Anda di halaman 1dari 100

LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA
DI PEDAGANG BESAR FARMASI (PBF)
PT. FAJAR FARMATAMA
Jl. Gatot Subroto No. 71-73, Menteng Dalam, Kecamatan Tebet
Jakarta Selatan – DKI Jakarta
28 November 2022 – 10 Desember 2022

Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Apoteker (apt.)


pada Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Disusun oleh:

Isma Auliya Elqa


(2243700176)

PROGRAM STUDI PROFESI


APOTEKER FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
JAKARTA
2022
Praktik Kerja Profesi Apoteker
PBF PT. Fajar Farmatama
28 November – 10 Desember 2022

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER


PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA
DI PEDAGANG BESAR FARMASI (PBF)
PT. FAJAR FARMATAMA

Jl. Gatot Subroto No. 71-73, Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan
28 November - 10 Desember 2022

Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Apoteker (apt.)


pada Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Disusun oleh :
Isma Auliya Elqa
2243700176

Disetujui oleh:

Pembimbing PKPA Fakultas Farmasi Pembimbing PKPA PBF


Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta PT. FAJAR
FARMATAMA

apt. Piter, S.Si., MM., M.Farm apt. Widiastuti, S.Si

Ketua Program Studi Profesi Apoteker


Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Apt. Nuzul Fajriani, M.Sc


NIDN 0318119103

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
47
Praktik Kerja Profesi Apoteker
PBF PT. Fajar Farmatama
28 November – 10 Desember 2022

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Praktik Kerja
Profesi Apoteker (PKPA) serta Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di
Pedagang Besar Farmasi (PBF) PT. Fajar Farmatama dengan baik dan lancar.
Praktik Kerja Profesi Apoteker di PT. Fajar Farmatama dilakukan salah satu
bentuk praktik pengabdian profesi para calon farmasis untuk memperoleh gelar
Apoteker (apt.) di Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta.
Kegiatan Praktik Kerja Profesi Apoteker ini dapat terlaksana dengan baik
tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan berbagai pihak baik secara langsung
maupun tidak langsung. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih
atas kesempatan, perhatian, bimbingan, motivasi serta kerjasama yang telah
diberikan selama dan sesudah pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Profesi
Apoteker kepada:
1. J. Rajes Khana, Ph.D. selaku Rektor Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta.
2. Prof. Dr. apt. H. Dayar Arbain selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas 17
Agustus 1945 Jakarta.
3. Apt. Nuzul Fajriani, M.Sc. selaku Ketua Program Studi Profesi Apoteker
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta.
4. Apt. Septarina Aji Aprianto, S.Farm., M.Sc. selaku dosen pembimbing
Akademik PSPA Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta.
5. Apt. Piter, S.Si., MM., M.Farm. selaku dosen pembimbing Praktik Kerja
Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta yang
telah membagi ilmu, memberikan waktu, bimbingan dan motivasi selama
proses PKPA hingga dalam proses penyusunan Laporan Akhir PKPA ini.
6. Dr. Harapan Sidabutar selaku direktur utama PT. Fajar Farmatama.
7. Apt. Widiastuti, S.Si. selaku preceptor/pembimbing Lahan Praktik Kerja
Profesi Apoteker selama berada di PBF PT. Fajar Farmatama yang telah
berkenan memberikan waktu, bimbingan, ilmu, dorongan dan petunjuk

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
47
Praktik Kerja Profesi Apoteker
PBF PT. Fajar Farmatama
28 November – 10 Desember 2022

selama proses PKPA dan penyusunan laporan ini berlangsung hingga


selesainya Laporan Akhir PKPA ini.
8. Apt. Zahratussama, S.Si., selaku Kepala Seksi Marketing di PBF yang telah
memberikan bimbingan, saran, koreksi, dan nasihat selama proses PKPA
hingga selesainya penyusunan laporan ini.
9. Segenap karyawan di PBF PT. Fajar Farmatama (Taufik Adi Setiawan,
S.Farm., Anita Sari, S.Farm., Oshi Paulina Octav, S.Psi., Ridwan Wahidin,
dan Dodi Sukendro yang telah memberikan bimbingan, membagi ilmu, saran,
dan dukungan selama proses PKPA dan penyusunan laporan ini berlangsung.
10. Kedua orang tua penulis yang selalu memberikan dorongan, nasehat, dan doa
restunya, dan dukungan kepada penulis baik itu berupa dukungan moril
maupun dukungan materil.
11. Teman-teman seperjuangan yang juga selalu memberikan motivasi baik
berupa sharing pendapat, motivasi dan hal-hal lainnya dalam rangka
pembuatan laporan PKPA ini.
12. Semua pihak yang tidak dapat sempat kami sebutkan satu per satu yang turut
membantu kelancaran dalam penyusunan laporan ini.
Penulis sangat menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan
ini masih jauh dari sempurna, karena tidak ada manusia yang sempurna begitu
juga dalam penulisan laporan PKPA ini, apabila nantinya terdapat kesalahan dan
kekurangan dalam laporan ini, penulis sangat berharap kepada seluruh pihak agar
dapat memberikan kritik dan juga saran seperlunya. Semoga laporan ini dapat
memberikan manfaat khususnya bagi pembaca dan memberikan kemajuan bagi
dunia kefarmasian.

Jakarta, Desember 2022


Penulis

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
47
Praktik Kerja Profesi Apoteker
PBF PT. Fajar Farmatama
28 November – 10 Desember 2022

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................viii
DAFTAR SINGKATAN.........................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................1
1.2 Tujuan Praktik Kerja Profesi Apoteker..........................................3
1.3 Manfaat Praktik Kerja Profesi Apoteker........................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................5
2.1 Pedagang Besar Farmasi................................................................5
2.1.1 Pengertian Pedagang Besar Farmasi..................................5
2.1.2 Tugas dan Fungsi Pedagang Besar Farmasi.......................5
2.1.3 Sarana PBF.........................................................................7
2.1.4 Struktur organisasi SDM dan SDM...................................7
2.1.5 Pelayanan PBF...................................................................7
2.1.6 Sistem Manajemen Usaha..................................................8
2.2 Cara Distribusi Obat yang Baik.....................................................8
2.2.1 Pengertian CDOB...............................................................8
2.2.2 Prinsip CDOB....................................................................8
2.2.3 Pedoman Teknis CDOB (BPOM, 2020)............................9
2.3 Tinjauan Umum PBF...................................................................21
2.3.1 PBF Pusat dan PBF Cabang.............................................21
2.3.2 Persyaratan mendirikan PBF............................................22
2.3.3 Perizinan Berusaha Terintegrasi secara Elektronik (OSS)
......................................................................................... 23
2.3.4 Tugas dan tanggungjawab Apoteker di PBF....................27
BAB III KEGIATAN PKPA DAN PEMBAHASAN.........................................29

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
47
Praktik Kerja Profesi Apoteker
PBF PT. Fajar Farmatama
28 November – 10 Desember 2022
3.1 PBF PT. Fajar Farmatama............................................................29
3.1.1 Sejarah PBF PT. Fajar Farmatama...................................29
3.1.2 Visi dan Misi PBF PT. Fajar Farmatama.........................30
3.1.3 Jam Operasional PBF PT. Fajar Farmatama....................30
3.1.4 Lokasi PBF PT. Fajar Farmatama....................................30
3.1.4 Sarana dan Prasarana PBF PT. Fajar Farmatama.............30
3.1.5 Struktur organisasi PBF PT.Fajar Farmatama..................31
3.1.6 Manajemen PBF PT. Fajar Farmatama............................32
3.2 Kegiatan PKPA dan Pembahasan................................................45
3.2.1 Diskusi mahasiswa PKPA dan preceptor.........................45
3.2.2 Skrining faktur pembelian................................................48
3.2.3 Penyimpanan barang........................................................48
3.2.4 Penyiapan barang.............................................................50
3.2.5 Pengiriman barang............................................................52
3.2.6 Skrining faktur penjualan.................................................54
3.2.7 Penyusunan laporan triwulan...........................................54
3.2.8 Administrasi.....................................................................56
3.2.9 Tukar faktur......................................................................58
3.2.10 Stock opname (SO)..........................................................58
3.2.11 Monitoring suhu...............................................................59
3.2.12 Evaluasi mahasiswa PKPA dengan preceptor..................60
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................62
4.1 Kesimpulan..................................................................................62
4.2 Saran.............................................................................................62
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................63
LAMPIRAN...........................................................................................................64

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
47
Praktik Kerja Profesi Apoteker
PBF PT. Fajar Farmatama
28 November – 10 Desember 2022

DAFTAR GAMBAR
Halaman

Gambar 1. Proses Penerimaan Barang dari PT. Sapta Sari Tama......................46

Gambar 2. Penyimpanan obat di gudang............................................................49

Gambar 3. Penyimpanan di kulkas.....................................................................50

Gambar 4. Penyimpanan di rak..........................................................................50

Gambar 5. Penyiapan barang pesanan PBF PT. HUD Medica Pharma.............51

Gambar 6. Pengiriman ke RSPC........................................................................52

Gambar 7. Pengantaran ke gudang medik instalasi farmasi RSPC....................52

Gambar 8. Penyerahan faktur.............................................................................53

Gambar 9. Faktur penjualan ke PBF PT. HUD Medica Pharma........................54

Gambar 10. Template laporan triwulan................................................................55

Gambar 11. Pemisahan dokumen.........................................................................56

Gambar 12. Thermohygrometer...........................................................................60

Gambar 13. Stiker kalibrasi..................................................................................60

Gambar 14. Kegiatan evaluasi..............................................................................61

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
47
Praktik Kerja Profesi Apoteker
PBF PT. Fajar Farmatama
28 November – 10 Desember 2022

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman

Lampiran 1. Struktur Organisasi Induk PT. Fajar Farmatama............................64

Lampiran 2. Peta Lokasi PBF PT. Fajar Farmatama..........................................65

Lampiran 3. Denah Bangunan Kantor dan Gudang PBF PT. Fajar


Farmatama......................................................................................66

Lampiran 4. Denah Gudang PBF PT. Fajar Farmatama.....................................67

Lampiran 5. Sertifikat CDOB.............................................................................68

Lampiran 6. Tanda Terima (Barang Keluar)......................................................69

Lampiran 7. Surat Jalan......................................................................................70

Lampiran 8. Kwitansi (Barang Keluar)..............................................................71

Lampiran 9. Faktur Penjualan.............................................................................73

Lampiran 10. Faktur Pajak (Barang Keluar).........................................................74

Lampiran 11. Faktur Pembelian............................................................................75

Lampiran 12. Form Tanda Terima (Barang Masuk).............................................76

Lampiran 13. Faktur Pajak untuk Barang Masuk.................................................77

Lampiran 14. Surat Pesanan Psikotropika (Barang Masuk).................................78

Lampiran 15. Surat Pesanan Psikotropika (Barang Keluar).................................78

Lampiran 16. Surat Pesanan OOT (Barang Keluar).............................................79

Lampiran 17. Form Monitoring Suhu...................................................................80

Lampiran 18. Form retur.......................................................................................81

Lampiran 19. Tugas Khusus PKPA PBF PT. Fajar Farmatama...........................82

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
47
Praktik Kerja Profesi Apoteker
PBF PT. Fajar Farmatama
28 November – 10 Desember 2022

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
47
Praktik Kerja Profesi Apoteker
PBF PT. Fajar Farmatama
28 November – 10 Desember 2022

DAFTAR SINGKATAN

APJ : Apoteker Penanggung Jawab


BCG : Bacille Calmette-Guerin (jenis vaksin)
BPK : Badan Pemeriksa Keuangan
BPOM : Badan Pengawas Obat dan Makanan
CDOB : Cara Distribusi Obat yang Baik
DO : Delivery Order
DPMPTSP : Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
DPT : Difteri, Pertusis atau batuk rejan, Tetanus (jenis vaksin)
DPT-Hb : Difteri, Pertusis, Tetanus, Pneumonia (jenis vaksim)
DT : Diphteria Tetanus (Jenis vaksin)
ED : Expired Date
FEFO : First Expired First Out
KTP : Kartu Tanda Penduduk
NIB : Nomor Induk Berusaha
NIK : Nomor Induk Kependudukan
NPWP : Nomor Pokok Wajib Pajak
OOT : Obat-obat Tertentu
OPV : Vaksin polio
OSS : Online Single Submission atau Perizinan Berusaha Terintegrasi
Secara Elektronik
PAD : Pendapatan Asli Daerah
PBF : Pedagang Besar Farmasi
PO : Purchase Order
SDM : Sumber Daya Manusi
SIA : Surat Ijin Apotek
SIPA : Surat Ijin Praktik Apoteker

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
47
Praktik Kerja Profesi Apoteker
PBF PT. Fajar Farmatama
28 November – 10 Desember 2022

SIPTTK : Surat Ijin Praktik Tenaga Teknis Kefarmasian


SO : Stok Opname
SOP : Standar Operasional Prosedur
SP : Surat Pesanan
STRA : Surat Tanda Registrasi Apoteker
TT : Vaksin tetanus
TTK : Tenaga Teknik kefarmasian

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
47
Praktik Kerja Profesi Apoteker
PBF PT. Fajar Farmatama
28 November – 10 Desember

