LAPORAN
PRAKTIK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)
PROGRAM PENDIDIKAN SISTEM GANDA (PSG)
PT TATAR UTAMA SANTOSA BLITAR
SISTEM PENGAPIAN ELEKTRIK
Tahun Pelajaran 2014/2015
Oleh
Nama Siswa : PUNGKI ISMAH DIANTO
NISN. : 4512/675.020
Kelas : XI TKR3
LEMBAR PENGESAHAN
Penulis
Mengetahui/Menyetujui
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman sampul
Halaman pengesahan
Kata Pengantar i
Daftar isi ii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang 1
2. Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN
1. Prinsip kerja efi 3
2. Proses kerja efi 6
3. Analisis permasalahan 15
DAFTAR PUSTAKA 19
Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sejalan dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih khususnya dibidang
otomotif, maka diharapkan adanya sumber daya manusia yang mampu menjalankan
dan mengembangkan hal – hal yang bermanfaat bagi manusia dibidang otomotif. Di
lingkungan sekolah siswa belum mengetahui perkembangan teknologi yang sangat
cepat yang terjadi di masyarakat, perkembangan teknologi dilapangan khususnya
dalam bidang otomotif menunjukkan bahwa teknologi yang digunakan sudah lebih
maju dibanding dengan di dunia pendidikan. Selain itu pendidikan yang sudah
diberikan disekolah, rasanya kurang lengkap jika tidak terjun ke dunia industri
otomotif.
Kebutuhan siswa dalam melaksanakan Praktik Kerja Industri dirasa sangat penting,
mengingat dalam kegiatan Praktik Kerja Industri siswa dapat mengaplikasikan
pengetahuan yang telah diperoleh di bangku sekolah dan mengetahui permasalahan
bidang otomotif yang sebenarnya terjadi dilapangan, sehingga siswa memperoleh
keterampilan yang mendukung pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya.
Dalam rangka meningkatkan profesionalisme sebagai calon teknisi, maka jurusan
Teknik Kendaraan Ringan Sekolah Menengah Kejuruaan 1 Trenggalek mewajibkan
siswanya untuk melakukan Praktik Kerja Industri di sebuah industri, dengan adanya
Praktik Kerja Industri diharapkan agar siswa lebih mantap dalam menentukan langkah
untuk menghadapi persaingan dunia industri dan dunia pendidikan yang akan datang.
Diharapkan juga sebagai sumber tenaga kerja dengan perusahaan atau instansi lain
sebagai pasar tenaga kerja.
Hal inilah yang mendasari penulis untuk melaksanakan Praktik Kerja Industri.
Dengan melaksanakan Praktik Kerja Industri berarti menyelaraskan pengetahuan dan
keterampilan yang dimiliki siswa sesuai perkembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi yang berkembang saat ini.
Tempat Praktik Kerja Industri disesuaikan dengan jurusan yang ditempuh oleh siswa.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, di mana program studi yang ditempuh oleh
penulis adalah Teknik Kendaraan Ringan, maka penulis memilih Bengkel Suzuki PT.
TATARUTAMA SANTOSA Blitar sebagai tempat pelaksanaan Praktik Kerja
Industri. Karena bengkel ini dirasa mampu memberikan pengalaman dalam bidang
teknologi otomotif yang lebih maju dan sangat memperhatikan SOP (Standar
Oprasional Prosedur) dan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) dalam
melaksanakan kerja bengkel.
2. Tujuan Praktik Industri
Praktik Kerja Industri ini mempunyai tujuan untuk memberikan pengalaman dan
ketrampilan kerja pada siswa secara langsung di lapangan industri. Dengan Praktik
Kerja Industri ini diharapkan siswa dapat menjadi tenaga yang berpengalaman dan
terampil untuk diterapkan dan dikembangkan di dunia kependidikan ataupun
nonkependidikan yang profesional, cakap, terampil, dan bertanggung jawab terhadap
tugas yang diberikan selama pelaksanaan Praktik Kerja Industri.
Ketiga sistem utama ini akan dibahas satu persatu di bawah ini. Jumlah komponen-
komponen yang terdapat pada sistem EFI bisa berbeda pada setiap jenis sepeda mesin.
