Laporan KP Ceper PDF Free
Laporan KP Ceper PDF Free
BAB I
PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
5
BAB II
PROFIL UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Perusahaan
PT. Aneka Adhilogam Karya adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang pengecoran
logam. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1968 dengan nama Aneka Karya, pada awal mulanya
perusahaan ini merupakan perusahaan perorangan milik Bapak H.M. Husnun H.S. Pada waktu
itu perusahaan Aneka Karya masih industri kecil dan kegiatannya pun hanya meliputi
pengecoran, perdagangan perantara serta usaha-usaha kecil lainnya. Selain itu produksinya masih
berupa wajan, kerekan sumur, kaki mesin jahit dan produk rumah tangga lainnya. Pada masa
perintisan ini seluruh modal perusahaan masih dibiayai oleh Bapak H.M. Husnun H.S. dan masih
menerapkan teknologi pengecoran yang sederhana, yaitu dengan dapur tukik, bahan bakunya pun
masih dipenuhi dari local dan pemasaran hasil produksinya masih sangat sempit.
Pada tanggal 22 Maret 1973 perusahaan ini diubah bentuknya menjadi Perusahaan
Komanditer (CV), dengan Akte Notaris bernomor 50/22/3/1973 dihadapan Notaris R. Sugondo
Notodisuro, SH. Sejak saat itu perusahaan sudah mengkhususkan diri untuk memproduksi
barang-barang berskala besar sesuai dengan permintaan pemesanan, misalnya pipa fitting untuk
saluran air, rem kereta api, penutup saluran air, dan produk berat lainnya. Pada saat itu
perusahaan merasa harus dapat bersaing dengan perusaahn lainnya sehingga CV. ANEKA
KARYA mendapat bimbingan teknis dari MIDC (Metal Industry Develpment Center) ataupun
dari Departemen Perindustrian. Sehingga mulai tahun 1982, proses pengecoran mulai dilakukan
dengan dapur kupola. Sedangkan untuk kebutuhan modal, CV. ANEKA KARYA mendapat
bantuan modal dari Bank Bumi Daya (BBD) Cabang Surakarta.
Untuk mendapatkan kepercayaan dalam mengikuti tender, mendapatkan dan memperkuat
kedudukan perusahaan, maka pada tanggal 23 Desember 1980, perusahaan diubah bentuknya
menjadi Perusahaan Terbatas (PT) dengan Akte Notaris No. 61/23/12/1980, dihadapkan Notaris
Hendrikus Subekti, SH. Sehingga permintaan terus meningkat sehingga perusahaan sulit
mengimbangi. Untuk mengatasi hal tersebut, perusahaan mengambil kebijakan untuk mendirikan
perusahaan baru, maka didirikan PT. ANEKA KARYA Unit II yang diresmikan Dirjen Industri
Kecil Departemen Perindustrian pada tanggal 28 Juni 1986. Sehingga perusahaan terdiri dari PT.
ANEKA KARYA Unit I dan PT. ANEKA KARYA Unit II. Pada pertengahan Juli 1994 nama
perusahaan diubah menjadi PT. ANEKA ADHILOGAM KARYA sampai sekarang.
6
Sejak saat itu proses pengecorannya tidak lagi menggunakan dapur kupola, tetapi menggunakan
dapur induksi frekuensi rendah.
Sampai saat ini PT. ANEKA ADHILOGAM KARYA mempunyai 162 orang karyawan,
yang didalamnya termasuk 25 orang staf kantor. Awal tahun 1996 memproduksi komponen
automotif yang merupakan program nasional dengan produk velg racing dan blok mesin sebagai
ekspansi dengan standar produk ISO 9000 dan mendapatkan penghargaan pemerintah yang
diproduksi pada Unit III.
diproseslebih lanjut melalui metode-metode tertentu, agar dapat menjadi komponen atau alat
perkakas dan konstruksi mesin tertentu, sehingga memenuhi syarat dan standart dalam
pemakaian menurut tuntutan fungsi dan pemakaian.
Pemeliharaan merupakan salah satu fungsi yang penting dalam suatu perusahaan yang sama
pentingnya dengan fungsi-fungsi yang lain seperti proses produksi. Tetapi dalam pelaksanaannya
proses perawatan terhadap alat produksi terkadang kurang memperoleh perhatian yang cukup
dari dalam suatu perusahaan yang bersangkutan.
e. Aspek Ekonomi
Dengan kemudahan tenaga kerja, transportasi, bahan baku maka perusahaan relatif dengan
cepat memperoleh dan memenuhi pesanan dengan biaya produksi dapat ditekan.
