Anda di halaman 1dari 49

PENGARUH PRAKTIK DRAMA TERHADAP HASIL

BELAJAR MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA


PADA SISWA KELAS XI SMAN 1 CIBADAK

KARYA TULIS INI DISUSUN

UNTUK MEMENUHI TUGAS AKHIR MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Disusun Oleh:

BILA NURFADILLAH 220207036


TIARA PUAN MAHARANI 220207191

PSIKOLOGI
FAKULTAS SOSIAL DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANDUNG
2022/2023
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Karya Tulis:


“Pengaruh Praktik Drama Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas XI SMAN 1 Cibadak”

Karya tullis ilmiah ini sebagai salah satu syarat dan hasil ujian akhir
semester ganjil mata kuliah bahasa Indonesia
Tahun Pelajaran 2022/2023

Disusun Oleh:
Bila Nurfadillah
Tiara Puan Maharani

Karya tulis ilmiah ini telah dikoreksi dan telah disahkan oleh dosen mata
kuliah bahasa Indonesia

Bandung, 18 Januari 2023

Ahmad Hidayatullah, M.Pd.

ii
KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang teramat dalam dan tiada kata lain yang patut penulis
ucapkan selain rasa syukur, karena berkat rahmat dan karunia-Nya. Penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis ilmiah berjudul “Pengaruh Praktik Drama Terhadap
Hasil Belajar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas XI SMAN 1
Cibadak”.
Karya tulis ilmiah ini penulis buat guna memenuhi tugas akhir semester
bahasa Indonesia. Sekaligus belajar dalam praktik penulisan karya tulis ilmiah
yang baik dan benar. Dalam karya tulis ilmiah ini penulis meneliti sebuah
permasalahan yang ada pada siswa SMA di Sukabumi tepatnya SMAN 1 Cibadak.
Karya tulis ilmiah ini memaparkan hasil laporan penelitian dari hasil observasi
yang telah dilakukan.
Penulis ucapkan terimakasih kepada bapak Ahmad Hidayatullah, M.Pd.
Selaku dosen pengampu bahasa Indonesia, sekaligus pembimbing dalam
penulisan karya tulis ilmiah ini, serta kami ucapkan terimakasih kepada teman-
teman yang telah turut andil dalam rangkaian penelitian tersebut. Dan tak lupa
ucapkan terimakasih kepada teman sekelompok yang telah membersamai untuk
berusaha menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, untuk memenuhi tugas akhir
bahasa Indonesia.
Penulis berharap dengan meneliti dan menulis hingga adanya karya tulis
ilmiah ini dapat bermanfaat bagi diri sendiri hingga orang banyak. Akan tetapi
pada akhirnya penulis mengakui ketidaksempurnaan baik dalam penelitian
maupun penulisan, karena kesempurnaan hanya milik Allah semata. Oleh karena
itu penulis dengan penuh keterbukaan untuk menerima saran dan kritik dari
pembaca, untuk penelitian dan penulisan yang lebuh baik kedepannya.

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii


KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iv
ABSTRAK ....................................................................................................... vi
ABSTRACT ..................................................................................................... vii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 4
C. Tujuan .................................................................................................. 4
D. Manfaat ................................................................................................ 4
BAB II KAJIAN TEORETIS........................................................................... 6
A. Deskripsi Teori ..................................................................................... 6
1. Praktik ............................................................................................ 6
2. Drama ............................................................................................. 6
3. Hasil Belajar ................................................................................... 9
4. Mata Pelajaran ................................................................................ 14
5. Bahasa Indonesia ............................................................................ 14
B. Penelitian yang Relevan ....................................................................... 15
C. Kerangka Berfikir................................................................................. 16
BAB III METODOLOGI PENELITIAN......................................................... 19
A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 19
B. Metode Penelitian................................................................................. 19
C. Objek Penelitian ................................................................................... 20
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 20
E. Instrumen Penelitian............................................................................. 22
F. Teknik Analisis Data ............................................................................ 23

iv
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 24
A. Deskripsi Data ...................................................................................... 24
B. Hasil Penelitian .................................................................................... 26
C. Pembahasan .......................................................................................... 34
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 38
A. Simpulan .............................................................................................. 38
B. Saran ..................................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 40
PROFIL PENULIS ........................................................................................ 42

v
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi dengan adanya ketidakantusiasan siswa/i, dalam
pembelajaran bahasa Indonesia pada teori drama, karena kurang tepatnya strategi
pembelajaran yang digunakan oleh guru. Sehingga dapat dirumuskan dalam
penelitian ini bahwa bagaimana siswa/i dapat berantusias dalam pembelajaran
drama pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menganalisis keefektifan strategi pembelajaran, upaya meningkatan kualitas
belajar serta pentingnya pengimplementasian materi terkhusus pada mata
pelajaran bahasa Indonesia teori drama. Penelitian ini menggunakan metode
eksperimen dengan pengisian kusioner google form yang diisi oleh 43 siswa/i
SMAN 1 Cibadak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 100% dari responden
berspektif pengimplemtasian teori drama pada mata pelajaran bahasa Indonesia
sangat penting, agar pembelajaran mata pelajaran bahasa Indonesia teori drama
tidak monoton, yang menyebabkan siswa/i menjadi mudah bosan dan kurang
berantusias.

Kata Kunci: Keefektifan belajar, Pengaruh, Praktik drama, Kualitas


Belajar.

vi
ABSTRCT

The background of this research is the students' lack of enthusiasm in learning


Indonesian in drama theory, due to the lack of precise learning strategies used by
the teacher. So that it can be formulated in this study that how students can be
enthusiastic in learning drama in Indonesian subjects. The purpose of this study
was to analyze the effectiveness of learning strategies, efforts to improve the
quality of learning and the importance of implementing the material especially in
the subject of Indonesian drama theory. This study used an experimental method
by filling out a Google form questionnaire which was filled in by 43 students of
SMAN 1 Cibadak. The results of this study indicate that 100% of the respondents
have the perspective of implementing drama theory in Indonesian language
subjects, so that learning Indonesian drama theory subjects is not monotonous,
which causes students to become easily bored and lack enthusiasm.

Keywords: Learning effectiveness, influence, drama practice, learning


quality.

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Metode pembelajaran merupakan cara yang digunakan oleh seorang
guru dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
maksimal. Sani (2019) menyatakan bahwa “Strategi pembelajaran dipilih
untuk mencapai tujuan pembelajaran, dan teknik pembelajaran merupakan
tahap operasional dari rencana tersebut.” Salah satu penentu prestasi belajar
adalah metode pembelajaran, yaitu praktik. Dalam pembelajaran bahasa
Indonesia tidak hanya melulu belajar materi tetapi praktik kemampuan yang
terampil dalam berbicara bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi manusia, baik secara lisan
maupun tulisan. Seseorang dengan memiliki kemampuan bahasa akan
merasa lebih mudah untuk mengomunikasikan pemikiran atau ide mereka
kepada orang lain, dan mereka yang berinteraksi akan dengan mudah
mengakui pencapaian mereka dalam melakukannya.
Pembelajaran bahasa Indonesia dalam pendidikan berfungsi untuk
mendukung kesadaran diri siswa yang dimana kemampuan tersebut untuk
mengartikulasikan pikiran dan perasaan, serta keterampilan analitis dan
kreatif siswa/siswa. Empat keterampilan berdasarkan standar isi kurikulum,
pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia meliputi mendengarkan,
berbicara, membaca, dan menulis dapat membantu mengembangkan bakat.
Dari ke empat pilar berdasarkan standar isi kurikulum salah satu hal
terpenting dalam praktik pembelajaran bahasa diantaranya berbicara.
Seperti halnya kasus di lapangan Asep Priatna, dkk. (2019)
berpendapat bahwa pendidikan dasar keterampilan berbicara siswa kelas IV
SDN Sukamaju masih kurang aktif dalam hal berbicara, kebanyakan mereka
pasif saat pelajaran, tidak mau bertanya, diam saja dan jika guru meminta
berbicara, siswa masih terbat -bata, malu dan ragu-ragu.
Sehingga dapat dipahami siswa di SD tersebut mayoritas tidak berani
menyampaikan pikiran dan perasaannya secara kreatif. Dengan hal tersebut
terbukti bahwa dilapangan sekitar pasti masih kurang terampil dalam
berkomunikasi yang baik dan benar dan merasa sulit untuk menyampaikan
informasi yang mereka terima dikarenakan metode pembelajaran yang
terlalu monoton.
Cara berpikir, memproses, dan memahami informasi yang kita sukai
disebut sebagai gaya belajar kita. Perpaduan antara cara mereka menerima,
mengatur, dan memproses informasi menentukan gaya belajar mereka.
Setelah preferensi belajar diidentifikasi, tindakan penting dapat dilakukan
untuk mendukung pembelajaran cepat dan sederhana siswa. Lucky (2010).
Oleh karena itu sangat penting untuk segera mencari metode belajar yang
tepat, karena dengan ketepatan metode belajar akan menghasilkan
pembelajaran yang baik, mudah dipahami dan dilakukan.
Rendra (2007) menjelaskan drama atau sandiwara adalah seni yang
mengungkapkan pikiran atau perasaan orang dengan mempergunakan laku
jasmani dan ucapan kata-kata. Berbicara merupakan keterampilan berbahasa
lisan yang baik dan benar dan sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari.
Baik di sekolah maupun di masyarakat. Keterampilan tersebut dibentuk dari
kegiatan membaca, berbicara, berdiskusi dan mendengarkan di kelas saat
pembelajaran.
Salah satu unsur yang sangat menentukan dalam kemampuan siswa
untuk menyampaikan pikiran dan perasaannya secara kreatif adalah
keterampilan berbicara. Kemampuan berbicara dapat ditingkatkan dengan
berbagai cara, salah satunya melalui penggunaan pendekatan diskusi dalam
bermain peran seperti halnya mempersiapkan untuk praktik drama.
Ulil amri, dkk. (2016) Menyatakan bahwa sebagian siswa kelas V di
SDN. 12 Sungai Lareh kurang terampil dalam bermain drama dan
cenderung memiliki rasa percaya diri yang rendah saat tampil di depan
kelas.

