Anda di halaman 1dari 89

KARYA TULIS ILMIAH

(PTK)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGUASAAN MUFRADAT BAHASA ARAB

DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAM`IYAH SYAFAWIYAH

PADA SISWA KELAS VII MTs MUHAMMADIYAH 3 AL-FURQAN BANJARMASIN

OLEH:

UMI MUKARROMAH, S. Pd. I

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

MTS MUHAMMADIYAH 3 AL-FURQAN

BANJARMASIN

2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mempelajari bahasa Arab merupakan salah satu anjuran agama islam, hal ini
berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan oleh sahabat Umar bin Khattab RA:

‫ص ْوا َعلى ت َ َعلُّ ِم ْال َع َر ِبيَّ ِة فَإِنَّ َها ِم ْن أ َ ْم ِر ِد ْينِ ُك ْم‬


ُ ‫ أَح ِْر‬.

Dan pada kesempatan lain seorang penyair pernah berkata:

ْ َ‫لُغَةٌ إذَا َوقَع‬


ْ ‫ت َعلى أ َ ْس َما ِعنَا كَان‬
‫َت لَنَا بَ ْردًا َعلى ْاْل َ ْكبَا ِد‬

‫ق بِالضَّا ِد‬
ٍ ‫َاط‬
ِ ‫الر َجا ُء ِلن‬
َّ ‫ي‬ ُ ‫طةً ت ُ َؤ ِل‬
َ ‫ف بَ ْينَنَا فَ ِه‬ َ ِ‫ َست َِظ ُّل َراب‬.

Dari ungkapan diatas kita bisa mengambil kesimpulan, bahwa Bahasa Arab
merupakan sesuatu yang sangat penting untuk di pelajari. Mempelajari Bahasa Arab berarti
berusaha untuk memahami agama. Tanpa belajar bahasa Arab tidak akan mungkin bagi
seseorang dapat mengerti atau memahami perkara agama dengan baik dan benar. Karena
mengerti dan paham terhadap Bahasa Arab merupakan syarat mutlak yang harus di miliki
oleh seseorang yang ingin mengerti dan mempelajari agama.

Diantara urgensi belajar Bahasa Arab adalah, dengan belajar Bahasa Arab kita bisa
mengerti dengan kandungan isi kitab suci Al-quran dan Hadits Nabi saw yang berkenaan
dengan hukum syariat pada khususnya dan cara bergaul dengan sesama manusia pada
umumnya.

Oleh karena itu sangatlah patut bagi kita kaum muslim untuk mempelajari serta
mendalami bahasa Arab agar dapat memahami ajaran agama islam dengan baik, dan dapat
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Seiring dengan perkembangan zaman nampaknya bahasa Arab kurang mendapat


tempat di hati anak-anak didik kita, mereka lebih menyukai atau mengidolakan Bahasa
Inggris ketimbang Bahasa Arab dengan alasan “Bahwa Bahasa Arab itu Cuma dapat
digunakan dalam ritual-ritual keagamaan saja, seperti shalat, membaca Al-qur`an dan lain-
lain”. Ditambah lagi dengan minimnya perhatian orang tua terhadap bahasa Arab, sehingga
mereka tidak pernah memberikan motivasi terhadap anak-anak mereka untuk lebih giat dan
semangat dalam belajar Bahasa Arab hal ini dapat dibuktikan kebanyakan para orang tua
berani membayar mahal untuk les Bahasa Inggris sang anak ketimbang bayar Iuran Tk Al-
qur`an yang murah meriah.
Akhirnya mulai maraklah di zaman kita ini anak-anak didik yang belum tau tentang
Huruf Hijaiyah, belum kenal baik dengan tanda baca Arab, Belum bisa membedakan dengan
betul antara dua huruf yang hampir mirip bentuk dan bunyinya. Yang pada akhirnya semua
itu berimbas kepada sulitnya mereka untuk melafalkan atau menyebutkan mufradat-
mufradat Bahasa Arab yang diajarkan oleh si guru.

Dalam proses belajar Bahasa Arab dapat mengucapkan kata demi kata merupakan
salah satu tujuan yang ingin dicapai. Untuk itu kemampuan siswa menguasai maharah
tersebut merupakan modal dasar agar dapat mempermudah mereka dalam mempelajari
bahasa Arab. Seorang anak yang lancar dalam membaca huruf-huruf hijaiyah sudah barang
tentu akan lebih mudah untuk diajari serta mengingat (menghafal) setiap mufradat yang
diberikan. sebaliknya anak yang belum tau atau kurang lancar dalam membaca huruf-huruf
hijaiyah akan merasa kesulitan ketika diberi kata demi kata untuk di lafalkan dan diingat.

Mampu melafadzkan mufradat dengan baik dan benar juga dapat berpengaruh
terhadap kegiatan istima`, karena apabila seseorang menuturkan mufradat tidak dengan
baik dan benar maka dapat membingungkan bagi orang yang mendengarnya dan dia tidak
dapat memahami serta mengetahui arti atau maksud dari mufradat tersebut dengan baik.

Dari sinilah seorang guru Bahasa Arab memiliki kerja ekstra yang cukup menguras
tenaga, yaitu dia harus bisa berinovatif dalam menciptakan metode pembelajaran bahasa
arab sehingga dia bisa kembali memotivasi para peserta didik yang kurang berminat
terhadap Bahasa Arab agar mereka senang dan suka untuk belajar Bahasa Arab, sehingga
tujuan yang ingin dicapai lebih mudah untuk dicapai.

Begitu pula kegiatan belajar mengajar akan menjadi menarik jika dilaksanakan
dengan variasi, variasi dalam kegiatan belajar mengajar adalah perubahan dalam proses
kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan partisipasi siswa serta mengurangi rasa jenuh
dan bosan.

Bahasa Arab memiliki karakter tersendiri dibanding dengan mata pelajaran agama
yang lain, Misalnya: Bahasa Arab memiliki ciri khas saat kita melafalkan muradat, atau
kalimat yang digunakan dalam sebuah percakapan, maka kita dituntun untuk menirukan
gaya penutur aslinya, berbeda dengan mata pelajaran Al-qur`an Hadits ketika membaca
sebuah dalil baik itu berasal dari ayat Al-qur`an atau Hadits nabi maka kita dapat
melafalkannya dengan gaya penyampaian kita sendiri tanpa harus menirukan gaya orang
arab saat membaca ayat qur`an atau hadits nabi.

Oleh karena itu sangat diperlukan pengajaran aktif yang menitik beratkan pada cara
melafalkan mufradat dengan baik dan benar. Dalam hal ini yang menjadi kendala dalam
penerapan metode yang ingin di terapkan adalah tingkat kefasihan siswa dalam
mengucapkan setiap mufradat yang belum maksimal, karena kalau siswa tidak fasih dalam
melafalkan mufradat maka dapat berpengaruh terhadap pahaman orang yang
mendengarnya, sehingga komunikasi tidak akan berjalan dengan baik.

Kendala yang seperti ini terjadi pada siswa kelas VII MTS Muhammadiyah 3 Al-
Furqan. Oleh karena itu judul ini diangkat untuk meneliti faktor-faktor penyebabnya
sekaligus mencari solusi alternatif untuk meningkatkan kwalitas hafalan mufradat pada
siswa kelas VII MTs Muhammadiyah 3 Al-Furqan. Untuk melihat lebih jauh maka penulis
berusaha unutk mengadakan penelitian dalam bentuk penelitian tindakan kelas mengenai
hal tersebut dengan judul:

Meningkatkan Kemampuan Penguasaan Mufradat Bahasa Arab Dengan Menggunakan


Metode Sam`iyah Syafawiyah Pada Siswa Kelas VII MTs Muhammadiyah 3 Al-Furqan
Banjarmasin.

B. Penegasan Judul

Untuk menghindari kesalah pahaman terhadap pengertian judul diatas maka akan
dijelaskan beberapa istilah sebagai berikut :

1. Meningkatkan ; Menaikkan, Mempertinggi, Memperhebat Derajat, Taraf dan


sebagainya.
2. Kemampuan ; Kesanggupan, kecakapan atau kekuatan.
3. Penguasaan ; Mampu melafalkan mufradat dengan baik, serta mampu
menterjemahkan kata demi kata.
4. Mufradat, Mufradat (kosa kata) adalah kumpulan kata-kata yang membentuk
bahasa Arab yang diketahui seseorang dan kumpulan kata tersebut akan dia
gunakan dalam menyusun kalimat atau berkomunikasi dengan orang lain. Jadi
prakteknya, setelah anak memahami mufradat kemudian mereka diajari untuk
menggunakannya baik dalam bentuk ucapan maupun tulisan. Mufradat yang
berhubungan dengan tema ‫العنوان‬
5. Metode, adalah Cara yang teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu
pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki.
6. Sam`iyah syafawiyah adalah Dengar ucap.

C. Identifikasi Masalah

Dari judul tersebut, ada beberapa masalah yang diidentifikasi:

1. Siswa tidak mampu mengucapkan huruf hijaiyyah dengan baik.


2. Siswa tidak dapat melafalkan mufradat Bahasa Arab dengan baik.
3. Siswa tidak mampu menguasai mufradat Bahasa Arab dengan baik.
D. Rumusan Masalah

Berdasarkan Identifikasi diatas, agar penelitian ini lebih terarah maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah dengan menggunakan metode sam`iyah syafawiyah ini dapat meningkatkan


upaya atau kreatifitas guru dalam kegiatan pembelajaran mufradat Bahasa Arab?
2. Apakah dengan menggunakan metode sam`iyah syafawiyah ini dapat meningkatkan
kemampuan penguasaan mufradat pada siswa kelas VII MTs Muhammadiyah 3 Al-
Furqan ?
3. Apakah dengan menggunakan Metode Sam`iyah Syafawiyah ini dapat meningkatkan
hasil belajar siswa kelas VII MTs Muhammadiyah 3 Al-Furqan ?

E. Cara Memecahkan Masalah

Cara memecahkan masalah yang akan digunakan dalam PTK ini adalah menerapkan
Metode Sam`iyah Safawiyah. Diharapkan dengan menggunakan metode ini dapat :

1. Meningkatkan upaya atau kreatifitas guru dalam kegiatan pembelajaran mufradat


Bahasa arab.
2. Meningkatkan kemampuan penguasaan mufradat pada siswa kelas VII MTs
Muhammadiyah 3 Al-Furqan.
3. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII MTs Muhammadiyah 3 Al Furqan.

F. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, hipotesis tindakan dalam PTK ini adalah : jika
penerapan Metode Sam`iyah Safawiyah dilakukan maka akan dapat meningkatkan
kemampuan menguasai mufradat Bahasa Arab siswa kelas VII MTs Muhammadiyah 3 Al-
Furqan.

Metode sam`iyah safawiyah adalah metode yang mendasarkan diri kepada


pendekatan struktural dalam pengajaran bahasa.

G. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan :

1. Agar guru dapat melaksanakan pembelajaran mufradat dengan menggunakan


metode sam`iyah syafawiyah pada siswa kelas VII MTs Muhammadiyah 3 Al-
Furqan.
2. Agar siswa dapat meningkatkan penguasaan mufradat bahasa Arab.

H. Manfaat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini bermanfaat bagi Guru, Siswa, dan Sekolah.

a. Guru

1. Memperoleh data hasil pembelajaran siswa setelah menggunakan metode


Sam`iyah Safawiyah.

2. Memperoleh data hasil pembelajaran siswa.

3. Meningkatkan hasil kreativitas guru.

4. Sebagai umpan balik (fade back).

b. Siswa

1. Meningkatkan prestasi belajar.

2. Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.

3. Meningkatkan motivasi dalam belajar.

4. Menambah daya ingat siswa terhadap mufradat yang telah diberikan, sehingga
dapat mengaplikasikannya dalam percakapan sehari-hari.

c. Sekolah

Penelitian ini dapat memberikan masukan kepada sekolah, agar kegiatan


pembelajaran Bahasa Arab tidak monoton dengan satu sistem pengajaran saja.

I. Sistematika Penulisan

Bab I pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan
masalah, cara memecahkan masalah, hipotesis tindakan, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan sitematika penulisan.

Bab II landasan teori, yang berisikan tentang definisi mufradat, kalimat, jumlah, pengertian
metode sam`iyah syafawiyah, langkah-langkah penggunaan metode sam`iyah syafawiyah,
kelebihan serta kekurangan.
Bab III metode penelitian, yang terdiri dari: setting (waktu dan tempat) penelitian, siklus
PTK, subjek dan objek penelitian, data dan sumber data, teknik dan alat pengumpul data,
indikator kinerja, teknik analisis data, prosedur penelitian, dan jadwal penelitian.

Bab IV hasil penelitian dan pembahasan, yang terdiri dari deskripsi setting penelitian, hasil
penelitian, dan pembahasan.

Bab V penutup, yang terdiri dari simpulan dan saran-saran.


BAB II

KAJIAN TEORI

A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Arab

Bahasa arab memiliki peran yang sangat urgen, lebih-lebih bagi ummat Islam, hal ini
disebabkan karena bahasa Arab merupakan bahasa ilmu pengetahuan, baik ilmu-ilmu
keagamaan maupun ilmu-ilmu yang lain. Mayoritas ilmu-ilmu keagamaan baik tafsir, hadits,
fiqih, tauhid, dan lain sebagainya tertulis dalam bahasa Arab. Sedangkan ilmu-ilmu yang lain
baik sejarah, ekonomi, politik, maupun ilmu sosial lainnya, sebagian juga menggunakan
bahasa Arab.

Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh segolongan masyarakat
tertentu untuk berkomunikasi dan berinteraksi, terlebih lagi pada saat ini kita semua
merasakan betapa pentingnya bahasa sebagai alat komunikasi. maka dari itu, para ahli
bahasa dan bahkan semua ahli yang bergerak dalam bidang teori dan praktek bahasa
menyadari bahwa segala interaksi dan segala macam kegiatan dalam masyarakat akan
lumpuh tanpa adanya bahasa.

Bahasa juga diartika sebagai alat komunikasi yakni suatu alat untuk mengungkapkan
keinginan yang ada dalam hati individu kepada orang lain.

Syekh Musthafa al-ghulayaini menyatakan bahwa :

ٌ ‫ي أ َ ْلفَا‬
ِ َ‫ظ يُ َع ِب ُر ِب َها ُك ُّل قَ ْو ٍم َع ْن َمق‬
‫اص ِد ِه ْم‬ َ ‫ أَللُّغَةُ ِه‬.
Dalam pembelajaran bahasa Arab, ada prinsip-prinsip prioritas dalam menyampaikan
materi pembelajaran, yaitu: pertama, mengajarkan, mendengar, dan bercakap sebelum
membaca dan menulis. Kedua, mengajarkan kalimat sebelum mengajarkan kata. Ketiga,
menggunakan kata-kata-kata yang lebih akrab dengan kehidupan sehari-hari sebelum
mengajarkan bahasa sesuai dengan penutur bahasa arab.

Mendengar dan berbicara terlebih dahulu daripada menulis. Prinsip ini berangkat
dari asumsi bahwa pengajaran bahasa yang baik adalah pengajaran yang sesuai dengan
perkembangan bahasa yang dialami oleh manusia, yaitu setiap anak akan mengawali
perkembangan bahasanya dari mendengar dan memperhatikan kemudian menirukan. Hal
itu menunjukkan bahwa kemampuan mendengar (menyimak) harus terlebih dahulu dibina,
kemudian kemampuan menirukan ucapan, lalu aspek lainnya seperti membaca dan menulis.
B. Mufradat, Kata, dan Jumlah.

Mufradat dalam bahasa Indonesia disebut kosa kata, dalam bahasa Inggris disebut
vocabulary adalah himpunan kata atau khazanah kata yang diketahui oleh seseorang atau
entitas lain yang merupakan bagian dari suatu bahasa tertentu.

Kata adalah bagian terkecil dari bahasa yang sifatnya bebas, sedangkan jumlah adalah:

‫الكالم هو الجملة المفيدة معنى تاما مكتفيا بنفسه‬

Contohnya : ‫ الصدق سيد اْلخالق‬,‫من صدق نجا‬

1. Tujuan Pembelajaran Mufradat

Tujuan umum pembelajaran mufradat bahasa arab adalah sebagai berikut:

a. Memperkenalkan mufradat baru kepada siswa atau mahasiswa, baik melalui


bahan bacaan maupun fahmu al-masmu`.
b. Melatih siswa atau mahasiswa untuk dapat melafalkan kosa kata itu dengan
baik dan benar karena pelafalan yang baik, dan benar mengantarkan kepada
kemahiran berbicara dan membaca secara baik dan benar pula.
c. Memahami makna kosa kata, baik secara denotasi atau leksikal (berdiri sendiri)
maupun ketika digunakan dalam konteks kalimat tertentu (makna konotatif dan
gramatikal).
d. Mampu mengapresiasi dan memfungsikan mufradat itu dalam berekspresi lisan
(berbicara) maupun tulisan (mengarang) sesuai dengan konteks yang benar.

