Anda di halaman 1dari 11

PENERAPAN MANAGEMEN

ORGANISASI PROFESI GURU


MENINGKATKAN KINERJA GURU
PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
Kelompok 5 ( Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah )

Anggota Kelompok :
1. SARAH SILALAHI
2. SEGEN PASARIBU
3. BENIDA NABABAN
4. MELDAWATI
5. RINA MANDASARI MANURUNG
6. YUNI SIMANJUNTAK
7. SARTIKA SITOHANG
8. RORETTA HUTABARAT

Mata Kuliah :
Kode Etik dan Profesional Guru

Dosen MK :
Dr. Wilson Simanjuntak , M.Pd. K

S-1 PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN


FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN KRISTEN
INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI
ABSTRAK
Guru memiliki tugas yang mulia untuk memajukan pendidikan yang berpengaruh pada
pembangunan dan kemajuan bangsa Indonesia. Sebagai sebuah profesi, guru memiliki kode etik
untuk mengatur sikap dan perbuatan guru agar tetap profesional dan bermartabat. Namun, dalam
praktiknya tidak sedikit guru yang tidak mampu mengerjakan tugasnya secara profesional yang
dapat merugikan banyak pihak. Dengan menggunakan metode penelitian kajian pustaka penulis
berusaha menguraikan pentingnya memahami dan menghidupi kode etik untuk meningkatkan
profesionalisme guru. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa seorang guru pendidikan
agama Kristen harus mampu menerapkan kode etik guru dengan kesadaran yang mendalam akan
panggilan istimewa Allah akan hidupnya. Secara sadar meningkatkan profesionalisme guru
untuk memperluas kapasitas sebagai alat di tangan Tuhan untuk kemuliaan-Nya.

PENDAHULUAN
Fenomena yang terjadi di dunia pendidikan masih ada sebagian guru pendidikan agama Kristen
yang belum memiliki sejumlah persyaratan yang disebut sebagai guru profesional. Hal ini
tampak dari kualifikasi pendidikan profesi yang belum memadai, belum adanya kompetensi
keilmuan yang sesuai dengan bidang yang ditekuninya, belum memiliki kemampuan
berkomunikasi yang baik dengan anak didik bahkan masih belum kreatif dan produktif untuk
mencapi etos kerja dan komitmen mengajar yang masih rendah. Bahkan masih ada guru yang
belum mampu mengimplementasikan kurikulum yang berlaku dikarenakan adanya perubahan
kurikulum tersebut secara terus menerus. Para guru haruslah dapat mengambil bagian yang
terbaik dari kurikulum dan mampu melaksanakan kurikulum dikelas melalui proses belajar
mengajar. Untuk itu dibutuhkan suatu sikap profesional dalam mendukung motivasi kerja
sebagai pelaksana kurikulum yang berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan
kepentingan peserta didik dan lingkungannya.
Guru di Indonesia mengalami masalah yang tidak sedikit, di antaranya pemerataan, kualifikasi
akademik, kompetensi, perlindungan profesi, dan kesejahteraan. Kecuali anggota dewan,
pemerhati pendidikan, dan praktisi pendidikan, organisasi profesi merupakan pihak yang
diharapkan memperjuangkan hak-hak guru kepada pemerintah daerah dan pemerintah
Guru merupakan orang yang dipercayakan oleh Tuhan untuk melaksanakan setiap pendidikan
serta pengajaran sesuai dengan karunia yang telah diberikan kepadanya. Guru PAK adalah
seorang pendidik yang dapat melarang tentang kebenaran Firman Tuhan, supaya setiap peserta
didik mampu bertumbuh dalam pengenalan akan hidup dalam kebanaran firman itu sendiri.
Seorang guru PAK mampu memberikan setiap segi kerohanian maupun dalam segi kata-kata,
oleh setiap sikap dan perbuatan kinerja merupakan hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang
atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab
masing-masing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi terkait secara hukum, tidak
melanggar hukum sesuai dengan moral maupun etika Minat cenderung tetap memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus
yang disertai dengan rasa senang. oleh setiap sikap dan perbuatan kinerja merupakan hasil kerja
yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi
bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum sesuai dengan moral maupun etika.

