Anda di halaman 1dari 17

FASE-FASE PERKEMBANGAN MASA DEWASA AWAL (±

18-25 TAHUN) DAN MASA DEWASA (±25-45 TAHUN)


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik

Dosen Pengampu :

Dewi Justitia, M.Pd. Kons.

Disusun Oleh : Kelompok 6

Alfreda Fanny Islania Rahmadhani (1101622021)

Fanta Chairia Aji (1101622018)

Muhammad Fajar Ramadhani (1101622068)

Muhammad Saleh Budiman (1101622067)

Nadia Riezky Shaliha (1101622051)

Rina Winanti (1101622010)

Santa Patria Ika (1101622085)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2023
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan tugas
mata kuliah Wawasan Pendidikan dalam bentuk makalah yang berjudul “Fase-Fase
Perkembangan Masa Dewasa Awal (± 18-25 Tahun) dan Masa Dewasa (±25-45 Tahun)”.
Tugas ini menjadi upaya untuk memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik
dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi kelompok kami dan kepada
para pembaca mengenai topik yang sedang dibahas.

Dengan terselesaikannya makalah ini, tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Dewi
Justitia, M.Pd. Kons. selaku dosen pengampu mata kuliah Perkembangan Peserta Didik. Juga
terimakasih sebanyak-banyaknya kepada teman-teman kelompok yang telah berpartisipasi dan
memberikan motivasinya hingga terselesaikannya makalah ini.

Kami menyadari selaku manusia biasa yang tak luput dari kesalahan, karena memang
salah datangnya dari kami dan kebenaran hanya milik Tuhan Yang Maha Esa. Kami memohon
maaf apabila ada kekurangan di dalam makalah ini. Kami menerima apabila ada kritik dan juga
saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar kami bisa menjadi lebih
baik lagi di masa mendatang. Semoga makalah ini dapat dipahami dan bermanfaat bagi
pembacanya. Akhir kata kami mengucapkan terima kasih.

Terima kasih.

Jakarta, 19 Februari 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................... 2

1.3 Tujuan ............................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3

2.1 Fase Perkembangan Masa Dewasa Awal (± 18-25 Tahun) ........................................ 3

2.1.1 Perkembangan Fisik ................................................................................................ 3

2.1.2 Perkembangan Kognitif .......................................................................................... 4

2.1.3 Perkembangan Sosioemosional .............................................................................. 5

2.2 Fase Perkembangan Masa Dewasa (± 25-45 Tahun) .................................................. 8

2.2.1 Perkembangan Fisik ................................................................................................ 9

2.2.2 Perkembangan Kognitif ........................................................................................ 10

2.2.3 Perkembangan Sosioemosional ............................................................................ 11

BAB III KESIMPULAN........................................................................................................ 14

3.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada setiap tahapan kehidupan manusia dengan mengembangkan hasil penelitian,


metode, dan sosialisasi. Perkembangan dewasa menjadi usia tantangan luar biasa
sepanjang rentang kehidupan dan berbeda sesuai perkembangan zaman dan budaya.
Permasalahan yang dialami oleh orang dewasa diantaranya kurang mampu melewati
tahapan perkembangannya dengan baik ditandai banyak permasalahan yang dihadapi
ketika memasuki usia dewasa mulai permasalahan kehilangan identitas diri, anti sosial,
kegagalan berumah tangga, tidak mampu menjadi model yang baik untuk anak-anak
mereka, tidak mampu menafkahi keluarga, dll. Permasalahan-permasalahan sosial yang
perlu menjadi kajian untuk dicari solusi dan menyadarkan seseorang untuk
mempersiapkan masa kanak-kanak menjadi masa dewasa yang tangguh dan tanggap
dalam bermacam situasi, kondisi, dan zaman.

Usia dewasa adalah lanjutan dari usia bayi, kanak-kanak, remaja, dan dewasa. Manusia
terus berkembang dan mengalami perubahan (change over time) ke arah yang positif.
Seseorang yang mampu menjalani setiap tahapan kehidupan biasanya mampu menjalani
tahapan kehidupan selanjutnya, karena telah mampu menyelesaikan tugas perkembangan
dan sekaligus selesai menghadapi hambatan dalam tugas-tugas perkembangan (hazard).
Usia dewasa adalah usia yang paling lama dilewati oleh setiap manusia, karena lebih dari
setengah kehidupan manusia akan dijalani pada usia dewasa. Kehidupan usia dewasa
memiliki tugas-tugas perkembangan yang terus dilanjutkan untuk menciptakan individu
yang matang, meskipun dalam perjalanan kehidupan seseorang terdapat hambatan-
hambatan perkembangan.

Manusia pada dasarnya dilahirkan dalam keadaan fitrah memiliki nilai-nilai kesucian
dan potensi, setiap anak yang lahir memiliki potensi yang luar biasa yang apabila
dikembangkan menjadi modal besar untuk kesuksesan diri sendiri, agama, bangsa dan
negara. Mulai masa kanak-kanak dan remaja sampai usia 18 tahun, dewasa mulai usia dua
puluh tahun sampai usia lansia, sungguh ini adalah tahapan usia yang sangat penting yang

1
perlu diperhatikan oleh setiap orangtua untuk mempersiapkan anak-anak yang agar
tumbuh menjadi anak yang tangguh ketika memasuki usia dewasa. Manusia dewasa yang
sempurna adalah hasil didikan orangtua dan lingkungan yang tetap menjaga kaidah,
norma, dan agama.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja fase perkembangan masa dewasa awal (fisik) manusia?