A P
B
O
C
D
N
E
F M
G
L
H
I
K
Q
Gambar 2.1 Lay Out PT. ANEKA ADHILOGAM KARYA
Keterangan lay out:
A. Sumber tegangan J. Lokasi mesin bubut bor I
B. Ruang komputer K. Lokasi mesin bubut II
C. Ruang operasional Pengecoran L. Lokasi mesin bor II
D. Dapur induksi M. Lokasi cetakan semen proses
E. Dapur kupola N. Lokasi Cetakan pasir basah
F. Shot blast O. Lokasi tanam cetak tapel
G. Tempat penyimpanan matras P. Lokasi pembongkaran tapel
H. Ruang informasi Q. Kantor
I. Tempat pengelasan
9
Direktur
Utama
Manager
POLA
CETAKAN
INDUKSI
FETLING
MACHINING
FINISHING
Struktur organisasi PT.Aneka Adhilogam Karya tidak jauh beda dengan dengan struktur
organisasi perusahaan lain pada umumnya.Pimpinan tertinggi dipegang oleh dewan komisaris
yang sekaligus menjadi direktur utama. Direktur utama membawahi manager. Manager
membawahi 6 staff departeman , yaitu staff departeman tata usaha dan personalia,staff produksi,
staff umum,staff produksi, staff machining , staff litbang. Untuk dapat menghasilkan kerjasama
efektif satu dengan yang lainnya, dperlukan suatu organisasi, agar aktifitas-aktifitasnya yang ada
dalam perusahaan dapat dijalankan dengan baik dan hubungan antara orang-orang dalam
organisai terjalin dengan baik , maka akan dijelaskan secara singkat tugas dan tanggung jawab
masing-masing bagian sebagai berikut:
b. Tugas Manager
Manager adalah orang yang paling bertanggung jawab terhadap organisasi untuk mencapai
sasarannya. Manager mempunyai tugas dan kewajiban antara lain:
1. Memikirkan dengan matang terlebih dahulu sasaran dan tindakan yang berdasarkan pada
beberapa metode , rencana , atau logika
2. Mengatur dan mengalokasikan pekerjaan, wewenang ,dan sumber daya organisasi,
sehingga sasaran organisasi dapat di capai.
3. Mengarahkan, mempengaruhi, dan memotivasi karyawan untuk melaksanakan tugas yang
penting.
4. Meyakinkan bahwa tindakan yang dilakukan anggota organisasi benar-benar
menggerakkan organisasi kea rah sasaran yang telah dirumuskan.
BAB III
PROSES PRODUKSI
c. Tetes
Berfungsi sebagai bahan pengikat, tetes ini memiliki kekuatan adhesi yang tinggi, tahan
panas, tahan kelembaman, dengan hasil permukaan rata, dapat mengeras diudara, murah
harganya dan mudah didapat, tetes dipakai untuk cetakan semen proses.
d. Thinner
Thinner ini digukan untuk mempercepat proses pengeringan dibandingkan dengan
pengeringan alami yang memakan waktu 2 – 3 hari. Thinner juga dapat digunakan untuk
proses cetakan sistem hilang, untuk menghilangkan inti yang terbuat dari lilin atau gabus.
e. Semen
Berfungsi sebagai bahan pengganti lempung, campuran pasir dan semen akan mengeras pada
temperature kamar dan memiliki kekuatan yang tinggi untuk cetakan. Semen bekerja sebagai
bahan pengeras, semen digunakan pada cetakan semen proses. Semen yang digunakan untuk
membuat cetakan adalah semen gresik. Semen ini distock oleh perusahaan, karena terkadang
terjadi kekurangan suplai semen.
18
f. Tanah
Karena cetakan tanah liat sudah dibuat oleh anak perusahaan, maka PT. Aneka Karya
Adhilogam hanya perlu melakukan pengecoran, pengecoran pada cetakan tanah liat, harus
dibantu dengan penimbunan, karena cetakan itu sendiri tidak akan kuat menahan desakan
dari logam cair, maka dalam pengecoran, cetakan tanah liat ditimbun dengan tanah
penimbun, tanah penimbun sendiri terdiri dari pasir, tanah liat, serbuk gergaji dan sekam.
g. Air
Air digunakan untuk membuat cetakan pasir basah, pada saat pencetakan pasir, kadar air
pada cetakan adalah 3,7% - 4%, setelah cetakan jadi maka cetakan akan didiamkan selama 2
sampai 3 hari, untuk pengeringan yang berdampak cetakan pasir basah maka semakin kuat,
dan juga menghindari reaksi logam cair dengan air (menghindari cacat produksi), setelah 2
sampai 3 hari kadar air dalam cetakan kira-kira tinggal 0,7%.
Bahan baku yang digunakan untuk membuat campuran itu terdiri dari :
a. Besi Bekas
Komposisinya diatur menurut kondisi operasi dan pemilihan susunan bahan baku.
Pengaturan dapat tepat karena menggunakan dapur. Sekarang ini besi bekas tidak
dipergunakan untuk bahan baku lagi, karena dimensinya yang besar menyebabkan waktu
peleburan menjadi lama, hal ini meningkatkan biaya produksi maka dari itu besi bekas tidak
dipakai lagi, kecuali besi bekas dari pabrik sendiri (reject).