METODE
Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Dengan demikian, metode
penelitian deskriptif ini merupakan metode penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan
peristiwa dan kejadian secara objektif. Penelitian ini bertujuan untuk memecahkan suatu masalah
tertentu.
Teknik pengumpulan data untuk penelitian ini dilakukan dengan menggunakan studi pustaka.
Pustakawan merupakan kumpulan data yang juga banyak digunakan oleh peneliti. Teknik
pengumpulan data survei literatur dilakukan dan konsisten dengan topik penelitian yang
dilakukan dengan mengumpulkan data yang relevan atau relevan yang diperlukan untuk
penelitian dari buku, artikel ilmiah, berita dan sumber terpercaya lainnya.

HASIL
Sebagaimana layaknya makna profesional bagi guru umum, maka guru agama Kristen
haruslahseorang profesional.Profesional dalam memahami keunikan bidang yang ia tekuni
dimana Alkitab sebagai dasar pemahaman ( back to the Bible ) yang benar tentang karya Yesus
sebagai penyelamat memberi pendewasaan dalam iman. (Erman S. Saragih, 2017). Selanjutnya
menurut E.G.Homrighausen & Enklaar (1990:165), mengatakan: “Bahwa guru dalam pendidikan
agama sangat penting karena ia dipanggil untuk membagikan harta abadi, dalam tangannya ia
memegang kebenaran ilahi dan dalam pekerjaannya ia menghadapi jiwa manusia yang besar
nilainya di hadapan Allah”.
Profesionalitas guru pendidikan agamakristen terlihat pada sikap yang memberikan seluruh
kemampuannya untuk menolong peserta didik agar dapat menemukan konsep diri secara
benar.Guru memainkan perananya sebagai rekan belajar bagi peserta didik, seperti pembimbing
dan pendamping sebuah perjalanan karya wisata, dengan kedua pihak sama-sama menikmati
kegiatan.Tujuan pendidikan Kristen adalah supaya guru dan peserta didik bersama-sama
menemukan makna kehidupan (in search for meaning) atas tuntunan firman Tuhan sehingga
hidup lebih berguana di dalam kesehariannya (Christian Education and The Search Of Meaning,
1996) .Apalagi, tugas mengajar menuntut guru yang profesional, dalam arti benar-benar handal
karena terus belajar serta melatih dirinya. Sebaliknya, guru yang memberi layanan asal-asalan,
hanya akan menimbulkan kerugian kepada anak didik. Dalam manajemen sumber daya manusia,
memiliki profesionalitas adalah tuntutan jabatan, pekerjaan, ataupun profesi

Organisasi Profesi
Suatu organisasi profesi dapat mengembangkan dan memajukan profesi; memantau dan
memperluas bidang gerak profesi, menghimpun dan memberikan kesempatan kepada semua
anggota untuk berkarya dan berperan aktif dalam mengembangkan dan memajukan profesi.
Dengan adanya organisasi profesi guru dapat meningkatkan dan mengembangkan kemampuan
anggota, sehingga kompetensi kependidikan yang handal pada diri tenaga kependidikan dapat
terwujud. Salah satu tujuan organisasi ini adalah mempertinggi kesadaran sikap, mutu dan
kegiatan serta meningkatkan kesejahteraan guru.