2. Teknik-teknik Pengajaran Mufradat.

a. Mendengarkan Kata

Mendengarkan kata adalah tahap yang pertama dalam pengajaran mufradat.


Berikan kesempatan kepada siswa untuk mendengarkan kata yang diucapkan
guru, baik berdiri sendiri maupun di dalam kalimat. Apabila unsur bunyi dari kata
itu sudah dikuasai oleh siswa, maka dalam dua atau tiga kali pengulangan, siswa
telah mampu mendengarkan secara benar. Tahapan mendengarkan ini sangat
penting karena kesalahan dalam pendengaran ini berakibat pada kesalahan atau
ketidak akuratan dalam pengucapan dan penulisan.

b. Mengucapkan Kata

Tahap berikutnya adalah memberi kesempatan kepada siswa untuk


mengucapkan kata yang telah didengarnya. Mengucapkan kata baru membantu
siswa mengingatnya dalam waktu yang lebih lama. Guru harus memperhatikan
dengan sungguh-sungguh keakuratan pelafalan atau pengucapan setiap kata
oleh siswa karena kesalahan dalam pelafalan mengakibatkan kesalahan dalam
penulisan.

c. Mendapatkan Makna Kata

Berikan arti kata kepada siswa dengan sedapat mungkin menghindari


terjemahan, kecuali kalau tidak ada jalan lain. Saran ini dikemukakan, karena
kalau guru setiap kali selalu menggunakan bahasa ibu siswa, maka tidak akan
terjadi komunikasi langsung dalam bahasa yang sedang dipelajari, sementara itu
makna kata akan cepat dilupakan oleh siswa.

2. Hal-hal Penting yang Perlu Diperhatikan dalam Pengajaran Mufradat

Berikut ini adalah hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam kegiatan pengajaran
mufradat.

a. Pengajaran mufradat tidak berdiri sendiri. Mufradat tidak diajarkan sebagai


mata pelajaran yang berdiri sendiri melainkan terkait dengan pengajaran
muthala`ah, istima, insya, dan muhadatsah.
b. Pembatasan makna. Suatu kata dapat mempunyai beberapa makna. Hal ini
merupakan kesulitan tersendiri bagi para pelajar bahasa asing. Dalam hubungan
ini, untuk para pemula, sebaiknya guru hanya mengajarkan makna yang sesuai
dengan konteks saja, agar tidak memecah perhatian dan ingatan siswa. Untuk
tingkat lanjut, penjelasan makna bisa dikembangkan agar para siswa memiliki
wawasan yang luas mengenai makna kata tersebut.
c. Kosa kata dalam konteks. Banyak kosa kata yang tidak bisa dipahami secara
tepat tanpa mengetahui pemakaiannya dalam kalimat. Kosa kata semacam ini
haruslah diajarkan dalam konteks agar tidak mengacaukan pemahaman siswa.
Sebagai contoh, huruf al-jar dan af`al asy-syuru` harus diajarkan dalam konteks.
d. Terjemah dalam pengajaran kosa kata. Mengajarkan makna kata dengan cara
menerjemahkannya kedalam bahasa ibu adalah cara yang paling mudah, tetapi
mengandung beberapa kelemahan, antara lain bisa mengurangi spontanitas
siswa ketika menggunakannya dalam ungkapan, lemah daya lekatnya dalam
ingatan siswa, dan tidak semua kosa kata dalam bahasa asing terdapat
padanannya yang tepat dalam bahasa ibu. Oleh karena itu penerjemahan
direkomendasikan sebgai cara terkahir, kecuali untuk kata-kata yang abstrak
atau sulit diperagakan.
e. Tingkat kesukaran. Perlu disadari bahwa kosa kata bahasa Arab bagi siswa
Indonesia dapat dibedakan menjadi tiga, ditinjau dari tingkat kesukarannya,
yaitu :

1) Kata-kata yang mudah, karena ada persamaannya dengan kata-kata


dalam bahasa Indonesia, seperti: ‫ رحمة‬,‫ كرسي‬,‫ كتاب‬,‫علماء‬
2) Kata-kata yang tidak sukar meskipun tidak ada persamaanya dalam
bahasa Indonesia, seperti:‫ مدينة‬,‫ سوق‬,‫ذهب‬

3) Kata-kata yang sukar, baik karena bentuknya maupun pengucapannya,


seperti: ‫ استنبق‬,‫ استولى‬,‫تدهور‬

C. Metode Sam`iyah Syafawiyah (Audiolingual)

1. Latar Belakang Munculnya Metode Sam’iyah Syafawiyah.

Metode Sam`iyah Syafawiyah (Audiolingual) mula-mula muncul di amerika serikat.


Kelahirannya tidak terlepas dari konteks sosial politik Negara itu, yaitu ketika terjadinya
pergolakan perang dunia II. Saat itu AS mengalami kekalahan dalam peperangan, maka
untuk kepentingan penggalangan kekuatan baru ia sangat membutuhkan personalita yang
lancar berbahasa asing (yang nantinya dapat ditempatkan di negara-negara seperti Prancis,
Belanda, Cina, dan negara-negara jajahannya) yang mampu bekerja sebagai penerjemah,
asisten-asisten dalam penerjemahan dokumen-dokumen, dan pekerjaan-pekerjaan lainnya
yang memerlukan komunikasi langsung dengan penduduk setempat.

Untuk memenuhi kebutuhan ini diperlukan suatu program yang mampu mengembangkan
kemampuan berbahasa asing secara tepat. Sebagai tindak lanjutnya, pemerintah AS
menugaskan beberapa universitas untuk merencanakan program pengajaran bahasa asing
untuk para personalita militer yang mempunyai kemampuan bahasa yang diperlukan.
Tujuan program ini adalah agar peserta memiliki keterampilan berbicara dalam beberapa
bahasa asing.

Metode sam`iyah syafawiyah (audiolingual) adalah metode mendasarkan diri kepada


pendekatan structural dalam pengajaran bahasa. Sebagai implikasinya metode ini
menekankan penelaahan dan pendeskripsian suatu bahasa yang akan dipelajari dalam
memulainya dari sistem bunyi (fonologi), kemudian sistem pembentukan kata (morfologi),
dan sistem pembentukan kalimat (sintaksis). Karena menyangkut struktur bahasa secara
keseluruhan maka dalam hal ini juga ditekankan sistem tekanan nada, dan lain-lain. Maka
bahasa tujuan diajarkan dengan mencurahkan perhatian pada lafal kata, dan pada latihan
berkali-kali (drill) secara intensif. Bahkan drill inilah yang biasanya dijadikan teknik utama
dalam proses belajar mengajar.

Secara singkat ciri-ciri penggunaan metode sam`iyah syafawiyah adalah sebagai berikut:

a) Metode ini berangkat dari gambaran bahwa bahasa adalah seperangkat simbol-
simbol suara yang dikenal oleh anggota masyarakat untuk mengadakan
komunikasi diantara mereka. Maka tujuan pokok pengajaran bahasa Arab
adalah memberi bekal kemampuan bagi selain penutur Arab agar mampu
berkomunikasi aktif dengan penutur Arab dengan berbagai keterampilan dan
dalam berbagai situasi.
b) Guru dalam mengajarkan keterampilan bahasa mengikuti urutan asli
pemerolehan bahasa pertama yaitu dari keterampilan mendengar dahulu
kemudian menirukan pembicaraan orang-orang sekitar dan mengucapkan kata-
kata, membaca dan terakhir menulisnya. Jadi urutan empat keterampilan
bahasa menurut metode ini adalah dimulai dari istima, kalam, qira`ah dan
kitabah.
c) Metode ini didasarkan pada pada pandangan ahli antropologi kebudayaan,
bahwasanya budaya bukanlah sekedar bentuk seni atau sastra akan tetapi
budaya merupakan gaya hidup yang melingkupi kehidupan suatu kelompok
yang berbicara dengan bahasa mereka.

2. Langkah-langkah Penggunaan Metode Sam`iyah Syafawiyah.

Sebagaimana nama metode ini yaitu mendengar dan berbicara, maka dalam
aplikasinya lebih menekankan dua aspek ini sebelum dua aspek yang lain. Jika melihat
kepada konsep dasarnya, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
aplikasinya, yaitu :

a. Pelajar harus menyimak, kemudian berbicara lalu membaca, dan akhirnya


menulis.
b. Tata bahasa harus disajikan dalam bentuk pola-pola kalimat atau dialog-dialog
dengan topik situasi sehari-hari.
c. Semua unsur tata bahasa harus disajikan dari yang mudah kepada yang sukar
atau bertahap.
d. Kemungkinan-kemungkinan untuk membuat kesalahan dalam memberi respon
harus dihindarkan, sebab penguatan positif dianggap lebih efektif daripada
penguatan negatif.

Terlihat bahwa metode sam`iyah syafawiyah pada dasarnya tidak hanya


menekankan latihan dan pembiasaan para pelajar untuk membentuk kecakapan berbahasa,
tetapi juga kecermatan pengajar dalam membimbing mereka sangat diperhatikan, oleh
sebab itu seorang pengajar harus benar-benar menguasai prinsip-prinsip itu.

Untuk mencapai tujuan yang diharapkan, diperlukan langkah-langkah yang dianggap


cocok. Misalnya saja langkah yang dipilih adalah sebagai berikut:

a. Pendahuluan, memuat berbagai hal yang berkaitan dengan materi yang akan
disajikan baik berupa appersepsi, atau tes awal tentang materi.
b. Penyajian dialog/bacaan pendek yang dibacakan oleh guru berulang kali,
sedangkan pelajar menyimak tanpa melihat teks.
c. Peniruan dan penghafalan dialog/bacaan pendek dengan teknik meniru setiap
kalimat secara serentak, dan menghapalkannya.
d. Penyajian pola-pola kaimat yang terdapat dalam dialog/bacaan yang dianggap
sulit karena terdapat struktur atau ungkapan-ungkapan yang sulit. Hal ini bisa
dikembangkan dengan drill. (dengan teknik ini dilatih struktur dan kosa kata,
contohnya sebagai berikut)

- Drill Tanya jawab

Guru S1 :‫في غرفته يَكتب أحمد الرسالة إلى صديقه‬

Guru S2 :‫ماذا يعمل أحمد ؟‬

Pelajar R1 :‫يكتب الرسالة‬

Guru : memberi penguat dan rangsangan baru

‫ وأين يكتب؟‬,‫صحيح‬

Pelajar R1 :‫في غرفته‬. … Dan seterusnya.

e. Penutupan (jika diperlukan) misalnya dengan memberikan tugas untuk


dikerjakan dirumah. Dalam hal ini pelajar disuruh berlatih kembali dalam
menggunakan pola-pola yang sudah dipelajari disekolah.

3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Sam`iyah Syafawiyah (Audio-lingual)

a. Kelebihan Metode Sam`iyah Syafawiyah (Audio-lingual)

1) Para pelajar memiliki keterampilan melafalkan kata atau kalimat dengan baik.

2) Para pelajar terampil membuat pola-pola kalimat baku yang sudah dilatihkan.

3) Pelajar dapat melakukan komunikasi lisan dengan baik karena latihan


menyimak dan berbicara yang intensif.

4) Suasana kelas menjadi hidup disebabkan para pelajar tidak tinggal diam, karena
mereka harus terus-menerus merespon stimulus guru.

b. Kekurangan Metode Sam`iyah Syafawiyah (Audio-lingual)

1) Respon pelajar cendrung mekanistis, sering tidak mengetahui atau tidak


memikiran makna ujaran yang diucapkan. Kondisi seperti ini bias berjalan
beberapa bulan, sehingga para pelajar yang sudah dewasa banyak mengalami
kebosanan.

2) Pelajar bias berkomunikasi dengan lancar hanya apabila kalimat yang


digunakan telah dilatihkan sebelumnya didalam kelas.
3) Makna kalimat yang diajarkan biasanya terlepas dari konteks, sehingga
pelajar hanya memahami satu makna, padahal suatu kalimat atau ungkapan
bisa mempunyai beberapa makna tergantung konteks.

4) Keaktifan siswa didalam kelas adalah keaktifan yang semu, karena mereka
hanya merespon rangsangan guru. Semua bentuk latihan, materi pelajaran,
sampai model pertanyaan dan jawaban, ditentukan oleh guru. Tidak ada
inisiatif dan kreatifitas dari siswa.

5) Karena kesalahan dianggap sebagai “dosa” maka pelajar tidak dianjurkan


berinteraksi secara lisan atau tulisan sebelum menguasai benar pola-pola
kalimat yang cukup banyak. Akibatnya pelajar takut dan tidak kreatif
menggunakan bahasa.

6) Latihan-latihan pola bersifat manipulatif, tidak kontekstual dan tidak realistis.


Pelajar mengalami kesulitan ketika menerapkannya dalam konteks
komunikatif yang sebenarnya.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

Setting dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini meliputi tempat penelitian, waktu
penelitian, dan siklus tindakan kelas.

1. Tempat penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di MTs Muhammadiyah 3 Al-Furqan.


Pemilihan sekolah ini sebagai tempat penelitian bertujuan untuk memperbaiki dan
meningkatkan kualitas proses pembelajaran di kelas.

2. Waktu Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini akan dilaksanakan pada tahun ajaran 2021/2022
yaitu tanggal Januari – Februari 2022 .

Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah, karena PTK
memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif
di kelas.

3. Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan melalui dua siklus, setiap siklus terdiri
dari dua kali pertemuan dengan alokasi waktu satu kali pertemuan 2 x 40 menit.

Siklus I

Pertemuan I tanggal 24 Januari 2022

Pertemuan II tanggal 31 Januari 2022

Siklus II

Pertemuan I tanggal 7 Februari 2022

Pertemuan II tanggal 14 Februari 2022


B. Persiapan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Sebelum PTK dilaksanakan, dibuat berbagai input instrumental yang akan digunakan
dalam PTK dan membuat rencana pembelajaran (RPP) yang akan dijadikan PTK, selain itu
juga akan dibuat perangkat pembelajaran berupa:

1. Seperangkat konsep/materi ajar.


2. Alat evaluasi berupa sejumlah pertanyaan untuk tes lisan pada bagian akhir
pembelajaran.
3. Lembar observasi guru untuk mengukur kegiatan guru dalam pembelajaran.
4. Lembar observasi siswa untuk mengukur aktivitas siswa dalam pembelajaran.

C. Subjek dan Objek Penelitian

Dalam PTK ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas V II MTs
Muhammadiyah 3 Al Furqan Banjarmasin yang berjumlah 23 orang siswa. Adapun yang
menjadi objeknya adalah penguasaan siswa terhadap mufradat.

D. Data

Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini dapat dibagi dalam dua jenis,
yaitu :

1. Data Kuantitatif, yaitu data yang berkaitan dengan hasil perolehan siswa (nilai
siswa).
2. Data yang bersifat kualitatif, yaitu data yang berkaitan dengan hasil observasi
aktivitas guru, dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.

E. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari beberapa sumber, antara lain :

1. Siswa, Untuk mendapatkan data tentang hasil belajar dan aktivitas siswa dalam
proses pembelajaran.

2. Guru, Untuk melihat tingkat keberhasilan implementasi pembelajaran melalui


metode sam`iyah syafawiyah pada mata pelajaran bahasa Arab.

3. Teman sejawat dan kolabolator, Teman sejawat dan kolabolator dimaksudkan


sebagai sumber data untuk melihat implementasi PTK secara komprehensif, baik dari
sisi guru dan kemampuan siswa itu sendiri.
F. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

1. Teknik

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes, observasi, wawancara dan
praktek menghafal mufradat.

2. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data dalam PTK ini meliputi penugasan dan lembar observasi.

G. Indikator Kinerja

Penelitian Tindakan Kelas ini dikatakan berhasil optimal dengan ketentuan sebagai
berikut:

1. Meningkatnya hasil belajar siswa berupa kemampuan penguasan mufradat


dalam pembelajaran bahasa Arab dengan menggunakan metode Sam’iyah
Syafawiyah dengan meningkatnya nilai rata-rata kelas setelah dilakukan tes hasil
belajar dengan memenuhi nilai standar ketuntasan minimal yang ditentukan
yaitu 70.
2. Lebih dari 70% kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan guru terlaksana dengan
baik.
3. Lebih dari 70% siswa aktif di dalam kegiatan pembelajaran.

H. Analisis Data

Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus
penelitian dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik presentasi untuk melihat
kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.

1. Hasi Belajar

Hasil belajar siswa diperoleh setelah dilakukan evaluasi berupa tes lisan di akhir
pembelajaran dengan cara dialog sederhana dalam bahasa Arab kepada setiap
siswa secara individual. Dalam evaluasi ini, bagian yang yang dinilai adalah:
penguasaan mufradat, penguasaan makna, dan kefasihan. Secara lengkap,
pedoman penilaian ini dapat dilihat sebagai berikut:
Penguasaan Mufradat Nilai
sangat menguasai 80 - 100
cukup menguasai 60 - < 80
kurang menguasai 50 - < 60
tidak menguasai < 50

Keterangan : Seorang siswa dikatakan sangat menguasai apabila dia mampu


menyebutkan setiap kata dari mufradat yang di tanyakan oleh guru dengan
baik.