19
d. Cil
Cil adalah benda yang diletakkan pada benda cetakan agar pendinginan secara cepat yang
dibagi menjadi tiga macam yaitu cil luar, cetakan dalam, cil dalam. Cil luar dipasang pada
coran yang sangat tebal, atau diisi logam cair yang berfungsi mendinginkan coran pada
bagian luar secara cepat, mencegah segresi dan mencegah kehilangan tahan terhadap tekanan
hidrolis. Cil dalam dipasang pada bis kecil yang jauh dari penambah yang akan dikelilingi
logam dengan tujuan mencegah penyusutan dengan coran. Cil untuk coran besi berfungsi
untuk mencegah rongga penyusutan setempat dan mempercepat proses pembkuan dan
pendinginan pada daerah yang tebal sehingga dapat membeku secara bersamaan, bila
kekurangan cil akan menyebabkan diformasi dan retak juga menimbulkan rongga.
Cetakan yang sudah jadi akan diberi thinner lal dibakar, hal ini dilakukan agar mempercepat
pengeringan dan juga menambahkan kekuatan pada cetakan. Langkah langkah membuat cetakan
ini adalah :
1. Rangka cetakan yang sudah dibersihkan disusun dengan kup yang berada dibawahnya.
2. Inti yang dibuat diletakkan pada telapak inti yang tersedia, ditaburi serbuk karbon yang
berfungsi untuk membentuk permukaan yang bagus, dan juga coran yang dituang tidak
menempel pada dinding cetakan, kemudian rangka kup diletakkan dengan hati-hati di atas
rangka drag.
3. Cetakan diikat agar kuat menahan desakan logam cair yang dituang dalam cetakan, jika
pengikatan sudah selesai maka pengecoran dapat dilakukan.
25
Pembuatan Inti
Campuran pasir untuk inti berbeda dengan campuran untuk membuat cetakan pada PT.
Aneka Adhilogam Karya menggunakan campuran besi yang dapat mengering sendiri
dengan dua cara yang digunakan :
1. Pasir silika dicampur dengan semen dan dengan bahan pengikat tetes tebu. Komposisi
semen yang dipakai adalah 6 – 10%, tetes tebu 4 – 6%, pasir dan bahan adonan
dicampur dengan menggunakan mesin pencampur selama 5 menit. Mencetak dengan
memasukkan adonan kedalam kotak inti disertai pemadatan, cetakan ini mengering
kira-kira 4 – 6 jam. Pada cetakan kecil biasa dibuat inti yang masih berlubang. Untuk
membuat logam biasanya dilakukan dengan memasukkan beton pada inti yang belum
keras.
2. Pembuatan inti dengan menggunakan pengerasan CO2 dengan cara pasir diberi
campuran air kaca (Na silica) sebanyak kurang lebih 8% kemudian dialiri CO2 dengan
tekanan 1 – 1,5 kg/cm selama 5 menit dan pasir tersebut akan mengeras dengan cepat.
Biasanya yang dipakai adalah cara yang pertama, karena cara yang kedua lebih sukar untuk
dilakukan, tetapi jika konsumen meminta cepat, maka cara yang kedua akan ditempuh, karena
cara yang kedua ini dapat menghasilkan cetakan inti dengan cepat, tetapi tentu saja dengan biaya
yang lebih besar.
c. Pembuatan Cetakan Tanah Liat
Pembuatan cetakan tanah liat dibuat di tempat anak perusahaan, tetapi memakai pola
yang dibuat di perusahaan Aneka Adhilogam Karya.
3.2.3 Peleburan
Dalam proses peleburan besi cor biasanya menggunakan dapur induksi sering disebut dapur
listrik dengan frekuensi yang rendah, dalam proses ini agar dicapai hasil coran yang baik maka
perlu membuat besi cor yang baik, dalam hal ini PT. Aneka Adhilogam Karya hanya mau
dipasok bahan baku yang berbentuk scrap atau serpihan, dengan bahan yang berbentuk scrap
maka, peleburan logam akan semakin mudah, dengan demikian akan menghemat energi dan juga
hasil yang diperoleh akan lebih baik. Menuangkan kedalam cetakan dengan cara yang benar,
penuangan besi cor tidak boleh lebih dari 10 menit, karena akan mempengaruhi produk jadinya,
karena suhu lelehan sudah semakin rendah, dan lelehan telah semakin memadat. Apabila setelah
10 menit leburan logam tetap dituangkan ke cetakan, akan diperoleh banyak reject, karena
leburan atau lelehan logam tidak bisa memenuhi semua ruang cetak yang dikehendaki (adanya
rongga udara yang terbentuk), dan juga sifat benda kerja yang diperoleh sudah tidak sekuat yang
diinginkat. Sekarang PT. Aneka Adhilogam Karya sudah menggunakan dapur induksi dengan
frekuensi rendah untuk proses peleburan dimana pengoperasian alat tersebut dengan
menggunakan pencampuran sesuai dengan komposisi.
27
Tanur induksi dibagi menjadi dua jenis yaitu tanur saluran dan tanur krus. Biasanya
menggunakan frekuensi 50 – 60 Hz. Tanur jenis saluran dibagi menjadi dua daerah yaitu daerah
krus dan daerah pemanas. Tanur dibagi menjadi dua jenis menurut letaknya dan jumlah intinya.