Ciri- Ciri Profesi


a. Profesi itu memiliki fungsi dan signifikansi sosial bagi masyarakat. Sebagai contoh, dokter
disebut profesi karena memiliki fungsi dan signifikasi sosial untuk memberikan layanan
kesehatan bagi masyarakat. Demikian juga guru, memberikan layanan pendidikan bagi anak-
anak generasi muda bangsa.
b. Profesi menuntut keterampilan tertentu yang diperoleh melalui proses pendidikan dan
pelatihan yang cukup yang dilakukan oleh lembaga pendidikan yang akuntabel atau dapat
dipertanggungjawabkan.
c. Profesi didukung oleh suatu disiplin ilmu tertentu (a systematic body of knowledge).
d. Ada kode etik yang dijadikan sebagai satu pedoman perilaku anggota beserta sanksi yang jelas
dan tegas terhadap pelanggar kode etik tersebut. Pengawasan terhadap penegakan kode etik
dilakukan oleh organisasi profesi yang bersangkutan.
e. Sebagai konsekuensi dari layanan dan prestasi yang diberikan kepada masyarakat, maka
anggota profesi secara perorangan atau kelompok memperoleh imbalan finansial atau material.
Adapun fungsi organisasi profesi guru adalah sebagai berikut. Sebagai wadah untuk mengasah
kompetensi profesional guru di tengah perkembangan teknologi dan informasi yang semakin
pesat. Sebagai alat pemersatu guru dengan visi dan misi yang sama. Media untuk berbagi
pengalaman, pengetahuan, dan wawasan bagi guru.

Kinerja Guru PAK


1. Pengertian Kinerja
Istilah kinerja berasal dari bahasa Inggris terjemahan dari kata “performance”.Kinerja
bukan merupakan karakteristik seseorang sepertibakat atau kemampuan, tetapi
perwujudan dari bakat atau kemampuan itu sendiri Kinerja merupakan
wujud dari unjuk kerja yang dihasilkan melalui bentuk kerja nyata.
Kinerja dimaknai sebagai hasil kerja dalam bentuk kuantitas maupun kualitas
dalam kurun waktu tertentu. Kinerja sebagai unjuk kerja prestasi kerja
atau pelaksanaan kerja yang terukur dan bermanfaat bagi orang lain.
Kinerja merupakan hasil-hasil kerja yang diperoleh dari fungsi-fungsi
pekerjaan tertentu atau kegiatan tertentu selama masa kerja tertentu.
Kinerja merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain untuk memberikan
kontribusi kepada organisasi seperti
(1) kuantitas keluaran,
(2) kualitas keluaran,
(3) jangka waktu keluaran,
(4) kehadiran di tempat kerja,
(5) sikap kooperatif.
Kinerja merupakan hasil kerja yang dicapainya di sekolah tempatnya
mengabdi, sesuai tanggung jawab yang diberikan sekolah untuk
mewujudkan visi,
misi, dan tujuan sekolah sesuai dengan standar moral maupun etos kerja dalam
mewujudkan tujuan perubahan peserta didik dalam kognitif,
psikomotorik dan afektif.

2. Dasar hukum Kinerja Guru


Dasar Hukum kinerja guru di Indonesia diatur oleh pemerintah
dalam berbagai kebijakan baik dalam undang-undang maupun
peraturan pemerintah, sebagai berikut:
1) Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentangSistem Pendidikan
Nasional.
2) Undang Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentangGuru dan Dosen.
3) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun
2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi
Guru.
4) Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentangGuru.
5) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun
2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi
Konselor.
6) Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang
Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
7) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun
2010 tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah/Madrasah.
8) Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan
Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 03/V/PB/2010
dan Nomor 14 Tahun 2010 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
9) Peraturan Negara Pendidikan Nasional Nomor: 35 Tahun
2010 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Guru dan
Angka Kreditnya.
Penerbitan dasar hukum kinerja guru oleh pemerintah merupakan jaminanbagi
guru untuk dapat meningkatkan kompetensi diri secara individu
bagikualitas kinerjanya melalui tugas tanggung jawabnya di
sekolah tempatnya mengajar. Pada dasarnya kualitas kinerja
guru merupakan dampak dari peningkatan kompetensinya yang
dapat mempromosikan dirinya sebagai
pengajar profesional. Berdasarkan penerbitan dasar hukum kinerja
guru, maka guru-guru dapat berinisiatif untuk meningkatkan kompetensi
diri baik secara pribadi maupun melalui berbagai sarana
yang dipersiapkan pemerintah. Tujuan penerbitan dasar hukum kinerja guru,
sebagai landasan yang mengaturberbagai langkah-langkah teknis untuk
menjadi panduan bagi para guru meningkatkan kompetensi dirinya
bagi kualitas kinerjanya sehingga meningkatkan kualitas pendidikan
di Indonesia, sebagai panggilan tertinggi didalam
profesinya sebagai guru.
Kurangnya literasi buku-buku PAK untuk pendidikan dasar, menengah dan
Sekolah Tinggi Teologi di Indonesia, sebagai indikasi bahwa
kinerja guru PAK masih rendah.Sebab salah satu wujud nyata dari
prestasi kinerja guru dan dosen adalah publikasi karya tulis ilmiah
berupa buku ajar. Hal ini disebabkan oleh kurangnya kesadaran
guru PAK dalam meningkatkan kompetensi diri yang menunjang
kualitas kinerjanya. Selain kurangnya kesadaran, juga kurangnya
pengawasan kinerja guru oleh departemen-departemen terkait,
berhubungan dengan urusan kelengkapan kenaikan pangkatan atau jabatan
fungsional yang hanya sebagai pelengkap persyaratan dan bukan
sebagai ajang unjuk kinerja dalam menunjang profesi.

