Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

HUKUM BISNIS
MERGER, KONSOLIDASI, AKUISISI, DAN SEPARASI
Dosen pengampu: Dian Indriana Hapsari,SE,M.Sc.,Ak.

Oleh:
Kelompok 5

1. Berlian Stefani Gemilang B11.2022.07958


2. Tri Kustanti Arin B11.2022.07963
3. Alfina Fatika Anggraeni B11.2022.07988
4. Annisatul Khilmiah B11.2022.07990

KELAS B11.1.12

PROGRAM STUDI
MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................................2
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................5
C. Tujuan Makalah.........................................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................6
A. PENGERTIAN MERGER, KONSOLIDASI, DAN PEMISAHAN..........................................6
B. CIRI – CIRI MERGER, KONSOLIDASI, AKIUSISI DAN PEMISAHAN...........................10
C. JENIS – JENIS MERGER, KONSOLIDASI, AKIUSISI DAN PEMISAHAN......................11
D. MOTIF PERUSAHAAN MELAKUKAN MERGER, KONSOLIDASI, AKUISISI DAN
PEMISAHAN PERUSAHAAN......................................................................................................12
E. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MERGER, KONSOLIDASI, AKUISISI, DAN
PEMISAHAN..................................................................................................................................14
F. TUJUAN MERGER, KONSOLIDASI, AKUISISI, DAN PEMISAHAN...............................15
G. STUDI KASUS.......................................................................................................................16
BAB III..................................................................................................................................................18
PENUTUP.............................................................................................................................................18
A. KESIMPULAN.......................................................................................................................18
B. SARAN...................................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................20
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan
yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada ibu Dian Indriana
Hapsari,SE,M.Sc.,Ak. sebagai dosen pengampu mata kuliah Hukum Bisnis yang telah
membantu memberikan arahan. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini
masih banyak kekurangan karena keterbatasan kami.
Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang membutuhkan.

Semarang, 03 Maret 2023

Kelompok 5
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Merger-konsolidasi-akuisisi-pemisahan perusahaan (MKAPP), khususnya
pada perseroan terbatas (PT), umum diterapkan di sektor komersial. Melalui MKAPP,
pelaku usaha dapat melakukan restrukturisasi perusahaan, khususnya bagi perusahaan
yang bermasalah, MKAPP juga dapat digunakan untuk memperluas usaha,
meningkatkan aset dan skala usaha, menguasai pasar, menguasai bahan baku, atau
mematuhi peraturan perundang-undangan. Lebih luas diterapkan pada PT. Namun
demikian, bukan berarti MKAPP hanya dapat diterapkan pada PT. Perusahaan selain
PT juga bisa mengajukan MKAPP, namun tidak sepenuhnya. Penggabungan-
Peleburan-Pemisahan dapat diterapkan pada badan hukum Koperasi, sedangkan badan
hukum Yayasan dapat diterapkan pada Penggabungan. Perusahaan yang tidak
berbadan hukum (UD, CV, Firma) juga dapat melaksanakan MKAPP sesuai dengan
asas kebebasan berkontrak sebagaimana yang diperjanjikan dalam Buku III KUH
Perdata.
MKAPP di PT secara umum diatur dalam UU PT dan peraturan
pelaksanaannya, termasuk PP 27/1998 dan Permunkumham terkait. PT dengan bidang
praktik tertentu (seperti perbankan atau pasar modal) juga diatur oleh peraturan
perundang-undangan yang berlaku khusus untuk sektor perbankan dan pasar modal.
Pelaksanaan MKAPP di PT juga harus memperhatikan peraturan perizinan usaha dan
aspek perpajakan (PPh, PPN dan BPHTB). MKAPP khususnya Mermer/Konsolidasi
hanya dapat diterapkan pada perusahaan yang bentuk dan jenis usahanya sama,
misalnya satu PT hanya dapat melakukan merger/konsolidasi dengan PT lainnya. PT
tidak boleh melakukan merger/integrasi dengan badan usaha selain PT. Selain itu, PT
(PT Bank) yang bergerak di bidang usaha perbankan hanya dapat
menggabungkan/menggabungkan diri dengan PT bank lain.
MKAPP dapat diterapkan pada berbagai jenis perusahaan seperti: perusahaan
tercatat (emiten/listed company), bank tradisional, bank syariah, perusahaan
efek/perusahaan efek, perusahaan pembiayaan, perusahaan penjaminan, perusahaan
patungan, perusahaan asuransi, perusahaan BUMN (Persero/ perum), perusahaan
daerah/BUMD, perusahaan waralaba (pemilik waralaba Dan penerima waralaba),
Perusahaan Pemilik HKI, Koperasi, Yayasan, dan lain-lain Pelaksanaan MKAPP akan
mempengaruhi perubahan tingkat persaingan pasar, sehingga perlu diawasi oleh
Badan Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) agar tidak menimbulkan perilaku
monopoli dan persaingan usaha yang tidak sehat. Perusahaan yang akan melakukan
merger-merger-akuisisi dan telah memenuhi persyaratan tertentu yang diatur dalam
PP 57/2010 harus melaporkannya kepada KPPU.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian merger, konsolidasi, akuisisi, dan pemisahan perusahaan?
2. Bagaimana kelebihan dan kekurangan merger, konsolidasi, akuisisi, dan
pemisahan perusahaan?
3. Apakah tujuan merger, konsolidasi, akuisisi, dan pemisahan perusahaan?
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui pengertian merger, konsolidasi, akuisisi, dan pemisahan
perusahaan
2. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan merger, konsolidasi, akuisisi,
dan pemisahan perusahaan
3. Untuk mengetahui tujuan merger, konsolidasi, akuisisi, dan pemisahan
perusahaan
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MERGER, KONSOLIDASI, DAN PEMISAHAN
Merger adalah penggabungan dari dua perusahaan atau lebih dengan cara tetap
mempertahankan dirinnya salah satu perusahaan dan melikuidasi perusahaan-
perusahaan lainnya. Menurut Undang-Undang No.1 Tahun 1995 tentang perseroan
terbatas mengatur mengenai merger, konsolidasi, dan akuisisi perseroan dalam suatu
bab tersendiri, yaitu bab 7 tentang penggabungan, peleburan, dan pengambil alihan
dari pasar 102 sampai pasal 109.