Penguasaan Makna Nilai


sangat menguasai 80 - 100
cukup menguasai 60 - < 80
kurang menguasai 50 - < 60
tidak menguasai < 50

Keterangan : Seorang siswa dikatakan sangat menguasai apabila dia mampu


menterjemahkan setiap kata dari mufradat yang di ucapkan atau di tanyakan
guru dengan tepat.

Kefasihan Nilai
Sangat fasih 80 - 100
Cukup fasih 60 - < 80
Kurang fasih 50 - < 60

Keterangan : Seorang siswa dikatakan sangat fasih apabila dia mampu


mengucapkan mufradat dengan baik sesuai dan dapat mengucapkan huruf
sesuai dari makhrojnya.

Hasil nilai dianalisis kemudian dikatagorikan dalam klasifikasi:

a. Rendah : <70%
b. Sedang : 70% s/d 79%
c. Tinggi : 80% s/d 100%

Adapun nilai ketuntasan siswa adalah 70,00 ke atas.

2. Aktivitas siswa dalam pembelajaran

Dengan menganalisis tingkat keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, kemudian


dikatagorikan menjadi klasifikasi:
a. Kurang sekali : <50%
b. Kurang : 50% s/d 69%
c. Cukup : 70% s/d 79%
d. Baik : 80% s/d 89%
e. Baik sekali : 90% s/d 100%

3. Kegiatan guru dalam pembelajaran

Dengan menganalisis aktifitas guru dalam pembelajaran, kemudian dikatagorikan


menjadi klasifikasi:

a. Kurang sekali : < 50%


b. Kurang : 50% s/d 69%
c. Cukup : 70% s/d 79%
d. Baik : 80% s/d 89%
e. Baik sekali : 90% s/d 100%

Adapun Rumus yang dipakai untuk mencari hasil persentase tersebut, adalah:

P = F/N x 100%

P = persentase

F = Frekuensi/skor yang diperoleh

N = skor maksimal

I. Prosedur Penelitian

Siklus 1

Siklus pertama dalam PTK ini dilaksanakan dua kali pertemuan, setiap pertemuan terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi sebagai berikut :

1. Perencanaan (Planning)
a. Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar
yang akan disampaikan kepada anak.
b. Membuat rencana pembelajaran (RPP)
c. Membuat lembar pengamatan
d. Membuat lembar kinerja siswa
e. Menyusun alat evaluasi
2. Pelaksanaan (Acting)
a. Guru melakukan pembelajaran sesuai RPP yang telah dibuat (terlampir)
b. Melakukan evaluasi pembelajaran
c. Melakukan pengamatan/observasi
3. Pengamatan (Observation)
a. Situasi kegiatan belajar mengajar
b. Keaktifan siswa
c. Kemampuan siswa dalam menerima materi pelajaran.
4. Refleksi (Reflecting)

Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus pertama dan menganalisis


untuk melakukan perbaikan-perbaikan dalam tindakan kelas siklus kedua.

Siklus 2

Seperti halnya siklus pertama, siklus kedua dilaksanakan dua kali pertemuan, setiap
pertemuan terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

1. Perencanaan (Planning)

Peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus


pertama.

2. Pelaksanaan (Acting)

Guru melaksanakan pembelajaran melalui metode sam`iyah syafawiyah berdasarkan


rencana pembelajaran hasil refleksi pada siklus pertama.

3. Pengamatan (Observation)

Peneliti dan kolabolator melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran


melalui metode sam`iyah syafawiyah.

4. Refleksi (Reflecting)

Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua dan menganalisis


untuk membuat kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di MTs Muhammadiyah 3 Al-Furqan


Banjarmasin. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII yang berjumlah 23 orang. Objeknya
adalah penguasaan siswa dalam mufradat. Adapun permasalahan dalam penelitian ini
adalah kurangnya penguasaan siswa dalam mufradat Bahasa Arab. Untuk itu direncanakan
tindakan kelas dalam upaya meningkatkan mufradat siswa dengan pembelajaran melalui
metode sam`iyah syafawiyah.

Tindakan kelas yang akan dilaksanakan dalam menerapkan pembelajaran melalui


metode sam`iyah syafawiyah pada pelajaran Bahasa Arab di kelas VII dilakukan dengan dua
cara pengamatan sebagai berikut:

1. Pengamatan langsung yang dilakukan peneliti terhadap kegiatan pembelajaran


Bahasa Arab melalui metode sam`iyah syafawiyah.
2. Pengamatan partisipasi yang dilakukan oleh guru sejawat untuk mengamati
kegiatan pembelajaran selama dua siklus sesuai tahapan-tahapan proses belajar-
mengajar di kelas.

Selain dua cara pengamatan tersebut, dilakukan evaluasi terhadap pembelajaran


setiap kali pertemuan.

Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) oleh peneliti dibagi menjadi dua siklus,
dengan masing-masing siklus dua kali pertemuan.

1.Tindakan Kelas Siklus I

Tindakan kelas siklus pertama terdiri dari dua kali pertemuan. Setiap kali pertemuan
diuraikan dalam: persiapan, kegiatan belajar-mengajar, dan hasil tindakan kelas. Sedangkan
refleksi dilakukan setelah dua kali pertemuan dalam satu siklus.

a. Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama siklus I berlangsung selama dua jam pelajaran atau 2 x


40 menit. Sebagaimana diungkapkan di atas, dalam satu pertemuan diuraikan dalam:
persiapan, kegiatan belajar-mengajar, dan hasil tindakan kelas.
Sebelum melaksanakan tindakan kelas, dilakukan persiapan. Pada pertemuan
pertama tindakan kelas siklus I ini dipersiapkan perangkat pembelajaran sebagai
berikut:

1) Menyusun rencana pembelajaran (RPP) Bahasa Arab yang memuat hal-hal


berikut:

a) Standar Kompetensi (SK), yaitu:

* Mampu memahami informasi lisan tentang ‫في المقصف‬.

* Mengungkapkan informasi secara lisan dalam bentuk tanya jawab


singkat tentang ‫في المقصف‬

b) Kompetensi Dasar (KD), yaitu:

* Mengidentifikasi bunyi huruf hijaiyah dan mufradat tentang ‫في‬


‫المقصف‬

* Memahami makna mufradat tentang ‫في المقصف‬

* Melafalkan mufradat tentang ‫في المقصف‬

* Melakukan tanya jawab sederhana tentang ‫في المقصف‬

c) Tujuan Pembelajaran:

Setelah mengikuti pembelajaran ini, siswa mampu menulis kata ,


ungkapan pendek atau sederhana dan dapat menyusun kata menjadi
sebuah kalimat yg berhubungan dengan mufradat tentang ‫في المقصف‬

d) Mempersiapkan materi pembelajaran

e) Mempersiapkan evaluasi berupa sejumlah pertanyaan untuk tes lisan


pada bagianakhir pembelajaran

f) Membuat lembar observasi guru untuk mengukur kegiatan guru dalam


pembelajaran yang dilakukan oleh teman sejawat

g) Membuat lembar observasi siswa untuk mengukur aktivitas siswa


dalam pembelajaran yang dilakukan oleh teman sejawat.

Setelah persiapan selesai dilakukan, guru melakukan kegiatan belajar-mengajar


sebagaimana disusun dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dalam kegiatan
belajar-mengajar ini, guru membagi dalam tiga kegiatan, yaitu: kegiatan awal, kegiatan inti,
dan kegiatan akhir.

Adapun kegiatan awal yang dilakukan adalah sebagai berikut:


* Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan membaca basmalah dan berdoa
bersama

* Guru menanyakan kabar dengan dialog sederhana dalam bahasa Arab secara
klasikal kemudian individual

* Guru melakukan appersepsi sambil mengarahkan kepada siswa mengenai materi


dan cara pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Setelah kegiatan awal, dilanjutkan dengan kegiatan inti, yaitu:

* Guru membaca mufradat satu persatu secara berulang-ulang.

* Guru meminta siswa mendengarkan bacaannya tanpa melihat teks (hal ini
dilakukan guru dengan dialog sederhana dalam bahasa Arab).

* Guru mengarahkan terjemah mufradat dengan melakukan tanya jawab sederhana


dalam bahasa Arab dengan siswa, baik secara klasikal maupun individual.

* Siswa mengucapkan mufradat secara klasikal maupun individual dengan pelafalan


yang tepat sambil dibimbing guru.

* Guru kembali melakukan tanya jawab sederhana dalam bahasa Arab dengan siswa
mengenai mufradat yang telah dikuasai (sebagai pemantapan) secara klasikal
kemudian indvidual

Kemudian diakhiri dengan kegiatan akhir, yaitu:

* Guru melakukan evaluasi lisan secara individu sambil memberikan penilaian

* Guru menutup pelajaran

Kegiatan belajar-mengajar yang berlangsung selama 2 x 40 menit tersebut, dilihat


dan di-observasi oleh teman sejawat/observer. Observasi yang dilakukan oleh teman
sejawat/observer meliputi: kegiatan guru dalam pembelajaran dan aktivitas siswa dalam
KBM (Kegiatan Belajar-Mengajar). Adapun hasil belajar siswa diperoleh setelah guru
melakukan evaluasi lisan secara individu.

Hasil pengamatan atau observasi dari teman sejawat mengenai kegiatan guru dalam
pembelajaran pada pertemuan pertama ini, dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.1 : Observasi Kegiatan Pembelajaran Siklus I Pertemuan Pertama

No Pelaksanaan
Indikator/Aspek yang Diamati
. Ya Tidak
Kegiatan Awal
1. Membuat rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) √
2. Memeriksa kesiapan siswa √
No Pelaksanaan
Indikator/Aspek yang Diamati
. Ya Tidak
Menanyakan kabar dengan dialog sederhana dalam
3. √
bahasa Arab secara klasikal
Menanyakan kabar dengan dialog sederhana dalam
4. √
bahasa Arab secara individual
5. Apersepsi √
6. Motivasi √
Kegiatan Inti
7. Membaca mufradat satu persatu secara berulang-ulang √
Meminta siswa mendengarkan bacaannya tanpa
8. √
melihat teks
Mengarahkan terjemah mufradat dengan melakukan
9. tanya jawab sederhana dalam bahasa Arab dengan √
siswa secara klasikal
Mengarahkan terjemah mufradat dengan melakukan
10. tanya jawab sederhana dalam bahasa Arab dengan √
siswa secara individual
Membimbing siswa mengucapkan mufradat secara
11. √
klasikal dengan pelafalan yang tepat
Membimbing siswamengucapkan mufradat secara
12. √
individual dengan pelafalan yang tepat
Melakukan tanya jawab sederhana dalam bahasa Arab
13. dengan siswa mengenai mufradat yang telah dikuasai √
(sebagai pemantapan) secara klasikal
Melakukan tanya jawab sederhana dalam bahasa Arab
14. dengan siswa mengenai mufradat yang telah dikuasai √
(sebagai pemantapan) secara individual
15. Menguasai kelas √
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi
16. √
(tujuan ) yang ingin dicapai
17. Melaksanakan pembelajaran secara runtut √
18. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran √
Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang
19. √
relevan
20. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan √
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi
21. √
waktu
22. Menggunakan metode √
Menumbuhkan partisifasi aktif siswa dalam
23. √
pembelajaran
24. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa √
Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam
25. √
belajar
Menggunakan bahasa lisan dan tertulis secara jelas
26. √
baik dan benar
Kegiatan Akhir
Melakukan evaluasi lisan secara individu sambil
27. √
memberikan penilaian
No Pelaksanaan
Indikator/Aspek yang Diamati
. Ya Tidak
28. Menutup pelajaran √
Jumlah 19 9
Berdasarkan data observasi tersebut di atas dapat dipresentasikan sebagai berikut:
F
P = X 100
N

19
= X 100
28

= 67.85%

Keterangan : Kurang sekali : < 50%, Kurang : 50% - 69%, Cukup : 70% - 79%. Baik : 80%

- 89%, Baik sekali : 90 – 100%.

Dari persentase tersebut di atas dapat dilihat bahwa proses kegiatan belajar mengajar

yang dilakukan guru berada dalam klasifikasi kurang, Hal ini disebabkan ada beberapa aspek

yang masih belum optimal dan tidak dilaksanakan oleh guru sesuai dengan lembar observasi

yang sudah dibuat, yaitu: memeriksa kesiapan siswa, menanyakan kabar dan dialog

sederhana dalam bahasa Arab secara individual, motivasi, mengaitkan materi dengan

pengetahuan lain yang relevan, mengaitkan materi dengan realitas kehidupan, melaksanakan

pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu, menumbuhkan partisifasi aktif siswa dalam

pembelajaran, menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa, dan menumbuhkan

keceriaan serta antusiasme siswa dalam belajar. Walaupun demikian, data observasi yang ada

pada tabel secara umum menunjukkan bahwa proses belajar mengajar berlangsung secara

lancar, kondusif, dan tujuan pembelajaran tercapai. Hal ini menunjukkan kemampuan guru

mengelola kelas cukup baik. Namun demikian, pembelajaran perlu dilanjutkan pada tindakan

kelas pertemuan kedua.


Hasil pengamatan atau observasi dari teman sejawat mengenai aktivitas siswa dalam

KBM pada pertemuan pertama ini, dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.2: Observasi Aktivitas Siswa dalam pembelajaran Siklus I Pertemuan Pertama

No Pelaksanaan
Indikator/Aspek yang Diamati
. Ya Tidak
1 Mengikuti dialog guru ketika guru menanyakan kabar
2 Mendengarkan bacaan guru tanpa melihat √
Mengikuti Tanya jawab sederhana dengan guru dalam
3 √
bahasa Arab secara klasikal
Mengikuti Tanya jawab sederhana dengan guru dalam
4 √
bahasa Arab secara individual
Mengucapkan mufradat dengan pelafalan yang tepat
5 √
sambil dibimbing guru secara klasikal
Mengucapkan mufradat dengan pelafalan yang tepat
6 √
sambil dibimbing guru secara individual
7 Mengikuti dialog guru secara klasikal √
Mengikuti dialog sederhana dalam bahasa Arab
8 dengan guru mengenai mufradat yang telah dikuasai √
(sebagai pemantapan) secara klasikal
Mengikuti dialog sederhana dalam bahasa Arab
9 dengan guru mengenai mufradat yang telah dikuasai √
(sebagai pemantapan) secara individual
10 Mengikuti tes lisan √
11 Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran √
12 Keceriaan dan antusiasme siswa dalam pembelajaran √
Total Skor 3
Berdasarkan data observasi tersebut di atas dapat dipersentasekan aktivitas siswa dalam

pembelajaran sebagai berikut:

F
P = X 100
N

3
= X 100
12

= 25%

Keterangan : Kurang sekali : < 50%, Kurang : 50% - 69%, Cukup : 70% - 79%. Baik : 80%

- 89%, Baik sekali : 90 – 100%.


Dari persentase tersebut di atas dapat dilihat bahwa aktivitas siswa dalam kegiatan

pembelajaran berada dalam kategori kurang, hal ini disebabkan banyak aspek yang belum

optimal, seperti: berdialog secara sederhana ketika guru menanyakan kabar, melakukan tanya

jawab sederhana dengan guru dalam bahasa Arab secara klasikal, melakukan tanya jawab

sederhana dengan guru dalam bahasa Arab secara individual, mengucapkan mufradat dengan

pelafalan yang tepat sambil dibimbing guru secara individual, melakukan tanya jawab

sederhana dalam bahasa Arab dengan guru mengenai mufradat yang telah dikuasai (sebagai

pemantapan) secara klasikal, dan melakukan tanya jawab sederhana dalam bahasa Arab

dengan guru mengenai mufradat yang telah dikuasai (sebagai pemantapan) secara individual.

Hal ini karena pembelajaran Bahasa Arab melalui metode Sam`iyah Syafawiyah ini belum

terbiasa bagi anak. Oleh karena itu, tindakan kelas perlu dilanjutkan pada pertemuan

berikutnya.

Hasil belajar siswa yang diperoleh setelah guru melakukan evaluasi lisan secara

individu, dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.3 : Hasil Belajar Siswa Siklus I Pertemuan Pertama

No Nilai Pertemuan 2
F %
1 10 5 21,74
2 8 7 30,43
3 6 11 47,83
∑ 23 100
Ketuntasan individu 12 -
Ketuntasan klasikal - 52,17
Rata-rata 7,47

Berdasarkan dari data tabel 4.10 diketahui nilai tertinggi sampai terendah yang

diperoleh siswa dapat dinyatakan sebagai berikut: nilai 10 adalah sebanyak 5 siswa

(21,74 %), nilai 8 sebanyak 7 orang siswa (30,43 %), nilai 6 sebanyak 11 orang siswa

(47,83 %).
Berdasarkan perolehan nilai pada tabel 4.10, dapat dikatakan bahwa siswa

yang memperoleh nilai diatas indikator ketuntasan minimal 6,5 terdapat sebanyak 12

orang atau sebesar 52,17 %, ini menunjukkan bahwa keberhasilan dan ketuntasan

siswa dalam melaksanakan tes akhir tertulis tergolong kurang, dan itu semua sangat

dirasa perlu adanya perbaikan dan peningkatan pada pertemuan berikutnya.

b. Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua siklus I berlangsung selama dua jam pelajaran atau 2 x 40 menit.