2
Hal ini disebabkan pembelajaran apresiasi drama selama ini masih
dalam bentuk percakapan monoton yang terfokus pada buku teks, dan
kurangnya kesempatan siswa tampil di depan umum. Akibatnya siswa
kurang kreatif dalam mengapresiasi drama. Penelitian ini bertujuan
mendeskripsikan proses dan pengaruh penggunaan teknik bermain drama
melalui teater tradisional Randai berbasis kepercayaan diri terhadap
kemampuan apresiasi drama.
Hasil belajar yang dicapai siswa sangat dipengaruhi oleh kualitas
pembelajaran. Menurut GulÖ (2002). Jadi tugas utama para pelaku
pembelajaran khususnya guru adalah memperbaiki kualitas belajar pada
proses pembelajaran Salah satu metode yang diterapkan selama ini sebagai
upaya untuk menggali keaktifan siswa adalah metode diskusi kelompok
Berdasarkan penelitian sebelumnya belum ada yang menggunakan
diskusi praktik drama sebagai pembelajaran bahasa Indonesia untuk siswa
SMA aktif dalam mengungkapkan pendapat dan melatih kemampuan
berbicara dalam menyampaikan pikiran dan perasaannya secara kreatif .
Dengan demikian, jika salah satu masalah di atas tidak segera diatasi
maka akan muncul masalah-masalah yang baru. Salah satu yang perlu
dilakukan adalah dengan menerapkan alternative pembelajaran bahasa
Indonesia di SMA dengan diskusi praktik drama. diharapkan dengan
penerapan saran tersebut dapat merangsang siswa SMA aktif dalam
mengungkapkan pendapat dan melatih kemampuan berbicara dalam
menyampaikan pikiran dan perasaannya secara kreatif. Serta dapat
berpengaruh dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
Berdasarkan uraian diatas peneliti terdorong untuk melakukan
penelitian pada siswa SMA di Sukabumi tepatnya di SMAN 1 Cibadak. Dan
di sini peneliti menggunakan metode kuantitatif, peneliti akan melaksanakan
pengumpulan data-data terlebih dahulu yang diperlukan guna peneliti untuk
membuat karya tulis ilmiah berjudul “Pengaruh Praktik Drama Terhadap
Hasil Belajar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas Xii
SMAN 1 Cibadak”.

3
B. RUMUSAN MASALAH
Penelitian memberikan batasan terhadap masalah yang di teliti agar
penelitian lebih terarah. Peneliti membatasi masalah penelitian ini hanya
pada pengaruh Metode Pelatih Acting drama terhadap pelatih drama bagi
siswa/i SMAN 1 Cibadak Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. Apakah belajar bahasa indonesia menggunakan metode akting drama
lebih efektif dibandingkan pembelajaran materi biasa?
2. Bagaimana upaya guru dalam meningkatkan kualitas belajar bahasa
indonesia siswa/i melalui metode akting drama?
3. Mengapa metode akting drama diperlukan dalam pembelajaran bahasa
indonesia?

C. TUJUAN
Secara umum, penelitian ini bertujuan mencari dan memberikan
alternatif model pembelajaran bagi guru yang dapat diterapkan pada
pembelajaran drama, sedangkan tujuan khusus penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis:
1. Keefektifan strategi pembelajaran praktik pada pembelajaran bahasa
Indonesia pada siswa/i SMAN 1 Cibadak
2. Metode peningkatan kualitas belajar bahasa indonesia siswa/i SMAN
1 Cibadak melalui praktik akting drama
3. Metode akting drama diperlukan dalam pembelajaran bahasa
indonesia

D. MANFAAT
1. Bagi Siswa/i
Dapat menjadi sarana pembelajaran yang dapat meningkatkan
kreativitas dan kemampuan siswa/i SMAN 1 Cibadak dalam bermain
drama

4
2. Bagi Guru
Diharapkan guru dapat menerapkan metode pembelajaran bahasa
Indonesia yang tepat dan kreatif sesuai dengan faktor latarbelakang
kelas dan kemampuan siswa/i SMAN 1 Cibadak dalam melakukan
kegiatan pembelajaran, terutama dalam kegiatan pembelajaran bahasa
Indonesia pada materi drama.
3. Bagi Sekolah
Dapat menjadi bahan pertimbangan bagi penentu kebijakan untuk
pemilihan jurusan di sekolah berdasarkan kemampuan dan bakat siswa
dalam belajar di sekolah.

5
BAB II
KAJIAN TEORETIS

A. DESKRIPSI TEORI
1. PRAKTIK
Dalam KBBI (2022) dijelaskan bahwa praktik merupakan
pelaksanaan secara nyata apa yang disebut dalam teori, pelaksanaan
pekerjaan, hingga perbuatan menerapkan teori dan pelaksanaan.
Penerapan dari apa yang disebut sebagai teori dinamakan praktik.
Lalu diperjelas kembali oleh Cut Fatimah (2020) bahwa praktik
adalah metode dimana anak dapat secara langsung dalam sebuah
pembelajaran melalui pemberian materi kemudian diperagakan
menggunakan suatu alat atau benda. Jadi praktik itu suatu metode dalam
pembelajaran untuk berpartisipasi secara langsung dalam pembelajaran.

2. DRAMA
2.1. Pengertian
Dalam KBBI (2022) drama di definiskan sebagai komposisi
syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan
dan watak melalui tingkah laku (akting) atau dialog yang
dipentaskan, cerita atau kisah, terutama yang melibatkan konflik
atau emosi, yang khusus disusun untuk pertunjukan teater, kejadian
yang menyedihkan. Drama itu salah satu jenis karya sastra yang
ditampilkan oleh seorang aktor pada suatu prosa.
Dalam suatu jurnal Azka & Wika (2021) berpendapat bahwa
drama ialah karya sastra yang menampilkan sebuah kisah
kehidupan manusia melalui tingkah laku yang dipentaskan. Drama
itu sebuah karya sastra unutk menampilkan suatu kisah kehidupan
yang dirangkai oleh seorang skenario untuk dipentaskan.
Dan diperjelas kembali oleh Rohana & Nur (2021) bahwa
drama merupakan suatu karya sastra yang ditulis dalam bentuk
dialog dan dengan maksud dipertunjukkan oleh aktor. Drama itu
suatu maksud yang ditunjukkan kepada penonton yang ditulis
terlebih dahulu dalam bentuk dialog.

2.2. Jenis-jenis Drama


Drama memiliki jenis yang sangat beraneka ragam, adapun
keanekaragaman tersebut dilihat dari berbagai segi, diantaranya
sebagai berikut:
1. Menurut Rohana & Nur (2021) jenis drama berdasarkan
bentuk penyajian lakon, di klasifikasikan sebagai berikut:
● Tragedi yaitu sebuah drama yang penuh dengan
kepedihan.
● Komedi yaitu sebuah drama yang menghibur dan penuh
dengan kelucuan
● Tragekomedi yaitu sebuah drama yang di dalamnya
terdapat perpaduan antara komedi dan tragedy
● Opera yaitu sebuah drama yang percakapan atau dialognya
dinyanyikan dengan iringan music
● Melodrama yaitu sebuah drama yang dialognya diucapkan
dengan diiringi musik atau melodi
● Farce yaitu sebuah drama yang nyaris serupa dengan
dagelan, namun tidak sepenuhnya dagelan.
● Tablo yaitu sebuah drama yang lebih mengutamakan
gerak dimana para pelakon drama tidak mengucapkan
dialognya tetapi cukup dengan melakukan gerakan-
gerakan.
● Sendratari yaitu jenis drama yang menggabungkan antara
seni tari dan seni drama

7
Menurut pendapat tersebut jenis drama yang diklasifikan
berdasarkan karakter pelaku yang ditampilkan, sehingga lebih
berpacu pada afektif. Diantaranya Tragedi (kepedihan),
komedi (menghibur), tragekomedi (koolaborasi komedi dan
tragedi), opera (dialog yang dinyanyikan), melodrama (dialog
yang diringi music), farce (drama serupa dengan lawak namun
tidak sepenuhnya lawak), tablo (drama yang ditampilkan hanya
gerakkan saja), dan sendratari (gabungan dari seni tari dan
drama).