Macam-Macam Kelompok Organisasi Peningkatan Kompetensi Kinerja Guru


Berbicara tentang peningkatan kemampuan atau kompetensi seorang guru di lembaga pendidikan
adalah tidak terlepas dari tugas dan tanggung jawab pimpinan lembaga sebagai seorang
pemimpin di samping itu para guru ditekankan senantiasa selalu berusaha melaksanakan
pengembangan diri dalam hal ini meningkatkan tugas keprofesionalannya yang telah
diembannya.
1. Kelompok Kerja Guru (KKG) dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
Salah satu usaha yang dapat dilaksanakan dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan yang
profesional dalam rangka untuk mewujudkan kegiatan pembelajaran di lembaga pendidikan,
maka salah satu kegiatan yang dilakukan adalah mengadakan Kelompok Kerja Guru (KKG) dan
Musyawarah Guru Mata Pelajaran ( MGMP ). Adapun uraian pembahasan yang dilaksanakan
dalam kegiatan KKG/ MGMP tersebut antara lain meliputi pembahasan menganai kurikulum,
metode pembelajaran, teknik dan atau strategi pembelajaran, evaluasi, dan sebagainya. Kegiatan
kelompok kerja guru tersebut merupakan kegiatan rutin yang diadakan di sekolah-sekolah atau
madrasah dan lazimnya diadakan setiap akhir semester yang dijadikan sebagai ajang pertemuan
guru-guru untuk saling berinteraksi dan berkomunikasi diantara sesame guru dengan tujuan
berbagi pengalaman menyangkut tentang pengembangan pelaksanaan pendidikan dan pengajaran
yang digelutinya.
Kelompok Kerja Guru (KKG) Pendidikan Agama Kristen adalah suatu organisasi lembaga
yang efektif mengembangkan profesionalitas guru-guru Pendidikan Agama Kristen pada
tingkat SD dan SMP yang berada di dalam naungan/pembinaan Ditjen Bimas Kristen yang
berkarya di tingkat gugus atau kecamatan yang terdiri dari beberapa guru dari beberapa
sekolah. Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) adalah lembaga efektif dan potensial
untuk mengembangkan profesionalitas guru-guru Pendidikan Agama Kristen pada tingkat
SMP dan SMA sederajat yang bertujuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi guru
dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari di lapangan

2. Workshop Pembelajaran
Dalam rangka peningkatan kompetensi guru, maka para guru melaksanakan kegiatan workshop
pembelajaran dengan tujuan untuk mengembangkan wawasan keilmuan. Oleh karena itu melalai
pelatihan-pelatihan tersebut kompetensi guru dapat dikembangkan dan ditingkatkan.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh salah seorang informan mengatakan bahwa: dalam rangka
untuk meningkatkan kompetensi/ kemampuan kita dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran,
maka melalui kegiatan workshop dapat membantu kami dalam mengelola pembelajaran.

