Makalah Klmpok 7 Konsep Dan Prinsip Gizi Pada Balita
Makalah Klmpok 7 Konsep Dan Prinsip Gizi Pada Balita
Disusun Oleh :
KELAS 1 B 22
PROGRAM STUDI ILMU KEBIDANAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN PELAMONIA MAKASSAR
TAHUN AJARAN2022/2023
Kata Pengantar
Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karna atas
berkah dan karunia nya lah kita dapat menyelesaikan tugas makalah kami yang
berjudul KONSEP DAN PRINSIP GIZI PADA BALITA. Makalah ini kami buat
agar memenehui tugas di mata kuliah Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi.
Dalam penyusunan makalah ini tentu jauh dari sempurna karena masih
kurangnya ilmu pengetahuan kami, oleh karena itu segala kritik dan saran sangat
kami harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini. Kami berharap
dengan adanya makalah dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
Daftar Isi
Judul........................................................................................................................................
Kata Pengantar.......................................................................................................................
Daftar Isi.................................................................................................................................
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah................................................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................
C. Tujuan Masalah.............................................................................................................
BAB II Pembahasan
A. Konsep Dan Prinsip Pada Balita Pengertian Gizi pada Balita.....................................
B. Makanan Dan Kebutuhan Nutrisi Untuk Balita...........................................................
C. Status Gizi Terhadap Tumbuh Kembang Balita...........................................................
D. Masalah Gizi pada Balita.............................................................................................
A. Latar Belakang
Ilmu Gizi atau Nutrition Science adalah ilmu yang mempelajari tentang makanan
dan kaitannya dengan kesehatan tubuh. Menurut WHO, ilmu gizi adalah ilmu
yang mempelajari proses yang terjadi pada organisme hidup. Proses tersebut
meliputi pengolahan zat-zat gizi yang diperoleh melalui makanan untuk
pertumbuhan, menghasilkan energi, dan memelihara jaringan.
Tentunya gizi pada balita sangat mempengaruhi tumbuh kembang nya oleh karena
itu kita harus mengetahui gizi seimbamg pada balita antara lain makanan yang
memenuhi kebutuhan nutrisi balita dan pola makan yang tepat pada balita dan
masalah gizi nya. Agar kita dapat menciptakan balita yang sehat dan cerdas
sebagai penerus kita.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2. Untuk mengetahui Macam makanan nutrisi dan pola makan pada balita
PEMBAHASAN
Zat gizi dari makanan secara umum menjadi sumber utama untuk memenehui
kebutuhan anak dalam tumbuh kembang optimal sehingga dapat mencapai
kesehatan yang paripurna, yaitu sehat fisik, sehat mental, dan sehat sosial. Setiap
hatinya, anak membutuhkan gizi seimbang yang terdiri dari asupan karnomhidrat,
lemak, protein, vitamin, dan mineral. Asupan makan tersebut dapat diperoleh dari
makan yang dikonsumsi yang berguna untuk pertumbuhan otak (intelegensia) dan
pertumbuhan fisik.
Untuk mengetahui status gizi dan kesehatan anak secara menyeluruh dapat
dimulai dari penampilam umum (berat badan, dan tinggi badan), tanda-tanda fisik,
motorik, fungsional, emosi dan kognisi anak. Berdasarkan pengukuran
antropometri, anak yang sehat, bertambah umur. Bertambah berat badan dan
tinggi dikaitkan dengan kecukupan asupan makro- nutrien, kalsium, magnesium,
fosfor, vitamin D, yodium, dan seng.
Indonesia memiliki kesepakatan 10 tanda anak sehat ber- gizi baik. Adapun ke-10
tanda tersebut sebagai berikut.
a. Bertambah umur, bertambah padat, dan bertambah tinggi.
