Elektrolisis adalah suatu proses dimana reaksi kimia terjadi pada elektroda
yang tercelup dalam elektrolit, ketika tegangan ditetapkan terhadap elektroda itu.
Elektroda yang bermutan positif disebut anoda dan elektroda yang bermuatan
negatif di sebut katoda.elektroda seperti platina yang hanya mentransfer elektron ke
dan dari larutan disebut elektron inert. Elektron reaktif adalah elektroda yang secara
kimia memasuki reaksi elektroda. Selama elektrolisis, terjadi reduksi pada katoda
dan oksidasi pada
anoda ( Dogra,2009:492).
Sel elektrokimia merupakan suatu sel atau tempat terjadinya aliran elektron
yang disebabkan oleh adanya perubahan energi kimia atau energi listrik dan
sebaliknya. Elektrokimia terbagi menjadi dua, yaitu sel volta dan sel elektrolisis. Sel
volta adalah tempat reaksi kimia yang menghasilkan listrik, sedangkan selelektrolisis
adalah tempat
terjadinyareaksi kimia tersebut.
Proses elektrokimia membutuhkan media pengantar sebagai tempat terjadinya
reaksi tersebut. Dalam hal ini proses elektrokimia dapat berlangsung dengan
baik melalui media larutan. Terdapat beberapa jenis larutan yang dapat menjadi
tempat reaksielektrokimia, yaitularutanelektrolit kuat dan larutanelektrolit lemah,
sedangkan larutantanpaelektrolit adalahlarutanyang tidak dapat digunakan
sebagaitempat reaksi
elektrokimia.
II. ALAT DAN BAHAN
2.1. Alat
No Alat Ukuran Jumlah
3.2 Bahan
No Bahan Jumlah
1 Serbuk FeCl3 Secukupnya
2 Serbuk ZnO Secukupnya
3 Serbuk PbSO4 Secukupnya
4 Serbuk Cu(NO₃)₂ Secukupnya
5 Lempeng magnesium 4 potong
6 Telur ayamras 1 butir
7 Larutan CH3COOH Secukupnya
8 Aquadest 3 ml/tabung reaksi
9 Larutan HCl 4M 2 ml/tabung reaksi
III. CARA KERJA
3.1. Percobaan I
4.2 Percobaan II
V. PEMBAHASAN
Konsep reaksi oksidasi reduksi ditinjau dari pelepasan dan pengikatan
elektron. Konsep yang dimaksud reaksi redoks adalah reaksi yang di
dalamnya terjadi perpindahan elektron secara berurutan dari satu spesi ke spesi
yang lainnya. Menurut konsep ini, reaksiredoksterdiri atas duareksi yaitureaksi
oksidasi dan reaksireduksi. Reaksi oksidasi adalah reaksi pelepasan elekron,
sedangkan reaksi reduksi adalah reaksi pengikatan elektron. Reaksi oksidasi
maupun reakksi reduksi tidak dapat berlangsung sendiri-sendiri, namun selalu
berlangsung secara bersamaan. Ketika ada elektron yang lepas, maka harus ada
spesi yang menangkapnya. Elektron yang lepas pada reaksi oksidasi sama dengan
elektron yang diikat pada reaksi reduksi. Masing- masing reaksi (oksidasi dan
reduksi) disebut reaksi paruh (setengah reaksi), karena diperlukan dua buah
setengah reaksi untuk membentuk sebuah reaksi. Dilepasnnya elektron oleh suatu
unsur selama oksidasi ditandai dengan meningkatnya bilangan oksidasi unsur
tersebut. Reduksi terjadi penurunan bilangan oksidasi karena diperolehnya
elektron oleh unsur tersebut. Reaksi redoks dalam elektrokimia merupakan
proses dari elektrokimia tersebut dan mengandung energi yang dapat
dilepas oleh reaksi spontan untuk diubah menjadi energi listrik (Suminar, 2007).
Bilangan oksidasi suatu unsur dalam unsur bebas maupun senyawanya, dapat
ditentukan dengan aturan sebagai berikut:
a) Bilangan oksidasi unsur bebas adalah nol. Contoh: Bilangan oksidasi
atom- atompada Ne, O2 , P4, C, Na adalahnol.
H= 1
H= 3H= 3
Cl = - 1 Cl=
H= 1 H= Cl= - 1
H= 1
Pada reaksi tersebut terlihat terjadi perubahan warna menjadi kuning cerah
dan tidak terdapat endapan. Reaksi ini bukan reaksi redoks karena bilangan
oksidasinya
tidak berubah.
Percobaankedua, menggunakan serbuk MgO yang dilarutkan didalam air (H2O)
yang menghasilkan persamaan reaksi sebagai berikut.
2H2O= 0 Mg(OH)2= 0
2(2H+O)= 0 Mg+2O+2H= 0
2(2H+(-2))= 0 2+2(-2)+2H= 0
4H-4 = 0 2-4+2H= 0
4H= 4 -2+2H= 0
+2H= 2
H=
H=
H= 1
H= 1
ZnCl2+2H2O→Zn(OH)2+2HCl
+2 - 1 +1 -2 +2 -2 +1 +1 - 1
berikut.
