Anda di halaman 1dari 15

PERTEMUAN 5

SEGMENTASI, TARGET, POSITIONING

Dosen Pengampu : Dr. Erny Rachmawati S.E.,M.M.

Disusun Oleh :
1. Mayzela Tri Winarsih NIM : 2202010424
2. Runi Nurohmah NIM : 2202010431
3. Farah Nur Sabihah NIM : 2202010441

MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2022/2O23
SEGMENTASI, TARGET DAN POSITIONING

A. Tujuan Pembelajaran
Bab ini menyajikan penjelasan tentang Segmentation, Targeting, dan Positioning
(STP) marketing: segmentation; targeting: dan positioning. Strategi segmentation,
targeting dan positioning atau lebih populer dengan STP marketing model merupakan
strategi yang membantu perusahaan untuk menganalisis penawaran produk dan memandu
cara mengomunikasikan manfaat dan value kepada kelompok konsumen tertentu. STP
marketing dalam era digitalisasi menjadi strategi unggulan untuk meng-capture segmen
target konsumen secara efektif.
B. Uraian Materi
1. Pengertian Pemasaran STP, Segmentation, Targeting dan Positioning
 Pemasaran STP
Pemasaran STP (segmentasi, penargetan, pemosisian) adalah pendekatan
strategis yang familiar dalam strategi pemasaran era digital. Pemasaran STP
adalah salah satu model pemasaran yang paling umum diterapkan dalam
praktik bisnis. Pemasaran STP merupakan proses bertahap yang terdiri dari
tiga kegiatan utama: segmentasi pasar, penargetan pasar, dan penentuan posisi
pasar. Dalam setiap tahapan adalah serangkaian tindakan. Pentingnya riset
pasar yang mendukung tahap segmentasi pasar menjadi prioritas utama bagi
pemasar.
 Segmentation
Segmentasi pasar didefinisikan sebagai membagi pasar menjadi segmen
pembeli yang lebih kecil sesuai dengan kebutuhan, karakteristik, atau perilaku
berbeda yang memerlukan strategi atau bauran pemasaran terpisah (Kotler &
Armstrong, 2014). Segmentasi pasar dapat pula didefinisikan sebagai
subkelompok orang atau organisasi, sharing satu atau lebih karakteristik yang
menyebabkan kelompok konsumen tersebut, memiliki kebutuhan produk yang
serupa.
 Targeting
Targeting (penargetan) adalah mengevaluasi daya tarik setiap segmen pasar
dan memilih satu atau lebih segmen untuk dimasuki (Kotler & Armstrong,
2014). Targeting dapat pula didefinisikan sebagai pendekatan untuk
meningkatkan kesadaran akan suatu produk atau layanan di antara kelompok
audiens tertentu (yang ditargetkan) yang merupakan bagian dari total pasar
yang ada. Audiens yang ditargetkan adalah bagian dari total pasar dapat
berupa individu konsumen, rumah tangga, profesional, atau bisnis tertentu
tergantung pada siapa yang ingin dijangkau oleh pemasar.
 Positioning
Tahapan positioning dapat diartikan menentukan bagaimana produk atau
brand kamu direpresentasikan dalam benak pelanggan potensial. Tujuannya
tentu agar produk atau brand kamu dilihat lebih unggul dari kompetitor. Itu
sebabnya pada langkah terakhir dalam model STP marketing ini kamu harus
mengetahui bagaimana caranya agar dapat memposisikan produk kamu untuk
target segmen pasar yang paling menarik dan memiliki potensi keuntungan
yang lebih besar tadi.
2. Dasar Segmentasi Pasar
Ada 4 tipe dasar segmentasi pasar, yaitu:
 Segmentasi Demografis
 Segmentasi Psikografis
 Segmentasi Geografis
 Segmentasi Perilaku
1. Segmentasi Demografis
Segmentasi demografis mungkin menjadi hal pertama yang dipikirkan
orang ketika mereka mendengar 'segmentasi pasar'. Ini mungkin cara yang
paling mudah untuk mendefinisikan kelompok pelanggan, tetapi tetap kuat.
Segmentasi demografis adalah salah satu bentuk yang paling umum. Ini
mengacu pada pemisahan audiens berdasarkan perbedaan yang dapat diamati
dan berbasis orang. Segmentasi demografis melihat ciri-ciri non-karakter yang
dapat diidentifikasi seperti:
a. Usia
b. jenis kelamin
c. etnis
d. Pendapatan
e. Tingkat pendidikan
f. Agama
g. Profesi/peran di perusahaan

