Mitos: sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa mengikat jempol kaki dapat
mengatasi anyang-anyangan tersebut merupakan mitos belaka, namun cara ini terbilang
ampuh karena dibagian kaki ada banyak sel-sel syaraf yang mengarah ke saluran kemih
tersebut, cara kerjanya kurang lebih sama dengan teknik akupuntur yang sudah dikenal luas.
Sayangnya, teknik tersebut hanya meringankan gejala dari anyang-anyangan saja tapi tidak
bisa menyembuhkannya secara keseluruhan sehingga kemungkinan bagi kita untuk kembali
menderita anyang-anyangan. Pengobatan dengan mengikat jempol kaki sebenarnya hanya
berlaku untuk anyang-anyangan yang terjadi karena kandung kemih sedang tidak normal
seperti kurang minum atau habis melakukan aktivitas berat sehingga kecapekan. Mengikat
jempol kaki dengan karet dapat megurangi frekuensi buang air kecil pada penderita anyang-
anyangen. Jika memang benar dapat mengurangi frekuensi buang air, tapi ini tidak dapat
mengatasi anyang-anyangan itu sendiri. Yang ada, justru membuat bakteri tersebut
menumpuk dikandung kemih. Dengan mengikat jempol kaki justru akan akan membiru
bahkan bisa menyebabkan kematian jaringan.
Fakta: Secara medis, tidak ada keterkaitan antara mengikat jempol kaki dengan mengatasi
anyang-anyangen.
Pengertian
Penyebab
Anyang-anyangen atau disuria ini bisa disebabkan oleh banyak hal. Beberapa penyebab
yang paling umum terjadi adalah karena infeksi kandung kemih (cystitis), infeksi ginjal
(pielonefritis), pembengkakan atau peradangan pada uretra (uretritis), dan infeksi prostat
(prostatitis). Disuria juga bisa menjadi penanda keluhan penyakit menular seksual. Selain
penyebab diatas, beberapa hal berikut ini juga bisa memicu terjadinya disuria atau anyang-
anyangen:
a. Bakteri E.coli.
Bakteri E.coli yang sampai masuk ke saluran kemih ini akan menyebabkna anyang-
anyangen.
b. Batu (gumpalan mineral keras) pada kandung kemih. Batu ini terbentuk karena buang air
kecil yang tidak tuntas sehingga urine yang tertinggal menggumpal dan membentuk
kritas mineral.
c. Kebiasaan cebok yang salah.
Usai buang air, bila terbiasa membilas dari arah belakang ke depan, maka inipun juga
bisa menjadi penyebab anyang-anyangan. Cara membilas organ kewanitaan seperti ini
bisa membuat bakteri E.coli dari anus masuk kedalam, dan bila mencapai saluran
kencing, maka itu dapat menginfeksi kandung kemih.
d. Umumnya terjadi karena cedera saat berhubungan intim atau setelah pemasangan kateter.
Pasien yang menggunakan alat bantu kateter cenderung mengalami anyang-anyangan
karena alat yang terpasang bisa menjadi jembatan bakteri untuk masih kekandung kemih.
e. Perubahan anatomi pada area saluran kemih, missal karena pembesaran prostat atau
penyempitan saluran kencing.
Membesarnya prostat dapat menekan saluran kencing sehingga urine tertahan dalam
kandung kemih. Kondisi ini akan meningkatkan resiko tumbuhnya bakteri dalam
kandung kemih lantaran urine yang tak kunjung dikeluarkan dengan tuntas.
f. Tumbuh jaringan yang tidak normal di area organ intim yang membuat nyeri ketika urin
menyentuh jaringan abnormal.
g. Melemahnya otot dasar panggul atau kelainan neurologis lain.
Kelainan pada saluran kemih yang terbawa sejak lahir mungkin akan membuat seseorang
tidak bisa mengeluarkan urine dengan normal. Urine yang dikeluarkan akan kembali ke
kandung kemih. Jika kondisi ini dibiarkan maka sangat beresiko terkena infeksi saluran
kencing penyebab anyang-anyangan.
h. Factor hormonal. Efek dari pasca menopause dan menopause yang membuat vagina
terasa kering.
i. Peradangan pada vagina yang disebabkan oleh bakteri, jamur, parasit, atau virus lainnya
yang akan menyebabkan gatal, perih, serta infeksi.
j. Penggunaan produk pembersih.