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan bidang kesehatan pada dasarnya ditujukan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu
unsur kesejahteraan sebagaimana diamanatkan oleh Pembukaan Undang-
undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.
Menurut undang-undang No.36 Tahun 2009, kesehatan adalah
keadaan sehat, baiksecara fisik, mental, spiritual maupun social yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara social dan
ekonomis. Dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya maka perlu dilakukan suatu upaya kesehatan. Pelaksanaan
upaya kesehatan dapat dilakukan dalam bentuk pencegahan penyakit,
penignkatan kesehatan, pengobatan penyakit dan pemuluhan kesehatan oleh
pemerintah dan/atau masyarakat. Dalam pelaksanaan upaya kesehatan,
Apoteker memegang peran penting dalam tercapainya derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya. Hal tersebut dapat dilakukan oleh
seorang Apoteker dengan melaksanakan pekerjaan kefarmasian. Pekerjaan
kefarmasian tersebut yaitu pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan,
engadaan, penyimpanan, dan pendistribusian atau penyaluran obat,
pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat,
serta pengembangan obat dan obat tradisional.
Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi dalam bidang
keseharan maka semakin tinggi pula kesadaran masyarakat dalam
meningkatkan kesehatan. Obat merupakan komoditi utama yang digunakan
manusia untuk menunjang kesehatan. Peran Apoteker dalam bidang farmasi
yaitu dapat menjalankan pekerjaan farmasi dalam hal penyaluran obat
sehingga dapat tersebar merata serta dapat memenuhi kebutuhan obat dan alat
kesehatan, maka sangat diperlukan suatu sarana yang dapat menyalurkan obat
dan alat kesehatan yakni melalui Pedagang Besar Farmasi (PBF).
Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan 47

1
2
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI 34 Tahun 2014 atas


Perubahan Peraturan No.1148/MENKES/PER/VI/2011 tentang Pedagang
Besar Farmasi (PBF). Pedagang Besar Farmasi adalah perusahaan berbentuk
badan hukum yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran
sediaan farmasi dalam jmlah besar sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Pedagang Besar Farmasi (PBF) salah satu unit
terpenting dalam kegiatan penyaluran sediaan farmasi ke fasilitas pelayanan
kesehatan seperti Apotek, instalasi farmasi rumah sakit, puskesmas, klinik
dan toko obat agar dapat sampai ke tangan masyarakat. Apoteker sebagai
penganggung jawab di PBF harus mampu melakukan kegiatan pengelolaan
sediaan farmasi di PBF dimulai dari pengadaan, penyimpanansehingga
pendistribusian sediaan farmasi ke sarana pelayanan kesehatan. (Kementrian
Kesehatan RI,2011)
Pemerintahan telah membuat suatu peraturan mengenai Cara
Distribusi Obat yang Baik (CDOB), peraturan tersebut tercantum dalam
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia
(BPOM RI) HK.03.1.34.11.12.7542 tahun 2012 tentang Pedoman Teknis
Cara Distribusi Obat Yang Baik. CDOB adalah cara distribusi atau
penyaluran sesuai persyaratan dan tujuan penggunaannya (BPOM, 2012).
Pada Peraturan BPOM Nomor 6 Tahun 2020 Tentang Perubahan atas
Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan No. 9 tahun 2019 tentang
Pedoman Teknis Cara Distibusi Obat Yang Baik (CDOB) dimana prinsip-
pirnsip CDOB berlaku untuk aspek pengadaan, penyimpanan, penyaluran
termasuk pengemablian obat dan/atau bahan obat dalam rantai distribusi
(BPOM RI, 2020).
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
1148/MENKES/PER/VI/2011 tentang Pedagang Besar Farmasi, Pasal 24
mengatakan selain menyelenggarakan pengadaan, penyimpanan, dan
penyaluran obat dan/atau bahan obat, PBF mempunyai fungsi sebagai tempat
Pendidikan dan pelatihan. Oleh karena itu, sebagai bentuk proses pembekalan
bagi para calon apoteker maka Program Studi Profesi Apoteker (PSPA)

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
3
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta melakukan kerjasama dengan PT. Fajar


Farmatama dalam rangka memberikan kesempatan bagi mahasiswa PSPA
untuk melaksanakan Kegiatan Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di PBF
PT. Fajar Farmatama.
PBF PT. Fajar Farmatama merupakan Pedagang Besar Farmasi (PBF)
pusat yang berdiri pada tahun 2020 yang masih berada dibawah naungan PT.
Fajar Farmatama. PT. Fajar Farmatama beralamatkan di Menteng Dalam,
Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan dimana tempat tersebut merupakan lahan
tempat mahasiswa Apoteker Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta melakukan
Kegiatan Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) pada tanggal 28 November
– 10 Desember 2022. Kegiatan PKPA ini dilakukan sebagai upaya untuk
mendapatkan pengetahuan dan mengembangkan pengetahuan mengenai
kegiatan kefarmasian yang ada di PBF.

1.2 Tujuan Praktik Kerja Profesi Apoteker


Tujuan dilaksanakannya Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di
PBF PT. Fajar Farmatama, yaitu:
1. Meningkatkan pemahaman calon apoteker tentang peran, fungsi, posisi
dan tanggung jawab apoteker dalam Perusahaan Pedagang Besar Farmasi.
2. Membekali calon apoteker agar memiliki wawasan, pengetahuan,
keterampilan, dan pengalaman praktis untuk melakukan pekerjaan
kefarmasian di Perusahaan Pedagang Besar Farmasi.
3. Memberi kesempatan kepada calon apoteker untuk mempelajari
penerapan CDOB di Pedagang Besar Farmasi.
4. Memberi gambaran nyata tentang permasalahan pekerjaan kefarmasian di
Pedagang Besar Farmasi.
5. Mempersiapkan calon apoteker dalam memasuki dunia kerja sebagai
Tenaga Farmasi yang Profesional.

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
4
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

1.3 Manfaat Praktik Kerja Profesi Apoteker


Manfaat dilaksanakannya Praktik Kerja Profesi Apoteker di PBF PT.
Fajar Farmatama yaitu:
1. Mengetahui dan memahami tugas dan tanggung jawab apoteker dalam
menjalankan pekerjaan kefarmasian di PBF.
2. Mendapatkan pengalaman praktis mengenai pekerjaan kefarmasian di
PBF.
3. Mendapatkan pengetahuan manajemen praktis di PBF.
4. Meningkatkan rasa percaya diri untuk menjadi apoteker yang profesional
di PBF.

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
Praktik Kerja Profesi Apoteker
PBF PT. Fajar Farmatama
28 November – 10 Desember

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pedagang Besar Farmasi


2.1.1 Pengertian Pedagang Besar Farmasi
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 14
Tahun 2021 tentang standar kegiatan usaha dan produk pada
penyelenggaraan perizinan berusaha berbasis risiko sektor kesehatan,
Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan berbentuk badan
hukum yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran
obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar sesuai ketentuan
peraturang perundang-undangan. Sedangkan PBF Cabang adalah
cabang PBF yang telah memiliki izin untuk melakukan pengadaan,
penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
2.1.2 Tugas dan Fungsi Pedagang Besar Farmasi
Fungsi dan tugas dari Pedagang Besar Farmasi dapat dilihat dari
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun
2014 tentang Pedagang Besar Farmasi adalah akan diuraikan sebagai
berikut:
a. Tugas Pedagang Besar Farmasi Menurut Peraturan Menteri
Kesehatan tentang Penyelenggaraan, bahwa Tugas PBF, antara lain:
1) Tempat menyediakan dan menyimpan perbekalan farmasi yang
meliputi obat, bahan obat, obat tradisional, kosmetik dan alat
kesehatan.
2) Sebagai sarana yang pendistribusian perbekalan farmasi ke
sarana pelayanan kesehatan masyarakat yang antara lain
meliputi: apotek, rumah sakit, toko obat berizin dan sarana
pelayanan kesehatan masyarakat lain serta Pedagang Besar
Farmasi lainnya.

5
Praktik Kerja Profesi Apoteker
PBF PT. Fajar Farmatama
28 November
Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus–1945
10 Desember
Angkatan 47

5
6
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

3) Membuat laporan dengan lengkap setiap pengadaan,


penyimpanan, penyaluran, perbekalan farmasi sehingga dapat
dipertanggung jawabkan setiap dilakukan pemeriksaan. Untuk
toko obat berizin, pendistribusian obat hanya pada obat-obatan
golongan obat bebas dan obat bebas terbatas, sedangkan untuk
apotek, rumah sakit dan PBF lain melakukan pendistribusian
obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras dan obat keras
tertentu.
b. Fungsi Pedagang Besar Farmasi menurut Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2014 tentang
Pedagang Besar Farmasi antara lain:
1) Sebagai sarana distribusi sediaan farmasi bagi industri-industri
farmasi.
2) Sebagai saluran distribusi obat-obatan yang bekerja aktif ke
seluruh tanah air secara merata dan teratur guna mempermudah
pelayanan kesehatan.
3) Untuk membantu pemerintah dalam mencapai tingkat
kesempurnaan penyediaan obat-obatan untuk pelayanan
kesehatan.
4) Sebagai aset atau kekayaan nasional dan lapangan kerja.
c. Tugas dan fungsi Pedagang Besar Farmasi berdasarkan Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1148/Menkes/Per/VI/2011, yaitu :
1) Menyelenggarakan pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat
dan/atau bahan obat.
2) Memastikan mutu sepanjang jalur distribusi/penyaluran sesuai
persyaratan dan tujuan penggunaannya.
3) Pedagang besar farmasi mempunyai fungsi sebagai tempat
pendidikan dan pelatihan.

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
7
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

2.1.3 Sarana PBF


PBF harus memiliki kantor dan Gudang untuk melaksanakan
kegiatan pengadaan, penyimpanan, dan penyaluran barang (obat
dan/atau bahan obat). Lokasi gudang boleh terpisah dari kantor dengan
syarat tidak mengurangi efektivitas pengawasan intern oleh direksi dan
penanggungjawab. Gudang atau perubahan lokasi gudang. Gudang
sebagai tempat penyimpanan obat dan/atau bahan obat harus terpisah
dari ruangan lain dan dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan
yang dapat menjamin mutu serta keamanan barang yang disimpan. PBF
yang melakukan pengemasan ulang bahan obat harus memiliki ruangan
pengemasan dan laboratorium untuk pengujian bahan obat. PBF dapat
melakukan penambahan (Permenkes, 2021).
2.1.4 Struktur organisasi SDM dan SDM
Struktur organisasi SDM di PBF ditetapkan oleh Pimpinan, yant
terdiri dari: Pimpinan, penanggungjawab PBF, dan bagian penunjang
yang diperlukan dalam memaksimalkan kegiatan di PBF. PBF harus
memiliki minimal 1 Apoteker sebagai APJ dengan kriteria: WNI,
memiliki STRA dan SIPA serta tidak merangkap jabatan sebagi direksi.
PBF yang menyalurkan obat dan bahan obat harus memiliki 2 APJ (1
APJ untuk obat dan 1 APJ untuk bahan obat). PBF yang kantor dan
gudang nya terpisah harus memiliki APJ untuk gudang. PBF yang
memiliki gudang tambahan yang terpisah dari kantor/gudang PBF harus
memilki APJ untuk gudang tambahan tersebut. APJ yang sedang tidak
berada ditempat pada waktu tertentu harus mendelegasikan tugasnya
kepada Apoteker lain atau TTK di PBF dan dibuktikan dengan surat
pendelegasian (Permenkes, 2021).
2.1.5 Pelayanan PBF
PBF hanya dapat menyalurkan obat kepada PBF Pusat atau PBF
Cabang lain, apotek, IFRS, puskesmas, klinik, toko obat, dan lembaga
ilmu pengetahuan. Penyaluran ke toko obat hanya untuk golongan obat
bebas dan obat bebas terbatas. PBF hanya dapat menyalurkan bahan

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
8
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

obat kepada industri farmasi, PBF atau PBF cabang lain, apotek, IFRS,
dan lembaga ilmu pengetahuan. PBF dapat menyalurkan obat dan/atau
bahan obat kepada instansi pemerintah untuk memenuhi kebutuhan
pemerintah (Permenkes, 2021).
PBF hanya menyalurkan obat dan/atau bahan obat berdasarkan
surat pesanan yang ditandatangani oleh APJ, Apoteker pemegang SIA,
atau TTK (untuk penyaluran ke toko obat dengan mencantumkan
SIPA/SIPTTK). Penyaluran ke lembaga ilmu pengetahuan berdasarkan
SP yang ditandatangani oleh pimpinan lembaga ilmu pengetahuan
(Permenkes, 2021).
2.1.6 Sistem Manajemen Usaha
PBF harus melaksanakan pengadaan, penyimpanan, dan
penyaluran obat dan/atau bahan obat sesuai Standard Operating
Procedure (SOP) yang wajib diperbaharui secara rutin dan berkala
dengan berpedoman kepada CDOB. PBF wajib menyampaikan laporan
kegiatan usahanya secara rutin dan berkala yang dilaksankan secara
elektronik, meliputi: laporan triwulan (laporan kegiatan penerimaan dan
penyaluran obat dan/atau bahan obat) dan laporan setiap bulan (untuk
narkotika, psikotropika, dan/atau prekursor) (Permekes, 2021).

2.2 Cara Distribusi Obat yang Baik


2.2.1 Pengertian CDOB
PBF dalam melaksanakan kegiatannya harus mengacu kepada
Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB). CDOB adalah cara
distribusi/penyaluran obat dan/atau bahan obat yang bertujuan untuk
memastikan mutu sepanjang jalur distribusi/penyaluran sesuai
persyaratan dan tujuan penggunaannya (BPOM, 2020).
2.2.2 Prinsip CDOB
a. Prinsip-prinsip Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) berlaku
untuk aspek pengadaan, penyimpanan, penyaluran termasuk
pengembalian obat dan/atau bahan obat dalam rantai distribusi.

