menjadi
primadona dan para investor sudah siap untuk
memajukan dan mengembangkan ternak ini.
Menthok hidup tidak dijual per kilo gram, tapi
per ekor. Menthok goreng yang utuh harganya http://www.agrowindo.com/peluang-usaha-budidaya-
bisa mencapai Rp. 150.000,- per ekor ukuran entok-dan-analisa-usahanya.htm
sedang. Selain itu menthok resistant terhadap
penyakit dan pakannya juga mudah.

2
AGRIBISNIS pengolahan hasil pertanian

1. Jelaskan tentang program kesehatan 4.vitamian


pada unggas periode layer? Langkah Kerja :
2. Bagaimana pengaturan pencahayaan 1. Berdoalah sebelum dan sesudah
pada ayam bibit periode layer? melaksanakan praktek!
3. Jelaskan pengaruh pencahayaan bagi 2. Buat kelompok kerja beranggotakan 3–5
produksi telur? orang!
4. Bagaimana prosedur force molting pada 3. Siapkan bahan dan peralatan yang akan
unggas? digunakan! Apabila saudara tidak
5. Jelaskan program kesehatan yang harus menemukan alat dan bahan yang
dilakukan pada ayam bibit periode digunakan, siapkan alat dan bahan sesuai
layerLembar Kerja 1 yang tersedia di lingkungan sekitar!
4. Tentukan/pilih jenis dan jumlah ternak
unggas bibit yang akan dipelihara, ayam
ras bibit pedaging atau petelur!
praktikum 5. Lakukan pemeliharaan ternak unggas
bibit periode layer dengan tahapan
Lembar Kerja 1 sebagai berikut:
a. Menghitung kebutuhan ruangan
Judul : Melakukan Pemeli- b. Menghitung kebutuhan tempat pakan
haraanTernak Unggas dan tempat minum
BibitPeriode Layer c. Menberi pakan dan minum
d. Memberi cahaya tambahan
Tujuan :Setelah mengikuti dikla- e. Kontrol kondisi litter
tini,Peserta mampu mela- f. Penempatan sangkar
kukan pemeliharaan ter-
nak unggas bibit periode g. Pencampuran ayam jantan dan betina
layer tekun dan cermat. h. Pengelolaan rontok bulu (molting)
i. Pengelolaan sanitasi dan vaksinasi
Waktu : 4 JP @ 45 menit j. Melakukan peremajaan
6. Catat hasil praktik Anda!
Keselamatan Kerja :Hati-hati, teliti, lakukan de- 7. Diskusikan permalahan-permasalahan
ngan sepenuhhatidan yang Anda temukan pada pemeliharaan
penuh tanggung jawab. bibit periode layer dan temukan
Alat dan Bahan : solusinya pada teman kelompokmu.
Lakukan dengan mengedepankan
Alat :1.Alat tulis tolerasi!
2.Kalkulator
3.Tempat pakan 8. Tentukan dampak yang ditimbulkan dari
4.Tempat minum masalah tersebut!
5.Timbangan 9. Presentasikan hasil diskusi kelompok
Bahan :1.Pakan layer anda dengan kelompok lain!?
2.vaksin
3.antibiotit

2
AGRIBISNIS pengolahan hasil pertanian

praktikum
Lembar Kerja 2
6. Diskusikan permalahan-permasalahan
Judul :Seleksi Induk Bibit dan yang Anda temukan dalam menseleksi
Mengatur Perkawinan induk bibit dan pengaturan perkawinan.
Temukan solusinya pada teman
kelompokmu. Lakukan dengan
Tujuan : Setelah mengikuti diklat mengedepankan tolerasi!
ini, Peserta mampu
melakukan seleksi induk
bibit dan mengatur 1. Tentukan dampak yang ditimbulkan dari
perkawinan tekun dan masalah tersebut!
cermat. 2. Presentasikan hasil diskusi kelompok
anda dengan kelompok lain!
Waktu : 4 JP @ 45 menit
Lembar Kerja 3
Keselamatan Kerja: Hati-hati, teliti, lakukan
dengan sepenuh hati dan Judul : Memproduksi Telur Tetas
penuh tanggung ja-wab. Tujuan : Setelah mengikuti diklat
ini, Peserta mampu mem-
Alat dan Bahan : produksi telur tetas.
Alat : Alat tulis Waktu : 4JP @ 45 menit
Kandang pembibitan
Bahan : Ayam induk bibit jantan
Keselamatan Kerja : Hati-hati, teliti, lakukan
Ayam induk bibit betina
dengan sepenuhhati dan
: penuh tanggung jawab.
Langkah Kerja:
1. Berdoalah sebelum dan sesudah melak- Alat dan Bahan :
sanakan praktik! Alat : Alat tulis
2. Buat kelompok kerja beranggotakan 3–5 Kalkulator
orang! Kandang dan sangkar
3. Siapkan bahan dan peralatan yang akan Bahan : Ayam ras bibit periode
digunakan! Apabila saudara tidak layer
menemukan alat dan bahan yang Formalin 40%
digunakan, siapkan alat dan bahan KMnO4
sesuai yang tersedia di lingkungan
sekitar!
4. Lakukan Seleksi induk bibit jantan dan Langkah Kerja:
betina berdasarkan penampilan
1. Berdoalah sebelum dan sesudah
eksterior dan penampilan produksi!
melaksanakan praktik!
5. Lakukan evaluasi tentang pengaturan
2. Buat kelompok kerja beranggotakan 3– 5
perkawinan yang dilakukan dalam
orang! Apabila saudara tidak mene-
kandang pembibitan dalam suatu farm
mukan alat dan bahan yang digunakan,
pembibitan yang terdekat!

2
AGRIBISNIS pengolahan hasil pertanian

praktikum
siapkan alat dan bahan sesuai yang pemeliharaan ayam induk (parent stock) yang
tersedia di lingkungan sekitar! dipelihara bersama-sama dengan pejantan.
3. Siapkan bahan dan peralatan yang akan Pemeliharaan ayam bibit pada umumnya
digunakan! diusahakan oleh breeding farm untuk
menghasilkan bibit ayam berupa final stock
4. Tentukan/pilih jenis dan jumlah ternak
yang berkualitas. Pembibitan (breeding) dalam
unggas bibit yang akan dipelihara, ayam
usaha peternakan unggas komersial sangat
ras bibit pedaging atau petelur!
penting dan sangat perlu mendapat perhatian
7. Lakukan pengelolaan produksi telur yang khusus. Hal ini dilakukan untuk menjaga
tetas dengan tahapan sebagai berikut: dan mendapatkan kualitas DOC final stock
a. Memberi litter secara kontinu di yang bagus serta menghindari terjadinya
sangkar inbreeding dalam suatu peternakan.
b. Mengambil telur tetas sesering Pemeliharaan parent stock yang kurang baik
mungkin akan berdampak buruk pada keturunan yang
dihasilkan. Sebagai contoh apabila induk
c. Melakukan penanganan terhadap telur
terserang penyakit menular, maka penyakit
tetas
tersebut dapat ditularkan secara vertikal pada
d. Menjaga kesehatan dan kenyamanan keturunannya. Oleh karena itu, perlu adanya
ayam manajemen pemeliharaan yang baik.
8. Catat hasil praktik Anda!
9. Diskusikan permalahan-permasalahan Ayam pembibit (Parent Stock) adalah
yang Anda temukan pada memproduksi ayam penghasil final stock dan merupakan
telur tetas dan temukan solusinya pada hasil pemeliharaan dengan metode
teman kelompokmu! Lakukan dengan perkawinan tertentu pada peternakan
mengedepankan tolerasi! generasi grand parent stock. Ayam bibit induk
10.Tentukan dampak yang ditimbulkan dari merupakan ayam induk yang dipelihara untuk
masalah tersebut! menghasilkan ayam komersial atau Final Stock
11.Presentasikan hasil diskusi kelompok baik pedaging maupun petelur yang
anda dengan kelompok lain! merupakan hasil silangan dari Grand Parent
Stock. Parent stock merupakan bibit dengan
spesifikasi tertentu untuk menghasilkan bibit
sebar atau bibit niaga (Final Stock) yang
memiliki nilai ekonomis tinggi. Parent Stock
adalah ayam induk penghasil ayam komersial
yang merupakan hasil persilangan pada Grand
Usaha pembibitan ternak unggas adalah
Parent Stock.
usaha peternakan yang menghasilkan ternak
unggas untuk dipelihara lagi dan bukan untuk
dikonsumsi. Perkembangan usaha pembibitan Manajeman pemeliharaan ayam parent
(breeding farm) terus meningkat karena s t o c k b e r b e d a d e n g a n m a n a j e m e n
permintaan bibit ayam komersial setiap tahun pemeliharaan ayam final stock. Hal ini
semakin tinggi seiring dengan perkembangan dikarenakan manajemen pemeliharaan ayam
penduduk dan kebutuhan penduduk terhadap parent stock bertujuan untuk menghasilkan
daging dan telur ayam. telur tetas dengan fertilitas tinggi dan daya
tetas yang tinggi pula dengan proses seleksi
yang ketat. Sedangkan manajemen
Pemeliharaan ayam bibit merupakan

2
AGRIBISNIS pengolahan hasil pertanian

pemeliharaan ayam final stock bertujuan C. Chine feeder


untuk menghasilkan ayam yang mampu D. Disecting set
berproduksi tinggi (produksi daging tau telur)
4. Lokasi kandang merupakan salah satu
tanpa adanya seleksi yang ketat, sehingga
faktor yang menetukan keberhasilan
dapat menghasilkan keuntungan yang besar.
produksi ternak. Syarat umum yang
Bibit yang unggul akan menampilkan
paling tepat untuk memilih lokasi
produktivitas yang tinggi apabila diikuti
perkandangan ternak yang ideal antara
dengan pemberian pakan yang bermutu, yakni
lain ....
pakan yang lengkap, seimbang, dan memenuhi
kandungan zat makanan yang dibutuhkan oleh A.Mudah dilalui alat transportasi, mudah
unggas. Demikian pula bibit yang unggul serta mendapatkan pakan, dan mudah
mendapatkan pakan yang bermutu tidak memasarkan hasil
mampu memberikan produktivitas yang tinggi B.Mudah terjangkau alat transportasi,
jika tidak didukung dengan manajemen yang ada sumber air, dan jauh dari
baik dan tepat pemukiman penduduk
C.Mudah terjangkau alat transportasi,
mudah mencari tenaga kerja, dan
penilaian harian mudah memasarkan hasil
D.Mudah terjangkau alat transportasi,
mudah mencari tenaga kerja, dan
Pilihlah salah satu pilihan jawab yang
mudah memasarkan hasil
paling tepat dengan memberikan tanda silang
(X) pada pilihan A, B, C, atau D!. 5. Ayam merupakan unggas yang mudah
mengalami stress. Lokasi yang ideal
untuk pemeliharaan ayam adalah ....
1. Berikut kelebihan pemanas indukan
A. Dekat sumber air
berbahan bakar serbuk gergaji ....
B. Dekat sumber pakan
A. harganya murah
C. Berada di lingkungan yang indah
B. suhu yang dihasilkan stabil
D. Jauh dari pemukiman penduduk
C. mudah dihidupkan
6. Ayam petelur periode layer pada
D. sedikit menimbulkan polusi udara
umumnya menggunakan model kandang
2. Berikut adalah kekurangan pemanas
A. Battery
indukan berbahan bakar batu bara ....
B. Panggung
A. pemanasnya tidak stabil atau sulit
diatur C. Postal/litter
B. Sulit dihidupkan D.Slat
C. Harganya cukup mahal 7. Di negara Eropa pemeliharaan unggas
dalam kandang baterry sudah mulai
D.Riskan menyebabkan kebakaran
ditinggalkan dengan alasan....
3. Dibawah ini merupakan jenis peralatan
A. Biaya relatif mahal
kandang yang berfungsi untuk
memotong paruh ternak unggas B. Menyulitkan tenaga kerja
A. Automatic bell drinker C. Animal welfare
B. Debeaker D. Tingkat stress ayam relatif tinggi
8. Keuntungan dari kandang cage adalah A.

2
AGRIBISNIS TANAMAN SAYURAN

penilaian harian
kesehatan tiap individu terkontrol formity)
B. Biaya pembuatan relatif murah D.mengantisipasi keseragaman
C. Tidak banyak lalat (uniformity)
D. Produksi lebih tinggi 13.Pemberian ransum pada pemeliharaan
broiler parent stock sesuai dengan
9. Hal berikut berkaitan dengan konstruksi
kebutuhan. Apabila dibandingkan
kandang, bertujuan memperlancar
dengan broiler komersial, maka
sirkulasi udara dalam kandang ....
kebutuhan energi untuk broiler parent
A. menggunakan atap kandang berbahan stock adalah ....
genting
A. Sama dengan broiler komersial
B. menggunakan atap kandang tipe
B. Lebih tinggi dari pada broiler ko-
monitor
mersial
C. menggunakan lantai liter dari sekam
C. Lebih rendah dari pada broiler ko-
D.menggunakan lantai litter dari serbuk mersial
gergaji
D. Lebih tinggi atau sama dengan bro-
10.Parent Stock adalah ayam induk iler komersial
penghasil ayam komersial yang
14.Layer parent stock untuk dapat
merupakan hasil persilangan pada....
memproduksi telur tetas dengan
A. Final Stock kualitas baik, maka ada beberapa
B. Parent Stock persyaratan antara lain ....
C. Grand Parent Stock A.Umur 26 minggu, berat telur 52 gram,
D. Great Grand Parent Stock perbandingan jantan:betina = 1 : 12
11. Sistem ventilasi pada pemeliharaan B.Umur 24 minggu, berat telur 52 gram,
ayam ras bibit periode starter memiliki perbandingan jantan : betina = 1 : 4
prinsip bahwa suhu di dalam kandang C.Umur 22 minggu, berat telur 52 gram,
lebih hangat dari pada lingkungan perbandingan jantan : betina = 1 : 8
sekitar kandang. Peralatan penunjang D.Umur 20 minggu, berat telur 50 gram,
sistem ventilasi kandang yang berfungsi perbandingan jantan : betina = 1 : 6
sebagai pengatur keluar masuknya udara
15.Berikut ini bukan merupakan
agar udara kandang tetap bersih dan
keuntungan pemotongan paruh yang
segar ....
dilakuan pada saat ayam umur muda ....
A. Blower dan Cooling pad
A. mengurangi kematian
B. Blower dan Hover
B. mengurangi stress
C. Cooling pad dan Hover
C. mengurangi pendarahan
D.Cooling pad dan Temptron
D. mengurangi mematuk
12.Prinsip dasar yang sangat penting dalam
16.Faktor-faktor yang mempengaruhi
pemberian pakan parent stock adalah
tingkat keseragaman ayam dalam satu
A. meningkatkan keseragaman (uni- kandang adalah ....
formity)
A.pemotongan paruh, pencahayaan,
B. mempertahankan keseragaman (uni- bobot badan, dan suhu.
formity)
B. pemotongan paruh, pencahayaan,
C. menurunkan keseragaman (uni-

107
AGRIBISNIS TANAMAN SAYURAN

penilaian harian
pemberian pakan, dan suhu. B. Kepala, punggung, dada, perut
C. penyakit, pencahayaan, pemberian bagian depan, perut bagian
pakan, dan suhu. belakang, sayap, dan ekor
D.penyakit, pemotongan paruh, C. Kepala, dada, sayap, perut bagian
pemberian pakan, dan suhu. belakang, perut bagian depan,
punggung, dan ekor
17.Pada pemeliharaan parent stock
dilakukan pembatasan jumlah pakan D. Kepala, punggung, dada, perut
yang diberikan (pemuasaan). Metode bagian belakang, perut bagian
pemuasaan dengan sistem feed 5 depan, sayap, dan ekor
dilakukan dengan cara .... 20.Ciri-ciri induk bibit ayam betina petelur
A. dua hari berturut-turut ayam makan, yang baik adalah….
tiga hari ayam puasa, dua hari A. Kepala halus, mata terang/jernih,
berturut-turut ayam makan, dua hari paruh pendek, jengger dan pial
ayam puasa. halus, jarak antara tulang dada-
B. dua hari berturut-turut ayam makan, tulang belakang ± 3 jari, jarak antara
tiga hari ayam puasa, satu hari tulang pubis± 4 jari
berturut-turut ayam makan, dua hari B. Kepala halus, mata terang/jernih,
ayam puasa. paruh pendek, jengger dan pial
C. tiga hari berturut-turut ayam makan, halus, jarak antara tulang dada-
dua hari ayam puasa, dua hari tulang belakang ± 4 jari, jarak antara
berturut-turut ayam makan, satu hari tulang pubis ± 3 jari
ayam puasa. C. Kepala halus, mata terang/jernih,
D. tiga hari berturut-turut ayam makan, paruh panjang, jengger dan pial
satu hari ayam puasa, dua hari halus, jarak antara tulang dada-
berturut-turut ayam makan, satu hari tulang belakang ± 4 jari, jarak antara
ayam puasa. tulang pubis ± 3 jari
18.Selain kontrol berat badan, lama D. Kepala halus, mata terang/jernih,
pencahayaan akan mempengaruhi paruh pendek, jengger dan pial
pubertas yang ditandai ayam pertama halus, jarak antara tulang dada-
kali bertelur. Lama pencahayaan (lama tulang belakang ± 3 jari, jarak antara
terang) yang ideal untuk ayam periode tulang pubis ± 2 jari
grower-developer adalah….
A. 16 jam lama terang, 8 jam lama gelap
B. 13 jam lama terang, 11 jam lama
gelap
C. 10 jam lama terang, 14 jam lama
gelap
D. 8 jam lama terang, 16 jam lama gelap
19.Proses rontok bulu pada ayam, dimulai
dari
A. Kepala, dada, punggung, perut
bagian belakang, perut bagian
depan, sayap, dan ekor

107
AGRIBISNIS TANAMAN SAYURAN

BAB 6
PENCEGAHAN PENYAKIT DAN PENANGANAN UNGGAS
SAKIT DALAM PEMBIBITAN TERNAK UNGGAS

Melalui observasi, menggali informasi diskusi, dan praktik, peserta didik


dapat melakukan pencegahan penyakit dan penanganan unggas sakit pada
pembibitan ternak unggas dengan penuh tanggungjawab.

