Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH EKONOMI INTERNASIONAL

KEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL : KEBIJAKAN


EKSPOR DAN kEBIJAKAN IMPOR

Diajukan untuk memenuhi tugas makalah mata kuliah Ekonomi Internasional

Dosen Pengampu : Novia Sri Dwijayanti, S. Pd., M.Pd

Disusun Oleh:

Reza Yogi Pratama A1A121048


Tri Wati Markhamah A1A121060
Aprilia A1A121077

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, yang atas rahmat-Nya, maka kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah mata kuliah Ekonomi Internasional
“Kebijakan Perdagangan Internasional : Kebijakan Ekspor dan Impor”.

Penyusunan makalah ini merupakan salah satu tugas untuk mata kuliah Ekonomi
Internasional. Dalam Penulisan makalah ini, kami merasa masih banyak kekurangan, baik
dalam materi maupun cara penulisan. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat
kami harapkan demi menyempurnakan isi makalah ini.

Kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tidak terhingga kepada pihak-pihak yang
terlibat secara langsung maupun tidak langsung atas sumber- sumber materi sebagai bahan
referensi yang membantu dalam penyusunan makalah ini.

Akhirnya kami berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka
yang telah memberikan bantuan

Hormat kami,

Kelompok Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii

BAB 1 ............................................................................................................................ 4

PENDAHULUAN ......................................................................................................... 4
A. Latar belakang ............................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 4
C. Tujuan .......................................................................................................... 4

BAB II ........................................................................................................................... 5

PEMBAHASAN ............................................................................................................ 5
A. Pengertian Kebijakan Ekonomi Internasional ............................................ 5
B. Instrumen kebijakan ekonomi internasional ............................................... 5
C. Kebijakan Ekspor dan Impor ....................................................................... 7
D. Kebijakan Tarif dan Non-Tarif ................................................................. 10

BAB III ........................................................................................................................ 14

PENUTUP ................................................................................................................... 14
Kesimpulan:................................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. xv

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Setiap aktivitas Ekonomi, baik secara nasional maupun global, pasti tidak lepas dari
suatu kebijakan. Kebijakan atau policy merupakan rangkaian konsep dan asas yang
menjadi garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan untuk
tercapainya suatu tujuan. Dalam perdagangan Internasional, yang ruang lingkupnya
luas, tentu dibutuhkan suatu kebijakan untuk mengatur kegiatan perekonomian
tersebut. Tanpa sebuah kebijakan, roda perekonomian akan berjalan dengan tidak
teratur atau justru akan sewenang-wenang.
Penyusunan ini dilatar belakangi oleh pentingnya suatu kebijakan itu sendiri.
Oleh karena itu, dalam penyusunan makalah ini akan dijelaskan mengenai kebijakan
ekonomi Internasional secara lebih luas, instrumen dan tujuan-tujuan kebijakan
ekonomi Internasional, juga kebijakan yang berkenaan dengan ekspor-impor dan
tarif serta kebijakan perdagangan lainnya.

B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian dari kebijakan ekonomi Internasional?
b. Apa saja instrument dan tujuan-tujuan kebijakan ekonomi Internasional?
c. Apa pengertian ekspor dan impor?
d. Bagaimana kebijakan ekspor dan impor?
e. Apa itu kebijakan tariff dan non-tariff?

C. Tujuan
a. Mengetahui pengertian dari kebijakan ekonomi Internasional.
b. Mengetahui instrumen dan tujuan – tujuan dari kebijakan Internasional
c. Mengetahui pengertian dan kebijakan ekspor dan impor internasional
d. Memahami kebijakan tariff dan non-tariff.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kebijakan Ekonomi Internasional


Kebijakan ekonomi adalah cara yang ditempuh atau tindakan yang diambil
pemerintah dengan maksud mengatur kehidupan ekonomi nasional guna mencapai
tujuan tertentu. (Gilarso, 2004:225). Kebijakan ekonomi internasional dalam arti luas
meliputi semua kegiatan ekonomi pemerintah suatu negara yang secara langsung
maupun tidak langsung mempengaruhi komposisi, arah dan kegiatan ekspor impor
barang dan jasa yang dilaksanakan oleh pemerintah tersebut. Karena itu, sekalipun
suatu kebijakan ditujukan untuk mengatasi pemasalahan dalam negeri, tapi bila secara
langsung atau tidak langusng berpengaruh terhadap ekspor dan impor maka dapat
dimasukkan dalam kebijakan ekonomi internasional.