2. Nabila Atika Putri, dkk (2020) menjelaskan bahwa Jenis-jenis


drama berdasarkan sarana penyampaiannya terdiri dari;
● Drama Panggung, merupakan drama yang dipentaskan
secara langsung diatas panggung
● Drama radio, merupakan drama yang diperdengarkan
lewat radio, drama jenis ini dulu populer abad 20-an
● Drama televisi, merupakan drama yang disiarkan lewat
stasiun TV, drama ini sering berupa sinetron maupun
FTV. Dalam pembuatannya berbeda dengan drama
panggung yang menuntut kesempurnaan pemainnya dalam
mementaskan suatu drama, drama televisi dapat diulang
pembuatan nya jika terjadi kesalahan
● Drama film, merupakan pembuatan mirip dengan drama
televisi, namun biasanya tema yang diangkat dan
eksekusinya lebih spektakuler dan pertunjukan nya diputar
di bioskop, seperti yang dikehendaki naskah. Para pemain
berlatih berulang-ulang sampai benar-benar bisa
memerankan dengan penuh penjiwaan tokoh yang
diperaninya.
Jenis drama berdasarkan sarana penyampaiannya lebih ke
media penyampaian suatu drama.

8
3. Safrianus Haryanto Djehaut (2011) dalam E-book Pengantar
Seni Drama SD menjelaskan bahwa jenis drama berdasarkan
ada atau tidaknya naskah diantarnya;
● Drama tradisional, merupakan tontonan drama yang tidak
menggunakan naskah. Dan jika ada naskah itu hanya
berupa kerangka cerita dan beberapa catatan yang
berkaitan dengan permainan drama. Watak tokoh, dialog,
dan gerak-geriknya diserahkan sepenuhnya kepada
pemain. Dengan cara seperti ini risiko gagal tentu saja
sangat besar. Risiko gagal itu menjadi kecil kalau para
pemainnya sudah banyak pengalaman.
● Drama modern, merupakan drama modern menggunakan
naskah, yang berisi dialog dan perbuatan para pemain itu
benar-benar diterapkan. Artinya, pemain menghafalkan
dialog dan berbuat atau melakukan gerak-gerik seperti
yang tertulis dalam naskah. Dialog yang sudah dihafalkan
itu lalu dicobakan dalam praktik, disertai gerak-gerik
seperti yang dikehendaki naskah. Para pemain berlatih
berulang-ulang sampai benar-benar bisa memerankan
dengan penuh penjiwaan tokoh yang diperaninnya.
Sedangkan berdasarkan ada tidaknya naskah saat
penampilan drama itu ada yang ditampilkan secara langsung
dan ada juga yang disusun terlebih dahulu rencana kisah yang
akan di perankan nya.

3. HASIL BELAJAR
3.1. DEFINISI HASIL BELAJAR
Muhammad & Rini (2021) dalam sebuah bukunya mendefinisikan
Hasil belajar adalah keberhasilan sebuah proses pembelajaran dengan
melihat kemampuan yang dia miliki terhadap ilmu yang telah dipelajari.

9
Kemampuan yang sudah terlihat dan terasa berarti orang tersebut telah
berhasil dalam proses pembelajaran nya.
Sedangkan Yendri, dkk. (2020) menjelaskan kembali hasil belajar
merupakan salah satu alat ukur untuk melihat capaian seberapa jauh
siswa dapat menguasai materi pelajaran yang telah disampaikan oleh
guru. Suatu media untuk melihat hasil belajar yaitu dengan melihat sejauh
mana dapat menguasai materi yang telah disampaikan.
Lalu diperjelas kembali oleh Endang Sri Wahyuningsih (2020)
bahwa hasil belajar ialah perubahan perilaku dan kemampuan secara
keseluruhan yang dimiliki oleh siswa setelah belajar, yang wujudnya
berupa kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik yang disebabkan
oleh pengalaman dan bukan hanya salah satu aspek potensi saja. Hasil
belajar dapat dilihat dengan adanya perubahan pada seorang pelajar
dengan terlihatnya dalam aspek berfikir, mengolah dan bertindak.

3.2. FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN KEBERHASILAN


BELAJAR
Keberhasilan dalam proses dan pencapaian pembelajaran
seorang siswa tidak akan pernah lepas dari yang namanya factor-
faktor pendukung yang memengaruhinya: Rahmat putra yudha
(2018) memaparkan Faktor yang mempengaruhi proses dan hasil
belajar yaitu;
1. Faktor internal
● Faktor fisiologi, terdiri dari kondisi fisiologis, kondisi
pancaindra
● Faktor psikologis, terdiri dari minat, kecerdasan, bakat,
motivasi, kemampuan kognitif
2. Faktor eksternal
● Faktor lingkungan, terdiri dari lingkungan alami dan
lingkungan sosial budaya
● Faktor instrumental, terdiri dari kurikulum, rogram, sarana
dan fasilitas guru

10
Pada sumber tersebut faktor determinan keberhasilan belajar
dapat dilihat dalam dua sisi diantarnya faktor internal yang
terlibat dalam fisiologi dan psikologis. Sedangkan faktor eksternal
unsur yang terlibatnya yaitu lingkungan dan instrumental.
Lalu diperluas kembali oleh Afi Parmawi (2019) bahwa
faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu
1. faktor internal yang merupakan faktor yang berasal dari dalam
individu itu sendiri, faktor internal terdiri dari
● Faktor biologis diantaranya (kondisi fisik yang normal &
kondisi kesehatan fisik)
● Faktor psikologis (intelegensi, bakat, daya ingat, dan daya
konsentrasi)
2. Faktor eksternal merupakan faktor yang bersumber dari luar
individu itu sendiri diantaranya;
● Faktor lingkungan keluarga
● faktor lingkungan sekolah
● Faktor lingkungan masyarakat
● Faktor waktu
Pada sumber tersebut diperluas kembali bahwa Faktor yang
mempengaruhi hasil belajar terbagi menjadi dua ialah faktor
internal yang terdiri dari faktor biologis dan psikologis. Dan
Faktor eksternal, disini diperluas kembali terdiri dari faktor
lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan waktu.
Sedangkan Yendir, dkk. (2020) merperluas kembali bahwa
faktor-faktor determinan keberhasilan belajar terdiri dari beberapa
faktor diantaranya:
● Ukuran Rombongan belajar (Class size), bahwa ukuran
rombel yang lebih kecil secara konsisten memberikan efek
positif pada capaian siswa, antara lain hasil belajar siswa lebih
baik dan waktu guru untuk pengelolaan kelas berkurang
sehingga memiliki waktu lebih banyak untuk pembelajaran dan

11
perhatian serta bantuan pada siswa secara individual lebih
efektif
● Kepemimpinan instruksional (instructional leadership), dengan
tujuan untuk memfasilitasi pembelajaran siswa guna
meningkatkan prestasi belajar, kepuasan belajar, motivasi
belajar, rasa ingintahu, kreativitas, inovasi, jiwa
kewirausahaan, dan meningkatkan kesadaran siswa untuk
belajar secara terus menerus sepanjang hayat seiring kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni yang terus
berkembang dengan pesat.
● Status sosial ekonomi (social economy status), berpengaruh
terhadap kemampuannya mendukung pemenuhan sarana dan
prasarana belajar baik yang berkaitan langsung dengan
pembelajaran, maupun tidak langsung
● Metakognisi, dalam konteks pembelajaran siswa menjadi
mengetahui tentang strategi belajar, kemampuan dan modalitas
belajar yang dimiliki, dan mengetahui cara terbaik untuk
belajar.
● Tutor sebaya, faktor tersebut tidak hanya bermanfaat bagi
siswa secara akademis tetapi juga membantu siswa
mengembangkan keterampilan berkomunikasi (communication
skill), dan keterampilan berinteraksi dengan orang lain
(interpersonal skill) secara efektif.
● Pembinaan (mentoring), yang merupakan proses belajar yang
membangun sikap menolong dan hubungan timbalik ketika
berfokus pada pencapaian. Dapat dikatakan bahwa hubungan
antara orang yang lebih berpengalaman dengan orang yang
kurang berpengalaman, dimana mentor dapat membimbing dan
bersedia memperlihatkan kepeduliannya dan perhatiannya
terhadap kesejahteraan mentenya.