MANAJEMEN KESEHATAN

PROGRAM PENCEGAH PENCEGAHAN PENYAKIT


PENYAKITPEMBIBITAN
TERNAK UNGGAS IDENTIFIKASI KESEHATAN
TERNAK UNGGAS

PENANGAN UNGGAS SAKIT

FCR, Isolasi, Pengobatan Causalis, Pengobatan Simptomatis, Vaksin, Vaksin Aktif,


Vaksin Inaktif, dan Vaksinasi
AGRIBISNIS TANAMAN SAYURAN

Penanganan kesehatan meliputi Pembersihan kandang, peralatan, dan


pencegahan penyakit dan pengobatan ternak lingkungannya sangat penting terutama
yang sakit. Pencegahan penyakit dilakukan pada kandang unggas pedaging setelah
melalui vaksinasi, biosecurity, sanitasi, digunakan. Sebelum digunakan kembali
desinfeksi, menjaga kebersihan dan untuk pemeliharaan ternak unggas
pengelolaan unggas yang baik. Namun periodeselanjutnya, kandang harus
demikian pada kenyataannya masih sering dikosongkan dan tidak digunakan selama
dijumpai penyakit di farm kita. Jika unggas sekitar 14 hari. Masa kosong atau istirahat
terkena penyakit maka harus dilakukan kandang juga berfungsi memutus rantai
tindakan pengobatan. kehidupan bibit penyakit atau memutus
Vaksinasi adalah tindakan pemberian siklus hidup virus dan bakteri yang tidak
kekebalan tubuh pada hewan dengan mati oleh perlakuan sebelumnya. Banyak
mempergunakan vaksin. Vaksin adalah bibit kasus berjangkitnya penyakit di suatu
penyakit yang sudah dilemahkan atau peternakan karena tidak dilaksanakannya
dimatikan dengan prosedur tertentu yang program kosong atau istirahat kandang atau
digunakan untuk merangsang pembentukan kering kandang dengan benar. Hal ini
zat kebal tubuh sehingga tubuh dapat memberi kesempatan bibit penyakit
menahan serangan penyakit. tumbuh optimal dan pada saatnya akan
menimbulkan bibit penyakit. Tentunya
Sanitasi adalah tindakan yang dilakukan
Anda berharap bahwa kondisi ini tidak akan
terhadap lingkungan untuk mendukung upaya
terjadi pada peternakan Anda.
kesehatan manusia dan hewan. Desinfeksi
adalah tindakan pensucihamaan dengan Tahapan pelaksanaan sanitasi
menggunakan bahan disinfektan, melalui kandang, peralatan, dan lingkungannya
penyemprotan, penyiraman, perendaman yang sebagai berikut:
bertujuan untuk mengurangi atau
menghilangkan mikroorganisme. 1. Pembersihan Kotoran dan Litter
Kegiatan sanitasi selalu diawali
A. SANITASI KANDANG, PERALATAN, DAN dengan kegiatan pembersihan.
LINGKUNGANNYA Sebelumnya, aliran listrik menuju
Sebelum kandang digunakan perlu kandang terlebih dahulu dimatikan.
dilakukan sanitasi kandang, peralatan, dan Tujuannya agar tidak terjadi korsleting
lingkungannya. Untuk dapat berproduksi dari peralatan listrik yang terkena air.
secara optimal, maka ternak unggas perlu Pembersihan dilakukan dengan cara
hidup secara nyaman. Untuk itu perlu menyapu, menyiram/menyemprot,
tempat hidup (kandang) yang bersih dan menyikat/ menggosok. Bagian-bagian
sehat. yang dibersihkan meliputi lantai
kandang, dinding kandang, langit-langit
Kegiatan sanitasi kandang, peralatan,
kandang, tempat pakan dan tempat
dan lingkungannya dimaksudkan untuk
minum, tirai serta lingkungan kandang.
menyiapkan kandang yang bersih dari
kotoran dan bibit penyakit serta nyaman Kegiatan pembersihan kotoran dan
untuk ditempati ternak unggas selama litter dilakukan secepat mungkin. Hal ini
pemeliharaan mulai dari DOC hingga dimaksudkan agar pertumbuhan,
unggas dipanen ataupun diapkir. Oleh perkembangan ataupun penyebaran
karena itu, sanitasi kandang dilakukan jauh- bibit penyakit yang ada setelah kegiatan
jauh hari sebelum penerimaan anak unggas. pemeliharaan akan berkurang atau

107
AGRIBISNIS TANAMAN SAYURAN

bahkan akan terputus. Secara teknis 3. Pencucian kandang dengan air


kegiatan pembersihan kotoran litter Setelah kotoran dan litter diber-
dimulai dengan cara mengeluarkan sihkan, kandang dan peralatannya dicuci
semua tempat pakan dan tempat minum bersih dengan air biasa.
yang berada dalam kandang, kemudian
4. Pencucian kandang dengan desinfektan
mengumpulkan kotoran dan litter pada
ujung atau tepi kandang dan mema- Kandang yang telah dicuci bersih
sukkannya kedalam karung, sampai dengan air biasa, selanjutnya dicuci
kotoran dan litter tersebut bersih dengan desinfektan. Kandang dibasahi
dengan campuran air biasa yang telah
ditambahkan desinfektan dengan dosis
sesuai yang tertera pada label kemasan
desinfektan. Kandang yang telah dicuci
bersih serta dalam keadaan basah
disemprot dengan larutan desinfektan.
Penyemprotan disetel pada posisi
berkabut. Tujuannya agar reaksi obat
desinfektan dapat masuk ke dalam sela-
sela bangunan kandang. Apabila banyak
sarang laba-laba dan kutu, kandang
dapat disemprot dengan obat insektisida
seperti basudin sesuai dosis yang pada
Gambar 6.1. Pembersihan kotoran dan litter dalam kandang
(Sumber gambar: https://i.ytimg.com/vi/XAOm kemasan.
Fh3Lcg/maxresdefault.jpg)
5. Pengapuran
2. Pencucian Kandang dengan Detergen
Kegiatan dilanjutkan dengan
Pencucian kandang dengan deter- pengapuran. Pengapuran kandang
gent dimaksudkan untuk membunuh bertujuan untuk membunuh mikro-
mikroorganisme yang memiliki lapisan organisme termasuk jamur. Jadi penga-
lunak sebagai pelindung saat berada di puran kandang merupakan langkah
luar tubuh ternak dan juga akan dalam pencegahan penyakit yang
menurunkan tegangan permukaan dari mungkin menjangkit disamping kandang
kotoran-kotoran ayam yang menempel juga kelihatan terang. Kapur merupakan
di lantai atau dinding kandang. desinfektan yang murah dan mudah
diperoleh serta mudah dalam
aplikasinya. Penggunaan kapur aktif
biasanya diencerkan dengan air yang
kemudian dioleskan pada permukaan
kandang, yaitu dinding, langit-
langit/kerangka kandang, lantai serta
sekitar kandang. Membuat suasana
menjadi pH tinggi, sehingga beberapa
kuman yang tidak tahan kondisi basa
menjadi mati termasuk jamur.
Gambar 6.2. Pencucuan kandang dengan Deterjen dan air
Sumber gambar: http://ternakayampetelur.com/wp-content/
uploads/ 2018/07/Tips-Mudah-dan-Praktis-Membersih
kan-Kandang-Ayam-dengan-Baik-dan-Benar.jpg

107
AGRIBISNIS TANAMAN SAYURAN

Vaksin
Peraturan Menteri Pertanian
Nomor: 40/Permentan/Ot.14-
0/7/2011. Tanggal: 15 Juli 2011.
Tentang Pedoman Pembibitan Ayam
Ras Yang Baik, Persyaratan Kese-
hatan Hewan yaitu:
1) Melaksanakan program vaksinasi
terhadap penyakit: Marek's
Disease
(MD), Newcastle Disease
Gambar 6.3. Pengapuran kandang (ND), Infectious Bronchitis (IB),
(Sumber gambar: https://info.medion.co.id/images/stories/infome
dion/tatalaksana/ mei09/tatalaksana_manajemen%20
Coccidiosis, Infectious Bursal
persiapan%20kandang_au%20im%20mei Disease (IBD), Reo Virus, Fowl Pox
%202009_html_m22ec9dce.gif)
(FP), Coryza, Infectious Laryngo
6. Pencucian perlengkapan dan peralatan Tracheatis (ILT), Avian Ence-
kandang phalomyelitis (AE), Egg Drop
Tirai merupakan perlengkapan Syndrome (EDS), Avian Influenza
kandang yang dibutuhkan dalam kondisi (AI) serta penyakit- penyakit lain
bersih dan steril. Agar perlengkapan yang ditetapkan sesuai dengan
tersebut steril, rendam tirai dalam peraturan perundang-undangan
larutan desinfektan selama semalam. yang berlaku di bidang Kesehatan
Selanjutnya, tirai diangkat dan dibilas Hewan.
menggunakan semprotan air dan 2) Dalam pelaksanaan program vak-
dijemur sampai kering. Begitu juga sinasi harus di bawah pengawasan
dengan tempat pakan dan tempat dokter hewan
minum. Rendam peralatan ini dalam 3) Mempunyai surat keterangan
larutan desinfektan selama semalam, bebas penyakit Pullorum dan
dicuci bersih keesokan harinya dan Avian Influenza yang masih ber-
dikeringkan. laku yang dikeluarkan oleh
laboratorium veteriner yang
terakreditasi.
4) Khusus untuk perusahaan pembi-
bitan galur murni dan perusahaan
pembibitan bibit tetua, disamping
bebas Pullorum juga harus bebas
dari penyakit-penyakit Avian
Infuenza (AI), AE, EDS, Chronic
Respiratory Disease (CRD), Viral
Arthritis (VA), Lymphoid Leucosis
(LL) serta penyakit lain yang
ditetapkan dengan peraturan
Gambar 6.4. Pencucian peralatan kandang perundang-undangan di bidang
(Sumber gambar: https://info.medion.co.id/images
/stories/infomedion/ penyakit/2012/Apr
Kesehatan Hewan.
il2012/AU_pencucianperalatan.jpg)

107
AGRIBISNIS TANAMAN SAYURAN

5) Pengeluaran anak ayam bibit pemberantasan penyakit hewan


antar pulau/daerah harus dileng- menular.
kapi surat keterangan kesehatan 8) Pengujian sanitasi kandang
hewan dari dokter hewan dengan uji papar (exposure test) di
berwenang dari daerah asal yang tempat tertentu dalam kandang
mencakup: pembibitan sekurang- (sebelum masuk kuri bibit) serta
kurangnya selama 6 bulan terakhir pencemaran air dan litter dengan
tidak terjangkit penyakit unggas pengambilan contoh secara acak.
menular, terutama ND, IB, AE, EDS,
9) Selama perjalanan dilakukan
CRD, VA, LL, ILT, IBD, Infectious
pemeriksaan kondisi kuri bibit dan
stunting syndrome (ISS), Chicken
temperatur di dalam gerbong kuri
anemia agent (CAA) dan AI;
harus berkisar 28-30ºC
mencantumkan program vaksinasi
yang telah dilakukan terhadap 10)Pemeriksaan kuri bibit dengan
bibit induk; mencantumkan mengambil contoh kuri yang apkir,
keterangan vaksinasi terhadap darah dan kotoran (paper box)
Marek's disease padaanak ayam pada saat umur 1 (satu) hari secara
bibit. acak.
6) Pemasukan anak ayam bibit dari Dalam usaha pembibitan,
luar negeri harus dilengkapi surat program pencegahan penyakit ini
keterangan kesehatan hewan dari harus benar-benar dilaksanakan
dokter hewan berwenang yang dengan baik karena sangat
mencakup: pembibitan sekurang- berbahaya kalau penyakit tersebut
kurangnya selama 6 bulan terakhir ditularkan melalui anak unggas.
tidak terjangkit penyakit unggas
menular, terutama ND, FP, Fowl MACAM VAKSIN
cholera (FC), Fowl typhoid (FT), IB,
ILT, Infectious synovitis, IBD, EDS,
Pullorum. Thypoid disease, Vaksin aktif (live vaccine) adalah
Ornithosis, Marek's disease, LL, vaksin yang berisi mikro organisme
Mycoplasmosis, CRD, Swollen agen penyakit dalam keadaan hidup,
head syndrome, CAA, Avian tetapi sudah dilemahkan, yang akan
nephritis, Leucocytozoonosis, tumbuh dan berkembang baik dalam
Coryza, Avian spirochaetosis, AE, tubuh induk semang yang divaksin.
Avian salmonellosis dan Avian Vaksin inaktif (killed vaccine) adalah
tuberculosis; keterangan bebas vaksin yang berisi mikro organisme
Salmonella pullorum, S. typhoid, S. agen penyakit dalam keadaan mati
gallinarum, S. enteritidis dengan (dimatikan), biasanya di dalamnya
pengujian secara serologis; dicampurkan atau ditambahkan oil
keterangan vaksinasi terhadap adjuvant.
Marek's disease pada anak ayam Faktor yang dapat menyebabkan
bibit. kualitas vaksin menurun:
7) Penanganan penyakit ayam 1) Penyimpanan tidak sempurna
lainnya diatur dalam peraturan (tidak pada suhu 2-8°C)
perundang-undangan tentang 2) Terkena sinar ultraviolet (sinar
pencegahan, pengendalian dan

107
AGRIBISNIS TANAMAN SAYURAN

matahari secara langsung)


3) Tercemar bahan-bahan kimia Vaksinasi pada Ayam
seperti desinfektan, kaporit,
detergent dan lain sebagainya
Dalam pelaksanaan vaksinasi
4) Pengenceran yang berlebihan ayam, ada beberapa teknik atau cara
sewaktu digunakan yang umum dilakukan antara lain
5) Tercemar logam-logam berat vaksinasi melalui air minum, tetes
seperti Zn (seng), Pb (timbal), dan mata, tetes hidung atau mulut, spray,
Hg (air raksa) suntikan dam tusuk sayap. Untuk
Vaksin yang banyak beredar di menghindari ayam yang divaksin
lapangan dan banyak digunakan mengalami stress, maka ayam perlu
pada ayam umumnya untuk mendapat suplai vitamin khususnya
mencagah penyakit yang disebabkan vitamin anti stress sebelum dan
oleh virus (karena virus tahan sesudah pelaksanaan vaksinasi.
terhadap obat antibiotika). Vaksin
tersebut antara lain vaksin AI, Metode vaksinasi melalui air
gumboro, ND, cacar, IB, dan mareks. minum (Drink Water/DW)
Ada juga beberapa vaksin untuk
mencegah penyakit yang disebabkan
oleh bakteri seperti vaksin kolera Vaksinasi melaui air minum
dan coryza. biasanya diberikan untuk ayam yang
berumur lebih dari satu minggu. Air
minum yang akan digunakan harus
VAKSINASI bebas dari kaporit, desinfektan
maupun zat logam. Untuk mem-
Sebelum pelaksanaan vaksinasi, perpanjang umur vaksin maka dapat
perlu diperhatikan faktor-faktor ditambahkan susu skim pada air
yang dapat mempengaruhi minum 30 menit sebelum vaksin
keberhasilan program vaksinasi dilarutkan dengan dosis 2-5 gram
antara lain: susu skim/liter air minum. Langkah-
langkah pelaksanaan vaksinasi
1) V a k s i n h a r u s d i r a w a t d a n
melalui air minum adalah sebagai
disimpan dengan baik
berikut:
2) Ayam yang akan divaksin harus
1) Sebelum divaksin ayam dipu-
dalam keadaan sehat dan tidak
asakan tidak minum terlebih
dalam kondisi stress
dahulu 1-2 jam dengan tujuan
3) Keadaan nutrisi ayam cukup baik menambah haus sehingga ketika
vaksin diberikan langsung segera
4) Keadaan sanitasi kandang dan diminum
lingkungan baik 2) Sediakan tempat minum (galon)
5) Pelaksanaan vaksinasi dalam secukupnya agar seluruh ayam
waktu dan umur yang tepat dapat minum secara merata dan
serempak sekaligus tanpa ber-
6) Peralatan untuk vaksinasi dalam
desakan, diperkirakan dalam
keadaan baik dan steril
waktu 2 jam dapat habis.

