Anda di halaman 1dari 2

HUBUNGAN FAKTOR PENCETUS RHINITIS ALERGI PADA

DERMATOPHAGOIDES PTERONYSSINUS DENGAN


DERAJAT KEPARAHAN RHINITIS ALERGI
BERDASARKAN ARIA WHO PADA MAHASISWA/I FK
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

USULAN PENELITIAN SKRIPSI


Diajukan ke Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas
Malikussaleh
sebagai pemenuhan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran

Oleh
FARIANTI ZUHRA
200610030

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
MARET 2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rhinitis alergi (RA) yaitu suatu kondisi yang melibatkan reaksi antara
antibodi immunoglobulin E (IgE) terhadap allergen yang dihirup dan juga
menjadi salah satu kondisi kronis paling umum di dunia. Gejala yang dapat
timbul akibat rhinitis alergi, ditandai dengan bensin, hidung yang tersumbat,
hidung gatal dan rinore (nasal discharge), bahkan mata terasa gatal. Rhinitis
alergi menyebabkan penurunan kualitas hidup, memengaruhi kehidupan
sosial, sekolah, bahkan pekerjaan. Asma dan konjungtivitis tidak jarang pula
terjadi bersamaan dengan rhinitis alergi.
Berdasarkan studi epidemiologi, rhinitis alergi paling umum terjadi di
negara dengan tingkat berpenghasilan tinggi dibandingkan dengan negara
berpenghasilan rendah dan menengah dengan prevalensi mencapai 50%.
Sedangkan di Indonesia, prevalensi rhinitis alergi berkisar antara 10-20% dan
cenderung akan mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Salah satu faktor etiologi rhinitis alergi dapat dipicu karena paparan
beberapa jenis allergen dimana komponen yang terdapat pada udara dihirup
oleh penderita (aeroallergen/alergeninhalan). Beberapa jenis allergen tersebut
dapat berupa debu rumah, tungau debu rumah, bulu hewan, serbuk sari, dan
lain sebagainya.
Tungau debu rumah misalnya, yang terdapat pada debu rumah. Tungau
debu rumah dapat ditemukan dimana-mana contohnya di sofa, karpet, tempat
tidur, bantal, dan perabotan rumah tangga lainnya yang berada dengan
kelembabapan tinggi >60%.
Zahara menyatakan bahwa Indonesia merupakan negara tropis yang
memiliki suhu dengan rata-rata 25-30°C serta dengan kelembaban sekitar 70-
90%, sehingga kondisi tersebut sangat cocok untuk memicu pertumbuhan dan
perkembangan tungau debu rumah menjadi lebih cepat (Zahara, 2015).

Anda mungkin juga menyukai