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
9
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

b. Semua pihak yang terlibat dalam distribusi obat dan/atau bahan


obat bertanggungjawab untuk memastikan mutu obat dan/atau
bahan obat dan mempertahankan integritas rantai distribusi selama
proses distribusi.
c. Prinsip-prinsip CDOB berlaku juga untuk obat donasi, baku
pembanding dan obat uji klinis.
d. Semua pihak yang terlibat dalam proses distribusi harus
menerapkan prinsip kehati-hatian (due diligence) dengan mematuhi
prinsip CDOB, misalnya dalam prosedur yang terkait dengan
kemampuan telusur dan identifikasi risiko.
e. Harus ada kerja sama antara semua pihak termasuk pemerintah, bea
dan cukai, lembaga penegak hukum, pihak yang berwenang,
industri farmasi, fasilitas distribusi dan pihak yang bertanggung
jawab untuk penyediaan obat, memastikan mutu dan keamanan
obat serta mencegah paparan obat palsu terhadap pasien.
2.2.3 Pedoman Teknis CDOB (BPOM, 2020)
a. Manajemen mutu
Fasilitas distribusi harus mempertahankan sistem mutu
yang mencakup tanggung jawab, proses dan langkah manajemen
risiko terkait dengan kegiatan yang dilaksanakan. Fasilitas
distribusi harus memastikan bahwa mutu obat dan/atau bahan obat
dan integritas rantai distribusi dipertahankan selama proses
distribusi. Seluruh kegiatan distribusi harus ditetapkan dengan
jelas, dikaji secara sistematis dan semua tahapan kritis proses
distribusi dan perubahan yang bermakna harus divalidasi dan
didokumentasikan.
Sistem mutu harus mencakup prinsip manajemen risiko
mutu. Pencapaian sasaran mutu merupakan tanggung jawab dari
penanggung jawab fasilitas distribusi, membutuhkan
kepemimpinan dan partisipasi aktif serta harus didukung oleh
komitmen manajemen puncak.

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
1
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

Sistem mutu harus mencakup ketentuan untuk memastikan


bahwa pemegang izin edar dan Badan POM segera diberitahu
dalam kasus obat dan/atau bahan obat palsu atau dicurigai palsu.
Obat dan/atau bahan obat tersebut harus disimpan di tempat yang
aman/terkunci, terpisah dengan label yang jelas untuk mencegah
penyaluran lebih lanjut.
Manajemen puncak harus menunjuk penanggung jawab
untuk tiap fasilitas distribusi, yang memiliki wewenang dan
tanggung jawab yang telah ditetapkan untuk memastikan bahwa
sistem mutu disusun, diterapkan dan dipertahankan. Manajemen
puncak fasilitas distribusi harus memastikan semua bagian dari
sistem mutu diperlengkapi dengan sumber daya yang kompeten dan
memadai, dan bangunan, peralatan dan fasilitas yang memadai.
Sistem mutu harus didokumentasikan secara lengkap dan dipantau
efektivitasnya. Semua kegiatan yang terkait dengan mutu harus
didefinisikan dan didokumentasikan. Harus ditetapkan adanya
sebuah panduan mutu tertulis atau dokumen lainnya yang setara.
b. Organisasi, manajemen, dan personalia
Pelaksanaan dan pengelolaan sistem manajemen mutu yang
baik serta distribusi obat dan/ atau bahan obat yang benar sangat
bergantung pada personil yang menjalankannya. Harus ada personil
yang cukup dan kompeten untuk melaksanakan semua tugas yang
menjadi tanggung jawab fasilitas distribusi. Tanggung jawab
masing-masing personil harus dipahami dengan jelas dan dicatat.
Semua personil harus memahami prinsip CDOB dan harus
menerima pelatihan dasar maupun pelatihan lanjutan yang sesuai
dengan tanggung jawabnya.
Organisasi untuk tiap bagian harus ada struktur yang
dilengkapi dengan bagan organisasi yang jelas. Tanggung jawab,
wewenang dan hubungan antar semua personil harus ditetapkan
dengan jelas. Personil yang bertanggungjawab dalam kegiatan

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
1
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

manajerial dan teknis harus memiliki kewenangan dan sumber daya


yang diperlukan untuk menyusun, mempertahankan,
mengidentifikasi dan memperbaiki penyimpangan sistem mutu.
c. Bangunan dan peralatan
Fasilitas distribusi harus memiliki bangunan dan peralatan
untuk menjamin perlindungan dan distribusi obat dan/atau bahan
obat. Bangunan harus dirancang dan disesuaikan untuk memastikan
bahwa kondisi penyimpanan yang baik dapat dipertahankan,
mempunyai keamanan yang memadai dan kapasitas yang cukup
untuk memungkinkan penyimpanan dan penanganan obat yang
baik, dan area penyimpanan dilengkapi dengan pencahayaan yang
memadai untuk memungkinkan semua kegiatan dilaksanakan
secara akurat dan aman. Jika bangunan (termasuk sarana
penunjang) bukan milik sendiri, maka harus tersedia kontrak
tertulis dan pengelolaan bangunan tersebut harus menjadi tanggung
jawab dari fasilitas distribusi.
Harus ada area terpisah dan terkunci antara obat dan/atau
bahan obat yang menunggu keputusan lebih lanjut mengenai
statusnya, meliputi obat dan/atau bahan obat yang diduga palsu,
yang dikembalikan, yang ditolak, yang akan dimusnahkan, yang
ditarik, dan yang kedaluwarsa dari obat dan/atau bahan obat yang
dapat disalurkan. Area penerimaan, penyimpanan dan pengiriman
harus terpisah, terlindung dari kondisi cuaca, dan harus didesain
dengan baik serta dilengkapi dengan peralatan yang memadai.
Akses masuk ke area penerimaan, penyimpanan dan pengiriman
hanya diberikan kepada personil yang berwenang. Langkah
pencegahan dapat berupa sistem alarm dan kontrol akses yang
memadai. Bangunan dan fasilitas penyimpanan harus bersih dan
bebas dari sampah dan debu. Harus tersedia prosedur tertulis,
program pembersihan dan dokumentasi pelaksanaan pembersihan.

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
1
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

Peralatan pembersih yang dipakai harus sesuai agar tidak menjadi


sumber kontaminasi terhadap obat dan/atau bahan obat.
d. Operasional
Semua tindakan yang dilakukan oleh fasilitas distribusi
harus dapat memastikan bahwa identitas obat dan atau bahan obat
tidak hilang dan distribusinya ditangani sesuai dengan spesifikasi
yang tercantum pada kemasan. Fasilitas distribusi harus
menggunakan semua perangkat dan cara yang tersedia untuk
memastikan bahwa sumber obat dan atau bahan obat yang di terima
berasal dari industri farmasi dan atau fasilitas distribusi lain yang
mempunyai izin sesuai dengan peraturan perundang-undangan
untuk meminimalkan risiko obat dan atau bahan obat palsu rantai
distribusi resmi.
e. Inspeksi diri
Inspeksi diri harus dilakukan dalam rangka memantau
pelaksanaan dan kepatuhan terhadap pemenuhan CDOB dan untuk
bahan tindak lanjut langkah-langkah perbaikan yang diperlukan.
Program inspeksi diri harus dilaksanakan dalam jangka waktu yang
ditetapkan dan mencakup semua aspek CDOB serta kepatuhan
terhadap peraturan perundang-undangan, pedoman dan prosedur
tertulis. Inspeksi diri tidak hanya dilakukan pada bagian tertentu
saja. Inspeksi diri harus dilakukan dengan cara yang independen
dan rinci oleh personil yang kompeten dan ditunjuk oleh
perusahaan. Audit eksternal yang dilakukan oleh ahli independen
dapat membantu, namun tidak bisa dijadikan sebagai satu-satunya
cara untuk memastikan kepatuhan terhadap penerapan CDOB.
Semua pelaksanaan inspeksi diri harus dicatat. Laporan harus berisi
semua pengamatan yang dilakukan selama inspeksi. Salinan
laporan tersebut harus disampaikan kepada manajemen dan pihak
terkait lainnya.

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
1
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

f. Keluhan, obat dan/atau bahan obat kembalian, diduga palsu, dan


penarikan kembali
Harus tersedia prosedur tertulis di tempat untuk penanganan
keluhan. Harus dibedakan antara keluhan tentang kualitas obat
dan/atau bahan obat dan keluhan yang berkaitan dengan distribusi.
Keluhan tentang kualitas obat dan/atau bahan obat harus
diberitahukan sesegera mungkin kepada industri farmasi dan/atau
pemegang izin edar. Harus tersedia catatan terhadap penanganan
keluhan termasuk waktu yang diperlukan untuk tindak lanjutnya
dan didokumentasikan. Harus ada personil yang ditunjuk untuk
menangani keluhan. Setiap keluhan tentang obat dan/atau bahan
obat yang tidak memenuhi syarat harus dicatat dan diselidiki secara
menyeluruh untuk mengidentifikasi asal atau alasan keluhan,
termasuk penyelidikan terhadap bets lainnya. Semua keluhan dan
informasi lain mengenai produk yang rusak dan diduga palsu harus
diteliti (diidentifikasi)/ditinjau dan dicatat sesuai dengan prosedur
yang menjelaskan tentang tindakan yang harus dilaksanakan.
Harus tersedia prosedur tertulis untuk penanganan dan
penerimaan obat dan/atau bahan obat kembalian dengan
memperhatikan hal berikut:
1) Penerimaan obat dan/atau bahan obat kembalian harus
berdasarkan surat pengiriman barang dari sarana yang
mengembalikan.
2) Jumlah dan identifikasi obat dan/atau bahan obat kembalian
harus dicatat dalam catatan penerimaan dan pengembalian
barang.
3) Obat dan/atau bahan obat kembalian harus disimpan terpisah
dari obat dan/atau bahan obat yang memenuhi syarat jual dan
dalam area terkunci serta diberi label yang jelas sampai ada
keputusan tindak lanjut.

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
1
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

Persyaratan obat dan/atau bahan obat yang layak dijual


kembali, antara lain jika:
1) Obat dan/atau bahan obat dalam kemasan asli dan kondisi yang
memenuhi syarat serta memenuhi ketentuan.
2) Obat dan/atau bahan obat kembalian selama pengiriman dan
penyimpanan ditangani sesuai dengan kondisi yang
dipersyaratkan.
3) Obat dan/atau bahan obat kembalian diperiksa dan dinilai oleh
penanggung jawab atau personil yang terlatih, kompeten dan
berwenang.
4) Fasilitas distribusi mempunyai bukti dokumentasi tentang
kebenaran asal-usul obat dan/atau bahan obat termasuk
identitas obat dan/atau bahan obat untuk memastikan bahwa
obat dan/atau bahan obat kembalian tersebut bukan obat
dan/atau bahan obat palsu.
5) Semua penanganan obat dan/atau bahan obat kembalian
termasuk yang layak jual atau yang dapat dimusnahkan harus
mendapat persetujuan penanggungjawab dan terdokumentasi.
g. Transportasi
Selama proses transportasi, harus diterapkan metode
transportasi yang memadai. Obat dan atau bahan obat harus
diangkut dengan kondisi penyimpanan sesuai dengan informasi
pada kemasan. Metode transportasi yang tepat harus digunakan
mencakup transportasi melalui darat, laut, udara atau kombinasi di
atas. Apapun moda transportasi yang dipilih, harus dapat menjamin
bahwa obat dan/atau bahan obat tidak mengalami perubahan
kondisi selama transportasi yang dapat mengurangi mutu.
Pendekatan berbasis risiko harus digunakan ketika merencanakan
rute transportasi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
transportasi adalah:

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
1
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

1) Obat dan/atau bahan obat dan kontainer pengiriman harus aman


untuk mencegah akses yang tidak sah. Kendaraan dan personil
yang terlibat dalam pengiriman harus dilengkapi dengan
peralatan keamanan tambahan yang sesuai untuk mencegah
pencurian obat dan/atau bahan obat dan penyelewengan lainnya
selama transportasi.
2) Pengiriman obat dan/atau bahan obat harus aman dan
dilengkapi dengan dokumentasi yang sesuai untuk
mempermudah identifikasi dan verifikasi kepatuhan terhadap
persyaratan yang ditetapkan. Kebijakan dan prosedur tertulis
harus dilaksanakan oleh semua personil yang terlibat dalam
transportasi.
3) Kondisi penyimpanan yang dipersyaratkan untuk obat dan/atau
bahan obat harus dipertahankan selama transportasi sesuai
dengan yang ditetapkan pada informasi kemasan.
4) Jadwal pengiriman dan rencana perjalanan harus disiapkan
sesuai dengan kebutuhan dan kondisi setempat. Jadwal dan
rencana tersebut harus realistis dan sistematis serta
mempertimbangkan risiko keamanan.
5) Jika terjadi kondisi yang tidak diharapkan selama transportasi,
harus segera dilaporkan kepada fasilitas distribusi dan penerima
obat dan/atau bahan obat.
6) Jika penerima menemukan adanya kondisi yang tidak
diharapkan, maka hal tersebut harus dilaporkan ke fasilitas
distribusi. Jika perlu, fasilitas distribusi menghubungi industri
farmasi untuk mendapatkan informasi mengenai langkah tepat
yang harus diambil.
7) Harus tersedia prosedur tertulis untuk menyelidiki dan
menangani kegagalan pemenuhan persyaratan penyimpanan,
misalnya penyimpangan suhu.