12
● Umpan balik (feedback), pembelajaran dan penilaian
merupakan kegiatan yang dilaksanakan sejalan, terpadu, dan
tertanam. Penilaian dalam konteks pembelajaran harus
menghasilkan informasi yang digunakan sebagai umpan bali
agar pembelajaran menjadi efektif dan bermakna.
● Pembelajaran kolaboratif, biasanya para siswa berkolaborasi
dalam sebuah kelompok untuk menemukan pemahaman,
solusi, makna atau mengkreasi sesuatu.
Pada sumber tersebut faktor penentu keberhasilan belajar dapat
dilihat berdasarkan faktor eksternal dan internal hanya disini unsur-
unsur faktornya diperluas kembali. Sudah tidak dibagi ke dalam
jenis-jenis faktor. Jadi langsung ke faktor-faktor yang terlibat
diantaranya ukuran rombel maksudnya kelompok peserta didik
disuatu kelas terdiri dari beberapa orang dan dalam setiap rombel
terdiri dari berapa banyak pengajarnya. Lalu ada Kepemimpinan
instruksional ialah suatu falisitator didalam kelas untuk berjalannya
suatu siswa/siswi. Faktor selanjutnya status sosial ekonomi ini
berfungsi sebagai faktor pendukung pengadaan sarana dan prasarana
dalam kegiatan pembelajaran. Faktor metakognisi disini berfungsi
sebagai konteks belajar siswa/i. untuk menerapkan faktor
metakognisis diperlukan metode strategi pembelajaran secara aktif
atau penerapan secara langsung ialah faktor tutor sebaya. Selain
faktor-faktor tadi yang menjadi berhasil dalam belajar ialah adanya
pembimbing dalam berjalannya pembelajaran, dengan pembimbing
yang sudah lebih paham mengenai materi pembelajaran sehingga
adanya faktor umpan balik antara pembimbing dan siswa/i. Selain itu
siswa/i dalam pembelajaran terutama drama tersebut diperlukan
adanya faktor pembelajaran kolaboratif.

13
4. MATA PELAJARAN
KBBI (2022) mendefinisikan bahwa mata pelajaran merupakan
struktur pelajaran yang harus diajarkan (dipelajari). Fungsi dari mata
pelajaran tersebut untuk diajarkan pada sekolah dasar atau sekolah
lanjutan.
Lalu dipaparkan kembali oleh Hani subakti, dkk. (2021) bahwa
mata pelajaran ialah substansi yang akan disampaikan dalam proses
belajar mengajar. Tanpa adanya materi pembelajaran proses belajar tidak
akan berjalan.
Sedangkan Yeti Jumiati (2019) berpendapat bahwa Mata Pelajaran
ialah alat bantu yang sengaja dibuat untuk memudahkan siswa
mempelajari materi. alat bantu tersebut maksudnya rangkaian pelajaran
yang akan disampaikan dalam proses belajar mengajar.

5. BAHASA INDONESIA
Dikutip dalam buku Pemartabatan bahasa Indonesia dalam
menghadapi perubahan konstelasi politik dan ekonomi dunia (2017)
Bahasa Indonesia didefinisikan sebagai sumber daya yang segala
potensinya dimanfaatkan untuk mencapai tujuan kebijakan nasional
dimaksud. Bahasa Indonesia itu suatu alat komunikasi yang menjadi
kebutuhan sesama masyarakat dan negara Indonesia untuk mencapai
kebijakan nasional.
Lalu diperjelas kembali oleh Sukirman Nudjan, dkk (2016) bahwa
bahasa Indonesia merupakan alat komunikasi paling penting untuk
mempersatukan seluruh bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia itu suatu
media berkomuniksi untuk mempersatukan bangsa Indonesia dari
keragaman suku dan bahasa yang berbeda.
Lalu Sinta Diana Martaulina (2018) berpendapat bahwa bahasa
Indonesia merupakan bahasa dinamis, yang hingga sekarang terus
menghasilkan pembendaharaan kata-kata baru dalam mengikuti
perkembangan IPTEK dan seni. Seiring berjalannya peradaban dan

14
pengetahuan di Indonesia bahasa Indonesia selalu mengikuti
perkembangan, sehingga saat ini banyak bahasa serapan dari bahasa luar
menjadi bahasa Indonesia, oleh karena itu untuk mengikuti
perkembangan bahasa Indonesia bisa mempelajarinya dan mengeceknya
lewat KBBI.

B. PENELITIAN YANG RELEVAN


Penelitian yang relevan merupakan acuan bagi peneliti dalam
membuat penelitian. Penelitian yang relevan tersebut guna peneliti sebagai
referensi dalam membuat penelitian. Berikut ini beberapa sumber yang
peneliti ambil diantanya Yang diteliti oleh;
Rahayu, Suri (2015) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh
Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Menulis
Naskah Drama Oleh Siswa Kelas XI SMA Negeri 11 Medan Tahun
Pembelajaran 2014/2015” penelitian pada sumber tersebut bertujuan untuk
mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap
kemampuan menulis naskah drama oleh siswa kelas XI SMA Negeri 11
Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015. Metode yang digunakan pada
penelitian tersebut berupa metode eksperimen, dengan hasil dan simpulan
bahwa pengaruh model pembelajaran berbasis masalah berpengaruh positif
dalam meningkatkan kemampuan menulis naskah drama oleh siswa kelas
XI SMA Negeri 11 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015. Yang menjadi
persamaan pada penelitian terdahulu dengan yang akan diteliti ialah variable
dan yang menjadi perbedaan dengan yang akan kami teliti ialah objeknya.
http://digilib.unimed.ac.id/15510/
Mutia, Lala Nur (2016). Dalam penelitiannya yang Berjudul
“Pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning Terhadap
Kemampuan Memproduksi Teks Drama Oleh Siswa Kelas XI SMA Negeri
2 Lubuk Pakam Tahun Pembelajaran 2015/2016”. Penelitian pada sumber
tersebut bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran project
based learning terhadap kemampuan memproduksi teks drama oleh siswa

15
kelas XI SMA Negeri 2 Lubuk Pakam tahun pembelajaran 2015/2016.
Metode yang digunakan pada penelitian tersebut berupa metode eksperimen.
dengan hasil dan simpulan bahwa model pembelajaran project based
learning berpengaruh signifikan terhadap kemampuan memproduksi teks
drama siswa kelas XI SMA Negeri 2 Lubuk Pakam Tahun Pembelajaran
2015/ 2016. Yang menjadi persamaan pada penelitian terdahulu dengan
yang akan diteliti ialah variable dan yang menjadi perbedaan dengan yang
akan kami teliti ialah objeknya. http://digilib.unimed.ac.id/1846/
Muhidin, R., Saepurokhman, A., & Aminah, M. dalam penelitiannya
yang berjudul “Efektivitas Metode Role Playing dengan Pendekatan
Saintifik yang Berorientasi Higher Order Thinking Skills dalam
Pembelajaran Drama pada Siswa Kelas XI SMAN 1 Cimalaka Tahun
Pelajaran 2021/2022”. Penelitian pada sumber tersebut bertujuan untuk
mengetahui perbedaan tingkat keberhasilanpembelajaran drama antara
yang menggunakanmetode role playingdenganpendekatan saintifik yang
berorientasi HOTSdengan yang tidak menggunakan metode role
playingpada kelas control. Metode yang digunakan pada penelitian tersebut
berupa eksperimen. dengan hasil dan simpulan bahwa kedua metode
tersebut sama baiknya bila digunakan dalam pembelajaran drama.
Yang menjadi persamaan pada penelitian terdahulu dengan yang akan
diteliti ialah variable dan yang menjadi perbedaan dengan yang akan kami
teliti ialah objeknya.
https://ejournal.unsap.ac.id/index.php/literat/article/view/522/206

C. KERANGKA BERFIKIR
Setiap individu atau kelompok yang mendapatkan suatu ilmu akan
mudah dan bermanfaat jika ilmu tersebut langsung dipraktikkan atau
diterapkan. Karena dengan praktik dapat mengasah kemampuan,
keterampilan ataupun kebiasaan siswa/i dalam belajar. Terutama pada
pembelajaran drama dalam mata pelajaran bahasa Indonesia.