Kebijakan ekonomi internasional dalam arti sempit yaitu hanya meliputi kebijakan
yang langsung mempengaruhi ekspor dan impor. Kebijakan internasional dalam arti
sempit ini berkaitan dengan ekspor barang dan jasa, oleh karena itu cakupannya
sangat luas mengingat banyaknya barang atau jasa yang diekspor maupun diimpor,
mulai dari barang konsumsi, produksi sampai pada tenaga kerja.

Jadi, kebijakan ekonomi internasional adalah keseluruhan tindakan pemerintah suatu


negara yang bertujuan untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi, meningkatkan
pendapatan negaranya dengan melalui kegiatan yang mendorong ekspor dan
mengatur/mengendalikan impor. Keseluruhan tindakan tersebut baik secara langsung
maupun tidak langsung akan memperoleh komposisi, arah serta bentuk dari
perdagangan dan pembayaran internasional.

B. Instrumen kebijakan ekonomi internasional meliputi:


1. Kebijakan perdagangan internasional mencakup tindakan/kebijakan
pemerintah terhadap perdagangan luar negerinya, khususnya mengenai
ekspor dan impor barang/jasa, misalnya pengenaan tarif terhadap barang
impor, bilateral, trade agreement, pengenaan kuota impor dan ekspor, dll.

5
2. Kebijakan pembayaran internasional adalah mencakup tindakan pemerintah
terhadap pembayaran internasional, misalnya pengawasan terhadap lalu lintas
devisa, pengaturan lalu lintas modal jangka panjang.

3. Kebijakan bantuan luar negeri adalah tindakan pemerintah yang berhubungan


dengan bantuan (grants), pinjaman/hutang (loans), bantuan untuk rehabilitasi
serta pembangunan, dll.

Tujuan kebijakan ekonomi internasional antara lain:

1. Autarki, tujuan ini sebenarnya bertentangan dengan prinsip perdagangan


internasional. Tujuan autarki bermaksud untuk menghindarkan dari pengaruh-
pengaruh negara lain baik pengaruh ekonomi, politik atau militer.

2. Kesejahteraan (welfare), tujuan ini bertentangan dengan autarki di atas. Dengan


mengadakan perdagangan internasional suatu negara akan memperoleh
keuntungan dari adanya spesialisasi dan kesejahteraan meningkat. Maka untuk
mendorong perdagangan internasional, hambatan/restriksi dalam perdagangan
internasional seperti tarif, kuota, dsb akan dihilangkan atau paling tidak
dikurangi. Hal ini berarti mengarah ke perdagangan bebas.

3. Proteksi, tujuannya untuk melindungi industri dalam negeri dari persaingan


barang impor. Kebijakan dapat berupa tarif atau kuota impor.

4. Keseimbangan neraca pembayaran, terutama bagi negara yang mengalami defisit


dalam neraca pembayarannya, posisi cadangan valuta asingnya lemah. Maka
diperlukan kebijakan ekonomi internasional guna menyeimbangkan neraca
pembayaran internasionalnya. Kebijakan ini ummnya berbentuk pengawasan
devisa (exchange control). Pengawasan devisa tidak hanya mengatur/mengawasi
lalu lintas tapi juga modal.

5. Pembangunan ekonomi untuk menunjang pembangunan ekonomi suatu negara


pemerintah dapat mengarahkan perdagangan internasionalnya dengan kebijakan
seperti:
a. Perlindungan terhadap industri dalam negeri yang baru tumbuh (infant-

6
industries).
b. Mengurangi impor barang yang nonesensial dan mendorong impor barang-
barang yang lebih esensial.
c. Mendorong ekspor.