Anak dengan asupan gizi baik akan mempunyai tulang dan otot yang sehat dan
kuat karena konsumsi protein dan kalsium terpenuhi, massa tubuh pun akan
bertambah, dan anak akan bertambah tinggi.
b. Postur tubuh tegap dan otot padat. Anak yang memiliki massa otot yang padat
dan tubuh tegap merupakan ciri anak yang tidak kekurangan protein dan kalsium.
Mengonsumsi susu dapat membantu anak mencapai postur tubuh ideal.
c. Rambut berkilau dan kuat. Rambut yang sehat dapat melindungi kepala si anak.
Protein, yang didapat dari daging, ayam, ikan, dan kacang-kacangan dapat
membuat rambut menjadi lebih sehat dan kuat.
d. Kulit dan kuku bersih dan tidak pucat. Kulit dan kuku yang bersih pada anak
akan menandakan asupan vitamin A, C, E, dan mineralnya terpenuhi. Makanan
yang kaya mineral bisa ditemukan pada kangkung, bayam, jambu biji, jeruk,
mangga, dan lainnya.
e. Wajah ceria, mata bening, dan bibir segar. Mata yang sehat dan bening didapat
dari konsumsi vitamin A dan C, seperti tomat dan wortel. Sementara itu, bibir
yang segar didapat dari vitamin B, C, dan E, seperti wortel, kentang, udang,
mangga, dan jeruk.
f. Gigi bersih dan gusi merah muda. Gigi dan gusi yang se- hat dibutuhkan untuk
membantu mencerna makanan de- ngan baik. Oleh sebab itu, asupan kalsium dan
vitamin B diperlukan.
g. Nafsu makan baik dan buang air besar teratur. Dilihat dari intensitas anak
makan dan nafsu makan, idealnya sebanyak 3 kali sehari.
Adapun kebutuhan zat gizi yang diperlukan bagi bayi dan balita, yaitu:
a. Protein
Terdiri dari dua jenis protein, yaitu protein hewani, yang didapat dari daging
hewan (telur, susu, daging) dan protein una nabati, yang didapat dari tumbuh-
tumbuhan (tempe, tahu). Secara umum, nilai gizi protein hewani lebih besar dari
pro- btein nabati. Protein hewani juga lebih mudah diserap oleh tu- abuh, walau
demikian kombinasi penggunaan protein nabati oldan hewani sangat dianjurkan.
b. Karbohidrat bifu
Merupakan sumber tenaga bagi anak dan bayi yang doon baru mendapat asupan
makanan dari ASI. Pada anak yang ndih sudah mendapat makanan tambahan
pendamping ASI, karsuta bohidrat dapat diperoleh dari makanan yang
mengandung tepung seperti bubur susu, sereal, roti, nasi tim, atau nasi. Apabila
tubuh tidak mendapatkan asupan karbohidrat yang memadai untuk menghasilkan
energi, tubuh akan memecah cadangan protein dan lemak dalam tubuh.
c. Lemak
Fungsi utama lemak adalah untuk memberikan energi. Setiap gram lemak jika
dioksidasi menghasilkan sekitar 9 kalori. Lemak bertindak sebagai barier dari
vitamin A, D, E, dan Kyang larut dalam air, memberikan rasa makanan yang
menyenangkan, serta memberi perasaan kenyang karena ke- Locepatan
pengosongan dari lambung yang dikaitkan dengan kandungan lemaknya.
Pada dasarnya, lemak tidak hanya dibutuhkan dalam jumlah besar, kecuali lemak
esensial, yaitu asam linoleat dan asam arakidonat. Pada anak usia bayi sampai
kurang lebih 3 bulan, lemak merupakan sumber gliserida dan kolestrol yang tidak
dapat dibuat dari karbohidrat.
d. Vitamin
e. Mineralle
a) Zat besi; hati, daging unggas, ikan, telur, sayuran hijau, kacang-
kacangan, dan biji-bijian.
b) b) Lodium; garam.
c) Yodium; garam beryodium, ikan, dan hasil laut. (d) Fluor; air minum,
bahan makanan hewani maupun adanabati.