Semakin lengkap komponen sistem EFI yang digunakan, tentu kerja sistem EFI akan
lebih baik sehingga bisa menghasilkan unjuk kerja mesin yang lebih optimal pula.
Dengan semakin lengkapnya komponen-komponen sistem EFI (misalnya sensor-
sensor), maka pengaturan koreksi yang diperlukan untuk mengatur perbandingan
bahan bakar dan udara yang sesuai dengankondisikerjamesinakansemakinsempurna.
Sistem aliran bahan bakar pada sistem EFI terdiri dari fuel tank, fuel pump, fuel
filter, fuel delivery pipe, injector, pulsation dumper, fuel pressure regulator dan fuel
return pipe.
Bensin dari tangki bensin ditekan oleh sebuah pompa bensin elektrik yang dikontrol
kerjanya oleh ECM dan mengalir melewati fuel filter, menuju ke fuel delivery pipe
dan dialirkan ke masing-masing injecktor. Sebuah injektor atau lebih bekerja
menyemprotkan bensin yang dikontrol oleh ECM.
Tekanan pada pipa pembagi akan dijaga supaya tetap oleh adanya fuel pressure
regulator. Oleh sebab itulah banyaknya bensin yang disemprotkan tergantung dari
lamanya injektor terbuka. Semakin banyak udara yang mengalir, semakin lama pula
injector terbuka. Sebaliknya jika semakin sedikit udara yang masuk, semakin sedikit
pula waktu injektor terbuka.
Getaran-getaran tekanan bahan bakar akibat bekerjanya injektor pada beberapa tipe
kendaraan tertentu juga akan diminimalkan oleh sebuah pulsation dumper.
Sistem kontrol elektronik pada sistem EFI terdiri atas sensor-sensor, sebuah Engine
Control Unit (ECU) atau Engine Control Modul (ECM), aktuator-aktuator, penyuplai
tegangan (baterai), wire harness dan konektor-konektor untuk menghubungkan wire
harness dengan semua komponen kontrol elektronik.
ECU/ECM akan menghitung secara akurat berapa banyak bahan bakar yang
dibutuhkan mesin yang akan diberikan oleh injektor dengan memonitor sensor-sensor
yang terdapat pada mesin.
ECU/ECM akan mengontrol kerja injektor berdasarkan lebar/lama pulsa
penginjeksian atau durasi penginjeksian untuk memberikan campuran yang sesuai
dengan kondisi kerja mesin.
Pada sistem kontrol elektronik ini, sebuah ECU/ECM yang berfungsi sebagai pusat
pengontrolan system, mendapat input dari 2 sensor utama yaitu, sensor jumlah udara
masuk dan sensor putaran mesin yang akan digunakan untuk menentukan basic
injection volume. Selain 2 sensor tersebut ada sensor – sensor lain yang berfungsi
sebagai input ECM untuk mengoreksi jumlah bensin yang disemprotkan injector.
Pada beberapa kendaraan yang mutakhir, selain berfungsi untuk mengontrol
penginjeksian bahan bakar, ECU/ECM juga berfungsi untuk mengontrol sistem
pengapian, emisi bahan bakar dan sistem keamanan kendaraan.
Secara umum air induction system terdiri dari filter udara, air flow meter, throttle
body, air intake chamber dan intake manifold (intake runner). Pada beberapa tipe
tertentu juga dilengkapi dengan air valve yang mungkin letaknya menyatu dengan
throttle body.
Ketika throttle valve terbuka, udara akan terhisap masuk melewati saringan udara,
melewati air flow meter (untuk tipe L EFI), melewati throttle valve, kemudian
mengalir melewati air intake chamber menuju ke dalam silinder.
Umumnya pada sistem EFI menggunakan dua metode pengukuran jumlah udara
masuk sebagaimana telah dijelaskan; yaitu dengan mengukur kecepatan aliran udara
(tipe L dengan menggunakan air flow meter) dan dengan mengukur tekanan udara di
dalam intake manifold (tipe D dengan menggunakan air pressure sensor).
Udara disalurkan ke dalam silinder berdasarkan kondisi keinginan pengemudi.
Ketika throttle valve semakin terbuka lebar, maka udara yang menuju ke dalam
silinderpun juga akan semakin banyak.
