Akuntansi internasional bermula pada abad ke-19 ketika ekspansi perdagangan global
dimulai dan perusahaan-perusahaan internasional mulai mencari cara untuk menghasilkan
laporan keuangan yang dapat dipahami dan diakui di berbagai negara. Pada saat itu,
perbedaan dalam sistem akuntansi dan bahasa membuat perbandingan antar perusahaan dan
negara sulit dilakukan.
Pada awal abad ke-20, sejumlah negara mengembangkan standar akuntansi nasional mereka
sendiri, tetapi kekhawatiran tentang perbedaan dan kurangnya konsistensi antara standar
tersebut menghasilkan upaya untuk mengembangkan standar akuntansi internasional.
Pada tahun 1973, International Accounting Standards Committee (IASC) didirikan dengan
tujuan mengembangkan standar akuntansi internasional. Pada tahun 2001, IASC diubah
menjadi International Accounting Standards Board (IASB) yang bertanggung jawab untuk
mengembangkan International Financial Reporting Standards (IFRS), standar akuntansi
internasional saat ini yang banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan di seluruh dunia.
Perkembangan IFRS terus berlanjut dengan revisi dan peningkatan standar, dan saat ini lebih
dari 120 negara menerapkannya. IFRS memberikan pedoman untuk penyajian laporan
keuangan yang terstandarisasi dan dapat dipahami secara internasional. Hal ini
memungkinkan perusahaan untuk membandingkan kinerja keuangan mereka dengan
perusahaan-perusahaan lain di seluruh dunia.
Selain IFRS, terdapat juga organisasi lain seperti Financial Accounting Standards Board
(FASB) di Amerika Serikat dan Standards Australia yang mengembangkan standar akuntansi
nasional mereka sendiri. Namun, upaya sedang dilakukan untuk mencapai konvergensi
standar akuntansi internasional dengan standar akuntansi nasional, sehingga perbedaan dapat
diminimalkan.
Timbulnya IFRS
IFRS (International Financial Reporting Standards) timbul karena adanya kebutuhan untuk
memfasilitasi perdagangan dan investasi internasional yang semakin meningkat di seluruh
dunia. Seiring dengan semakin kompleksnya kegiatan bisnis global, laporan keuangan
perusahaan menjadi semakin penting dan berdampak pada keputusan investasi dan kebijakan
ekonomi di berbagai negara.
Sebelum IFRS, perusahaan-perusahaan di seluruh dunia menggunakan standar akuntansi
nasional mereka sendiri, yang membuat perbandingan antar perusahaan dan negara menjadi
sulit dikarenakan terdapat perbedaan signifikan dalam bahasa dan praktik akuntansi antar
negara, sehingga sulit bagi investor dan analis keuangan untuk membandingkan kinerja
perusahaan dan melakukan evaluasi risiko investasi secara akurat.
Oleh karena itu, pada tahun 1973, International Accounting Standards Committee (IASC)
didirikan dengan tujuan mengembangkan standar akuntansi internasional yang terstandarisasi
dan dapat dipahami secara internasional. IFRS dikembangkan oleh IASC dan kemudian oleh
International Accounting Standards Board (IASB) sebagai pengganti IASC. IFRS menjadi
standar akuntansi internasional yang banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan di
seluruh dunia.
Dengan adopsi IFRS, laporan keuangan perusahaan dapat dipahami dan dibandingkan secara
internasional. IFRS juga membantu mengurangi biaya dan waktu yang diperlukan untuk
menyesuaikan laporan keuangan perusahaan dengan standar akuntansi nasional yang
berbeda-beda di setiap negara. Hal ini memudahkan perusahaan untuk melakukan ekspansi
internasional dan memudahkan investor dan analis keuangan dalam melakukan analisis dan
pengambilan keputusan investasi.
Akuntansi internasional dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kategori atau aspek, antara
lain: