Anda di halaman 1dari 19

CONTOH LAPORAN EFI

LAPORAN
PRAKTIK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)
PROGRAM PENDIDIKAN SISTEM GANDA (PSG)
PT TATAR UTAMA SANTOSA BLITAR
SISTEM PENGAPIAN ELEKTRIK
Tahun Pelajaran 2014/2015

Oleh
Nama Siswa : PUNGKI ISMAH DIANTO
NISN. : 4512/675.020
Kelas : XI TKR3

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SEKOLAH MEENGAH KEJURUAN NEGERI 1 TRENGGALEK
Jl. Brigjen Sutran No. 3 Telp. (0355) 793177, 794993 Fax. 793178
TRENGGALEK 66315
Tahun 2014

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) di PT Tatar UtamaSantosa Blitar


Telah di periksadan di setujui pada tanggal 21 juni 2014

Penulis

PUNGKI ISMAH DIANTO


NISN. 4621-656-020

Mengetahui/Menyetujui

PembimbingSekolah Pimpinan DU/DI

A.WARDOYO WAHID HUDA


NIP :19690615 199702 1 005
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas limpahan rahmat, nikmat dan
karunia-Nya sehingga laporan Praktek Kerja Industri ini dapat terselesaikan.
Laporan Praktek Kerja Industri ini merupakan rangkaian kegiatan praktek kerja yang
merupakan kegiatan wajib bagi siswa SMK Program Studi Pendidikan Teknik
Otomotif dalam menyelesaikan program pendidikan.
Dalam pelaksanaan Praktek Kerja Industri, penulis memperoleh bimbingan dan
arahan dari berbagai pihak sehingga Praktek Kerja Industri ini dapat terlaksana. Oleh
karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Suharyati S,Pd selaku kepala sekolah yang saya hormati.
2. Bapak Fajar Harwendra S,Pd yang telah memberi arahan agar kegiatan Praktik
kerja industri ini bisa berjalan dengan baik.
3. Bapak Munib Ashari S,Pd selaku Ketua Jurusan Teknik Otomotif yang telah
memberikan ijin untuk melaksanakan praktek industri.
4. Bapak Agustinus Wardoyo Selaku guru pembimbing yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam melaksanakan praktek industri dan menyelesaikan
laporan ini.
5. Bapak Wahid Huda selaku instruktur bengkel yang dengan sabar mengarahkan
Penulis.
6. Pihak PT. TATARUTAMA SANTOSA BLITAR-Jawa Timur yang telah menerima
Penulis dengan senang hati.
7. Bapak dan Ibu guru yang telah mendidik penulis sebagai bekal dalam
melaksanakan praktek industri.
8. Kedua orang tua yang senantiasa mendo’akan dan memberi dukungan kepada
putranya.
9. Pihak lain yang secara langsung atau tidak langsung membantu dan mendukung
dalam pelaksanaan praktek industri ini.
Akhirnya Penulis berharap semoga laporan Praktek Industri ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Trenggalek, Juni 2014

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman sampul
Halaman pengesahan
Kata Pengantar i
Daftar isi ii

BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang 1
2. Tujuan 2

BAB II PEMBAHASAN
1. Prinsip kerja efi 3
2. Proses kerja efi 6
3. Analisis permasalahan 15

BAB III PENUTUP


1. Kesimpulan 18
2. Saran 18

DAFTAR PUSTAKA 19
Lampiran

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Sejalan dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih khususnya dibidang
otomotif, maka diharapkan adanya sumber daya manusia yang mampu menjalankan
dan mengembangkan hal – hal yang bermanfaat bagi manusia dibidang otomotif. Di
lingkungan sekolah siswa belum mengetahui perkembangan teknologi yang sangat
cepat yang terjadi di masyarakat, perkembangan teknologi dilapangan khususnya
dalam bidang otomotif menunjukkan bahwa teknologi yang digunakan sudah lebih
maju dibanding dengan di dunia pendidikan. Selain itu pendidikan yang sudah
diberikan disekolah, rasanya kurang lengkap jika tidak terjun ke dunia industri
otomotif.
Kebutuhan siswa dalam melaksanakan Praktik Kerja Industri dirasa sangat penting,
mengingat dalam kegiatan Praktik Kerja Industri siswa dapat mengaplikasikan
pengetahuan yang telah diperoleh di bangku sekolah dan mengetahui permasalahan
bidang otomotif yang sebenarnya terjadi dilapangan, sehingga siswa memperoleh
keterampilan yang mendukung pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya.
Dalam rangka meningkatkan profesionalisme sebagai calon teknisi, maka jurusan
Teknik Kendaraan Ringan Sekolah Menengah Kejuruaan 1 Trenggalek mewajibkan
siswanya untuk melakukan Praktik Kerja Industri di sebuah industri, dengan adanya
Praktik Kerja Industri diharapkan agar siswa lebih mantap dalam menentukan langkah
untuk menghadapi persaingan dunia industri dan dunia pendidikan yang akan datang.
Diharapkan juga sebagai sumber tenaga kerja dengan perusahaan atau instansi lain
sebagai pasar tenaga kerja.
Hal inilah yang mendasari penulis untuk melaksanakan Praktik Kerja Industri.
Dengan melaksanakan Praktik Kerja Industri berarti menyelaraskan pengetahuan dan
keterampilan yang dimiliki siswa sesuai perkembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi yang berkembang saat ini.
Tempat Praktik Kerja Industri disesuaikan dengan jurusan yang ditempuh oleh siswa.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, di mana program studi yang ditempuh oleh
penulis adalah Teknik Kendaraan Ringan, maka penulis memilih Bengkel Suzuki PT.
TATARUTAMA SANTOSA Blitar sebagai tempat pelaksanaan Praktik Kerja
Industri. Karena bengkel ini dirasa mampu memberikan pengalaman dalam bidang
teknologi otomotif yang lebih maju dan sangat memperhatikan SOP (Standar
Oprasional Prosedur) dan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) dalam
melaksanakan kerja bengkel.
2. Tujuan Praktik Industri
Praktik Kerja Industri ini mempunyai tujuan untuk memberikan pengalaman dan
ketrampilan kerja pada siswa secara langsung di lapangan industri. Dengan Praktik
Kerja Industri ini diharapkan siswa dapat menjadi tenaga yang berpengalaman dan
terampil untuk diterapkan dan dikembangkan di dunia kependidikan ataupun
nonkependidikan yang profesional, cakap, terampil, dan bertanggung jawab terhadap
tugas yang diberikan selama pelaksanaan Praktik Kerja Industri.

Sistem pengapian EFI

Sistem Electronic Fuel Injection (EFI) merupakan perkembangan dari sistem


sebelumnya yaitu karburator. Dalam dunia otomotif, sistem EFI merupakan suatu
sistem terbaru dalam pengaturan perbandingan bahan bakar dan udara secara optimal.
Komponen-komponen yang terdapat pada sistem EFI umumnya merupakan
komponen elektronik. Komponen EFI terdiri dari beberapa macam sensor yang
melakukan pengukuran dalam hal antara lain : jumlah udara yang dihisap, beban
mesin, temperatur air pendingin, temperatur udara masuk, saat akselerasi maupun
deselerasi, dan lain-lain, kamudian mengirim sinyal tersebut ke Electronic Computer
Unit (ECU) dan ECU menjamin perbandingan bahan bakar dan udara (air-fuel ratio)
ke silinder-silinder dengan menentukan volume penginjeksian bahan bakar yang
bekerja secara kelistrikan sesuai dengan kondisi dan beban dari mesin.
Tujuan EFI (Electronic Fuel Injection) dibuat adalah untuk menutupi kelemahan
system bahan bakar konvensional dengan menggunakan karburator. Dimana pada
karburator terjadi ketidak konsistenan AFR (Air Fuel Ratio/Perbandingan Bahan
bakar dengan Udara) yg dihasilkan. Angka AFR yg ideal adalah 14,7 (stoichiometri)
pada setiap tingkatan putaran mesin (RPM). Pada karburator biasanya terjadi saat rpm
rendah AFR cenderung kaya (rich) sedangkan pada rpm tinggi malah terjadi
campuran miskin (lean) atau bisa juga terjadi hal hal sebaliknya.
Kelemahan lain pada karburator adalah proses jalannya hasil pengkabutan bahan
bakar + udara dari karburator menuju ruang bakar mengalami kesulitan, krn harus
melalui lekukan dan sudut sudut yg tajam pada saluran masuk(intake manifold), dan
hasil pengkabutan bahan bakar tsb adalah tidak merata pada setiap silindernya bagi
mesin yg menganut multi silinder, tetapi bagi yg menganut single silinder tentu hal tsb
tidak menjadi masalah. Karena keterbatasan peran karburator tersebut maka system
bahan bakar pada sebuah mesin dengan menggunakan bantuan perangkat elektronik
agar hasilnya lebih efisien terutama adalah menutupi kelemahan-kelemahan pada
karburator.
Secara umum, konstruksi sistem EFI dapat dibagi menjadi tiga bagian/sistem utama,
yaitu;
A. sistem bahan bakar (fuel system),
B. sistem kontrol elektronik (electronic control system), dan
C. systeminduksi/pemasukanudara(airinductionsystem).

Ketiga sistem utama ini akan dibahas satu persatu di bawah ini. Jumlah komponen-
komponen yang terdapat pada sistem EFI bisa berbeda pada setiap jenis sepeda mesin.
Semakin lengkap komponen sistem EFI yang digunakan, tentu kerja sistem EFI akan
lebih baik sehingga bisa menghasilkan unjuk kerja mesin yang lebih optimal pula.
Dengan semakin lengkapnya komponen-komponen sistem EFI (misalnya sensor-
sensor), maka pengaturan koreksi yang diperlukan untuk mengatur perbandingan
bahan bakar dan udara yang sesuai dengankondisikerjamesinakansemakinsempurna.

a.Fuel Delivery System

 Sistem aliran bahan bakar pada sistem EFI terdiri dari fuel tank, fuel pump, fuel
filter, fuel delivery pipe, injector, pulsation dumper, fuel pressure regulator dan fuel
return pipe.
 Bensin dari tangki bensin ditekan oleh sebuah pompa bensin elektrik yang dikontrol
kerjanya oleh ECM dan mengalir melewati fuel filter, menuju ke fuel delivery pipe
dan dialirkan ke masing-masing injecktor. Sebuah injektor atau lebih bekerja
menyemprotkan bensin yang dikontrol oleh ECM.
 Tekanan pada pipa pembagi akan dijaga supaya tetap oleh adanya fuel pressure
regulator. Oleh sebab itulah banyaknya bensin yang disemprotkan tergantung dari
lamanya injektor terbuka. Semakin banyak udara yang mengalir, semakin lama pula
injector terbuka. Sebaliknya jika semakin sedikit udara yang masuk, semakin sedikit
pula waktu injektor terbuka.
 Getaran-getaran tekanan bahan bakar akibat bekerjanya injektor pada beberapa tipe
kendaraan tertentu juga akan diminimalkan oleh sebuah pulsation dumper.

b. Electronic Control System

 Sistem kontrol elektronik pada sistem EFI terdiri atas sensor-sensor, sebuah Engine
Control Unit (ECU) atau Engine Control Modul (ECM), aktuator-aktuator, penyuplai
tegangan (baterai), wire harness dan konektor-konektor untuk menghubungkan wire
harness dengan semua komponen kontrol elektronik.
 ECU/ECM akan menghitung secara akurat berapa banyak bahan bakar yang
dibutuhkan mesin yang akan diberikan oleh injektor dengan memonitor sensor-sensor
yang terdapat pada mesin.
 ECU/ECM akan mengontrol kerja injektor berdasarkan lebar/lama pulsa
penginjeksian atau durasi penginjeksian untuk memberikan campuran yang sesuai
dengan kondisi kerja mesin.
 Pada sistem kontrol elektronik ini, sebuah ECU/ECM yang berfungsi sebagai pusat
pengontrolan system, mendapat input dari 2 sensor utama yaitu, sensor jumlah udara
masuk dan sensor putaran mesin yang akan digunakan untuk menentukan basic
injection volume. Selain 2 sensor tersebut ada sensor – sensor lain yang berfungsi
sebagai input ECM untuk mengoreksi jumlah bensin yang disemprotkan injector.
 Pada beberapa kendaraan yang mutakhir, selain berfungsi untuk mengontrol
penginjeksian bahan bakar, ECU/ECM juga berfungsi untuk mengontrol sistem
pengapian, emisi bahan bakar dan sistem keamanan kendaraan.

c. Air Induction System

 Secara umum air induction system terdiri dari filter udara, air flow meter, throttle
body, air intake chamber dan intake manifold (intake runner). Pada beberapa tipe
tertentu juga dilengkapi dengan air valve yang mungkin letaknya menyatu dengan
throttle body.
 Ketika throttle valve terbuka, udara akan terhisap masuk melewati saringan udara,
melewati air flow meter (untuk tipe L EFI), melewati throttle valve, kemudian
mengalir melewati air intake chamber menuju ke dalam silinder.

 Umumnya pada sistem EFI menggunakan dua metode pengukuran jumlah udara
masuk sebagaimana telah dijelaskan; yaitu dengan mengukur kecepatan aliran udara
(tipe L dengan menggunakan air flow meter) dan dengan mengukur tekanan udara di
dalam intake manifold (tipe D dengan menggunakan air pressure sensor).
 Udara disalurkan ke dalam silinder berdasarkan kondisi keinginan pengemudi.
Ketika throttle valve semakin terbuka lebar, maka udara yang menuju ke dalam
silinderpun juga akan semakin banyak.

Macam macam sistem dalam EFI :

a. Sistem Bahan Bakar


Komponen-komponen yang digunakan untuk menyalurkan bahan bakar ke mesin
terdiri dari tangki bahan bakar (fuel pump), pompa bahan bakar (fuel pump), saringan
bahan bakar (fuel filter), pipa/slang penyalur (pembagi), pengatur tekanan bahan
bakar (fuel pressure regulator), dan injektor/penyemprot bahan bakar. Sistem bahan
bakar ini berfungsi untuk menyimpan, membersihkan, menyalurkan dan
menyemprotkan /menginjeksikan bahan bakar.
Adapun fungsi masing-masing komponen pada sistem bahan bakar tersebut adalah
sebagai berikut:
A. Fuel suction filter; menyaring kotoran agar tidak terisap pompa bahan bakar.

B. Fuel pump module; memompa dan mengalirkan bahan bakar dari tangki bahan
bakar ke injektor. Penyaluran bahan bakarnya harus lebih banyak dibandingkan
dengan kebutuhan mesin supaya tekanan dalam sistem bahan bakar bisa
dipertahankan setiap waktu walaupun kondisi mesin berubah¬ubah.

C. Fuel pressure regulator; mengatur tekanan bahan bakar di dalam sistem aliran
bahan bakar agar tetap/konstan. Contohnya pada tekanan dipertahankan pada 294 kPa
(3,0 kgf/cm2, 43 psi). Bila bahan bakar yang dipompa menuju injektor terlalu besar
(tekanan bahan bakar melebihi 294 kPa (3,0 kgf/cm2, 43 psi)) pressure regulator
mengembalikan bahan bakar ke dalam tangki.

D. Fuel feed hose; slang untuk mengalirkan bahan bakar dari tangki menuju injektor.
Slang dirancang harus tahan tekanan bahan bakar akibat dipompa dengan tekanan
minimal sebesar tekanan yang dihasilkan oleh pompa.

E. Fuel Injector; menyemprotkan bahan bakar ke saluran masuk (intake manifold)


sebelum, biasanya sebelum katup masuk, namun ada juga yang ke throttle body.
Volume penyemprotan disesuaikan oleh waktu pembukaan nozel/injektor. Lama dan
banyaknya penyemprotan diatur oleh ECM (Electronic/Engine Control Module) atau
ECU (Electronic Control Unit). Terjadinya penyemprotan pada injektor adalah pada
saat ECU memberikan tegangan listrik ke solenoid coil injektor. Dengan pemberian
tegangan ke solenoid maka solenoid akan membuka/ menarik pluyer sehingga
mengangkat nedheel valve sehingaa membuka saluran bahan bakar yang bertekanan
yang mengakibatkan bahan bakar memancarkan keluar dari injektor.

b. Sistem Kontrol Elektronik

Komponen sistem kontrol elektronik terdiri dari beberapa sensor (pengindera), seperti
MAP (Manifold Absolute Pressure) sensor, TP (Throttle Position) sensor, IAT (Intake
Air Temperature) sensor, bank angle sensor, EOT (Engine Oil Temperature) sensor,
dan sensor-sensor lainnya. Pada sistem ini juga terdapat ECU (Electronic Control
Unit) atau ECM dan komponen¬komponen tambahan seperti alternator (magnet) dan
regulator/rectifier yang mensuplai dan mengatur tegangan listrik ke ECU, baterai dan
komponen lain. Pada sistem ini juga terdapat DLC (Data Link Connector) yaitu
semacam soket dihubungkan dengan engine analyzer untuk mecari sumber kerusakan
komponen
Secara garis besar fungsi dari masing-masing komponen sistem kontrol elektronik
antara lain sebagai berikut;
1) ECU/ECM; menerima dan menghitung seluruh informasi/data yang diterima dari
masing-masing sinyal sensor yang ada dalam mesin. Informasi yang diperoleh dari
sensor antara lain berupa informasi tentang suhu udara, suhu oli mesin, suhu air
pendingin, tekanan atau jumlah udara masuk, posisi katup throttle/katup gas, putaran
mesin, posisi poros engkol, dan informasi yang lainnya. Pada umumnya sensor
bekerja pada tegangan antara 0 volt sampai 5 volt. Selanjutnya ECU/ECM
menggunakan informasi-informasi yang telah diolah tadi untuk menghitung dan
menentukan saat (timing) dan lamanya injektor bekerja/menyemprotkan bahan bakar
dengan mengirimkan tegangan listrik ke solenoid injektor. Pada beberapa mesin yang
sudah lebih sempurna, disamping mengontrol injektor, ECU/ECM juga bisa
mengontrol sistem pengapian.

2) MAP (Manifold absolute pressure) sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa


informasi (deteksi) tekanan udara yang masuk ke intake manifold. Selain tipe MAP
sensor, pendeteksian udara yang masuk ke intake manifold bisa dalam bentuk jumlah
maupun berat udara. Jika jumlah udara yang dideteksi, sensornya dinamakan air flow
meter, sedangkan jika berat udara yang dideteksi, sensornya dinamakan air mass
sensor.