107
AGRIBISNIS TANAMAN SAYURAN

3). Siapkan air minum (air dingin juga botol vaksin setengahnya,
bagus) yang sudah bercampur kemudian kocok sampai ter-
dengan susu skim, untuk ayam campur rata, usahakan jangan
umur 7-14 hari per 1.000 dosis sampai berbuih
vaksin sebanyak 10-20 liter 2) Campuran larutan dan vaksin yang
sedangkan untuk ayam umur 3-4 sudah rata pada botol tersebut
minggu per 1000 dosis vaksin dimasukkan lagi ke dalam botol
sebanyak 20-40 liter. Isi botol pelarut dan kocok lagi perlahan
vaksin dengan air minum agar tercampur rata
setengahnya kemudian tutup vial
3) Teteskan satu persatu pada ayam
lalu dikocok supaya vaksin larut
melalui mata atau hidung atau
dan setelah tercampur rata
mulut,jangan tergesa-gesa tunggu
dimasukkan ke dalam air yang
sampai betul-betul masuk
sudah disiapkan, kemudian bagi
rata ke dalam galon air minum
4). Pemberian vaksin minum seba- Vaksinasi melalui Spray (Pe-
iknya pada pagi atau sore hari, nyemprotan)
untuk menghindari keadaan panas Cara vaksinasi dengan pe-
dan sinar matahari langsung. nyemprotan lazim digunakan untuk
Tempatkan galon yang sudah anak ayam umur sehari (DOC).
berisi campuran air dan vaksin Pelaksanaannya dengan meng-
supaya langsung dapat diminum gunakan alat berupa satu unit
ayam. komponen dan kotak sprayer.
Langkah-langkah pelaksanaannya
adalah sebagai berikut:
Vaksinasi Melalui Tetes Mata
(Intraocular), Hidung (Intranasal) 1) Larutkan seluruh isi vial vaksin ke
dan Mulut dalam botol pelarut sampai
tercampur merata, kemudian
Pelaksanaan vaksinasi melalui
masukkan ke dalam botol sprayer
tetes mata, hidung, dan mulut
yang berisi aquades.
biasanya untuk ayam yang berumur
di bawah 1 minggu dengan maksud 2) DOC yang masih berada pada boks
untuk mencegah netralisasi vaksin langsung dimasukkan ke dalam
oleh antibody maternal (bawaan dari kotak sprayer, setelah semua
induk). Cara ini cukup memakan komponen siap kemudian
waktu dan tenaga karena dilakukan semprotkan vaksin 1-2 kali
per ekor ayam, tetapi kelebihannya penyemprotan.
sangat efektif karena dosis tepat dan 3) Tunggu sampai DOC terlihat
merata untuk setiap ayam. bersin-bersin untuk memastikan
Untuk mempercepat pe- vaksin terhirup masuk, proses
laksanaan vaksinasi sebaiknya peyemprotan selesai.
dilakukan secara bersama-sama
(lebih dari dua orang). Langkah- Vaksinasi dengan Cara Pe-nyuntikan
langkah pelaksaaannya adalah
Vaksinasi yang dilakukan dengan
sebagai berikut:
cara menyuntikkan vaksin, lokasi
1) Pelarut dimasukkan ke dalam

107
AGRIBISNIS TANAMAN SAYURAN

penyuntikan dapat di daerah di Vaksinasi dengan cara tusuk


bawah kulit (subcutan) yaitu pada sayap hanya digunakan untuk
leher bagian belakang sebelah vaksinasi penyakit cacar (fowl pox).
bawah dan pada otot (intramuscular) Vaksinasi dilakukan dengan cara
yaitu pada otot dada atau paha. menusuk sayap sekitar selaput sayap
Langkah-langkah pelaksanaannya dari arah bagian dalam sayap dengan
adalah sebagai berikut: menggunakan jarum khusus bermata
1) Alat suntik yang akan dipakai dua. Langkah-langkah pelaksanaan
harus bersih dari sisa pemakaian adalah sebagai berikut:
sebelumnya, kemudian lepaskan 1) Jarum penusuk disterilkan lebih
bagian-bagian alat suntik dan dulu (direbus pada air mendidih
sterilkan lebih dulu dengan cara selama 30 menit).
direbus selama 30 menit dihitung 2) Cara melarutkan vaksin sama
mulai saat air mendidih seperti pada cara vaksinasi yang
2) Kocok terlebih dahulu vaksin lainnya. Setelah tercampur
dengan hati-hati hingga ter- merata, celupkan jarum sampai
campur rata (homogen) sebelum semua bagian tercelup.
digunakan 3) Rentangkan sayap ayam kemu-
3) Suntikkan vaksin pada ayam dian tusukkan jarum pada bagian
dengan hati-hati sesuai dengan lipatan sayap yang tipis, perlu
dosis yang telah dianjurkan. Untuk hati-hati jangan sampai tusukan
1.000 dosis vaksin dilarutkan mengenai pembuluh darah, tulang
dalam 500 cc aquades, untuk 500 dan urat daging sayap. Vaksin
dosis vaksin dilarutkan dalam 250 diusahakan jangan sampai
cc aquades dan demikian mengenai bagian tubuh lain.
seterusnya. Setiap ekor ayam Vaksinasi cacar dianggap berhasil
disuntik dengan dosis 0,5 cc pada apabila 6-8 hari setelah vaksinasi
otot dada. pada bekas tusukan adanya pem-
Vaksinasi dengan cara pe- bengkakan dan kemerahan, kelainan
nyuntikan harus dilakukan sevara ini akan hilang setelah 10-18 hari
hati-hati. Bila dilakukan dengan kemudian. Vaksinasi merupakan cara
ceroboh mengakibatkan kegagalan pencegahan penyakit dengan biaya
dan akan berakibat fatal. Akibat fatal yang tidak murah, maka perlu
yang mungkin terjadi antara lain diperhatikan supaya tidak terjadi
ayam menjadi stress sehingga kegagalan. Cara mencegah terja-
kematian tinggi pasca penyuntikan, dinya kegagalan vaksinasi antara lain
leher terpuntir (tortikolis), ter-
jadinya abses (kebengkakan) pada
1) Vaksin aktif harus disimpan dalam
leher, terjadi infeksi bakteri secara
suhu 2-8°C
campuran dan ayam menjadi
mengantuk kurang bergairah. 2) Jaga kebekuannya (dalam kondisi
beku kering)
3) Jangan membuka vial vaksin atau
Vaksinasi dengan Tusuk Sayap (Wing
botol kemasan apabila belum siap
Web)
benar akan digunakan

107
AGRIBISNIS TANAMAN SAYURAN

4) Campurkan vaksin sesegera merata (homogen).


mungkin bila akan digunakan 5). 6) Air yang digunakan untuk mela-
Lakukan vaksinasi dengan dosis rutkan vaksin harus bebas dari
yang tepat desinfektan. Adapun program
5) Ikuti petunjuk dan prosedur dari vaksinasi untuk pencegahan
pabrik asal pembuat vaksin 7). penyakit pada usaha pembibitan
Jangan terburu-buru dalam unggas (broiler breeder) dapat
melakukan vaksinasi (asal cepat) dilihat pada berikut ini.
8). Vaksin harus tercampur secara

Tabel 6.1Program Vaksinasi Pada Pembibitan Unggas (broiler breeder)

NO. Umur Nama Vaksin Kegunaan Aplikasi

1. 5 Hari ND Lasota Mencegah ND (cekak) Tetes Mata

2. 10 Hari Coccivoc Mencegah Coccodiocis Air Minum

3. 14 Hari IB Mencegah penyakit pernapasan Air Minum

4. 21 Hari IBD (live) Mencegah Gumboro Air Minun

5 28 Hari ND Lasota Mencegah ND Suntikan


Fowl Fox Mencegah cacar Ayam Tusuk Sayap

6 7 minggu Coryza Mencegah Coryza Suntikan

7 10 minggu ND Mencegah ND Suntikan

8 12 Minggu IBD ( live) Mencegah gumboro Suntikan

9 14 Minggu IB Mencegah Penyakit Pernapasan Air Minun

10 16 Minggu Coryza Mencegah Coryza Suntikan


Fowl Fox Mencegah Cacar ayam Tusuk Sayap

11 20 Minggu ND Mencegah ND Suntikan

12 34 Minggu IB Mencegah Penyakit Penapasan Air Minum

13 38 Minggu IBD (live) Mencegah Gumboro Air Minum

107
AGRIBISNIS TANAMAN SAYURAN

Pencegahan penyakit pada tiap Newcastle Disease (ND), Avian


perusahaan berbeda, sangat Influenza (AI), Marek's Disease,
tergantung Infectious Bursal Disease (IBD), dan
kepada perkembangan penyakit Fowl Pox sesuai dengan peraturan
tersebut. Selain program pen- yang berlaku:
cegahan penyakit. Dengan melalui 1) Vaksinasi ND diberikan pada umur
vaksinasi, upaya-upaya yang biasa 2 hari, 15 hari, 30 hari, dan
dilakukan perusahaan pembibitan kemudian diulang setiap 2 bulan
yaitu dengan sanitasi dan tata- sekali dengan dosis separuh dari
laksana pemeliharaan, diantaranya: dosis ayam ras.
1) Menjaga kondisi litter agar tetap 2) Melakukan pemeriksaan labo-
kering, kelembaban udara (RH) ratorium secara rutin terhadap
25% dan bersih. penyakit Pulorum.
2) Ventilasi kandang yang baik, 3) Burung puyuh yang tampak sakit
artinya udara kotor dalam harus dikeluarkan dari kandang
kandang mudah berganti dengan dan ditempatkan di kandang
udara bersih dari luar. isolasi untuk diberikan tindakan
3) Pemberian ransum yang baik pengobatan.
kualitas dan kuantitasnya serta 4) Burung puyuh yang menderita
disesuaikandengan buku petun- penyakit menular, bangkai puyuh
juk pemeliharaan yang dike- dan limbah penetasan tidak boleh
luarkan oleh breeder. dibawa keluar komplek pem-
4) Setiap pengunjung yang akan bibitan dan harus segera dimus-
masuk ke daerah lingkungan nahkan dengan cara dibakar dan
perusahaan harus dimusnahkan. dikubur dengan kedalaman tanah
sesuai dengan kapasitas bangkai
5) Tempat pemeliharaan anak ayam
dan ditimbun sedalam 0,5 meter.
harus terpisah dari ayam dewasa.
5) Apabila terjadi kasus penyakit
6) Ayam yang sakit segera diapkir
hewan menular yang berasal dari
karena sangat membahayakan
burung puyuh harus segera
ayam yang lainnya.
dilaporkan kepada dokter hewan,
7) Burung-burung liar atau hewan mantri hewan, aparat/pamong
lainnya dijaga agar tidak bisa atau ke Dinas Peternakan atau
masuk ke dalam kandang. Dinas yang membidangi fungsi
8) Air minum yang diberikan harus peternakan setempat, dalam
bersih. waktu 1 x 24 jam.

Vaksinasi pada Puyuh. Tindakan kesehatan hewan pada


Vaksinasi bertujuan untuk me- pembibitan itik berdasarkan
ningkatkan kekebalan tubuh puyuh Peraturan Menteri Pertanian Nomor:
dari penyakit, terutama virus. 21/Permentan/Ot. 140/3/2032
Melakukan vaksinasi terhadap tanggal 28 Maret 2012. Tentang
penyakit unggas menular yaitu Pedoman Teknis Pembibitan Itik,
yaitu:

107
AGRIBISNIS TANAMAN SAYURAN

1) Melakukan tindakan biosecurity Tindakan Pencegahan Penyakit Pada


(semua tindakan yang merupakan Itik Petelur, antara lain:
pertahanan pertama untuk pe- 10)Lokasi usaha peternakan tidak
ngendalian wabah dan dilakukan mudah dimasuki binatang lain
untuk mencegah semua kemung- yang membawa penyakit, mi-
kinan kontak/penularan dengan salnya tikus, burung, kucing;
peternakan yang tertular dan
11)Melakukan desinfeksi dan pera-
penyebaran penyakit).
latan, penyemprotan terhadap
2) Melakukan pemeriksaan kese- serangga, lalat dan pembasmian
hatan hewan secara berkala terhadap hamahama lainnya
3) Melakukan pemberian vitamin, dengan menggunakan desin-
obat cacing dan/atau vaksinasi fektan yang ramah lingkungan.
sesuai peraturan kesehatan 12)Melakukan pembersihan kan-
hewan dang baik terhadap kandang
4) Kandang pembibitan itik diran- yang habis dikosongkan maupun
cang sedemikian rupa sehingga sebelum dimasukkan ternak baru
tidak mudah dimastiki clan ke dalam kandang.
dijadikan sarang binatang pem- 13)Menjaga kebersihan serta sani-
bawa penyakit tasi seluruh komplek lokasi
5) Pembersihan dan pensucihamaan peternakan sehingga memenuhi
kandang yang baru dikosongkan syarat hygiene yang dapat
dilakukan dengan menggunakan dipertanggung jawabkan.
desinfektans. 14)Memenuhi sistem penghapus ha-
6) Desinfeksi kandang dan peralatan ma yang baik bagi lalu lintas
serta pembasmian serangga, kendaraan, orang dan peralatan
parasit dan hama lainnya dila- yang keluar masuk komplek
kukan secara teratur peternakan maupun pada pintu-
7) kandang harus dikosongkan pintu masuk kandang, gudang
minimal selama 2 minggu pakan dan lain-lain.
sebelum digunakan kembali 15)Karyawan disarankan meng-
8) Apabila terjadi kasus penyakit gunakan pakaan kerja dan tidak
hewan menular yang menyerang melakukan perbuatan yang dapat
itik di lokasi pembibitan harus menimbulkan penularan pe-
segera dilaporkan kepada dinas nyakit dari satu kelompok ternak
setempat untuk dilakukan ke kelompok ternak yang lain.
tindakan sebagairnana mestinya. 16)Tidak diperkenankan setiap
9) ltik sakit, bangkai itik dan limbah orang dapat keluar masuk
pembibitan yang tercemar komplek perkandangan yang
penyakit hewan menular tidak memungkinkan dapat menu-
boleh dibawa ke luar lokasi larkan suatu penyakit kecuali
pembibitan dan harus segera petugas.
dimusnahkan dengan dibakar 17)Itik yang menderita penyakit
dan/atau dikubur. menular atau bangkai itik,
peralatan dan bahan yang

107
AGRIBISNIS TANAMAN SAYURAN

berasal dari kandang yang 2) Meminimalkan terjadinya kontak


bersangkutan tidak diper- antara bibit penyakit dengan
bolehkan dibawa keluar komplek induk semang. Kontak antara bibit
peternakan melainkan harus penyakit dengan induk semang
segera dimusnahkan dengan cara bisa terjadi baik dengan berbagai
dibakar atau dikubur. perantara ataupun tanpa
18)Melakukan tindakan pencegahan perantara. Kontak antara bibit
(vaksinasi) terhadap penyakit- penyakit dengan induk semang
penyakit itik sesuai dengan tanpa perantara misalnya dengan
peraturan perundang-undangan adanya angin, atau kontak
dibidang kesehatan hewan; langsung dengan ternak yang
setiap terjadinya kasus penyakit sakit. Sedangkan kontak dengan
terutama yang dianggap/diduga perantara bisa terjadi karena ada
penyakit menular, peternak, peralatan yang tercemar, alat
tenaga kerja/karyawan segera transportasi yang tercemar
melaporkan kepada Instan- ataupun adanya vektor penyakit,
si/Dinas yang membidangi fungsi misalnya serangga. Prinsip yang
Peternakan dan Kesehatan kedua ini menekankan untuk
Hewan. seminimalkan mungkin terjadinya
kontak antara bibit penyakit
19)Masyarakat membantu peme-
dengan induk semang, sehingga
rintah dalam usaha pencegahan
disini harus diusahakan agar
dan pemberantasan penyakit
supaya tidak ada vektor penyakit,
hewan menular.
ataupun tidak ada perantara yang
bersifat mekanis seperti alat yang
Pencegahan penyakit pada tercemar, alat transformasi yang
ternak unggas dapat pula dilakukan tercemar ataupun lalu lalang
melalui biosekurity. Biosekuriti orang atau kendaraan yang
adalah kondisi dan upaya untuk mungkin membawa bibit penya-
memutuskan rantai masuknya agen kit.
penyakit ke induk semang dan/atau 3) Membuat tingkat kontaminasi
untuk menjaga agen penyakit yang lingkungan ternak oleh agen
disimpan dan diisolasi dalam suatu penyakit seminimal mungkin.
laboratorium tidak mengkon- Usaha untuk menekan tingkat
taminasi atau tidak disalahgunakan. kontaminasi bisa dilakukan
Biosekurity mencakup tiga hal pokok dengan pengaturan transportasi
dalam pengendalian penyebaran dalam area kandang, member-
atau timbulnya suatu penyakit pada lakukan sanitasi bagi kendaraan
suatu peternakan, yaitu: yang bermaksud memasuki kawa-
1) Meminimalkan keberadaan bibit san peternakan dsb. Biosekuriti
penyakit, artinya berusaha untuk merupakan tindakan untuk meng-
menekan terjadinya perkem- hindari kontak antara mikro-
bangan bibit penyakit. Mengusa- organisme penyebab penyakit
hakan sejauh mungkin untuk tidak dengan ternak. Sehingga dengan
ada dan tidak berkembangnya demikian biosekuriti ini meru-
bibit penyakit. pakan hal sangat penting dalam