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
1
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

8) Fasilitas distribusi bertanggung jawab memastikan kendaraan


dan peralatan yang digunakan untuk mendistribusikan,
menyimpan atau menangani obat dan/atau bahan obat,
digunakan dengan tepat dan dilengkapi peralatan yang
memadai untuk mencegah paparan obat dan/atau bahan obat
dari kondisi yang dapat mempengaruhi mutu dan integritas
kemasan, serta mencegah kontaminasi.
9) Obat dan/atau bahan obat harus disimpan dan diangkut sesuai
dengan prosedur, tujuannya agar:
a) Identitas obat dan/atau bahan obat tidak hilang.
b) Produk tidak mencemari dan tidak terkontaminasi oleh
produk lain.
c) Ada tindakan pencegahan yang memadai apabila terjadi
tumpahan, penyalahgunaan, kerusakan, dan pencurian.
d) Kondisi lingkungan yang tepat dipertahankan, misalnya
menggunakan rantai dingin (cold chain) untuk produk
termolabil.
10) Tempat yang digunakan sebagai hub transportasi dalam rantai
pasokan sebagai sarana penyimpanan obat dan/atau bahan obat
harus mendapat persetujuan dari Badan POM. Untuk
mempertahankan mutu obat dan/atau bahan obat perlu
ditetapkan batas waktu maksimum penyimpanan di hub
transportasi ke tahap transportasi berikutnya
11) Selama transportasi/transit untuk obat dan/atau bahan obat yang
ditolak, kedaluwarsa, obat dan/atau bahan obat kembalian,
diduga palsu, harus disimpan terpisah, dikemas dengan aman
dan diberi label yang jelas, serta dilengkapi dokumen atau
dilakukan pemisahan secara sistem (blokir secara sistem).
12) Obat dan/atau bahan obat dalam transit harus disertai dengan
dokumentasi yang sesuai.

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
1
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

h. Fasilitas distribusi berdasarkan kontrak


Kontrak adalah ikatan perjanjian terikat secara legal antara
pemberin dan penerima kontrak dalam periode waktu tertentu,
keputusan untuk membuat kontrak dengan pihak ketiga harus
berdasarkan analisis mendalam yang berpengaruh terhadap
keseluruhan rantai pasokan termasuk biaya, kinerja, pelayanan, dan
pengawasan kontrak tersebut.
i. Dokumentasi
Dokumentasi yang baik merupakan bagian penting dari
sistem manajemen mutu. Dokumentasi tertulis harus jelas untuk
mencegah kesalahan dari komunikasi lisan dan untuk memudahkan
penelusuran, antara lain sejarah bets, instruksi, prosedur.
Dokumentasi merupakan dokumen tertulis terkait dengan distribusi
(pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan pelaporan), prosedur
tertulis dan dokumen lain yang terkait dengan pemastian mutu.
j. Ketentuan khusus bahan obat
Penanganan bahan obat terdapat 3 aspek khusus CDOB bahan obat,
yaitu:
1) Pengemasan ulang dan pelabelan ulang
Pengemasan ulang dan pelabelan ulang terdapat perhatian
khusus yang harus diberikan seperti hal-hal sebagai berikut:
a) Pencegahan terhadap kontaminasi, kontaminasi silang dan
campur baur.
b) Pengamanan stok label, pemeriksaan jalur pengemasan,
pemeriksaan dalam proses, pemusnahan kelebihan label
yang sudah tercetak nomor betsnya.
c) Cara sanitasi dan higiene yang baik.
d) Menjaga integritas bets (pencampuran bets yang berbeda
dari bahan obat yang sama tidak boleh dilakukan).

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
1
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

e) Semua label yang dilepas dari wadah aslinya dan contoh


label baru yang dipasang selama kegiatan harus
disimpansebagai bagian catatan pengemasan bets.
f) Jika dalam prosesnya digunakan lebih dari satu bets label,
maka contoh masing-masing bets label harus disimpan
sebagai bagian catatan pengemasan bets.
g) Mempertahankan identitas dan integritas produk.
2) Penanganan hahan obat yang tidak sesuai
Ada beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam
penanganan bahan obat yang tidak sesuai, yaitu:
a) Bahan obat yang tidak sesuai harus ditangani sesuai dengan
prosedur yang dapat mencegah masuknya bahan obat
tersebut kepasar. Dokumentasi harus tersedia, mencakup
semua kegiatan termasuk pemusnahan dan pengembalian.
b) Penyelidikan harus dilakukan untuk menentukan ada atau
tidaknya pengaruh terhadap bets lain. Jika diperlukan,
tindakan korektif harus dilakukan.
c) Jika ditetapkan bahwa bahan obat dapat digunakan untuk
maksud lain dengan tingkat kualitas yang lebih rendah,
maka harus didokumentasikan.
d) Bahan obat yang tidak sesuai tidak boleh tercampur dengan
bahan obat yang memenuhi spesifikasi.
3) Dokumentasi penanganan bahan obat
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam dokumentasi
penanganan bahan obat, yaitu:
a) Bahan obat dari industri farmasi asal yang disalurkan
kepada fasilitas distribusi harus disertai dengan sertifikat
analisis asli.
b) Sebelum bahan obat dijual atau didistribusikan, fasilitas
distribusi harus memastikan tersedianya sertifikat analisis

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
1
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

dengan hasil uji yang memenuhi spesifikasi yang


ditentukan.
c) Industri farmasi bahan obat asal dan eksportir bahan obat
harus mampu tertelusur dan informasinya tersedia untuk
instansi berwenang dan industri farmasi pengguna.
d) Mekanisme transfer informasi harus tersedia, termasuk
informasi mutu atau informasi regulasi, antara industri
farmasi bahan obat dengan pelanggan.
e) Label yang tercantum pada wadah harus jelas, tidak
memberikan penafsiran ganda, tertempel dengan kuat dalam
format yang telah ditetapkan oleh industri farmasi bahan
obat asal.
f) Label yang tertempel pada setiap wadah harus mencakup
informasi sekurang-kurang seperti nama dari bahan obat,
jumlah (berat atau volume), nomor bets, tanggal
kadaluwarsa atau tanggal tes ulang (jika berlaku), kondisi
penyimpanan khusus,penanganan tindakan pencegahan
(jika diperlukan), nama dan alamat lengkap industry farmasi
asal, dan nama maupun alamat lengkap fasilitas distribusi.
g) Lembar Data Keamanan (Safety Data Sheet, SDS) harus
tersedia.
k. Ketentuan khusus produk rantai dingin (cold chain product/CCP)
Rantai dingin dapat juga dikenal dengan istilah vaksin atau
dapat dikatakan penanganan rantai dingin adalah prosedur
penanganan vaksin dengan ketentuan suhu tertentu. Manfaat
penanganan rantai dingin adalah memperkecil kesalahan dan
kerusakan vaksin selama proses penanganan, sehingga vaksin yang
akan digunakan masih berkualitas baik dan mempunyai manfaat
untuk kekebalan tubuh. Penanganan rantai dingin terdapat
persyaratan khusus yang harus dipenuhi dengan standar selain yang
dipersyaratkan CDOB, antara lain aturan yang berkaitan dengan

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
2
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

masalah suhu produk rantai dingin atau vaksin pada saat


penerimaan, penyimpanan dan pengiriman.
Pada penerimaan produk rantai dingin jika diketahui
kondisi alat pemantauan suhu menunjukan penyimpangan suhu
atau kondisi indikator mendekati batas layak pakai (misal VVM
(Vaccine Vial Monitor) pada posisi C atau D), maka harus
dilakukan tindakan seperti produk rantai dingin tetap disimpan
pada tempat yang sesuai dan suhu yang dipersyaratkan dengan
menggunakan label khusus dan segera laporkan penyimpangan
tersebut kepada pengirim produk rantai dingin untuk dilakukan
proses penyelidikan dengan membuat berita acara.
Untuk penyimpanan produk rantai dingin, fasilitas
penyimpanan harus memilki chiller atau cold room (suhu +2° s/d
+8°C), untuk menyimpan vaksin dan serum dengan suhu
penyimpanan 2–8°C, biasanya digunakan untuk penyimpanan
vaksin campak, BCG, DPT, TT, DT, Hepatitis B, DPT-HB. Pada
suhu kurang dari 15- 25°C untuk menyimpan vaksin OPV,
penyimpanan vaksin dalam chiller atau freezer tidak terlalu padat
sehingga sirkulasi udara dapat dijaga, jarak antara kotak vaksin
sekitar 1-2 cm.
Pengiriman produk rantai dingin, dalam faktur atau surat
pengantar barang harus mencantumkan tujuan pengiriman, jenis
barang, jumlah, nomor bets dan tanggal kadaluwarsanya.
Pengiriman untuk vaksin harus menggunakan container yang sudah
tervalidasi atau vaccine carrier yang memenuhi standar pengiriman
vaksin.
l. Ketentuan khusus narkotika, psikotropika, dan prekursor farmasi
Cara distribusi narkotika, psikotropika, dan prekursor
farmasi harus dilakukan dalam rangka pemenuhan CDOB termasuk
untuk mencegah terjadinya penyimpangan dan/atau kehilangan
narkotika, psikotropika, dan prekursor farmasi dari jalur distribusi.
Pengadaan narkotika, psikotropika atau prekursor farmasi harus

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
2
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

berdasarkan surat pesanan. Surat pesanan dapat dibuat secara


manual atau menggunakan sistem elektronik. Surat pesanan manual
dibuat asli dan rangkap 3 (2 rangkap untuk pemasok dan 1 rangkap
sebagai arsip). SP narkotika hanya untuk 1 jenis saja, sedangkan SP
psikotropika/prekursor dapat digunakan satu/lebih jenis. Surat
pesanan manual juga digunakan saat memesan menggunakan
sistem elektronik, dimana surat pesanan manual (asli) harus
diterima oleh pemasok dalam waktu maksimal 7 hari setelah
adanya pemberitahuan secara elektronik dari pihak pemasok bahwa
pesanan elektronik telah diterima.

2.3 Tinjauan Umum PBF


2.3.1 PBF Pusat dan PBF Cabang
No Pembeda PBF Pusat PBF Cabang
1. Definisi Perusahaan berbentuk Cabang PBF yang
badan hukum yang memiliki izin untuk
memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan,
pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat dan/atau
penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah
bahan obat dalam jumlah besar sesuai ketentuan
besar sesuai ketentuan peraturan perundang-
peraturan perundang- undangan
undangan.
2. Nomenklatur Izin PBF Izin PBF Cabang
izin
3. Instansi Kemenkes Pemerintah Daerah
penerbit Provinsi
4. Persyaratan a. Berbadan hukum (PT a. Dokumen izin PBF
atau koperasi). Pusat.
b. Data APJ (STRA, b. (sama)
ijazah, surat pernyataan c. (sama)
bekerja penuh waktu, d. Bukti pembayaran
perjanjian Kerjasama PAD
yang disahkan notaris, e. Data pimpinan PBF
dan KTP). Cabang (KTP
c. Data lokasi (lokasi Pimpinan Cabang dan
kantor dan Gudang surat penunjukan
PBF). sebagai pimpinan
d. Bukti Pembayaran cabang dari pimpnan
PNBP PBF Pusat).

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
2
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

4. Syarat Permohonan disampaikan (sama)


perpanjangan minimal 6 bulan sebelum
izin masa berlaku izin habis.
5. Syarat a. Perubahan nama pbf a. Pembaharuan izin PBF
perubahan b. Perubahan Pusat
izin, jika: alamat/lokasi b. (sama)
c. Pergantian direktur c. Pergantian pimpinan
dan/atau APJ cabang dan/atau
(Pergantian Apoteker penanggungjawab
wajib ada berita acara (Pergantian Apoteker
serah terima Apoteker wajib ada berita acara
dengan ttd oleh serah terima Apoteker
Apoteker lama, dengan ttd oleh
Apoteker baru, dan Apoteker lama,
direktur) Apoteker baru, dan
d. Perubahan lingkup pimpinan cabang)
penyaluran PBF d. (sama)
6. Durasi Maksimal 6 bulan sejak (sama)
pemenuhan mengajukan permohonan.
syarat
7. Penyaluran Dapat ke seluruh wilayah Hanya di wilayah provinsi
barang Indonesia sesuai lokasi sesuai izin
(Permenkes, 2021)

2.3.2 Persyaratan mendirikan PBF


Untuk memperoleh izin mendirikan PBF menurut Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2014 tentang
Pedagang Besar Farmasi, pasal 4 ayat (1) menyebutkan bahwa
pemohon harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Berbadan hukum berupa perseroan terbatas atau koperasi.
b. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
c. Memiliki secara tetap Apoteker Warga Negara Indonesia sebagai
penanggung jawab.
d. Komisaris/Dewan pengawas dan Direksi/Pengurus tidak pernah
terlibat baik langsung atau tidak langsung dalam pelanggaran
peraturan perundang-undangan di bidang farmasi dalam kurun
waktu 2 tahun terakhir.