C. Kebijakan Ekspor dan Impor


Jika mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2021, ekspor adalah
aktivitas mengeluarkan produk dari daerah pabean. Yang dimaksud dari daerah pabean
adalah daerah yang dimiliki Republik Indonesia terdiri dari udara, laut, dan darat serta
wilayah tertentu yang tercantum dalam Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE). Seseorang
atau lembaga yang melakukan aktivitas ekspor dinamakan dengan eksportir. Aktivitas
ekspor akan terjadi apabila suatu negara atau wilayah asal mengalami kelebihan
produk yang mana telah mampu memenuhi kebutuhan negara atau wilayah. Negara
atau wilayah yang melakukan ekspor akan mendapatkan pemasukan dari negara lain.
Pemasukan tersebut akan disebut dengan devisa.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2021, impor adalah aktivitas


memasukkan barang ke dalam daerah pabean. Adapun barang yang dimasukkan terdiri
dari berbagai macam mulai dari kendaraan transportasi hingga tenaga
manusia. Adapun produk impor merupakan produk yang tidak dapat diproduksi dalam
negeri. Orang atau lembaga yang melakukan aktivitas impor disebut juga importir.
Keuntungannya didapatkan dari harga produk tersebut yang mana biasanya lebih
murah daripada produksi dalam negeri. Untuk mengawasi produk ekspor dan impor
maka hadirlah bea cukai. Setiap produk yang impor pasti akan dikenakan pajak sesuai
dengan jenisnya.

Kebijakan Ekspor dalam perdagangan Internasional diantaranya:

a. Diskriminasi harga, adalah suatu tindakan dalam penetapan harga barang yang
berbeda untuk suatu negara dengan negara lainnya. Untuk barang yang sama, harga
untuk negara yang satu lebih mahal atau lebih murah daripada negara lainnya. Hal
ini dilakukan atas dasar perjanjian atau dalam rangka perang aktif. Contohnya,

7
dengan jenis barang yang sama, harga jual di negara A akan berbeda dengan harga
jual di negara B. Sehingga, harga barang di negara B bisa saja lebih murah
dibanding harga barang di negara A. Kebijakan ini dilakukan berdasarkan
perjanjian untuk memenangkan persaingan serta untuk memperoleh keuntungan
yang besar.

b. Pemberian premi (subsidi). Kebijakan pemerintah untuk memajukan ekspor adalah


dengan memberi premi kepada badan usaha yang melakukan ekspor. Pemberian
premi (subsidi) itu antara lain berupa bantuan biaya produksi serta pembebasan
pajak dan fasilitas lain, dengan tujuan agar barang ekspor memiliki daya saing di
luar negeri.

c. Dumping adalah kebijakan yang diambil oleh pemerintah dengan menetapkan


barang ekspor (harga barang diluar negeri) lebih murah daripada harga di dalam
negeri. Cara ini hanya dapat dilakukan bila pasar dalam negeri dikendalikan atau
dikontrol oleh pemerintah.

d. Politik dagang bebas merupakan suatu kebijakan dimana masing-masing


pemerintah memberi kebebasan dalam ekspor dan impor. Kebebasan dalam
perdagangan ini akan membawa beberapa keuntungan, seperti mutu barang yang
tinggi dan harga yang relatif murah.

e. Larangan ekspor merupakan kebijakan atas suatu negara untuk melarang ekspor
barang-barang tertentu ke luar negeri. Penyebabnya bisa karena alasan ekonomi,
politik, sosial dan budaya. Contoh dari alasan ekonomi yaitu larangan ekspor
karena ingin mendorong perkembangan industri lokal. Jadi, supaya industri
lokalnya terus berkembang dan tidak "manja" dengan kebiasaan mengekspor.
Kemudian, contoh dari alasan politik adalah dilarangnya ekspor minyak bumi di
negara Timur Tengah, misalnya Irak. Hal ini dikarenakan ada campur tangan politik
dari PBB dan Amerika Serikat dalam bentuk embargo ekonomi. Contoh dari alasan
sosial budaya adalah larangan ekspor benda-benda bersejarah dan ekspor hewan-
hewan yang dilindungi.