B. Fuel pump module; memompa dan mengalirkan bahan bakar dari tangki bahan
bakar ke injektor. Penyaluran bahan bakarnya harus lebih banyak dibandingkan
dengan kebutuhan mesin supaya tekanan dalam sistem bahan bakar bisa
dipertahankan setiap waktu walaupun kondisi mesin berubah¬ubah.
C. Fuel pressure regulator; mengatur tekanan bahan bakar di dalam sistem aliran
bahan bakar agar tetap/konstan. Contohnya pada tekanan dipertahankan pada 294 kPa
(3,0 kgf/cm2, 43 psi). Bila bahan bakar yang dipompa menuju injektor terlalu besar
(tekanan bahan bakar melebihi 294 kPa (3,0 kgf/cm2, 43 psi)) pressure regulator
mengembalikan bahan bakar ke dalam tangki.
D. Fuel feed hose; slang untuk mengalirkan bahan bakar dari tangki menuju injektor.
Slang dirancang harus tahan tekanan bahan bakar akibat dipompa dengan tekanan
minimal sebesar tekanan yang dihasilkan oleh pompa.
Komponen sistem kontrol elektronik terdiri dari beberapa sensor (pengindera), seperti
MAP (Manifold Absolute Pressure) sensor, TP (Throttle Position) sensor, IAT (Intake
Air Temperature) sensor, bank angle sensor, EOT (Engine Oil Temperature) sensor,
dan sensor-sensor lainnya. Pada sistem ini juga terdapat ECU (Electronic Control
Unit) atau ECM dan komponen¬komponen tambahan seperti alternator (magnet) dan
regulator/rectifier yang mensuplai dan mengatur tegangan listrik ke ECU, baterai dan
komponen lain. Pada sistem ini juga terdapat DLC (Data Link Connector) yaitu
semacam soket dihubungkan dengan engine analyzer untuk mecari sumber kerusakan
komponen
Secara garis besar fungsi dari masing-masing komponen sistem kontrol elektronik
antara lain sebagai berikut;
1) ECU/ECM; menerima dan menghitung seluruh informasi/data yang diterima dari
masing-masing sinyal sensor yang ada dalam mesin. Informasi yang diperoleh dari
sensor antara lain berupa informasi tentang suhu udara, suhu oli mesin, suhu air
pendingin, tekanan atau jumlah udara masuk, posisi katup throttle/katup gas, putaran
mesin, posisi poros engkol, dan informasi yang lainnya. Pada umumnya sensor
bekerja pada tegangan antara 0 volt sampai 5 volt. Selanjutnya ECU/ECM
menggunakan informasi-informasi yang telah diolah tadi untuk menghitung dan
menentukan saat (timing) dan lamanya injektor bekerja/menyemprotkan bahan bakar
dengan mengirimkan tegangan listrik ke solenoid injektor. Pada beberapa mesin yang
sudah lebih sempurna, disamping mengontrol injektor, ECU/ECM juga bisa
mengontrol sistem pengapian.
3) IAT (Engine air temperature) sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa informasi
(deteksi) tentang suhu udara yang masuk ke intake manifold. Tegangan
referensi/suplai 5 Volt dari ECU selanjutnya akan berubah menjadi tegangan sinyal
yang nilainya dipengaruhi oleh suhu udara masuk.
Jumlah aliran/massa udara yang masuk ke dalam silinder melalui intake manifold
diukur oleh sensor aliran udara (air flow sensor), kemudian bahan bakar dicampur
dengan udara oleh fuel injector.
Fuel injector terletak di dalam intake manifold di belakang intake valve. Injector ini
berupa solenoid elektrik yang dioperasikan oleh ECU. Kemudian data –data lain
tentang kondisi mesin akan informasikan ke ECU (Electronic Control Unit).
• ECU menggunakan serangkaian sensor untuk menentukan oksigen intake, outtake
oksigen, tekanan manifold, kecepatan, tegangan, suhu dan posisi throttle untuk
perhitungan yang akurat jumlah bahan bakar yang dibutuhkan. ECU akan memberi
sinyal ke injector dengan mengubah-ubah injector ground circuit on dan off
bergantian. ECU akan mengatur lama pembukaan injektor, sehingga bensin yang
masuk ke dalam pipa saluran masuk (intake manifold) melalui injektor telah terukur
jumlahnya. Bensin dan udara akan bercampur di dalam intake manifold dan masuk ke
dalam silinder pada saat langkah pemasukan. Campuran ideal siap dibakar.