Dalam pertemuan kedua siklus I ini, diuraikan dalam: persiapan, kegiatan belajar-mengajar,

dan hasil tindakan kelas.

Sebelum melaksanakan tindakan kelas, dilakukan persiapan. Pada pertemuan kedua

tindakan kelas siklus I ini dipersiapkan perangkat pembelajaran sebagai berikut:

1) Menyusun rencana pembelajaran (RPP) Bahasa Arab yang memuat hal-hal berikut:

a) Standar Kompetensi (SK), yaitu:

- Memahami informasi lisan tentang ‫في المقصف‬

- Mengungkapkan informasi secara lisan dalam bentuk tanya jawab

singkat tentang ‫في المقصف‬

b) Kompetensi Dasar (KD), yaitu:

- Mengidentifikasi bunyi huruf hijaiyah dan mufradat tentang

‫في المقصف‬

- Memahami makna mufradat tentang ‫في المقصف‬

- Melafalkan mufradat tentang ‫في المقصف‬

- Melakukan tanya jawab sederhana tentang ‫في المقصف‬

c) Tujuan Pembelajaran:

Setelah mengikuti pembelajaran ini, siswa mampu mengidentifikasi, memahami makna,


melafalkan, dan melakukan tanya jawab sederhana yang berhubungan dengan mufradat

tentang ‫في المقصف‬

d) Mempersiapkan materi pembelajaran

e) Mempersiapkan evaluasi berupa sejumlah pertanyaan untuk tes lisan pada bagian akhir

pembelajaran

f) Membuat lembar observasi guru untuk mengukur kegiatan guru dalam pembelajaran

yang dilakukan oleh teman sejawat

g) Membuat lembar observasi siswa untuk mengukur aktivitas siswa dalam pembelajaran

yang dilakukan oleh teman sejawat

Adapun kegiatan awal yang dilakukan adalah sebagai berikut:

- Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan membaca basmalah dan

berdoa bersama

- Guru menanyakan kabar dengan dialog sederhana dalam bahasa Arab secara

klasikal kemudian individual

- Guru melakukan appersepsi sambil mengarahkan kepada siswa mengenai

materi da n cara pembelajaran yang akan dilaksanakan

Setelah kegiatan awal, dilanjutkan dengan kegiatan inti, yaitu:

- Guru membaca mufradat satu persatu secara berulang-ulang

- Guru meminta siswa mendengarkan bacaannya tanpa melihat teks

- Guru mengarahkan terjemah mufradat dengan melakukan tanya jawab

sederhana dalam bahasa Arab dengan siswa, baik secara klasikal maupun

individual

- Siswa mengucapkan mufradat secara klasikal maupun individual dengan

pelafalan yang tepat sambil dibimbing guru


- Guru kembali melakukan tanya jawab sederhana dalam bahasa Arab dengan

siswa mengenai mufradat yang telah dikuasai (sebagai pemantapan) secara

klasikal kemudian indvidual

Kemudian diakhiri dengan kegiatan akhir, yaitu:

- Guru melakukan evaluasi lisan secara individu sambil memberikan penilaian

- Guru menutup pelajaran

Kegiatan belajar-mengajar yang berlangsung selama 2 x 40 menit tersebut, dilihat dan

di-observasi oleh teman sejawat/observer. Observasi yang dilakukan oleh teman

sejawat/observer meliputi: kegiatan guru dalam pembelajaran dan aktivitas siswa dalam

KBM (Kegiatan Belajar-Mengajar). Adapun hasil belajar siswa diperoleh setelah guru

memberikan evaluasi secara individu.

Hasil pengamatan atau observasi dari teman sejawat mengenai kegiatan guru dalam

pembelajaran pada pertemuan kedua ini, dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.4 : Observasi Kegiatan Pembelajaran Siklus I Pertemuan Kedua

No Pelaksanaan
Indikator/Aspek yang Diamati
. Ya Tidak
Kegiatan Awal
1. Membuat rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) √
2. Memeriksa kesiapan siswa √
Menanyakan kabar dengan dialog sederhana dalam
3. √
bahasa Arab secara klasikal
Menanyakan kabar dengan dialog sederhana dalam
4. √
bahasa Arab secara individual
5. Apersepsi √
6. Motivasi √
Kegiatan Inti
7. Membaca mufradat satu persatu secara berulang-ulang √
Meminta siswa mendengarkan bacaannya tanpa
8. √
melihat teks
Mengarahkan terjemah mufradat dengan melakukan
9. tanya jawab sederhana dalam bahasa Arab dengan √
siswa secara klasikal
Mengarahkan terjemah mufradat dengan melakukan
10. tanya jawab sederhana dalam bahasa Arab dengan √
siswa secara individual
No Pelaksanaan
Indikator/Aspek yang Diamati
. Ya Tidak
Membimbing siswa mengucapkan mufradat secara
11. √
klasikal dengan pelafalan yang tepat
Membimbing siswa mengucapkan mufradat secara
12. √
individual dengan pelafalan yang tepat
Melakukan tanya jawab sederhana dalam bahasa Arab
13. dengan siswa mengenai mufradat yang telah dikuasai √
(sebagai pemantapan) secara klasikal
Melakukan tanya jawab sederhana dalam bahasa Arab
14. dengan siswa mengenai mufradat yang telah dikuasai √
(sebagai pemantapan) secara individual
15. Menguasai kelas √
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi
16. √
(tujuan ) yang ingin dicapai
17. Melaksanakan pembelajaran secara runtut √
18. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran √
Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang
19. √
relevan
20. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan √
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi
21. √
waktu
22. Menggunakan metode √
Menumbuhkan partisifasi aktif siswa dalam
23. √
pembelajaran
24. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa √
Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam
25. √
belajar
Menggunakan bahasa lisan dan tertulis secara jelas
26. √
baik dan benar
Kegiatan Akhir
Melakukan evaluasi lisan secara individu sambil
27. √
memberikan penilaian
28. Menutup pelajaran √
Jumlah 22 6

Berdasarkan data observasi tersebut di atas dapat dipresentasikan sebagai berikut :


F
P = X 100
N

22
= X100
28
= 78,57%

Keterangan : Kurang sekali : < 50%, Kurang : 50% - 69%, Cukup : 70% - 79%. Baik : 80%

- 89%, Baik sekali : 90 – 100%.

Dari persentase tersebut di atas dapat dilihat bahwa proses kegiatan belajar mengajar

yang dilakukan guru berada dalam klasifikasi cukup, dan lebih aktif dari pertemuan

sebelumnya. Aspek yang belum optimal sudah dapat diatasi, guru sudah memeriksa

kesiapan siswa, memotivasi siswa dalam pembelajaran, dan mengaitkan materi dengan

pengetahuan lain yang relevan. Adapun aspek yang masih belum optimal dan tidak

dilaksanakan oleh guru adalah: mengaitkan materi dengan realitas kehidupan, melaksanakan

pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu, menumbuhkan partisifasi aktif siswa dalam

pembelajaran, menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa, dan menumbuhkan

keceriaan serta antusiasme siswa dalam belajar. Oleh karena itu pembelajaran perlu

dilanjutkan pada tindakan kelas selanjutnya.

Hasil pengamatan atau observasi dari teman sejawat mengenai aktivitas siswa dalam

KBM pada pertemuan kedua, dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.5: Observasi Aktivitas Siswa dalam pembelajaran Siklus I Pertemuan Kedua

No Pelaksanaan
Indikator/Aspek yang Diamati
. Ya Tidak
1 Mengikuti dialog guru ketika guru menanyakan kabar √
2 Mendengarkan bacaan guru tanpa melihat √
Mengikuti Tanya jawab sederhana dengan guru dalam
3 √
bahasa Arab secara klasikal
Mengikuti Tanya jawab sederhana dengan guru dalam
4 √
bahasa Arab secara individual
Mengucapkan mufradat dengan pelafalan yang tepat
5 √
sambil dibimbing guru secara klasikal
Mengucapkan mufradat dengan pelafalan yang tepat
6 √
sambil dibimbing guru secara individual
7 Mengikuti dialog guru secara klasikal √
Mengikuti dialog sederhana dalam bahasa Arab
8 dengan guru mengenai mufradat yang telah dikuasai √
(sebagai pemantapan) secara klasikal
Mengikuti dialog sederhana dalam bahasa Arab
9 √
dengan guru mengenai mufradat yang telah dikuasai
No Pelaksanaan
Indikator/Aspek yang Diamati
. Ya Tidak
(sebagai pemantapan) secara individual
10 Mengikuti tes lisan √
11 Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran √
12 Keceriaan dan antusiasme siswa dalam pembelajaran √
Total Skor 6

Berdasarkan data observasi tersebut di atas dapat dipersentasekan aktivitas siswa dalam

pembelajaran sebagai berikut:

F
P= X 100
N

6
= X 100
12

= 50%

Keterangan : Kurang sekali : < 50%, Kurang : 50% - 69%, Cukup : 70% - 79%. Baik :

80% - 89%, Baik sekali : 90 – 100%.

Dari persentase tersebut di atas dapat dilihat bahwa aktivitas siswa dalam kegiatan

pembelajaran berada dalam kategori kurang. Walaupun demikian, aspek yang belum optimal

pada pertemuan sebelumnya sudah terlaksana dengan baik, seperti: berdialog secara

sederhana ketika guru menanyakan kabar dan melakukan tanya jawab sederhana dengan guru

dalam bahasa Arab secara klasikal. Adapun aspek yang masih belum optimal, adalah:

melakukan tanya jawab sederhana dengan guru dalam bahasa Arab secara individual,

mengucapkan mufradat dengan pelafalan yang tepat sambil dibimbing guru secara individual,

melakukan tanya jawab dengan guru secara kalsikal, melakukan tanya jawab sederhana
dalam bahasa Arab dengan guru mengenai mufradat yang telah dikuasai (sebagai

pemantapan) secara klasikal, dan melakukan tanya jawab sederhana dalam bahasa Arab

dengan guru mengenai mufradat yang telah dikuasai (sebagai pemantapan) secara individual.

Oleh karena itu, tindakan kelas perlu dilanjutkan pada pertemuan berikutnya.

Hasil belajar siswa yang diperoleh setelah guru memberikan evaluasi lisan secara

individu, dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.6 : Tes Hasil Belajar Siswa Siklus I Pertemuan Kedua

Hasil belajar siswa didapatkan dari kegiatan evaluasi berupa tes secara tertulis, dan

diperoeh data sebagai berkut :

No Nilai Pertemuan 2

F %

1 10 5 21,74

2 8 7 30,43

3 6 11 47,83

∑ 23 100

Ketuntasan individu 12 -

Ketuntasan klasikal - 52,17

Rata-rata 7,47

Berdasarkan dari data tabel 4.10 diketahui nilai tertinggi sampai terendah yang

diperoleh siswa dapat dinyatakan sebagai berikut: nilai 10 adalah sebanyak 5 siswa

(21,74 %), nilai 8 sebanyak 7 orang siswa (30,43 %), nilai 6 sebanyak 11 orang siswa

(47,83 %).
Berdasarkan perolehan nilai pada tabel 4.10, dapat dikatakan bahwa siswa

yang memperoleh nilai diatas indikator ketuntasan minimal 6,5 terdapat sebanyak 12

orang atau sebesar 52,17 %, ini menunjukkan bahwa keberhasilan dan ketuntasan

siswa dalam melaksanakan tes akhir tertulis tergolong kurang, dan itu semua sangat

dirasa perlu adanya perbaikan dan peningkatan pada pertemuan berikutnya.

Oleh karena itu tindakan kelas perlu dilanjutkan pada pertemuan selanjutnya.

C. Refleksi Tindakan Kelas Siklus I


Berdasarkan hasil observasi kegiatan guru dalam pembelajaran, observasi aktivitas

siswa dalam KBM, dan hasil tes belajar pertemuan pertama dan kedua tindakan kelas siklus I,

maka dapat direfleksikan hal-hal sebagai berikut:

1) Aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran dengan metode Sam`iyah syafawiyah

pada mata pelajaran bahasa Arab dinyatakan cukup efektif, tetapi belum mencapai hasil

pembelajaran yang maksimal. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan atau observasi dari

teman sejawat terhadap kegiatan pembelajaran, pada pertemuan pertama 67,85% dan pada

pertemuan kedua 78,57%. Rata-rata kedua pertemuan ini 73,21%. Dalam siklus I ini, masih

ada beberapa aspek yang tidak terlaksana sebagaimana yang telah direncanakan, yaitu:

mengaitkan materi dengan realitas kehidupan, melaksanakan pembelajaran sesuai dengan

alokasi waktu, menumbuhkan partisifasi aktif siswa dalam pembelajaran, menunjukkan sikap

terbuka terhadap respon siswa, dan menumbuhkan keceriaan serta antusiasme siswa dalam

belajar. Diharapkan pada siklus II, guru dapat melaksanakan beberapa aspek yang tidak

terlaksana ini.

2) Aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan metode sam`iyah syafawiyah pada

mata pelajaran bahasa Arab cukup mendukung dan aktif, hal ini dapat dilihat pada observasi

aktivitas siswa dalam KBM pertemuan pertama 25% dan pertemuan kedua 50%. Rata-rata

kedua pertemuan ini 37,5%. Dalam pembelajaran siklus I ini masih ada beberapa aspek yang
belum optimal, seperti: melakukan tanya jawab sederhana dengan guru dalam bahasa Arab

secara individual, mengucapkan mufradat dengan pelafalan yang tepat sambil dibimbing guru

secara individual, melakukan tanya jawab dengan guru secara kalsikal, melakukan tanya

jawab sederhana dalam bahasa Arab dengan guru mengenai mufradat yang telah dikuasai

(sebagai pemantapan) secara klasikal, dan melakukan tanya jawab sederhana dalam bahasa

Arab dengan guru mengenai mufradat yang telah dikuasai (sebagai pemantapan) secara

individual. Diharapkan pada siklus II, guru dituntut untuk lebih aktif memberikan arahan

dalam pembelajaran.

3) Data hasil evaluasi pada siklus I menunjukkan nilai yang cukup baik meskipun

ada beberapa siswa yang berada di bawah standar ketuntasan minimal yang diharapkan

(70,00), siswa pada siklus I pertemuan 1 nilai terendahnya adalah 4 dan pertemuan 2 nilai

terendahnya adalah 6. Pada Siklus I ini siswa yang memiliki nilai tertinggi di pertemuan 1

adalah nilai 8 sedangkan pada pertemuan ke 2 nilai tertinggi adalah 10. Jika pada pertemuan

pertama nilai 6 ada 6 orang sedangkan pada pertemuan ke 2 meningkat menjadi 11 orang,

sedangkan nilai 8 pada pertemuan pertama ada 6 orang dan pada pertemuan ke 2 meningkat

menjadi 7 orang. Hal ini berarti terjadi peningkatan pada pertemuan kedua.

Berdasarkan temuan tersebut, maka kegiatan pembelajaran dengan metode sam`iyah

syafawiyah pada mata pelajaran Bahasa Arab masih belum berhasil dan akan dilanjutkan

pada siklus II. Diharapkan pada siklus II akan terjadi peningkatan hasil belajar secara

individual maupun klasikal. Oleh karena itu guru harus lebih aktif memberikan arahan dan

bimbingan dalam kegiatan pembelajaran dengan metode sam`iyah syafawiyah pada mata

pelajaran Bahasa Arab.

2. Tindakan Kelas Siklus II


a. Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama siklus II berlangsung selama dua jam pelajaran atau 2 x 40 menit.
Dalam pertemuan pertama siklus II ini, diuraikan dalam: persiapan, kegiatan belajar-

mengajar, dan hasil tindakan kelas.

Sebelum melaksanakan tindakan kelas, dilakukan persiapan. Pada pertemuan pertama

tindakan kelas siklus II ini dipersiapkan perangkat pembelajaran sebagai berikut:

1) Menyusun rencana pembelajaran (RPP) Bahasa Arab yang memuat hal-hal berikut:

a) Standar Kompetensi (SK), yaitu:

- Memahami informasi lisan tentang ‫في المقصف‬

- Mengungkapkan informasi secara lisan dalam bentuk tanya jawab singkat tentang

‫في المقصف‬

b) Kompetensi Dasar (KD), yaitu:

- Mengidentifikasi bunyi huruf hijaiyah dan mufradat tentang ‫في المقصف‬

- Memahami makna mufradat tentang ‫في المقصف‬

- Melakukan dialog sederhana tentang ‫في المقصف‬

- Menyampaikan informasi lisan dalam kalimat sederhana tentang

‫في المقصف‬

c) Tujuan Pembelajaran:

Setelah mengikuti pembelajaran ini, siswa mampu mengidentifikasi, memahami

makna, melafalkan, dan melakukan tanya jawab sederhana yang berhubungan

dengan mufradat tentang ‫في المقصف‬

d) Mempersiapkan materi pembelajaran

e) Mempersiapkan evaluasi berupa sejumlah pertanyaan untuk tes lisan pada

bagian akhir pembelajaran

f) Membuat lembar observasi guru untuk mengukur kegiatan guru dalam

pembelajaran yang dilakukan oleh teman sejawat


g) Membuat lembar observasi siswa untuk mengukur aktivitas siswa dalam

pembelajaran yang dilakukan oleh teman sejawat

Setelah persiapan selesai dilakukan, guru melakukan kegiatan belajar-mengajar

sebagaimana disusun dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dalam kegiatan

belajar-mengajar ini, guru membagi dalam tiga kegiatan, yaitu: kegiatan awal, kegiatan inti,

dan kegiatan akhir.