Kebanyakan produk pembersih kewanitaan mengandung bahan kimia berbahaya tau
wewangian yang dapat meningkatkan resiko infeksi. Oleh sebab itu, kurangi
penggunaannya. Ada baiknya jika menggunakan rebusan daun sirih alami bila ingin
membersihkan organ keintima.
Gejala dan Ciri-Ciri Anyang-Anyangen
a. Jenis kelamin.
Anyang-anyangen pada wanita lebih sering terjadi ketimbang pada pria. Mengapa wanita?
Karena wanita memiliki uretra yang lebih pendek dibanding pria. Sehingga, wanita lebih
rentan mengalami infeksi pada saluran kemih. Sedangkan pada wanita hamil, disuria dapat
terjadi karena kandung kemih tertekan oleh janin yang semakin membesar. Terlebih bila
disebabkan oleh infeksi saluran kemih, maka perjalanan bakteri ke arah kandung kemih
yang lebih pendek membuat wanita lebih mudah mengalami rasa tidak nyaman atau nyeri
saat buang air kecil.
b. Mengidap penyakit infeksi saluran kemih.
c. Pernah melakukan pemasangan kateter urine.
Umumnya terjadi pada orang yang kesulitan dalam berkemih sehingga harus pakai kateter
untuk berkemih. Misalnya pada pasien di rumah sakit, pasien kelumpuhan, dan pasien
sesudah menjalani operasi.
d. Memiliki batu yang mengendap di kandung kemih.
e. Mengalami pembesaran prostat, umumnya terjadi pada pria.
f. Mengalami penyempitan saluran kencing.
g. Menderita iritasi pada area organ intim.
h. Salah arah saat membersihkan saluran kencing.
Bila membersihkan dimulai dari anus ke arah saluran , maka bakteri pada anus bisa
dengan mudah berpindah ke saluran kencing.
Obat Anyang-Anyangen
Berbagai hal yang jadi penyebab anyang-anyangen, maka pemilihan obat anyang-
anyangen pun jugan harus disesuaikan dengan pemicunya. Untuk kasus infeksi pada saluran
kencing, infeksi ginjal, infeksi kandung kemih, urethritis, serta vaginitis yang karena bakteri,
maka obat anyang-anyangen yang tepat adalah dengan mengonsumsi antibiotik sesuai dengan
resep dokter.
Sementara untuk kasus vaginitis yang dipicu oleh pertumbuhan jamur, maka obat anyang-
anyangen yang dipilih lebih dikhususkan untuk mengurangi hingga menghilangkan
perkembangan jamur pada vagina.
Biasanya infeksi jamur akan diobati dengan obat anti jamur, baik berupa obat oral,
supositoria, maupun krim yang dioleskan langsung ke vagina. Obat oral yang bisa dijadikan
pilihan obat anyang-anyangen karena vaginitis, termasuk clotrimazole, miconazole, nistatin,
dan terconazole. Krim vagina, supositoria vagina bisa didapatkan tanpa harus menggunakan
resep dokter, tapi untuk obat oral perlu resep dari dokter terlebih dahulu.
Selain itu, juga bisa diberikan obat analgesik, seperti phenazopyiridine, sebagai pilihan
obat anyang-anyangen lainnya yang berfungsi untuk mengurangi rasa nyeri atau meredakan
rasa sakit di area saluran kemih. Obat ini akan mengubah warna urine menjadi jingga
kemerahan. Antinyeri obat minum seperti paracetamol dan ibuprofen juga dapat digunakan
sebagai obat anyang-anyangen.
Cara Mengatasi
Cara Mencegah
1. Menjaga kebersihan area bagian intim dengan ganti pakaian dalam sehari tiga kali.
2. Selalu buang air kecil sebelum dan sesudah bangun tidur, dan mengeringkan bagian
intim setelah buang air kecil dengan handuk yang bersih.
3. Membasuh saluran kencing dari arah depan ke belakang.
4. Memastikan are organ intim selalu dalam keadaan kering dan tidak lembab.
5. Mengganti pembalut secara teratur.
6. Hindari menggunakan pakaian dalam yang ketat dan dari bahan yang panas, karena akan
mudah tumbuh bakteri ketika berkeringat atau lembab.
7. Banyak minum air putih agar membantu membersihkan saluran kemih.
8. Mandi atau cebok dengan iar yang mengalir.
9. Jangan menggunakan toilet umum sembarangan.
10. Minum antibiotik yang disarankan dokter ketika anyang-anyangen sudah menimbulkan
rasa sangat sakit saat buang air kecil dan demam.