• Idealnya untuk setiap 14,7 gram udara masuk diinjeksikan 1 gram bensin dan
disesuaikan dengan kondisi panas mesin dan udara sekitar serta beban kendaraan.
Bensin dengan tekanan tertentu (2-4 kali tekanan dalam sistem karburator) telah
dibangun oleh pompa bensin elektrik dalam sistem dan siap diinjeksikan melalui
injektor elektronik.
• Salah satu fungsi dari ECU/ECM adalah memberikan bahan bakar ke dalam mesin
secara akurat.
• ECU/ECM menghitung Basic Injection Volume berdasarkan volume udara masuk
dan putaran mesin.
• Volume penginjeksian akan berubah-ubah tergantung dengan pedal gas. ECU/ECM
akan memantau beberapa variable seperti
temperatur air pendingin, kecepatan mesin, sudut pembukaan throttle dan kandungan
oksigen pada gas buang untuk mengoreksi jumlah bahan bakar yang akan
disemprotkan,
Memang ada benarnya pada mesin-mesin EFI ini gak perlu di setel setel lagi. jadi
boleh dibilang lebih jarang datang ke bengkel. Namun ada beberapa point penting yg
harus diperhatikan untuk perawatan mesin EFI ini , yaitu :
1. Jaga kebersihan filter bensin dan udara
2. Jaga kebersihan fuel system ==> injector sangat sensitive dengan kotoran karena
bentuknya sangat halus
3. Jaga kondisi accu agar tetap dalam kondisi prima, karena nyawa ECU berasal dari
accu
4. Jaga kondisi wiring / kabel-kabel dan soket-soket nya agar tetap bersih dan
tersambung dengan benar,( tidak terjadi konsleting ) supaya tidak berakibat fatal bagi
ECU
5. Perawatan selebihnya sama aja dengan karburator.
Pada sistem karburator, bahan bakar masuk keruang mesin karena terdapat hisapan
dari mesin, sedangkan pada mobil efi atau injeksi bahan bakar masuk ke mesin karena
di semprotkan oleh injektor, bahan bakar di tekan oleh fuel pump dan saat
penyemprotan serta volumenya di atur oleh ECU berdasarkan sensor-sensor.
Macam-macam,Jenis atau Tipe Mesin Mobil Injeksi
Sistem Efi atau mobil EFI bisa di temui terbagi menjadi dua tipe yaitu EFI tipe D dan
EFI tipe L.
Jika ditemukan gangguan seperti pada soal no 2, cek terlebih dahulu apakah
soketsudah terhubung dengan baik atau belum, jika belum pastikan soket pada sensor
tehubung dengan baik.-
Jika hasil pemeriksaan sensor diperoleh tahannan yang tidak sesuai, untukmemperoleh
hasil yang optimal sebaiknya sensor diganti dengan yang baru
Langkah – langkah untuk tune up
Langkah awal
Siapkan alat-alat yang akan dipakai untuk tune up dan cek peralatan tersebut, alt yang
di gunakan diantaranya sebagai berikut :
A. Kunci T 10
B. Kunci busy, dan sikat kawat
C. Feeler gauge
D. Obeng min
E. hand tool
F. Multimetrer
G. Kompresor (angin)
H. Scanner tools
3.Busi
Biasanya pada busi tidak hanya di bersihkan tetapi juga bisa di ganti dengan yang
baru tergantung kepada keadaan busi masih bagus atau tidak. Namun biasanya
penggantain busi sering dilakukan pada KM 20.000. jadi jika keaadaan busi masih
bagus bersihkan busi menggunakan hamplas atau sikat kawat. Dan stel celah busi
menggunakan feeler gauge untuk mendapatkan keakuratan.Cara menunjukan busi
bagus atau tidak, hal tersebut dapat diliat dengan kasat mata jika, yaitu jika elektroda
masanya sudah menipis.