Adapun kegiatan awal yang dilakukan adalah sebagai berikut:

- Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan membaca basmalah dan

berdoa bersama

- Guru menanyakan kabar dengan dialog sederhana dalam bahasa Arab secara

klasikal kemudian individual

- Guru melakukan appersepsi sambil mengarahkan kepada siswa mengenai

materi dan cara pembelajaran yang akan dilaksanakan

Kegiatan inti yang dilakukan adalah sebagai berikut:

- Guru memperdengarkan teks/hiwar tentang ‫في المقصف‬

- Guru meminta siswa mendengarkan bacaannya tanpa melihat teks

- Guru mengarahkan terjemah mufradat dengan melakukan tanya jawab

sederhana dalam bahasa Arab dengan siswa, baik secara klasikal maupun

individual

- Siswa mengucapkan mufradat secara klasikal maupun individual dengan

pelafalan yang tepat sambil dibimbing guru

- Guru meminta siswa mendemonstrasikan hiwar tentang ‫في المقصف‬

- Guru kembali melakukan tanya jawab sederhana dalam bahasa Arab dengan

siswa mengenai mufradat yang telah dikuasai (sebagai pemantapan) secara

klasikal kemudian indvidual


Kegiatan akhir yang dilakukan adalah sebagai berikut:

- Guru melakukan evaluasi lisan secara individu sambil memberikan penilaian

- Guru menutup pelajaran

Kegiatan belajar-mengajar yang berlangsung selama 2 x 40 menit tersebut, dilihat dan

di observasi oleh teman sejawat/observer. Observasi yang dilakukan oleh teman

sejawat/observer meliputi: kegiatan guru dalam pembelajaran dan aktivitas siswa dalam

KBM (Kegiatan Belajar-Mengajar). Adapun hasil belajar siswa diperoleh setelah guru

memberikan evaluasi secara individu.

Hasil pengamatan atau observasi dari teman sejawat mengenai kegiatan guru dalam

pembelajaran pada pertemuan pertama ini, dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.7 : Observasi Kegiatan Pembelajaran Siklus II Pertemuan Pertama

No Pelaksanaan
Indikator/Aspek yang Diamati
. Ya Tidak
Kegiatan Awal
1. Membuat rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) √
2. Memeriksa kesiapan siswa √
Menanyakan kabar dengan dialog sederhana dalam
3. √
bahasa Arab secara klasikal
Menanyakan kabar dengan dialog sederhana dalam
4. √
bahasa Arab secara individual
5. Apersepsi √
6. Motivasi √
Kegiatan Inti
7. Membaca mufradat satu persatu secara berulang-ulang √
Meminta siswa mendengarkan bacaannya tanpa
8. √
melihat teks
Mengarahkan terjemah mufradat dengan melakukan
9. tanya jawab sederhana dalam bahasa Arab dengan √
siswa secara klasikal
Mengarahkan terjemah mufradat dengan melakukan
10. tanya jawab sederhana dalam bahasa Arab dengan √
siswa secara individual
Membimbing siswa mengucapkan mufradat secara
11. √
klasikal dengan pelafalan yang tepat
Membimbing siswa mengucapkan mufradat secara
12. √
individual dengan pelafalan yang tepat
Melakukan tanya jawab sederhana dalam bahasa Arab
13. √
dengan siswa mengenai mufradat yang telah dikuasai
No Pelaksanaan
Indikator/Aspek yang Diamati
. Ya Tidak
(sebagai pemantapan) secara klasikal
Melakukan tanya jawab sederhana dalam bahasa Arab
14. dengan siswa mengenai mufradat yang telah dikuasai √
(sebagai pemantapan) secara individual
15. Menguasai kelas √
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi
16. √
(tujuan ) yang ingin dicapai
17. Melaksanakan pembelajaran secara runtut √
18. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran √
Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang
19. √
relevan
20. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan √
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi
21. √
waktu
22. Menggunakan metode √
Menumbuhkan partisifasi aktif siswa dalam
23. √
pembelajaran
24. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa √
Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam
25. √
belajar
Menggunakan bahasa lisan dan tertulis secara jelas
26. √
baik dan benar
Kegiatan Akhir
Melakukan evaluasi lisan secara individu sambil
27. √
memberikan penilaian
28. Menutup pelajaran √
Jumlah 25 3

Berdasarkan data observasi tersebut di atas dapat dipresentasikan sebagai berikut :


F
P = X 100
N

25
= X 100
28

= 89,28%

Keterangan : Kurang sekali : < 50%, Kurang : 50% - 69%, Cukup : 70% - 79%. Baik :

80% - 89%, Baik sekali : 90 – 100%.


Dari persentase tersebut di atas dapat dilihat bahwa proses kegiatan belajar mengajar

yang dilakukan guru berada dalam klasifikasi baik, dan lebih aktif dari pertemuan

sebelumnya. Aspek yang belum optimal sudah dapat diatasi, guru sudah bisa mengaitkan

materi dengan realitas kehidupan dan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi

waktu. Namun masih ada aspek yang belum optimal, yaitu: menumbuhkan partisifasi aktif

siswa dalam pembelajaran, menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa, dan

menumbuhkan keceriaan serta antusiasme siswa dalam belajar. Oleh karena itu pembelajaran

perlu dilanjutkan pada tindakan kelas selanjutnya.

Hasil pengamatan atau observasi dari teman sejawat mengenai aktivitas siswa dalam

KBM pada pertemuan pertama, dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.8: Observasi Aktivitas Siswa dalam pembelajaran Siklus II

Pertemuan Pertama

No Pelaksanaan
Indikator/Aspek yang Diamati
. Ya Tidak
1 Mengikuti dialog guru ketika guru menanyakan kabar √
2 Mendengarkan bacaan guru tanpa melihat √
Mengikuti Tanya jawab sederhana dengan guru dalam
3 √
bahasa Arab secara klasikal
Mengikuti Tanya jawab sederhana dengan guru dalam
4 √
bahasa Arab secara individual
Mengucapkan mufradat dengan pelafalan yang tepat
5 √
sambil dibimbing guru secara klasikal
Mengucapkan mufradat dengan pelafalan yang tepat
6 √
sambil dibimbing guru secara individual
7 Mengikuti dialog guru secara klasikal √
Mengikuti dialog sederhana dalam bahasa Arab
8 dengan guru mengenai mufradat yang telah dikuasai √
(sebagai pemantapan) secara klasikal
Mengikuti dialog sederhana dalam bahasa Arab
9 dengan guru mengenai mufradat yang telah dikuasai √
(sebagai pemantapan) secara individual
10 Mengikuti tes lisan √
11 Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran √
12 Keceriaan dan antusiasme siswa dalam pembelajaran √
Total Skor 9

Berdasarkan data observasi tersebut di atas dapat dipersentasekan aktivitas siswa dalam
pembelajaran sebagai berikut:

F
P = X 100
N

9
= X 100
12

= 75%

Keterangan : Kurang sekali : < 50%, Kurang : 50% - 69%, Cukup : 70% - 79%. Baik : 80%

- 89%, Baik sekali : 90 – 100%.

Dari persentase tersebut di atas dapat dilihat bahwa aktivitas siswa dalam kegiatan

pembelajaran berada dalam kategori cukup. Aspek yang belum optimal pada pertemuan

sebelumnya sudah terlaksana dengan baik, seperti: melakukan tanya jawab sederhana dengan

guru dalam bahasa Arab secara individual, mengucapkan mufradat dengan pelafalan yang

tepat sambil dibimbing guru secara individual, dan melakukan tanya jawab dengan guru

secara kalsikal. Adapun aspek yang masih belum optimal adalah: melakukan tanya jawab

sederhana dalam bahasa Arab dengan guru mengenai mufradat yang telah dikuasai (sebagai

pemantapan) secara klasikal, dan melakukan tanya jawab sederhana dalam bahasa Arab

dengan guru mengenai mufradat yang telah dikuasai (sebagai pemantapan) secara individual.

Oleh karena itu, tindakan kelas perlu dilanjutkan pada pertemuan berikutnya.

Hasil belajar siswa yang diperoleh setelah guru memberikan evaluasi lisan secara

individu, dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.9: Hasil Belajar Siswa Siklus II Pertemuan Pertama

No Nilai Pertemuan 1
F %
1 10 10 43,48
2 8 8 34,78
3 6 5 21,74
∑ 23 100
Ketuntasan individu 18 -
Ketuntasan klasikal - 78,26
Rata-rata 8,43

Berdasarkan dari data tabel 4.14 diketahui nilai tertinggi sampai terendah yang

diperoleh siswa dapat dinyatakan sebagai berikut: nilai 10 adalah sebanyak 10 siswa

(43,48 %), nilai 8 sebanyak 8 orang siswa (34,78 %), dan nilai terendah adalah 6

sebanyak 5 orang siswa atau (21,74 %).

Ketuntasan secara individu sebanyak 18 orang siswa dan yang tidak tuntas sebanyak 5

orang dan dapat dinyatakan secara klasikal untuk ketuntasannya sebesar (78,26 %), dengan

nilai rata-rata kelas 8,43. Jadi ketidak tuntasan klasikal pada pertemuan pertama siklus II ini

sebesar 21,74 %.

b. Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua siklus II berlangsung selama dua jam pelajaran atau 2 x 40 menit.

Dalam pertemuan kedua siklus II ini, diuraikan dalam: persiapan, kegiatan belajar-mengajar,

dan hasil tindakan kelas.

Sebelum melaksanakan tindakan kelas, dilakukan persiapan. Pada pertemuan kedua

tindakan kelas siklus II ini dipersiapkan perangkat pembelajaran sebagai berikut:

1) Menyusun rencana pembelajaran (RPP) Bahasa Arab yang memuat hal-hal berikut::

a) Standar Kompetensi (SK), yaitu:

- Memahami informasi lisan tentang ‫في المقصف‬

- Mengungkapkan informasi secara lisan dalam bentuk tanya jawab singkat tentang ‫في‬

‫المقصف‬

b) Kompetensi Dasar (KD), yaitu:


- Mengidentifikasi bunyi huruf hijaiyah dan mufradat tentang ‫في المقصف‬

- Memahami makna mufradat tentang ‫في المقصف‬

- Melafalkan mufradat tentang ‫في المقصف‬

- Melakukan tanya jawab sederhana tentang ‫في المقصف‬

c) Tujuan Pembelajaran:

- Setelah mengikuti pembelajaran ini, siswa mampu mengidentifikasi, memahami

makna, melafalkan, dan melakukan tanya jawab sederhana yang berhubungan

dengan mufradat tentang ‫في المقصف‬

d) Mempersiapkan materi pembelajaran

e) Mempersiapkan evaluasi berupa sejumlah pertanyaan untuk tes lisan pada bagian akhir

pembelajaran

f) Membuat lembar observasi guru untuk mengukur kegiatan guru dalam pembelajaran

yang dilakukan oleh teman sejawat

g) Membuat lembar observasi siswa untuk mengukur aktivitas siswa dalam pembelajaran

yang dilakukan oleh teman sejawat

Setelah persiapan selesai dilakukan, guru melakukan kegiatan belajar-mengajar

sebagaimana disusun dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dalam kegiatan

belajar-mengajar ini, guru membagi dalam tiga kegiatan, yaitu: kegiatan awal, kegiatan inti,

dan kegiatan akhir.

Adapun kegiatan awal yang dilakukan adalah sebagai berikut:

- Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan membaca basmalah dan berdoa

bersama

- Guru menanyakan kabar dengan dialog sederhana dalam bahasa Arab secara klasikal

kemudian individual
- Guru melakukan appersepsi sambil mengarahkan kepada siswa mengenai materi dan

cara pembelajaran yang akan dilaksanakan

Kegiatan inti yang dilakukan adalah sebagai berikut:

- Guru membaca mufradat satu persatu secara berulang-ulang

- Guru meminta siswa mendengarkan bacaannya tanpa melihat teks

- Guru mengarahkan terjemah mufradat dengan melakukan tanya jawab sederhana

dalam bahasa Arab dengan siswa, baik secara klasikal maupun individual

- Siswa mengucapkan mufradat secara klasikal maupun individual dengan pelafalan

yang tepat sambil dibimbing guru

- Guru kembali melakukan tanya jawab sederhana dalam bahasa Arab dengan siswa

mengenai mufradat yang telah dikuasai (sebagai pemantapan) secara klasikal

kemudian indvidual

Kegiatan akhir yang dilakukan adalah sebagai berikut:

- Guru melakukan evaluasi lisan secara individu sambil memberikan penilaian

- Guru menutup pelajaran

Kegiatan belajar-mengajar yang berlangsung selama 2 x 40 menit tersebut, dilihat dan

di-observasi oleh teman sejawat/observer. Observasi yang dilakukan oleh teman

sejawat/observer meliputi: kegiatan guru dalam pembelajaran dan aktivitas siswa dalam

KBM (Kegiatan Belajar-Mengajar). Adapun hasil belajar siswa diperoleh setelah guru

memberikan tes lisan secara individu.

Hasil pengamatan atau observasi dari teman sejawat mengenai kegiatan guru dalam

pembelajaran pada pertemuan kedua ini, dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.10: Observasi Kegiatan Pembelajaran Siklus II Pertemuan Kedua

No Pelaksanaan
Indikator/Aspek yang Diamati
. Ya Tidak
Kegiatan Awal
No Pelaksanaan
Indikator/Aspek yang Diamati
. Ya Tidak
1. Membuat rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) √
2. Memeriksa kesiapan siswa √
Menanyakan kabar dengan dialog sederhana dalam
3. √
bahasa Arab secara klasikal
Menanyakan kabar dengan dialog sederhana dalam
4. √
bahasa Arab secara individual
5. Apersepsi √
6. Motivasi √
Kegiatan Inti
7. Membaca mufradat satu persatu secara berulang-ulang √
Meminta siswa mendengarkan bacaannya tanpa
8. √
melihat teks
Mengarahkan terjemah mufradat dengan melakukan
9. tanya jawab sederhana dalam bahasa Arab dengan √
siswa secara klasikal
Mengarahkan terjemah mufradat dengan melakukan
10. tanya jawab sederhana dalam bahasa Arab dengan √
siswa secara individual
Membimbing siswamengucapkan mufradatsecara
11. √
klasikal dengan pelafalan yang tepat
Membimbing siswamengucapkan mufradat secara
12. √
individual dengan pelafalan yang tepat
Melakukan tanya jawab sederhana dalam bahasa Arab
13. dengan siswa mengenai mufradat yang telah dikuasai √
(sebagai pemantapan) secara klasikal
Melakukan tanya jawab sederhana dalam bahasa Arab
14.
dengan siswa mengenai mufradat yang telah dikuasai √
(sebagai pemantapan) secara individual
15. Menguasai kelas √
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi
16. √
(tujuan ) yang ingin dicapai
17. Melaksanakan pembelajaran secara runtut √
18. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran √
Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang
19. √
relevan
20. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan √
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi
21. √
waktu
22. Menggunakan metode √
Menumbuhkan partisifasi aktif siswa dalam
23. √
pembelajaran
24. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa √
Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam
25.
belajar
Menggunakan bahasa lisan dan tertulis secara jelas
26. √
baik dan benar
Kegiatan Akhir
No Pelaksanaan
Indikator/Aspek yang Diamati
. Ya Tidak
Melakukan evaluasi lisan secara individu sambil
27. √
memberikan penilaian
28. Menutup pelajaran √
Jumlah 28

Berdasarkan data observasi tersebut di atas dapat dipersentasekan aktivitas siswa dalam
pembelajaran sebagai berikut:

F
P= X 100
N

28
= X 100
28

= 100%

Keterangan : Kurang sekali : < 50%, Kurang : 50% - 69%, Cukup : 70% - 79%. Baik : 80%

- 89%, Baik sekali : 90 – 100%.

Dari persentase tersebut di atas dapat dilihat bahwa proses kegiatan belajar mengajar

yang dilakukan guru berada dalam klasifikasi baik sekali. Aspek yang belum optimal sudah

dapat diatasi, guru sudah bisa menumbuhkan partisifasi aktif siswa dalam pembelajaran,

menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa, dan menumbuhkan keceriaan serta

antusiasme siswa dalam belajar.