3) IAT (Engine air temperature) sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa informasi
(deteksi) tentang suhu udara yang masuk ke intake manifold. Tegangan
referensi/suplai 5 Volt dari ECU selanjutnya akan berubah menjadi tegangan sinyal
yang nilainya dipengaruhi oleh suhu udara masuk.

4) TP (Throttle Position) sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa informasi


(deteksi) tentang posisi katup throttle/katup gas. Generasi yang lebih baru dari sensor
ini tidak hanya terdiri dari kontak-kontak yang mendeteksi posisi idel/langsam dan
posisi beban penuh, akan tetapi sudah merupakan potensiometer (variable resistor)
dan dapat memberikan sinyal ke ECU pada setiap keadaan beban mesin. Konstruksi
generasi terakhir dari sensor posisi katup gas sudah full elektronis, karena yang
menggerakkan katup gas adalah elektromesin yang dikendalikan oleh ECU tanpa
kabel gas yang terhubung dengan pedal gas. Generasi terbaru ini memungkinkan
pengontrolan emisi/gas buang lebih bersih karena pedal gas yang digerakkan hanyalah
memberikan sinyal tegangan ke ECU dan pembukaan serta penutupan katup gas juga
dilakukan oleh ECU secara elektronis.

5) Engine oil temperature sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa informasi


(deteksi) tentang suhu oli mesin.

6) Bank angle sensor; merupakan sensor sudut kemiringan.


c. Sistem Induksi Udara
Komponen yang termasuk ke dalam sistem ini antara lain; air cleaner/air box
(saringan udara), intake manifold, dan throttle body (tempat katup gas). Sistem ini
berfungsi untuk menyalurkan sejumlah udara yang diperlukan untuk pembakaran.

Komponen-komponen utama pada EFI system terdiri dari :


1.injektor
2. ECU (Electronic Control Unit) ==> otaknya dari EFI
3. Wiring Harness (Kabel Body)
4. Fuel Pump (Pompa bahan bakar)
5. Fuel Pressure Regulator (Pengatur Tekanan Bahan Bakar)
6. Sensor-sensor, sebagai contoh :
– TPS (Throttle Position Sensor),
– MAP (Manifold Absolute Pressure) Sensor,
– AFM (Air Flow Mass) Sensor,
– IAT (Intake Air Temperature) Sensor,
– RPM Sensor
– Coolant Temperature Sensor
– Vacuum Sensor,
– Crank/Cam sensor…

Cara kerja secara sederhananya adalah :


1. Pada saat kunci kontak di nyalakan ECU akan memeriksa terlebih dahulu kondisi
sensor sensor
2. Setelah dapat data input dari sensor sensor seperti data suhu udara dari IAT, suhu
coolant, crank/cam sensor mengenai basic timing ignition .
3. ECU akan mengkalkulasi beberapa masukan untuk memberikan
keluaran/aksi/action yang tepat dalam rangka meningkatka kualitas pembakaran bahan
bakar yang akan disemprotkan melalui injector
4. Start engine ==> engine running
5. Setelah engine running, pada periode ini ECU terus memonitor pengoperasian
parameter-parameter mesin melalui sensor-sensor tersebut, gunanya adalah untuk
menentukan proses penyemprotan bahan bakar yang akan di injeksi kan.

Cra kerja system efi

 Jumlah aliran/massa udara yang masuk ke dalam silinder melalui intake manifold
diukur oleh sensor aliran udara (air flow sensor), kemudian bahan bakar dicampur
dengan udara oleh fuel injector.

 Fuel injector terletak di dalam intake manifold di belakang intake valve. Injector ini
berupa solenoid elektrik yang dioperasikan oleh ECU. Kemudian data –data lain
tentang kondisi mesin akan informasikan ke ECU (Electronic Control Unit).
• ECU menggunakan serangkaian sensor untuk menentukan oksigen intake, outtake
oksigen, tekanan manifold, kecepatan, tegangan, suhu dan posisi throttle untuk
perhitungan yang akurat jumlah bahan bakar yang dibutuhkan. ECU akan memberi
sinyal ke injector dengan mengubah-ubah injector ground circuit on dan off
bergantian. ECU akan mengatur lama pembukaan injektor, sehingga bensin yang
masuk ke dalam pipa saluran masuk (intake manifold) melalui injektor telah terukur
jumlahnya. Bensin dan udara akan bercampur di dalam intake manifold dan masuk ke
dalam silinder pada saat langkah pemasukan. Campuran ideal siap dibakar.

• Idealnya untuk setiap 14,7 gram udara masuk diinjeksikan 1 gram bensin dan
disesuaikan dengan kondisi panas mesin dan udara sekitar serta beban kendaraan.
Bensin dengan tekanan tertentu (2-4 kali tekanan dalam sistem karburator) telah
dibangun oleh pompa bensin elektrik dalam sistem dan siap diinjeksikan melalui
injektor elektronik.
• Salah satu fungsi dari ECU/ECM adalah memberikan bahan bakar ke dalam mesin
secara akurat.
• ECU/ECM menghitung Basic Injection Volume berdasarkan volume udara masuk
dan putaran mesin.
• Volume penginjeksian akan berubah-ubah tergantung dengan pedal gas. ECU/ECM
akan memantau beberapa variable seperti
temperatur air pendingin, kecepatan mesin, sudut pembukaan throttle dan kandungan
oksigen pada gas buang untuk mengoreksi jumlah bahan bakar yang akan
disemprotkan,

Memang ada benarnya pada mesin-mesin EFI ini gak perlu di setel setel lagi. jadi
boleh dibilang lebih jarang datang ke bengkel. Namun ada beberapa point penting yg
harus diperhatikan untuk perawatan mesin EFI ini , yaitu :
1. Jaga kebersihan filter bensin dan udara
2. Jaga kebersihan fuel system ==> injector sangat sensitive dengan kotoran karena
bentuknya sangat halus
3. Jaga kondisi accu agar tetap dalam kondisi prima, karena nyawa ECU berasal dari
accu
4. Jaga kondisi wiring / kabel-kabel dan soket-soket nya agar tetap bersih dan
tersambung dengan benar,( tidak terjadi konsleting ) supaya tidak berakibat fatal bagi
ECU
5. Perawatan selebihnya sama aja dengan karburator.