Segmentasi pasar menurut demografi adalah bentuk segmentasi yang


paling dasar. Menggabungkan segmentasi demografis dengan jenis lain dapat
membantu perusahaan lebih mempersempit pasar. Salah satu manfaat dari
segmentasi semacam ini adalah informasinya relatif mudah diakses dan murah
untuk diperoleh. Beberapa produk ditargetkan secara eksplisit terhadap
demografi tertentu. Satu perusahaan perawatan pribadi, misalnya, mungkin
membuat dua produk deodoran satu diberi label sebagai deodoran pria dan
satu lagi diberi label sebagai deodoran wanita.
Perusahaan otomotif sering menyegmentasikan audiens mereka
berdasarkan pendapatan dan memasarkan merek dan model mobil yang
berbeda untuk setiap segmen. Satu perusahaan mungkin memiliki merek
mewah, merek ekonomis, dan merek kelas menengah. Ada banyak cara untuk
mengumpulkan data demografis. Salah satu caranya adalah dengan bertanya
langsung kepada pelanggan. Ini bisa memakan waktu, tetapi mendapatkan
informasi langsung dari pelanggan akan membantu memastikan
keakuratannya. Jika perusahaan menempuh cara ini, berhati-hatilah untuk
bersikap dan memberikan opsi respons yang memadai kepada pelanggan
sehingga didapat hasil yang akurat. Perusahaan juga dapat memperoleh data
demografis langsung dari pelanggan dengan melihat media sosial dan profil
online lainnya tempat mereka dapat memberikan informasi tentang diri
mereka sendiri. Mengumpulkan data ini dalam platform manajemen data akan
membantu perusahaan mengatur dan menggunakan untuk menargetkan
kampanye pemasaran.
Sebagai contoh. segmentasi demografis mungkin menargetkan calon
pelanggan berdasarkan pendapatan mereka, sehingga anggaran pemasaran
tidak terbuang percuma untuk mengarahkan pesan perusahaan kepada orang-
orang yang kemungkinan tidak mampu membeli produk yang ditawarkan.
2. Segmentasi Psikografis
Segmentasi psikografis difokuskan pada kepribadian dan minat pelanggan.
Segmentasi psikografi mirip dengan segmentasi demografis, tetapi berkaitan
dengan karakteristik yang lebih bersifat mental dan emosional. Atribut ini
mungkin tidak mudah diamati seperti demografi, tetapi atribut ini dapat
memberi wawasan berharga tentang motif, preferensi, dan kebutuhan audiens.
Memahami aspek audiens ini dapat membantu perusahaan membuat konten
yang menarik bagi mereka secara lebih efektif. Beberapa contoh karakteristik
psikografis meliputi:
1. Ciri-ciri kepribadian
2. Minat
3. Keyakinan
4. Nilai
5. Sikap
6. Gaya hidup
Jika ditemukan bahwa anggota segmen demografis merespons konten yang
ditawarkan secara berbeda, mungkin perlu ditambahkan beberapa informasi
psikografis. Sementara demografi memberikan fakta dasar tentang siapa
audiens perusahaan, psikografis memberi bahwa wawasan tentang mengapa
orang memutuskan untuk membeli atau tidak membeli suatu produk,
mengklik atau mengabaikan iklan dan berinteraksi dengan barang dan jasa
yang ditawarkan. Dibandingkan dengan segmentasi demografis, ini bisa
menjadi rangkaian yang lebih sulit untuk diidentifikasi. Penelitian yang baik
sangat penting dan, bila dilakukan dengan baik, segmentasi psikografis dapat
memungkinkan pemasaran yang sangat efektif sehingga konsumen merasa
berbicara kepada mereka pada tingkat yang jauh lebih pribadi.
3. Segmentasi Geografis
Segmentasi geografis membagi pasar berdasarkan lokasi konsumen dan
merupakan salah satu strategi segmentasi pasar paling dasar yang digunakan
untuk memulai proses segmentasi pasar. Sebagai perbandingan, segmentasi
geografis seringkali merupakan salah satu yang paling mudah untuk
diidentifikasi, mengelompokkan pelanggan berdasarkan lokasi fisik mereka.
Segmentasi geografis, membagi pasar berdasarkan lokasinya, adalah strategi
segmentasi dasar tetapi sangat berguna. Lokasi pelanggan dapat membantu
perusahaan lebih memahami kebutuhan mereka dan memungkinkan dilakukan
mengirimkan iklan khusus lokasi.
Ada beberapa macam segmentasi geografis. Yang paling mendasar adalah
mengidentifikasi pengguna berdasarkan lokasi mereka seperti:
1. Negara
2. Negara bagian
3. Kabupaten
4. Kode pos
Perusahaan dapat mengidentifikasi konsumen berdasarkan karakteristik
daerah tempat mereka tinggal, seperti:
 Iklim
 Kepadatan penduduk
 Perkotaan, pinggiran kota, atau pedesaan
.Mengidentifikasi karakteristik dapat mengharuskan perusahaan untuk
lebih spesifik karena satu daerah dapat memiliki daerah pedesaan, pinggiran
kota, dan perkotaan. Membagi pasar menurut lokasi sangat penting jika
perusahaan perlu menargetkan iklan ke orang-orang di area tertentu, seperti
jika melakukan pengiklanan bisnis lokal kecil. Ini juga dapat berguna jika
perusahaan menargetkan area yang luas karena memungkinkan perusahaan
untuk menyesuaikan pesan menyesuaikan perbedaan regional dalam bahasa,
minat, norma, dan atribut lainnya serta kebutuhan yang berbeda dari orang-
orang di wilayah yang berbeda.