Hasil pengamatan atau observasi dari teman sejawat mengenai aktivitas siswa dalam

KBM pada pertemuan kedua, dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.11: Observasi Aktivitas Siswa dalam pembelajaran Siklus II


Pertemuan Kedua
No Pelaksanaan
Indikator/Aspek yang Diamati
. Ya Tidak
1 Mengikuti dialog guru ketika guru menanyakan kabar
2 Mendengarkan bacaan guru tanpa melihat √
No Pelaksanaan
Indikator/Aspek yang Diamati
. Ya Tidak
Mengikuti Tanya jawab sederhana dengan guru dalam
3 √
bahasa Arab secara klasikal
Mengikuti Tanya jawab sederhana dengan guru dalam
4 √
bahasa Arab secara individual
Mengucapkan mufradat dengan pelafalan yang tepat
5 √
sambil dibimbing guru secara klasikal
Mengucapkan mufradat dengan pelafalan yang tepat
6 √
sambil dibimbing guru secara individual
7 Mengikuti dialog guru secara klasikal
Mengikuti dialog sederhana dalam bahasa Arab
8 dengan guru mengenai mufradat yang telah dikuasai √
(sebagai pemantapan) secara klasikal
Mengikuti dialog sederhana dalam bahasa Arab
9 dengan guru mengenai mufradat yang telah dikuasai √
(sebagai pemantapan) secara individual
10 Mengikuti tes lisan √
11 Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran √
12 Keceriaan dan antusiasme siswa dalam pembelajaran √
Total Skor 10

Berdasarkan data observasi tersebut di atas dapat dipersentasekan aktivitas siswa dalam

pembelajaran sebagai berikut:

P = X 100
N
10
= X 100
12

= 83%

Keterangan : Kurang sekali : < 50%, Kurang : 50% - 69%, Cukup : 70% - 79%. Baik : 80%

- 89%, Baik sekali : 90 – 100%.

Dari persentase tersebut di atas dapat dilihat bahwa aktivitas siswa dalam kegiatan

pembelajaran berada dalam kategori baik. Aspek yang belum optimal pada pertemuan

sebelumnya sudah terlaksana dengan baik. Siswa lebih antusias dalam melakukan tanya

jawab sederhana dalam bahasa arab dengan guru mengenai mufradat yang telah dikuasai
(sebagai pemantapan) secara klasikal, dan melakukan tanya jawab sederhana dalam bahasa

arab dengan guru mengenai mufradat yang telah dikuasai (sebagai pemantapan) secara

individual.

Hasil belajar siswa yang diperoleh setelah guru memberikan evaluasi lisan secara individu,

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.18 Hasil Evaluasi Siklus II Pertemuan Kedua

No Nilai Pertemuan

F %

1 10 12 52,17

8 9 39,13

3 6 2 8,7

∑ 23 100

Ketuntasan individu 21 -

Ketuntasan klasikal - 91,3

Rata-rata 8,87

Berdasarkan dari data tabel 4.18 diketahui nilai tertinggi sampai terendah yang

diperoleh siswa dapat dinyatakan sebagai berikut: nilai 10 adalah sebanyak 12 siswa

(52,17 %), nilai 8 sebanyak 9 orang siswa (39,13 %), dan nilai angka terendah adalah

6 sebanyak 2 orang siswa atau 8,7%.

Dari tabel 4.18 diperoleh sebanyak 21 siswa atau 90,3 % yang mendapatkan

nilai di atas target atau standar indikator ketuntasan yaitu 6,5. Hal ini menunjukkan

bahwa hasil belajar siswa dalam melaksanakan evaluasi atau tes akhir tertulis dapat

digolongkan dalam keberhasilan yang menunjukkan sangat baik.


Ketuntasan secara individu sebanyak 21 orang siswa dan yang tuntas

sebanyak 2 orang dan dapat dinyatakan secara klasikal untuk ketuntasannya sebesar

(91,3 %), dengan nilai rata-rata kelas 8,87. Jadi ketidak tuntasan klasikal pada

pertemuan ke dua di siklus II ini sebesar 8,7 %.

c. Refleksi Tindakan Kelas Siklus II


Berdasarkan hasil observasi kegiatan guru dalam pembelajaran, observasi aktivitas

siswa dalam KBM, dan hasil tes belajar pertemuan pertama dan kedua tindakan kelas siklus

II, maka dapat direfleksikan hal-hal sebagai berikut:

1) Aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran dengan metode sam`iyah

syafawiyah pada mata pelajaran Bahasa Arab dinyatakan cukup efektif dan

sudah mencapai hasil pembelajaran yang maksimal. Hal ini dapat dilihat dari

hasil pengamatan atau observasi dari teman sejawat terhadap kegiatan

pembelajaran, pada pertemuan pertama 89,28% dan pada pertemuan kedua

100%. Rata-rata kedua pertemuan ini 94,64%. Dalam siklus II ini, aspek yang

belum optimal sudah dapat diatasi, guru sudah bisa menumbuhkan

partisifasi aktif siswa dalam pembelajaran, menunjukkan sikap terbuka

terhadap respon siswa, dan menumbuhkan keceriaan serta antusiasme siswa

dalam belajar.

2) Aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan metode sam`iyah syafawiyah

pada mata pelajaran Bahasa Arab lebih aktif dari siklus I, hal ini dapat dilihat

pada observasi aktivitas siswa dalam KBM pertemuan pertama 75% dan

pertemuan kedua 83%. Rata-rata kedua pertemuan ini 79%. Dalam

pembelajaran siklus II ini, aspek yang belum optimal pada pertemuan

sebelumnya sudah terlaksana dengan baik. Siswa lebih antusias dalam

melakukan tanya jawab sederhana dalam bahasa Arab dengan guru mengenai
mufradat yang telah dikuasai (sebagai pemantapan) secara klasikal, dan

melakukan tanya jawab sederhana dalam bahasa Arab dengan guru mengenai

mufradat yang telah dikuasai (sebagai pemantapan) secara individual.

3) Data hasil evaluasi pada siklus II menunjukkan nilai yang lebih baik dan

meningkat. Pada siklus II nilai siswa mengalami kenaikan dimana nilai

tertinggi 10 yang pada pertemuan 1 sebanyak 10 orang meningkat menjadi 12

orang pada pertemuan ke 2, sedangkan nilai 8 sebanyak 8 orang pada

pertemuan 1 dan meningkat menjadi 9 orang pada pertemuan 2, dan kedua

pertemuan ini memiliki nilai terendah yaitu 6, dimana pada pertemuan pertama

sebanyak 5 orang menyusut menjadi 2 orang pada pertemuan ke 2. Hal ini

berarti terjadi peningkatan pada Siklus kedua.

B. Pembahasan

Berdasarkan temuan yang diperoleh melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan

dua siklus melalui observasi kegiatan pembelajaran, observasi aktivitas siswa dalam KBM,

dan penilaian formatif, maka dapat dinyatakan bahwa pembelajaran dengan metode sam`iyah

syafawiyah di kelas VII MTs Muhammadiyah 3 Al-Furqan Banjarmasin, dinyatakan berhasil

dan dapat meningkatkan kemampuan penguasaan mufradat bahasa Arab siswa, hal ini terlihat

dari: kegiatan guru dalam pembelajaran, aktivitas siswa, dan nilai rata-rata siswa.

1. Kegiatan guru dalam pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dengan metode sam`iyah syafawiyah di kelas VII MTs

Muhammadiyah 3 Al-Furqan Banjarmasin sebagaiamana direncanakan guru sebelumnya

berlangsung dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari presentase hasil observasi teman sejawat

terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan peneliti yaitu siklus I pertemuan pertama

67,85% dan pertemuan kedua 78,57%, rata-rata kedua pertemuan ini 73,21%. Siklus II
pertemuan pertama 89,28% dan pada pertemuan kedua 100%, rata-rata kedua pertemuan ini

94,64%.

Pada siklus I pertemuan pertama, kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru berada

dalam klasifikasi cukup, tapi belum sesuai dengan apa yang direncanakan sebelumnya. Hal

ini disebabkan ada beberapa aspek yang masih belum optimal dan tidak dilaksanakan oleh

guru sesuai dengan lembar observasi yang sudah dibuat, yaitu: memeriksa kesiapan siswa,

motivasi, mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan, mengaitkan materi

dengan realitas kehidupan, melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu,

menumbuhkan partisifasi aktif siswa dalam pembelajaran, menunjukkan sikap terbuka

terhadap respon siswa, dan menumbuhkan keceriaan serta antusiasme siswa dalam belajar.

Pada siklus I pertemuan kedua, proses pembelajaran yang dilakukan guru berada

dalam klasifikasi baik, dan lebih aktif dari pertemuan sebelumnya. Aspek yang belum

optimal sudah dapat diatasi, guru sudah memeriksa kesiapan siswa, memotivasi siswa

dalam pembelajaran, dan mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan. Adapun

aspek yang masih belum optimal dan tidak dilaksanakan oleh guru adalah: mengaitkan materi

dengan realitas kehidupan, melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu,

menumbuhkan partisifasi aktif siswa dalam pembelajaran, menunjukkan sikap terbuka

terhadap respon siswa, dan menumbuhkan keceriaan serta antusiasme siswa dalam belajar.

Pada siklus II pertemuan pertama, kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru berada

dalam klasifikasi baik, tapi lebih aktif dari pertemuan sebelumnya. Aspek yang belum

optimal sudah dapat diatasi, guru sudah bisa mengaitkan materi dengan realitas kehidupan

dan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu. Namun masih ada aspek yang

belum optimal, yaitu: menumbuhkan partisifasi aktif siswa dalam pembelajaran,

menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa, dan menumbuhkan keceriaan serta

antusiasme siswa dalam belajar.


Pada siklus II pertemuan kedua, kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru berada

dalam klasifikasi baik sekali. Aspek yang belum optimal sudah dapat diatasi, guru sudah

bisa menumbuhkan partisifasi aktif siswa dalam pembelajaran, menunjukkan sikap terbuka

terhadap respon siswa, dan menumbuhkan keceriaan serta antusiasme siswa dalam belajar.

2. Aktivitas siswa

Dalam kegiatan pembelajaran selama dua siklus terlihat aktivitas siswa sangat baik,

hal ini sesuai dengan persentase hasil observasi teman sejawat terhadap aktivitas siswa dalam

kegiatan pembelajaran yaitu siklus I pertemuan pertama 25% dan pertemuan kedua 50%,

rata-rata kedua pertemuan ini 37,5%. Siklus II pertemuan pertama 75% dan pertemuan kedua

83%, rata-rata kedua pertemuan ini 79%. Jadi, rata-rata siklus I dan siklus II adalah 58,25%.

Pada Siklus I pertemuan pertama, aktifitas siswa dalam kegiatan pembelajaran berada

dalam kategori kurang, hal ini disebabkan banyak aspek yang belum optimal, seperti :

berdialog secara sederhana ketika guru menanyakan kabar, melakukan tanya jawab sederhana

dengan guru dalam bahasa Arab secara klasikal, melakukan tanya jawab sederhana dengan

guru dalam bahasa Arab secara individual, mengucapkan mufradat dengan pelafalan yang

tepat sambil dibimbing guru secara individual, melakukan tanya jawab dengan guru secara

klasikal, melakukan tanya jawab sederhana dalam bahasa Arab dengan guru mengenai

mufradat yang telah dikuasai (sebagai pemantapan) secara klasikal, dan melakukan tanya

jawab sederhana dalam bahasa Arab dengan guru mengenai mufradat yang telah dikuasai

(sebagai pemantapan) secara individual.

Pada siklus II pertemuan kedua, aktifitas siswa dalam kegiatan pembelajaran berada

dalam kategori cukup. Aspek yang belum optimal pada pertemuan sebelumnya sudah

terlaksana dengan baik, seperti : berdialog secara sederhana ketika guru menanyakan kabar

dan melakukan tanya jawab sederhana dengan guru dalam bahasa Arab secara klasikal.

Adapun aspek yang masih belum optimal, adalah melakukan tanya jawab sederhana dengan
guru dalam bahasa Arab secara individual, mengucapkan mufradat dengan pelafalan yang

tepat sambil dibimbing guru secara individual, melakukan tanya jawab dengan guru secara

klasikal, melakukan tanya jawab sederhana dalam bahasa Arab dengan guru mengenai

mufradat yang telah dikuasai (sebagai pemantapan) secara klasikal, dan melakukan tanya

jawab sederhana dalam bahasa Arab dengan guru mengenai mufradat yang telah dikuasai

(sebagai pemantapan) secara individual.

Pada siklus II pertemuan pertama, aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran

berada dalam kategori cukup. Aspek yang belum optimal pada pertemuan sebelumnya sudah

terlaksana dengan baik, seperti melakukan tanya jawab sederhana dengan guru dalam bahasa

Arab secara individual, mengucapkan mufradat dengan pelafalan yang tepat sambil

dibimbing guru secara individual, dan melakukan tanya jawab dengan guru secara klasikal.

Adapun aspek yang masih belum optimal adalah: melakukan tanya jawab sederhana dalam

bahasa arab dengan guru mengenai mufradat yang telah dikuasai (sebagai pemantapan)

secara klasikal, dan melakukan tanya jawab sederhana dalam bahasa arab dengan guru

mengenai mufradat yang telah dikuasai (sebagai pemantapan) secara individual.

Pada siklus II pertemuan kedua, aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran berada

berada dalam kategori baik. Aspek yang belum optimal pada pertemuan sebelumnya sudah

terlaksana dengan baik. Siswa lebih antusias dalam melakukan tanya jawab sederhana dalam

bahasa arab secara dengan guru mengenai mufradat yang telah dikuasai (sebagai

pemantapan) secara klasikal, dan melakukan tanya jawab sederhana dalam bahasa arab

dengan guru mengenai mufradat yang telah dikuasai (sebagai pemantapan) secara individual.

3. Nilai rata-rata siswa

Tindakan kelas dalam pembelajaran dengan metode sam`iyah syafawiyah di kelas VII

MTs Muhammadiyah 3 Al-Furqan Banjarmasin dinyatakan berhasil dan tujuan pernbelajaran

yang ditetapkan tercapai. Hal ini dibuktikan dari hasil tindakan kelas siklus I pertemuan
pertama memperoleh nilai rata-rata 60 di bawah indikator ketuntasan belajar. Dengan

demikian terjadi peningkatan nilai rata-rata hasil tes formatif dari siklus I dan siklus II.

Pada Siklus I ini siswa yang memiliki nilai tertinggi di pertemuan 1 adalah nilai 8

sedangkan pada pertemuan ke 2 nilai tertinggi adalah 10. Jika pada pertemuan pertama nilai 6

ada 6 orang sedangkan pada pertemuan ke 2 meningkat menjadi 11 orang, sedangkan nilai 8

pada pertemuan pertama ada 6 orang dan pada pertemuan ke 2 meningkat menjadi 7 orang.

Hal ini berarti masih di bawah persyaratan tuntas belajar yang ditetapkan oleh kurikulum

Bahasa Arab yaitu rata-rata 70,00.

Pada siklus II nilai siswa mengalami kenaikan dimana nilai tertinggi 10 yang pada

pertemuan 1 sebanyak 10 orang meningkat menjadi 12 orang pada pertemuan ke 2,

sedangkan nilai 8 sebanyak 8 orang pada pertemuan 1 dan meningkat menjadi 9 orang pada

pertemuan 2, dan kedua pertemuan ini memiliki nilai terendah yaitu 6, dimana pada

pertemuan pertama sebanyak 5 orang menyusut menjadi 2 orang pada pertemuan ke 2.. Hal

ini berarti sudah berada di atas persyaratan tuntas belajar yang ditetapkan oleh kurikulum

Bahasa Arab yaitu rata-rata 70,00, dan 1 orang siswa belum tuntas karena tingkat kecerdasan

siswa yang bersangkutan berada dibawah rata-rata sehingga dia belum bisa menangkap dan

menguasai dengan baik terhadap mufradat yang di berikan baik dari penguasaan mufradat,

makna serta kefasihan.

Sebagai penutup dalam pembahasan ini, untuk lebih jelasnya mengenai peningkatan

tindakan kelas dari siklus I dan siklus II, dapat dilihat dalam grafik peningkatan tindakan

kelas berikut ini :

Grafik : Persentasi Peningkatan Kegiatan Guru dan Aktivitas Siswa


100%
90%
80%
70%
60%
Observasi Siswa
50%
Observasi Guru
40%
30%
20%
10%
0%
Siklus I Siklus I Siklus II Siklus II
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 1 Pertemuan 2

Grafik : Peningkatan Hasi Belajar Siswa

120
100 100 100 100 100 100 100 100
100 90 90 90
80 80 80 80 80
Nilai Perolehan

80 70
60 60 60
60

40

20

0
I II III IV V
Nama Kelompok

Pertemuan 1 SI Pertemuan 2 SI Pertemuan 1 SII Pertemuan 2 SII


BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

1. PembelajaranBahasa Arab dengan metode sam`iyah syafawiyah di kelas VII MTs

Muhammadiyah 3 Al-Furqan Banjarmasin dilaksanakan selama dua siklus. Setiap

siklus terdiri dari dua kali pertemuan atau tatap muka (2 x 40 menit). Pembelajaran

diterapkan dengan cara guru melakukan pembelajaran secara aktif melakukan tanya

jawab sederhana mengenai materi mufradat Bahasa Arab yang sedang diajarkan.