ZnCl2 = 0 2H2O= 0 Zn(OH)2= 0 2HCl= 0
Zn+2Cl= 0 2(2H+O)= 0 Zn+2O+2H= 0 2(H+Cl)= 0
2+2Cl= 0 2(2H+(-2))= 0 2+2(-2)+2H= 0 2(1+Cl)= 0
2Cl= -2 4H–4 = 0 2–4+2H= 0 2+2Cl= 0
4H= 4 -2+2H= 0 2Cl= -2
Cl=
H= 2H= 2
Cl = - 1 Cl=
H=
H= 1 Cl= - 1
H= 1
Padareaksi tersebut tidak terjadi perubahanwarnadanterdapat endapan. Reaksi
ini bukan reaksiredokskarenabilangan oksidasinyatidak berubah.
Percobaan keempat, menggunakan serbuk Pb(NO3)2 yang dilarutkan didalam air
(H2O) yang menghasilkan persamaan reaksi sebagai berikut.
Pb(NO3)2+2H2O→Pb(OH)2+2HNO3
+2 +5 -2 +1 -2 +2 -2 +1 +1 +5 -2
O= H= 1 N=
O = -2 N= 5
Pada reaksi tersebut terjadi perubahan warna menjadi putih keruh dan terdapat
endapan. Reaksi ini bukan reaksiredokskarenabilangan oksidasinyatidak berubah.
Percobaan kelima, menggunakan serbuk CuSO4 yang dilarutkan didalam air
(H2O) yang menghasilkan persamaan reaksi sebagai berikut.
berikut.
CuSO4 = 0 2H2O= 0 Cu(OH)2= 0 H2 SO4= 0
Cu+S+4(O)= 0 2(2H+O)= 0 Cu+2O+2H= 0 2H+S+4O= 0
Cu+6+4(-2)= 0 2(2H+(-2))= 0 2+2O+2(1)= 0 2(1)+S+4(-2)= 0
Cu+6+(-8)= 0 4H–4 = 0 2+2O+2= 0 2+S+(-8)= 0
Cu-2= 0 4H= 4 2O+4= 0 S-6= 0
Cu= 2 H= 2O= -4 S= 6
O=
H= 1
O = -2
Pada reaksi tersebut terjadi perubahan warna menjadi biru cerah dan
tidak terdapat endapan. Reaksi ini bukan reaksi redoks karena bilangan oksidasinya
tidak
berubah.
Selanjutnya, dilakukan percobaan menggunakan oksidator berbeda, yaitu HCl
4M. Didapatkan hasil sebagai berikut, pada percobaan pertama, yaitu serbuk Fe
yang
dilarutkan didalam HCl 4M yang menghasilkan persamaan reaksi sebagai berikut.
2Fe+6HCl→2FeCl3+3H2
0 +1 - 1 +3 - 1 0
Hasil bilangan oksidasi tersebut didapatkan dari aturan biloks dan perhitungan
berikut.
6HCl= 0 6Cl= -6
6(H+Cl)=
Cl =
0 6(1+Cl)=
Cl = - 1
0 6+6Cl =
0
Fe = 3
2FeCl3= 0
2(Fe+(3Cl))= 0
2Fe+6Cl= 0
2Fe+6(- 1)= 0
2Fe-6= 0
2Fe= 6
Fe =
Fe = 3
Percobaan tersebut menghasilkan perubahana warna pada serbuk Fe
menjadi coklat muda dan tidak terdapat endapat. Hal ini terjadi karena terdapat
reaksi redoks, dimana HCl merupakan pengoksidasi (oksidator) karena
mengoksidasi Fe dan memperoleh elektron (yaitu bilangan oksidasi turun) dan
Fe merupakan reduktor, karena mengalami oksidasi sebabkehilangan elektron
(yaitubilangan oksidasinaik).
Percobaan kedua, yaitu logam Mg yang dilarutkan didalam HCl 4M yang
menghasilkan persamaan reaksi sebagai berikut.
Mg+2HCl→MgCl2+H2
0 +1 - 1 +2 -1 0
Hasil bilangan oksidasi tersebut didapatkan dari aturan biloks dan perhitungan
berikut.
2HCl= 0 MgCl2= 0
2(H+Cl)= 0 Mg+2Cl= 0
2(1+Cl)= 0 Mg+2(- 1)= 0
2+2Cl = 0 Mg-2= 0
2Cl= -2 Mg = 2
Cl =
Cl = - 1
Hasil bilangan oksidasi tersebut didapatkan dari aturan biloks dan perhitungan
berikut.
Cl = - 1
Percobaan tersebut tidak menghasilkan perubahan warna, tetapi serbuk
Zn mengendap. Hal ini terjadi karena terdapat reaksi redoks, dimana HCl
merupakan pengoksidasi (oksidator) karena mengoksidasi Zn dan memperoleh
elektron (yaitu bilangan oksidasi turun) dan Zn merupakan reduktor, karena
mengalami oksidasi sebabkehilangan elektron (yaitubilangan oksidasinaik).