Makanan terbaik bagi bayi adalah ASI. Namun, dengan bertambahnya umur bayi
dan tumbuh kembang, bayi memerlu- kan energi dan zat-zat gizi yang melebihi
jumlah ASI. Bayi harus mendapat makanan tambahan atau pendamping ASI.
Banyaknya ASI yang dihasilkan ibu tergantung dari status gizi ibu, makanan
tambahan sewaktu hamil atau menyusui, stres mental, dan se- bagainya.
Dianjurkan untuk memberi 100-110 Kkal energi tiap kgBB/hari. Oleh karena itu,
susu bayi mengandung kurang le- bih 67 Kkal tiap 100 cc. Maka bayi diberikan
150-160 cc susu tiap kgBB, tetapi tidak semua bayi memerlukan jumlah energi
tersebut.
1. Kebutuhan Nutrisi bagi Balita
Kebutuhan nutrisi balita merupakan prioritas utama da- lam mencukupi kebutuhan
gizinya setiap hari. Nutrisi yang diperlukan oleh balita sangat berperan penting
dalam menun- jang pertumbuhannya hari demi hari. Masa balita merupakan masa
transisi di usia 1-2 tahun, dan untuk memenuhi nutrisi balita dimulai dengan
makan makanan padat agar balitadapat menerima rasa serta tekstur makanan yang
baru ia coba.
Pertumbuhan balita pada umumnya ditunjang dengan asupan nutrisi yang sehat
dan bergizi dari berbagai makanan. Pada usia balita, dibutuhkan 1000-1400 kalori
per hari, tetapi tergantung dari usia, besar tubuh, serta tingkat aktivitas si ke- cil.
Jumlah kebutuhan nutrisi balita pada setiap anak tentu saja berbeda-beda, yang
terpenting orang tua harus memberikan nutrisi yang bervariasi setiap harinya demi
menunjang pertum- buhannya. Berikut jumlah rata-rata kebutuhan nutrisi balita
yang dibutuhkan setiap harinya pada balita usia 2-3 tahun:
a. Biji Padi-Padian
Pada balita usia 2 tahun, jumlah biji padi-padian yang dibutuhkan per hari yaitu 3
ons (85 gram); sedangkan pada usia 3 tahun, jumlah yang dibutuhkan mencapai 4-
5 ons (110-140 gram).
b. Sayuran
Pada balita usia 2 tahun, jumlah sayuran yang dibutuh- kan per hari yaitu 1 gelas
takar; sedangkan pada balita usia 3 tahun, jumlah yang dibutuhkan mencapai 1,5
gelas takar. Sajikan sayuran yang telah halus, dipotong hingga kecil dan dimasak
sampai matang untuk mencegah anak tersedak.
c. Buah-Buahan
Pada balita usia 2 tahun, jumlah buah-buahan yang dibutuhkan per hari yaitu 1
gelas takar; sedangkan pada bal- ita usia 3 tahun, jumlah yang dibutuhkan
mencapai 1,5 gelas takar. Untuk memastikan jumlahnya, gunakan gelas takar.
Pisang dengan panjang 20-23 cm sama dengan 1 gelas takar.
d. Susu
Pada balita usia 2-3 tahun, jumlah susu yang dibutuh- kan per hari yaitu
mencapai 2 gelas (400 ml). Satu gelas susu sama dengan 1/2 ons (45 gram) keju
alami atau 2 ons (60 gram) keju yang sudah diproses.