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
2
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

e. Menguasai bangunan dan sarana yang memadai untuk dapat


melaksanakan pengadaan, penyimpanan dan penyaluran obat serta
dapat menjamin kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi PBF.
f. Menguasai gudang sebagai tempat penyimpanan dengan
perlengkapan yang dapat menjamin mutu serta keamanan obat yang
disimpan.
g. Memiliki ruang penyimpanan obat yang terpisah dari ruangan lain
sesuai CDOB.
2.3.3 Perizinan Berusaha Terintegrasi secara Elektronik (OSS)
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 26 tahun
2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi secara
Elektronik Sektor Kesehatan bahwa PBF harus melakukan perizinan
wajib secara online atau biasa disebut OSS (Online Single Submission).
Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik atau Online Single
Submission (OSS) adalah perizinan berusaha yang diterbitkan oleh
lembaga OSS untuk dan atas nama menteri, pimpinan lembaga,
gubernur, atau bupati/wali kota kepada pelaku usaha melalui sistem
elektronik yang terintegrasi (Permenkes, 2020)
OSS dikeluarkan oleh pemerintah yaitu menteri perekonomian
dan perdagangan yang bertujuan untuk mendapatkan NIB (Nomor
Induk Berusaha). OSS hanya dilakukan oleh PBF pusat, langkah-
langkah yang dilakukan antara lain :
a. Sebelum dapat mengakses OSS, PBF pusat melakukan pengesahan
badan usaha pada laman Administrasi Hukum Umum (AHU) secara
online.
b. Selanjutnya PBF pusat mendapatkan nomor induk berusaha (NIB)
dengan mendaftar pada web OSS dengan membuat user-id
kemudian mengisi data yang diperlukan terlebih dahulu.
c. NIB selanjutnya digunakan sebagai user-id pada laman Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP)
secara online.

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
2
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

d. Pada laman DPMPTSP dipilih izin baru.


e. Upload persyaratan yang diperlukan.
f. Verifikasi secara online, bila belum memenuhi persyaratan maka
akan diinformasikan melalui sistem untuk melengkapi persyaratan.
g. Apabila sudah memenuhi persyaratan, DPMPTSP akan
mengkoneksikan pada Dinas Kesehatan (Dinkes) provinsi terkait
persyaratan dokumentasi dan pada Balai besar Pengawas Obat dan
Makanan (POM) terkait tinjauan dari sisi Cara Distribusi Obat yang
Baik (CDOB) (bab I dan III saja, Operasional belum masuk
peninjauan).
h. DPMPTSP, Dinkes provinsi dan Balai besar POM melakukan
survey, pada saat survey apoteker penanggung jawab harus
dipastikan dapat memberikan informasi yang tepat mengenai PBF.
i. Apabila sudah memenuhi persyaratan DPMPTSP, Dinkes provinsi
dan Balai besar POM masing-masing mengeluarkan:
1) Pengakuan untuk PBF cabang
2) Rekomendasi untuk PBF pusat
j. Rekomendasi yang didapatkan oleh PBF pusat selanjutnya akan
diserahkan pada badan POM pusat.
k. Direktorat Jenderal Bina Farmasi dan Alkes (Dirjenbinfarmalkes)
akan mengeluarkan e-lisensing yang selanjutnya menjadi Sertifikat
Distribusi Farmasi.
Pasal 6 PP no 26 tahun 2018 perizinan berusaha terdiri dari:
a. Pelaku Usaha Perseorangan merupakan orang perorangan penduduk
indonesia yang cakap untuk bertindak dan melakukan perbuatan
hukum.
Pelaku usaha perseorangan yang telah mendapatkan akses
dalam laman OSS, melakukan pendaftaran dengan mengisi data
paling sedikit:
1) Nama dan NIK
2) Alamat tempat tinggal

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
2
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

3) Bidang usaha
4) Lokasi penanaman modal
5) Besaran rencana penanaman modal
6) Recana penggunaan tenaga kerja
7) Nomor kontak usaha dan/atau kegiatan
8) Rencana permintaan fasilitaas fiskal, kepabeanan, dan/atau
fasilitas lainnya dan
9) NPWP pelaku usaha perseorangan
b. Pelaku Usaha non perseorangan terdiri atas:
1) Perseroaan terbatas
2) Perusahaan umum
3) Perusahaan umum daerah
4) Badan hukum lainnya yang dimiliki oleh negara
5) Badan layanan umum
6) Lembaga penyiaran
7) Badan usaha yang didirikan oleh yayasan
8) Koperasi
9) Persekutuan komanditer
10) Persekutuan firma
11) Persekutuan perdata
Pelaku usaha non perseorangan yang telah mendapatkan akses dalam
laman OSS, melakukan pendaftaran dengan mengisi data paling sedikit:
a. Nama dan/atau nomor pengesahan akta pendirian atau nomor
pendaftaran
b. Bidang usaha
c. Jenis penanaman modal
d. Negara asal penanam modal, dalam hal terdapat penanam modal
asing
e. Lokasi penanam modal
f. Besaran rencana penanaman modal
g. Rencana penggunaan tenaga kerja

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
2
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

h. Nomor kontak badan usaha


i. Rencana permintaan fasilitas perpajakan, kepabeanan, dan/atau
fasilitas lainnya
j. NPWP pelaku usaha non perseorangan
k. NIK penanggung jawab usaha dan/atau
kegiatan Pelaksanaan perizinan berusaha meliputi :
a. Pendaftaran
b. Penerbitan izin usaha dan penerbitan izin komersial atau
operasional berdasarkan komitmen
c. Pemenuhan komitmen izin usaha dan pemenuhan komitmen izin
komersial atau operasional
d. Pembayaran biaya
e. Fasilitas
f. Masa berlaku
g. Pengawasan
Penerbitan izin usaha dan penerbitan izin komersial atau
operasional berdasarkan komitmen. Menurut pasal 31:
a. Izin usaha wajib dimiliki oleh pelaku usaha yang telah mendapatkan
NIB
b. Pelaku usaha terdiri atas:
1) Pelaku usaha yang tidak memerlukan prasarana untuk
menjalankan usaha dan/atau kegiatan
2) Pelaku usaha yang memerlukan prasarana untuk menjalankan
usaha dan/atau kegiatan
c. Pelaku usaha yang memerlukan prasarana untuk menjalankan usaha
dan/atau kegiatan terdiri atas:
1) Pelaku usaha yang telah meiliki atau menguasai prasarana
2) Pelaku usaha yang belum memiliki atau mengusai prasarana

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
2
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

2.3.4 Tugas dan tanggungjawab Apoteker di PBF


Tugas dan tanggungjawab Apoteker di PBF berdasarkan
Peraturan BPOM No. 6 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis Cara
Distribusi Obat yang Baik (CDOB), meliputi:
a. Menyusun, memastikan dan mempertahankan penerapan sistem
manajemen mutu.
b. Fokus pada pengelolaan kegiatan yang menjadi kewenangannya
serta menjaga akurasi dan mutu dokumentasi.
c. Menyusun dan/atau menyetujui program pelatihan dasar dan
pelatihan lanjutan mengenai CDOB untuk semua personil yang
terkait dalam kegiatan distribusi.
d. Mengkoordinasikan dan melakukan dengan segera setiap kegiatan
penarikan obat dan/atau bahan obat.
e. Memastikan bahwa keluhan pelanggan ditangani dengan efektif.
f. Melakukan kualifikasi dan persetujuan terhadap pemasok dan
pelanggan.
g. Meluluskan obat dan/atau bahan obat kembalian untuk
dikembalikan ke dalam stok obat dan/atau bahan obat yang
memenuhi syarat jual.
h. Turut serta dalam pembuatan perjanjian antara pemberi kontrak dan
penerima kontrak yang menjelaskan mengenai tanggung jawab
masing- masing pihak yang berkaitan dengan distribusi dan/atau
transportasi obat dan/atau bahan obat.
i. Memastikan inspeksi diri dilakukan secara berkala sesuai program
dan tersedia tindakan perbaikan yang diperlukan.
j. Mendelegasikan tugasnya kepada Apoteker/tenaga teknis
kefarmasian yang telah mendapatkan persetujuan dari instansi
berwenang ketika sedang tidak berada di tempat dalam jangka
waktu tertentu dan menyimpan dokumen yang terkait dengan setiap
pendelegasian yang dilakukan.

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
2
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

k. Turut serta dalam setiap pengambilan keputusan untuk


mengkarantina atau memusnahkan obat dan/atau bahan obat
kembalian, rusak, hasil penarikan kembali atau diduga palsu.
l. Memastikan pemenuhan persyaratan lain yang diwajibkan untuk
obat dan/atau bahan obat tertentu sesuai peraturan perundang-
undangan.

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
Praktik Kerja Profesi Apoteker
PBF PT. Fajar Farmatama
28 November – 10 Desember

BAB III
KEGIATAN PKPA DAN PEMBAHASAN

3.1 PBF PT. Fajar Farmatama


3.1.1 Sejarah PBF PT. Fajar Farmatama
PBF PT. Fajar Farmatama merupakan salah satu unit bisnis
yang dinaungi oleh PT. Fajar Farmatama (FFt) yang dipimpin oleh
direktur utama. PT. Fajar Farmatama (FFt) adalah perusahaan swasta
nasional yang bergerak di bidang usaha pelayanan kesehatan. PT. Fajar
Farmatama (FFt) berdiri pada 2 Februari 2005 yang awalnya
merupakan salah satu anak perusahaan dari PT. Fajar Mekar Indah
(FMI) yang dibentuk untuk menangani Pedagang Besar Farmasi (PBF).
PT. Fajar Mekar Indah (FMI) merupakan salah satu anak perusahaan
milik Yayasan Kesejahteraan Karyawan Bank Indonesia (YKKBI).
Pada tanggal 1 Agustus 2009, FFt resmi dipisahkan dari FMI.
Tahun 2011, PT. Fajar Farmatama (FFt) melakukan perubahan
logo yang menggabungkan filosofi warna dan liuk tubuh ular yang
merupakan lambang kesehatan, tiga bagian yang melambangkan tiga
lini bisnis FFt, dan bentuk mengembang keatas yang melambangkan
tujuan perusahaan untuk terus berkembang dalam menghadapi
tantangan di masa depan. Hingga saat ini, PT. Fajar Farmatama
memberikan pelayanan kesehatan bagi karyawan dan pensiunan Bank
Indonesia beserta keluarganya yang memenuhi persyaratan serta
masyarakat umum, dengan menyediakan beberapa unit fasilitas. PT.
Fajar Farmatama memiliki 3 unit bisnis, yaitu: Apotek Farmarin
(terdapat 7 lokasi di Jabodetabek dan 8 lokasi di luar Jabodetabek),
Clinic Center “Bidakara Medical Center”, dan Pedagang Besar Farmasi
(PBF) PT. Fajar Farmatama.
PBF PT. Fajar Farmatama berdiri sejak tahun 2020, yang
merupakan kegiatan usaha yang bergerak dibidang pengaadaan obat-
obatan skala besar. Izin PBF PT. Fajar Farmatama dikeluarkan pada

2
Praktik Kerja Profesi Apoteker
PBF PT. Fajar Farmatama
28 November
Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus–1945
10 Desember
Angkatan 47

2
3
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

Oktober 2019, dan sertifikat CDOB dikeluarkan pada Maret 2020. PBF
PT. Fajar Farmatama
3.1.2 Visi dan Misi PBF PT. Fajar Farmatama
Visi PBF PT. Fajar Farmatama adalah menjadi perusahaan
yang termuka di bidang medis dan farmasi. Misi PBF PT. Fajar
Farmatama adalah selalu memberikan layanan yang memuaskan ke
semua pelanggan secara efektif dan efisien.
3.1.3 Jam Operasional PBF PT. Fajar Farmatama
Operasional PBF PT. Fajar Farmatama selama 5 hari dalam
seminggu yaitu setiap hari Senin-Jum’at pukul 08.00-17.00 WIB.
3.1.4 Lokasi PBF PT. Fajar Farmatama
PBF PT. Fajar Farmatama berlokasi di Gedung Bidakara 2
Lantai 7 yang beralamatkan di Jalan Gatot Subroto No. 71-73, RT.8/
RW.8, Menteng Dalam, Kecamatan Tebet, Kota Jakarta Selatan, DKI
Jakarta 12870.
3.1.4 Sarana dan Prasarana PBF PT. Fajar Farmatama
a. Bangunan
Bangunan PBF PT. Fajar Farmatama dirancang sedemikian
sehingga cukup memadai untuk dilakukannya kegiatan distribusi,
melaksanakan pengadaan, penyimpanan, dan penyaluran obat yang
menunjang terjaminnya kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi
sebagai fasilitas distribusi atau Pedagang Besar Farmasi.
Bangunan PBF PT. Fajar Farmatama memiliki ruang kantor
dengan kapasitas yang cukup dan tata meja kerja personil yang
cukup tertata dan ruang penyimpanan yang baik dan keamanan
yang memadai.
b. Gudang
PBF PT. Fajar Farmatama memiliki gudang untuk
penyimpanan obat. Bangunan yang dirancang disesuaikan untuk
memastikan bahwa kondisi penyimpanan yang baik dapat
dipertahankan serta memiliki keamanan yang cukup memadai serta

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
3
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

memiliki kapasitas yang cukup untuk penyimpanan. Area


penyimpanan dilengkapi dengan pencahayaan yang memadai
sehingga dapat memenimalisir resiko kesalahan selama
pengambilan barang. Pengendalian ruangan di gudang harus
dilakukan secara seksama, yaitu dengan menjaga ruangan tetap
tertutup dan rutin memonitoring suhu. Pengaturan suhu ruang
gudang dilakukan dengan penggunaan air conditioner (AC) yang
selalu hidup selama 24 jam setiap harinya. Pengontrolan suhu
dilakukan menggunakan Formulir Pengendalian Kondisi Gudang.
Data suhu ruangan pada saat pemeriksaan rutin yang dilakukan
sebanyak tiga kali setiap harinya. Alat yang digunakan adalah yang
sudah dikalibrasi, seperti: thermohygrometer, kulkas, dan cooler
box.