Lilitan disekitar inti merupakan lilitan pertama sedangkan logam pada saluran merupakan
saluran kedua.
Tanur jenis ini memakai energi listrik lebih sedikit, harga peralatannya lebih murah dari tanur
krus, tetapi bahan tahan api yang digunakan harus memiliki kualitas yang tinggi dan dalam
penggunaannya perlu menggunakan tenaga ahli. Tanur ini sering digunakan untuk peleburan dan
kontinyu yang logam cair yang dikeluarkan dengan sudut kemiringan yang tinggi.
Tanur ini memiliki kapasitas yang besar karena telah dioperasikan tanur yang memiliki
kapasitas 270 ton dan tanur ini tidak dapat bekerja degan isi logam dingin sehingga pada tanur
masih terapat persediaan logam cair sekitar 20-30% untuk operasi berikutnya. Tetapi PT. Aneka
Adhilogam karya tidak menggunakan tanur jenis ini, karna tanur ini mahal dan juga memerlukan
tenaga ahli untuk menjalankannya, lagi pula produksi PT. Aeka Karya adhilogam tidak sampai
270 ton, bahkan masih jauh dari angkat itu, dan juga kendala listrik. Dimana menggunakan tanur
frekuensi rendah saja terkadang masih kekurangan listrik, apalagi memakai tanur frekuensi
tinggi. Oleh sebab itu maka PT aneka adhilogam karya memilih jnutk memakai tanur krus.
Pada tanur krus, ruangan tanur tempat logam cair berbentuk krus sehingga sering disebut
tanur tak berinti, tanur ini konstruksinya sederhana, batu tahan apinya murah, pembuatan mudah,
efisiensinya lebih rendah dari tanur jenis saluran. Pengisian pada tanur ini mudah karena
memiliki bagian atas yang terbuka lebar, cocok digunakan untuk mencairkan logam mulai dari
temperatur kamar. Kapasitas dari krus adalah 1 ton, yang bisa dimaksimalkan sampai 1,2 ton
28
sedangkan ladle mempunyai kapasitas sebesar 1,2 ton yang dapat dimaksimalkan sampai 1,4 ton.
Ladle dibuat lebih besar daripada krus dengan alasan untk mempermudah penuangan. Pada saat
penuangan jangan sampai logam luber dari ladle (karena berbahaya) jika ladle terlalu penuh
maka pengecoran pun menjadi lebih sulit (kesulitan dari menuang benda cair dalam keadaan
penuh).
Batu tahan api pada tanur ini sangat diperlukan jenis batu tahan api yang dipakai adalah yang
bersifat asam, tahan api tinggi, punya kestablian kimia, isolasi listrik baik, dapat ditumbuk dan
dipadatkan, tidak mudah aus untuk pengeluaran dan pengisian. Jenis batu tahan api yang
digunakan pada tanur krus adalah batu batu silikat. Tebal batu tahan api ini sekitar 8 cm dan
dapat berubah ubah sesuai dengan kapasitas dapur dan suhu sekitar dapur yang diinginkan.
Lilitan pemanas berbentuk kabel yang terbuat dari kawat tembaga berisi isolasi rapat
sehingga tidak menyentuh fluida pendingin, isolasiu terbuat dari mika, porselin, lilitan primernya
adalah koil pemanas sedangkan lilitan sekundernya adalah besi yang dicairkan. Lapisan besi
lunak atau dengan kata lain juk terbuat dari lembaran plat tipis dari besi lunak yang berfungsi
seabgai alat untuk memusatkan fluks magnet dan penahan lilitan. Bodi dapur listrik yang dipakai
terbuat dari plat baja stainless steel, dipakai stainless steel karena memiliki daya tahan panas
yang tinggi.