sistem injeksi bahan bakar berfungsi sebagai berikut:


* Penakar jumlah udara dan bahan bakar agar diperoleh campuran udara-bahan bakar
yang dapat dibakar dengan cepat dan sempurna di dalam silinder
* Atomisasi dan penyebar bahan bakar di dalam aliran udara
Dalam hal ini dikenal parameter yang disebut dengan Air-Fuel Ratio (AFR) yaitu
perbandingan jumlah udara terhadap bahan bakar dalam berat. Nilai perbandingan
teoritis untuk proses pembakaran sempurna atau disebut juga dengan AFR
stoichiometri untuk motor bensin sekitar 14,7. Sistem bahan bakar harus mampu
menghasilkan perbandingan udara-bahan bakar yang dibutuhkan di silinder sesuai
dengan kondisi operasi mesin. Sebagai contoh pada waktu start dingin, dibutuhkan
campuran yang kaya bahan bakar. Dalam kondisi mesin masih dingin otomatis bahan
bakar yang menguap hanya sebagian sehingga diperlukan extra bahan bakar untuk
memperoleh campuran yang siap dibakar di dalam silinder.
Dewasa ini sudah banyak kendaraan yang menggunakan sistem injeksi bahan bakar
sebagai pengganti karburator dengan pertimbangan sebagai berikut:
* Karburator tidak mampu mengalirkan campuran udara-bahan bakar dengan harga
perbandingan yang sama untuk setiap silinder.
* Uap bahan bakar yang lebih berat daripada udara , akan mengalami kesulitan ketika
mengalir melalui belokan dan sudut-sudut tajam dari saluran isap (intake manifold)
* Dengan sistem injeksi, bahan bakar dapat dikabutkan langsung ke dalam saluran
isap, dekat dengan katup isap
* Lebih presisi dalam mengatur jumlah bahan bakar yang dikabutkan sebagai fungsi
dari kondisi operasi mesin yang dideteksi oleh berbagai sensor
Ada dua jenis sistem injeksi bahan bakar untuk motor bensin berdasarkan posisi
injektornya, yaitu:
1. Multipoint fuel-injection atau Port fuel injection (PFI), dimana injektor terletak di
atas lubang isap (intake port) pada setiap silinder.
2. Single-point fuel-injection atau disebut juga Throttle-body fuel injection (TBI),
dimana injektor dipasang sebelum saluran isap yaitu di atas katup throttle.
Kelebihan PFI dibandingkan dengan TBI adalah distribusi campuran udara-bahan
bakar yang lebih seragam untuk masing-masing silinder, respon terhadap perubahan
posisi throttle lebih cepat, dan lebih akurat dalam mengatur jumlah bahan bakar yang
diinjeksikan sesuai dengan kondisi operasi. Dengan demikian prestasi mesin menjadi
lebih baik, emisi berkurang, dan pemakaian bahan bakar lebih irit. Sebaliknya TBI
hanya memerlukan lebih sedikit injektor dan sistemnya lebih sederhana. Dalam sistem
ini, distribusi campuran udara-bahan bakar sangat dipengaruhi oleh desain saluran
isap.
Selain itu berdasarkan metoda penyaluran bahan bakar, dikenal juga sistem sebagai
berikut:
* Injeksi kontinu atau Continuous Injection System (CIS), dimana bahan bakar
diinjeksikan secara kontinu dengan laju aliran massa yang terkontrol.
* Injeksi tak kontinu, dimana bahan bakar diinjeksikan selama selang waktu tertentu
pada saat diperlukan.
MENGHIDUPKAN DAN MEMANASKAN MESIN EFI (Electronic Fuel Injection)
1. Hidupkan mesin dengan pedal gas yang tidak diinjak sedikitpun;
2. ECU (Electronic Control Unit) pada mesin EFI yang masih dingin akan
mengkompensasi putaran mesin secara otomatis, dimana ketinggian putaran mesin
tergantung pada suhu udara luar. Semakin dingin udara luar, semakin tinggi putaran
mesin. Jadi jangan menginjak pedal gas sama sekali;
3. Putaran mesin akan turun secara otomatis. Untuk suhu pagi hari di Jakarta, biasanya
putaran mesin akan turun dalam waktu 5-10 detik semenjak mesin hidup;
4. Mulai jalankan kendaraan perlahan-lahan, jangan di-akselerasi tiba-tiba atau
dipaksa berputar pada RPM tinggi atau pada RPM terlalu rendah. Kisaran 2.000 s/d
3.000 RPM cukup ideal untuk periode pemanasan mesin ini. Ya, mesin Anda masih
butuh pemanasan, namun bukan pemanasan di tempat seperti yang dilakukan
kebanyakan orang melainkan pemanasan sambil jalan!

PERAWATAN MESIN SISTIM ELECTRONIC FUEL INJECTION (EFI)