Konsolidasi (peleburan usaha) adalah penggabungan dari dua perusahaan atau


lebih dengan cara mendirikan perusahaan baru dan melikuidasi perusahaan-
perusahaan yang ada.
Akuisisi adalah mengambil alihan kepemilikan suatu perusahaan.

Pemisahan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh perseroan untuk


memisahkan usaha yang mengakibatkan seluruh aktiva dan pasiva perseroan beralih
karena hukum kepada dua perseroan atau lebih atau sebagian aktiva dan pasiva
perseroan beralih karena hukum kepadan satu perseroan atau lebih.

1. Merger dan Konsolidasi


Merger adalah absorpsi suatu perusahaan oleh perusahaan lainnya.
Adapun konsolidasi, yang terjadi adalah terbentuknya perusahaan yang
baru sama sekali. Dalam suatu konsolidasi, baik perusahaan yang
mengambil alih maupun yang diambil alih (the acquired firm) berakhir
eksistensi yuridisnya dan menjadi bagian dari perusahaan yang baru. Pasal
107 UU No. 1 Tahun 1995 menetapkan
Ayat 1.
dalam hal terjadi penggabungan (merger) atau pele- buran
(konsolidasi), maka perseroan yang menggabungkan diri atau
meleburkan diri menjadi bubar

Ayat 2.
pembubaran perseroan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 bisa
dilakukan dengan atau tanpa terlebih dahulu meng-adakan likuidasi
Ayat 3
dalam hal pembubaran perseroan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1
tidak didahului dengan likuidasi maka :

a. Aktiva dan pasiva perseroan yang digabungkan atau yang


meleburkan diri, beralih karena hukum kepada perseroan hasil
penggabungan atau peleburan.

b. Pemegang saham perseroan yang digabungkan atau yang


meleburkan diri menjadi pemegang saham perseroan hasil
penggabungan atau peleburan.