Pengangkat hidrolis berfungsi seabgai pengangkatan dapur saat pemindahan logam cair dari
dapur ke ladle (untuk memudahkan proses penuangan). Pelapisan tanur jenis krus dengan cara
kering, butir butir tahan api menggunakan asam bonat agar dicapai bentuk yang sinter yang
memiliki permukaan lapisan yang keras, dengan tidak menambahkan air. Tanur induksi sangat
dipengaruhi oleh bahan lapisan yang dipakai. Asam bonat dalam pemakaiannya perlu diatur
sesuai dengan titik logam cair. Jika unsur tambahan digunakan secara berlebihan, maka
meningkatkan kecepatan tumbuh pada daerah sinter yang menyebabkan keretakan karena adanya
pengaruh panas.a gar pelapisan hasilnya baik maka perlu teknik pelapisan yang benar dan ukuran
butir yang seragam
29
Bahan Isi %
Besi kasar 0-12
Sekrap balik 15-30
Sekrap baja 30-70
Serpih garam 0-30
UNESA lainnya 0,5-2
Tabel 3.1 Pebandingan campuran dari bahan peleburan dalam tanur induksi frekuensi rendah
Sumber : PT surdia T., 1976, Teknik pengecoran logam, PT Pradnya Paramita Jakarta, hal 150
Pada saat logam sudah mencair semua, bahan paduan besi dimasukkan, lalu mengambil
sedikit sampel leburan lalu dimasukkan kelubang tester (sistem cek yang menggunakan
komputer), spesifikasi leburan logam akan muncul di layar komputer, jika spesifikasinya belum
sesuai maka logam kimia yang terus dipanaskan dan ditambahkan bahan kimia yang membentuk
sifat dari leburan sesuai dengan yang diinginkan, sambilmengambil kerak yang terbentuk
karenapenambahan bahan kimia tersebut, jika leburan dirasa sudah sesuai dengan yang
diinginkan, sambil mengambil kerak yang terbentuk karena penambahan bahan kimia tersebut,
jika leburan dirasa sudah sesuai yang dikehendaki, maka dimabil lagi sampel dari leburan yang
dimasukkan ke dalam lubang tester, jika spesifikasinya masih belum mencukupi, maka dilakukan
cara yang sama seperti tadi lagi, tetapi jika spesifikasinya sudha sesuai maka arus listrik
dimatikan, lalu leburan dituang kedalam ladle dengan bantuan hidrolis.
Peleburan pertama selesai dan seabgian disisakan ±10% atau sekitar 100 kg logam cair untuk
peleburan berikutnya.
Keuntungan dari dapur listrik antara lain :
1. Mudah dalam mengatur kmoposisi dan temperaturnya
2. Logam yang hilang lebih sedikit
3. Menghemat tenaga kerja.
4. Memungkinkan digunakannya logam dengan mutu rendah sebagai bahan baku.
30
Line Power
pada proses peleburan dengan cara memutar tombol saklar. Degan variasi daya 0-625 kw, daya
yang biasa digunakan adalah 550 kw dengan total daya 865 KVA.
Bahan baku terus ditambahkan sesuai dengan kapasitas dapurnya dan sambil diaduk dengan
batang pengaduk, proses ini akan berlangsung selaam 1,5 jam untuk peleburan pertama
sedangkan untuk selanjutnya membutuhkan waktu kurang lebih sekitar 0,76 jam karena suhu
dapur sudah tinggi, dan juga adanya sisa logam cair yang sengaja disisakan untuk dapat
mempercepat peleburan, sehingga proses peleburan akan menjadi lebih cepat. Setelah logam
mencair, ditunggu sampai logam mencapai suhu 1570º C, hal ini dilakukan agar didapakan sifat
logam yang baik dan juga mempekrirakan pendinginan logam pada saat pengecoran, dengan
suhu 1570º C logam siap dituang ke ladle, setelah dituang ke ladel sesegera mungkin leburan
logam diberi slag yang berguna untuk mengikat terak yang ada pada leburan, mempertahankan
suhu logam pada ladle (Sebagai penutup ladle) sebagai penyaring pada saat penuangan corannya
agar terak atau kotoran tidak ikut tertuang pada saat penuangan.
3.2.4 Inokulasi
Inokulasi merupakan proses penambahan unsur lain kedalam logam cair sebelum
dimasukkan kedalam cetakan, jumlah unsur yangditambahkan antara 0,3% sampai 2% dari
jumlah cairan. Inokulasi menyebabkan distribusi grafit yang merata dalam struktur logam dan
mengubah struktur mekanisnya antara lain meningkatkan kekuatan tarik dan menurunkan
kekerasannya.
Fungsi inokulasi pada besi cor dapat digantikan dengna pembentukan cil dari coran yang
tipis memberi struktur ayng sama. Unsur inokulasi yang biasa dipakai adalah kalsium silikat
dengan kandungan Ca ferrosilikat dan ferromangan dengan kandungan non ferro 50-75%. Cara
pemberian komposisi yang efektif adalah dengna memberi seruk inokulasi ke cairan yang keluar
melalui saluran atau diatas cairan yang jatuh kedalam ladle. Proses inokulasi dilakukan dengan
pada suhu yang tinggi yaitu dia tas 1600º C, dan apabila suhu lebih kecil dari itu maka pengaruh
inokulasinya kecil.
temperatur besi, dan juta untuk memperkuat ladle menahan cairan logam yang sangat panas,
dalam hal ini dilakukan dengna manual walaupun proses peleburan menggunakan dapur induksi,
yang perlu diperhatikan alam proses penuangan adalah :
1. Ladle yang digunakan harus benar benar kering karena kalau tidak kering akan
mengakiabtkan penurunan suhu besi cair secara drastis, hal ini dapat menyebabkan cacatnya
logam yang akan dibentuk.
2. Terak yang terbentuk oleh pemberian slag dia tas coran yang berada di ladle jangan dibuang
karena dapat mempertahankan suhu coran (seabgai penutup ladle) dan juga sebagai filter
pada saat penuangan, karena slag masih dapat mengikat terak yang ada, maupun kotoran
yang ada dalam coran.