3.1.5 Struktur organisasi PBF PT.Fajar Farmatama

Direktur Utama
Dr. Harapan
Kepala Bagian PBF
apt. Widiastuti, S.Si
Kepala Seksi Marketing / Penjualan Kepala Seksi Logistik
apt. Zahratussama, S.Si

Staf Pembelian
Anita Sari, S.Farm

Staf Marketing Admin Umum


Ridwan Wahidin Oshi Paulina Octav, S.Psi

Staf Gudang
Taufik Adi Setiawan, S.Farm

Ekspedisi Dodi Sukendro Faris Bustami

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
3
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

3.1.6 Manajemen PBF PT. Fajar Farmatama


a. Pembelian PBF PT. Fajar Farmatama
1) Pembelian tunai
Pembelian yang dilakukan PBF PT. Fajar Farmatama
secara tunai bisa melalui toko online/offline. Cara PBF PT.
Fajar Farmatama meminta uang ke Divisi Keuangan terbagi
menjadi 2 berdasarkan nominal pembeliannya, yaitu:
a) Pembelian > 1,5 juta

Membuat surat yang disebut "nota"

Mencantumkan keterangan di nota bahwa PBF meminta uang dalam bentuk cash atau di trans

PBF mengisi form permintaan uang tunai

Ditujukan ke Kepala Divisi Keuangan

an PBF yang membayar tunai ke toko tujuan (jika PBF meminta dalam bentuk cash) atau Divisi Keuangan yang mentransfer ke toko tujuan (jika PBF

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
3
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

b) Pembelian ≤ 1,5 juta

PBF mengisi form permintaan uang tunai langsung ke pemegang kas (tanpa melalui Kepala D

Pemegang kas memberikan uang kepada PBF

Uang diterima PBF

awaban (berupa laporan uang tersebut dipergunakan untuk membeli apa saja dengan mencantumkan kwitansi dan menyertakan lampiran dokumen se

Menyerahkan laporan pertanggungjawaban ke Divisi Keuangan PT. Fajar Farmatama

2) Pembelian kredit
Pembelian PBF PT. Fajar Farmatama secara kredit
dibayarkan oleh Divisi Keuangan setelah adanya proses tukar
faktur dari distributor ke PBF PT. Fajar Farmatama. Divisi
Keuangan PT. Fajar Farmatama akan membayarkannya ke
distributor sebelum jatuh tempo. Cara PBF PT. Fajar
Farmatama melakukan pembelian secara kredit:

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
3
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

a) Melakukan pemesanan

Staf Pembelian PBF PT. Fajar Farmatama membuat Purchase Order (PO)

Mengirim PO ke distributor via WhatsApp

Saat barang datang, PBF mendapatkan copy faktur dari distributor

Nantinya, copy faktur tersebut akan ditukar dengan faktur asli oleh pihak distributor (proses inilah

b) Melakukan tukar faktur (dari distributor ke PBF PT. Fajar


Farmatama)
Sales/ekspedisi dari distributor datang ke PBF (dengan membawa dokumen: kwitansi asli, f

Sales/ekspedisi menyerahkan dokumen kepada admin umum

Admin umum menyinkronkan dokumen dari distributor dengan dokumen di PBF.

Jika sudah sesuai, admin umum melaporkan ke sistem bagian rekap tukar
faktur.

Masuk ke Divisi Keuangan

c) Melaporkan ke Divisi Keuangan


Rekapan tukar faktur diserahkan ke Divisi
Keuangan dilakukan oleh PBF setiap 1 minggu sekali.
Rekapan tukar faktur digunakan untuk melaporkan bahwa

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
3
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

PBF telah membeli barang dengan nilai sekian rupiah


dibuktikan dengan dokumen dan dituliskan kapan jatuh
temponya agar Divisi Keuangan mengetahui kapan harus
membayarnya ke supplier/distributor. Divisi keuangan
harus membayarkannya sebelum jatuh tempo agar pesanan
PBF yang selanjutnya tidak dipending oleh
supplier/distributor, karena apabila PBF masih ada tagihan
akan berakibat PBF tidak bisa order yang selanjutnya akan
berefek PBF kekurangan/kekosongan barang sehingga tidak
maksimal dalam melayani orderan dari client/customer.
b. Pembuatan pesanan PBF PT. Fajar Farmatama ke
supplier/distributor
Pemesanan barang di PBF PT. Fajar Farmatama dilakukan
oleh Staf Pembelian, yaitu Anita Sari, S.Farm. Pemesanan dapat
dilakukan dengan 2 cara yaitu: melalui WhatsApp ke distributor
dan melalui aplikasi.

Staf Pembelian PBF PT. Fajar Farmatama (Anita Sari, S.Farm) membuat Purchase Order (PO) den

Mengirim PO ke supplier/distributor yang dituju via WhatsApp (WA ke sales supplier atau langsung ke
atau
Memesan di aplikasi (hanya: PPGos, IPOS, APLeZRx, dan EMOS)

Menunggu respon atau ACC dari ditributor, atau


Langsung membeli di aplikasi (memilih barang sesuai PO dan mengupload PO
yang telah di buat)

c. Pengadaan
PBF PT. Fajar Farmatama dalam pengadaan barang tidak
langsung dari pabrik/industri farmasi, melainkan
membeli/memesan dari distributor resmi. PBF PT. Fajar

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
3
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

Farmatama bekerjasama dengan 6 Principle, yaitu: Kalbe,


Meprofarm, Mahakam, Fahrenheit, Otsuka, dan Merck. Pengadaan
di PBF PT. Fajar Farmatama berupa obat jadi dan alat kesehatan
(alkes). Pengadaan di PBF PT. Fajar Farmatama berdasarkan setiap
ada permintaan dari client/cuntomer dan dengan melihat stok
barang di gudang.

Client/customer mengirimkan PO ke PBF PT. Fajar Farmatama

PO dari customer di cek oleh Staf Pembelian PBF PT. Fajar Farmatama (Anita
Sari, S. Farm)

Staf pembelian mengecek stok barang yang tersedia di gudang PBF (mengecek di
HiSys dengan melihat pada sisa stok)

Apabila ada barang permintaan customer yang jumlahnya melebihi stok di


gudang PBF (terjadi kekurangan), maka staf pembelian langsung membuat PO
untuk memesan ke distributor dan menanyakan kapan barang bisa dikirim.

Menunggu respon/ACC dari supplier/distributor

Staf pembelian (Anita Sari, S.Farm) mengeprint PO yang telah dibuat dan
menyerahkan kepada staf gudang (Taufik Adi Setiawan, S.Farm)

Menunggu barang datang

Apabila hingga 2 hari barang belum datang dan tidak ada kabar dari pihak
distributor, Staf pembelian menghubungi sales distributor (konfirmasi
bahwa barang pesanan belum datang dan menanyakan alasannya)

Apabila terdapat obat yang terkendala/habis, maka cancel (setelah ada


keputusan dari kedua pihak).

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
3
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

d. Penerimaan
Penerimaan barang masuk di PBF PT. Fajar Farmatama
dilakukan oleh staf gudang dan/atau dibantu oleh admin umum.
Barang datang ke PBF PT. Fajar Farmatama (Ada pihak ekspedisi/kurir dari supplier/distributor dat

Pihak ekspedisi menurunkan barang dan menyerahkan faktur

Barang dan faktur diterima oleh staf gudang PBF PT. Fajar Farmatama (Taufik Adi Setiawan, S.Farm

mencocokkan antara surat PO pemberian dari staf pembelian, barang yang datang, dan faktur (dengan melihat quantity, nomor bets, ED) dengan disa

Sudah "OK"

Staf gudang menandatangani dan memberikan cap basah di faktur

Faktur asli dibawa oleh pihak ekspedisi distributor dan faktur copy (rangkap 3) untuk PBF PT. Fajar F

Staf gudang menginput barang datang di HiSys (secara komputerisasi) pada


bagian data stok masuk sesui nama barang

Penginputan dilakukan dengan mengisi tanggal kejadian barang datang, jumlah barang, nomor bets, expi

e. Penyimpanan
Penyimpanan barang digudang disusun berdasarkan jenis
sediaan dan alfabetis, sedangkan untuk sistem penyaluran atau
distribusinya berdasarkan FEFO. Barang tersusun di atas rak yang
diberi label keterangan (contoh: rak paten, rak sirup, rak topikal,
dll) dan tepat disamping sediaan terdapat kartu stok.

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
3
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

Barang datang ditata didalam gudang dan/atau ditata langsung di rak penyimpanan

barang datang sebagai barang masuk di kartu stok (mencatat tanggal, jumlah barang satuan, stok sisa/jumlah akhir, ED, dan nama distributor) dengan

f. Penjualan
Penjualan PBF PT. Fajar Farmatama berdasarkan dasar
pembelian ke instansi pemerintah atau pelayanan ke fasilitas
kefarmasian. PBF PT. Fajar Farmatama melakukan distribusi ke
apotek, klinik, RS, instansi pemerintah, dan PBF lain.
1) Penjualan untuk tender (contoh: RS Sulianti Saroso)

Perencanaan pembelian PBF PT. Fajar Farmatama berdasarkan ketentuan di tender (misal: obat "X"

Staf pembelian akan berhitung memperkirakan stok barang yang ada di distributor

Apabila di distributor barang nya stok nya aman, maka PBF PT. Fajar Farmatama tidak langsung

Namun apabila di distributor barangnya susah, maka PBF PT. Fajar Farmatama langsung membeli seju

2) Penjualan ke tender yang penunjukan langsung (contoh: BPK,


bea cukai)
Tender memberikan daftar/list kebutuhan barang ke PBF PT. Fajar Farmatama dan meminta PBF untuk membuat penawara

PBF PT. Fajar Farmatama membuat penawaran harga (dilakukan oleh Kepala Seksi Marketing/Penjualan, yaitu apt. Zahratussam

Mengirimkan hasil penawaran kepada tender

Terkadang pihak tender tidak langsung menyetujui, masih meminta diskon/pengurangan harga l

Jika penawaran sudah disepakati kedua belah pihak, maka PBF akan mengirim
barang sesuai PO

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
3
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

3) Penjualan ke apotek, klinik, dan toko obat.


PBF PT. Fajar Farmatama melakukan penjualan ke
apotek, klinik, dan toko obat. Sebelum melakukan kegiatan
distributor, PBF PT. Fajar Farmatama membuat formulir daftar
obat yang dimiliki beserta dengan daftar harganya.
a) Client/customer baru

PBF PT. Fajar Farmatama memastikan ke calon customer adanya form/dokumen yang sah dan masih berlaku (contoh: adanya SIA

PBF PT. Fajar Farmatama memberikan formulir daftar obat + harga kepada calon customer

Proses marketing (pihak calon customer membuat penawaran dari daftar obat + daftar harga yan

Jika sudah "OK", calon customer bisa order dengan mengirimkan PO. Paling umum hanya dila

duk dibatasi dan berlaku “One Bill System" dengan minimal order Rp. 250.000,- untuk daerah Jakarta Selatan dan sekitarnya (tergantung jarak, jika t

Orderan pertama kali, dengan sistem Cash On Delivery (COD)

Faktur asli dibawa customer, faktur copy di kembalikan ke bagian admin PBF PT. Fajar Farmatam

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
4
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

b) Client/customer lama

PBF PT. Fajar Farmatama memberikan formulir daftar obat + harga kepada customer

Proses marketing (pihak customer membuat penawaran dari daftar obat + daftar harga yang tert

Jika sudah "OK", customer bisa order dengan mengirimkan PO.

PO dapat dikirimkan melalui via whatsApp ke bagian marketing PBF PT. Fajar Farmatama (apt

Setiap pesanan wajib dilengkapi dengan surat pesanan (SP) yang telah di ttd oleh bagian pembe

PBF PT. Fajar Farmatama berhak menerima/menolak pesanan dari customer tanpa harus menyebu

g. Pengeluaran barang

Ada permintaan barang dari client/customer

Staf gudang menyiapkan barang pesanan (barang di ambil dari gudang) sesuai PO dari client/customer

Staf gudang membuat faktur penjualan

Staf gudang dan staf marketing mencocokkan antara faktur dengan barang yang telah disiapkan

Jika sudah sesuai, barang siap di kemas dan dikirim

Melakukan penginputan di HiSys (jumlah barang keluar diinput sesuai tanggal keluarnya barang)

Mengisi di kartu stok sesuai data inputan yang dilakukan di sistem HiSyS

Sisa barang di HiSys dan kartu stok sudah sama

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
4
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

h. Pengiriman

Barang yang telah disiapkan sudah sesuai dengan faktur penjualan

pedisi PBF PT. Fajar Farmatama (Dodi Sukendro dan/atau Faris Bustami) mengemas barang (disesuaikan dimensi obat dan tingkat keselamatan bara

Sembari mengemas, bagian ekspedisi juga melakukan cross check antara PO, faktur, dan fisik barang

digunakaan saat pengiriman (jika barang banyak, maka pengiriman dilakukan menggunakan mobil yang dikemudikan oleh Dodi Sukrendro , dan jika

Jika semua terasa sudah "oke/siap", maka berangkat menuju alamat client/customer

i. Penanganan retur
Retur merupakan pengembalian barang yang dikarenakan
mendekati ED, salah barang/ketidaksesuaian barang dengan PO,
dan pembatalan pesanan untuk barang yang masih on process
kirim. Jika retur dikarenakan mendekati ED, maka menggunakan
form retur. Jika retur dikarenakan ketidaksesuaian barang dengan
PO, maka tidak perlu menggunakan form, tetapi di faktur asli harus
dituliskan alasan returnya. Jika retur dikarenakan pembatalan
pesanan, maka terlebih dahulu menanyakan apakah faktur sudah
dibuat atau belum.