Rancangan penggabungan dan rancangan peleburan memuat sekurang-


kurangnya, antara lain:
a. Nama PT yang akan melakukan penggabungan atau peleburan.
b. Alasan penggabungan atau peleburan.
c. Tata cara konversi saham.
d. Rancangan perubahan dasar
e. Neraca

2. Akuisisi
Cara ketiga yang dapat ditempuh untuk mengambil alih suatu
perusahaan adalah dengan cara membeli hak suara dari perusahaan (the
firm voting stock). Secara yuridis cara yang dapat ditempuh untuk
memperoleh tujuan itu adalah dengan membeli saham-saham dari per-
usahaan tersebut. Akuisisi atau pengambilalihan yang dimaksud UU No. 1
Tahun 1995 adalah akuisisi saham (acquisition of stock), bukan akuisisi
aktiva (acquisition of assets). Hal ini dapat disimpulkan dari ketentuan
undang-undang tersebut.
Pembelian saham itu dapat dilakukan baik dengan cara tunai, dengan
menyerahkan saham dari perusahaan yang membeli, maupun dengan
menyerahkan jenis-jenis efek lainnya yang dikeluarkan oleh perusahaan
yang membeli. Secara yuridis, pembelian saham-saham tersebut harus
dilakukan transaksinya langsung antara pembeli dengan para pemegang
saham perusahaan tersebut, bukan dengan direksi perusahaan tersebut
Pasal 103 UU No. 1 Tahun 1995 menetapkan:

Ayat 1,
pengambilalihan perseroan dapat dilakukan oleh badan hukum atau
orang perseorangan.
Ayat 2.
pengambilalihan dapat dilakukan melalui pengambilalihan seluruh atau
sebagian besar saham yang dapat mengakibatkan beralihnya
pengendalian terhadap perseroan tersebut.
Pelaksanaan pengambilalihan harus dilakukan dengan membuat rancangan
pengambilalihan yang disusun oleh direksi perseroan yang akan
mengambil alih dan yang akan diambil alih (Pasal 103 ayat 3 UU No. 1
Tahun 1995).
Rancangan pengambilalihan harus memuat sekurang-kurangnya:
a. Nama perseroan yang akan diambil alih dan nama perseroan/badan
hukum yang bukan perseroan/orang perorangan yang akan meng- ambil
alih.
b. Alasan serta penjelasan direksi perseroan yang akan diambil alih
dan direksi perseroan badan hukum yang bukan perseroan yang akan
mengambil alih mengenai persyaratan dan tata cara pengambilalihan
saham perseroan yang diambil alih.
Pengambilalihan dilakukan dengan persetujuan Rapat Umum Pe-megang
Saham (RUPS).

3. Aspek Yuridis Akuisisi

Dasar hukum akuisisi adalah jual beli, di mana direksi perusahaan yang
akan mengakuisisi mengadakan jual beli dengan direksi perusahaan
terakuisisi mengenai hak milik atas saham perusahaan terakuisisi/diam- bil
alih. Perusahaan pengakuisisi akan menerima hak milik atas saham
perusahaan terakuisisi, sedangkan perusahaan terakuisisi menerima
penyerahan hak atas sejumlah uang harga saham tersebut. Apabila sa- ham
tersebut atas nama, maka penyerahannya dilakukan dengan cessie (hak
tagih) (Pasal 613 KUH Perdata)

Perusahaan pengakuisisi biasanya perusahaan besar yang memiliki dana


yang kuat, manajemen yang baik, dan jaringan usaha yang luas, serta
terkelompok dalam konglomerasi. Adapun perusahaan terakuisisi biasanya
perusahaan kecil yang sulit berkembang atau perusahaan yang memang
ingin bergabung dengan perusahaan konglomerasi tersebut, sehingga
akuisisi tersebut dapat secara sukarela/ramah (friendly takeover) atau
terpaksa (unfriendly takeover/hostile takeover).
Akuisiti dapat dilakukan secara internal atau eksternal. Akuisisi internal
adalah akuisisi terhadap perusahaan dalam kelompok sendiri, sedangkan
akuisisi eksternal adalah akuisisi terhadap perusahaan di luar kelompok
atau perusahaan dari kelompok lain. Akuisisi dapat di- lakukan terhadap
perusahaan dalam negeri atau terhadap perusahaan luar negeri (asing).