8
Kebijakan perdagangan internasional di bidang impor dikategorikan menjadi dua jenis,
yaitu:
1. Kebijakan hambatan tarif
Merupakan kebijakan proteksionis terhadap barang-barang produksi dalam negeri
dari ancaman membanjirnya barang-barang sejenis yang diimpor dari luar negeri,
dengan cara menarik atau mengenakan pungutan bea masuk pada setiap barang
impor yang masuk untuk selanjutnya dikonsumsi habis di dalam negeri.

2. Kebijakan hambatan non tarif


Merupakan kebijakan perdagangan selain bea masuk yang dapat menimbulkan
distorsi sehingga mengurangi potensi manfaat perdagangan internasional.

Untuk melindungi produksi dalam negeri dari ancaman produk sejenis yang diproduksi
dari luar negeri, dibuatlah kebijakan perdagangan internasional di bidang impor yang
akan mempengaruhi struktur, komposisi, dan kelancaran usaha. Hal ini berguna untuk
mendorong ataupun melindungi pertumbuhan industri dalam negeri dan penghematan
devisa negara. Kegiatan impor di suatu negara dapat terjadi karena berbagai faktor,
yaitu negara pengimpor kekurangan pasokan beberapa barang tertentu, negara belum
mampu memproduksi barang elektronik dengan kualitas yang baik, harga yang lebih
murah, dan permintaan konsumen yang berbeda. Pemerintah memberikan kebebasan
dalam kegiatan impor namun dengan berbagai kebijakan. Kebebasan ini diberikan agar
dapat memberikan keuntungan seperti mendapatkan barang yang berkualitas tinggi
atau harga yang lebih murah.

Kebijakan perdagangan internasional bidang impor yang ditetapkan pemerintah, di


antaranya yaitu:

1. Pengenaan bea masuk/tarif, merupakan kebijakan pembebanan pajak atas


barang-barang impor atau barang yang masuk ke Indonesia. Kebijakan ini
ditetapkan untuk meningkatkan sumber penerimaan negara dalam bentuk devisa.
2. Kuota impor, kebijakan kuota impor dilakukan untuk membatasi masuknya
barang impor dalam negeri. Pemerintah dapat menentukan jumlah atau jenis

9
barang impor yang akan masuk kedalam negeri, hal ini akan membantu produsen
dalam negeri untuk memproduksi barang yang dirasa mampu bersaing dengan
barang impor yang dijual di pasar dalam negeri.
3. Pengendalian devisa, dalam pengendalian devisa, jumlah devisa yang disediakan
untuk membayar barang impor dijatah dan dibatasi sehingga importir mau tidak
mau juga membatasi jumlah barang impor yang akan dibeli.
4. Kebijakan subsitusi impor, kebijakan mengadakan subsitusi impor ditujukan
untuk mengurangi ketergantungan terhadap luar negeri dengan mendorong
produsen luar negeri agar dapat membuat sendiri barang-barang yang di impor
dalam negeri.
5. Devaluasi, kebijakan berupa devaluasi merupakan kebijakan pemerintah untuk
menurunkan mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing dengan sengaja.
Dengan devaluasi menyebabkan harga barang impor menjadi lebih mahal,
sehingga akan mengurangi pembelian barang impor.