107
AGRIBISNIS TANAMAN SAYURAN

pengendalian penyakit dan dapat


dilakukan dengan biaya yang Berdasarkan Peraturan Menteri
rendah. Kadang-kadang pene- Pertanian Nomor: 40/Permentan/Ot.
rapan biosekuriti dibayangkan 140/7/2011. Tanggal: 15 Juli 2011.
memerlukan biaya yang yang Tentang Pedoman Pembibitan Ayam
tinggi, padahal biosekuriti dapat Ras Yang Baik, Biosekuriti yang
di implementasikan dengan biaya dilakukan sebagai berikut:
yang sangat rendah.
1) Lokasi usaha pembibitan harus
memiliki pagar untuk memu-
Tindakan biosekuriti ini dapat dahkan kontrol keluar masuknya
dilakukan dengan beberapa hal karyawan/pengunjung, kenda-
sebagai berikut: raan, barang serta mencegah
1) Menempatkan ternak berada masuknya hewan lain.
dalam kawasan tertentu atau yang 2) Tamu yang hendak masuk lokasi
disebut kandang yang tertutup, usaha pembibitan harus men-
Ternak tidak berkeliaran kesana- dapat izin dari perusahaan dan
kemari sehingga bisa dengan mengikuti peraturan perusahaan.
leluasa kontak dengan ling- 3) Setiap karyawan/tamu, kendaraan
kungannya. dan peralatan yang akan masuk
2) Membatasi lalu lalang orang, alat- dan/atau keluar lokasi usaha
alat transportasi di area per- pembibitan harus terlebih dahulu
kandangan. Dengan demikian di disinfeksi.
tidak semua orang bisa keluar 4) Peralatan/barang yang tidak
masuk kandang dengan see- dapat didisinfeksi dapat meng-
naknya. Hanya orang-orang yang gunakan sinar ultra violet di dalam
berkepentingan terhadap pe- tempat/boks khusus.
meliharaan ternak yang diper-
5) Setiap karyawan/tamu sebelum
bolehkan masuk ke areal kandang.
masuk ke unit/flock harus melalui
Pedagang beserta alat trans-
ruang sanitasi dengan terlebih
portasinya harus berada dalam
dahulu menanggalkan pakaian
jarak yang cukup dari areal kan-
luar dan alas kaki dan menem-
dang. Dengan demikian apabila
patkan di tempat penyimpanan,
pedagang atau alat transportasi
kemudian mandi keramas dan
tercemar dengan bibit penyakit
memakai pakaian kerja khusus.
dari tempat lain tidak akan
menulari ternak didalam kandang. 6) Setiap karyawan/tamu sebelum
masuk dan/atau keluar kandang
3) Mencegah terjadinya kontak
harus melalui bak celup kaki (foot
antara ternak yang baru datang
bath) yang telah diberi disin-
dengan ternak yang ada. Dengan
fektan.
demikian perlu ada masa
karantina dengan waktu lebih 7) Sanitasi air dilakukan dengan cara
kurang dua minggu bagi ternak klorinasi dengan konsentrasi
yang baru datang untuk dapat efektif 1-3 ppm pada tempat
disatukan dengan ternak yang ada minum ayam.
sebelumnya. 8) Perusahan pembibitan harus

107
AGRIBISNIS TANAMAN SAYURAN

menerapkan program kese- sebelum digunakan kembali


lamatan kerja yang baik atau 6) Di dalam lokasi pembibitan puyuh
safety program serta menerapkan tidak terdapat ternak dan unggas
analisa risiko berupa identifikasi lain yang dapat sebagai peng-
bahaya, penilaian risiko, mana- hantar penyakit menular
jemen risiko dan komunikasi risiko
7) Setiap individu yang masuk kom-
untuk melindungi dan/atau
plek perkandangan harus meng-
meminimalkan peluang terjadinya
gunakan baju dan sepatu khusus
penyakit yang dapat memenga-
yang sudah melalui proses desin-
ruhi kesehatan hewan, manusia
feksi.
dan lingkungan.
8) Proses desinfeksi meliputi mem-
9) Setiap karyawan harus diberi
bersihkan diri dengan sabun dan
pengetahuan tentang bahaya
mencelupkan sepatu kedalam
bahan kimia (disinfek-
wadah desinfektan.
tan/sanitaiser) yang dapat meng-
ganggu kesehatan (alergi, 9) Pekerja kandang sebaiknya meng-
keracunan). gunakan masker atau penutup
mulut dan hidung serta sarung
10)Higiene karyawan dan perusa-
tangan pada saat menangani
haan.
ternak.
10)Pekerja yang menangani ternak
Pada puyuh, untuk mencegah yang sakit tidak diperkenankan
kemungkinan tertularnya penyakit, menangani ternak yang sehat
perlu tindakan Biosekuriti, untuk mencegah terjadinya penu-
1) Lokasi pembibitan harus diberi laran penyakit dari sekelompok
pagar keliling untuk memudahkan ternak yang sakit ke kelompok
kontrol keluar masuknya individu, ternak yang sehat.
kendaraan, barang serta men-
cegah masuknya hewan lain.
B. ISOLASI TERNAK
2) Kandang pembibitan tidak mudah
Isolasi yaitu pemisahan ayam yang sakit
dimasuki dan dijadikan sarang
dari yang sehat. Tujuannya untuk meng-
binatang pembawa penyakit
hindari penularan penyakit dari ternak yang
dengan memberi pelindung jaring
sakit ke ternak yang sehat dan memudahkan
atau kawat kasa atau pagar
pengobatan. Ayam sakit harus ditempatkan
pembatas dengan lingkungan luar
dalam kandang tersendiri atau kandang
3) Pembersihan dan pencucian karantina yang jauh dari ayam sehat.
kandang yang baru dikosongkan Kegiatan isolasi antara lain:
dilakukan dengan menggunakan
1. Tidak memelihara ayam yang berbeda
desinfektan
umur dalam satu kandang ternak.
4) Desinfeksi kandang dan peralatan
2. Para pengunjung atau tamu tidak
serta pembasmian serangga,
diperbolehkan masuk ke dalam
parasit dan hama lainnya
kandang.
dilakukan secara teratur
3. Gudang untuk litter dan peralatan lain
5) Kandang harus dikosongkan
ditempatkan sejauh mungkin dari
minimal selama 2 (dua) minggu

107
AGRIBISNIS TANAMAN SAYURAN

kandang. penampilan secara umum ternak yang sehat


maupun gejala-gejala ternak yang sakit.
Gejala sakit yang ditemukan pada ternak
4. Menjaga jangan sampai burung dari luar,
yang masih hidup disebut gejala klinis.
lalat, tikus dan binatang lainnya dapat
masuk dan mengganggu ayam ayam. Gejala klinis dibedakan menjadi dua
macam yaitu gejala klinis yang bersifat
umum dan gejala klinis yang bersifat
5. Jika ternak yang diisolasi sudah sehat khusus.
dapat dicampurkan lagi ke dalam
kandang ternak yang sehat (pada
penyakit tertentu), misalnya choriza GEJALA KLINIS
ayam yang sudah sembuh akan bersifat Gejala klinis timbul sebagai reaksi dari
carrier sehingga masih potensial kelainan suatu sistem organ tubuh ternak.
menularkan penyakit tersebut kepada Setiap kelainan dari sistim organ tubuh
ayam yang sehat, sehingga dalam akan menunjukkan gejala yang yang khas.
pemeliharaannya tetap harus terpisah Secara mudah dapat dikatakan bahwa
dengan ayam yang sehat. kelainan yang terjadi dari sistem organ
pencernakan akan menunjukkan gejala
yang berbeda dengan gejala yang timbul
DIAGNOSA PENYAKIT TERNAK UNGGAS
akibat kelainan dari sistem organ
Ternak dikatakan dalam keadaan pernafasan, organ peredaran darah, organ
sakit apabila organ tubuh atau fungsinya reproduksi dan lainnya. Dengan mengamati
mengalami kelainan dari keadaan normal gejala-gejala khusus yang timbul maka
atau mengalami suatu perubahan fisiologis, pemeriksaan lebih lanjut dapat lebih
yang merupakan akibat dari penyebab bdiarahkan. Banyak perubahan-perubahan
penyakit (kausal). Penentuan bahwa suatu secara phisiologis yang dapat diamati
ternak dalam keadaan sakit atau tidak dapat diantaranya:
diketahui melalui pemeriksaan dengan alat
1. Perubahan suhu tubuh
indera baik secara langsung ataupun
dengan bantuan alat tertentu. Apabila Setiap ternak mempunyai suhu tubuh
keadaan atau status dari tubuh dan alat-alat normal yang tidak sama dan suhu tubuh
tubuh hewan mengalami perubahan dan tersebut pada umumnya akan banyak
kelainan, maka akan mengakibatkan mengalami perubahan apabila individu
gangguan fungsi faal dari tubuh atau alat tersebut dalam keadaan sakit, terutama
tubuh tersebut yang akan berakibat adanya akan terjadi kenaikan suhu tubuhnya.
suatu kelainan atau penyimpangan. 2. Peradangan
Penampakan atau penyimpangan ini Peradangan terjadi karena adanya in-
disebut gejala sakit. feksi dalam tubuhnya. Adanya pe-
radangan dalam tubuh ternak, biasanya
GEJALA PENYAKIT ditandai dengan adanya kesakitan (rasa
sakit), panas, kemerahan, kebengkakan
Suatu penyakit dapat diidentifikasi
jenisnya apabila diketahui rangkaian 3. Tidak ada atau kurangnya nafsu makan
gejalanya dan perubahan cairan tubuh atau Hampir seluruh gejala sakit pada
cairan sel. Untuk dapat mengetahui ternak semua jenis penyakit akan ditandai oleh
dalam keadaan sehat atau sakit, terlebih kurang adanya nafsu makan. Hal ini
dahulu harus diketahui ciri-ciri atau disebabkan karena pengaruh kondisi

107
AGRIBISNIS TANAMAN SAYURAN

tubuh yang tidak normal atau tidak Ternak yang sehat keadaan bulunya
nyaman. normal yaitu tampak mengkilat, lemas
4. Depresi dan tidak rontok. Kelainan keadaan bulu
dapat berupa kerontokan, bulu tampak
Tanda-tanda umum pada ternak yang
suram, kering, kasar dan berdiri.
sedang sakit biasanya sangat ber-
hubungan dengan tingkah laku dan 4. Keadaan Mulut
kondisi umum tubuh ternak. Mulut atau moncong atau cungur
ternak yang sehat adalah selalu basah,
sehingga apabila dilakukan pemeriksaan
PENGAMATAN
moncong nampak kering maka ada
Pengamatan terhadap sikap dan kondisi kemungkinan ternak menderita demam.
umum merupakan pemeriksaan awal untuk Perhatikan pula lubang hidung bila ada
memastikan gejala-gejala yang ber- leleran hidung dan bau yang tidak wajar.
hubungan dengan penyakit. Biasanya Apabila ada perdarahan maka perlu
ternak yang sakit mempunyai kelainan diteliti keadaan selaput lendir hidung.
sikap seperti pada saat ternak berdiri, Apabila cuping hidung tampak kembang
duduk, berbaring dan berjalan. Sikap ternak kempis, maka dapat diduga ternak
ditentukan pula oleh temperamen ternak menderita sesak napas.
tsb. Kondisi yang tidak normal seperti sikap
5. Suhu Badan
kelainan kaki yang berbentuk O, berbentuk
X, kaki sempit ke bawah , dll. Ternak termasuk homoiterm yaitu
hewan yang berdarah panas. Suhu badan
1. Nafsu Makan.
hewan tersebut tidak bergantung
Nafsu makan merupakan salah satu kepada suhu lingkungannya. Ternak
naluri ternak untuk mempertahankan yang sehat suhu badannya normal dan
hidupnya. Pada ternak yang sehat maka tidak dipengaruhi oleh suhu sekitarnya.
nafsu makan pada umumnya normal,
6. Kenaikan Suhu Badan
sehingga apabila ada ternak yang nafsu
makannya kurang maka kemungkinan Kenaikan suhu badan dari suhu
diduga adanya gangguan pada normal disebut demam. Demam yang
pencernaan atau organ lainnya. Kelainan disebabkan adanya infeksi bakteri, virus,
nafsu makan yang disebabkan oleh jamur dan protozoa disebut demam
gangguan fisiologis ini biasanya bersifat patologis. Gejala-gejala klinis demam
sementara dan nafsu makannya akan adalah menggigil, ada kenaikan denyut
normal kembali apabila faktor-faktor nadi, ada kenaikan angka pernafasan,
penyebabnya dapat diatasi. lesu, suhu badan bagian luar tidak
teratur, kotoran atau tinja yang me-
2. Keadaan Kulit
ngeras dan urine mengental.
Keadaan kulit ternak perlu mendapat
7. Denyut Nadi
perhatian pada waktu pemeriksaan
kesehatan karena keadaan kulit Pemeriksaan denyut nadi (pulsus)
memperlihatkan status kesehatan dari dilakukan dengan cara palpasi pada
ternak tersebut. Pemeriksaan kulit arteria atau nadi. Pada masing-masing
secara fisik dilakukan melalui inspeksi ternak, frekuensi denyut nadi dapat
dan palpasi ataupun dilanjutkan melalui ditentukan dengan memeriksa beberapa
pemeriksaan laboratorium. arteria. Kenaikan frekuensi denyut nadi
menunjukkan adanya gangguan fungsi
3. Keadaan Bulu

107
AGRIBISNIS TANAMAN SAYURAN

jantung, paru-paru, hewan demam, dan memulai dengan melakukan pengo-


anemia dan terjadi pada hewan-hewan batan atau pencegahan sebelum diagnosis
yang sedang merasa kesakitan atau dapat ditentukan.
dalam keadaan tenang. Pemeriksaan klinis sering mendapatkan
8. Frekuensi Pernafasan bahwa gambaran klinis suatu penyakit sulit
Pernafasan adalah proses pengam- untuk dikenali. Hal ini bisa disebabkan
bilan oksigen dari udara dan menge- keadaan secara umum yang tidak baik atau
luarkan karbon dioksida dari jaringan- sulit ditentukan, pertumbuhan badan yang
jaringan tubuh lewat paru-paru. Pada jelek atau menurun berat badannya. Pada
waktu pemeriksaan pernafasan perlu keadaan demikian penentuan diagnosa
diperhatikan frekuensi pernafasan. secara pasti hanya mungkin setelah
dilakukan uji laboratorium secara tuntas.
9. Pemeriksaan Mata
Beberapa hal yang dilakukan dalam
Pemeriksaan mata dilakukan dengan pemeriksaan klinis diantaranya adalah
cara melihat bola mata, bulu mata dan menelusuri riwayat penyakit, pemeriksaan
kelopak mata. Pada ternak yang keadaan umum, fisik, bagian-bagian tubuh dan
matanya memperlihatkan kelainan maka penentuan gejala ternak sakit.
perlu diperiksa kemampuan melihatnya
yaitu dengan cara menggerakkan tangan
di depan matanya atau dengan cara 1. Menelusuri Riwayat Penyakit
mengamati refleks dari pupil mata. Catatan kejadian yang telah ber-
10. Feses/Kotoran langsung sebelum si ternak mendapat
pemeriksaan dari dokter hewan
Keadaan feses yang tidak normal ada
merupakan hal yang sangat penting
hubungannya dengan penyakit dan
dalam menentukan diagnosis. Riwayat
gangguan pencerna-an. Pada feses
penyakit merupakan hasil tangkapan
dapat juga dibuktikan adanya investasi
indera dan kadang-kadang kalau
parasit dalam. Oleh karena itu peme-
pemeriksaan ini dilakukan oleh seorang
riksa-an untuk feses perlu dilakukan,
awam beresiko menyesatkan. Pada
terutama jika ternak menunjukkan
penelusuran riwayat penyakit, harus
gejala-gejala atau keadaan feses yang
juga ditelusuri mengenai penyakit yang
mencurigakan. Bentuk fisik kotoran yang
terdahulu, tipe kandangnya, pakannya,
tidak normal dapat berupa mencret atau
air dan sebagainya. Demikian juga
diare.
riwayat tentang vaksinasi dan pengo-
batan yang telah diberikan. Pertanyaan-
PEMERIKSAAN KLINIS pertanyaan ini harus disusun secara
Mendiagnosa suatu penyakit perlu juga kronologis agar paro-genesis dari
dilakukan pemeriksaan secara klinis, yaitu penyakit yang diperiksa dapat di-
dengan jalan menelusuri atas riwayat usahakan untuk dipelajari. Informasi
kejadian penyakit dan pemeriksaan secara yang perlu dicatat dan dilaporkan
fisik bagi penderita. Namun gangguan- adalah:
gangguan klinis pada ternak tidak dikenal a. Kondisi ternak atau status tiap ke-
batasan-batasannya sehingga diagnosis- lompok
pun tidak selalu dapat ditentukan. Oleh b. Kejadian kematian
sebab itu ahli klinis harus dapat
c. Tanggal waktu pemberian vaksin
menentukan masalahnya setuntas mungkin

107
AGRIBISNIS TANAMAN SAYURAN

2. Pemeriksaan Umum dengar, misalnya digunakan untuk


Pemeriksaan umum merupakan menentukan diagnosis secara pasti
pemeriksaan terhadap keadaan ling- terhadap lokasi jaringan yang berisi gas
kungan yang meliputi tingkat sanitasi didalam perut. Hal ini dapat dilakukan
lingkungan, konsistensi tinja dan urine dengan menggunakan stetoskop.
dalam kandang, tingkat pencemaran dan 4. Pemeriksaan Bagian-Bagian atau Wilayah
kualitas pakan dan air, pemeriksaan Tubuh
terhadap tanaman beracun maupun Pada ternak besar pemeriksaan akan
bahan kimia yang mencurigakan, serta lebih mudah apabila didasarkan pada
kelakuan hewan baik dalam keadaan wilayah-wilayah tubuh misalnya wilayah
berdiri maupun tiduran, seperti: kepala dan leher, dada dan perut sebelah
a. Adanya kelainan dalam mastikasi yaitu kiri, wilayah belakang, dan wilayah dada
cara mengunyah makanan; dan perut perut sebelah kanan. Pada
b. Prehensi/mengambil makanan atau pemeriksaan terhadap semua wilayah,
kemampuan lidah dan bibir untuk hal maka kulit dan bulu perlu diperiksa
tersebut. terhadap adanya lesi dan parasit luar.
Kulit yang longgar pada saat mencubit
Pemeriksaan umum hewan sakit
kulit leher, mewujudkan nilai tingkat
dimulai dari suatu jarak yang tidak
hidrasi yang meningkat dari tubuh.
mengganggu ketenangan dan sikap
penderita. Oleh sebab itu pemeriksaan 5. Penentuan Gejala Ternak Sakit
umum dilaksanakan dari jarak agak jauh Penentuan gejala penyakit perlu
dan dilakukan dari berbagai arah yaitu periksaan secara teliti dan sistematik.
depan, belakang dan kedua sisi hewan. Pemeriksaan ini dimulai dari inspeksi,
palpasi, perkusi, auskultasi, pemeriksaan
bau, penentuan denyut nadi,
3. Pemeriksaan Fisik
pengambilan sample dan pemerik-saan
Pemeriksaan fisik dilakukan dengan laboratorium.
cara palpasi, inspeksi visual dan
a. Inspeksi
penciuman serta pendengaran.
Pemeriksaan ini digunakan untuk: Inspeksi dilakukan dengan cara
melihat, mengamati dan memeriksa
a. Mengenal kelainan-kelainan kecil atas
semua permukaan tubuh mulai dari
susunan anatomi
lubang hidung, telinga, lesi pada kulit,
b. Menilai kepekaan terhadap rasa sakit anus dan semua bagian tubuh secara
c. Tanda peradangan dan tumor seksama. Inspeksi ini dapat dibantu
d. Kelainan konsistensi seperti busung dengan menggunakan alat-alat seperti
stetoskop, vaginoskop atau dengan
e. Pengapuran yang patologik
menggunakan alat Rontgen.
Pemeriksaan secara penciuman
b.Palpasi
dapat dilakukan untuk penderita yang
mengalami radang dengan nekrosis Palpasi adalah memeriksa dengan
jaringan di dalam mulut atau saluran cara meraba semua permukaan tubuh.
pernafasan yang biasanya disertai Cara palpasi ini digunakan untuk
dengan bau pernafasan yang busuk. menilai kepekaan terhadap rasa sakit,
proses peradangan, tumor, oedema
Pemeriksaan dengan cara men-
dan emfisema.