3. Seminar
Kegiatan seminar merupakan salah satu kegiatan yang dapat meningkatkan kompetensi guru,
adapun seminar yang dimaksudkan dapat meningatkan kompetensi guru adalah seminar tentang
pendidikan, di samping itu mengikuti kegiatan seminar-seminar yang lain yang relevan disiplin
ilmunya. Dalam hal ini guru-guru senantiasa ikut berpartisifasi dalam mengikuti kegiatan
seminar tersebut, sebagaimana mengenai kegiatan seminar ini terkadang guru mengikuti seminar
yang diselenggarakan oleh instansi-instansi yang terkait. Dan kami mengikuti seminar, biasanya
disurati oleh pihak penyelenggara yang diminta kesediaan untuk menjadi peserta seminar biasa
pula mengikuti seminar tanpa ada surat permintaan oleh penyelenggara seminar akan tetapi
kegiatan seminar tersebut, pesertanya berlaku untuk umum.

Langkah -Langkah Peningkatan Profesional Guru


Langkah-langkah dalam peningkatan profesionalisme guru diantaranya:
1) Program peningkatan kualifikasi pendidikan guru
2) Program penyetaraan dan sertifikasi
3) Program supervisi pendidikan
4) Program pemberdayaan MGMP (musyawarah guru mata pelajaran)
5) Program pelatihan
6) Membaca dan menulis jurnal