B. CIRI – CIRI MERGER, KONSOLIDASI, AKIUSISI DAN PEMISAHAN


1. Merger :
 Ada perusahaan yang menggabungkan diri dan ada 01 perusahaan
yang menerima penggabungan
 Perusahaan yang menerima penggabungan tetap eksis, sedangkan
perusahaan yang menggabungkan diri bubar demi hukum tanpa
likuidasi.
 Rancangan merger dan konsep akta merger harus disetujui RUPS
2. Konsolidasi :
 Ada dua atau lebih perusahaan yang meleburkan diri untuk
membentuk perusahaan baru
 Perusahaan yang meleburkan diri bubar demi hukum tanpa
likuidasi
 Perusahaan baru hasil peleburan harus mendapatkan status badan
hukum yang baru dari Menhukham
 Konsep akta konsolidasi yang telah disetujui RUPS dituangkan
alam akta konsolidasi yang dibuat di hadapan notaris dalam bahasa
Indonesia
3. Akuisisi
 Akuisisi yang dilakukan atas inisiatif perusahaan yang
bersangkutan maka sebelum dilakukan akuisisi wajib terlebih
dahulu memperoleh izin.
 Pelaksanaan akuisisi harus memerhatikan kepentingan perusahaan,
kreditur, pemegang sahamminoritas, dan karyawan bank juga
kepentingan rakyat banyak dan persaingan yang sehat dalam
melakukan usaha perusahaan.
 Akuisisi hanya dapat dilakukan dengan persetujuan rapat anggota
yang dihadiri oleh pemegang saham atau anggota koperasiyang
mewakili sekurangkurangnya ¾ dari jumlah seluruh saham dengan
suara yang sah dan disetujui oleh sekurangkurangnya ¾ bagian dari
jumlah suara pemegang saham yang hadir.
4. Pemisahan
 Pemisahaan perusahaan atau pembagian perusahaan dibagi menjadi
dua yaitu pemisahaan murni (Split-off) dan pemisahan tidak murni
(Spin-off).
 Dalam pemisahan murni/pemisahan menyeluruh, semua asset
perusahaan dibagi habis dan dialihkan kepada dua atau lebih
perusahaan baru hasil pemisahaan, sehingga perusahaan awal
menjadi bubar demi hukum tanpa proses likuidasi.
 Dalam pemisahaan tidak murni atau pemisahan sebagian, hanya
sebagian asset perusahaan yang dipisahkan dan dialihkan kepada
perusahaan baru hasil pemisahan, sehingga perusahaan awal masih
tetap hidup.
 Kreditur yang tidak setuju dengan pemisahan dapat mengajukan
keberatan kepada direktur.

 Pemisahan PT harus mendapat persetujuan RUPS. Pemisahan PT


perbankan harus mendapat persetujuan Bank Indonesia. Pemisahan
PT terbuka harus mendapat persetujuan Badan Pengawas Pasar
Modal dan Lembaga Keuangan (BapepamLK).

C. JENIS – JENIS MERGER, KONSOLIDASI, AKIUSISI DAN PEMISAHAN


1. Merger :
 Merger Horizontal
Adalah merger yang dilakukan oleh perusahaan yang bergerak
dalam jenis usaha yang sejenis/sama, misalnya merger antara
perusahaan sepatu.
 Merger Vertikal
Adalah merger yang terjadi antara perusahaan yang saling
berkaitan, misalnya dalam alur operasional/produksi yang
berurutan. misalnya: perusahaan pemintalan benang melakukan
merger dengan perusahaan kain.
 Merger Konglomerat
Adalah merger antara berbagai perusahaan yang menghasilkan
berbagai produk yang berbeda dan saling tidak berhubungan,
misalnya perusahaan pakaian merger dengan perusahaan
elektronik.
 Merger Congeneric
Adalah merger yang melibatkan perusahaan-perusahaan yang
terkait, namun bukan produsen produk yang sama ataupun dalam
hubungan produsen dan penyalur. Misalnya, perusahaan air
kemasan Merger dengan perusahaan teh kemasan.
2. Konsolidasi :
 Konsolidasi Bisnis
adalah peleburan dua atau lebih dari perusahaan menjadi
perusahaan baru, di mana perusahaan baru tersebut mengambil alih
semua hak dan kewajiban dari setiap perusahaan yang disatukan
tersebut.
 Konsolidasi Perusahaan
adalah dua buah perusahaan yang bergabung kemudian bubar demi
hukum dan sebagai gantinya didirikan suatu perusahaan dengan
nama yang baru meskipun secara finansial perusahaan baru
tersebut mengambil alih aset hak dan kewajiban dari 2 (dua)
perusahaan yang bubar tersebut.
 Konsolidasi Akuntansi
adalah penggabungan beberapa atau laporan semua asset, ekuitas,
kewajiban, dan akun operasionak daari suatu perusahaan induk dan
perusahaan anak ke dalam satu bentuk laporan keuangan.
 Konsolidasi Sosiologi Konsolidasi sosiologi adalah suatu bentuk
untuk penguatan keanggotaan masyarakat dalam kelompok sosial
yang terdiri dari berbagai elemen, seperti suku, agama, status
sosial, gender, dan sebagainya.