16
Dalam suatu jurnal Azka & Wika (2021) berpendapat bahwa drama
ialah karya sastra yang menampilkan sebuah kisah kehidupan manusia
melalui tingkah laku yang dipentaskan. Drama itu sebuah karya sastra untuk
menampilkan suatu kisah kehidupan yang dirangkai oleh seorang skenario
untuk dipentaskan.
Drama dapat dipelajari dalam suatu kegiatan baik disekolah maupun di
luar sekolah, mempelajari drama dapat dilakukan dengan dua cara
diantaranya pengajaran drama yang tertulis dan pengajaran drama yang
langsung ditampilkan. Opini peneliti mempelajari drama pada kedua cara
tersebut sama-sama memiliki fungsi yang baik diantarnya untuk mengasah
kepercayaan diri, baik dalam mengemukakan pendapat ataupun keterampilan.
Yang dibutuhkan dalam bermain drama diantaranya kemampuan
berkomunikasi, tindakan yang dilakukan setiap pemerannya dan situasi. Oleh
karena itu bermain drama sangat memerlukan kepercayaan diri karena dengan
percaya diri dapat melahirkan komunikasi, tindakan serta situasi pada drama
yang berkualitas dan disukai penonton.

17
Berdasarkan bagan diatas sebelum peneliti melakukan pembuktian
dengan meneliti kepada objeknya, maka akan peneliti jelaskan berdasarkan
perkiraan dari berbagai sumber literatur penelitian yang relevan, bahwa yang
menjadi objek yang akan diteliti ialah Siswa karena kurangnya antusias dalam
pembelajaran praktik drama, hal tersebut karena objek yang kedua ialah guru,
dalam strategi pembelajarnnya terlalu monoton, masih menggunakan cara
mengajar yang konversional. Sehingga menyebabkan hasil pembelajaran pada
objek ketiga yang akan diteliti ialah model yang dipentaskan kurang kreatif,
inovatif dan bervariatif.
Sehingga dalam permasalahan ini di perlukan untuk mencari strategi
atau cara lain yang efektif untuk pembelajaran drama mata pelajaran bahasa
Indonesia, sehingga siswa/i mampu belajar secara kolaboratif dengan
memraktikkan drama yang kreatif, inovatif dan bervariatif.

18
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN


Tempat penelitian dilaksanakan di SMAN 1 CIBADAK pada siswa/i
kelas XI. Kec.Cibadak Kab.Sukabumi Jawa Barat. Waktu penelitian
dilaksanakan selama 3(tiga) bulan dari bulan Oktober 2022 sampai dengan
Desember 2022.

B. METODE PENELITIAN
Menurut Hamdayana (2017:125) metode eksperimen adalah metode
pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok untuk
dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. Melalui penerapan metode
ini, anak didik diharapkan sepenuhnya terlibat merencanakan eksperimen,
melakukan eksperimen, menemukan fakta, mengumpulkan data,
mengendalikan variabel, dan memecahkan masalah yang dihadapinya secara
nyata.
Metode eksperimen, menurut Djamarah (Hamdayana, 2017;125) adalah
cara penyajian pelajaran, dimana siswa melakukan percobaan dengan
mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari. Proses belajar mengajar
menggunakan metode eksperimen siswa diberi kesempatan untuk belajar
sendiri, mengeksplor lingkungan berdasarkan eksperimen yang dilakukan,
mengamati suatu objek atau suatu fenomena. Dengan demikian, siswa
dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran, atau mencari suatu
hukum serta menarik kesimpulan dari proses yang dialaminya.
Berdasarkan uraian definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa metode
eksperimen merupakan sebuah metode pembelajaran yang memberikan
kesempatan kepada siswa melakukan kegiatan eksplorasi lingkungan dan
melakukan percobaan untuk mengamati suatu objek atau fenomena.
Table 3.1
Jadwal Penelitian

No Tahapan Oktober November Desember Januari


Kegiatan

1 Persiapan

2 Observasi

3 Angket

4 Dokumentasi

5 Bimbingan

C. OBJEK PENELITIAN
Objek penelitian pada karya tulis ilmiah ini adalah siswa/i praktik
drama SMAN 1 CIBADAK yang berada di kec.cibadak kab.sukabumi, yang
dipilih berdasarkan beberapa kriteria:
a. Siswa/i SMAN 1 CIBADAK
b. Latihan praktik drama

D. TEKNIK PENELITIAN DATA


Pada karya tulis ilmiah ini penulis melakukan teknik pengumpulan data
karena, ini merupakan faktor yang penting dalam sebuah penelitian. Adapun
teknik pengumpulan data yang dilakukan sebagai berikut:
1. Studi Pustaka
Penulis melihat dari jurnal, artikel, serta hasil laporan penelitian
terdahulu yang berkaitan dengan permasalahan yang teliti.

20
2. Survei
Penulis melakukan observasi terhadap SMAN 1 CIBADAK
Kec.Cibadak Kab. Sukabumi. Hal ini dilakukan untuk memastikan
kesediaan menjadi respondern dan mengambil beberapa data
respondern.
3. Agket
Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari pihak yang
bersangkutan/sekolah. Angket dibuat melalui Plaform Google Form,
disusun dan disediakan oleh penulis kepada respondern mulai 5
Oktober 2022.

Tabel 3.2 Angket Penelitian

No. Pernyataan SS S KS TS

1 Saya adalah siswa/i SMAN 1 Cibadak

2 Pembelajaran bahasa Indonesia perlu di pelajari


disetiap sekolah yang ada di Indonesia mulai
dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi

3 Saya senang dengan pelajaran bahasa indonesia

4 Dalam pembelajaran bahasa Indonesia saya


sangat tertarik dengan materi drama

5 Materi drama sangat membosankan jika hanya


sekedar teori saja

6 Saya akan berantusias jika membelajaran


drama tidak hanya sekedar teori saja, tapi
sekaligus mengimplementasikan teori nya
dalam karya

21
7 Pengimplementasikan drama secara
berkelompok pada pembelajaran bahasa
Indonesia akan lebih efektif

8 Setiap siswa/i dalam pembelajaran praktik


drama secara berkelompok harus
mengemukakan pendapat aktualisasi dirinya

9 Dengan adanya pengimpementasian teori


drama dalam pembelajaran bahasa Indonesia,
saya dapat melatih kemampuan kepercayaan
diri

10 Dengan strategi pembelajaran kelompok dan


pengimplementasian teori praktik drama saya
merasa antusias karena dapat mengasah pola
pikir yang inovasi kreatif dan kolaboratif

Petunjuk:
SS : Sangat Setuju
KS : Kurang Setuju
TS : Tidak Setuju
KTS : Kurang Tidak Setuju

E. INSTRUMEN PENELITIAN
Penelitin akan menggunakan Google Form. Google Form adalah alat
yang memungkinkan informasi dan pengguna melalui survei ataupun kuis
yang dipersonalisasikan. Informasi tersebut kemudian dikumpulkan dan
secara otomatis terhubung ke spereadsheer. Speadsheer diisi dengan survey
respons kuis. Hal ini akan memudahkan peneliti untuk mengumpulkan data
secara online. Berikut merupakan link yang digunakan utuk melakukan
pengumpulan jawaban, yaitu: https://forms.gle/sAMZVnNasB2LiRZB8

22
F. TEKNIK ANALISIS DATA
skala perhitungan akumulasi jawaban responden yang digunakan adalah
skala likert yang disusun sepuluh pertanyaan yang berhubungan dengan
praktik drama kelas XI SMAN 1 Cibadak yang terdiri dari sepuluh
pertanyaan berjenis positif. Bobot poin di hitung berdasarkan jawaban
responden dari empat pilihan opsi bertingkat, yaitu Sangat Setuju (SS),
Kurang Setuju (KS), Sangat Tidak Setuju (KTS), dan Kurang Tidak Setuju
(KSK). dengab nilai bobot poin sebagai berikut:
a. Sangat setuju : bobot 4
b. Kurang setuju : bobot 3
c. Sangat tidak setuju : bobot 2
d. Kurang tidak setuju : bobot 1
Seharusnya:
Dalam tahap ini data diolqh dan dianalisis dengan tabulasi data dan
perhitungan-perhitungan statistik, bila di perlukan uji statistik. Analisis data
yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan analisis univariat dan
bivariate.

Gunakan:
Interoretasi skor perhitungan untuk penarikan kesimpulan ditentukan
dengan membandingkan skor maksimal.

Skor = Total Bobot Poin X 100% /Jml Item

Bobot Maksimal Pernyataan

Data total bobot poin diambil dari table hasil penelitian, dan bobot
maksimal dihitung dengan mengkalikan bobot poin tertinggi Skala Likert
dengan jumlah responden.

23
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. DESKRIPSI DATA

Penulis mengambil sempel sebanyak 10% dari jumlah keseluruhan


siswa/i SMAN 1 Cibadak yaitu 10% dari 396 siswa/i dalam penelitian ini
profil responden siswa/I SMAN 1 Cibadak dengan hasil responden sebanyak
43 siswa/I yang terdiri dari 19 responden berjenis kelamin laki laki dan 24
responden berjenis kelamin perempuan.