Pada dasarnya, sistem EFI dibuat tangguh untuk segala kondisi jalan, suhu dan cara
mengemudi. Kerusakan atau masalah pada sistem EFI terutama disebabkan oleh:
1. Kualitas BBM yang buruk (nilai oktan yang rendah, bensin oplosan, kandungan
sulfur yang amat tinggi pada semua jenis BBM di Indonesia dan ketiadaan aditif pada
BBM Pertamina);
2. Kelembapan udara tropis yang sangat tinggi sehingga kandungan sulfur pada BBM
bereaksi dengan uap air menjadi asam sulfat di sistem bahan bakar kendaraan dan
menimbulkan sumbatan-sumbatan pada injektor dan saluran bahan bakar;
3. Modifikasi sistem kelistrikan kendaraan yang tidak benar, termasuk penggantian
kabel busi non-OEM (Original Equipment Manufacturer) maupun pemasangan alarm;
4. ECU (electronic Control Unit) yang kemasukan air;
5. Melepas aki dengan cara yang tidak benar, melakukan jump start dengan cara yang
tidak benar serta melepas ECU dengan sembarangan ..
Oleh karenanya, lakukankah Tips berikut ini:
1. Ketika menghidupkan mesin perhatikan bilamana indikator tulisan/gambar “Check
Engine” pada panel instrumen (tergantung merek mobil) tetap menyala setelah mesin
hidup selama beberapa detik, langkah pertama adalah melakukan reset ECU. Langkah
ini dilakukan untuk memastikan apakah memang gangguan tersebut permanen, atau
ada kesalahan baca oleh ECU
2. Ketika sedang berkendara dan bilamana indikator Check Engine menyala, segera
melakukan perbaikan sesuai dengan buku petunjuk.
3. Bersihkan dan gantilah saringan udara secara berkala atau tepat pada waktunya;
4. Gantilah saringan bensin (fuel filter) secara berkala, sebaiknya setiap 15.000km
atau lebih sering mengingat kondisi BBM di Indonesia yang memiliki kandungan
sulfur teramat tinggi;
5. Bersihkanlah throttle body dan idle regulator/ stepper motor secara berkala;
6. Bersihkanlah connector sensor-sensor, connector pengapian dan connector ECU
secara berkala;
7. Ganti busi secara berkala dan periksa keregangan celah busi setiap 20.000km atau
lebih sering. Gunakan busi tipe R, yaitu yang menggunakan resistor;
8. Hindari ECU (Electronic Control Unit) dari air;
9.Usahakan aki dan sistem pengisian kelistrikan (altenator dan voltage regulatornya)
selalu dalam kondisi prima;
10. Jangan sekalipun berpikir untuk memodifikasi voltage regulator dengan sistem
cut-out, Anda akan merusak ECU maupun modul pengapian (igniter/ CDI);
11. Jangan berusaha menghidupkan mesin ketika soket injektor dalam posisi terlepas;
12. Jangan sekalipun berusaha menghubungkan injektor dengan arus aki langsung (12
volts) karena injektor beroperasi dengan tegangan 9 volts;
13. Bersihkanlah injektor dan sistem bahan bakar secara berkala dengan sistem
pembersih yang aman, misalnya Interject Service;
14. Jika akan memasang alarm, yakinkan alarm itu dibuat oleh pabrikan besar dan
memiliki reputasi internasional, misalkan merek Clifford, Alpine, Kenwood, Avital,
dll. Lakukan pemasangan alarm sesuai petunjuk. Alarm buatan pabrikan yang tidak
memiliki reputasi internasional dapat menimbulkan RFI/ MRI yang akan mengganggu
fungsi ECU;

Kelebihan Sistem EFI :


1. pengabutan bahan bakar lebih baik, sehingga homogenitas campuran bahan bakar
juga lebih baik.
2. komposisi campuran sesuai dengan putaran mesin dan beban mesin karena di
kontrol secara akuratoleh ECU.
3. pembakaran lebih sempurna sehingga, bahan bakar lebih irit, tenaga lebih besar
serta polusi yang ditimbulkan lebih rendah emisi.

Sekilas tentang Perbedaan Mobil EFI atau Injeksi Dengan Karburator


Secara prinsip perbedaan antara mesin mobil dengan sistem EFI dan karburator adalah
terletak pada cara atau metode pemasukan bahan bakar ke ruang bakar mesin.

Pada sistem karburator, bahan bakar masuk keruang mesin karena terdapat hisapan
dari mesin, sedangkan pada mobil efi atau injeksi bahan bakar masuk ke mesin karena
di semprotkan oleh injektor, bahan bakar di tekan oleh fuel pump dan saat
penyemprotan serta volumenya di atur oleh ECU berdasarkan sensor-sensor.
Macam-macam,Jenis atau Tipe Mesin Mobil Injeksi
Sistem Efi atau mobil EFI bisa di temui terbagi menjadi dua tipe yaitu EFI tipe D dan
EFI tipe L.

Mesin Mobil EFI Tipe D


Pada sistem injeksi tipe D, pengukuran tentang udara yang dihisap mesin
menggunakan Vacuum sensor yang mendeteksi kevacuuman di dalam Intake
Manipol, alat sensor nya di kenal dengan MAP sensor atau Manipol Absolute
Pressure.Besarnya tingkat kevacuuman yang terdapat pada intake manipol di
informasikan ke ECU untuk menentukan banyak sedikitnya bbm yang di injeksikan
melalui Injektor.Contoh mobil yang menggunakan mesin EFI tipe D adalah Avanza,
Terios, Rush, Timor DOHC Injeksi, Opel Blazer, chevrolet Aveo dan lain-lain.

Mesin Mobil EFI tipe L


Sedangkan pada sistem EFI tipe L, banyak dan sedikitnya udara yang masuk di ukur
menggunakan air flow meter,informasi banyak sedikitnya udara yang melewati Air
flow meter ini diteruskan ke ECU untuk memberikan banyaknya suplai BBM yang
akan diinjeksikan melalui injektor.Contoh mobil yang memakai sistem EFI tipe L
adalah Toyota Vios, Toyota Yaris, Toyota Kijang Innova, Hyundai Elantra dan lain-
lain.
Perbedaan utama EFI tipe D dan EFI tipe L
Mobil EFI tipe D menggunakan MAP sensor yang terhubung dengan slang ke Intake
Manipol setelah Throttle Valve dan Mobil EFI Tipe L menggunakan Air Flow Meter
atau MAF (Mass Air Flow) yang di tempatkan sebelum throttle Valve.

1. Gangguan / Kerusakan Sistem EFI

Mesin mati (engine Slalling)

Mesin susah hidup (poor starting)

Putaran idle jelek (poor idling)

Pengendaraan kurang baik (poor drivability)

2. Penyebab gangguan/kerusakan mesin mati bila pedal ditekan pada kendaraan


dengansistem EFI

Penyebab pada sistem kontrol elektronik kemungkinan pada Air flow


meter/MAPsensor, Water temparatur sensor atau Throttle position sensor mengalami
tegangandan tahanan tidak tepat.