D. Kebijakan Tarif dan Non-Tarif


Tarif yang merupakan kebijakan perdagangan yang paling umum, adalah sejenis
pajak yang dikenakan atas barang-barang yang diimpor. Tarif spesifik (specific
tariff’s) dikenakan sebagai beban tetap unit barang yang diimpor. Sedangkan tarif ad
valorem (ad valorem tariff’s) adalah pajak yang dikenakan berdasarkan presentase
tertentu dari nilai barang-barang yang diimpor. Tarif merupakan bentuk kebijakan
perdagangan yang paling tua dan secara tradisional telah digunakan sebagai sumber
penerimaan pemerintah sejak lama. Namun, maksud utama pengenaan tarif biasanya
tidak semata-mata memperoleh pendapatan pengisi kas pemerintah, malainkan juga
sebagai suatu alat untuk melindungi sektor-sektor tertentu didalam negeri dari tekanan
persaingan produk impor.

a. Kebijakan hambatan tarif (tariff barrier)


Merupakan suatu kebijakan proteksionis terhadap barang–barang produksi dalam
negeri dari ancaman membanjirnya barang-barang sejenis yang diimpor dari luar
negeri, dengan cara menarik/mengenakan pungutan bea masuk kepada setiap
barang impor yang masuk untuk dipakai/dikonsumsi habis di dalam negeri.

10
Macam-macam penentuan tarif atau bea masuk, yaitu:
1. Bea ekspor (export duties) adalah pajak atau bea yang dikenankan terhadap
barang yang diangkut menuju negara lain (diluar custom area).

2. Bea transito (transit duties) adalah pajak atau bea yang dikenakan barang-barang
yang melalui batas wilayah suatu negara dengan tujuan akhir barang tersebut
negara lain.

3. Bea impor (import duties) adalah pajak atau bea yang dikenakan terhadap
barang-barang yang masuk dalam suatu negara (didalam custom area).

Jenis tarif:
1. Ad valorem duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan dalam
presentase dari nilai barang yang dikenakan bea tersebut.

2. Specific duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan untuk tiap ukuran
fisik daripada barang.

3. Specific ad valorem atau compound duties, yakni bea yang merupakan


kombinasi antara specific dan ad valorem. Misalnya suatu barang tertentu
dikenakan 10% tarif ad valorem ditambah Rp 20.000 untuk setiap unit.

Sistem tarif:
a. Single-column tariffs: sistem di mana untuk masing-masing barang hanya
mempunyai satu macam tarif. Biasanya sifatnya autonomous tariffs (tarif yang
tingginya ditentukan sendiri oleh sesuatu negara tanpa persetujuan dengan
negara lain). Kalau tingginya tarif ditentukan dengan perjanjian dengan negara
lain disebut conventional tariffs.

b. Double-column tariffs: sistem di mana untuk setiap barang mempunyai 2 (dua)


tarif. Apabila kedua tarif tersebut ditentukan sendiri dengan undang-undang,
maka namanya : “bentuk maksimum dan minimum”.

c. Triple-column tariffs: biasanya sistem ini digunakan oleh negara penjajah.


Sebenarnya sistem ini hanya perluasan daripada double column tariffs, yakni
dengan menambah satu macam tariff preference untuk negara-negara bekas
jajahan atau afiliasi politiknya. Sistem ini sering disebut dengan nama

11
“preferential system”.

Efek tarif :
Pembebanan tarif terhadap sesuatu barang dapat mempunyai efek terhadap
perekonomian suatu negara, khususnya terhadap pasar barang tersebut.
Beberapa sfek tarif tersebut adalah:
1. Efek terhadap harga (price effect).

2. Efek terhadap konsumsi (consumption effect).

3. Efek terhadap produk (protective/import substitution effect)

4. Efek terhadap redistribusi pendapatan (redistribution effect).

b. Kebijakan hambatan non-tarif (non-tariff barrier)


Adalah berbagai kebijakan perdagangan selain bea masuk yang dapat menimbulkan
distorsi, sehingga mengurangi potensi manfaat perdagangan internasional. A.M.
Rugman dan R.M. Hodgetts mengelompokkan hambatan non-tarif (non-tariff
barrier) sebagai berikut:

1) Pembatasan spesifik (specific limitation):


a. Larangan impor secara mutlak.
b. Pembatasan impor (kuota sistem).
c. Peraturan atau ketentuan teknis untuk impor produk tertentu.
d. Peraturan kesehatan atau karantina.
e. Peraturan pertahanan dan keamanan negara.
f. Peraturan kebudayaan.
g. Perijinan impor.
h. Embargo.
i. Hambatan pemasaran atau marketing.

