Sanksi-sanksi merupakan bagian penutup yang penting di dalam hukum, juga dalam hukum administrasi. Pada umumnya tidak ada gunanya memasukkan kewajiban atau larangan-larangan bagi para warga di dalam peraturan perundangundangan tata usaha negara, manakala aturan-aturan tingkah laku itu tidak dapat dipaksakan oleh tata usaha negara. Bagi pembuat peraturan, penting untuk tidak hanya melarang tindakan-tindakan yang tanpa disertai izin, tetapi juga terhadap tindakan-tindakan yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang dapat dikaitkan pada suatu izin, termasuk sanksi-sanksi hukum administrasi yang khas, antara lain : a. Bestuursdwang (paksaan pemerintah) b. Penarikan kembali keputusan (ketetapan) yang menguntungkan (izin, pembayaran, subsidi) c. Pengenaan denda administratif d. Pengenaan uang paksa oleh pemerintah (dwangsom) Bestuursdwang dapat diuraikan sebagai tindakan-tindakan yang nyata dari penguasa guna mengakhiri suatu keadaan yang dilarang oleh suatu kaidah hukum administrasi atau melakukan apa yang seharusnya ditinggalkan oleh para warga karena bertentangan dengan undang-undang. Sanksi-sanksi lainnya lebih berperan secara tidak langsung. Pengenaan denda administratif menyerupai penggunaan suatu sanksi pidana. Bagi pengenaan denda administratif dan uang paksa, mutlak harus atas dasar peraturan perundang-undangan yang tegas. Pelaksanaan suatu sanksi pemerintah berlaku sebagai suatu keputusan yang memberi beban. Perbedaan antara sanksi administrasi dan sanksi pidana dapat dilihat dari tujuan pengenaan sanksi itu sendiri. Sanksi administrasi ditujukan untuk perbuatan pelanggarannya, Sedangkan sanksi pidana ditujukan kepada si pelanggar atau pelaku dengan memberi hukuman - Pengawasan dan Pengusutan Pengawasan di dalam praktik merupakan syarat dimungkinkannya pengenaan sanksi, sekaligus mendukung penegakan hukum. Masyarakat dapat melihat bahwa penguasa dengan sungguh- sungguh menegakkan peraturan perundang-undangan. Kebanyakan peraturan perundang-undangan negeri Belanda, memberikan pegawai pengawas/pegawai pengusut satu atau lebih kewenangan, yaitu: a. Kewenangan memasuki setiap tempat, kecuali rumah-rumah kediaman b. Kewenangan memasuki rumah-rumah kediaman dalam keadaan-keadaan luar biasa dengan suatu kuasa khusus c. Kewenangan menghentikan kendaraan dan memeriksa muatannya d. Kewenangan memeriksa barang-barang dagangan dan mengambil contohcontoh e. Kewenangan memeriksa buku-buku dan surat-surat arsip f. Kewenangan untuk meminta keterangan dan bantuan