2. Pembelajaran Bahasa Arab dengan metode sam`iyah syafawiyah yang dilaksanakan dua

siklus, dinyatakan berhasil dan dapat meningkatkan penguasaan mufradat Bahasa Arab

siswa VII MTs Muhammadiyah 3 Al-Furqan Banjarmasin. Hal ini dapat dilihat dari

beberapa faktor, yaitu:

a. Kegiatan guru dalam pembelajaran yang meningkat setiap siklusnya dengan

terlaksananya setiap indikator pada lembar observasi. Persentasi hasil observasi

siklus I pertemuan pertama 67,85% dan pertemuan kedua 78,57%. Siklus II

pertemuan pertama 89,28% dan pada pertemuan kedua 100%. Jadi, rata-rata siklus

I dan siklus II adalah 83,92%.

b. Aktivitas siswa yang makin aktif dan antusias setiap siklusnya dalam

pembelajaran sesuai dengan indikator pada lembar observasi. Persentasi hasil

observasi siklus I pertemuan pertama 65% dan pertemuan kedua 70%. Siklus II

pertemuan pertama 78,33% dan pertemuan kedua 85%. Jadi, rata-rata siklus I dan

siklus II adalah 74,58%.

c. Hasil belajar siswa yang meningkat dari siklus I dan siklus II. Pada siklus I

pertemuan 1 persentasi sebesar 34,78 % dan meningkat menjadi 52,17 % pada


pertemuan keduanya. Peningkatan persentasi juga dilanjutkan pada siklus II. Pada

pertemuan 1 persentasi menjadi 8,26 dan meningkat menjadi 91,3 % pada

pertemuan 2. Persentasi ketidak tuntasan dalam setiap pertemuannya mengalami

penurunan dari 65,22 % turun menjadi 47,85 % pada siklus I dan pada siklus II

dari 21,74 % turun menjadi 8,7 %..

B. Saran

Dalam usaha profesionalisme guru untuk memberikan pembelajaran dalam

aktivitas belajar siswa, disarankan:

1. Kepada Kepala Sekolah selaku pimpinan sekolah agar dapat meningkatkan kualitas

pendidik dalam kegiatan pembelajaran.

2. Guru selalu berusaha meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masing-masing,

khususnya dalam kegiatan pembelajaran, baik dengan sering membaca buku-buku

atau mengikuti kegiatan seperti pelatihan dan penataran-penataran.

3. Orang tua murid dan masyarakat pada umumnya, agar lebih menyadari bahwa

pendidikan anak merupakan sesuatu yang sangat penting. Sekolah hanyalah sebagai

lembaga pendidikan kedua setelah rumah tangga. Oleh sebab itu orang tua jangan

menyerahkan pendidikan anak sepenuhnya ke sekolah. Mereka harus berpartisipasi

ikut memberikan bantuan dan menjalin kerjasama yang baik dengan sekolah,

sehingga usaha pembinaan perkembangan pribadi murid berkembang secara

optimal.

4. Untuk sekolah dan pihak yang terkait di dalamnya agar dalam kegiatan

pembelajaran menentukan materi pelajaran atau buku-buku pelajaran dengan

menyertakan alternative metode pembelajaran yang tepat atau sesuai, sehingga para

siswa lebih aktif dalam aktivitas kegiatan belajar-mengajar.


MAKALAH

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGUASAAN MUFRADAT BAHASA ARAB DENGAN

MENGGUNAKAN METODE SAM`IYAH SYAFAWIYAH

PADA SISWA KELAS VII MTs MUHAMMADIYAH 3 AL-FURQAN BANJARMASIN

OLEH:

UMI MUKARROMAH, S. Pd. I

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

MTS MUHAMMADIYAH 3 AL-FURQAN

BANJARMASIN

2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Seiring dengan perkembangan zaman nampaknya bahasa Arab kurang mendapat


tempat di hati anak-anak didik kita, mereka lebih menyukai atau mengidolakan Bahasa
Inggris ketimbang Bahasa Arab dengan alasan “Bahwa Bahasa Arab itu Cuma dapat
digunakan dalam ritual-ritual keagamaan saja, seperti shalat, membaca Al-qur`an dan lain-
lain”. Ditambah lagi dengan minimnya perhatian orang tua terhadap bahasa Arab, sehingga
mereka tidak pernah memberikan motivasi terhadap anak-anak mereka untuk lebih giat dan
semangat dalam belajar Bahasa Arab hal ini dapat dibuktikan kebanyakan para orang tua
berani membayar mahal untuk les Bahasa Inggris sang anak ketimbang bayar Iuran Tk Al-
qur`an yang murah meriah.

Dalam proses belajar Bahasa Arab dapat mengucapkan kata demi kata merupakan salah
satu tujuan yang ingin dicapai. Untuk itu kemampuan siswa menguasai maharah tersebut
merupakan modal dasar agar dapat mempermudah mereka dalam mempelajari bahasa
Arab. Seorang anak yang lancar dalam membaca huruf-huruf hijaiyah sudah barang tentu
akan lebih mudah untuk diajari serta mengingat (menghafal) setiap mufradat yang
diberikan. sebaliknya anak yang belum tau atau kurang lancar dalam membaca huruf-huruf
hijaiyah akan merasa kesulitan ketika diberi kata demi kata untuk di lafalkan dan diingat.

Mampu melafadzkan mufradat dengan baik dan benar juga dapat berpengaruh
terhadap kegiatan istima`, karena apabila seseorang menuturkan mufradat tidak dengan
baik dan benar maka dapat membingungkan bagi orang yang mendengarnya dan dia tidak
dapat memahami serta mengetahui arti atau maksud dari mufradat tersebut dengan baik.

Dari sinilah seorang guru Bahasa Arab memiliki kerja ekstra yang cukup menguras
tenaga, yaitu dia harus bisa berinovatif dalam menciptakan metode pembelajaran bahasa
arab sehingga dia bisa kembali memotivasi para peserta didik yang kurang berminat
terhadap Bahasa Arab agar mereka senang dan suka untuk belajar Bahasa Arab, sehingga
tujuan yang ingin dicapai lebih mudah untuk dicapai.

B. Identifikasi Masalah

Dari judul tersebut, ada beberapa masalah yang diidentifikasi:

1. Siswa tidak mampu mengucapkan huruf hijaiyyah dengan baik.


2. Siswa tidak dapat melafalkan mufradat Bahasa Arab dengan baik.
3. Siswa tidak mampu menguasai mufradat Bahasa Arab dengan baik.
C. Rumusan Masalah

Berdasarkan Identifikasi diatas, agar penelitian ini lebih terarah maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah dengan menggunakan metode sam`iyah syafawiyah ini dapat meningkatkan


upaya atau kreatifitas guru dalam kegiatan pembelajaran mufradat Bahasa Arab?
2. Apakah dengan menggunakan metode sam`iyah syafawiyah ini dapat meningkatkan
kemampuan penguasaan mufradat pada siswa kelas VII MTs Muhammadiyah 3 Al-
Furqan ?
3. Apakah dengan menggunakan Metode Sam`iyah Syafawiyah ini dapat meningkatkan
hasil belajar siswa kelas VII MTs Muhammadiyah 3 Al-Furqan ?

D. Cara Memecahkan Masalah

Cara memecahkan masalah yang akan digunakan dalam PTK ini adalah menerapkan
Metode Sam`iyah Safawiyah. Diharapkan dengan menggunakan metode ini dapat :

1. Meningkatkan upaya atau kreatifitas guru dalam kegiatan pembelajaran mufradat


Bahasa arab.
2. Meningkatkan kemampuan penguasaan mufradat pada siswa kelas VII MTs
Muhammadiyah 3 Al-Furqan.
3. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII MTs Muhammadiyah 3 Al Furqan.

E. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, hipotesis tindakan dalam PTK ini adalah : jika
penerapan Metode Sam`iyah Safawiyah dilakukan maka akan dapat meningkatkan
kemampuan menguasai mufradat Bahasa Arab siswa kelas VII MTs Muhammadiyah 3 Al-
Furqan.

Metode sam`iyah safawiyah adalah metode yang mendasarkan diri kepada


pendekatan struktural dalam pengajaran bahasa.

F. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan :

1. Agar guru dapat melaksanakan pembelajaran mufradat dengan menggunakan


metode sam`iyah syafawiyah pada siswa kelas VII MTs Muhammadiyah 3 Al-
Furqan.
2. Agar siswa dapat meningkatkan penguasaan mufradat bahasa Arab.
BAB II

KAJIAN TEORI

Mufradat dalam bahasa Indonesia disebut kosa kata, dalam bahasa Inggris disebut
vocabulary adalah himpunan kata atau khazanah kata yang diketahui oleh seseorang atau
entitas lain yang merupakan bagian dari suatu bahasa tertentu.

Kata adalah bagian terkecil dari bahasa yang sifatnya bebas, sedangkan jumlah adalah:

‫الكالم هو الجملة المفيدة معنى تاما مكتفيا بنفسه‬

Contohnya : ‫ الصدق سيد األخالق‬,‫من صدق نجا‬

1. Tujuan Pembelajaran Mufradat

Tujuan umum pembelajaran mufradat bahasa arab adalah sebagai berikut:

a. Memperkenalkan mufradat baru kepada siswa atau mahasiswa, baik melalui


bahan bacaan maupun fahmu al-masmu`.
b. Melatih siswa atau mahasiswa untuk dapat melafalkan kosa kata itu dengan
baik dan benar karena pelafalan yang baik, dan benar mengantarkan kepada
kemahiran berbicara dan membaca secara baik dan benar pula.
c. Memahami makna kosa kata, baik secara denotasi atau leksikal (berdiri sendiri)
maupun ketika digunakan dalam konteks kalimat tertentu (makna konotatif dan
gramatikal).
d. Mampu mengapresiasi dan memfungsikan mufradat itu dalam berekspresi lisan
(berbicara) maupun tulisan (mengarang) sesuai dengan konteks yang benar.

2. Teknik-teknik Pengajaran Mufradat.

a. Mendengarkan Kata

Mendengarkan kata adalah tahap yang pertama dalam pengajaran mufradat.


Berikan kesempatan kepada siswa untuk mendengarkan kata yang diucapkan
guru, baik berdiri sendiri maupun di dalam kalimat. Apabila unsur bunyi dari kata
itu sudah dikuasai oleh siswa, maka dalam dua atau tiga kali pengulangan, siswa
telah mampu mendengarkan secara benar. Tahapan mendengarkan ini sangat
penting karena kesalahan dalam pendengaran ini berakibat pada kesalahan atau
ketidak akuratan dalam pengucapan dan penulisan.

b. Mengucapkan Kata

Tahap berikutnya adalah memberi kesempatan kepada siswa untuk


mengucapkan kata yang telah didengarnya. Mengucapkan kata baru membantu
siswa mengingatnya dalam waktu yang lebih lama. Guru harus memperhatikan
dengan sungguh-sungguh keakuratan pelafalan atau pengucapan setiap kata
oleh siswa karena kesalahan dalam pelafalan mengakibatkan kesalahan dalam
penulisan.

c. Mendapatkan Makna Kata

Berikan arti kata kepada siswa dengan sedapat mungkin menghindari


terjemahan, kecuali kalau tidak ada jalan lain. Saran ini dikemukakan, karena
kalau guru setiap kali selalu menggunakan bahasa ibu siswa, maka tidak akan
terjadi komunikasi langsung dalam bahasa yang sedang dipelajari, sementara itu
makna kata akan cepat dilupakan oleh siswa.

Langkah-langkah Penggunaan Metode Sam`iyah Syafawiyah.

Sebagaimana nama metode ini yaitu mendengar dan berbicara, maka dalam
aplikasinya lebih menekankan dua aspek ini sebelum dua aspek yang lain. Jika melihat
kepada konsep dasarnya, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
aplikasinya, yaitu :

a. Pelajar harus menyimak, kemudian berbicara lalu membaca, dan akhirnya


menulis.
b. Tata bahasa harus disajikan dalam bentuk pola-pola kalimat atau dialog-dialog
dengan topik situasi sehari-hari.
c. Semua unsur tata bahasa harus disajikan dari yang mudah kepada yang sukar
atau bertahap.
d. Kemungkinan-kemungkinan untuk membuat kesalahan dalam memberi respon
harus dihindarkan, sebab penguatan positif dianggap lebih efektif daripada
penguatan negatif.

Terlihat bahwa metode sam`iyah syafawiyah pada dasarnya tidak hanya


menekankan latihan dan pembiasaan para pelajar untuk membentuk kecakapan berbahasa,
tetapi juga kecermatan pengajar dalam membimbing mereka sangat diperhatikan, oleh
sebab itu seorang pengajar harus benar-benar menguasai prinsip-prinsip itu.

Untuk mencapai tujuan yang diharapkan, diperlukan langkah-langkah yang dianggap


cocok. Misalnya saja langkah yang dipilih adalah sebagai berikut:

a. Pendahuluan, memuat berbagai hal yang berkaitan dengan materi yang akan
disajikan baik berupa appersepsi, atau tes awal tentang materi.
b. Penyajian dialog/bacaan pendek yang dibacakan oleh guru berulang kali,
sedangkan pelajar menyimak tanpa melihat teks.
c. Peniruan dan penghafalan dialog/bacaan pendek dengan teknik meniru setiap
kalimat secara serentak, dan menghapalkannya.
d. Penyajian pola-pola kaimat yang terdapat dalam dialog/bacaan yang dianggap
sulit karena terdapat struktur atau ungkapan-ungkapan yang sulit. Hal ini bisa
dikembangkan dengan drill. (dengan teknik ini dilatih struktur dan kosa kata,
contohnya sebagai berikut)

- Drill Tanya jawab

Guru S1 :‫في غرفته َيكتب أحمد الرسالة إلى صديقه‬

Guru S2 :‫ماذا يعمل أحمد ؟‬

Pelajar R1 :‫يكتب الرسالة‬

Guru : memberi penguat dan rangsangan baru

‫ وأين يكتب؟‬,‫صحيح‬

Pelajar R1 :‫في غرفته‬. … Dan seterusnya.

e. Penutupan (jika diperlukan) misalnya dengan memberikan tugas untuk


dikerjakan dirumah. Dalam hal ini pelajar disuruh berlatih kembali dalam
menggunakan pola-pola yang sudah dipelajari disekolah.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

Setting dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini meliputi tempat penelitian, waktu
penelitian, dan siklus tindakan kelas.

1. Tempat penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di MTs Muhammadiyah 3 Al-Furqan.


Pemilihan sekolah ini sebagai tempat penelitian bertujuan untuk memperbaiki dan
meningkatkan kualitas proses pembelajaran di kelas.

2. Waktu Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini akan dilaksanakan pada tahun ajaran 2021/2022
yaitu tanggal Januari – Februari 2022 .

Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah, karena PTK
memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif
di kelas.

3. Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan melalui dua siklus, setiap siklus terdiri
dari dua kali pertemuan dengan alokasi waktu satu kali pertemuan 2 x 40 menit.

Siklus I : Pertemuan I tanggal 24 Januari 2022

Pertemuan II tanggal 31 Januari 2022

Siklus II : Pertemuan I tanggal 7 Februari 2022

Pertemuan II tanggal 14 Februari 2022

B. Persiapan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Sebelum PTK dilaksanakan, dibuat berbagai input instrumental yang akan digunakan
dalam PTK dan membuat rencana pembelajaran (RPP) yang akan dijadikan PTK, selain itu
juga akan dibuat perangkat pembelajaran berupa:

1. Seperangkat konsep/materi ajar.


2. Alat evaluasi berupa sejumlah pertanyaan untuk tes lisan pada bagian akhir
pembelajaran.
3. Lembar observasi guru untuk mengukur kegiatan guru dalam pembelajaran.
4. Lembar observasi siswa untuk mengukur aktivitas siswa dalam pembelajaran.
C. Subjek dan Objek Penelitian

Dalam PTK ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas V II MTs
Muhammadiyah 3 Al Furqan Banjarmasin yang berjumlah 23 orang siswa. Adapun yang
menjadi objeknya adalah penguasaan siswa terhadap mufradat.

D. Data

Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini dapat dibagi dalam dua jenis,
yaitu :

1. Data Kuantitatif, yaitu data yang berkaitan dengan hasil perolehan siswa (nilai
siswa).
2. Data yang bersifat kualitatif, yaitu data yang berkaitan dengan hasil observasi
aktivitas guru, dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.

E. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari beberapa sumber, antara lain :

1. Siswa, Untuk mendapatkan data tentang hasil belajar dan aktivitas siswa dalam
proses pembelajaran.

2. Guru, Untuk melihat tingkat keberhasilan implementasi pembelajaran melalui


metode sam`iyah syafawiyah pada mata pelajaran bahasa Arab.