2) Peraturan bea cukai (customs administration rules):


a. Tata laksana impor tertentu (procedure).
b. Penetapan harga pabean.

12
c. Penetapan kurs valas (forex rate) dan pengawasan devisa (forex control).
d. Consulate formalities.
e. Packaging/labeling regulations.
f. Documentation needed.
g. Quality and testing standard.
h. Pungutan administasi (fees).
i. Tariff classification.

3) Partisipasi pemerintah (government participation):


a. Kebijakan pengadaan pemerintah.
b. Subsidi dan insentif ekspor, subsidi adalah kebijakan pemerintah untuk
memberikan perlindungan atau bantuan kepada industri dalam negeri dalam
bentuk keringanan pajak, pengembalian pajak, fasilitas kredit, subsidi harga,
dan lain-lain.
c. Counter valuing duties.

d. Domestic assistance programs.

e. Trade-diverting.

f. Import charges.

g. Import deposits.

h. Supplementary duties.

i. Variable levies.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan:
Suatu kebijakan sangat berperan dalam sebuah kegiatan ekonomi, baik secara
nasional maupun Internasional. Kebijakan berarti mengatur. Dalam skala global,
perdagangan Internasional tidak lepas dari kebijakan yang meliputi ekspansi pasar, baik
secara ekspor maupun bagaimana kebijakan ekonomi ketika memutuskan untuk impor.
Dalam makalah ini telah dijelaskan pengertian instrumen kebijakan dan tujuan kebijakan
ekonomi Internasional serta kebijakan dalam bidang ekspor dan impor. Di antara tujuan
kebijakan ekonomi Internasional itu adalah autarki, proteksi, kesejahteraan dan
keseimbangan neraca pembayaran. Dalam makalah ini juga telah dijelaskan bagaimana
kebijakan ekspor-impor dan mengapa kebijakan tersebut perlu diterapkan. Di dalam
kebijakan Ekspor, berbagai tindakan dan peraturan yang dikeluarkan pemerintah, baik
secara langsung maupun tidak langsung yang mempengaruhi struktur, komposisi dan arah
transaksi serta kelancaran usaha untuk peningkatan devisa ekspor suatu negara.
Sedangkan kebijakan impor , berbagai tindakan dan peraturan yang dikeluarkan
pemerintah, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang mempengaruhi struktur,
komposisi, dan arah transaksi serta kelancaran usaha untuk melindungi / mendorong
pertumbuhan industri dalam negeri dan penghemat devisa. Kebijakan di bidang impor
dibedakan menjadi dua yaitu, kebijakan tarif barrier dan kebijakan non tarif barrier.

B. Saran
Dengan membaca makalah ini, diharapkan kita mampu memahami lebih jauh tentang
Kebijakan Perdagangan Internasional : Kebijakan Ekspor dan Kebijakan Impor lebih dalam lagi
walaupun penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan. Untuk itu, penulis menyarankan untuk mencari referensi - referensi bacaan lebih
banyak lagi selain dari makalah ini, agar informasi yang di dapatkan lebih lengkap dari berbagai
sumber.

14
DAFTAR PUSTAKA

Krugman, R. Paul dan Maurice Obstfeld. 2004. Ekonomi Internasional Teori dan
Kebijakan jilid 5. Jakarta: PT. INDEKS

Anonim. “Kebijakan Expor dan Impor Perdagangan Internasional” . Artikel diposting


pada 2014/05. Dapat ditemukan dilaman: ssbelajar.net

Ashari, Septiani. “Kebijakan Impor dalam Perdagangan Internasional”. Artikel diposting


pada 2015/01. Dapat ditemukan dilaman: ipapedia.web.id

Prawiro, Adi. “Ebook Bab 5 Ekonomi Internasional.” Ebook diunduh dilaman


Ardiprawiro.staff.gunadarma.ac.id

xv

Anda mungkin juga menyukai