Perusahaan mungkin perlu mengubah bahasa pesan, tergantung pada


wilayah yang ditargetkan. Orang yang tinggal di negara yang berbeda
mungkin juga memiliki minat yang berbeda. Perusahaan juga dapat
mempertimbangkan kebutuhan yang berbeda di berbagai daerah. Sebuah
perusahaan pakaian, misalnya, akan menampilkan iklan yang menampilkan
pakaian yang lebih hangat kepada orang-orang yang tinggal di iklim yang
lebih dingin dan menunjukkan kebalikannya kepada orang-orang yang tinggal
di iklim yang lebih hangat.
4. Segmentasi Perilaku
Segmentasi perilaku mungkin yang paling berguna untuk bisnis e-
commerce. Seperti segmentasi psikografis, ini membutuhkan sedikit data
untuk benar-benar efektif- tetapi banyak dari ini dapat dikumpulkan melalui
situs web Anda sendiri.Di sini dikelompokkan pelanggan sehubungan dengan:
1. Kebiasaan belanja
2. Kebiasaan membeli
3. Kebiasaan menjelajah
4. Interaksi dengan merek
5. Loyalitas terhadap merek
6. Peringkat produk sebelumnya

Semua ini adalah kumpulan data yang dapat diambil dari penggunaan
situs web perusahaan oleh pelanggan. Segmentasi perilaku dapat memberikan
kampanye yang sangat relevan dan bertarget berdasarkan sejumlah pola
perilaku:

1. Jumlah sesi ke situs web perusahaan


2. Jumlah halaman yang dikunjungi
3. Waktu yang dihabiskan di situs
4. URL yang dikunjungi
5. Jenis halaman yang dikunjungi
6. Nilai keranjang belanja
7. Sejarah kampanye
8. Sumber rujukan
9. Keluar dari niat
10. Tidak aktif, dan lainnya.
Misalnya, membedakan antara pengunjung pertama kali dan seseorang
yang sudah beberapa kali mengunjungi situs Anda tetapi belum membeli.