107
AGRIBISNIS TANAMAN SAYURAN

c. Perkusi mikroskop
Perkusi yaitu memeriksa lebar 5) Pembiakan: Pemeriksaan dila-
daerah paru-paru dengan cara me- kukan dengan cara membiakkan
ngetuk-ngetuk atau memukul-mukul atau dengan melakukan per-
dengan mempergunakan alat yang kembangbiakan terlebih dahulu.
terdiri atas perkusi hamer dan 6) Penyuntikan hewan percobaan
pleksimeter yang dipukul dan
7) Haemotologik. Pemeriksaan yang
diletakkan langsung pada kulit.
dilakukan dengan cara mengamati
d. Auskultasi sel darah.
Auskultasi yaitu memeriksa jan- 8) Serologik. Pemeriksaan yang
tung dan paru-paru dengan cara men- dilakukan dengan cara mengamati
dengarkan suaranya. Alat yang serum atau cairan darah.
digunakan adalah stetoskop.
e. Pemeriksaan Bau LEMBAR PENGAMATAN
Melakukan pemeriksaan adanya
bau-bauan yang bermacam-macam KELOMPOK :.......................
yang menunjukkan adanya kelainan.
ANGGOTA KELOMPOK :........................
f. Penentuan Denyut Nadi
Melakukan perhitungan denyut ........................
nadi dengan cara memegang
TGL PENGAMATAN :........................
pembuluh nadi dan menghitung detak
nadi dalam satuan waktu Frekuensi HASIL PENGAMATAN :........................
Pernafasan (kali per menit).
g. Pengambilan Contoh 1. Kondisi lingkungan
Mengadakan punctie yaitu mem- ...................................................................
buat tusukan pada bagian badan yang ..........................................................................
sakit untuk mendapatkan cairan- ..........................................................................
cairan dengan menggunakan trokar .........................................................
atau kanul.
2. Pengamatan gejala klinis
h. Pemeriksaan Laboratorium
a. Penampakan umum
Pemeriksaan laboratorium ini
...................................................................
dilakukan secara:
..........................................................................
1) Fisik: bau, rasa dan warna ..........................................................................
2) Kimia: yaitu pemeriksaan secara .......................................................................
biokimia seperti mengukur gula b.Kepala :
darah, ureum dalam darah, protein
c.Sinus :
dalam urine dll
d.Tembolok :
3) Histopatologik: Pemeriksaan se-
perti perubahan patologi, anatomis, e.Kulit :
kelainan jaringan dll f.Subcutan :
4) Mikroskopis: Pemeriksaan yang g.Kloaka :
dilakukan dengan menggunakan

107
AGRIBISNIS TANAMAN SAYURAN

BAB 7
Seleksi, Culling dan afkir parent stock

Melalui observasi, menggali informasi diskusi , dan praktik, peserta didik


dapat melakukan pencegahan penyakit dan penanganan unggas sakit pada
pembibitan ternak unggas dengan penuh tanggungjawab.

PROGRAM SELEKSI, CULLING


DAN AFKIR

Seleksi, Culling dan


MELAKSANAKAN SELEKSI,
Afkir Unggas Bibit
CULLING DAN AFKIR

PROSEDUR PENGAPKIRAN
UNGGAS BIBIT

Seleksi, Culling, Apkir


AGRIBISNIS PEMBIBITAN TERNAK UNGGAS

1. Menyeleksi Induk Bibit Berdasarkan nya luas.


Performans 8) Jarak antara tulang dada dan tulang
Seleksi adalah suatu proses memilih belakang ± 4 jari.
ternak yang disukai yang akan dijadikan 9) Jarak antara tulang pubis ± 3 jari.
sebagai tetua untuk generasi berikutnya.
Fungsi seleksi adalah untuk mening-
katkan produktifitas ternak melalui b. Penampilan produksinya
perbaikan mutu genetik bibit. Dalam 1) Ciri-ciri unggas pedaging yang baik,
menyeleksi bibit unggas ini bertujuan dilihat dari penampilan produk-
untuk meningkatkan produksi telur, sinya, seperti:
berat telur atau kecepatan pertum- a. Pertambahan bobot badan
buhan.
b. Feed Conversi Rasio
Seleksi performans adalah suatu
c.Tingkat mortalitas
metode seleksi dengan cara melihat
penampilan ternak. Menyeleksi induk d.Konsumsi pakan
bibit unggas yang baik berdasarkan e. Indeks Performans, dll
performans, dapat dilihat dari: 2) Ciri-ciri unggas petelur yang baik,
a. Penampilan bentuk eksteriornya. dilihat dari penampilan produk-
Ciri-ciri induk bibit ternak ayam sinya, seperti:
jantan yang baik berdasarkan eksterior a. Produksi telur (hen day, hen
adalah: house)
1) Badan kuat dan panjang. b. Feed Conversi Rasio
2) Tulang supit rapat. c. Tingkat mortalitas
3) Sayap kuat dan bulu-bulunya d. Konsumsi pakan
teratur rapih. e. Lama produksi
4) Paruh bersih. f. Umur dan lama puncak produksi,
5) Mata jernih. dll
6) Kaki dan kuku bersih, sisik-sisik
teratur. Seleksi Pada Ayam Buras
7) Terdapat taji.
Sedangkan ciri-ciri induk bibit ayam Seleksi bisa dikerjakan dengan memilh
betina petelur yang baik adalah calon indukan yang sejenis. Dalam arti
1) Kepala halus. bentuk badan seragam, besar kecil tubuh
2) Matanya terang/jernih. seukuran, dan umur perbedaannya tak
berjauhan. Paling baik calon indukan betina
3) Mukanya sedang (tidak terlalu le-
berumur sekitar 1 tahun, atau paling sedikit
bar).
6 bulan. Sedang calon indukan ayam jantan
4) Paruh pendek dan kuat. telah berumur 1 setengah tahun, atau paling
5) Jengger dan pial halus, dan berkem- sedikit 1 tahun.
bang sempurna Calon bibit indukan tersebut sebaiknya
6) Berbulu mengkilat, halus. secara turun temurun memiliki sifat-sifat
7) Badannya cukup besar dan perut- pembawaan yang baik, sehat, tidak terdapat
bagian tubuh yang rusak atau cacat, berasal

107
AGRIBISNIS PEMBIBITAN TERNAK UNGGAS

dari kelompok atau kawanan ayam yang lembut, agak basah, dan tidak ada bagian
terpilih, pertumbuhan badannya baik dan yang rusak atau cacat. Warnanya segar,
hasil telurnya banyak, selama masa agak mengkilat.
hidupnya belum pernah sakit dan 5. Bulu, bentuk bulu mencerminkan
meranggas bulunya baik sebagian atau keadaan kulit, kesehatan dan gaya hidup
seluruhnya, dan sebaiknya calon bibit ini ayam bersangkutan. Bulu ayam yang
dicari pada peternak pembibit. Dengan bagus letaknya teratur pada tubuh,
harapan mutu. Bibit yang bisa dipertang- menghimpit rapat seolah-olah tidak ada
gungjawabkan. ruang kosong di antara bulu-bulu
Calon bibit yang baik memiliki beberapa tersebut. Bentuk bulu sempurna, kecuali
sifat yang khas. Di antaranya tingkah ada sebab-sebab khusus. Bentuk dan
lakunya gembira, gerakannya kuat dan besar bulu harus sesuai dengan jenis
tangkas, tidak takut didekati orang, puspa ragam dari jenis ayam bersang-
suaranya agak ramai apabila didekati dan kutan. Makin mengkilat warna bulu,
diberi makan, nafsu makannya baik dan aktif makin sehat dan kuat gaya hidup ayam
mencari makan sepanjang hari, keluar bersangkutan.
kandang pagi-pagi dan baru pulang masuk 6. Suhu badan, normal, berkisar antara 41-
kandang setelah matahari terbenam, 42 derajat celcius.
tidurnya nyenyak pada malam hari, ayam
7. Berat badan, harus sesuai dengan jenis
jantan berlagak sebagai pemimpin bagi
ayam bersangkutan. Berat badan baku
ayam-ayam betina sekawanannya.
(sebagai ancer-ancer), berat badan ayam
Ayam sehat dan normal bisa ditilik de- betina ditentukan sewaktu meletakkan
ngan melihat tanda-tanda fisiknya sebagai telurnya yang pertama. Untuk ayam
berikut jantan setelah berumur 1 tahun. Dalam
1. Bagian tubuh, tidak ada kelainan, selaras, pemeliharaan, ayam harus dijaga jangan
dan sesuaikan dengan jenis ayam sampai terlalu kurus atau terlalu gemuk.
bersangkutan. Sebaiknya dipilih yang Susunan makanan harus dijaga, dan
berdada lebar dan cembung, serta pemberiannya sebaiknya teratur.
bagian belakang tubuh agak besar. 8. Kepala, berbentuk bulat panjang, tidak
2. Tulang, pertulangan kuat dan normal, terlalu gepeng dan ber-bangun kasar.
tidak ada kelainan yang menyebabkan Jengger kokoh kuat, tidak tipis dan tidak
cacat tubuh. Tulang kaki tidak berbentuk terlalu besar. Warnanya merah menyala,
"O" atau "X", karena cacat kaki ini bisa agak mengkilat. Bila diraba terasa
menyulitkan dalam perkawinan. hangat, lentur dan berjaringan halus.
Akibatnya telur bibit bisa tidak terbuahi, Gelang kuping dan daun telinga
atau daya tetasnya sangat kurang. bentuknya bulat dan jorong, warnanya
3. Otot, kempal, padat, berisi, dan tidak tegas. Paruh pendek, agak lebar, kuat,
berlemak. Keadaan ini dapat diper- dan tajam. Warna tegas, tidak suram.
kirakan dengan meraba tulang dada dan 9. Mata, berbentuk bulat, agak melotot
paha. Keadaan otot ini bisa dipakai untuk sedikit, membuka luas kurang lebih di
mengukur dalam menafsirkan baik tengah pipi (samping kepala), bebas dari
buruknya keadaan umum tubuh, kese- segala jaringan tubuh yang mengganggu
hatan, dan gaya hidup ayam ber- penglihatan. Pemandangan cerah ceria,
sangkutan. penuh perhatian, dan gemar melakukan
4. Kulit, keadaan kulit bila diraba terasa sesuatu. Gelang mata segar, berwarna

107
AGRIBISNIS PEMBIBITAN TERNAK UNGGAS

kuning kemerah-merahan dan tidak jari orang dewasa. Perut penelur bila
lemah. Selaput lendir mata licin, diraba terasa halus dan lunak seperti
mengkilat, dan selalu basah. Selaput beledu, bentuknya bulat cembung.
bening mata jernih, kering. Pada ayam 14.Sayap, normal dan kuat, tidak boleh
yang kekurangan vitamin A selaput tergantung lemah, harus menghimpit
matanya kelabu suram. Selaput pelangi tepat pada badan.
ayam umur 2 minggu warnya kelabu
15.Dubur, yang sehat bentuknya lebar,
muda/agak merah, umur 2-5 minggu
bulat, dan basah. Kulit di sekitar dubur
kehijauan, dan umur 6-8 minggu
tidak berkerut atau berwarna kuning tua,
berwarna jingga. Perubahan warna
tapi keputih-putihan dan tidak kotor
selaput pelangi ini berjalan dari luar ke
oleh tahi ayam yang mengering. Bulu
arah dalam (tengah), dab akhirnya
sekitar dubur bersih.
selaput pelangi menjadi berwarna
kuning jingga sampai trengguli merah. 16.Kaki, harus kokoh dan kuat, tidak terlalu
Setelah berumur 8 minggu tidak besar atau kecil. Jari-jarinya meng-
berubah lagi. Anak mata bentuknya hampar, dengan bentuk kuku tidak
bulat, tepinya tajam. Reaksinya terhadap terlalu panjang atau bengkok. Taji tidak
cahaya matahari cepat dan tepat. Cairan panjang, tapi kuat. Sisik kaki menghimpit
dalam ruang mata depan jernih, bening. rata, tersusun teratur, dan keadaannya
licin mengkilat. Warnanya disesuaikan
10.Leher, jangan terlalu panjang atau
dengan jenis ayam bersangkutan.
terlalu pendek, kecuali jenis ayam
tertentu. Untuk ayam pelung leher harus 17.Ekor, terbangun sesuai dengan jenis
panjang dan kuat. ayamnya. Bulu pangkal sampai ujungnya
tidak cacat.
11.Dada, bentuk dada agak montok ke
depan, lebar dan kuat. Leher dan dada Seleksi dalam usaha peternakan diar-
harus merupakan satu kesatuan yang tikan memilih ternak sesuai dengan tingkat
kokoh. Tembolok selalu terisi penuh, pertumbuhannya, lalu dipisahkan satu
regang, tapi tidak terlalu keras. dengan yang lainya. Tujuan seleksi adalah
untuk membedakan yang pertum-
12. Badan dan bagian belakang, badan
buhannya baik dan kurang baik. Jika ditemui
agak panjang, lebar, dan dalam. Lebih-
unggas dengan pertumbuhan kurang baik,
lebih di bagian belakangnya. Hal ini
unggas tersebut harus diberi perlakuan
menandakan, bahwa alat-alat tubuh
tertentu, misalnya pemberian pakan atau
yang ada di dalam terjamin pada
vitamin sehingga laju pertum-buhannya
tempatnya, layak dan berfungsi
meningkat. Selain itu, seleksi dilakukan agar
sebagaimana mestinya.
keseragaman ayam yang telah diseleksi
Tubuh bagian belakang harus penuh dan akan membatasi persaingan dalam
dalam. Tubuh belakang ayam yang mendapatkan pakan sehingga semua ayam
terbesar terletak di belakang garis mendapatkan pakan secara pro-porsional.
melintang antara kedua kaki ayam.
Punggung panjang, lebar, dan lurus.
CULLING
13. Perut penelur, terletak di antara di
belakang garis melintang antara kedua
kaki, dengan jarak antara kedua kaki Culling adalah pemisahan atau
cukup lebar. Jarak antara ujung tulang pengapkiran ayam yang dilihat secara
dada dan tulang kelangkang sekitar 3-4 ekterior dan dinilai potensinya yang