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
4
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

1) Cara PBF PT. Fajar Farmatama menangani retur

Ada client/customer yang mengajukan retur

Memastikan terlebih dahulu ke supplier/distributor menanyakan apakah barang bisa di retur atau t

Jika pihak distributor bisa, maka PBF menginfokan kepada client yang mengajukan retur

PBF memberikan form retur kepada client/customer

Client mengisi form

Pihak ekspedisi dari PBF PT. Fajar Farmatama mengambil barang ke alamat
client

Memberi surat retur

kondisi barang, no bets, ED (untuk memastikan barang yang diretur sama dengan faktur yang diterima = barang yang diretur benar bahwa barang mem

Barang retur dibawa oleh pihak ekspedisi PBF PT. Fajar Farmatama

Barang retur tiba di PBF PT. Fajar Farmatama

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
4
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

2) Cara PBF PT. Fajar Farmatama meretur barang

Memberitahu ke supplier/distibutor bahwa ada barang retur

Barang retur di PBF diambil oleh oleh kurir/ekspedisi dari supplier

PBF PT. Fajar Farmatama menerima surat retur

Mengisi form (nama barang yang di retur, no bets, ED, alasan retur)

Form di tandatangani oleh 2 pihak (PBF dan distributor)

Barang retur dibawa oleh pihak ekspedisi distributor

Barang retur tiba di distributor

Distributor akan mengeluarkan Credit Note (2 rangkap)

Credit Note akan diberikan ke PBF PT. Fajar Farmatama saat pengantaran pesanan selanjutnya (untuk

j. Pelaporan
1) Laporan ke Kementrian Kesehatan
Pelaporan ke Kementrian Kesehatan yang disebut E-
Report merupakan laporan yang meliputi semua pelaporan
mengenai barang yang diterima dan barang yang di
distribusikan. Pelaporan menggunakan E-Report dilakukan tiap
3 bulan melalui website e-report.go.id.
2) Laporan ke BPOM
Pelaporan ke BPOM yang disebut SIODI atau E-WAS
merupakan pelaporan yang meliputi jenis pendistribusian dan
jenis transaksi. Jenis pendistribusian meliputi distibusi dalam
negeri, ekspor, recall, dan retur. Sedangkan jenis transaksi
meliputi stok awal, penerimaan, stok akhir,recall dan retur.
Pelaporan menggunakan SIODI atau E-WAS dilakukan tiap 3

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
4
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

bulan melalui laman e-was.pom.go.id. Pada laman ini


diperlukan username dan password sesuai dengan yang
tercantum pada sertifikasi CDOB.
k. Pemusnahan
PBF PT. Fajar Farmatama belum pernah melakukan
pemusnahan, namun mempunyai SOP apabila dilakukan
pemusnahan. Pemusnahan dilakukan terhadap sediaan farmasi yang
tidak memenuhi syarat untuk didistribusikan. Jumlah dan intensitas
obat yang akan dimusnahkan disesuaikan dengan ketersediaan
waktu penyaksian pelaksanaan pemusnahan sampai selesai,
sehingga tidak berpotensi terjadinya kebocoran obat yang akan
dimusnahkan. Sebelum obat dimusnahkan, obat-obatan yang akan
dimusnahkan dilakukan pre-destroy dengan merusak bentuk
sediaan dan menghilangkan identitas produk, dikemas sedemikian
rupa sehingga rincian obat tidak dapat diketahui oleh pihak yang
melakukan pemusnahan. Tujuan dilakukan pre-destroy adalah
untuk mencegah pemanfaatan kembali atau terjadinya kebocoran
obat. Proses pemusnahan obat-obatan dilaporkan dan dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan
didokumentasikan dalam bentuk berita acara pemusnahan
kemudian disimpan selama minimal 5 tahun.
PBF PT. Fajar Farmatama melakukan penyimpanan barang
ED dan rusak hanya sebatas dipisahkan ditempatkan dalam box
tersendiri, harusnya dikarantina (di ruang karantina) hingga waktu
akan dimusnahkan tiba. Tujuan karantina adalah mencegah
tercampurnya obat yang akan dimusnahkan dengan yang masih
layak jual. Dalam proses pemusnahan, PBF PT. Fajar Farmatama
mengikutsertakan Satuan Pengawas Intern (SPI) sebanyak 1 orang
untuk hadir. Obat dimusnahkan dengan cara dimbuk, digunting-
gunting, ditambahkan dengan air, dll. Pemusnahan psikotropika,
prekursor, dan OOT harus ada berita acara.

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
4
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

l. Inspeksi diri
Inpeksi diri bertujuan untuk mengevaluasi seluruh sistem
operasional di fasilitas distribusi dalam semua aspek yang dapat
mempengaruhi mutu obat serta mestikan keefektikan sistem mutu
yang diterapkan. Inspeksi diri bukan hanya untuk mencari
kesalahan/kelemahan yang ada, tetapi lebih utama untuk mencari
cara pencegahan dan mengatasi masalah secara efektif. Inspeksi
diri dilakukan 1 tahun sekali.
PBF PT. Fajar Farmatama melakukan inspeksi diri yang
dilakukan setahun sekali dengan mencangkup semua bagian dalam
PBF. Inspeksi diri dilakukan secara internal dan eksternal. Temuan
hasil inspeksi dijadikan acuan untuk perbaikan SOP dan untuk
mengatasi temuan tersebut. Audit internal dilakukan oleh Divisi
SPI (Satuan Pengawas Intern) pada 24 Agustus 2021. Audit
eksternal dilakukan oleh KAP (Kantor Akuntansi Pabrik) pada
Maret 2022.

3.2 Kegiatan PKPA dan Pembahasan


3.2.1 Diskusi mahasiswa PKPA dan preceptor
Kegiatan diskusi dilaksanakan pada pukul 16.00 wib. Kegiatan
yang dilakukan pada saat diskusi dengan preceptor menggunakan 2
alur metode, yaitu:
1. Preceptor memberikan penjelasan materi terlebih dahulu (terkadang
disisipkan tanya jawab), kemudian mahasiswa diberi kesempatan
untuk bertanya.
2. Mahasiswa bertanya kepada preceptor terkait PBF, kemudian
preceptor menjelaskan.
Penerimaan barang
Kegiatan penerimaan barang merupakan proses serah terima
barang yang telah dipesan PBF dari distributor. Barang pesanan
diantarkan oleh pihak ekpedisi supplier/distributor ke PBF PT. Fajar
Farmatama. Ekspedisi supplier/distributor menggunakan ekspedisi

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
4
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

sendiri/pribadi (tanpa pihak ketiga, kecuali PT. Merapi ke PBF PT.


Fajar Farmatama).
Penerimaan barang masuk di PBF PT. Fajar Farmatama
dilakukan oleh staf Gudang dan admin umum yang selanjutnya akan
dicek kelengkapannya. Alur penerimaan barang di gudang: Penerimaan
barang datang diterima oleh kepala gudang kemudian dilakukan
pengecekan dan menyesuaikan faktur pembelian dengan barang yang
datang di area penerimaan barang. Pengecekkan barang datang yang
dilakukan meliputi nama obat, nama pabrik, jumlah obat, nomor batch,
dan expired date. Kondisi dan fisik barang datang juga harus diperiksa
sehingga jika ada barang yang rusak bisa segera dikembalikan ke pihak
supplier. Faktur pembelian ditanda tangani oleh apoteker dan diberikan
stempel PBF. Barang yang telah diterima diinput secara komputerisasi,
kemudian dipindahkan ke bagian gudang/rak penyimpanan oleh staf
gudang dengan menyesuaikan jenis obat dan nama pabrik serta
dilakukan pencatatan pada kartu stok obat pada kolom tanggal, nomer
faktur, nama distributor, jumlah barang yang masuk serta sisa stok
akhir dijumlahkan. Pencatatan barang masuk di kartu stok
menggunakan bolpoin tinta biru.

Gambar 1. Proses Penerimaan Barang dari PT. Sapta Sari Tama

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
4
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

Barang masuk
Surat jalan
Surat tanda terima barang Faktur

Pengecekan kesesuaian antara


barang dengan faktur penjualan dan surat jalan

Input stok barang secara komputerisasi

Jika tidak
Jika sesuai sesuai maka dilakukan revisi faktur oleh principle atau distributor
lakukan
penyimpanan dan pengisian kartu yang
stok bersangkutan

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
4
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

3.2.2 Skrining faktur pembelian


Kegiatan PKPA di PBF PT. Fajar Farmatama pada Rabu, 7
Desember 2022 adalah menerima barang dari PT. Sapta Sari Tama.
Alur pengecekan faktur:

Ekspedisi menyerahkan barang dilengkapi dengan adanya surat jalan, surat tanda terima barang, dan fa

Mengecek barang apakah sesuai dengan PO, faktur, dan surat jalan

Pengecekan dengan mencocokkan nama barang, jumlah barang, no bets, dan expired date

Jika sudah sesuai, maka dilakukan penginputan barang masuk secara komputerisasi
di HiSys dan manual di kartu stok.
jika tidak sesuai, maka meminta melakukan revisi faktur kepada distributor yang bersangkutan.

3.2.3 Penyimpanan barang


Barang datang akan disimpan ke ruang penyimpanan barang
(gudang) setelah proses penerimaan sudah tuntas dan staf gudah sudah
melakukan penginputan secara komputerisasi. Penyimpanan barang di
gudang PBF PT. Fajar Farmatama disesuaikan antara barang yang
masih berada di wadah karton (dikelompokkan berdasarkan jenis
sediaan dan nama pabrik), sedangkan barang yang langsung di tata di
rak diurutkan berdasarkan alfabetis dan FEFO (dikelompokkan menurut
jenis sediaan). Urutan berdasarkan alafebetis adalah barang berjejer urut
(huruf A sampai Z) dengan posisi urutan ke samping. Urutan
berdasarkan FEFO (First Expired First Out) adalah penempatan
diurutkan dari yang memiliki expired date nya lebih lama diletakkan
paling belakang (semakin paling depan adalah semakin dekat expired
date nya). Barang yang penyimpanan di suhu dingin diletakkan di

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
4
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

dalam kulkas. Kulkas bagian freezer digunakan untuk penyimpanan ice


pack.

Gambar 2. Penyimpanan obat di gudang

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
5
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

Gambar 3. Penyimpanan di kulkas

Gambar 4. Penyimpanan di rak

3.2.4 Penyiapan barang


Kegiatan penyiapan barang merupakan proses pengambilan
barang di gudang Ketika setelah ada kesepatan antara client/customer
dan pihak PBF PT. Fajar Farmatama dari pesanan customer sebelum
lanjut ke proses pengiriman. Kegiatan PKPA di PBF PT. Fajar

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
5
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

Farmatama pada Rabu, 7 Desember 2022 adalah menyiapan barang


untuk dikirim ke PBF PT. HUD Medica Pharma.

Gambar 5. Penyiapan barang pesanan PBF PT. HUD Medica


Pharma

Mendapat notifikasi dari client/customer (berupa kiriman surat Purchase Order)

Mengecek antara Purchase Order (PO) dengan stok

Merespon client/customer dengan memberi informasi terkait pesanannya dan persediaan barang di PBF

Kedua pihak telah sepakat

Staf gudang menyiapkan pesanan

Staf gudang/admin umum membuat faktur

Faktur penjualan jadi

Staf gudang, staf marketing, dan pihak ekspedisi mencocokkan antara nama dan jumlah barang yang telah diapkan dengan faktur penjualan yang te

Staf gudang dan pihak ekspedisi mengemas barang

Memasukkan barang ke dalam mobil (jika menggunakan transportasi mobil) dan/atau


menata barang di transportasi yang akan digunakan untuk pengiriman

Mengecek kembali dengan tujuan memastikan ulang barang sudah lengkap dan tidak ada yang tertinggal

Sudah "Oke" dan siap dikirim menuju alamat client/customer

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
5
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

3.2.5 Pengiriman barang


Kegiatan PKPA di PBF PT. Fajar Farmatama pada Selasa, 29
November 2022 adalah ikut serta dalam pengiriman. Pengiriman barang
ke Rumah Sakit Puri Cinere) bersama ekspedisi dari PBF PT. Fajar
Farmatama sendiri (Dodi Sukendro) dengan menggunakan transportasi
mobil.

Gambar 6. Pengiriman ke RSPC

Gambar 7. Pengantaran ke gudang medik instalasi farmasi


RSPC

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
5
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

Gambar 8. Penyerahan faktur


Barang sesuai PO dari RSPC yang telah selesai dipacking masuk ke dalam mobil pengiriman

Sebelum berangkat pihak ekpedisi mengecek ulang

Jika sudah "OK" mengantar ke client/customer (contoh: ke RSPC)

Ekspedisi tiba di RSPC

Pihak ekspedisi menurunkan barang sembari mengecek ulang (memastikan barang lengkap dan aman)

Membawa barang menuju gudang penyimpanan

Menyerahkan faktur penjualan kepada penerima/staf gudang PSPC

Staf gudang RSPC mengecek barang yang datang (mencocokkan kesesuaian antara barang dengan faktur dan P

Jika sesuai, penerima menandatangani dan memberikan cap basah di faktur

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
5
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

3.2.6 Skrining faktur penjualan


Kegiatan skrining faktur penjualan di PBF PT. Fajar Farmatama
yaitu menyesuaikan faktur penjualan yang dibuat oleh admin umum
dengan surat pesanan yang telah dibuat oleh client/customer. Bagian-
bagian yang diamati meliputi kesesuaian alamat pembeli, serta produk
dan kuantitas yang diinginkan. Hal ini Apoteker bertanggung jawab
untuk memastikan faktur penjualan telah sesuai dengan barang pesanan
dan jumlah yang diminta oleh customer dengan mempertimbangkan
jumlah barang yang tersedia di gudang. Stok barang di gudang dapat
diperiksa melalui software perusahaan di sistem “HiSys” sehingga
dapat meningkatkan efisiensi dan meminimalkan risiko kesalahan.