3. Akuisisi
 Akuisisi horizontal
adalah akuisisi antara dua atau lebih perusahaan yang bergerak
dalam industri yang sama.
 Akuisisi vertikal
adalah integrasi yang melibatkan perusahaanperusahaan yang
bergerak dalam tahapan-tahapan proses produksi atau operasi.
 Akuisisi konglomerat
adalah akuisisi perusahaan yang masing masing bergerak dalam
industri yang tidak terkait atau bisnisnya tidak berhubungan, tetapi
tidak termasuk dalam kategori akuisisi horizontal dan akuisisi
vertikal.
 Akuisisi ekstensi pasar
adalah akuisisi yangdilakukan oleh dua atau lebih perusahaan
untuk secara bersama-bersama memperluas area pasar.
 Akuisisi ekstensi produk
adalah akuisisi yang dilakukan oleh dua atau lebih perusahaan
untuk memperluas lini produk masing-masing perusahaan.
4. Pemisahan
 Pemisahan murni
Pemisahan murni mengakibatkan seluruh aktiva dan pasiva
perseroan beralih karena hukum kepada 2 (dua) perseroan lain atau
lebih yang menerima peralihan dan perseroan yang melakukan
pemisahan usaha tersebut berakhir karena hukum.
 Pemisahan tidak murni
Pemisahan tidak murni mengakibatkan sebagian aktiva dan pasiva
perseroan beralih karena hukum kepada 1 (satu) perseroan lain atau
lebih yang menerima peralihan, dan perseroan yang melakukan
pemisahan tersebut tetap ada.
D. MOTIF PERUSAHAAN MELAKUKAN MERGER, KONSOLIDASI, AKUISISI
DAN PEMISAHAN PERUSAHAAN
1. Merger :
 Pertumbuhan atau diversifikasi
Pertumbuhan atau diversifikasi Perusahaan yang menginginkan
pertumbuhan yang cepat, baik ukuran, pasar saham, maupundiversifikasi
usaha dapat melakukan merger maupun akuisisi. Perusahaan tidak
memilikiresiko adanya produk baru. Selain itu, jika melakukan ekspansi
dengan merger dan akuisisi,maka perusahaan dapat mengurangi
perusahaan pesaing atau mengurangi persaingan.
 Sinergi
Sinergi dapat tercapai ketika merger menghasilkan tingkat skala ekonomi
(economies ofscale). Tingkat skala ekonomi terjadi karena perpaduan
biaya overhead meningkatkan pendapatan yang lebih besar daripada
jumlah pendapatan perusahaan ketika tidak merger. Sinergi tampak jelas
ketika perusahaan yang melakukan merger berada dalam bisnis yangsama
karena fungsi dan tenaga kerja yang berlebihan dapat dihilangkan.
 Meningkatkan dana
Banyak perusahaan tidak dapat memperoleh dana untuk melakukan
ekspansi internal, tetapidapat memperoleh dana untuk melakukan ekspansi
eksternal. Perusahaan tersebutmenggabungkan diri dengan perusahaan
yang memiliki likuiditas tinggi sehinggamenyebabkan peningkatan daya
pinjam perusahaan dan penurunan kewajiban keuangan. Halini
memungkinkan meningkatnya dana dengan biaya rendah.
 Menambahkan keterampilan/teknologi
Beberapa perusahaan tidak dapat berkembang dengan baik karena tidak
adanya efisiensi padamanajemennya atau kurangnya teknologi.
Perusahaan yang tidak dapat mengefisiensikanmanajemennya dan tidak
dapat membayar untuk mengembangkan teknologinya,
dapatmenggabungkan diri dengan perusahaan yang memiliki manajemen
atau teknologi yang ahli.
 Pertimbangan pajak