107
AGRIBISNIS PEMBIBITAN TERNAK UNGGAS

mungkin berpengaruh terhadap produk-


sinya. Culling kemungkinan dilakukan 4. Aktif mencari makan sepanjang hari.
sepanjang tahun yaitu mulai dari: Kalau pagi paling dahulu turun dari
1. Starter, saat ayam dikandangkan dipilih tenggeran dan kalau malam paling akhir
yang lemah, cacat dan tidak sehat tidur.
2. Pada masa pertumbuhan, yaitu yang
lambat tumbuhnya dipisahkan A. Ayam petelur yang baik dilihat dari:
3. Pada saat menjelang produksi, yaitu 1. Time of maturity (dewasa kelamin)
ayam yang lambat dewasa kelamin, ayam
2. Rate of Production (220-250 butir-
yang tidak mulai bertelur pada umur 30
/tahun/ekor atau lebih)
minggu
3. Kekuatan produksi: Konsisten pada umur
4. Tidak sehat dan tidak efisien selama 7–8
12-15 bulan.
bulan produksi
5. Setelah satu tahun produksi ayam yang
tidak sehat, early molter, slow molterdan Culling perlu dilakukan bila rata–rata
yang banyak lemak pada abdomennya. produksi pada suatu flock kurang dari 200
butir/tahun/ekor. Dengan sistem cage
culling akan lebuh mudah dilakukan, tetapi
Setelah masa produksi culling diper- pada system liter harus diamati ciri–cirinya.
lukan bila produksi turun drastis dan perlu Selama bertelur pada ayam akan terjadi
juga dicari permasalahannya. Culling perubahan pada tubuhnya dan akan terlihat
dilakukan juga pada ayam betina muda perbedaannya pada ayam yang sedang
menjelang bertelur dan pada ayam dewasa bertelur. Perbedaan ini terjadi pada
menjelang produksi menurun. Khusus bagian–bagian tubuh seperti vent, jengger,
untuk breeding farm perlu dilakukan culling pial, abdomen tulang pubis, bulu,
pada pejantan untuk menghindari bibit pigmentasi dan lainnya. Tanda–tanda ayam
yang kurang baik seperti sifat keba- yang berproduksi:
tina–betinaan yang dimiliki ayam jantan.
1. Jengger dan pial: Lebar, merah, panas,
Sifat kejantanan juga terdapat pada ayam
bercahaya seperti ada lapisan lilin
betina, biasanya bentuk tubuh seperti
jantan dan berkokok serta agresif. Pada 2. Kepala/muka: Lebar, halus, bersih
pemilihan pejantan ada tanda–tanda 3. Mata: Bercahaya cerah
pejantan yang baik yaitu: 4. Dubur/vent: Lebar, basah, elastis, putih
1. Giat dan selalu ramai, tetapi tidak ter-lalu 5. Perut: Halus, penuh, elastis
agresif. Kalau ada sesuatu selalu menarik
6. Kulit: Tipis, halus, longgar
perhatiannya.
7. Bulu: Padat/lengkap
2. Bulu–bulunya tumbuh teratur, warna
mengkilat, seakan–akan baru saja 8. Kaki: Putih.
diminyaki. Bulu yang suram, menun-
jukkan tanda–tanda yang kurang baik. B. T a n d a – t a n d a a y a m y a n g b e l u m
3. Pandangan matanya tajam&menyala. berproduksi:
Pandangan mata yang malas me- 1. Jengger dan pial: Kecil, kering, meng-
nandakan kelesuan hidup atau tidak kerut, pucat, kasar
mempunyai daya hidup yang besar.
2. Kepala/muka: Kasar, pucat, kecil

107
AGRIBISNIS PEMBIBITAN TERNAK UNGGAS

3. Mata: Sayu, malas tulang dada kurang dari 4 jari


4. Dubur/vent: Kecil, bulat, mengkerut, 8. Bulunya umumnya bersih.
kering, berwarna kuning Pada beberapa bangsa ayam akan
5. Perut: Keras, berlemak memperlihatkan pigmen kuning pada
6. Kulit: Tebal, melekat pada daging lemak sub kutan, shank dan earlobe yang
jelas. Pigmen ini cenderung memudar
7. Bulu: Suram
bersamaan dengan peningkatan pro-
8. Kaki: Kasar, kering. duksi telur. Keberadaan pigmen pada
ayam dan telur mempunyai hubungan
C. Sifat – sifat ayam yang berproduksi tinggi: langsung dengan keberadaan pigmen
carotinoid yang disebut xantophil dalam
1. Tingkah lakunya: lincah, riang, suka
ramsum. Pada masa bertelur semua
berkotek–kotek, aktif mencari makan
pigmen yang diterima dari makanan
2. Cepat dewasa kelamin : artinya masa dialihkan ke ovarium untuk pem-
bertelurnya yang pertama lebih awal. bentukan kunig telur.
Misalnya Leghorn 5–5,5 bulan sudah
Pigmen pada bagian tubuh bertahap
bertelur.
menghilang dan ini tidak tergantikan
3. Tidak mempunyai sifat mengeram selama individu tersebut bertelur secara
4. Masa bertelurnya lama continue. Bagian vent kehilangan
5. Bentuk kepala: halus, lebar, dalam, pipih, pigmen secara cepat dari kuning menjadi
dan mata cerah putih atau merah muda. Eye ring
kehilangan pigmen lebih lambat dari
6. Bentuk badan: panjang, punggung halus,
vent setelah ini baru bagian earlobes.
tubuh penuh dan dada dalam
Bila earlobes warnanya putih berarti
7. Keadaan perut: lunak ayam telah bertelur secara continue
8. Kaki dan paruh: kecil, rata, berwarna pada periode yang lebih panjang.
pucat, paruh pucat (tergantung Selanjutnya warna yang menghilang
banyaknya produksi) adalah bagian paruh. Paruh memutih
9. Bulu: kering, lurus, mudah patah apabila ayam telah bertelur 4-6 minggu.
Shank merupakan bagian paling akhir
10. Jarak antar ujung tulang belakang dan
kehilanganwarna. Shank yang pucat
tulang dada adalah 4 jari
menunjukkan ayam telah berproduksi
continue selama 15-20 minggu.
D. Ayam yang kurang produktif: Bila ayam berhenti bertelur, pigmen
1. Sayap menggantung muncul kembali di daerah-daerah yang
2. Perawakan: bentuk tubuh segi empat pigmennya hilang. Ayam yang telah
berhenti bertelur selama 2-3 minggu
3. Kepala: kasar, sempit, cekung, dan mata
akan terlihat ujung paruh masih pucat
suram
sedangkan dasarnya berwarna kuning.
4. Bentuk badan: punggung pendek, dada
Faktor–faktor yang mempengaruhi
dangkal, tubuh kurus
produksi telur. Pada dasarnya, yang
5. Keadaan perut: tebal, kenyal mempengaruhi produksi telur itu dibagi
6. Kaki dan paruh: kaki bulat & berwarna menjadi 2 bagian, yaitu faktor luar dan
kuning, paruh kuning, panjang dan rata faktor dalam.
7. Jarak antar ujung tulang belakang dan

107
AGRIBISNIS PEMBIBITAN TERNAK UNGGAS

a. Faktor luar:
1. Makanan Tanda-tanda Ayam Produktif dan Non Produktif
2. Rontok bulu / luruh (molting) BAGIAN TUBUH AYAM PRODUKTIF AYAM NON
3. Temperatur sekeliling PRODUKTIF

4. Kandang
Mata Bulat dan bersinar Oval, Sayu
5. Kegaduhan
6. Penyakit. Jengger Besar, merah, sempurna, Kecil, pucat,
b.Faktor dalam (Keturunan) segar dan lembut kering,
berkerut dan
Faktor dalam adalah merupakan berisik
faktor keturunan yang sulit diatasi.
Pada umumnya bibit yang baik akan Cuping Telinga Besar berminyak, Bentuk tidak
menurunkan ayam yang baik, yang lembut menarik, kasar
dan kering
produksi telurnya tinggi. Sebaliknya,
dari keturunan ayam yang jelek akan
menurunkan ayam yang produksinya Lubang anus Besar, lebar, memanjang Kecil,
basah dan pucat mengkerut,
rendah. bulat, kering
c. Keuntungan Culling
Tulang fleksibel, tipis, jerek Kaku, kasar,
1. Menghemat tenaga dan biaya punggung kedua tulang jarak kedua
tulang
2. Mengurangi/ mencegah penye- menyempit
baran penyakit
3. Produksi tinggi, karena ruangan ha- Perut Lembut, fleksibel, besar Gemuk, besar,
keras
nya diisi oleh ayam yang produktif
saja
Kulit Tipis, halus, longgar Tebal, melekat
d.Dasar Pertimbangan Melakukan Cul- pada daging
ling
Khaki Rata, kecil, pucat Bulat besar
1. Kondisi sekarang dan masa lampau
2. Jika culling berdasarkan pada Paruh Pendek Panjang
kondisi masa lampau bisa dilihat
dari catatan produksi masing-
masing individu ayam Dalam budidaya beternak burung puyuh
3. Culling bertujuan untuk produksi bibit, yang diharapkan adalah semaksimal
sekarang, harus mengetahui ciri-ciri mungkin memelihara puyuh betina yang
ayam yang berproduksi tinggi dan produktif atau masih produktif. Hal
ayam yang berproduksi rendah. tersebut berlatar belakang perhitungan
juga terhadap kebutuhan akan jatah
ransum pakan. Bisa jadi akan dianggap
PENGAPKIRAN sayang apabila diantara burung puyuh
Pada minggu terakhir masa remaja petelur (yang tentu saja berjenis betina)
dilakukan pengapkiran (8–17 mg), bagi ada yang tidak produktif (lagi). Bisa
ayam yang tidak memenuhi persyaratan diperkirakan jika dalam perharinya satu
sebagai ayam petelur dengan kriteria ekor membutuhkan 22 gram, maka dalam
sebagai berikut : 30 bulan bisa menghabiskan 660 gram x

107
AGRIBISNIS PEMBIBITAN TERNAK UNGGAS

berapa ekor saja.


Lalu bagaimana cara memilih puyuh 2. Tahap 2 sebagai pengafkiran ketat, dasar
yang produktif bertelur dan yang tidak utama yang dipakai untuk seleksi,
produktif? Pada awal pemeliharaan di mengukur bobot tubuh rata-rata pada
kisaran naik kandang (saya lebih cocok saat ayam tersebut.
umur 25 hari) bisa memilih yang tidak Caranya :
produktif, tapi bukan betina, alias memilih
Lakukan penimbangan setiap ming-
yang jantan. Biasanya dari yang dipelihara,
gu, pengambilan sampling sebanyak 10
jantan pasti ada. Puyuh jantan jelas tidak
% dari populasi ayam. Keseragaman
termasuk produktif. Namun yang betina
diukur ± 10% dari rata-rata berat
pun dimungkinkan ada yang tidak
populasi ayam.
produktif. Ini yang menjadi masalahnya.
CONTOH:
Terus terang jika masih umuran muda,
saya pribadi belum pernah memilih burung Populasi ayam tipe petelur dwiguna
puyuh betina yang tidak produktif bertelur. umur 17 mg, standar berat badan ayam
Sekali pernah memilih, tetapi sudah 1400 gram, jumlah ayam 87 ekor. Contoh
umuran 15 bulan. Jujur saja itupun setelah yang ditimbang sebanyak 20 ekor
saya pisah yang dianggap tidak produktif, dengan bobot badan sebagai berikut:
ternyata masih keluar juga telurnya,
walaupun tidak banyak. Berarti hampir
1 1340 6 1410 11 1530 16 1510
berhasil. gr gr gr gr
Diantara ciri-ciri untuk memilih mana
2 1400 7 1430 12 1350 17 1470
puyuh tidak produktif lagi yaitu: lubang gr gr gr gr
dubur kering, keriput, terlihat sempit,
bahkan menghitam di sekitarnya. Namun 3 1290 8 1440 13 1480 18 1170
gr gr gr gr
ternyata ada cara untuk membedakan mana
puyuh yang masih produktif dengan yang 4 125 9 1380 14 1580 19 1410
tidak produktif bertelur sebagai berikut: gr gr gr gr
membedakannya salah satunya meraba
jarak antara tulang pubis (capit udang) bil 5 1480 10 1250 15 1430 20 1210
gr gr gr gr
lebih 1jari orang dewasa berarti produktif,
atau meraba jarak antara tulang pubis de-
a. Populasi ayam 87 ekor, sampling
ngan tulang sternum bila jarak 2 jari lebih o-
87/100 × 10 = 9 ekor
rang dewasa, berarti puyuh masih produktif
- Yang ditimbang 20 ekor
Tulang pubis berada pada sisi kanan dan
kiri kloaka/dubur. cara merabanya posisi - 20 – 9 = 11 ekor
vertikal terhadap posisi bururng berdiri. se- 9/100 × 10 ekor = 0,90 min
dang tulang sternum adalah tulang dada 11/100 × 10 ekor = 1,10 max
paling ujung mengarah kloaka, cara
b.Rata-rata berat badan ayam
merabanya secara horisontal pada posisi
burung berdiri. 27610
= 1380,5
20
Pelaksanaan pengapkiran dilaksanakan
2 kali c. Berat badan minimum ayam 1380,5 ×
1. Pengapkiran, pemindahan dari kan-dang 0,90 =1242,5 gr Berat badan
koloni/ brooding cage ke individual cage. maksimum ayam

107
AGRIBISNIS PEMBIBITAN TERNAK UNGGAS

1380,5 × 1,10 =1518,6 gr


INTERVAL = 1242,5 GR – 1518,6 gr 4) Rata-rata HD di dalam lokasi tentu
d. Berat badan ayam yang masuk antara akan lebih baik apabila umur layer
1242,5 gr – 1518,6 gr = 16 ekor Yang dengan umur rata-rata muda
tidak termasuk interval diatas 4 ekor, 5) Ada penghematan biaya upah
yaitu nomor; 11, 18, dan 20. tenaga kerja, dengan gaji /upah yang
Keseragaman = 17/20 *100 %= 85 % sama, dapat menghasilkan jumlah
telur lebih banyak karena HD nya
Produksi yang baik dapat tercapai bila
lebih tinggi, 147 kg dibandingkan
populasi ayam mencapai berat badan
135 kg.
standar, dengan tingkat keseragaman
yang tinggi ± 80 % 6) Puncaknya rata-rata FCR lebih
ekonomis layer muda daripada layer
e. Pengapkiran
yang tua.
Pada minngu terakhir masa remaja
dilakukan pengapkiran (8–17 mg) bagi
ayam yang tidak memenuhi persya- b. Peremajaan ayam bibit tua
ratan sebagai ayam petelur, dengan Ayam petelur yang sudah berhenti
kriteria sebagai berikut: berproduksi sebaiknya jangan terlalu
1)Ayam tidak mempunyai bobot tubuh awal diapkir, karena masih dapat
standar (terlalu kecil/terlalu besar). diperbaiki dan dipelihara lagi sebagai
ayam yang produktif. Cara yang biasa
2)Ayam yang tidak memperlihatkan
ditempuh adalah dengan memberikan
sebagai ayam petelur yang baik
waktu istirahat bagi ayam dan dengan
(mata sayu, kelamin sekunder yang
pemeliharaan khusus. Metode ini
tidak berkembang), tidak mem-
lazim disebut dengan Force Molting
perlihatkan warna merah pada
yaitu meremajakan ayam dengan
jengger dan pialnya.
memaksakan rontok bulu sesudah
berproduksi kurang lebih selama 1
tahun. Cara ini lebih menguntungkan
a. MENGELOLA PENGAPKIRAN UNGGAS jika dibandingkan dengan memelihara
BIBIT ayam kembali dengan umur 1 hari.
Keuntungan-keuntungan dari mela-
1) Umur Apkir Ayam Fase Produksi
kukan pengafkiran tidak terlalu awal
Pada umumnya ayam bibit diafkir pada adalah:
umur 80 minggu +/-2 minggu,
1) Meremajakan ayam yang sudah tua
artinya antara 78 sampai 82 minggu.
atau apkir, hanya membutuhkan
Keuntungan apkir layer umur 78
waktu 6-7 minggu dan jumlah
sampai 82 minggu adalah:
ransum yang dibutuhkan hanya 3-4
2) Secara perhitungan, biaya investasi kg per ekor. Sedangkan untuk
membuat kandang dibagi 147 kg memelihara anak ayam dari umur 1
telur, tentu lebih ekonomis hari sampai masa produksi,
dibanding dibagi 135 kg telur. dibutuhkan jumlah ransum
3) Kualitas telur tentu saja akan lebih sebanyak 4,5-5 kg/bulan (10-12
baik apabila umur layer tidak terlalu kg/ekor).
tua. 2) Untuk menghasilkan telur, ayam

