sangat sering terjadi kecelakaan pada industri pertambangan. Dalam satu hari, area ini akan dilalui oleh
unit produksi dan unit pendukung lainnya sebanyak ribuan kali bahkan lebih.
Selain karena tingginya lalu lintas di area timbunan, hal yang membahayakan lainnya adalah tingginya
jenjang tebing timbunan/disposal, material lepas, longsor karena kestabilan yang kurang, dan kurangnya
penerangan pada malam hari.
Beberapa kecelakaan fatal (menyebabkan kematian) juga sering terjadi di area timbunan yang
dikarenakan terperosoknya unit saat membuang muatan di tepi timbunan, longsor yang diakibatkan
patahnya timbunan, menumpahkan muatan (dumping) di atas air/lumpur, dan tabrakan antar unit saat
manuver.
Hal yang perlu diingat bahwa material di area disposal adalah material lepas, lapisan timbunan relatif
tebal, dan sudah tidak ada lagi sudut kemiringan perlapisan seperti material asal (original). Akibatnya
pada tepi (crest) timbunan akan tidak stabil. Selain itu juga tanggul pada tepi timbunan (windrow) dibuat
dalam bentuk yang tipis, dan bahkan kadang tidak diberi tanggul pengaman (windrow). Oleh karena itu
pengoperasian unit truk produksi harus sangat berhati-hati di area timbunan.
Selain itu, hal penting yang perlu diingat adalah hampir 2/3 dari muatan pada truk akan berada pada
bagian belakang unit. Unit dengan kapasitas muatan 100 - 200 ton, maka 2/3 dari muatan akan berada
pada bagian belakang unit. ini yang akan menjadi beban pada tepi timbunan saat unit manuver mundur
ke tepi timbunan.
Untuk mengurangi potensi risiko pada area disposal atau timbunan, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan untuk keselamatan di area timbunan, yaitu:
Tanggul harus berfungsi sebagai acuan bagi operator unit dari tepi timbunan, dan mampu menahan unit
agar tidak terperosok ke tepi timbunan.
Beri tanda-tanda dengan rambu atau barikade untuk menghindari unit terperosok atau menambah
beban pada timbunan yang terdapat retakan, serta perbaiki dengan secara hati-hati dengan
menggunakan bulldozer.
Prinsip kerja dengan manuver searah jarum jam di area timbunan juga sangat baik, hal ini akan
membuat operator unit mudah dalam mengamati area timbunan.
3. Jangan pernah membuang muatan pada area yang di bawahnya telah digali
Pada kondisi tertentu, kebutuhan material bagus diambil di area timbunan untuk perlapisan jalan
tambang. Proses undercut (potong dari bawah) biasanya yang sering dilakukan pada kegiatan ini, hal ini
menyebabkan ketidakstabilan pada area timbunan.
Praktik dumping material di area timbunan sering dilakukan dengan double bench (satu dumping dari
atas, dan ada unit lain dumping pada dasar timbunan). praktik seperti ini sangat membahayakan bagi
operator unit, karena dapat berpotensi tertimpa material buangan dari unit yang ada di bagian atas,
ataupun terkena longsoran dari atas karena ketidakstabilan akibat beban mekanis.
Jika dengan alasan tertentu ada ketidakpastian keselamatan pada area timbunan, lakukan beberapa hal-
hal berikut:
Membuang muatan jauh dari tepi (crest) merupakan alternatif jika ada potensi bahaya ketidakstabilan
pada tepi timbunan, cara ini memang akan membutuhkan peralatan pendukung (support) lainnya
seperti dozer untuk mendorong material ke tepi timbuanan.
Alternatif lain yang dapat dilakukan adalah dengan membuang muatan pada area dasar timbunan (base
disposal) pada sisi yang lain, hal ini untuk mengurangi potensi bahaya terperosoknya unit karena
ketidakstabilan bagian atas timbunan.
3. Dumping terpisah
dumping terpisah yang dimaksud adala ketika ada kegiatan undercut pada pengambilan material dari
bawah untuk kebutuhan pelapisan material. mambuang material pada sisi yang lain adalah alternatif
terbaik agar tidak terjadi kecelakaan.