Perusahaan dapat membawa kerugian pajak sampai lebih 20 tahun ke
depan atau sampai kerugian pajak dapat tertutupi Perusahaan yang
memiliki kerugian pajak dapat melakukan akuisisi dengan perusahaan
yang menghasilkan laba untuk memanfaatkan kerugian pajak. Pada kasus
ini perusahaan mengakuisisi akan menaikkan kombinasi pendapatan
setelah pajak dengan mengurangkan pendapatan sebelum pajak dari
perusahaan yang dakumar Bagaimanapun merget tidak hanya dikarenakan
keuntungan dari pajak, tetapi berdasarkan dari tujuan memaksimisasi
kesejahteraan pemilik.
 Meningkatkan likuiditas pemilik
Merger antar perusahaan memungkinkan perusahaan memiliki likuiditas
yang lebih besar Jika perusahaan lebih besar, maka pasar saham akan
lebih luas dan saham lebih mudah diperoleh sehingga lebih likuid
dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil.
 Melindungi din dari pengambilalihan
Hal ini terjadi ketika sebuah perusahaan menjadi incaran pengambilalitas
yang tidak bersahabat. Target firm mengakuinsa perusahaan lain, dan
membiayai pengambilalihamıya dengan hutang, karma beban hutang ini,
kewajiban perusahaan menjadi terlalu tinggi untuk ditanggung oleh
bidding firm yang berminat.
2. Konsolidasi
Untuk memutuskan bergabung dengan perusahaan lain bukanlah perkara
yang madah Kepotean bergabung dumbil kar tu alasan yang angat kuas.
Jadi sebelum melakukan penggabungan hadan mahnya, setup perusahaan
tentu mempunyai makal tertentu yang ingin dagana. Demikian pula jenis
penggabungan yang akan dipilih yoga dilakukan dengan berbagai macan
potebags Terdapat beberapa alasan suatu bank atau suatu perusahaan
untuk melakukan penggabungan secara Konsolidasi.
3. Akuisisi
Pada prinsipnya terdapat dua motif yang mendorong sebuah perusahaan
melakukan akuisisi yaitumotif ekonomi dan motif non-ekonomi. Motif
ekonomi berkaitan dengan esensi tujuan perusahaanyaitu meningkatkan
nilai perusahaan atau memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. Di
sisi lain, motif non ekonomi adalah motif yang bukan didasarkan pada
esensi tujuan perusahaan tersebut, tetapi didasarkan pada keinginan
subyektif atau ambisi pribadi pemilik atau manajemen perusahaan. Motif
ekonomi Esensi tujuan perusahaan dalam perspektif manajemen keuangan
adalah seberapa besar perusahaan mampu menciptakan nilai (value
creation) bagi perusahaan dan bagi pemegangsaham. Akuisisi memiliki
motif ekonomi yang tujuan jangka panjangnya adalah untuk mencapai
peningkatan nilai tersebut. Oleh karena itu seluruh aktivitas dan
pengambilan keputusan harusdiarahkan untuk mencapai tujuan ini. Motif
strategis juga termasuk motif ekonomi ketika aktivitas akuisisi dilakukan
untuk mencapai posisi strategis perusahaan agar memberikan keunggulan
kompetitif dalam industri. Motif SinergiSalah satu motivasi atau alasan
utama perusahaan melakukan akuisisi adalah menciptakan sinergi. Sinergi
merupakan nilai keseluruhan perusahaan setelah akuisisi yang lebih besar
dari pada penjumlahan nilai masing-masing perusahaan sebelum akuisisi.

E. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MERGER, KONSOLIDASI, AKUISISI, DAN


PEMISAHAN

 KELEBIHAN
1. Merger :
a. Memakai nama perusa haan pengambil alih
b. Biaya lebih kecil
c. Tidak diperlukan surat izin usaha baru
2. Konsolidasi :
a. Memakal nama perusahaan baru
b. Menghilangkan polemik dari masing-masing perusahaan
3. Akuisisi :
a. Masih memakai nama lama
b. Tidak diperlukan surat izin usaha baru
4. Pemisahan :
a. Masih memakai nama lama dan baru (pola 2)
b. Tidak/perlu surat izin baru (pola 2)
c. Tidak perlu program rasionalisasi (pola 2)

 KEKURANGAN
1. Marger :
a. Menimbulkan polemik baru
2. Konsolidasi :
a. Berbiaya lebih mahal Konsolidasi
b. Diperlukan surat izin usaha yang baru
3. Akuisisi :
a. Kurang efisien
b. Mudah terjadi duplikasi atau pemborosan
c. Kepemilikan perusahaan berubah
4. Pemisahan :
a. Tidak memakai nama lama (pola 1)
b. Perlu surat izin baru (pola 1)
c. Melalui program rasionalisasi (pola 1)

F. TUJUAN MERGER, KONSOLIDASI, AKUISISI, DAN PEMISAHAN


Biasanya merger, konsolidasi, dan akuisisi ditempuh oleh perusa- haan-
perusahaan besar untuk meningkatkan efisiensi dan kinerja perusahaan, karena cara-
cara tersebut dapat dilakukan untuk tujuan- tujuan, antara lain:

1. Membeli product line atau lines untuk melengkapi product lines dari
perusahaan yang akan mengambil ailh atau menghilangkan keter-
gantungan perusahaan tersebut pada product lines atau service lines yang
ada pada saat ini.
2. Untuk memperoleh akses pada teknologi baru atau teknologi yang lebih
baik yang dimiliki oleh perusahaan yang menjadi objek merger,
konsolidasi, atau akuisisi.
3. Memperoleh pasar atau pelanggan-pelanggan baru yang tidak dimilikinya,
namun dimiliki oleh perusahaan yang menjadi objek merger, konsolidasi,
atau akuisisi.
4. Memperoleh hak-hak pemasaran dan hak-hak produksi yang belum
dimilikinya, namun dimiliki oleh perusahaan yang menjadi objek merger,
konsolidasi, atau akuisisi.
5. Memperoleh kepastian atas pemasokan bahan-bahan baku yang
kualitasnya baik yang selama ini dipasok oleh perusahaan yang menjadi
objek merger, konsolidasi, atau akuisisi.
6. Melakukan investasi atas keuangan perusahaan yang berlebih dan tidak
terpakai (idle).
7. Mengurangi atau menghambat persaingan.
8. Mempertahankan kontinuitas bisnis.