3. Teman sejawat dan kolabolator, Teman sejawat dan kolabolator dimaksudkan


sebagai sumber data untuk melihat implementasi PTK secara komprehensif, baik dari
sisi guru dan kemampuan siswa itu sendiri.

F. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

1. Teknik

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes, observasi, wawancara dan
praktek menghafal mufradat.

2. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data dalam PTK ini meliputi penugasan dan lembar observasi.

G. Indikator Kinerja

Penelitian Tindakan Kelas ini dikatakan berhasil optimal dengan ketentuan sebagai
berikut:

1. Meningkatnya hasil belajar siswa berupa kemampuan penguasan mufradat


dalam pembelajaran bahasa Arab dengan menggunakan metode Sam’iyah
Syafawiyah dengan meningkatnya nilai rata-rata kelas setelah dilakukan tes hasil
belajar dengan memenuhi nilai standar ketuntasan minimal yang ditentukan
yaitu 70.
2. Lebih dari 70% kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan guru terlaksana dengan
baik.
3. Lebih dari 70% siswa aktif di dalam kegiatan pembelajaran.
H. Analisis Data

Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus
penelitian dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik presentasi untuk melihat
kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.

1. Hasi Belajar
2. Aktivitas siswa dalam pembelajaran
3. Kegiatan guru dalam pembelajaran

I. Prosedur Penelitian

Siklus 1 dan Siklus II

Siklus pertama dan kedua dalam PTK ini dilaksanakan dua kali pertemuan, setiap pertemuan
terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. TINDAKAN SIKLUS PERTAMA


PERTEMUAN PERTAMA DAN KEDUA

1) Menyusun rencana pembelajaran (RPP) Bahasa Arab yang memuat hal-hal


berikut:

a) Standar Kompetensi (SK), yaitu:

* Mampu memahami informasi lisan tentang ‫في المقصف‬.

* Mengungkapkan informasi secara lisan dalam bentuk tanya jawab


singkat tentang ‫في المقصف‬

b) Kompetensi Dasar (KD), yaitu:

* Mengidentifikasi bunyi huruf hijaiyah dan mufradat tentang ‫في‬


‫المقصف‬

* Memahami makna mufradat tentang ‫في المقصف‬

* Melafalkan mufradat tentang ‫في المقصف‬

* Melakukan tanya jawab sederhana tentang ‫في المقصف‬

c) Tujuan Pembelajaran:

Setelah mengikuti pembelajaran ini, siswa mampu menulis kata ,


ungkapan pendek atau sederhana dan dapat menyusun kata menjadi
sebuah kalimat yg berhubungan dengan mufradat tentang ‫في المقصف‬

d) Mempersiapkan materi pembelajaran

e) Mempersiapkan evaluasi berupa sejumlah pertanyaan untuk tes lisan


pada bagianakhir pembelajaran

f) Membuat lembar observasi guru untuk mengukur kegiatan guru dalam


pembelajaran yang dilakukan oleh teman sejawat

g) Membuat lembar observasi siswa untuk mengukur aktivitas siswa


dalam pembelajaran yang dilakukan oleh teman sejawat.

Setelah persiapan selesai dilakukan, guru melakukan kegiatan belajar-mengajar


sebagaimana disusun dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dalam kegiatan
belajar-mengajar ini, guru membagi dalam tiga kegiatan, yaitu: kegiatan awal, kegiatan inti,
dan kegiatan akhir.

Adapun kegiatan awal yang dilakukan adalah sebagai berikut:

* Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan membaca basmalah dan berdoa


bersama

* Guru menanyakan kabar dengan dialog sederhana dalam bahasa Arab secara
klasikal kemudian individual

* Guru melakukan appersepsi sambil mengarahkan kepada siswa mengenai materi


dan cara pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Setelah kegiatan awal, dilanjutkan dengan kegiatan inti, yaitu:

* Guru membaca mufradat satu persatu secara berulang-ulang.

* Guru meminta siswa mendengarkan bacaannya tanpa melihat teks (hal ini
dilakukan guru dengan dialog sederhana dalam bahasa Arab).

* Guru mengarahkan terjemah mufradat dengan melakukan tanya jawab sederhana


dalam bahasa Arab dengan siswa, baik secara klasikal maupun individual.

* Siswa mengucapkan mufradat secara klasikal maupun individual dengan pelafalan


yang tepat sambil dibimbing guru.

* Guru kembali melakukan tanya jawab sederhana dalam bahasa Arab dengan siswa
mengenai mufradat yang telah dikuasai (sebagai pemantapan) secara klasikal
kemudian indvidual

Kemudian diakhiri dengan kegiatan akhir, yaitu:

* Guru melakukan evaluasi lisan secara individu sambil memberikan penilaian

* Guru menutup pelajaran

Kegiatan belajar-mengajar yang berlangsung selama 2 x 40 menit tersebut, dilihat


dan di-observasi oleh teman sejawat/observer. Observasi yang dilakukan oleh teman
sejawat/observer meliputi: kegiatan guru dalam pembelajaran dan aktivitas siswa dalam
KBM (Kegiatan Belajar-Mengajar). Adapun hasil belajar siswa diperoleh setelah guru
melakukan evaluasi lisan secara individu.
B. TINDAKAN KELAS SIKLUS KEDUA

PERTEMUAN PERTAMA DAN KEDUA

Pertemuan pertama dan kedua siklus II berlangsung selama dua jam pelajaran atau 2 x

40 menit. Dalam pertemuan pertama siklus II ini, diuraikan dalam: persiapan, kegiatan

belajar-mengajar, dan hasil tindakan kelas. Begitu pula dengan pertemuan kedua.

Sebelum melaksanakan tindakan kelas, dilakukan persiapan. Pada pertemuan pertama

tindakan kelas siklus II ini dipersiapkan perangkat pembelajaran sebagai berikut:

1) Menyusun rencana pembelajaran (RPP) Bahasa Arab yang memuat hal-hal berikut:

a) Standar Kompetensi (SK), yaitu:

- Memahami informasi lisan tentang ‫في المقصف‬

- Mengungkapkan informasi secara lisan dalam bentuk tanya jawab singkat tentang

‫في المقصف‬

b) Kompetensi Dasar (KD), yaitu:

- Mengidentifikasi bunyi huruf hijaiyah dan mufradat tentang ‫في المقصف‬

- Memahami makna mufradat tentang ‫في المقصف‬

- Melakukan dialog sederhana tentang ‫في المقصف‬

- Menyampaikan informasi lisan dalam kalimat sederhana tentang

‫في المقصف‬

c) Tujuan Pembelajaran:

Setelah mengikuti pembelajaran ini, siswa mampu mengidentifikasi, memahami

makna, melafalkan, dan melakukan tanya jawab sederhana yang berhubungan

dengan mufradat tentang ‫في المقصف‬

d) Mempersiapkan materi pembelajaran

e) Mempersiapkan evaluasi berupa sejumlah pertanyaan untuk tes lisan pada


bagian akhir pembelajaran

f) Membuat lembar observasi guru untuk mengukur kegiatan guru dalam

pembelajaran yang dilakukan oleh teman sejawat

g) Membuat lembar observasi siswa untuk mengukur aktivitas siswa dalam

pembelajaran yang dilakukan oleh teman sejawat

Setelah persiapan selesai dilakukan, guru melakukan kegiatan belajar-mengajar

sebagaimana disusun dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dalam kegiatan

belajar-mengajar ini, guru membagi dalam tiga kegiatan, yaitu: kegiatan awal, kegiatan inti,

dan kegiatan akhir.

Adapun kegiatan awal yang dilakukan adalah sebagai berikut:

- Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan membaca basmalah dan

berdoa bersama

- Guru menanyakan kabar dengan dialog sederhana dalam bahasa Arab secara

klasikal kemudian individual

- Guru melakukan appersepsi sambil mengarahkan kepada siswa mengenai

materi dan cara pembelajaran yang akan dilaksanakan

Kegiatan inti yang dilakukan adalah sebagai berikut:

- Guru memperdengarkan teks/hiwar tentang ‫في المقصف‬

- Guru meminta siswa mendengarkan bacaannya tanpa melihat teks

- Guru mengarahkan terjemah mufradat dengan melakukan tanya jawab

sederhana dalam bahasa Arab dengan siswa, baik secara klasikal maupun

individual

- Siswa mengucapkan mufradat secara klasikal maupun individual dengan

pelafalan yang tepat sambil dibimbing guru

- Guru meminta siswa mendemonstrasikan hiwar tentang ‫في المقصف‬


- Guru kembali melakukan tanya jawab sederhana dalam bahasa Arab dengan

siswa mengenai mufradat yang telah dikuasai (sebagai pemantapan) secara

klasikal kemudian indvidual

Kegiatan akhir yang dilakukan adalah sebagai berikut:

- Guru melakukan evaluasi lisan secara individu sambil memberikan penilaian

- Guru menutup pelajaran

Kegiatan belajar-mengajar yang berlangsung selama 2 x 40 menit tersebut, dilihat dan

di observasi oleh teman sejawat/observer. Observasi yang dilakukan oleh teman

sejawat/observer meliputi: kegiatan guru dalam pembelajaran dan aktivitas siswa dalam

KBM (Kegiatan Belajar-Mengajar). Adapun hasil belajar siswa diperoleh setelah guru

memberikan evaluasi secara individu.


BAB V

PENUTUP

Pembelajaran Bahasa Arab dengan metode sam`iyah syafawiyah yang dilaksanakan dua

siklus, dinyatakan berhasil dan dapat meningkatkan penguasaan mufradat Bahasa Arab

siswa VII MTs Muhammadiyah 3 Al-Furqan Banjarmasin. Hal ini dapat dilihat dari

beberapa faktor, yaitu:

a. Kegiatan guru dalam pembelajaran yang meningkat setiap siklusnya dengan

terlaksananya setiap indikator pada lembar observasi. Persentasi hasil observasi

siklus I pertemuan pertama 67,85% dan pertemuan kedua 78,57%. Siklus II

pertemuan pertama 89,28% dan pada pertemuan kedua 100%. Jadi, rata-rata siklus

I dan siklus II adalah 83,92%.

b. Aktivitas siswa yang makin aktif dan antusias setiap siklusnya dalam

pembelajaran sesuai dengan indikator pada lembar observasi. Persentasi hasil

observasi siklus I pertemuan pertama 65% dan pertemuan kedua 70%. Siklus II

pertemuan pertama 78,33% dan pertemuan kedua 85%. Jadi, rata-rata siklus I dan

siklus II adalah 74,58%.

c. Hasil belajar siswa yang meningkat dari siklus I dan siklus II. Pada siklus I

pertemuan 1 persentasi sebesar 34,78 % dan meningkat menjadi 52,17 % pada

pertemuan keduanya. Peningkatan persentasi juga dilanjutkan pada siklus II. Pada

pertemuan 1 persentasi menjadi 8,26 dan meningkat menjadi 91,3 % pada

pertemuan 2. Persentasi ketidak tuntasan dalam setiap pertemuannya mengalami

penurunan dari 65,22 % turun menjadi 47,85 % pada siklus I dan pada siklus II

dari 21,74 % turun menjadi 8,7 %..


PENELITIAN TINDAKAN KELAS
OLEH :
UMI MUKARROMAH, S.PD.I
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGUASAAN MUFRADAT BAHASA ARAB
DENGAN
MENGGUNAKAN METODE SAM`IYAH SYAFAWIYAH
PADA SISWA KELAS VII MTs MUHAMMADIYAH 3 AL-FURQAN
BANJARMASIN
Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan zaman nampaknya bahasa Arab kurang


mendapat tempat di hati anak-anak didik kita, mereka lebih menyukai atau
mengidolakan Bahasa Inggris ketimbang Bahasa Arab dengan alasan “Bahwa Bahasa
Arab itu Cuma dapat digunakan dalam ritual-ritual keagamaan saja, seperti shalat,
membaca Al-qur`an dan lain-lain”. Ditambah lagi dengan minimnya perhatian orang
tua terhadap bahasa Arab, sehingga mereka tidak pernah memberikan motivasi
terhadap anak-anak mereka untuk lebih giat dan semangat dalam belajar Bahasa
Arab hal ini dapat dibuktikan kebanyakan para orang tua berani membayar mahal
untuk les Bahasa Inggris sang anak ketimbang bayar Iuran Tk Al-qur`an yang murah
meriah.
Dalam proses belajar Bahasa Arab dapat mengucapkan kata demi kata
merupakan salah satu tujuan yang ingin dicapai. Untuk itu kemampuan siswa menguasai
maharah tersebut merupakan modal dasar agar dapat mempermudah mereka dalam
mempelajari bahasa Arab. Seorang anak yang lancar dalam membaca huruf-huruf
hijaiyah sudah barang tentu akan lebih mudah untuk diajari serta mengingat (menghafal)
setiap mufradat yang diberikan. sebaliknya anak yang belum tau atau kurang lancar
dalam membaca huruf-huruf hijaiyah akan merasa kesulitan ketika diberi kata demi kata
untuk dilafalkan dan diingat.
Mampu melafadzkan mufradat dengan baik dan benar juga dapat berpengaruh
terhadap kegiatan istima`, karena apabila seseorang menuturkan mufradat tidak dengan
baik dan benar maka dapat membingungkan bagi orang yang mendengarnya dan dia
tidak dapat memahami serta mengetahui arti atau maksud dari mufradat tersebut
dengan baik.
Identifikasi Masalah
Dari Latar belakang dan judul tersebut, ada beberapa
masalah yang dapat diidentifikasi, yaitu :
1. Siswa tidak mampu mengucapkan huruf hijaiyyah
dengan baik.
2. Siswa tidak dapat melafalkan mufradat Bahasa Arab
dengan baik.
3. Siswa tidak mampu menguasai mufradat Bahasa
Arab dengan baik.
Cara Memecahkan Masalah
Cara memecahkan masalah yang akan
digunakan dalam PTK ini adalah menerapkan Metode
Sam`iyah Safawiyah.
Diharapkan dengan menggunakan metode ini dapat :
1. Meningkatkan upaya atau kreatifitas guru dalam
kegiatan pembelajaran mufradat Bahasa arab.
2. Meningkatkan kemampuan penguasaan mufradat
pada siswa kelas VII MTs Muhammadiyah 3 Al-
Furqan.
3. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII MTs
Muhammadiyah 3 Al Furqan.
Setting Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan
di MTs Muhammadiyah 3 Al-Furqan.
Pemilihan sekolah ini sebagai tempat penelitian,
bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan
kualitas proses pembelajaran di kelas.
2. Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan
pada tahun ajaran 2021/2022 yaitu dari bulan
Januari – Februari 2022 .
Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender
akademik sekolah, karena PTK memerlukan
beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar
mengajar yang efektif di kelas.
4. Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan
melalui dua siklus, setiap siklus terdiri dari dua kali
pertemuan dengan alokasi waktu satu kali pertemuan
2 x 40 menit.
Siklus I : Pertemuan I tanggal 24 Januari 2022
Pertemuan II tanggal 31 Januari 2022
Siklus II : Pertemuan I tanggal 7 Februari 2022
Pertemuan II tanggal 14 Februari 2022
Subjek dan Objek Penelitian

Dalam PTK ini yang menjadi subjek


penelitian adalah siswa kelas V II MTs
Muhammadiyah 3 Al Furqan Banjarmasin
yang berjumlah 23 orang siswa. Adapun
yang menjadi objeknya adalah penguasaan
siswa terhadap mufradat
Prosedur Penelitian
Siklus I dan Siklus II

1.Perencanaan (Planning)
2.Pelaksanaan (Acting)
3.Pengamatan (Observation)
4.Refleksi (Reflecting)
100%

90%

80%

70%

60%

Observasi Siswa
50%
Observasi Guru

40%

30%

20%

10%

0%
Siklus I Pertemuan 1 Siklus I Pertemuan 2 Siklus II Pertemuan 1 Siklus II Pertemuan 2
120

100 100 100 100 100 100 100 100


100
90 90 90

80 80 80 80 80
80
70
Nilai Perolehan

60 60 60
60

40

20

0
I II III IV V
Nama Kelompok

Pertemuan 1 SI Pertemuan 2 SI Pertemuan 1 SII Pertemuan 2 SII


Kesimpulan

Pembelajaran Bahasa Arab dengan metode sam`iyah


syafawiyah yang dilaksanakan dua siklus, dinyatakan
berhasil dan dapat meningkatkan penguasaan mufradat
Bahasa Arab siswa VII MTs Muhammadiyah 3 Al-
Furqan Banjarmasin
VIDEO DISEMINASI KARYA TULIS

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Nama : Umi Mukarromah, S.Pd.I

Mata Pelajaran : Bahasa Arab

Karya Tulis : Penelitian Tindakan Kelas Tentang

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGUASAAN MUFRADAT BAHASA ARAB DENGAN


MENGGUNAKAN METODE SAM`IYAH SYAFAWIYAH PADA SISWA KELAS VII MTs
MUHAMMADIYAH 3 AL-FURQAN BANJARMASIN

Link Youtube : https://youtu.be/712Dxqwypv0

Anda mungkin juga menyukai