3. Hubungan Antara Penetapan Sasaran Pasar Dengan Segmentasi Pasar


Istilah segmentasi pasar dan penetapan sasaran pasar ( target market ) sebenarnya
merupakan dua hal yang berbeda.Di atas telah diuraikan bahwa segmentasi pasar itu
merupakan kegiatan yang membagi-bagi pasar yang bersifat heterogen dari suatu
produk ke dalam satuan-satuan pasar yang bersifat homogen.
Dalam hal ini, market targeting merupakan keputusan perusahaan mengenai pasar
manakah yang akan dilayani. Sebagai gambaran, misalnya berdasarkan analisis dan
perkiraan permintaan, perusahaan dapat mengetahui adanya pasar tertentu yang
dianggap menarik, yang membuat perusahaan memperluas pangsa pasar. Perusahaan
tersebut mensurvei sejumlah konsumen sebagai sampel dari keseluruhan.
Dalam survey ini ditanyakan mengenai atribut produk yang ditawarkan, tentang
kualitas, harga, kemasan, servis, dan sejenisnya. Dari adanya survei tersebut akan
diperoleh informasi tentang pola segmentasi pasar berupa preferensi atau tingkat
kesukaan konsumen yang dibagi menjadi 3 kelompok yaitu:
 Preferensi yang Homogen
Ini menunjukan suatu pasar di mana semua konsumen dapat dikatakan
mempunyai kesukaan yang sama, baik mengenai harga maupun
kualitasDengan demikian diperkirakan para konsumen mempunyai kesukaan
yang sama terhadap merek yang ada.
 Preferensi yang Menyebar
Ini menggambarkan bahwa konsumen mempunyai kesukaan yang berbeda-
beda tentang apa yang mereka inginkan dari sebuah produk. Preferensi ini
juga menandakan bahwa masyarakat tidak hanya bergantung pada
satu brand saja.
 Preferensi yang Mengelompok
Selain preferensi yang homogen dan preferensi yang menyebar juga terdapat
preferensi yang mengelompok.Dimana konsumen yang berada dalam satu
kelompok cenderung memiliki kesukaan yang sama.
Dengan adanya preferensi ini, maka akan lebih mudah bagi perusahaan untuk
menentukan segmentasi pasar bagi produk yang telah diluncurkan. Dengan
menggunakan preferensi konsumen sebagai salah satu cara untuk menentukan
segmentasi pasar yang baik, maka sebuah produk diharapkan akan mampu terjual tepat
sasaran sehingga dapat menambah nilai penjualan.
4. Penentuan Sasaran Pasar
Penentuan pasar sasaran atau target sasaran dalam pemasaran pendidikan yaitu
sama dengan pemasaran pada umumnya. Kasmir memberikan definisi bahwa dalam
menetapkan pasar sasaran ialah mengevaluasi keaktifan setiap segmen dan kemudian
memilih salah satu dari segmen pasar atau lebih untuk dilayani. Menetapkan pasar
sasaran dengan cara mengembangkan ukuran-ukuran dan daya Tarik segmen
kemudian segmen sasaran (Kasmir, 2014).
Dalam lembaga pendidikan, memilih segmen pasar yang akan menjadi fokus
upaya pemasaran sebagai berikut: (a) Segmentasi geografi yaitu lingkungan sekolah
dan sekitarnya; (b) Segmentasi demografi yaitu agama, umur, dan pendidikan; dan (c)
Segmentasi perilaku yaitu perilaku calon peserta didik dan perilaku orang tua calon
peserta didik (Kismiyati, 2021).
Tujuan dari strategi ini untuk mengelompokan dan membuat keputusan segmen
pasar dari keseluruhan pasar jasa pendidikan yang telah berjalan (Narazudin & Fuzan,
2006). Hasil dari indentifikasi pasar yang didapat kemudian dikelompokan sesuai
dengan kebutuan dan keinginan para pelanggan. Saat menentukan segmen pasar,
perlu memperhatikan variabel kunci segmen pasar, seperti segmentasi demografis,
psikografis, geografis, dan manfaat. Keempat segmentasi ini membagi pasar
konsumen dalam urutan dari yang umum dan masif hingga yang paling sfesifik
(Bunyamin, 2021):
5. Positioning Produk
Djaslim Saladin (2004) menyatakan, produk adalah sesuatu yang dapat
ditawarkan ke dalam pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai, atau dikonsumsi
sehingga dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Kotler dan Keller (2008)
menyatakan, Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk
memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk-produk yang dipasarkan meliputi