G. STUDI KASUS
1. Marger : Merger Gojek dan Tokopedia 
Peristiwa fenomenal penggabungan usaha dua perusahaan rintisan, Gojek
dan Tokopedia menjadi GoTo. GoTo merupakan perusahaan dengan tiga
layanan sekaligus yakni on-demand, sistem pembayaran digital dan market
place. Menurut William Tanuwijaya, co-founder dan CEOTokopedia,
GoTomerupakan singkatan dari nama Gojekdan Tokopediadan gotong-
royong yang jadi semangat penggabungan kedua perusahaan. Total nilai
transaksi penggabungan (gross transaction value/GTV) ini bruto grup ini
hingga akhir 2020 lalu lebih dari US$ 22 miliar atau setara dengan Rp 319
triliun (kurs Rp 14.500/US$), dengan lebih dari US$ 1,8 miliar atau Rp 26
triliun pada 2020.
2. Akuisisi : Blibli Akusisi Pengelola Ranch Market Rp 2,03 T
PT Global Digital Niaga (GDN) atau lebih dikenal dengan Blibli resmi
menuntaskan akuisisi atas 51% saham pengelola Ranch Market, PT Supra
Boga Lestari Tbk (RANC) senilai Rp 2,03 triliun. Perseroan
mengambilalih sebanyak 797.888.628 saham milik PT Supra Boga Lestari
Tbk (RANC) dari PT Wijaya Sumber Sejahtera, PT Prima Rasa Inti, PT
Gunaprima Karyaperkasa, PT Ekaputri Mandiri, David Kusumodjojo,
Suharno Kusumodjojo dan Harman Siswanto."Pengambilaihan saham
tersebut mengakibatkan perubahan pengendalian pada RANC. Saham-
saham tersebut dibeli pada harga Rp 2.550 per saham, sehingga total nilai
transaksi pengambilalihan adalah sebesar Rp 2.034.616.001.400," ungkap
Direksi Blibli, Jumat (1/10/2021). Manajemen Blibli menyatakan, saat ini
penerima manfaat dari GDN adalah Robert Budi Hartono dan Bambang
Hartono, pendiri Grup Djarum. "Tujuan pengambilalihan ini untuk
pengembangan usaha dan perluasan ekosistem perseroan sebagai salah
satu perusahaan e-commerce terkemuka di Indonesia," urai manajemen.
3. Konsolidasi
Beberapa contoh perusahaan yang merupakan hasil konsolidasi adalah:
 Bank Mandiri, hasil konsolidasi dari 4 bank, yakni Bank Bumi
Daya (BBD), Bank Dagang Negara (BDN), Bank Ekspor Impor
Indonesia (Bank Exim), dan Bank Pembangunan Indonesia
(Bapindo).
 SmartFren, hasil konsolidasi dari perusahaan PT Smart Telecom
(Smart) dan PT Mobile-8 Telecom, Tbk, (Mobile-8)
 Indonesian Professional Reinsurer (IPR), hasil dari dilakukannya
konsolidasi dari PT Reasuransi Internasional Indonesia (Reindo),
PT Reasuransi Nasional Indonesia (Nas Re), PT Tugu Reasuransi
Indonesia (Tugu REI) dan juga PT Maskapai Reasuransi Indonesia
(Marein).
 Bank Mandiri yang melakukan konsolidasi dengan Bank Bumi
Daya (BBD), Bank Dagang Negara (BDN), Bank Ekspor Impor
Indonesia atau Bank Exim serta Bank Pembangunan Indonesia
(Bapindo).
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis yang telah dikemukakan diatas maka kelompok
kami dapat menarik kesimpulan yaitu :
Terdapat dua motif yang mendorong sebuah perusahaan melakukan
merger dan akuisisi yaitu motifekonomi dan motif non ekonomi. Motif
ekonomi berkaitan dengan esensi tujuan perusahaan yaitu untuk
meningkatkan nilai perusahaan atau memaksimalkan kemakmuran
pemegang saham. Termasukmotif ekonomi adalah motif untuk mencapai
sinergi dan motif untuk mencapai posisi strategi. Motifstrategi
dimaksudkan untuk membangun keunggulan kompetitif jangka panjang
perusahaan yang pada akhirnya bermuara kepada peningkatan nilai
perusahaan atau peningkatan kemakmuran pemegang saham. Di sisi lain
motif non ekonomi adalah motif yang bukan didasarkan pada
esensitujuan perusahaan tersebut, tetapi didasarkan pada keinginan
subjektif atau ambisi pribadi pemilikatau manajemen perusahaan. Hanya
alasan yang bersifat ekonomis dan rasional yang bisa diterimasehingga
aktivitas merger dan akuisisi bisa dipertanggungjawabkan. Dalam
melakukan merger, konsolidasi dan akuisisi banyak kendala yang harus
diatas oleh perusahaan, yaitu modal, tenaga kerja, maupun budaya
perusahaan. Untuk menyatukan kedua perusahaan dengan budaya yang
berbeda, tentunya sangat sulit dan ini harus dipilih salah satu
budayamana yang sekiranya cocok untuk tetap dipergunakan dalam
melaksanakan merger dan akuisisi. Sebelum melakukan merger dan
akuisisi kedua perusahaan ini, harus berkoordinasi dengan perwakilan
karyawan dari masing-masing perusahaan tentang langkah atau kebijakan
yang akandiambil perusahaan nantinya setelah merger dan akuisisi.

B. SARAN
1. Sebelum melakukan merger, konsolidasi, dan akuisisi, kedua
perusahaan harusmemperhatikan budaya yang ada di perusahaan
masing-masing. Karena dengan budaya yang berbeda akan
menimbulkan permasalahan baru bagi perusahaan.

2. Selain itu merger, konsolidasi, dan akuisisi hendaknya dilakukan pada


perusahaan yangmemiliki bidang yang sama, karena dengan bidang
usaha yang sama tersebut kegiatan merger danakuisisi kemungkinan
dapat berjalan seperti yang diharapkan kedua perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA

Saliman, A. R. (2005). Hukum Bisnis Untuk Perusahaan Teori dan Contoh Kasus. Jakarta:
Prenadamedia Group.
Syahrizal, S. (2021, December 27). 8 Merger & Akuisisi Paling Fenomenal Sepanjang 2021.
CNBC Indonesia, pp. 1-2. :
https://www.cnbcindonesia.com/market/20211227155255-17-302401/ini-dia-8-
merger-akuisisi-paling-fenomenal-sepanjang-2021
Watupongoh, J. J. (2019). Makalah Kelompok Hukum Dagang Marger Konsolidasi Akuisisi
dan Pemisahan Perusahaan. Academia Edu.

Anda mungkin juga menyukai