Percobaan keempat, yaitu serbuk Pb yang dilarutkan didalam HCl 4M yang
menghasilkan persamaan reaksi sebagai berikut.
Pb + 2HCl → PbCl2 + H2
0 +1 - 1 +2 - 1 0
Hasil bilangan oksidasi tersebut didapatkan dari aturan biloks dan perhitungan
berikut.
2HCl= 0 PbCl2= 0
2(H+Cl)= 0 Pb+2Cl= 0
2(1+Cl)= 0 Pb+2(- 1)= 0
2+2Cl = 0 Pb-2= 0
2Cl= -2 Pb = 2
Cl =
Cl = - 1
Percobaan tersebut tidak menghasilkan perubahan warna menjadi sedikit keruh
dan serbuk Pb mengendap. Hal initerjadi karenaterdapats reaksiredoks, dimana HCl
merupakan pengoksidasi (oksidator) karena mengoksidasi Pb dan
memperoleh elektron (yaitu bilangan oksidasi turun) dan Pb merupakan
reduktor, karena mengalami oksidasi sebabkehilangan elektron (yaitubilangan
oksidasinaik).
Percobaan kelima, yaitu serbuk Cu yang dilarutkan didalam HCl 4M yang
menghasilkan persamaan reaksi sebagai berikut.
Cu + 2HCl → CuCl2 + H2
0 +1 - 1 +2 - 1 0
Hasil bilangan oksidasi tersebut didapatkan dari aturan biloks dan perhitungan
berikut.
Cl = - 1
Percobaan tersebut menghasilkan perubahan warna menjadi hijau cerah
dan tidak ada endapan. Hal ini terjadi karena terdapats reaksi redoks, dimana
HCl merupakan pengoksidasi (oksidator) karena mengoksidasi Cu dan
memperoleh elektron (yaitu bilangan oksidasi turun) dan Cu merupakan
reduktor, karena
mengalami oksidasi sebabkehilangan elektron (yaitubilangan oksidasinaik).
Setelah melakukan pengujian redoks menggunakan aquadest (air=H2O)
dan HCl,selanjutnya adalah pengujian padatelurayamras yang
direndampadalarutan air cuka (CH3COOH) yang menghasilkan reaksipada
cangkang telurayam, yaitumenipis dengan terdapat gelembung halus pada
permukaan cangkang telur ayam ras. Hal ini terjadi karena kandungan utama
cangkang telur adalah kalsium karbonat (CaCO3), magnesium karbonat (MgCO3),
dankalsium sulfat (CaSO4). Cangkang telur (CaCO3)
yang bereaksi dengan asam cuka (CH3COOH) memiliki persamaan reaksi :
CaCO3 + 2CH3COOH Ca(CH3COO)2+ CO2 + H2O
Kalsium karbonat akan bereaksi dengan asam asetat, kemudian karbon
akan membentuk asam karbonat dan cangkang akan mulai terlepas dan
mengeluarkan karbon dioksida (CO2). Kalsium yang bereaksi dengan asam asetat
menimbulkan keretakan pada cangkang telur denganjangka waktu tertentu. Cepat
atau lambatnya pengelupasan sebenarnya tergantung pada kuat lemahnya suatu
asam. Hal ini dikarenakan CH3 COOH yang merupakan asam lemah dan
membutuhkanwaktu yang
relatif lamauntukmengelupasi kulit telur.
VI. KESIMPULAN
Berikut adalah kesimpulan daripraktikum kali ini.
a. Aquadest merupakan larutan non elektrolit yang berartitidak dapat mengoksidasi
senyawa secara kuat atau tidak dapat mengoksidasi sama sekali.
Dibuktikan melalui perhitungan bilangan oksidasi, hanya logam Mg yang
teroksidasi karena terdapat lapisan oksisa tipis pada logam Mg dan pada
senyawa lain tidak terdapat
perubahan biloks pada prosuk dan hasil reaksi.
b. HCl 4M merupakan salah satu oksidator yang baik, karena dapat
mengoksidasi unsur-unsur yang direaksikan disebabkan sifatnya yang asam
dan merupakan larutan elektrolit kuat. Dibuktikan melalui perhitungan
bilangan oksidasi, yaitu selalu terjadi kenaikan biloks pada hasil reaksi,
yang berarti unsur tersebut
mengalamireduksi yang menyebabkanunsur tersebutteroksidasi.
c. Cangkang telur tidak terlalu mengelupas, karena kalsium yang bereaksi
dengan asam asetat tidak terlalu kuat. Hal ini dikarenakan CH3COOH yang
merupakan asam lemah dan membutuhkan waktu yang relatif lama untuk
mengelupasi kulit
telur.
VII. DAFTAR PUSTAKA
Amri, Irfan Nashikhul. (2021). Modul Elektrokimia. JURUSAN
PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI,
UNIVERITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG. Semarang.
Dogra, Sk. Dogra. 2009. Kimia Fisik dan Soal-soal. Penerbit Universitas Indonesia
: Jakarta.