Pada balita usia 2 tahun, jumlah daging dan kacang-ka- cangan yang dibutuhkan
per hari yaitu 2 ons (65 gram); se- dangkan pada balita usia 3 tahun, jumlah yang
dibutuhkan mencapai 3-4 ons (85-115 gram).
f. Kalsium
Balita membutuhkan asupan 500 miligram kalsium per hari. Jumlah tersebut
didapatkan dari dua gelas susu per hari. Balita sangat membutuhkan kalsium serta
vitamin D, di mana sangat penting untuk membangun tulang yang kuat.
g. Zat Besi
Zat besi secara umum juga dibutuhkan oleh balita se- tiap harinya. Zat besi dapat
diperoleh dari beberapa bahan makanan seperti nasi, daging, ayam, ikan, kacang-
kacang- an, tahu, serta makanan yang kaya akan vitamin C, seperti brokoli, tomat,
jeruk, dan stroberi.
Pada umumnya, tumbuh kembang anak selain dipengaruhi oleh faktor keturunan
juga dipengaruhi oleh faktor lingkung- an. Adapun faktor lingkungan yang
berpengaruh adalah masu- kan makanan (diet), sinar matahari, lingkungan yang
bersih, latihan jasmani, serta keadaan kesehatan. Pemberian makanan yang
berkualitas, disertai dengan jumlah kuantitasnya juga akan menunjang tumbuh
kembang anak, sehingga bayi dapat tumbuh normal dan sehat atau terbebas dari
suatu penyakit.
Makanan yang diberikan pada bayi dan balita akan digu- nakan untuk
pertumbuhan badan. Status gizi dan pertumbuhan anak akan dipakai sebagai
ukuran untuk memantau kecukupan gizi anak tersebut. Kecukupan makanan dan
ASI dapat dipantau dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS). Daerah di
atas garis merah dibentuk oleh pita warna kuning, hijau muda, dan kuning. Setiap
pita mempunyai nilai 5% perubahan baku. Kurva pada garis angka 100% akan
menunjukan status gizi lebih, sedang- kan kurva dengan garis angka di atas 80%
sampai dengan batas 100% adalah status gizi normal, yang digambarkan oleh pita
hijau muda sampai hijau tua. Pada balita, dibutuhkan menu seimbang untuk
mencukupi kebutuhan tumbuh kembang anak. Adapun kombinasi dari berbagai
bahan pada menu seimbang tersebut, antara lain:
1. Karbohidrat, yang didapat dari nasi, roti, sereal, kentang, atau mi. Kenalkan
beragam jenis karbohidrat secara bergantian. Selain sebagai menu utama,
karbohidrat juga bisa diolah sebagai makanan selingan atau bekal sekolah, seperti
puding, roti, atau donat kentang.
2. Buah dan sayur, seperti pisang, pepaya, jeruk, tomat, dan wortel. Jenis sayuran
beragam mengandung zat gizi berbeda. Berikan setiap hari baik dalam bentuk
segar atau diolah menjadi jus.
3. Susu dan produk olahannya, seperti susu pertumbuhan, keju, dan yoghurt.
4, Protein, yang didapat dari ikan, susu, dagin, telur, kacang-ka- cangan. Bila
timbul alergi sewaktu pemberiannya, tunda atau ganti dengan sumber protein
yang lain. Untuk vegetarian, ga- bungkan konsumsi susu dengan minuman
berkadar vitamin C tinggi untuk membantu penyerapan zat besi.
5. Lemak, yang didapat dari minyak, santan, mentega, roti, dan kue. Beberapa
bahan tersebut juga mengandung omega 3 dan 6 yang penting untuk
perkembangan otak. Pastikan juga anak mendapatkan kadar lemak esensial dan
gula yang cukup bagi pertumbuhannya.
Gizi merupakan salah satu hal yang sangat berpengaruh dalam proses tumbuh
kembang anak. Gizi mulai dipenuhi ketika anak masih berada dalam kandungan
sampai masa setelah kelahir- an. Jika kebutuhan gizi bayi tidak dapat terpenuhi,
maka bisa saja kondisi bayi saat lahir akan tidak normal. Adapun beberapa faktor
yang memengaruhi pemberian makan pada bayi, antara lain:
1. Kerja sama ibu dan anak. Dimulai pada saat kelahiran bayi di- lanjutkan sampai
dengan anak mampu sendiri. Makanan hen- daknya menyenangkan bagi anak dan
ibu. Ibu yang tegang, cemas, mudah marah merupakan suatu kecenderungan untuk
menimbulkan kesulitan makan pada anak.
