(WORKPLACE DIVERSITY)
DOSEN PENGAMPU :
DISUSUN OLEH :
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan
kesempatan pada saya untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
keanekaragaman tempat kerja ini tepat waktu.
Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan saya terima demi kepaduan dan
kesempurnaan makalah ini.
Muh. Alim
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Umur
Dalam hal persepsi, karyawan senior dilihat secara positif memiliki
pengalaman, keputusan, etika kerja, dan komitmen terhadap kualitas.
Namun karyawan senior juga dipandang kurang fleksibel dan sulit
menerima teknologi baru. Kecenderungan untuk keluar menurun
berbanding lurus dengan bertambahnya umur. Karyawan senior cenderung
memiliki alternatif pekerjaan yang sedikit. Dalam hal ketidakhadiran,
cenderung rendah pada karyawan senior dibanding karyawan baru.
Karyawan senior memiliki kepuasan kerja dan hubungan kerja yang baik.
Pada karyawan profesional kepuasan kerja meningkat berbanding lurus
dengan umur. Namun pada karyawan non profesional, kepuasan menurun
pada umur pertengahan dan meningkat lagi pada umur kemudian.
Jenis Kelamin
Wanita cenderung lebih mudah sepakat dan patuh pada otoritas,
sementara laki-laki lebih agresif dan lebih condong memiliki ekspektasi
untuk sukses. Dalam hal persepsi, wanita yang sukses dalam area
Difabel
Kaum difabel adalah seseorang yang memiliki keterbatasan fisik
atau mental yang membatasi satu atau lebih aktivitas hidup utama. Dalam
situasi kerja, karyawan difabel mendapat evaluasi kinerja cenderung lebih
tinggi, namun ekspektasi kerja terhadap mereka cenderung lebih rendah.
Karyawan difabel lebih jarang untuk direkrut, mereka mendapat rating
employability yang lebih rendah. Kolega cenderung enggan bekerja
dengan individu dengan difabel mampu belajar, meski tidak ada efeknya
terhadap rating kinerja dan ekspektasi.
Agama
Agama dapat melarang atau mendorong perilaku kerja tertentu.
Individu yang beragama mungkin percaya bahwa mereka memiliki
kewajiban untuk mengekspresikan keyakinan mereka di tempat kerja yang
membuat rasa tidak nyaman bagi mereka yang mungkin tidak seagama.
Agama dapat menghasilkan persepsi dan perasaan yang negatif. Dalam
Kepribadian (Personality)
Kepribadian merupakan keseluruhan kombinasi karakteristik yang
menangkap sifat unik dari seseorang saat orang tersebut berinteraksi dan
bereaksi dengan orang lain. Kepribadian ditentukan oleh dua faktor, yaitu
hereditas dan lingkungan. Hereditas adalah faktor yang bawaan dari lahir
dan membatasi sejauh mana kepribadian kita dapat dikembangkan. Faktor
lingkungan mencakup aspek budaya, sosial, dan situasi. Aspek sosial
seperti kehidupan keluarga, agama, dan grup pergaulan, aspek situasi
penentu dalam membatasi dan mewujudkan karakteristik individu.
Nilai-nilai (Values)
Preferensi umum individu terhadap cara bertindak dan hasil yang
dianggap layak dan pantas. Nilai menjadi penentu rasa terhadap apa yang
benar dan salah, atau apa yang seharusnya dilakukan. Nilai terbentuk
sebagai hasil pembelajaran dan pengalaman yang dialami seseorang, dari
berbagai sumber pada situasi kultural tempat tinggalnya.
Manfaat Strategis
Organisasi juga mendapatkan manfaat secara strategis dari tenaga
kerja yang beragam. Kita harus melihat pengelolaan keanekaragaman di
tempat kerja sebagai kunci untuk penggalian bakat, kinerja, pangsa pasar,
dan pemasok terbaik dari negara yang beragam. Salah satu manfaat
strategis yang penting adalah dengan tenaga kerja yang beragam. Tempat
kerja atau organisasi dapat lebih mengantisipasi dan merespon perubahan
kebutuhan konsumen.
Beragamnya karyawan akan membawa sudut pandang dan
pendekatan yang beragam pula untuk membuka kesempatan yang dapat
memperbaiki cara organisasi menawarkan jasa dan produknya untuk
konsumen yang beragam. Misalnya, dengan meningkatnya populasi orang-
orang Hispanik, maka upaya suatu organisasi untuk memasarkan produk
dan jasa untuk kelompok tersebut juga meningkat. Organisasi telah
Prasangka Pribadi
Perokok, ibu yang bekerja, dan pemain sepak bola. Apa kesan
pertama yang datang ke pikiran ketika membaca kata-kata tersebut?
Berdasarkan latar belakang dan pengalaman, kita mungkin memiliki ide-
ide dan hal-hal spesifik, bahkan mungkin sampai ke titik dimana kita
berpikir bahwa semua perokok atau semua ibu yang bekerja memiliki
karakteristik yang sama. Karyawan dapat membawa ide-ide tersebut
terhadap kelompok orang-orang tertentu ke tempat kerja. Ide tersebut
dapat menyebabkan prasangka, diskriminasi, dan stereotipe, yang
semuanya membentuk dan mempengaruhi bias pribadi kita.
Bias adalah istilah yang menggambarkan kecenderungan atau
preferensi terhadap perspektif tertentu atau ideologi. Ini umumnya dilihat
sebagai perspektif "satu sisi". Bias pribadi kita menyebabkan kita memiliki
pendapat yang terbentuk sebelumnya tentang orang atau benda. Pendapat
prasangka tersebut dapat membuat segala macam keputusan dan sikap
tidak akurat. Mari kita lihat bagaimana bias pribadi kita mempengaruhi
cara kita melihat dan merespon keanekaragaman. Salah satu hasil dari bias
pribadi kita bisa menjadi prasangka, yakni keyakinan yang terbentuk
sebelumnya, pendapat, atau penilaian terhadap seseorang atau sekelompok
orang. Prasangka kita dapat didasarkan pada semua jenis keanekaragaman
yang kita bahas: ras, jenis kelamin, etnis, usia, kecacatan, agama, orientasi
seksual, atau bahkan karakteristik pribadi lainnya.
Faktor utama dalam prasangka adalah stereotip, yang menilai
seseorang berdasarkan persepsi seseorang tentang sebuah kelompok
dimana orang itu tergabung didalamnya. Misalnya, "orang-orang yang
menikah adalah karyawan lebih stabil daripada orang-orang single"
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
https://www.academia.edu/9839048/Materi_3_Manajemen_dalam_Keberagaman
_Diversity
https://econsydia.wordpress.com/perilaku-organisasi/chapter-2-keragaman-
tenaga-kerja/
https://www.jobstreet.co.id/id/cms/employer/keberagaman-di-tempat-kerja-di-
asia-dan-alasan-pentingnya-keberagaman-tersebut/