barang fisik, jasa, pengalaman, acara-acara, orang, tempat, properti, organisasi, dan
gagasan.
Pendapat lain dari Davey & Jacks (2001) menyatakan bahwa penempatan
(positioning) merek atau produk adalah posisi dari suatu merek tertentu pada skala
merek bersaing yang sama, dan menentukan seberapa tinggi atau rendahnya suatu
harga diatur untuknya, seberapa popular atau eksklusifnya suatu citra sebaiknya
ditargetkan, dan seberapapraktis atau modernnya produk itu akan muncul.
Menurut (Freddy Rangkuti 2002). Positioning produk (product positioning)
adalah cara agar suatu produk memiliki karakteristik tertentu, sehingga dapat menarik
perhatian konsumen dan konsumen mau membelinya. Langkah lanjut yang dilakukan
oleh perusahaan adalah menentukan posisi produknya dipasar sehingga produk
memiliki tempat dalam memori konsumen.
Menurut Kotler (1997), positioning adalah mencari posisi di dalam pasar, langkah
ini dilakukan setelah menentukan strategi segmentasi yang dipakai. Dengan kata lain
positioning adalah suatu tindakan atau langkah-langkah dari produsen untuk
mendesain citra perusahaan dan penawaran nilai dimana konsumen didalam suatu
segmen tertentu mengerti dan menghargai apa yang dilakukan suatu segmen tertentu,
karena adanya pelayanan yang berorientasi kepada konsumen sehingga ada rasa
kepuasaan yang berdampak kepada timbulnya kepercayaan terhadap produk.
mengerti dan menghargai apa yang dilakukan suatu perusahaan, dibandingkan dengan
pesaingnya.
Product positioning adalah menempatkan suatu produk di antara produk-produk
lainnya yang berada di pasaran. Positioning produk yang baik adalah jika produk
memiliki keunggulan daripada produk lain yang sejenis. Suatu produk dapat
menentukan posisinya melalui persepsi pelanggan atas produk yang ditawarkan dan
produk pesaing, yang akan menghasilkan peta persepsi.
6. Segmentasi Pada Usaha Jasa
Karena adanya karakteristik khusus jasa, menyebabkan kekhususan pula dalam
pemasarannya.Berikut ini beberapa strategi yang penting dan dapat digunakan oleh
perusahan jasa.
1. Pemasaran Intern
Apa yang dikatakan “High-contact” (kontak tinggi) oleh Richard Chase
dalam bisnis jasa, ialah kualitas jasa tidak dapat dipisahkan dari mutu orang
yang menyediakan jasa tersebut. Bisnis high-contact ialah adanya kontak
langsung antara si penyedia jasa dengan si konsumen misalnya; dalam sebuah
lembaga pendidikan penampilan atau gaya seorang guru atau karyawan akan
menentukan mutu jasa dan ini adalah bagian dari produk. Oleh karena itu pada
usaha yang banyak memakai tenaga orang, harus diberikan perhatian khusus
terhadap mutu penampilan orang tersebut.Lebih lanjut, ini dapat diartikan
bahwa dalam industri jasa yang high-contact, pengusaha harus memperhatikan
hal-hal yang bersifat internal, bukan eksternal.
Pemasaran intern (internal marketing) artinya menerapkan teori dan
praktek pemasaran, terhadap orang yang melayani konsumen, oleh karena itu;
a. Harus dipekerjakan dan dipelihara tenaga kerja yang terbaik
b. Mereka harus bekerja sebaik mungkin
Dengan demikian; perusahaan jasa yang ingin sukses, pertamatama harus
menjual pekerjaan kepada pegawainya, sebelum mereka dapat menjual
jasanya kepada konsumen. Latih, didik, arahkan karyawan anda lebih dulu,
sebelum mereka menjual atau menghubungi orang lain yang akan membeli
jasa yang ditawarkan.
2. Memikat Konsumen
Pemasaran jasa tidak hanya membutuhkan pemasaran eksternal tetapi juga
pemasaran internal dan pemasaran interaktif. Pemasaran interaktif ini berarti
keahlian karyawan akan sangat terkesan bagi konsumen dalam memberi
layanan yang sangat memuaskan. Karyawan betul-betul memperhatikan
keinginan, menghormati konsumen secara spontan, bersahabat. Layanan
seperti ini akan menimbulkan kesan mendalam dan kepuasan dihati
konsumen. Konsumen yang puas akan member tahu teman-temannya,
sehingga dia seakan-akan mempromosikan perusahaan tersebut.
3. Mengelola Bukti (Managing Evidence)
Barang yang sifatnya berwujud, dan dapat dilihat serta diraba, pada