3. Mengatur sendiri. Pada awal kehidupannya, secara tidak lang- sung bayi akan
mengatur keperluan akan makanan dengan sen- dirinya.
6. Umur
7. Berat badan.
Makanan yang ideal harus mengandung cukup energi dan zat esensial sesuai
dengan kebutuhan sehari-hari. Pemberian makanan yang berlebih akan
mengakibatkan obesitas, sedang kelebihan zat gizi esensial dalam jangka waktu
lama akan menim- bulkan penimbunan zat gizi tersebut dan menjadi racun bagi
tu- buh, seperti hipervitaminosis A, hipervitaminosis D, dan hiperka- lemi.
Berbanding terbalik dari kelebihan zat gizi, kekurangan ener- gi dalam waktu
lama berakibat menghambat pertumbuhan dan mengurangi energi dalam tubuh,
sehingga terjadi marasmus (gizi kurang atau buruk). Kekurangan zat esensial
mengakibatkan de- fisiensi zat gizi tersebut, seperti xeroftalmia (kekurangan
vitamin A), dan rakhitits (kekurangan vitamin D).
Membiasakan gaya hidup yang sehat, pola makan seim- bang dan bernutrisi, dan
menyiapkan menu yang menarik merupakan cara yang benar bagi pertumbuhan
dan perkem- bangan buah hati. Seperti yang kita ketahui, nutrisi merupakan suatu
zat yang sangat penting bagi pertumbuhan balita yang optimal. Banyak hal yang
bisa dilakukan ibu untuk membantu buah hati mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan. Beberapa hal tersebut, antara lain:
a. Merencanakan waktu makan yang teratur. Jaga jadwal makan dan makanan
selingan anak setiap hari. Selalu usahakan un- tuk tidak merencanakan makan
mendekati waktu tidur siang anak, karena mungkin ia akan terlalu lelah untuk
makan.
c. Mengurangi pemberian air minum sebelum makan, karena akan membuat balita
menjadi kenyang sebelum waktu makan tiba.
d. Latih buah hati untuk makan di kursi makannya. Biarkan anak tersebut yang
memutuskan seberapa banyak makan- an yang dia perlukan setiap kali makan.
Anak tersebut akan ing mengetahui kapan mereka merasa kenyang dan kapan me-
rasa lapar.
Pada umumnya, balita membutuhkan kalori sekitar 1000- 1300 per hari. Tapi pada
kenyataanya, kebutuhan kalori ini akan sulit terpenuhi jika si anak menolak untuk
makan. Sayuran atau buah menjadi makanan yang paling sulit disukai oleh anak-
anak, padahal si anak membutuhkan nutrisi yang ada dalam buah dan sayuran.
Dari hal ini, ibu harus pintar-pintar mengakali pola makannya, agar kebutuhan
kalori mereka terpenuhi.
Balita biasanya belum mau mengonsumsi tiga kali makan besar dalam satu hari.
Secara umum, balita biasanya hanya berselera untuk satu kali makan besar dan
beberapa kali makan makanan kecil atau camilan. Jika si anak tidak mau makan
berat tiga kali dalam sehari, berikan makanan berat paling tidak satu kali. Selain
itu, ibu juga bisa memberikan makanan kecil yang pa- dat kalori dengan nutrisi
yang seimbang untuk camilannya, sep- erti risol dan kroket. Hal penting yang
perlu ibu ingat mengenai pola makan balita adalah selalu menyiapkan makanan
dalam porsi kecil dan cek berat badannya setiap bulan. Segera konsulta- sikan
berat badan anak ketika terjadi penurunan dengan dokter, tetapi selama berat
badannya tidak menunjukkan penurunan, maka ibu tidak perlu khawatir. Berikut
tips yang dapat digunakan untuk membantu pola makan seimbang bagi balita:
a. Tawarkan makan kecil seperti camilan dalam sebuah wadah besar yang
menarik.