Faktor Pendukung dan Penghambat


a. Faktor Pendukung
Dengan adanya kebijakan pemerintah tentang guru mendapatkan tunjangan profesi
kompetensinya, guru harus mengikuti uji kompetensi untuk mendapatkan sertifikasi sebagai
syarat mendapat tunjangan profesi tersebut. Dalam hal ini, Sebagian guru- guru sudah ada yang
lulus uji kompetensi untuk mendapatkan sertifikasi, dipimpin oleh kepala sekolah yang memiliki
komitmen tinggi, demokratis, luwes dalam melaksanakan tugasnya, memiliki tenaga pendidik
yang rata-rata sarjana dan beberapa orang guru berkualifikasi magister, Peningkatan
profesionalisme dan kompetensi guru dilakukan dengan mengikutsertakan guru-guru melakukan
Kelompok Kerja Guru, seminar, workshop, tersedianya CCTV sebagai sarana/alat dalam
memantau kegiatan pendidikan dan pengajaran, tersedianya LCD proyektor di ruang kelas.
b. Faktor Penghambat
Minimnya ketersediaan buku-buku pendukung yang memudahkan guru dalam pelaksanaan
proses pembelajaran, belum terpenuhinya secara maksimal fasilitas pembelajaran, keterbatasan
ruangan, belum adanya ruangan laboratorium pembelajaran utamanya pada bidang studi IPA dan
Bahasa, kurangnya media/alat peraga pembelajaran, dan lain-lain, masih minimnya skill guru
yaitu belum semua guru menguasai alat teknologi pembelajaran seperti menggunakan LCD,
power point, dan lain-lain, belum tersedianya perumahan guru, guru selain menduduki jabatan
fungsional, juga dibebani dengan tugas tambahan jabatan struktural, sehingga memiliki
kesibukan yang cukup padat karena di samping tugasnya mengajar tugasnya, juga adanya tugas-
tugas administrasi lainnya.
DISKUSI
Salah satu pihak yang berpengaruh sangat penting dalam dunia pendidikan Indonesia adalah
keberadaan guru sebagai pendidik dan pengajar yang akan mengarahkan generasi bangsa ke arah
yang benar dan tepat. Guru merupakan bagian terpenting dalam proses belajar mengajar.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen, dinyatakan bahwa guru dan dosen mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat
strategis dalam pembangunan nasional dalam bidang pendidikan, sehingga perlu dikembangkan
sebagai profesi yang bermartabat. Seorang guru profesional dituntut sejumlah persyaratan, antara
lain memiliki kualifikasi pendidikan profesi dan kompetensi keilmuan, memiliki kemampuan
berkomunikasi yang baik dengan anak didiknya, mempunyai jiwa kreatif dan produktif,
mempunyai etos kerja dan komitmen yang tinggi terhadap profesinya serta selalu melakukan
pengembangan diri secara terus-menerus.
Peningkatan kinerja guru terus dilakukan oleh pemerintah dengan berbagai upaya, baik melalui
program sertifikasi guru, melakukan pengembangan kurikulum nasional dan lokal, peningkatan
kompetensi guru melalui pelatihan, pengadaan buku dan alat pelajaran, pengadaan dan perbaikan
sarana dan prasarana Pendidikan. Selain itu Strategi yang dilakukan kepala sekolah dalam
meningkatkan kinerja guru yaitu dengan pembinaan disiplin, menjadi teladan bagi guru dan
peserta didik, mengadakan seminar dan pelatihan, bekerja sama dengan lembaga pendidikan lain,
mendatangkan para ahli, memberi kesempatan kepada guru untuk saling mengadakan supervise.
Adapun menjadi tujuan pentingnya penerapan management kinerja yaitu : Manajemen kinerja
bertujuan untuk membangun fungsi kerja, kontribusi pegawai, pekerjaan menjadi lebih baik,
mengembangkan kinerja karyawan, mengukur prestasi kerja, dan menyingkirkan hambatan kerja
dan Manajemen kinerja memiliki peran penting dalam proses pembelajaran.
Guru PAK adalah seorang pendidik yang dapat mengajarkan tentang kebenaran Firman Tuhan,
supaya setiap peserta didik mampu bertumbuh dalam pengenalan akan hidup dalam kebanaran
firman itu sendiri. Seorang guru PAK mampu memberi setiap segi kerohanian maupun dalam
segi perkataan, oleh setiap sikap dan perbuatan. Jenri mengemukakan bahwa, Guru Kristen
adalah guru yang mampu meneladani pribadi Yesus Kristus sebagai Guru yang Agung yang setia.
Oleh sebab itu seorang guru dapat menjadi pengajar yang baik dan benar terhadap setiap peserta
didik, karena merupakan tugas dari seorang guru. Untuk mendapatkan kepercayaan dalam
mendidik dan mengajar setiap nara didik, tetapi apa bila seorang guru dapat menjadi contoh dan
teladan dalam mendidik dan mengajar maka guru tersebut dinyatakan sebagai guru yang Agung
seperti Tuhan Yesus.
Guru memiliki tanggung jawab yang besar dalam membimbing para siswa untuk mengenal dan
memahami semua hal yang berkenaan dengan pendidikan. Profesi atau pekerjaan guru sangat
penting dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, khususnya dalam pembinaan iman para
siswa. Dalam Perjanjian Baru, tugas utama guru adalah untuk mengajar, sebab hal itu sangatlah
penting dan tampak dari kehidupan bagi setiap pelayanan Yesus Kristus.
Seorang guru pendidikan agama Kristen yang profesional tentunya menunjukkan
profesionalitasnya sebagai suatu sikap, maka profesionalitas adalah suatu sebutan terhadap
kualitas sikap profesinya serta derajat pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki untuk dapat
melakukan tugas-tugasnya.Dengan demikian sebutan profesionalitas lebih menggambarkan suatu
“keadaan” derajat keprofesian yang dapat dilihat dari sikap, pengetahuan, dan keahlian yang
diperlukan untuk melaksanakan tugasnya
Pada Point Ciri ciri Profesi kami mencantumkan 5 point yang terkait pada judul point tersebut.
Dimana Jika kelima ciri atau karakteristik profesi tersebut diterapkan kepada pekerjaan guru,
maka tampak jelas bahwa guru memiliki kelima karakteristik tersebut, meskipun ada beberapa
karakteristik yang belum sepenuhnya terpenuhi. Sebagai contoh, guru memiliki karakteristik
pertama yang demikian jelas, yakni memiliki fungsi dan signifikansi sosial bagi masyarakat.
Karakteristik kedua, untuk dapat menjadi guru yang profesional, guru juga harus memiliki
kompetensi yang tinggi.
Adapun fungsi organisasi profesi guru adalah sebagai berikut. Sebagai wadah untuk mengasah
kompetensi profesional guru di tengah perkembangan teknologi dan informasi yang semakin
pesat. Sebagai alat pemersatu guru dengan visi dan misi yang sama. Media untuk berbagi
pengalaman, pengetahuan, dan wawasan bagi guru.
Kemudian Meningkatnya mutu pembelajaran di sekolah melalui hasil-hasil kegiatan KKG
atau MGMP oleh guru. Salah satu tujuan dari kegiatan KKG/MGMP adalah meningkatkan
mutu proses pendidikan dan pembelajaran yang tercermin dari peningkatan hasil belajar
peserta didik. Dalam pembelajaran yang bermutu terlibat berbagai input pembelajaran
seperti; siswa (kognitif, afektif, atau psikomotorik), bahan ajar, metodologi (bervariasi
sesuai kemampuan guru), sarana sekolah, dukungan administrasi dan sarana prasarana dan
sumber daya lainnya serta penciptaan suasana yang kondusif. Mutu pembelajaran ditentukan
dengan metode, input, suasana, dan kemampuan melaksanakan manajemen proses
pembelaran itu sendiri. Pembelajaran yang bermutu adalahpembelajaran yang efektif yang
pada intinya adalah menyangkut kemampuan guru dalam proses pembelajaran di kelas.
Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru akan sangat menentukan mutu hasil
pembelajaran yang akan diperoleh siswa.