3. Harus menjaga temperatur besi coran sehingga hasilnya baik dengan cara menuang coran
selama lamanya maksimal 10 menit, jika lebih dari itu maka coran akan dibuang (didaur
ulang), karena menurut pengalaman, jika penuangan lebih dari 10 menit, maka logam yang
terbentuk akan cenderung cacat
4. Penuangan harus dilakukan dengan cepat dan tepat. Dengan mempertimbangkan berat dan
tebal coran, dapat dibantu dengan alat berupa ember yang diberi pasir tahan panas, dengan
pegangan dari kayu (ladle kecil) dapat dibawa oleh satu orang.
Dari hasil pemeriskaan sambungan pipa dilakukan pemeriksaan secara visual dan produk
dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu :
1. Hasil cor tidak dapat dipakai bila memiliki prosenase bias yang kecil
2. Hasil cor harus diperbaiki kualitasnya
3. Hasil cor yang baik bila tidak perlu perbaikan lagi
Cacat ada brebagai macam seperti retak, sumbat dinding, porositas, lubang. Cacat retak
terjadi karena proses penggrafitan yang berlebihan, sehingga material menajdi getas dengan
kekerasan yang tinggi. Penggrafitan yang berlebihan ini disebabkan karena adanya usnur sulfur
yang berlebihan pada cor kelabu. Cara mengatasinya dengan menggunakan mangan yang cukup
untuk mengikat unsur sulfida menjadi senyawa mangan sulfida. Akibat dari penambahan mangan
ini besi menajdi perlit dan kekutan besi cor kelabu meningkat.
Cacat lubang disebabkan oleh temperatuir pembekuan ayng tidak merata, ada daerah yang
mudah membeku dan menyebabkan lubang pada produk coran. Yang perlu diperhatikan adalah
adanya penurunan temperatur logam cair pada saat pindah dari tungku ke ladel tidak boleh
terlalu ebsar, sehingga temperatur masih merata. Sistem saluran harus tepat sehingga dapat
membekui linear, dengan daerah yang paling jauh membeku terlebih dahulu sedangkan daerah
yang dekat dengan saluran membeku terakhir.
Cacat porositas terjadi karena cetakan kurang permeable. Dicegah dengan mempercepat
proses penuangan dan sistem salutan yang disempurnakan, sehingga cacat dapat dicegah.
Pada PT Aneka Adhilogam Karya ini cara yang sering digunakan adalah pemeriksaan
ketukan dengan cara ini paling mudah mengetahui produk cacatnya. Dengan mengetahui suara
yang dihasilkan dari ketukan terhadap logam bila kurang nyaring maka produk itu hasilnya
kurang bagus tapi bila suaranya nyaring maka kualitas logam itu baik. Dengan cara itu maka
dapat diketahui produk cacat dan yang tidak cacat
34
Untuk memperbaiki saluran pipa air cukup dengan lapisan semen pada lapisan pipa yang
akan menutup rongga cacat sekaligus sebagai perlindungan terhadap korosi.
Pemotongan saluran turun, penambah, pengali, dan saluran masuk dilakukan dengan
pemukulan, penggergajian, las busur listrik, pada produk yang kecil biasanya rontok pada
saat pembongkaran cetakan. Pemotongan saluran untuk produk dengan ukuran kecil dengan
menggunakan tangan sedangkan untuk ukuran besar dengan menggunakan las busur listrik
2. Penggergajian permukaan
Penggergajian ini dilakukan agar diperoleh permukaan yang sesuai dengan standart yang
telah ditetapkan. Pemotongan sirip sisa saluran dilakukan dengan gerinda. Untuk sirip yang
terjadi karena cacat seperti ekor tikus juga dilakukan dengan penggerindaan.
3. Pengepasan diameter
Pengepasan diameter dilakukan dengan menggunakan ketepatan ukuran yang sesuai dengan
permintaan konsumen. Agar menjamin mutu produk yang tidak boros dan dapat sesuai
dengan fungsinya. Pengepasan diameter dalam dengan menggunakan mesin bubut,
sedangkan untuk lubang pengikat dilakukan dengan menggunakan mesin bor.
37
BAB IV
DAPUR INDUKSI
Dalam industri pengecoran logam peran dapur sangat penting yaitu digunakan sebagai
pelebur besi sebelum dituang kedalam cetakan. Dapur uang digunakan di PT. Aneka Adhilogam
Karya adalah dapur listrik induksi frekuensi rendah jenis krus. Sebelum memakai dapur listrik ini
digunakan jenis dapur kupola, tetapi dengan adanya tuntutan pasar yang mengedepankan kualitas
maka dapur kupola diganti dengan dapur listrik induksi frekuensi rendah jenis krus.
Keuntungan yang dimiliki dapur induksi frekuensi rendah, yaitu :
a. Mudah mengontrol komposisi dan temperatur.
b. Kehilangan logam relatif sedikit.
c. Memungkinkan pemakaian logam sebagai bahan baku dengan mutu rendah.
d. Bebas kontaminasi bahan bakar, sehingga hasilnya cukup bersih.
e. Coran sedikit terkontaminasi dengan unsur lain.
f. Mudah dalam mengoperasikan
g. Sirkulasi logam ini mempercepat reaksi kimia sehingga dimungkinkan diperoleh logam yang
homogen.
h. Mengurangi jumlah pekerja.