3. Prosedur perbaikan kerusakan sistem EFI-

Jika ditemukan gangguan seperti pada soal no 2, cek terlebih dahulu apakah
soketsudah terhubung dengan baik atau belum, jika belum pastikan soket pada sensor
tehubung dengan baik.-
Jika hasil pemeriksaan sensor diperoleh tahannan yang tidak sesuai, untukmemperoleh
hasil yang optimal sebaiknya sensor diganti dengan yang baru
Langkah – langkah untuk tune up
Langkah awal
Siapkan alat-alat yang akan dipakai untuk tune up dan cek peralatan tersebut, alt yang
di gunakan diantaranya sebagai berikut :
A. Kunci T 10
B. Kunci busy, dan sikat kawat
C. Feeler gauge
D. Obeng min
E. hand tool
F. Multimetrer
G. Kompresor (angin)
H. Scanner tools

Cara Tune Up Engine pada KM 20.000


Adapun komponen-komponen yang di tune up dalam mesin EFI (Electronic fuel
injection) yaitu sebagai berikut :
1. Air Cleaner(AC) atau air box
Bersihkan AC menggunakan kompresor (angin) agar AC tetap dalam keadaan bersih,
sehingga udara yang masuk kedalam ruang pembakaran bersama bahan bakar tetap
bersih.
2.Koil dan Kabel Tegangan
Biasanya didalam mesi EFI (Electronic Fuel Injection) koil dan kabel tegangan sudah
dirangkai menjadi satu komponen. Jadi pemeriksaan koil dan kabel tegangan di cek
secara bersamaan menggunakan multimeter, hal ini dilakukan agar mengetahui koil
masih efisien atau tidak.Cara pemriksaannya, hubungan multi meter dengan koil dan
kabel tegangannya, ketika multimeter di hubungkan pada koil dan kabel tegangan
maka jarum pada multimeter akan menunjukan angka 50, 50 tersebut menyatakan 50
ampere. Hal tersebut menujukan bahwa koildan kabel tegangan masih efisien, namun
jika jarum pada multimeter menunjukan kurang atau lebih dari 50, maka koil dan
kabel tegangan menujukan tidak efisien.

3.Busi
Biasanya pada busi tidak hanya di bersihkan tetapi juga bisa di ganti dengan yang
baru tergantung kepada keadaan busi masih bagus atau tidak. Namun biasanya
penggantain busi sering dilakukan pada KM 20.000. jadi jika keaadaan busi masih
bagus bersihkan busi menggunakan hamplas atau sikat kawat. Dan stel celah busi
menggunakan feeler gauge untuk mendapatkan keakuratan.Cara menunjukan busi
bagus atau tidak, hal tersebut dapat diliat dengan kasat mata jika, yaitu jika elektroda
masanya sudah menipis.
4. Trottole Body dan Idle Speed Control (ISC)
Bersihkan trottole body dan ISC menggunakan Carburrator Cleaner dan bersihkan
pembersih yang nmenempel pada Trottole body dan ISC menggunakan lap yang
bersih. Hal ini bertujuan agar ktika bahan bakar dan udara menyatu tidak ada debu
yan terbawa kedalam ruang pembakaran. Dan agar tidak melenceng dalam mengatur
rpm karena Isc berfungsi untuk mengatur rpm.

5. Fuel Filter (FF)


Bersihkan FF dengan menyemprot lubang masuk atau keluar bahan bakar dari FF
menggunakan kompresor (angin). Hal ini dilakukan agar FF berfungsi dengan baik,
sehingga tidak ada penyumbatan dalam FF atau pun terbawa nya debu keruang
pembakran.

6.Oli (pelumas)
Ganti oli yang sudah lama dengan yang baru agar tidak terjadi ke ausan pada mesin,
sehingga langkah kompresi tetap stabil. Agar mesin tetap nyaman dan tidak cepat aus
maka penggantian oli ini harus dilkukan secara berkala. Sehingga kstbilan dan suhu
pada ruang pembakaran tetap terjaga.
7.Uji Emisi
Terakhir lakukan Uji Emisi, untuk melakukan Uji Emisi gunkan alat Egine
Analizer.Hal ini dilakukan auntuk mengetahui proses pembakaran pada mesin, apakah
sudah efisien atau tidak, CO (karbonmonoksida)ideal berkisar di bawah 1 persen.Jika
alat tersebut menunjukan dibawah 1 persen maka CO pada proses pembakaran masih
efisien, namun jika alat tersebut menujukan hasil di atas 1 persen maka proses
pembakaran tersebut sudah tidak efisien, biasanya harus dilakukan service pada
sistem bahan bakar.

Langkah Akhir
Setelah selesai melaksanakan tune up, agar tercipta kesejahteraan, keselamatan, dan
keamanan kerja baik untuk mekanik ataupun peralatan. Maka langkah terakhir yaitu
bereskan (rapihkan) dan simpan kembali alat-alat yang sudah di gunakan ketempat
penympanan.

Bersihkan Air Flow Sensor, Bisa Menambah Performa

Tanpa disadari atau tidak, mobil berpasokan injeksi tak hanya perlu perawatan mesin
seperti tune-up atau ganti oli. Khususnya untuk mesin injeksi dengan mass air flow
sensor (MAFS), perangkat sensitif yang satu ini perlu dirawat juga.
Lantaran sensitif, tak pernah terpikir untuk ‘dicolek’ oleh mekanik atau pemilik
mobil. Padahal, sensor mass air flow yang kotor bisa menurunkan performa. air flow
sensor berfungsi untuk menakar volume udara yang masuk ke ruang bakar agar debit
bensin yang disemprot injektor bisa benar-benar pas alias sesuai. Bila sensor ini kotor
akibat debu, uap oli atau kotoran, proses membaca volume udara menjadi tidak
maksimal. Terasa pada sisa pembakaran yang pedas di mata, konsumsi BBM boros
atau tarikan berat.Tetapi tak usah khawatir karena sekarang mulai banyak chemical
spray yang dikhususkan untuk membersihkan mass air flow sensor. CRC salah
satunya (Gbr.1). Produsen cairan pembersih dari Amerika ini bisa dibeli ke
supermarket perkakas seperti Ace Hardware dan sebagainya.Caranya pun cukup
mudah. Hanya dengan mencopot MAFS dari tempatnya yang lazim berada di
belakang air filter. Gunakan obeng untuk mengendurkan pengikat MAFS di bagian
belalai air intake (Gbr.2). Jangan lupa mencopot soket kabel yang menghubungkan
MASF dengan ECU (Gbr.3). Setelah terlepas, bersihkan dengan menyemprotkan
MAFS cleaner dengan jarak sekitar 20 cm dari permukaan yang akan dibersihkan
(Gbr.4).Lakukan dengan hati-hati mengingat MAFS memiliki sensor yang rawan
rusak bila terkena benda atau obyek keras. Hindari menyemprot kawat atau sensor
MASF dengan jarak terlalu dekat. Lakukan semprotan berulang kali hingga kotoran
habis. Akan terlihat residu hitam yang jatuh ke lantai akibat terkena cairan pembersih.
Tak ada salahnya mengalasi lantai dengan koran bekas atau bekas lap agar tak
mengotori ubin atau keramik (Gbr.4).Terakhir, biarkan MAFS kering dengan
sendirinya. Jangan gunakan angin bertekanan (kompresor) untuk menghindari
kerusakan pada MAFS.