4. Trottole Body dan Idle Speed Control (ISC)
Bersihkan trottole body dan ISC menggunakan Carburrator Cleaner dan bersihkan
pembersih yang nmenempel pada Trottole body dan ISC menggunakan lap yang
bersih. Hal ini bertujuan agar ktika bahan bakar dan udara menyatu tidak ada debu
yan terbawa kedalam ruang pembakaran. Dan agar tidak melenceng dalam mengatur
rpm karena Isc berfungsi untuk mengatur rpm.
6.Oli (pelumas)
Ganti oli yang sudah lama dengan yang baru agar tidak terjadi ke ausan pada mesin,
sehingga langkah kompresi tetap stabil. Agar mesin tetap nyaman dan tidak cepat aus
maka penggantian oli ini harus dilkukan secara berkala. Sehingga kstbilan dan suhu
pada ruang pembakaran tetap terjaga.
7.Uji Emisi
Terakhir lakukan Uji Emisi, untuk melakukan Uji Emisi gunkan alat Egine
Analizer.Hal ini dilakukan auntuk mengetahui proses pembakaran pada mesin, apakah
sudah efisien atau tidak, CO (karbonmonoksida)ideal berkisar di bawah 1 persen.Jika
alat tersebut menunjukan dibawah 1 persen maka CO pada proses pembakaran masih
efisien, namun jika alat tersebut menujukan hasil di atas 1 persen maka proses
pembakaran tersebut sudah tidak efisien, biasanya harus dilakukan service pada
sistem bahan bakar.
Langkah Akhir
Setelah selesai melaksanakan tune up, agar tercipta kesejahteraan, keselamatan, dan
keamanan kerja baik untuk mekanik ataupun peralatan. Maka langkah terakhir yaitu
bereskan (rapihkan) dan simpan kembali alat-alat yang sudah di gunakan ketempat
penympanan.
Tanpa disadari atau tidak, mobil berpasokan injeksi tak hanya perlu perawatan mesin
seperti tune-up atau ganti oli. Khususnya untuk mesin injeksi dengan mass air flow
sensor (MAFS), perangkat sensitif yang satu ini perlu dirawat juga.
Lantaran sensitif, tak pernah terpikir untuk ‘dicolek’ oleh mekanik atau pemilik
mobil. Padahal, sensor mass air flow yang kotor bisa menurunkan performa. air flow
sensor berfungsi untuk menakar volume udara yang masuk ke ruang bakar agar debit
bensin yang disemprot injektor bisa benar-benar pas alias sesuai. Bila sensor ini kotor
akibat debu, uap oli atau kotoran, proses membaca volume udara menjadi tidak
maksimal. Terasa pada sisa pembakaran yang pedas di mata, konsumsi BBM boros
atau tarikan berat.Tetapi tak usah khawatir karena sekarang mulai banyak chemical
spray yang dikhususkan untuk membersihkan mass air flow sensor. CRC salah
satunya (Gbr.1). Produsen cairan pembersih dari Amerika ini bisa dibeli ke
supermarket perkakas seperti Ace Hardware dan sebagainya.Caranya pun cukup
mudah. Hanya dengan mencopot MAFS dari tempatnya yang lazim berada di
belakang air filter. Gunakan obeng untuk mengendurkan pengikat MAFS di bagian
belalai air intake (Gbr.2). Jangan lupa mencopot soket kabel yang menghubungkan
MASF dengan ECU (Gbr.3). Setelah terlepas, bersihkan dengan menyemprotkan
MAFS cleaner dengan jarak sekitar 20 cm dari permukaan yang akan dibersihkan
(Gbr.4).Lakukan dengan hati-hati mengingat MAFS memiliki sensor yang rawan
rusak bila terkena benda atau obyek keras. Hindari menyemprot kawat atau sensor
MASF dengan jarak terlalu dekat. Lakukan semprotan berulang kali hingga kotoran
habis. Akan terlihat residu hitam yang jatuh ke lantai akibat terkena cairan pembersih.
Tak ada salahnya mengalasi lantai dengan koran bekas atau bekas lap agar tak
mengotori ubin atau keramik (Gbr.4).Terakhir, biarkan MAFS kering dengan
sendirinya. Jangan gunakan angin bertekanan (kompresor) untuk menghindari
kerusakan pada MAFS.