Sedangkan dapur ini juga memiliki beberapa kelemahan dan kekurangan, seperti :
a. Instalasi mahal.
b. Daya listrik yang dibutuhkan besar sehingga biaya operasi mahal.
Dapur induksi frekuensi rendah yang dipakai PT. Aneka Adhilogam Karya dibuat di australia
dengan nama INDUCTOTHERM, hal ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1968 yang
disebut dengan VIP (Variable Induction Power). Induksi VIP ini dibuat untuk mengatur sumber
tenaga yang diberikan secara otomatis untuk peleburannya, operator hanya menekan saklar “ ON
” dan menyesuaikan daya yang dibutuhkan. Setelah itu secara otomatis sirkuit akan mengambil
alih pengoperasian mulai dari pemasukan bahan baku pada proses peleburannya.
38
Peleburan sistem Inductotherm mampu beroperasi mulai dari 60, 100, 200, 500, 1000, 3000,
5000 dan 10000 Hz dan dapat membangkitkan daya sebesar 7,5 kW sampai 4000 kW baik untuk
instalasi dapur tunggal atau lebih.
Bagian-bagian dari dapur induksi frekuensi rendah dan fungsinya beserta penjelasannya
adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1. Bahan tahan api untuk dapur induksi frekuensi rendah
Tabel 4.2. Komposisi kimia dan analisa ayak dari silika untuk pemasangan bahan tahan api
Sedangkan produksi dari lilitan pada coil pemanas ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
a. Lilitan coil pemanas bagian atas ( gambar 2.5 nomor 1 )
b. Lilitan coil pemanas bagian bawah ( gambar 2.5 nomor 2 )
Lilitan dibuat demikian karena menurut konstruksi tersebut proses pendinginan lebih baik
sehingga diharapkan isolator dari coil pemanas tidak lekas terbakar sehingga dapur tersebut lebih
awet.
42
Gambar 4.6 Hubungan lilitan pemanas dari busbar dan detail lilitan
pemanas
4.1.6 Cabinet
Cabinet ini berupa lemari besi yang ditutup rapat, dan didalamnya terdapat pusat
pengendalian dapur listrik.
Pengendalian ini berupa :
a. Pengendalian tegangan antara 0 – 2400 volt
Biasanya tegangan yang dicapai pada proses peleburan ini mencapai 600 volt.
b. Pengendalian frekuensi
Pengendalian frekuensi berguna untuk mengendalikan frekuensi normal listrik antara
50 – 60 Hz ditingkatkan menjadi 0 – 800 Hz dan biasa dipakai sekitar 600 Hz.
c. Pengendalian daya listrik
Biasanya daya yang digunakan antara 0 – 625 kw.
Pengendalian ini dengan cara menyetel saklar dengan memutar untuk menaikkan dan
menurunkan daya.
d. Pengendalian air pendingin
Air pendingin yang akan masuk dan keluar dari dapur listrik harus dikendalikan, juga
termasuk pengendalian dari debit air aliran masuk ke dapur listrik. Didalam cabinet ini
terdapat suatu alat untuk mengeluarkan panas air pendingin yaitu heat exchanger.
: 3 phase 50 Hz
diketahui apakah besi cair telah memenuhi persyaratan atau belum. Contoh komposisi bahan
baku, misalnya akan membuat bahan coran Fe 25 maka komposisinya yaitu :
Bahan Perbandingan
Besi Kasar 0 – 20
Skap Balik 25 – 30
Skrap Baja 30 -70
Serpihan 0 -30
dengan mangan ( Mn ) dan sebaliknya, untuk bahan fosfat ( P ) dapat dinetralkan dengan
inoculler untuk ductility.
4.3.2 Pengoprasian
Sedangkan cara pengoprasian adalah sebagai berikut :
1. Menyalakan air pendingin.
2. Memeriksa lining, koil dan bagian lain yang perlu dan jika seluruhnya telah siap dapat
memasukkan bahan baku ke dapur.
3. Memilih saklar dapur yang akan digunakan jika dapur berjumlah lebih dari satu unit.
4. Menghidupkan control isolator.
5. Menghidupkan circuit breaker.
6. Menekan tombol merah untuk menghidupkan AC, kemudian menekan tombol start / reset.
48
7. Menekan tombol reset beberapa saat sehingga lampu-lampu indicator menyala kemudian
lepaskan sehingga lampu mati. Jika terdapat lampu yang masih menyala maka terjadi
kegagalan pengoperasian.
8. Mengatur tombol pengendali tenaga kemudian mereset kembali untuk mengetahui kesiapan
dari dapur. Jika telah siap maka tombol hijau akan menyala dan kemudian ditekan kembali.