BAB IV
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Dari keseluruhan rangkaian pelaksanaan Praktik Kerja Industri yang dimulai pada
tanggal 24Maret 2014 sampai dengan 20 Juni 2014 yang bertempat di Suzuki PT.
TATARUTAMA SANTOSA Blitar. Penulis dapat mengambil suatu kesimpulan
bahwa banyak sekali pengetahuan dan pengalaman yang didapat ataupun yang
diperoleh dari praktik kerja industri. Pengetahuan yang berasal dari bangku sekolah
juga sebagai bekal yang dapat diterapkan dan dikembangkan di dunia industri
tersebut.
Adapun pengetahuan dan pengalaman yang didapat selama melaksanakan Praktik
Industri adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui dan melaksanakan K3 yang ada di bengkel Suzuki PT.
TATARUTAMA SANTOSA Blitar.
b. Mendapat gambaran tentang struktur organisasi dan lay out bengkel di Suzuki PT.
TATARUTAMA SANTOSA Blitar.
c. Mendapat pengetahuan dan pengalaman tentang managemen yang ada dibengkel
Suzuki PT. TATARUTAMA SANTOSA Blitar.
d. Menjumpai bermacam-macam masalah dan trouble yang terdapat pada jenis-jenis
kendaraan khususnya yang bermerk Suzuki.
e. Mengetahui bagaimana perawatan dan perbaikan mobil sesuai SOP perusahaan.
f. Mendapatkan gambaran tentang kemampuan dan skill yang harus dimiliki oleh
seorang lulusan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Trenggalek jurusan Teknik
Kendaraan Ringan yang sangat dibutuhkan oleh industri otomotif.
g. Mengetahui dan dapat menggunakan berbagai macam peralatan service dan SST
yang dibutuhkan saat melakukan perbaikan.
h. Mendapatkan pengetahuan tentang teknologi terkini dari produk Suzuki.
i. Dapat membuat laporan yang isinya berkenaan dengan hal-hal yang diperoleh
selama melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Industri otomotif.
j. Mendapatkan arti sebuah loyalitas, kebersamaan dan solidaritas yang dibentuk di
dunia industri.
k. Praktik industri dapat menumbuhkan siswa siswi untuk bersikap tanggung jawab,
disiplin, mandiri dan berfikitr cepat.

B. SARAN
1. Bagi Industri
a. Untuk meningkatkan mutu kerja dan efisiensi waktu, maka fasilitas dan peralatan
yang lengkap adalah faktor pendukung dan merupakan perlengkapan yang harganya
tidak murah, oleh karena itu perlu adanya peningkatan pemeliharaan dan perawatan
yang baik agar selalu siap pakai.
b. Meningkatkan kedisiplinan dan tanggung jawab bagi karyawan.
c. Hendaknya memberikan informasi-informasi yang terbaru tentang produk Suzuki
kepada peserta Praktek Kerja Industri.
d. Faktor ketelitian dan keselamatan kerja perlu ditingkatkan sebab pada faktor
tersebut akan mempengaruhi kualitas kerja.
e. Memberikan training kepada peserta Praktik Industri sebelum melakukan pekerjaan
bengkel.
f. Kemampuan dan kualitas yang telah membawa nama baik bengkel hendaknya
dipertahankan karena faktor ini dapat mempengaruhi terhadap para pelanggan.

2. Bagi Jurusan Teknik Kendaraan Ringan SMKN 1 Trenggalek


a. Bengkel Suzuki PT. TATARUTAMA SANTOSA Blitar adalah salah satu bengkel
yang mempunyai fasilitas cukup memadai, sangat bagus dalam menerima peserta
Praktek Kerja Industri. Maka pada kesempatan ini diharapkan Jurusan Teknik
Kendaraan Ringan, Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Trenggalek pada tahun
berikutnya tetap bisa menyarankan siswa yang akan melaksanakan Praktik Kerja
Industri untuk melaksanakannya di bengkel Suzuki PT. TATARUTAMA SANTOSA
Blitar.
b. Pihak akademik hendaknya mempersiapkan siswa yang akan melakukan Praktik
Kerja Industri dengan sebaik-baiknya. Praktik kerja Industri akan memberikan
peluang terhadap angkatan siswa berikutnya.
3. Bagi Siswa Praktik
a. Hendaknya siswa praktikum sebelum melaksanakan Praktik Kerja Industri telah
menyiapkan diri, baik fisik maupun mental dan mempunyai keinginan untuk
mengembangkan ilmu yang dimiliki sehingga Praktik Kerja Industri tidak dijadikan
sebuah beban.
b.Secepatnya beradaptasi dengan lingkungan kerjanya dan menjaga nama baik
almamater sekolah menengah kejuruan negeri 1 trenggalek
cTidak segan untuk bertanya dan memberi masukan demi pengetahuan dan untuk
mengemukakan kreatifitas dan inovasi yang dimiliki.

DAFTAR PUSTAKA

http://mobil.otomotifnet.com/read/2012/10/17/335379/201/28/Bersihkan-Mass-Air-
Flow-Sensor-Bisa-Menambah-Performa
http://sugihstory.blogspot.com/2013/11/efi-electronic-fuel-injection.htm
http://muslim-abdurrohman.blogspot.com/
http://tikabidadari.blogspot.com/2013/05/sumber-httpdony-orlando-oc.html
http://sistemefimobil.blogspot.com/
http://rizkimarhaban.blogspot.com/2012/02/kelebihan-sistem-efi-dibanding.html
http://motogokil.com/2014/01/04/lebih-rinci-tentang-prinsip-kerja-sistem-efi-
electronic-fuel-injection-pada-motor/

Anda mungkin juga menyukai