KESIMPULAN dan SARAN


Kesimpulan
Profesi guru bukan hanya sebatas pekerjaan yang harus diselesaikan dan diwajibkan melainkan
jugapanggilan Allah yang harus digenapi. Tujuan dari mengajar yang terutama adalah untuk
memuliakan Allah melalui pembelajaran yang membawa peserta didik mengenal Allah dan
memiliki hubungan yang berkesinambungan sehingga menghasilkan kesempurnaan di dalam
Kristus. Menerapkan kode etik dalam bidang keprofesionalan tidak menjadi sebuah
permasalahan yang sulit bagi tenaga pendidik PAK karena memang itulah cermin hidup yang
harus dimiliki orang yang percaya pada Kristus.
Saran
Pemerintah melalui KEMENDIKBUD dapat memfasilitasi para guru
termasuk guru PAK agar meningkatkan komptensi kinerjanya agar dapat
menjalankan profesinya secara profesional. Dan Guru-guru termasuk guru PAK
harus mampu bersaing dalam penerapan pembelajaran yang efektif dan
efesien , dengan meningkatkan kinerjanya dalam pelaksanaan pendidikan

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Zubair ( 2017 ). MANAJEMEN PENINGKATAN KINERJA GURU. Prodi MAP FKIP Unib
Volume 11, Nomor 4. ISSN: 1979-732X
Joko Prihanto dkk. Peran Kode Etik Untuk Meningkatkan Profesionalisme Guru Pendidikan Agama
Kristen. Journal of Industrial Engineering & Management Research. Vol.3 No.3. e-ISSN : 2722-8878
Dorlan Naibaho, M. Pd. K. Kode Etik & Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Kristen. Penerbit :
CV. Pena Persada
Abraham Tefbana ( 2020 ). Peningkatan Kinerja Guru Pendidikan Agama Kristen Di Era Disrupsi Dan
Pandemi. Jurnal Sekolah Tinggi Teologi Pelita Dunia. Volume 6 Nomor 2
Rasmi. Penerapan Manajemen Pembelajaran untuk Meningkatkan Kompetensi Guru di MIN Kendari.
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Kendari.
Justice Z Z Panggabean ( 2018 ) . PROFESIONALITAS GURU PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN.
Jurnal Christian Humaniora. Vol.2, No.2
Lombu, Gloria Petrina (2021) KINERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN PROFESIONAL
DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK USIA 13-15 TAHUN. Repository
Desy Lisnawati Sipahutar ( 2020 ). PENGARUH KEGIATAN KELOMPOK KERJA GURU (KKG)/
MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
TERHADAP MUTU PEMBELAJARAN. Jurnal AREOPAGUS. VOL 18. NO 2

Anda mungkin juga menyukai