b. Buatkan saus dari berbagai jenis sayuran atau daging. Ibu dapat memberikan
makanan kecil tersebut berupa roti, bis- kuit, atau sayuran dan menyajikannya
bersama saus yang telah ibu buat tadi.
c. Bentuk sandwich atau pizza dengan menggunakan cookie cutter, sajikan dalam
porsi kecil.
d. Selalu sajikan semua makanan dalam porsi yang kecil. Jangan pernah
menyediakan porsi besar, sebab kapasitas perut balita masih cukup kecil. Jika
balita tidak mau menghabiskan makan- an, jangan simpan sisa makanan tersebut.
Beberapa jam ke- mudian,siapkan menu yang sama lalu coba tawarkan lagi pada
anak. Jika si anak menolak, maka berikan menu yang lain.
e. Berikan buah dan sayur secara bergantian. Jika si anak me- nolak mengonsumsi
sayur, coba berikan buah. Ibu bisa mem- berikan pisang atau alpukat sebagai
sumber energi di saat mereka menolak makanan besar, sehingga gula darah
mereka dapat stabil dan mereka tidak rewel.
Masa balita adalah periode perkembangan fisik dan mental yang pesat. Pada masa
ini, otak balita telah siap menghadapi ber- bagai stimulasi seperti belajar berjalan
dan berbicara lebih lancar. Balita akan membutuhkan lebih banyak lemak dan
lebih sedik- it serat agar terjadi penambahan berat badan yang sehat. Mem-
berikan asupan makanan dengan nutrisi yang seimbang adalah hal cara terbaik
bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Dari hal ini, ibu perlu mencermati dan
merencanakan menu makan si anak. Beberapa hal tersebut, antara lain sebagai
berikut.
a. Kandungan gula dan garam. Konsumsi garam untuk balita tidak lebih dari /,
jumlah maksimum orang dewasa sehari atau kurang dari 1 gram. Selalu cermati
jumlah makanan si anak karena orang dewasa belum tentu cocok untuknya. Ibu
juga perlu memastikan apakah makanan yang dimasak terla- lu banyak garam atau
gula, atau bahkan mengandung bahan pengawet atau pewarna buatan.
b. Porsi makan. Porsi makan balita berbeda dengan orang de- wasa. Pada
umumnya, mereka membutuhkan makanan sumber energi yang lengkap nutrisi
dalam jumlah lebih kecil, tetapisering.
d. Susu pertumbuhan. Susu sebagai salah satu sumber kalsium, juga penting
dikonsumsi balita. Balita membutuhkan 350 ml susu per hari. Susu pertumbuhan
dan nutrisi merupakan susu lengkap gizi yang mampu memenuhi kebutuhan
nutrisi anak usia 12 bulan ke atas dan menjadi pelengkap menu si anak.
Keterangan :
Pada umumnya, masalah gizi kurang dan gizi buruk pada anak balita masih
menjadi masalah gizi utama yang perlu mendapat perhatian. Masalah gizi secara
langsung disebabkan oleh asupan yang kurang dan tingginya penyakit infeksi. Hal
tersebut berkaitan dengan sanitasi lingkungan dan pelayanan kesehatan yang tidak
memadai, gangguan akses makanan, perawatan ibu yang tidak adekuat, serta
kurangnya pengetahuan ibu tentang cara pemberi- an makanan yang baik untuk
anak.
2. Penyebab langsung. Masalah gizi pada bayi juga disebabkan oleh beberapa hal
eksternal seperti kemiskinan, ketersediaan bahan pangan, pendidikan, dan
kesempatan kerja rendah, serta pela- yanan kesehatan yang kurang memadai.