9. Jika tenaga dibutuhkan kurang dapat menyesuaikan diri.
10. Pemanasan awal dapur hendaknya secara bertahap pada saat 20 – 50 – 90 dan seterusnya.
Fungsi pemanasan ini agar tidak terjadi kejutan suhu.
4.3.5 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian dapur induksi frekuensi
rendah
1. Hanya menggunakan bahan baku yang kering.
2. Memeriksa kemasan atau kepakan dari terjebaknya air atau udara lembab.
3. Menghindari penambahan dari benda-benda yang tertutup dalam peti ( botol minuman ringan
atau kaleng ) karena dapat menjebak cairan yang terjebak di dalamnya. Cairan ini mudah
menguap sehingga dapat menyebabkan ledakan.
4. Memeriksa sekeliling dapur jika terdapat genangan air yang dapat masuk kedapur karena hal
ini sangat membahayakan serta membersihkan puing-puing yang berada disekeliling dapur.
5. Membuka katup air haruslah perlahan-lahan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari
tekanan yang tiba-tiba pada koil.
6. Pemberian pengeluaran slag haruslah diatur karena slag dapat mengakibatkan panas yang
tinggi pada bagian bawah dapur ini akan memperpendek usia dapur.
7. Urutan pemasukan haruslah diperhatikan secara teliti.
8. Menggunakan alat-alat pelindung diri yang telah direkomendasikan oleh sistem ini.
9. Menjaga pendinginan air pada suhu 25 – 35 º C dan tekanan pada 40 psi (2,8 bar) yang
ditunjukan pada panel.
10. Selama peleburan diusahakan untuk selalu mengaduk cairan logam agar peleburan merata.
Disini perlu adanya kehati-hatian karena ditakutkan cairan akan dapat keluar dengan tiba-
tiba.
50
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dalam pembuatan suatu produk dengan proses pengecoran diperlukan pengetahuan dasar
tentang pemilihan dapur yang dipakai, karena sangat berpengaruh terhadap kualitas produk yang
dihasilkan dan juga biaya produksi.
Keuntungan dari proses produksi dengan peleburan menggunakan dapur induksi adalah:
1. Dapat memproduksi barang dengan jumlah besar.
2. Pengecoran bisa memproduksi baik benda kecil maupun besar.
3. Hasil coran halus.
4. Dengan menggunakan dapur induksi suhu mencapai ± 1600º C
Keuntungan diatas menyebabkan banyak proses peleburan logam menggunakan dapur induksi.
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Perusahaan:
a. Mengharapkan keharmonisan yang sudah terjalin dengan baik lebih ditingkatkan lagi dari
pihak perusahaan maupun instansi yang terkait tetap dipertahankan, untuk masa-masa yang
akan datang, guna pengembangan lebih lanjut dalan dunia pendidikan, khususnya bidang
teknologi baik secara teoritis maupun praktiknya.
b. Disiplin dan mematuhi undang-undang keselamatan kerja adalah modal pokok untuk
keselamatan kerja dan meningkatkan produktifitas kerja.
c. Penggantian dan pemeliharaan mesin-mesin Produksi ada baiknya diperhatikan untuk
meningkatkan efisiensi kerjanya.
d. Dalam rangka ikut serta berpartisipasi dalam meningkatkan kemampuan lulusan dari
perguruan tinggi dengan kemampuan ilmu keteknikan dan kualitas kerja yang baik, maka
diharapkan pihak industri dapat lebih memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk
menuntut ilmu di perusahaan tersebut.
e. Diharapkan industri dapat lebih meningkatkan peran sertanya dengan memberikan
bimbingan serius kepada mahasiswa, sehingga mahasiswa akan benar-benar dapat menyerap
pengalaman di dunia kerja.
52
f. Dibutuhkannya peningkatan sistem keamanan bagi operator agar dapat mengurangi resiko
kecelakaan pada karyawan.
5.3 Rekomendasi
Bagi perusahaan agar tetap menjaga kualitas produksi dan bila memungkinkan untuk
meningkatkan kualitas produksinya agar kepercayaan pelanggan senantiasa tercapai. Dan juga
lebih mengutamakan K3 agar tidak terjadi hal-hal yang kurang diinginkan.
Alangkah baiknya bagi perusahaan apabila menyediakan topik-topik khusus bagi para
praktikan yang melakukan kerja praktek. Terutama mengenai masalah yang terjadi pada
perusahaan, sehingga nantinya output yang dihasilkan praktikan dapat menjadikan cerminan
problem solving yang ada.
53
DAFTAR PUSTAKA
Chijiwa Kenji, 1976, Teknik Pengecoran Logam, alih bahasa Tata Surdia, Pradnya Paramita,
Edisi kedua, Jakarta.
George Love, Teori dan Praktek Kerja Logam, Erlangga.
Alaan B. Drapper, Benjamin W Niebel, Richard A Wysk, Modern Manufacturing Process
Enginering, Mc. Graw Hill, 1989.
--------------, Instruction Manual Prepared For PT. Aneka Adhilogam Karya, Inductotherms
( melting ), PTY LTD Australia, 1994.