Tabel 4.1 Data Responden


no kode Jenis kelamin
1. A Perempuan
2. icy Perempuan
3. trcaf Laki laki
4. aa Laki laki
5. ag Laki laki
6. dw Laki laki
7. wcwk Laki laki
8. mfz Perempuan
9. cam Perempuan
10. ar Laki laki
11. mis Laki laki
12. ds Laki laki
13. ed Perempuan
14. aa Perempuan
15. Sis Perempuan
16. am Perempuan
17. mrap Laki laki
18. rf Laki laki
19. zna Perempuan
20. in Perempuan
21. dy Perempuan
22. rs Laki laki
23. s Perempuan
24. ap Perempuan
25. nsw Perempuan
26. caj perempuan
27. n Laki laki
28. n Perempuan
29. Ra Laki laki
30. Na Perempuan
31. Dk Laki laki
32. npk Perempuan
33. ds Perempuan
34. rs Perempuan
35. amrr Laki laki
36. fa Laki laki
37. ntk Perempuan
38. faa Perempuan
39. I Laki laki

25
40. ims Laki laki
41. mfa Laki laki
42. ma perempuan
43. dsp perempuan

Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data menggunakan metode


survey dengan membuat angket atau kusioner pada platform googleform
dengan data sebanyak 10 pernyataan kepada siswa/I SMAN 1 Cibadak angket
yang diberikan berupa pertanyaan dalam bentuk 10 pernyataan pilihan yang
perlu dijawab oleh responden. Kuisoner ini menggunakan penilaian skala
likert 1 hingga 4 dengan keterangan sebagai berikut, skala (1) sangat tidak
setuju, skala (2) tidak setuju (3) setuju (4) Sangat setuju.

B. HASIL PENELITIAN
berdasarkan hasil kusioner yang disebabkan pada tanggal 12 januari
2023 diperoleh sebanyak 43 orang yang telah mengisi kusioner penelitian
hasil penelitian dapat dijelaskan dalam table berikut ini:

table 4.2 hasil angket


No. Pernyataan SS S TS STS

1 Saya adalah siswa/i SMAN 1 100% 0 0 0


Cibadak

2 Pembelajaran bahasa Indonesia 90,7% 0 7% 2,3%


perlu di pelajari disetiap sekolah
yang ada di Indonesia mulai dari
tingkat dasar hingga perguruan
tinggi

3 Saya senang dengan pelajaran 34,9% 58,1% 7% 0


bahasa indonesia

26
4 Dalam pembelajaran bahasa 27,9% 65,1% 7%
Indonesia saya sangat tertarik
dengan materi drama

5 Materi drama sangat membosankan 39,5% 55,8% 2,35% 2,35%


jika hanya sekedar teori saja

6 Saya akan berantusias jika 0 51,2% 44,2% 4,6%


membelajaran drama tidak hanya
sekedar teori saja, tapi sekaligus
mengimplementasikan teori nya
dalam karya

7 Pengimplementasikan drama 44,2% 55,8% 0 0


secara berkelompok pada
pembelajaran bahasa Indonesia
akan lebih efektif

8 Setiap siswa/i dalam pembelajaran 32,6% 67,4% 0 0


praktik drama secara berkelompok
harus mengemukakan pendapat
aktualisasi dirinya

9 Dengan adanya 32,6% 67,4% 0 0


pengimpementasian teori drama
dalam pembelajaran bahasa
Indonesia, saya dapat melatih
kemampuan kepercayaan diri.

10 Dengan strategi pembelajaran 41,9% 55,8% 2,3% 0


kelompok dan pengimplementasian
teori praktik drama saya merasa
antusias karena dapat mengasah

27
pola pikir yang inovasi kreatif dan
kolaboratif

Rata rata 43,43% 486,6% 6,985% 0,925%

1. Saya adalah siswa/i SMAN 1 Cibadak

Diagram 4.3

Berdasarkan grafik diatas, dapat diketahui bahwa dari 43 responden


100% merupakan siswa/i SMAN 1 Cibadak.

2. Pembelajaran bahasa Indonesia perlu di pelajari disetiap sekolah yang ada di


Indonesia mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi

Diagram 4.4

28
Berdasarkan grafik diatas, dapat diketahui bahwa dari 43 responden
yang menyatakan sangat setuju sebesar 90.7%, kurang setuju 7%, dan sangat
tidak setuju 2,3%. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa responden
menganggap Pelajaran bahasa Indonesia wajib dipeljari di setiap sekolah
yang ada di Indonesia mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi
sebesar 90,7%, dibandingkan dengan yang kurang setuju sebesar 9,3%.
Dengan kata lain, hampir seluruh respoden memiliki perspektif yang sama
tentang wajibnya bahasa Indonesia dipelajari disetiap sekolah yang ada di
Indonesia, mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi.

3. Saya senang dengan pelajaran bahasa Indonesia

Diagram 4.5

Berdasarkan grafik diatas diketahui bahwa dari 43 responden yang


menyatakan sangat setuju sebesar 34,9%, Setuju 58,1%, Tidak setuju 7% dan
Sangat tidak setuju sebesar 0%. Dengan demikian dapat diketahui bahwa
siswa/i SMAN 1 Cibadak yang senang dengan pelajaran bahasa Indonesia
sebesar 93%. Dibandingkan dengan yang tidak setuju sebesar 7%. Dengan
kata lain hampir seluruh responden siswa/I SMAN 1 Cibbadak memiliki
perspektif yang sama yaitu senang dengan pelajaran bahasa Indonesia.

29
4. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia saya sangat tertarik dengan materi
drama
Diagram 4.6

Berdasarkan grafik diatas diketahui bahwa dari 43 responden yang


menyatakan sangat setuju sebesar 27,9%, Setuju 65,1%, Tidak setuju 7% dan
Sangat tidak setuju sebesar 0%. Dengan demikian dapat diketahui bahwa
siswa/i SMAN 1 Cibadak yang sangat tertarik dengan materi drama sebesar
93%. Dibandingkan dengan yang tidak setuju sebesar 7%. Dengan kata lain
hampir seluruh responden siswa/I SMAN 1 Cibadak memiliki perspektif yang
sama yaitu sangat tertarik dengan materi drama pada pembelajaran bahasa
Indonesia.

5. Materi drama sangat membosankan jika hanya sekedar teori saja

Diagram 4.7

30
Berdasarkan grafik diatas diketahui bahwa dari 43 responden yang
menyatakan sangat setuju sebesar 39,5%, Setuju 55,8%, Tidak setuju 2,35%
dan Sangat tidak setuju sebesar 2,35%. Dengan demikian dapat diketahui
bahwa siswa/i SMAN 1 Cibadak yang setuju dengan materi drama
membosankan jika hanya sekedar teori saja sebesar 95,3%. Dibandingkan
dengan yang tidak setuju sebesar 4,7%. Dengan kata lain hampir seluruh
responden siswa/I SMAN 1 Cibadak memiliki perspektif yang sama yaitu
pembelajaran drama akan membosankan jika hanya sekedar teori saja.

6. Saya akan berantusias jika pembelajaran drama tidak hanya sekedar teori saja,
tapi sekaligus mengimplementasikan teori nya dalam karya

Diagram 4.8

Berdasarkan grafik diatas diketahui bahwa dari 43 responden yang


menyatakan sangat setuju sebesar 44,2%, Setuju 51,2%, Tidak setuju 4,2%
dan Sangat tidak setuju sebesar 0%. Dengan demikian dapat diketahui bahwa
siswa/i SMAN 1 Cibadak yang setuju dengan pembelajaran drama tidak
hanya sekedar teori saja, tapi sekaligus mengimplementasikan teori nya
dalam karya sebesar 95,4%. Dibandingkan dengan yang tidak setuju sebesar
4,6%. Dengan kata lain hampir seluruh responden siswa/I SMAN 1 Cibadak
memiliki perspektif yang sama yaitu pembelajaran drama akan lebih
berantusias jika sekaligus mengimplentasikan teorinya dalam karya.

31
7. Pengimplementasikan drama secara berkelompok pada pembelajaran bahasa
Indonesia akan lebih efektif.
Diagram 4.9

Berdasarkan grafik diatas diketahui bahwa dari 43 responden yang


menyatakan sangat setuju sebesar 44,2%, Setuju 55,8%, Tidak setuju 0% dan
Sangat tidak setuju sebesar 0%. Dengan demikian dapat diketahui bahwa
seluruh respponden siswa/i SMAN 1 Cibadak setuju dengan
pengimplementasikan drama secara berkelompok pada pembelajaran bahasa
Indonesia akan lebih efektif. sebesar 100%.

8. Setiap siswa/i dalam pembelajaran praktik drama secara berkelompok harus


mengemukakan pendapat aktualisasi dirinya.