107
AGRIBISNIS PEMBIBITAN TERNAK UNGGAS

muda membutuhkan 4,28 kg ransum Hal-hal yang menjadi pertimbangan


kualitas baik untuk menghasilkan perlu tidaknya dilakukan force
setiap kg produksi telur, sedang moulting untuk menjaga performa
ayam peremajaan hanya mem- pada siklus produksi tahun kedua
butuhkan 3,81 kg ransum dengan yaitu biaya pelaksanaan force
kualitas baik. moulting lebih murah dari pada
3) Untuk memelihara ayam dari umur biaya untuk membesarkan doc,
1 hari, dibutuhkan sanitasi yang angka kematian lebih rendah,
ketat dan ketelitian perawatan, konsumsi ransum lebih rendah,
sebab ayam masih peka terhadap masa berproduksi lebih singkat,
lingkungan luar. puncak produksi 7-10 % lebih
rendah, kualitas kulit telur lebih
4) Ukuran telur yang lebih besar bisa
rendah dan berat telur lebih tinggi
dijaga oleh ayam tua yang
dari pada tahun pertama
diremajakan, sedangkan ayam muda
pada permulaan produksi telur yang Ada beberapa metode yang
dihasilkan lebih kecil. dapat digunakan, seperti:
c. Melakukan Force Moulting 1) Metode konvensional
Force moulting merupakan tindakan Metode ini sederhana, tetapi
merontokkan bulu yang waktunya bila dilakukan secara baik hasilnya
diatur oleh manusia. Force moulting cukup memuaskan. Tahap-tahap
umumnya dilakukan pada ayam-ayam metode ini adalah:
petelur yang telah tua atau pada ayam a) Hari ke 1-3 : ayam tidak diberi
pedaging bibit, biasanya setalah makan dan minum sama sekali,
mencapai umur 18 bulan. Pada kondisi sedang sinar matahari diberikan 8
ayam yang sudah tua, ayam-ayam jam/hari.
tersebut menjadi beban karena biaya b)Hari ke 4: dipuaskan.
produksi sudah lebih besar dari pada
c) Hari ke 5: seperti pada hari ketiga.
pendapatan. Force moulting adalah
usaha merontokkan bulu unggas d)Hari ke 6: sama dengan hari ketiga,
sebelum masa waktunya. Tujuannya e)Hari ke 8 sama seperti hari ke 4,
adalah untuk mendapatkan masa f) akhir hari ke 9 : air minum dibe-
peneluran kedua yang serasi. Selama rikan secara bebas.
masa meranggas (moulting) berat
g) Pada awal hari ke 10-60 : ayam
badan layer akan berkurang sekitar
diberi minum bebas, sedang
400-600 gram yaitu dengan cara
makanan 75% dari kebutuhannya.
mengatur makanannya. Tujuan lain
adalah mempertinggi kualitas h) Hari ke 61: diberi makanan dan
albumen, mempertinggi kualitas kulit minum secara utuh dan sinar
telur dan untuk mendapatkan stok matahari selama 15-16 jam/hari.
ayam yang bertelur pada tahun kedua i) Dua minggu sesudah itu ayam
serta memberikan kesempatan untuk akan remaja kembali dan siap
istirahat untuk memperbaiki kembali berproduksi.
badannya yang rusak untuk 2) Metode California
menghadapi masa bertelur berikutnya.
Metode ini dikenal juga dengan
metode “Milo” karena pada metode

107
AGRIBISNIS PEMBIBITAN TERNAK UNGGAS

ini ayam hanya diberi milo (gandum) nannya, dicampur dengan 20%
atau tepung jagung saja dalam daun lamtoro kering.
waktu yang lama. Peremajaan ini f) Hari ke 26 dan seterusnya diberi ran-
cocok diterapkan di daerah tropis, sum lengkap dan minum secara
dengan langkah-langkah sebagai bebas.
berikut:
g) Sesudah 6 minggu mengalami
a) Hari 1-35 ayam diberikan ma- perlakuan sepertidiatas, ayam akan
kanan lengkap sesuai dengan ke- remaja kembali dan siap berpro-
butuhannya dan sinar matahari duksi lagi.
dibatasi 8 jam/hari.
Dari ketiga metode diatas, meto-
b) Hari ke 36-39 ayam dipuasakan de ketiga yang paling cocok dite-
ddengan kebutuhan sinar mata- rapkan di daerah tropis dan sudah
hari 8 jam/hari. banyak yang berhasil.
c) Hari ke 40-60 diberi gandum atau
jagung sebanyak-banyaknya,
kebutuhan sinar matahari diberi-
kan tetap 8 jam/hari.
d) Hari ke 61-68 diberi makan secara
utuh (ransum ayam petelur),
diberi minum sebanyak-banyak- ABON DAGING AYAM APKIR
nya dan kebutuhan sinar matahari
14-16 jam/hari.
e) Sesudah 2 minggu ayam yang di-
beri perlakuan tersebut akan kem-
bali remaja dan siap berproduksi.
3) Metode Macxindos
Metode Macxindos merupakan
kombinasi dari kedua cara diatas,
dimana pada metode ini ransum dan
air minum yang diberikan dibatasi
dan dalam ransumnya diberikan
daun lamtoro kering. Cara-caranya: Ayam Apkir
a) hari ke 1 dan 2 ayam dipuasakan. Daging ayam apkir dibuat abon, karena
b) Hari ketiga ayam hanya diberi abon dapat meningkatkan kualitas cita rasa,
minum. daya simpan, nutrisi dan fisik dari daging
c) Hari ke 4-6 dipuasakan. mentah. Kandungan dari ayam petelur apkir
yaitu memiliki potensi untuk menjadi produk
d) Hari ke 7-10 sama dengan hari
daging olahan, karena mempunyai kandungan
ketiga.
nutrien tidak jauh berbeda dengan daging
e) Hari 11-25 ayam diberi minum ayam broiler dan mempunyai kandungan
secara bebas dengan makanan lemak tinggi. Kandungan lemak pada daging
lengkap (ransum ayam petelur) menentukan kualitas daging, karena lemak
50% dari kebutuhan maka- menentukan cita rasa dan aroma daging.

107
Untuk menambah wawasan anda tentang Unggas petelur dan bibit mengalami
pemanfaatan daging ayam afkir untuk beberapa fase kehidupan. Fase starter
meningkatkan daya jual dan cita rasa produk =1- umur 8 minggu. Fase grower= dari
olahannya, silahan buka link di bawah ini: umur 8 s.d 13 minggu, fase
pengembangan atau developer yaitu
dari umur 14 sampai ≺ 20minggu. Fase
layer = 20 s.d 80 minggu atau sampai
ayam di afkir untuk ayam ras petelur.
Pada umumnya ayam bibit diafkir pada
umur 80 minggu +/-2 minggu, artinya
antara 78 sampai 82 minggu. Ayam
petelur yang sudah berhenti ber-
produksi sebaiknya jangan terlalu awal
diafkir, karena masih dapat diperbaiki
http://pemanfaatanayamafkirsebagaiabon. dan dipelihara lagi sebagai ayam yang
blogspot.com/2014/05/pemanfaatan produktif. Cara yang biasa ditempuh
-ayam-petelur-afkir-sebagai.html
adalah dengan memberikan waktu
istirahat bagi ayam dan dengan
pemeliharaan khusus. Metode ini lazim
disebut dengan Force Molting yaitu
meremajakan ayam dengan memak-
1. Dengan disediakan peralatan dan sakan rontok bulu sesudah berproduksi
sarana (kandang), Ukurlah luas kandang kurang lebih selama 1 tahun.
yang tersedia di sekolah setempat dan Seleksi bertujuan untuk memilih
buatlah rancangan kebutuhan peralatan ayam yang baik dan memisahkan ayam
kandang yang dibutuhkan! yang tidak baik. Pada akhir minggu ke 4
dilakukan seleksi ayam, ayam yang sakit,
2. Dengan disediakan peralatan dan bahan cacat dan ukuran terlalu kecil dapat
(DOC parent stock), lakukan seleksi dipisahkan dari ayam yang sehat dan
terhadap DOC parent stock untuk ayam normal. Ayam jantan yang belum
tipe pedaging sesuai dengan Standar dewasa, bentuk dan berat tidak sesuai
Nasional Indonesia! dikeluarkan. Ukuran ayam yang terlalu
kecil atau terlalu besar dikeluarkan.
Ayam dengan bentuk kaki jelek, dan hasil
3. Hal-hal apa saja yang dapat Anda lakukan pemotongan paruh jelek diapkir.
terkait dengan materi evaluasi hasil Seleksi ayam pada fase grower pada
produksi ternak unggas petelur? pullet bertujuan memilih ayam yang baik
4. Manfaat apa saja yang Anda peroleh dari dan mengeluarkan (mengapkir) ayam
materi evaluasi hasil produksi ternak yang jelek. Kriteria seleksi didasarkan
unggas petelur? pada:
1) Ukuran Terlalu Kecil
5. Pengalaman baru apa yang Anda peroleh
dari materi pemeliharaan ternak unggas
bibit induk?

107
AGRIBISNIS PEMBIBITAN TERNAK UNGGAS

Ayam yang ukurannya terlalu Keputusan untuk pengapkiran ayam


kecil (jauh menyimpang dari atau melanjutkan pemeliharaan ayam
standar berat ayam) dapat diapkir. walaupun produksi sudah rendah,
Dengan mata telanjang akan ditentukan beberapa faktor:
nampak ayam yang ukurannya ker- 1) Harga DOC
dil atau dengan bantuan alat
Pada saat harga DOC mahal,
timbang yang presisi.
peternak sering mempertahankan
2) Sakit ayam walaupun tingkat produksi
Ayam-ayam yang tidak menun- sudah rendah. Harga yang mahal
jukan karekterisitik ayam yang tersebut masih menutupi biaya
sehat dapat diafkir. Karakteristik produksi telur, sebaliknya pada
tersebut antara lain: mata sayu, saat harga DOC murah, walupun
kelamin sekunder tidak produksi telur masih tinggi,
berkembang, pial dan jengger tidak peternak sering menjual ayamnya,
berwarna merah. untuk menguragi kerugian yang
3) Cacat berlanjut karena biaya sudah lebih
besar dari harga telur.
Ayam-ayam yang menyimpang
dari ciri-ciri normal dapat diafkir. 2) Harga Pullet Baru
Ciri-ciri tersebut antara lain bulu, Harga pullet baru yang mahal
bentuk kaki, kepala, ayam kejantan- juga menyebabkan peternak
jantanan. masih mempertahankan ayam yang
4) Penyimpangan Warna Bulu tua walupun keuntungan sangat
kecil. Pada saat kebutuhan pullet
Pada ayam tipe coklat, induk
tinggi biasanya harga ayam juga
jantan berwarna coklat, sedang
naik. Kenaikkan ini yang menjadi
induk betinaberwarna hitam.
alasan peternak menunda
Warna pada anak kebalikan DOC
peremajaan ayamnya, peternak
jantan hitam dan betina coklat. Hal
akan membeli pullet pada saat
ini diciptakan agar memudahkan
harganya stabil (rendah).
seleksi DOC ayam atau yang
dikenal dengan auto sexing. Ayam- 3) Ketersediaan Modal
ayam yang warnanya menyimpang Peternak ayam sering diha-
diafkir, misal ayam induk jantan dapkan pada kurangnya modal
tetapi warna bulunya hitam maka pada saat ingin meremajakan
akan diafkir. Pada pemeliharaan ayamnya. Kurangan modal ini bisa
ayam periode produksi, pengap- terjadi karena peternak harus
kiran ayam, pada prinsipnya me- pinjam modal, jadi menunggu
ngakhiri pemeliharaan ayam pada kredit cair. Kekurangan modal
kondisi yang sudah tidak mengun- menyebabkan peternak menunda
tungkan. Umur pada waktu pengap- peremajaan ayamnya dengan
kiran bervariasi tergantung strain pullet yang baru.
ayam, manajemen pemeliharaan,
kualtias pakan dan kondisi kese-
a. Pengafkiran Ayam
hatan ayam. Rata-rata pada saat
ayam berumur 65 minggu mulai Jika peternak tidak ingin melakukan
dievaluasi performasinya. force moting maka keputusan

107
AGRIBISNIS PEMBIBITAN TERNAK UNGGAS

pengafkiran dilakukan baik secara B. Sulit untuk mengeluarkan telur


serempak (seluruhnya) atau bertahap C. Ovulasi menurun
sedikit demi sedikit. Pada pemeliharan
D. Organ reproduksi tertimbun lemak
dengan kandang batery maka mudah
untuk mengontrol produkdifitas telur, 3. Metode force moulting, dengan tahapan-
ayam yang sudah tidak produktif dapat tahapan …
diseleksi untuk diapkir. Ayam hidup - Memuasakan ayam pada hari pertama-
dapat dijual dengan harga yang rata- hari ke tiga tidak diberi makan dan
rata harganya tidak berbeda jauh dari minum serta penyinaran cukup 8
harga ayam potong. Namun pada jam/hari
peternak besar bisanya dilakukan - Hari ke 4- 9 ayam dipuasakan makan
pengapkiran secara serentak untuk tetapi air minum diberikan secara
memudahkan pemasukan ayam yang bebas.
baru. Pengambilan ayam dari kandang
- Kemudian hari ke 10-60 pakan
disarankan untuk dilakukan pada
diberikan 75% dari kebutuhannya,
malam hari untuk mengurangi stress,
tetapi air minum diberikan scara
dan dapat diberi cahaya yang agak
bebas.Hari ke 61 diberi makan dan
redup atau warna biru supaya ayam
minum secara utuh dan sinar matahari
tenang.
selama 15-16 jam/hari.
Tahapan-tahapan force moulting
seperti diatas merupakan metode
UJIAN AKHIR SEMESTER force moulting ...
A. California
A. PILIHAN GANDA B. Jerman
Pilihlah salah satu pilihan jawab yang C. Macxindos
paling tepat dengan memberikan tanda D. Konvensiona
silang (X) pada pilihan A, B, C, atau D!
1. Pada umumnya ayam bibit petelur 4. Ciri-ciri unggas yang harus diapkir …
diafkir pada umur ...
A. Produksinya rendah
A. 70 minggu +/-2 minggu
B. Tidak berproduksi lagi
B. 75 minggu +/-2 minggu
C. Produksinya 50%
C. 80 minggu +/-2 minggu
D. Produksinya BEP
D. 85 minggu +/-2 minggu

5. Biosecurity konseptual adalah …


2. Jika konsumsi pakan ayam berlebihan,
A. Sistem pembuangan limbah
akan menyebabkan lemak tubuh akan
semakin terakumulasi. Lemak yang B. Manajemen kandang
menumpuk secara tidak langsung akan C. Arah dan ukuran kandang
berefek negatip terhadap produksi telur, D. Sistem SDM
dimana salah satunya akan
E. Manajemen pemeliharaan
menimbulkan ...
A. Prolapsus

107
AGRIBISNIS PEMBIBITAN TERNAK UNGGAS

UJIAN AKHIR SEMESTER


6. Hal berikut yang merupakan wujud B. Lakukan pencucian tempat minum
biosecurity operasional adalah … Sistem minimal 2 kali sehari
pembuangan limbah. C. Melakukan desinfeksi air minum
A. SISTEM SDM D. Sistem SDM
B. Sistem filtrasi air E. Hindari hewan liar masuk ke kandang
C. Penentuan lokasi
D. Landscape 11.Pernyataan berikut yang merupakan
biosecurity konseptual adalah …
7. Areal perkandangan dipagari dengan A. Sistem pembuangan limbah
pagar penutup, hal ini merupakan wujud B. Manajemen kandang
dari …
C. Arah dan ukuran kandang
A. Biosecurity konseptual
D. Sistem SDM
B. Biosecurity struktural
E. Manajemen pemeliharaan
C. Biosecurity operasional
D. Sanitasi
12.Hal berikut yang merupakan wujud
E. Desinfeksi biosecurity operasional adalah …
A. Sistem pembuangan limbah
8. Sebagai wujud biosecurity struktural, B. Sistem SDM
ukuran kandang memiliki lebar ideal …
C. Sistem filtrasi air
A. 2 – 3 m
D. Penentuan lokasi
B. 3 – 4 m
E. Landscape
C. 4 – 6 m
D. 6 – 7 m
13.Areal perkandangan dipagari dengan
E. 10 – 12 m pagar penutup, hal ini merupakan wujud
dari …
9. Untuk menghindari kepadatan semu dan A. Biosecurity konseptual
ayam senantiasa nyaman di dalam B. Biosecurity struktural
kandang, maka arah kandang sebaiknya
C. Biosecurity operasional

D. Sanitasi
A. Menghadap ke timur
E. Desinfeksi
B. Menghadap ke barat
C. Membujur ke Utara – Selatan
14.Sebagai wujud biosecurity struktural,
D. Membujur ke Timur – Barat
ukuran kandang memiliki lebar ideal …
E. Bebas menentukan arah kandang
A. 2 – 3 m
B. 3 – 4 m
10.Hal di bawah ini yang bukan merupakan
C. 4 – 6 m
biosecurity operasional adalah …
D. 6 – 7 m
A. Sediakan bak pencelup kaki di setiap
kandang E.10 – 12 m

107
AGRIBISNIS PEMBIBITAN TERNAK UNGGAS

UJIAN AKHIR SEMESTER


15.Untuk menghindari kepadatan semu dan C. Vaksin Gumboro A
ayam senantiasa nyaman di dalam D.Vaksin IBL Cevac
kandang, maka arah kandang sebaiknya
E. Vaksin Medivac inaktif

20.Suhu penyimpanan vaksin sebaiknya …
A.Menghadap ke timur

B.Menghadap ke barat
A. 4oC
C.Membujur ke Utara – Selatan
B. 0oC
D. Membujur ke Timur – Barat
C. 2 – 7oC
E. Bebas menentukan arah kandang
D. 8oC
E. 25oC
16.Hal di bawah ini yang bukan merupakan
biosecurity operasional adalah …
A.Sediakan bak pencelup kaki di setiap 21.Pada metode tetes mata, jarak vaksin ke
kandang mata berjarak … cm.
B.Lakukan pencucian tempat minum A. 0 cm
minimal 2 kali sehari B. 1 cm
C.Melakukan desinfeksi air minum C. 3 cm
D. Sistem SDM D. 5 cm
E. Hindari hewan liar masuk ke kandang E. 10 cm

17.Sedangkan lama kekebalan vaksin live 22.Dosis vaksin metode suntik pada ayam
sekitar … umur 4 hari adalah …
A.3 hari A. 0,1 ml
B.7 hari B. 0,2 ml
C.15 hari C. 0,25 ml
D. 21 hari D. 0,30 ml
E. 28 hari E. 0,5 ml