Dari berbagai sumber data yang ada, perkembangan masalah gizi dapat
dikelompokkan menjadi 3, yaitu masalah gizi yang se- cara public health sudah
terkendali, masalah yang belum dapat di- selesaikan (un-finished), dan masalah
gizi yang sudah meningkat dan mengancam kesehatan masyarakat (emerging).
Menkes menyatakan bahwa ada tiga masalah gizi yang sudah dikendalikan, yaitu
kekurangan vitamin A pada anak balita, ganggu- an akibat kurang yodium, dan
anemia gizi pada anak 2-5 tahun. Pen- anggulangan masalah kurang vitamin A
pada anak balita sebenarn- ya sudah dilaksanakan secara intensif sejak tahun
1970-an, melalui distribusi kapsul vitamin A setiap 6 bulan, dan peningkatan
promo- si konsumsi makanan sumber vitamin A. Untuk gangguan akibat kurang
yodium, sebenarnya sudah dilaksanakan sejak tahun 1994. Penanggulangan yang
dilakukan yaitu dengan mewajibkan semua garam yang beredar harus
mengandung yodium sekurangnya 30 ppm. Data status yodium pada anak sekolah
sebagai indikator gang- guan akibat kurang yodium selama 10 tahun menunjukkan
hasil yang konsisten. Sementara itu, masalah gizi ketiga yang sudah bisa
dikendalikan adalah anemia gizi pada anak 2-5 tahun.
Menkes menjelaskan bahwa masalah gizi yang belum selesai adalah masalah gizi
kurang dan pendek (stunting). Menurut Hasil Riset Kesehatan Dasar (2010),
diungkapkan bahwa faktor pengetahuan dan perilaku masyarakat sangat
berpengaruh terhadap kejadian gizi kurang di masyarakat. Data lain juga
menunjukkan prevalensi gizi kurang juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan.
Menkes menyebutkan secara umum pola konsumsi pangan masih belum
mencerminkan pola makan yang sesuai dengan pedoman gizi seimbang. Menurut
Susenas (2011), karakteristik pola konsum- si pangan masyarakat terdiri dari
konsumsi kelompok minyak dan lemak, sudah di atas anjuran; konsumsi sayur
atau buah baru men- capai 63,3%; konsumsi pangan hewani 62,1%, konsumsi
kacang-ka- cangan 54%, konsumsi umbi-umbian 35,8%, dan kontribusi pangan
olahan dalam bentuk pola makan sehari-hari sudah tinggi.
Beberapa masalah gizi yang sering ditemukan pada bayi, antara lain:
1. Marasmus
Merupakan masalah gizi yang disebabkan oleh tubuh yang kekurangan protein
dan kalori. Penyakit marasmus dapat terjadi karena kondisi tubuh yang tidak
memiliki cukup energi. Biasanya, penderita marasmus akan mengalami hambatan
pertumbuhan, terjaga di malam hari, dan mengalami diare. Beberapa ciri bayi
yang terkena marasmus, antara lain diare yang memiliki bercak hijau dan
berlendir, keriput, dan jika marasmus semakin berat akan terlihat lemak pada
bagian pipi yang menghilang dan terlihat wajah yang menjadi tua. Penyakit ini
banyak ditemukan pada anak usia 0-2 tahun dan banyak ditemukan di kawasan
negara Afrika dan negara yang masih memiliki masalah kelaparan.
2. Kwashiorkor
Pada dasarnya banyak menyerang anak usia 1-3 tahun yang terlambat
menghentikan ASI. Kwashiorkor adalah bentuk MEP yang disebabkan oleh
kekurangan protein akut. Penyakit ini memiliki kemiripan dengan penyakit
marasmus, tetapi kwa- shiorkor ditandai dengan pembengkakan pada beberapa ba-
gian tubuh. Penderita penyakit kwashiorkor akan mengalami gangguan
pertumbuhan, perubahan mental dan apatis, serta menderita edema.