Diagram 4.10

32
Berdasarkan grafik diatas diketahui bahwa dari 43 responden yang
menyatakan sangat setuju sebesar 32,6%, Setuju 67,4%, Tidak setuju 0% dan
Sangat tidak setuju sebesar 0%. Dengan demikian dapat diketahui bahwa
seluruh respponden siswa/i SMAN 1 Cibadak setuju dengan pembelajaran
praktik drama secara berkelompok harus mengemukakan pendapat aktualisasi
dirinya.sebesar 100%.

9. Dengan adanya pengimpementasian teori drama dalam pembelajaran bahasa


Indonesia, saya dapat melatih kemampuan kepercayaan diri.

Diagram 4.11

Berdasarkan grafik diatas diketahui bahwa dari 43 responden yang


menyatakan sangat setuju sebesar 32,6%, Setuju 67,4%, Tidak setuju 0% dan
Sangat tidak setuju sebesar 0%. Dengan demikian dapat diketahui bahwa
seluruh responden 100% siswa/i SMAN 1 Cibadak setuju dengan adanya
pengimpementasian teori drama dalam pembelajaran bahasa Indonesia, untuk
melatih kemampuan kepercayaan diri.

10. Dengan strategi pembelajaran kelompok dan pengimplementasian teori


praktik drama saya merasa antusias karena dapat mengasah pola pikir yang
inovasi kreatif dan kolaboratif

33
Diagram 4.12

Berdasarkan grafik diatas diketahui bahwa dari 43 responden yang


menyatakan sangat setuju sebesar 41,9%, Setuju 55,8%, Tidak setuju 2,3%
dan Sangat tidak setuju sebesar 0%. Dengan demikian dapat diketahui bahwa
siswa/i SMAN 1 Cibadak yang setuju dengan strategi pembelajaran kelompok
dan pengimplementasian teori praktik drama saya merasa antusias karena
dapat mengasah pola pikir yang inovasi kreatif dan kolaboratif sebesar
97,7%. Dibandingkan dengan yang tidak setuju sebesar 2,3%. Dengan kata
lain hampir seluruh responden siswa/I SMAN 1 Cibadak memiliki perspektif
yang sama.

C. PEMBAHASAN
1. Belajar bahasa indonesia menggunakan metode akting drama lebih
efektif dibandingkan pembelajaran materi biasa
Metode yang digunakan siswa/i tentunya juga mempengaruhi
tercapainnya hasil belajar peserta, untuk itu siswa/i juga harus benar benar
memilih metode yang tepat agar mencapai hasil pembelajaran yang
maksimal, khusunya dalam pembelajaran praktik drama, dikarenakan siswa/i
lebih menyukai pembelajaran akting drama dibandingkan pembelajaran
materi biasa yang cukup membosankan jika hanya materi saja. Berdasarkan
hasil penelitian melalui kuesioner yang telah dibagikan oleh penulis,

34
sebanyak 65,1% siswa/i setuju bahwa metode pembelajaran akting drama
lebih efektif di bandingkan pembelajaran materi biasa.
Sebagai bentuk praktik drama siswa/i SMAN 1 Cibadak, diharapkan
untuk melatih kepercayaan diri. Berdasarkan hasil penelitian kusioner,
sebanyak 55,8% materi drama sangat membosankan jika sekedar materi atau
teori saja.
Berdasarkan hasil dokumentasi yang dilakukan terhadap silabus dan
RPP guru bahasa indonesia, diperoleh keterangan bahwa perangkat
pemebelajaran yang di buat guru sudah menggunakan pendekatan konteksual
yang dibuktikan dengan komponen-komponen RPP yang sesuai dengan
kehidupan lingkungan siswa. karena itu, eksistensi pembelajaran drama kela
XI SMAN 1 Cibadak, lebih di tekankan pada praktik. Begitu pula dengan
kurikulum drama harus disesuaikan dengan lingkungan sekolah. pemilihan
materi dalam RPP sudah mencerminkan pendekatan kontekstual dan bisa
tersampaikam kepada siswa selain itu, siswa/i juga harus mempunyai
kompetensi, mengetahui hal-hal yang terkait dengan pembelajaran parktik
drama, dan tidak hanya sekedar menghafal. hal ini di perkuat dengan
pendapat filosofi pembelajatan kontekstial berakar dari paham progresivisme
Dewey (Nurhadi, 2002), menurut filosof ini, siswa/i akan belajar dengan baik
apabila apa yang siswa/i pelajari berhubungan dengan yang telah siswa
ketahui. termasuk proses belajar akan produktif jika siswa terlibat aktif dalam
proses praktik drama.

2. Upaya guru dalam meningkatkan kualitas belajar bahasa indonesia


siswa/i melalui metode akting drama.
Kendala yang di hadapi guru dalam pembelajaran drama dengan
menggunakan pendekatan kontekstual pada siswa/i SMAN 1 Cibadak
dibedakan menjadi tiga sumber kendala, yaitu media, siwa, dan waktu. Guru
mengalami kendala yang dihadapi ketika melaksanakan proses belajar
mengajar, pertama dari segi waktu, praktik drama memerlukan waktu yang
cukup lama, sementara masih banyak tugas lain yang mesti dituntaskan.

35
Selain itu, siswa/i selalu ribut dan susah dalam mengatur dalam membentuk
kelompok. Beliau juga mengatakan kendala yang dihadapi, yaitu keterbatasan
media, Beliau juga mengatakan kendala yang di hadapi, yaitu keterbatasan
media. Beliau sangat kesusahan dalam memilih media karena media yang ada
sangat minim. Bahkan, sekolahpun belum bisa menyediakan media yang
memadai.
Saran bagi guru bahasa Indonesia saat teori praktik drama SMAN 1
Cibadak berlangsung, agar terus mempertahankan dan meningkatkan strategi
serta metode pembelajaran yang tepat (khusus nya dalam pembelajaran
praktik drama) menjadi lebih menarik. dan menyenangkan, sehingga tercipta
suasana yang tidak membosankan. Hal ini dapat dilakukan melalui kegiatan
apresiasi sastra, khususnya drama guna menumbuhkan kecintaan siswa
terhadap praktik drama. Siswa juga disarankan untuk latihan bermain peran
secara intensif dan tekun sehingga kemampuan dan keterampilan dalam
bermain drama dapat lebih ditingkatkan serta dikembangkan.

3. Metode akting drama diperlukan dalam pembelajaran bahasa


indonesia
Pembelajaran praktik drama dapat ditafsirkan dua macam, yaitu
pengajaran teori drama atau pengajaran teori praktik drama. masing - masing
terdiri atas dua junis, yaitu pengajaran teori tentang teks (naskah drama), dan
pengajaran tentang teori pementasan drama. apabila teori - teori termasuk
dalam kawasan kognitif, maka apresiasi menitikberatkan pada ranah afektif,
sebaliknya jika orientasinnya adalah pada pementasan drama.
Oleh sebab itu, dalam pembelajaran bahasa indonesia pengembangan
struktur praktik drama baik intrinsiknya maupun ekstrinsik dari naskah drama
perlu dilakukan. Pemberian kemampuan dasar ini sekaligus mendorong
munculnya apresiasi praktik drama. Apresiasi itu terkait dengan proses kreatif
kepengarangan drama selain itu mencukup juga secara substansial muatan
yang terdapat di dalam praktik drama, selanjutnya pembelajaran bahasa
indonesia di kembangkan kearah ranah efektif. kemampuan dasar analisis

36
praktik drama yang menunjang kemampuan apresiasi praktik drama
diarahkan untuk munculnya seperangkat kompetensi afektif siswa/i terkait
dalam pembelajaran bahasa indonesia.