BAB IV
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Dari keseluruhan rangkaian pelaksanaan Praktik Kerja Industri yang dimulai pada
tanggal 24Maret 2014 sampai dengan 20 Juni 2014 yang bertempat di Suzuki PT.
TATARUTAMA SANTOSA Blitar. Penulis dapat mengambil suatu kesimpulan
bahwa banyak sekali pengetahuan dan pengalaman yang didapat ataupun yang
diperoleh dari praktik kerja industri. Pengetahuan yang berasal dari bangku sekolah
juga sebagai bekal yang dapat diterapkan dan dikembangkan di dunia industri
tersebut.
Adapun pengetahuan dan pengalaman yang didapat selama melaksanakan Praktik
Industri adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui dan melaksanakan K3 yang ada di bengkel Suzuki PT.
TATARUTAMA SANTOSA Blitar.
b. Mendapat gambaran tentang struktur organisasi dan lay out bengkel di Suzuki PT.
TATARUTAMA SANTOSA Blitar.
c. Mendapat pengetahuan dan pengalaman tentang managemen yang ada dibengkel
Suzuki PT. TATARUTAMA SANTOSA Blitar.
d. Menjumpai bermacam-macam masalah dan trouble yang terdapat pada jenis-jenis
kendaraan khususnya yang bermerk Suzuki.
e. Mengetahui bagaimana perawatan dan perbaikan mobil sesuai SOP perusahaan.
f. Mendapatkan gambaran tentang kemampuan dan skill yang harus dimiliki oleh
seorang lulusan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Trenggalek jurusan Teknik
Kendaraan Ringan yang sangat dibutuhkan oleh industri otomotif.
g. Mengetahui dan dapat menggunakan berbagai macam peralatan service dan SST
yang dibutuhkan saat melakukan perbaikan.
h. Mendapatkan pengetahuan tentang teknologi terkini dari produk Suzuki.
i. Dapat membuat laporan yang isinya berkenaan dengan hal-hal yang diperoleh
selama melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Industri otomotif.
j. Mendapatkan arti sebuah loyalitas, kebersamaan dan solidaritas yang dibentuk di
dunia industri.
k. Praktik industri dapat menumbuhkan siswa siswi untuk bersikap tanggung jawab,
disiplin, mandiri dan berfikitr cepat.
B. SARAN
1. Bagi Industri
a. Untuk meningkatkan mutu kerja dan efisiensi waktu, maka fasilitas dan peralatan
yang lengkap adalah faktor pendukung dan merupakan perlengkapan yang harganya
tidak murah, oleh karena itu perlu adanya peningkatan pemeliharaan dan perawatan
yang baik agar selalu siap pakai.
b. Meningkatkan kedisiplinan dan tanggung jawab bagi karyawan.
c. Hendaknya memberikan informasi-informasi yang terbaru tentang produk Suzuki
kepada peserta Praktek Kerja Industri.
d. Faktor ketelitian dan keselamatan kerja perlu ditingkatkan sebab pada faktor
tersebut akan mempengaruhi kualitas kerja.
e. Memberikan training kepada peserta Praktik Industri sebelum melakukan pekerjaan
bengkel.
f. Kemampuan dan kualitas yang telah membawa nama baik bengkel hendaknya
dipertahankan karena faktor ini dapat mempengaruhi terhadap para pelanggan.
DAFTAR PUSTAKA
http://mobil.otomotifnet.com/read/2012/10/17/335379/201/28/Bersihkan-Mass-Air-
Flow-Sensor-Bisa-Menambah-Performa
http://sugihstory.blogspot.com/2013/11/efi-electronic-fuel-injection.htm
http://muslim-abdurrohman.blogspot.com/
http://tikabidadari.blogspot.com/2013/05/sumber-httpdony-orlando-oc.html
http://sistemefimobil.blogspot.com/
http://rizkimarhaban.blogspot.com/2012/02/kelebihan-sistem-efi-dibanding.html
http://motogokil.com/2014/01/04/lebih-rinci-tentang-prinsip-kerja-sistem-efi-
electronic-fuel-injection-pada-motor/