18.Waktu vaksin sebaiknya … untuk 23.Berikut yang bukan ciri-ciri DOC sehat
mencegah ngantuk, capek atau kurang adalah …
konsentrasi. A. Pusarnya menutup rapi
A.Malam hari awal B. DOC terlihat pasif
B.Tengah malam C. Kakinya besar dan basah seperti
C.Dini hari berminyak
D. Pagi hari D. Bera DOC 40 gr
E. Siang hari jam 12.00 E. Pantatnya bersih, tanpa pasta putih
19. Berikut contoh ND live, kecuali …
A. Vaksin ND Lasota 24.Syarat kandang sehat diantaranya
B. Vaksin ND Clone adalah temperatur lingkungan yang

107
AGRIBISNIS PEMBIBITAN TERNAK UNGGAS

UJIAN AKHIR SEMESTER


memadai, yaitu … sekitarnya
A. 15 – 17oC B.Ada saluran listrik dari PLN
B. 19 – 21oC C.Sumber air tanah mencukupi
C. 22 – 24oC D. Jalan kuat menuju kandang
D. 25 – 28oC E. Tak terlalu dekat dengan pemukiman
E. > 28oC penduduk

25.Di bawah ini yang bukan keunggulan 29.Bila berat badan ayam yang memenuhi
kandang closed house adalah … standar sebanyak 17 ekor, dan jumlah
ayam yang ditimbang sebanyak 20 ekor,
A. Suhu udara bisa mencapai ideal
maka persentase keseragamannya
B. Kelembaban bisa mencapai ideal adalah …
C. Biaya operasional cukup mahal A.75 %
D. Kecepatan angin dapat mencapai B.80 %
ideal
C.85 %
E. Kepadatan ayam bisa lebih banyak
D. 90 %
E. 95 %
26.Hal-hal di bawah ini yang menyebabkan
30.Di bawah ini adalah ciri-ciri ayam
amonia di kandang litter meningkat,
petelur produktif, kecuali …
kecuali …
A. Mata bulat dan bersinar,cuping besar,
A. Kelembaban kandang tinggi
berminyak dan lembut, lubang anus
B. Curah hujan kecil besar, lebar, memanjang, basah dan
C. Ventilasi kandang kurang baik pucat, kaki rata, kecil, pucat.
D.Kondisi alas kandang basah karena air B. Perut lembut, fleksibel, besar, Kulit
minum Tipis, halus, longgar
E. Kecepatan angin di dalam kandang C. Paruh pendek, perut lembut, fleksibel,
kurang ideal besar
D. Kaki rata, kecil, dan pucat
27.Kandang sehat sebaiknya menggunakan E. Kulit, tebal dan melekat pada daging,
sistem atap … kaki bulat besar
A. Tunggal
B. Semi monitor
C. Gable
D. Monitor Setelah Anda mempelajari materi:
E. Sistem gergaji A. Persiapan kandang dan perlatan kandang
pada usaha pembibitan unggas yang
meliputi Jenis bahan sanitasi dan cara
28.Pernyataan berikut yang bukan
penggunaannya, Jenis-jenis peralatan
merupakan syarat lokasi kandang yang
kandang, Standar kebutuhan kandang dan
baik adalah …
peralatan kandang, Pengaruh bahan
A. Tanah lebih rendah dari tanah sanitasi kandang terhadap kesehatan

107
AGRIBISNIS PEMBIBITAN TERNAK UNGGAS

ternak, Kelebihan dan kekurangan setiap lakukan terkait dengan materi


jenis bahan sanitasi, Kriteria pemilihan/ persiapan kandang dan peralatan pada
penentuan bahan sanitasi, Perhitungan usaha pembibitan unggas?
dosis bahan sanitasi, Prosedur sanitasi b. Adakah hal baru yang Anda peroleh
kandang, Sanitasi kandang dan peralatan dari materi persiapan kandang dan
unggas petelur, Perhitungan kebutuhan peralatan pada usaha pembibitan
brooding, kandang dan peralatan, unggas?
Merangkai brooding (indukan) dan
c. Manfaat apa saja yang Anda peroleh
Mengoperasikan brooding (indukan).
dari materi persiapan kandang dan
B. Melakukan pemilihan bibit unggas yang peralatan pada usaha pembibitan
meliputi; Ciri-ciri calon induk unggas unggas?
pedaging yang baik, Ciri-ciri calon induk
d. Aspek menarik apa saja yang Anda
unggas petelur yang baik, Ciri-ciri calon
temukan dalam materi persiapan
pejantan unggas pedaging yang baik, Ciri-
kandang dan peralatan pada usaha
ciri calon pejantan unggas petelur yang
pembibitan unggas?
baik, Pentingnya melakukan pemilihan
bibit, Metode pemilihan bibit (secara e. Adakah kaitannya antara materi
eksterior, secara pengamatan rekording persiapan kandang dan peralatan pada
dan secara silsilah, Memilih calon induk usaha pembibitan unggas dengan
unggas pedaging, Memilih calon induk materi pelajaran lainnya?
unggas petelur, Memilih calon pejantan f. Hal-hal apa saja yang dapat Anda
unggas pedaging, Memilih calon pejantan lakukan terkait dengan materi
unggas petelur. melakukan pemilihan bibit unggas ?
C. Melakukan tatalaksana pemeliharaan g. Adakah hal baru yang Anda peroleh
pembibitan (induk dan pejantan) ternak dari materi melakukan pemilihan bibit
unggas meliputi; Manfaat dan pentingnya unggas ?
dilakukan pemotongan jengger DOC calon h. Manfaat apa saja yang Anda peroleh
jantan, pemotongan paruh, pemotongan dari materi melakukan pemilihan bibit
kuku jari kaki anak ayam jantan, Data unggas ?
standar bobot badan ternak unggas
i. Aspek menarik apa saja yang Anda
pedaging, Data standar bobot badan ternak
temukan dalam materi melakukan
unggas petelur, Pemotongan paruh,
pemilihan bibit unggas ?
Pemotongan kuku jari kaki anak ayam
jantan, Penyatuan jantan dan betina, j. Adakah kaitannya antara materi
Penimbangan bobot badan mingguan, melakukan pemilihan bibit unggas
Pengontrolan keragaman, Pembuatan dengan materi pelajaran lainnya?
rekording, Program pemberian ransum, k. Hal-hal apa saja yang dapat Anda
Program pengaturan cahaya, Data standart lakukan terkait dengan materi
kebutuhan lama cahaya pada pembibitan melakukan tatalaksana pemeliharaan
unggas, Hubungan antara pencahayaan dan pembibitan (induk dan pejantan)
produksi telur, Pencegahan penyakit, ternak unggas?
Pengelolaan fase produksi dan Pengelolaan l. Adakah hal baru yang Anda peroleh
pejantan. harap jawab pertanyaan- dari materi melakukan tatalaksana
pertanyaan sebagai berikut: pemeliharaan pembibitan (induk dan
a. Hal-hal apa saja yang dapat Anda pejantan) ternak unggas?

107
m. Manfaat apa saja yang Anda peroleh Biosecurity :Upaya untuk mencegah
dari materi melakukan tatalaksana masuknya agen penyakit ke
pemeliharaan pembibitan (induk dan induk semang dan untuk
pejantan) ternak unggas? menjaga agen penyakit yang
n. Aspek menarik apa saja yang Anda disimpan dan diisolasi dalam
temukan dalam materi melakukan suatu laboratorium tidak
tatalaksana pemeliharaan pembibitan mengkontaminasi atau tidak
(induk dan pejantan) ternak unggas ? disalahgunakan.
o. Adakah kaitannya antara materi Breeder :Pembibit
melakukan tatalaksana pemeliharaan Breeding Farm :Usaha pembibitan
pembibitan (induk dan pejantan) Brooder :Pemanas
ternak unggas dengan materi pelajaran
Brooding :Kandang indukan
lainnya?
Closed house :Kandang tertutup
Debeaking :Pemotogan paruh
Desinfeksi :Tindakan pensucihamaan
dengan menggunakan bahan
desinfektan yang bertujuan
untuk mengurangi atau
menghilangkan
mikroorganisme.
Final Stock :Ayam komersial
Grand Parent :Ayam bibit nenek
StockGreat
Grand Parent :Ayam bibit buyut
StockLitter :Alas kandang
Nipple :Tempat minum otomatis dari
bahan plastik dengan pentil
stainless pada bagian
bawahnya yang bila
ditekanakan mengeluarkan
air.
Opened house :Kandang terbuka
Oversupply : Pemberian nutrisi pakan yang
berlebihan
Parent Stock :Ayam bibit induk
Performans :Penampilan
Pure Line :Ayam galur murni
Sistem skip a

107
AGRIBISNIS PEMBIBITAN TERNAK UNGGAS

day feeding :Sistem pemuasaaan dengan kampung


cara satu hari diberi pakan, Kandang :Kandang sistem
satu hari hari dipuasakan.
batere
Sistem skip 2 : Sistem pemuasaaan dengan
sangkar
cara pada 2 hari berturut-
turut ayam makan dan hari Sanitasi :Pembersihan dan
ketiga ayam tidak makan. pembebashamaan kandang
Sistem skip 5 :Sistem pemuasaaan dengan
dan peralatan serta
cara 3 hari berturut-turut
lingkungan kandang
makan, satu hari puasa, dua
hari berturut-turut makan, Desinfektan :Bahan atau obat untuk
satu hari puasa. sanitasi benda mati.
Underrsupply :Pemberian nutrisi pakan yang Antiseptik :Bahan atau obat untuk
kurang sanitasi makhluk hidup.
Uniformity :Keseragaman Fumigasi :Sanitasi dengan cara
pengasapan
Wheel Barrow :Kereta dorong, yaitu alat yang
berfungsi untuk mengangkut Litter :Alas kandang (sekam, serbuk
baik itu sarana produksi, hasil gergaji atau lainnya).
produksi, limbah peternakan, Debeaker :Alat potong paruh
dengan kapasitas yang ringan Feeder tray :Tempat pakan ayam berbentu
cukup dengan mendorong nampan.
alat tersebut.
Hanging
Breeding :Pembibitan.Breeder:
feeder :Tempat pakan gantung
Pembibit atau orang yang
berusaha dalam. Automatic
Day Old : Anak ayam umur sehari feeder trough :Tempat pakan memanjang
otomatis.
Chick (DOC).
Automatic
Day Old : Anak itik umur sehari
bell drinker :Tempat air minum otomatis
Duck (DOD).
Nest box :Sarang tempat bertelur
Day Old Quil :Anak puyuh umur sehari
Ad-libitum :Tidak terbatas
(DOQ)Periode :Periode pemeliharaan awal
Uniformity :Keseragaman
starter
Wheel Barrow :Kereta dorong, yaitu alat yang
Periode :Periode pertumbuhan
berfungsi untuk mengangkut
grower baik itu sarana produksi, hasil
Periode layer :Periode produksi telur produksi, limbah peternakan,
Hatchery :Penetasan dengan kapasitas yang ringan
cukup dengan mendorong alat
Brooder :Induk buatan
tersebut.
Egg tray :Nampan atau baki telur.
Restricted
Fixed cost :Biaya tetap
feed :Pemberian pakan dengan
Variable cost :Biaya tidak tetap dibatasi atau terbatas
Ayam Buras :Ayam bukan ras atau ayam

107
AGRIBISNIS PEMBIBITAN TERNAK UNGGAS

Abidin, Z. 2003. Meningkatkan Produktivitas


Ayam Ras Petelur. Agromedia.Jakarta. Attikasari, D. P. 2009. Gambaran Respon
Vaksinasi IBD Menggunakan Vaksin IBD
Agromedia. 2007. Sukses Beternak Ayam Inaktif Pada Ayam Pedaging Komersial.
Broiler. PT. Agromedia Pus- Institut Pertanian Bogor. (Skripsi).
taka.Tangerang.
Darmawi., dan M. Hambal. 2011. Respon
Ahmadi. 2008. Infovet: Saatnya Rekonstruksi Antibodi Serum Ayam Breakel Silver
Kandang Open atau Close House kah Terhadap Vaksin Avian Influenza. J.
Piliha Anda. Retrieved 9102015, from Kedokteran Hewan. 5 (2): 63-66.
Infovet:http://www.majalahinfovet.com
/ 2 0 0 9 / 0 1 s a a t n y a . r e k o n s t r u k s i - David, M. 2013. Analisis Risiko Produksi Pada
kandang-open-atau.html Peternakan Ayam Broiler Di Kampung
Kandang, Desa Tegal, Kecamatan
Web.Admin. Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
http://disnak.jatimprov.go.id/web/layan Institut Pertanian Bogor. (Skripsi).
anpublik/readartikel/915/program-
seleksi-dan-culling-pada-bibit-ayam- Kartasudjana, R dan E. Suprijatna. 2006.
buras#.V8aEg6L-lEU Manajemen Ternak Unggas. PT.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Anonimus. 2014. Pedoman Budi Daya Ayam
Pedaging dan Ayam Petelur yang Baik.
Krisnamurti, B. 2012. Manajemen
Peraturan Menteri Pertanian. No:
Pemeliharaan Ayam Parent Stock Fase
31/Permentan/OT.140/2/2014. Jakarta.
Layer Di Perusahaan PT. Super Unggas
Jaya, Sukorejo Unit Farm Pasuruan, Jawa
Anonimus. 2011. Pedoman Pembibitan Ayam Timur.
Ras yang Baik. Peraturan Menteri
P e r t a n i a n . N o :
Muharlien., Achmanu dan R.Rachmawati. 2011.
40/Permentan/OT.140/7/2011. Jakarta.
Meningkatkan Produksi Ayam Pedaging
Melalui Pengaturan Proporsi Sekam,
Anonymous. 2008. Cobb Breeder Management Pasir Dan Kapur Sebagai litter. J. Ternak
Guide. Cobb-Vantress.com. Tropika. 12 (1): 38-45.

Apriasih, D. R. 2015. Tatalaksana Pemeliharaan Negara. A. H. S., E. Sudjarwo dan H. Prayogi.


Ayam Pembibit Broiler Fase Starter Di 2013. Pengaruh lama pencahayaan dan
Breeding Farm PT. Charoen Pokphand intensitas cahaya terhadap konsumsi
Jaya Farm Unit Rembang pakan, pertambahan bobot badan dan
konversi pakan pada burung puyuh
Jepang. Universitas Brawijaya, Malang.
III Jawa Tengah. Laporan Praktek Kerja
Lapangan. Program Studi S1 Peternakan.
Fakultas Peternakan dan Pertanian. Nugroho, C. S., O. Sjofjan dan E. Widodo. 2012.
Universitas Diponegoro. Semarang. Pengaruh Penambahan Probiotik Dalam

107
AGRIBISNIS PEMBIBITAN TERNAK UNGGAS

Air Minum Terhadap Kualitas Telur Ayam Perternakan. 9 (2): 77-81.


Petelur. Universitas Brawijaya, Malang.
Rusianto, N. 2008. Manajemen Beternak
Nurcholis., D.Hastuti., dan B. Sutiono. 2009. Broiler Modern. Kalamedia. Surabaya.
Tatalaksana Pemeliharaan Ayam Ras
Petelur Periode Layer Di Populer Farm
Sadarman, A.E.T.H. Wahyuni., C. R. Tabbu., dan
Desa Kuncen Kecamatan Mijen Kota
S. Budhiarta. 2011. Hubungan antara
Semarang. Mediargo. 5 (2): 38-49.
praktek manajemen pemeliharaan
dengan kejadian avian influenza pada
Nurjanah, I, S. N. Rofiqoh, dan A. Laila. 2015. peternakan ayam pedaging di sektor 3
Manajemen Pemeliharaan Parent Stock milik mitra PT. Duta Technovet di DIY
Broiler Periode Layer di breeding Farm selama satu siklus pemeliharaan. J.
PT. Panca Patriot Prima Unit 2 Desa Peternakan. 8 (11): 1-10.
Slamparejo Kecamatan Jabung
Kabupaten Malang. Laporan
Sudaryani, T., dan Santoso. 2000. Pembibitan
Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang.
Ayam Ras. Penebar Swadaya.Jakarta.
Program Studi Peternakan, Fakultas
Peternakan, Universitas Brawijaya
Malang. Sudhiana, W. (2002). Standar Operation
Prosedure (S.O.P) dan Key Performance
Indikator (K.P.I). Jakarta: PT. Charoen
Prihandanu, R., A. Trisanto, dan Y. Yuniati. 2015.
Pokphand Jaya Farm Jaya Farm.
Model sistem kandang ayam closed
house otomatis menggunakan omron
s y s m a c C P M 1 A 2 0 - C D R - A - V 1 . J . Suprijatna, E. U.Atmomarsono, dan R.
Rekayasa dan Teknologi Elektro. 9 (1) : Kartasudjana. 2008. Ilmu Dasar Ternak
54-62. Unggas. Cetakan Ke-2. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Rahayu, I., T. Sudaryani, dan H. Santosa. 2011.
Panduan Lengkap Ayam: Ayam Ras, Wijayanti, R.P., Busono, W., dan Indrati, R. 2011.
Ayam Kampung, Ayam Pembibit, Ayam Pengaruh Suhu Kandang Yang Berbeda
Petelur, Ayam Pedaging. PT. Penebar Terhadap Performans Ayam Pedaging
Swadaya. Jakarta. Periode Starter. J. Of Apl. Poult. Resrch.
Universitas Brawijaya, Malang.
Risnajati, D. 2011. Pengaruh Pengaturan Waktu
Pemberian Air Minum Yang Berbeda Yatmiko, A. 2008. Kondisi Biosecurity
Temperatur Terhadap Performan Ayam Peternakan Unggas Sektor 4 di
Petelur Periode Grower. J. Sains. Kabupaten Cianjur. Institut Pertanian
Bogor. (Skripsi).

107

Anda mungkin juga menyukai