Gambar 9. Faktur penjualan ke PBF PT. HUD Medica Pharma

3.2.7 Penyusunan laporan triwulan


Laporan triwulan adalah laporan yang harus di laporkan kepada
Kemenkes dan BPOM setiap 3 bulan sekali. Obat yang dilaporkan
meliputi golongan obat bebas, obat bebas terbatas, dan obat keras.
Laporan triwulan akan di Sinkronkan dengan data yang ada pada sistem
di PBF yaitu data tentang pembelian dan penjualan. Penyusunan
laporan triwulan dimulai dengan mengklasifikasikan obat berdasarkan
golongan obat pada aplikasi excel dan dimasukkan dalam format resmi
yang telah disediakan. Data penjualan laporan tersebut berisi informasi

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
5
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

seperti jenis distribusi, tanggal distribusi, kode obat jadi, jumlah obat
jadi, nomor batch obat jadi, tanggal kadaluwarsa, nomor faktur, tujuan
pendistribusian dan alamat outlet client. Sedangkan rincian pembelian
yang dilaporkan meliputi informasi jenis transaksi, tanggal pemasukan,
kode obat jadi, jumlah, nomor batch, tanggal kadaluwarsa, nomor
faktur, sumber, dan keterangan.

Gambar 10. Template laporan triwulan

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
5
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

3.2.8 Administrasi

Gambar 11. Pemisahan dokumen


Faktur yang sudah ada SP asli akan di pisahkan berdasarkan
tanggal dan bulan untuk di dokumentasikan oleh apoteker.
Menggabungkan faktur pajak dengan faktur penjualan kembalian dari
customer dan mencocokkan antara faktur pembelian dari supplier
dengan nota pembelian. Administrasi beberapa dokumen ini diurutkan
berdasarkan tanggal faktur serta nomor faktur. Sehingga akan lebih
mudah untuk dilakukan penelusuran apabila ada kekeliruan atau
terdapat masalah yang terjadi dalam pendistribusian obat. Dokumen
yang sudah dilakukan administrasi selanjutnya akan disimpan dalam
ruang dokumen dengan jangka waktu penyimpanan minimal 5 tahun.
Jenis-jenis faktur:
a. Faktur penjualan
Faktur penjualan merupakan faktur yang dibuat oleh PBF
PT. Fajar Farmatama yang kemudian diserahkan ke client/customer.
Faktur penjualan menyatakan penjualan barang yang keluar dari
PBF PT. Fajar Farmatama yang akan didistributorkan ke customer.

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
5
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

Faktur penjualan mencantumkan obat apa saja yang dibeli oleh


customer, harga, beserta diskon (jika ada), sub total, penambahan
PPN, dan total keseluruhan .jumlah
b. Faktur pembelian
Faktur pembelian adalah faktur yang keluar dari
supplier/distributor untuk ditujukan ke PBF PT. Fajar Farmatama.
Faktur pembelian menyatakan faktur pembelian PBF ke
supplier/distributor. Faktur dari distributor dibawa oleh ekpedisi
saat pengantaran barang ke PBF dan diterima oleh staf gudang PBF
PT. Fajar Farmatama saat penerimaan dan pengecekan barang.
c. Faktur pajak
Setiap barang masuk maupun keluar terdapat faktur yang
tercantum pajaknya, nantinya akan terbit faktur pajak. Satu faktur
mendapatkan satu nomor pajak. Cara mendapatkan nomor pajak:

Admin umum PBF PT. Fajar Farmatama (Oshi Paulina Octav, S.Psi) meminta nomor pajak kepada bag

Bagian pajak memberikan nomor pajak (4 angka untuk dibelakang)

Login ke Etax Invoice (masukkan username dan password)

Klik "faktur"

Pilih "pajak pengeluaran"

Pilih "administrasi faktur"

Pilih kode "1" jika faktur pajak untuk swasta (contoh: apotek, klinik)
Pilih kode "2" jika faktur pajak untuk instansi pemerintah (contoh: Kemenkeu)

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
5
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

3.2.9 Tukar faktur


Kegiatan tukar faktur dilakukan oleh PBF PT. Fajar Farmatama
ke client/customer maupun oleh supplier/distributor ke PBF PT. Fajar
Farmatama. Dokumen yang harus disiapkan dan akan dibawa saat
proses tukar faktur antara lain: SP/PO, kwitansi surat jalan, faktur asli,
form tanda terima, dan faktur pajak.
3.2.10 Stock opname (SO)
Kegiatan stock opname merupakan kegiatan untuk mencocokan
jumlah fisik barang dengan data yang ada di kartu stock maupun data di
sistem/komputer. Stock opname ini dilakukan untuk memastikan data
yang ada di komputer dan kartu stok dengan jumlah fisiknya sama
sehingga tidak terjadi selisih barang. Jumlah fisik yang dihitung
stoknya yaitu berdasarkan jumlah satuan terkecil obat yang dapat dijual.
Kegiatan stock opname di PBF PT. Fajar Farmatama meliputi SO
mingguan (dilakukan setiap hari Jumat hanya cek stok tanpa membuat
laporan), SO bulanan (dilakukan setiap akhir/awal bulan dan membuat
laporan), dan SO tahunan (dilakukan di awal tahun dan membuat
laporan). Pelaksanaan stock opname oleh staf gudang dan staf
marketing/penjualan.
Stock opname yang dilakukan juga meliputi pendataan obat-
obatan yang rusak dan mendekati expired date dan. Pendataan expired
date dilakukan terhadap obat-obat yang memiliki batas expired date
maksimal 1 tahun. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk
mempermudah langkah selanjutnya terkait obat-obat yang hampir
kadaluwarsa tersebut, mengetahui obat-obatan yang slow moving dan
fast moving, dan memastikan keadaan barang yang ada di gudang. Alur
stock opname:

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
5
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

Stock freezee (sistem dibekukan sementara, tujuannya untuk mengetahui total persediaan barang)

Selama SO, sistem terkunci (tidak ada transaksi)

Melakukan print out daftar nama obat yang ada digudang

kan SO (pengecekan dan pencatatan jumlah obat, barang hampir ED, barang ED, dab barang rusak, lalu mencocokkan antara stok fisik dengan jumlah

Apabila ada barang ED dan rusak, maka dipisahkan di tempat box tersendiri. apabila ada barang hampir ED, makadipisahkan di rak

Membuat laporan SO

Membuka sistem kembali, dan PBF sudah bisa melanjutkan operasional nya

3.2.11 Monitoring suhu


Monitoring suhu di PBF PT. Fajar Farmatama dilakukan dengan
mengecek suhu di gudang. Pengecekan dilakukan pada pukul 08.00
WIB, 12.00 WIB dan pukul 16:00 WIB. Monitoring suhu yang
dilakukan 3 kali dalam sehari bertujuan untuk mengendalikan ruangan
agar tetap berada pada rentang aman sehingga stabilitas obat tetap
terjaga. Alat yang digunakan adalah thermohigrometer yang dikalibrasi
1 tahun sekali, kemudian dituliskan di stiker pemantaun kalibrasi
disertai dengan paraf pemantau dan ditempel pada sekitar alat.

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
6
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

Gambar 12. Thermohygrometer

Gambar 13. Stiker kalibrasi

3.2.12 Evaluasi mahasiswa PKPA dengan preceptor


Sebelum kegiatan PKPA berlangsung, mahasiswa dan preceptor
telah melakukan briefing dan mahasiswa mendapatkan tugas khusus
dari preceptor yang nantinya akan dibahas pada saat evaluasi. Kegiatan
evaluasi dilaksanakan pada Jumat, 9 Desember 2022. Kegiatan evaluasi
dilaksanakan oleh tim mahasiswa PKPA dan penguji (preceptor dan 1
Apoteker).

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
6
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

Gambar 14. Kegiatan evaluasi

Mahasiswa presentasi memaparkan tugas khusus dari preceptor

Tanya jawab oleh preceptor ke mahasiswa

Tanya jawab oleh penguji lain ke mahasiswa

Pembahasan oleh preceptor dan penguji

Revisi tugas (Mahasiswa diberi waktu dan kesempatan merevisi hasil penugasan)

Mahasiswa berdiskusi

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
Praktik Kerja Profesi Apoteker
PBF PT. Fajar Farmatama
28 November – 10 Desember

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Pelaksanaan Kegiatan Praktik Kerja Profesi Apotek (PKPA) yang
dilakukan mahasiswa Apoteker angkatan 47 Universitas 17 Agustud 1945 di
PBF PT. Fajar Farmatama periode 28 November - 10 Desember 2022,
disimpulkan:
1. PBF PT. Fajar Farmatama adalah salah satu distributor obat yang ada di
kota Jakarta Selatan yang melakukan pengadaan membeli langsung dari
distributor resmi. PBF PT. Fajar Farmatama telah menjalankan fungsi
sebagai tempat pengabdian profesi Apoteker yang baik.
2. PBF PT. Fajar Farmatama telah menjalankan tanggung jawab
pendistribusian obat dengan baik, sehingga pelayanan kebutuhan obat ke
customer berjalan dengan baik dan lancar sehingga kebutuhan konsumen
terpenuhi dan mendapatkan kepuasan pelanggan.
3. Mahasiswa mendapatkan kepercayaan untuk mengimplementasikan dan
mengembangkan ilmu yang sudah didapat langsung di lapangan sehingga
membantu mahasiswa meningkatkan skill dan pemahaman segala hal
tentang PBF selama PKPA di PBF PT. Fajar Farmatama.

4.2 Saran
Selama mahasiswa PKPA tentu ada hal yang perlu ditingkatkan di
PBF PT. Fajar Farmatama untuk memperbaiki serta meningkatkan kualitas
pelayanan, maka dari itu mahasiswa memberikan saran antara lain:
1. Memperbaiki kawasan untuk penerimaan barang datang, penyiapan
barang, dan pengemasan barang, sebaiknya dibeda-bedakan (tidak 1
pintu).
2. Memperbaiki tata letak penyimpanan obat, sebaiknya antara ruang
penyimpanan obat dalam bentuk eceran terpisah dengan yang obat dalam
bentuk kartonan.

6
Praktik Kerja Profesi Apoteker
PBF PT. Fajar Farmatama
28 November
Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus–1945
10 Desember
Angkatan 47

6
6
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

DAFTAR PUSTAKA

BPOM. 2020. Perka BPOM Nomor 6 Tahun 2020 tentang Perubahan atas
Peraturan BPOM Nomor 9 Tahun 2019 tentang Pedoman Teknis Cara
Distribusi Obat Yang Baik. Jakarta: BPOM RI.

Menteri Kesehatan RI. 2011. Permenkes Nomor 1148/MENKES/PER/VI/2011


tentang Pedagang Besar Farmasi. Jakarta: Kemenkes RI.
Menteri Kesehatan RI. 2014. Permenkes Nomor 34 Tahun 2014 tentang
Perubahan Atas Permenkes Nomor 1148 Tahun 2011 Tentang Pedagang
Besar Farmasi. Jakarta: Kemenkes RI.
Menteri Kesehatan RI. 2018. Permenkes Nomor 26 Tahun 2018 tentang
Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik Sektor
Kesehatan. Jakarta: Kemenkes RI.
Menteri Kesehatan RI. 2020. Permenkes Nomor 11 Tahun 2020 tentang
Penerbitan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik Sektor
Kesehatan. Jakarta: Kemenkes RI.
Menteri Kesehatan RI. 2021. Permenkes Nomor 14 Tahun 2021 tentang Standar
Kegiatan Usaha dan Produk Pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha
Berbasis Risiko Sektor Kesehatan. Jakarta: Kemenkes RI.

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
6
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

LAMPIRAN

Lampiran 1. Struktur Organisasi Induk PT. Fajar Farmatama

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
6
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

Lampiran 2. Peta Lokasi PBF PT. Fajar Farmatama

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
6
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

Lampiran 3. Denah Bangunan Kantor dan Gudang PBF PT. Fajar


Farmatama

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
6
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

Lampiran 4. Denah Gudang PBF PT. Fajar Farmatama

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
6
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

Lampiran 5. Sertifikat CDOB

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
6
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

Lampiran 6. Tanda Terima (Barang Keluar)

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
7
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

Lampiran 7. Surat Jalan

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
7
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

Lampiran 8. Kwitansi (Barang Keluar)

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
7
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
7
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

Lampiran 9. Faktur Penjualan

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
7
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

Lampiran 10. Faktur Pajak (Barang Keluar)

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
7
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

Lampiran 11. Faktur Pembelian

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
7
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

Lampiran 12. Form Tanda Terima (Barang Masuk)

Lampiran 13. Kwitansi (Barang masuk)

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
7
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

Lampiran 13. Faktur Pajak untuk Barang Masuk

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
7
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

Lampiran 14. Surat Pesanan Psikotropika (Barang Masuk)

Lampiran 15. Surat Pesanan Psikotropika (Barang Keluar)

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
7
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

Lampiran 16. Surat Pesanan OOT (Barang Keluar)

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
8
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

Lampiran 17. Form Monitoring Suhu

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
8
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

Lampiran 18. Form retur

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
8
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

Lampiran 19. Tugas Khusus PKPA PBF PT. Fajar Farmatama

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
8
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
8
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
8
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan
8
Praktik Kerja Profesi
Apoteker PBF PT. Fajar
28 November – 10 Desember

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Angkatan

Anda mungkin juga menyukai