umumnya mudah untuk dinilai, berbeda dengan jasa yang sifatnya tidak
berwujud, sehingga mendorong konsumen untuk memperhatikan benda-benda
yang berwujud dari perusahan yang menghasilkan jasa tersebut.Oleh karena
itu tugas utama pengusaha jasa ialah mengelola benda-benda yang berwujud
tersebut agar memberikan kesan bahwa jasa yang ditawarkan bisa
memuaskan. Ada beberapa cara yang dapat ditempuh oleh pengusaha jasa
untuk mengelolah bukti-bukti tersebut seperti di bawah ini:
1. Mendesain Fisik
Lingkungan fisik di mana jasa dibeli akan menjadi daya tarik dan
sangat berperan mempengaruhi minat konsumen. Ada banyak
pengusaha jasa yang menghabiskan banyak modal untuk merubah
desain fisik perusahaannya demi menarik simpatikcalon konsumennya.
2. Penampilan Rupa
Penampilan rupa si pemberi jasa, adalah suatu faktor berwujud
lainnya yang dapat dikelola.Para perawat di sebuah rumah sakit sering
memakai seragam serba putih dan bersih, dan bersikap dengan ramah,
begitu juga para pramugari yang memakai pakaian yang berwarna
cerah, pakai dasi.Hal ini menunjukkan dan mampu menggambarkan
sebuah pelayanan yang baik dalam sebuah jasa.
3. Harga Jasa
Faktor harga merupakan penentu kritis yang membedakan jasa
yang ditawarkan oleh pengusaha yang satu dengan pengusaha yang
lain. Dengan demikian harga dapat membentuk sebuah keyakinan akan
kualitas jasa sekaligus merupakan faktor kunci.
4. Mengaitkan Pemasaran Jasa Melalui Nama Perusahaan Yang Sudah
Terkenal.
Terkadang daya tarik terhadap suatu jasa yang ditawarkan, dapat
dicapai dan dipengaruhi dengan cara menyalurkan jasa tersebut
melalui pasar atau organisasi yang sudah terkenal dan terpercaya di
kalangan masyarakat.
4. Membuat Jasa Berwujud
Sudah dikemukakan bahwa istilah tidak berwujud, mempunyai dua arti
yaitu; tidak dapat diraba dan tidak dapat diamati. Dari situlah salah satu
strategi pemasaran jasa dapat dilakukan dengan cara membuat jasa itu lebih
dapat diraba dan mudah diamati melalui gambaran kongkrit agenda-agenda
perusahan yang bisa dirasakan langsung oleh konsumen dan juga berbagai
fasilitas yang akan dinikmati oleh konsumen.
5. Menyeimbangkan Permintaan dan Penawaran.
Karena jasa itu adalah performans atau kinerja, maka jasa sifatnya tidak
dapat disimpan. Ini adalah suatu kenyataan yang sulit yang dihadapi oleh
pengusaha jasa bila suatu saat permintaan akan jasa tersebut meningkat drastic
karena tidak adanya persedian jasa yang dapat diambil dari gudang untuk
memenuhi permintaan tersebut. Oleh karena itu masalah yang sangat krusial,
bagi pengusaha jasa adalah bagaimana menyeimbangkan antara permintaan
dan penawaran. Dengan demikian bagi pengusaha jasa yang ingin
menyesuaikan penawaran dan permintaan dapat mencoba merubah pola
strategi permintaan dan penawaran jasanya dengan cara:
1. Memperbanyak Jenis Permintaan
Dalam kaitannya dengan memperbanyak jenis permintaan ini
semua unsur bauran pemasaran dapat membantu meningkatkan
permintaan.Misalnya dengan memberlakukan permainan harga yang
lebih murah pada jasa yang kurang begitu diminati oleh konsumen.
Contohnya pada perusahaan jasa penerbangan manajemen akan
memberlakukan harga yang murah pada jam-jam tertentu atau harihari
tertentu yang mungkin sepi akan pengguna jasa tersebut.
2. Memperbanyak Jenis Penawaran
Pilihan lain yang dapat dilakukan oleh pengusaha jasa, adalah
meningkatkan kapasitas penawaran agar sesuai dengan pola permintaan.
Kemungkinan-kemungkinan yang dapat dilakukan adalah:
1. Menggunakan pekerja-pekerja part-time yang hanya menampilkan
tugas-tugas pokok selama masa permintaan memuncak
2. Melatih pegawai agar mampu mengerjakan banyak pekerjaan sesuai
dengan permintaan yang dihadapi.
3. Menggunakan para asisten professional, sehingga dapat memusatkan
perhatian pada kewajiban yang menghendaki keahlian mereka.
4. Mengganti pekerjaan manusia dengan mesin, sehingga membuat
sistem menjadi lebih produktif dan lebih efisien.