37
BAB V
PENUTUP

A. SIMPULAN
Dari hasil penelitian dan analisis penulis, praktik drama pada mata
pelajaran bahasa Indonesia sangat signifikan dibandingkan yang dipelajari
hanya sekedar teori saja. Melalui praktik menjadikan siswa/i lebih mudah
dalam memahami teori yang telah diberikan terkhusus pada mata pelajaran
bahasa Indonesia teori drama.
Agar siswa/i berantusias dalam mempelajari praktik/drama pada mata
pelajaran bahasa Indonesia. Sebiknya seorang guru untuk tidak hanya sekedar
mentrasnfer ilmu saja kepada siswa/i, tetapi berilah pemahaman dengan
mencari strategi, salah satunya dengan pengimplementasian materi pada suatu
karya.
Pada halnya strategi pembelajaran menjadi indikator nomor satu untuk
melihat hasil dari pengajaran seorang guru. Oleh karena itu upaya seorang
guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Indonesia pada teori
drama yaitu dengan memberikan teori terlebih dahulu dan
megimplementasikan teori drama sehingga siswa/i merasa lebih efektif dalam
pembelajaran bahasa Indonesia dikelas dan tidak terlalu monoton.
Melalui metode akting atau praktik drama menjadikan siswa/i semakin
berantusias dalam belajar bahasa Indonesia terkhusus pada teori drama. Pada
dasarnya dalam mempelajari drama pada mata pelajaran bahasa Indonesia
hanya sekedar teori saja, yang menyebabkan pembelajaran pada siswa/i
menjadi monoton dan kurang berantusias. Melalui pengimplementasian
drama inilah selain menjadikan siswa/i berantusias dalam teori drama pada
pembelajaran bahasa Indonesia, dapat melatih kemampuan kepercayaan diri,
dan mengasah kemampuan berfikir yang kreatif, inovasi serta kolaboratif
pada siswa/i.
B. SARAN
Berdasarkan analisa yang telah dilakukan penulis, dapat dikemukakan
beberapa saran. Siswa/i harus menyadari akan kepahaman dengan materi
yang telah diberikan oleh seorang guru, jika siswa/i kurang paham dalam
materi yang telah diberikan oleh guru, maka bertanyalah kepada guru saat
pembelajaran berlangsung. Pepatahpun mengatakan jangan malu bertanya,
nanti sesat dijalan. Terus seorang guru sebaiknya melakukan evaluasi kepada
siswa/i selama kurang lebih satu bulan sekali, terhadap strategi pembelajaran
yang digunakan, agar terjadinya suasana pembelajaran yang menyenangkan
dan tidak membosankan

39
DAFTAR PUSTAKA

Fatimah, C. (2020). Penggunaan Metode Praktik Dalam Meningkatkan


Keterampilan Teknik Budi Daya Tanaman Obat. Al-Azkiya: Jurnal Ilmiah
Pendidikan MI/SD, 5(1), 25-32. file:///C:/Users/Lenovo/Downloads/1598-
Article%20Text-4425-1-10-20200509%20(1).pdf
Jannah, A. N., & Devi, W. S. (2021). Drama Sudah Gila Karya Chairil Anwar
Teori Psikoanlisis. Bahterasia: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia, 2(2), 30-33.
http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?article=2372739&val=
22772&title=DRAMA%20SUDAH%20GILA%20KARYA%20CHAIRIL
%20ANWAR%20TEORI%20PSIKOANALISIS
Inda, N & Rohana. (2021). Buku Seni Drama. Makassar.
https://www.researchgate.net/profile/Rohana-
Syamsuddin/publication/350955773_BUKU_SENI_DRAMA/links/607bfdc
d8ea909241e0a16d6/BUKU-SENI-DRAMA.pdf
Prasetyowati, R. (2019). Keterampilan Membaca; Karya Sastra Drama.
https://osf.io/preprints/inarxiv/3qzyp/
Putri, N.A., Wijaya, R.S., Novitasari, E. (2020). Ruang Lingkup Drama. Bogor: Guepedia
https://www.google.co.id/books/edition/RUANG_LINGKUP_DRAMA/rAhMEAAAQB
AJ?hl=id&gbpv=1&dq=jenis-jenis+drama&pg=PA83&printsec=frontcover
Djehaut, S.H. (2011). Pengatar Seni Drama di SD. Yogyakarta: Absolute Media.
https://www.google.co.id/books/edition/Pengantar_Seni_Drama_di_SD/neP7DwAA
QBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=3.%09Berdasarkan+ada+atau+tidaknya+naskah&pg=PA
74&printsec=frontcover
Arifin, M., Ekayanti. R. (2021). Implementasi Metode Tutor Sebaya dalam Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa. Medan: Umsupress.
https://www.google.co.id/books/edition/Implementasi_Metode_Tutor_Sebaya_dala
m_U/VCtBEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=hasil+belajar+ADALAH&pg=PT13&print
sec=frontcover
Wirda, Y., Ulumudin, I., Widiputera, F., Listiawati, N., Fujianita, S. (2020). Faktor-Faktor
Determinan Hasil Belajar Siswa. Jakarta: Pusat Penelitian Kebijakan, Badan
Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan
Kebudayaan.https://pskp.kemdikbud.go.id/assets_front/images/produk/1-
gtk/buku/1629772047_Puslitjak_01_Faktor-
Faktor_Determinan_Hasil_Belajar_Siswa.pdf
Wahyuningsih, E.S. (2020). Model Pembelajaran Mastery Learning Upaya Peningkatan
Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa. Yogyakarta: Deepublis.
https://www.google.co.id/books/edition/Model_Pembelajaran_Mastery_Learning_U
pay/3Bz-
DwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=hasil+belajar+ADALAH&pg=PA65&printsec=frontc
over

40
Mirdanda, A. (2018). Motivasi Berprestasi & Disiplin Peserta Didik Serta Hubungannya
dengan Hasil Belajar. Kalimantan Barat: Yudha English Gallery.
https://www.google.co.id/books/edition/Motivasi_berprestasi_disiplin_peserta_di/PF
_HDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=faktor-
faktor+yang+mempengaruhi+hasil+belajar&pg=PA36&printsec=frontcover
Parnawi, A. (2019). Psikologi Belajar. Yogyakarta: Deepublish.
https://www.google.co.id/books/edition/Psikologi_Belajar/BA-
fDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=faktor-
faktor+yang+mempengaruhi+hasil+belajar&printsec=frontcover
Subakti, H., Watulingas, K.H., Haruna, N.H., Ritonga, M.W., Simarmata, J., Fauzi, A. dkk.
(2021). Inovasi PEmbelajaran. Medan: Yayasan Kita Menulis.
https://www.google.co.id/books/edition/Inovasi_Pembelajaran/0mI9EAAAQBAJ?hl
=id&gbpv=1&dq=materi+pelajaran+adalah&pg=PA8&printsec=frontcover
Manalu, A. C. S., Jumiati, Y., & Setiawan, W. (2019). Analisis minat belajar matematika
siswa smp kelas viii pada materi persamaan garis lurus berbantu aplikasi
geogebra. Journal on Education, 2(1), 63-69.
https://jonedu.org/index.php/joe/article/view/273
Kurniawan, D.F., dkk, (2017). Pemartabatan Bahasa Indonesia dalam Menghadapi
Perubahan Konstelasi Politik dan Ekonomi Dunia. Malang: Media Nusa Creative.
https://www.google.co.id/books/edition/Pemartabatan_Bahasa_Indonesia_dalam_
Meng/D3VMEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=bahasa+indonesia+merupakan&pg=P
A51&printsec=frontcover
Nurdjan, S., Firman, Mirnawati. (2018). Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi.
Makassar: Aksara Timur.
https://www.google.co.id/books/edition/BAHASA_INDONESIA_UNTUK_PERGUR
UAN_TINGGI/iiurDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=bahasa+indonesia+merupakan&
printsec=frontcover
Martaulina, S.D. (2018). Bahasa Indonesia Terapan. Yogyakarta: Deepublish.
https://www.google.co.id/books/edition/Bahasa_Indonesia_Terapan/fw5SDwAAQB
AJ?hl=id&gbpv=1&dq=bahasa+indonesia+merupakan&pg=PA18&printsec=frontco
ver

41
PROFIL PENULIS

Bila Nurfadillah
Penulis lahir di Bandung pada 09 Mei 2004, penulis merupakan
Anak Ketiga dari tiga bersaudara. Penulis menyelesaikan
pendidikan di Sekolah Dasar (SD) Negeri Sukamanah Bertinkat
pada tahun 2010-2016, kemudian melanjutkan pendidikan di
Sekolah Menengah Pratama (SMP) IT Sukamanah pada tahun
2016-2019, kemudian melanjutkan pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri
(MAN) 2 Kab. Bandung pada tahun 2019-2022. Dan saat ini penulis sedang
menempuh di Universitas Muhammadiyyah Bandung, semester I program studi
Psikologi, Fakultas sosial dan humaniora

Tiara Puan Maharani


Penulis di sukabumi 05 juni 2004. Merupakan anak tunggal.
Penulis berkebangsaan indonesia dan beragama islam. Adapun
riwayat pendidikan penulis, yaitu pada tahun 2010 disekolah
dasar yaitu SDN 1 Pamuruyan dan lulus SDN 1 Pamuruyan pada
tahun 2016. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan sekolah
menengah pertama di SMP Mardi Yuana Cibadak pada tahun 2016 dan lulus pada
tahun 2019. Pada tahun 2019 penulis melanjutkan sekolah menengah atas di
SMAN 1 Cibadak dan lulus tahun 2022. Selanjutnya penulis melanjutkan
pendidikan dengan diterima menjadi mahasiswi di perguruan tinggi Universitas
Muhammadiyah Bandung Fakultas Sosial dan Humaniora studi S1 Psikologi.

42

Anda mungkin juga menyukai