3. Marasmus-Kwashiorkor
Penyakit ini memiliki gejala klinik marasmus dan kwashiorkor. Selain
menampakkan ciri-ciri dari gejala penyakit ma- rasmus dan kwashiorkor, penyakit
ini juga memiliki gejala y yang nom berupa penurunan berat badan 50% dari berat
normal.
4. Kurangnya Vitamin A
5. Obesitas
Obesitas sejak umur balita akan menjadi masalah dikemu- 19dian hari di mana
ternyata obesitas dapat meledakkan sejumlah ig penyakit. Obesitas memiliki
banyak sisi negatif seperti cepat nets clelah, menganggu pernapasan, diabetes,
tekanan darah tinggi, Conall dan banyak penyakit berbahaya lainnya. Obesitas
secara umum asib disebabkan oleh penumpukan lemak yang berlebihan di jaring-
an adiposa. Penumpukan tersebut dapat terjadi karena penga- qiq turan makanan
yang tidak baik, gaya hidup yang tidak sehat, Vaserta karena faktor keturunan.
6. Anemia
Pada bayi, anemia diartikan sebagai penyakit kekurangan gizi. Gejala anemia bisa
terjadi ketika bayi kekurangan asupan zat besi dan vitamin B12. Biasanya, tubuh
akan menjadi lemas dan tidak dapat melakukan aktivitas.
7. Rafkhitis
Merupakan penyakit tulang yang disebabkan oleh kurang- nya konsumsi vitamin
D dan kalsium. Vitamin D dibutuhkan ad untuk menyerap kalsium pada usus.
Ketika vitamin D tidak togel dapat menyerap kalsisum, maka akan terjadi
hypoxalcemia yaitu jumlah kalsium yang sedikit dalam darah dan mendorong
terjadinya kelainan pada kerangka otot saraf.
Hal- Hal yang menyebabkan kurangnya asupan gizi pada balita :
a. Faktor ekonomi
b. Faktor pendidikan
c. Faktor lingkungan
Selain itu gizi kurang juga dapat disebabkan oleh faktor berikut :
Kesimpulan
Gizi adalah zat- zat makanan yang terkandung dalam suatu bahan pangan
yang diolah atau tidak diolah sehingga dapat dimanfaatkan oleh tubuh. Zat gizi
adalah zat atau unsur kimia yang terkandung dalam makanan yang diperlukan
untuk metabolisme dalam tubuh secara normal.
Kebutuhan gizi yang harus dipenuhi pada masa balita diantaranya energi
dan protein. Kebutuhan energi sehari anak untuk tahun pertama ±100- 120
Kkal/kg BB. Untuk tiap 3 bulan pertambahan umur, kebutuhan energi turun ±10
Kkal/kg BB.
Balita yang tercukupi asupan gizi dengan baik akan meningkatkan
kesehatan tubuhnya. Biasanya terlihat dengan balita lebih aktif, cerdas dan ceria.
Ia terlihat begitu perian dan pandai bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.
Ini dikarenakan gizi merupakan faktor yang cukup penting bagi proses kesehatan,
pertumbuhan dan perkembangan balita.
Masalah gizi pada balita meliputi :Marasmus, Kwashiorkor, Marasmus-
Kwashiorkor, Kurangnya Vitamin A, Obesitas, Anemia, Rafkhitis. Hal- Hal
yang menyebabkan kurangnya asupan gizi pada balita :Faktor ekonomi, Faktor
pendidikan fan faktor lingkungan
Daftar pustaka
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/728/konsep-dasar-dan-
sejarah-perkembangan-ilmu-gizi
Wirnasih. Pengantar Ilmu Gizi Dalam Kebidanan. Yogyakarta:
Pustaka Baru Press