Memang dalam kenyataannya banyak masalah dan keterbatasan


dalam menyesuaikan penawaran dengan permintaan dengan beberapa
cara diatas, namun bagaimanapun juga, menyesuaikan penawaran dengan
permintaan pada garis-garis tertentu adalah suatu hal yang sangat penting
sekali, dan kita mengharapkan akan memperoleh inovasi dalam bidang
ini. (Sumber: Rangkuman dari tulisan Leonard L. Berry, 1984: Services
Marketing is Different dalam buku Philip Kotler/Keith Cok: Marketing
Management and Strategy, Prentice Hall, Inc).
DAFTAR PUSTAKA

Dayat, M. (2019). Strategi Pemasaran Dan Optimalisasi Bauran Pemasaran Dalam Merebut
Calon Konsumen Jasa Pendidikan. Jurnal Mu’allim, 1(2), 299-218.

Purnomo, A. C. (2022). Manajemen Pemasaran Pendidikan Berbasis Strategi Penentuan Pasar


Sasaran. Jurnal Sosial Humaniora dan Pendidikan, 1(2), 130-137.

Siahainenia, S., & Tehuayo, E. (2020). Analisis Pengaruh Orientasi Pesaing, Diferensiasi
Produk, Positioning Produk Terhadap Kinerja Produk Gula Rendah Kalori Merek
Tropicana Slim Di Kota Ambon. Jurnal Masohi, 1(1), 42-57.

Sisca, S., Simanjuntak, M., Sudarso, A., Grace, E., Sahir, S. H., Putri, D. M. B., ... & Muliatie,
Y. E. (2021). Pemasaran: Dasar dan Konsep. Yayasan Kita Menulis.

Syarifuddin Sulaiman, S. E. (2023). STRATEGI SEGMENTATION, TARGETING, DAN


POSITIONING. Manajemen Pemasaran (Konsep dan Strategi Era Digitalisasi), 201.

Anda mungkin juga menyukai