2. Apa saja fase perkembangan masa dewasa awal (kognitif) manusia?
3. Apa saja fase perkembangan masa awal (sosioemosional) manusia?
4. Apa saja fase perkembangan masa dewasa (fisik) manusia?
5. Apa saja fase perkembangan masa dewasa (kognitif) manusia?
6. Apa saja fase perkembangan masa dewasa (sosioemosional) manusia?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui fase perkembangan masa dewasa awal (fisik) manusia


2. Untuk mengetahui fase perkembangan masa dewasa awal (kognitif) manusia
3. Untuk mengetahui fase perkembangan masa awal (sosioemosional) manusia
4. Untuk mengetahui fase perkembangan masa dewasa (fisik) manusia
5. Untuk mengetahui fase perkembangan masa dewasa (kognitif) manusia
6. Untuk mengetahui fase perkembangan masa dewasa (sosioemosional) manusia

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Fase Perkembangan Masa Dewasa Awal (± 18-25 Tahun)

Dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja. Masa remaja yang ditandai
dengan pencarian identitas diri. Pada masa dewasa awal, identitas diri ini didapat sedikit-
demi sedikit sesuai dengan umur kronologis dan mental age-nya. Berbagai masalah juga
muncul dengan bertambahnya umur pada masa dewasa awal. Dewasa awal adalah masa
peralihan dari ketergantungan kemasa mandiri, baik dari segi ekonomi, kebebasan
menentukan diri sendiri, dan pandangan tentang masa depan sudah lebih realistis.

Seseorang yang digolongkan dalam usia dewasa awal berada dalam tahap hubungan
hangat, dekat dan komunikatif dengan atau tidak melibatkan kontak seksual. Bila gagal
dalam bentuk keintiman maka ia akan mengalami apa yang disebut isolasi (merasa
tersisihkan dari orang lain, kesepian, menyalahkan diri karena berbeda dengan orang lain).
Dewasa awal dimulai pada umur 18 tahun sampai kira-kira umur 25 tahun, saat perubahan-
perubahan fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif.

2.1.1 Perkembangan Fisik

Dewasa awal merupakan masa permulaan dimana seseorang mulai menjalin


hubungan secara intim dengan lawan jenisnya. Dari segi fisik, masa dewasa awal
adalah masa dari puncak perkembangan fisik. Perkembangan fisik sesudah masa ini
akan mengalami degradasi sedikit demi sedikit, mengikuti umur seseorang menjadi
lebih tua. Pada masa dewasa awal adalah masa dimana motivasi untuk meraih
sesuatu sangat besar yang didukung oleh kekuatan fisik yang prima. Sehingga, ada
stereotipe yang mengatakan bahwa masa remaja dan masa dewasa awal adalah masa
dimana lebih mengutamakan kekuatan fisik daripada kekuatan rasio dalam
menyelesaikan suatu masalah. Namun, pada masa dewasa awal perkembangan fisik
seseorang bukan hanya akan mencapai pada puncaknya, tetapi kemampuan fisik
kita juga mulai menurun. Kekuatan dan kesehatan otot juga mulai menunjukkan
tanda penurunan.

3
2.1.2 Perkembangan Kognitif

Piaget berpendapat bahwa pada remaja dan dewasa awal keduanya berada pada
tahap operasional formal namun tahap ini lebih baik kualitasnya pada masa dewasa
awal. Penerapan psikologi kognitif dalam tingkah laku orang dewasa awal akan
berbeda dengan masa remaja atau menjelang kedewasaan.

Karakteristik perkembangan kognitif pada dewasa awal untuk pemikiran post


formal yang dikemukakan oleh Jan Sinot adalah sebagai berikut:

● Shifting Gears – Kemampuan untuk mengaitkan penalaran abstrak dengan


berbagai hal yang sifatnya praktis. Ini berarti bahwa individu bukan hanya dapat
berpikir abstrak namun juga dapat menjelaskan dan menjabarkan berbagai hal
abstrak seperti konsep atau ide menjadi sesuatu yang praktis dan bisa diterapkan
secara langsung.
● Problem Definition – Karakteristik ini adalah kemampuan untuk mendefinisikan
suatu masalah dengan memasukkannya ke dalam satu kelas atau kategori tertentu
untuk masalah logis dan juga menyusun definisi mengenai cakupan masalah
tersebut.
● Process-Product Shift – Kemampuan untuk melihat kemungkinan akan
menyelesaikan semua masalah dengan baik melalui proses yang menggunakan
penerapan umum dari masalah – masalah yang mirip atau melalui produk dengan
solusi konkrit terhadap masalah yang khusus.
● Pragmatism – Pemikiran post formal berarti juga terjadi pada individu yang
bersifat pragmatis, yaitu dapat menyadari serta memilih solusi terbaik dalam
menyelesaikan masalahnya dengan bertujuan pada hasil akhirnya, dan juga dapat
menghargai orang lain yang mempunyai pilihan solusi berbeda dengan dirinya.
● Multiple Causality / Multiple Solutions – Karakteristik perkembangan kognitif
pada masa dewasa awal ini mampu memahami suatu masalah dilihat dari berbagai
faktor serta mencari dan menghasilkan berbagai alternatif solusi.
● Awareness of Paradox – Adanya kesadaran bahwa memutuskan permasalahan
dapat mengakibatkan munculnya hal – hal yang sifatnya paradoks atau
bertentangan, misalnya hasil yang untung atau rugi, positif atau negatif. Individu
dalam karakteristik ini berani dan tegas dalam menghadapi konflik tanpa perlu
melanggar berbagai prinsip kebenaran dan keadilan.

4
● Self Referential Thought – Adanya kesadaran seseorang bahwa dirinya juga dapat
menjadi hakim dari logika apapun yang digunakannya sendiri dengan
menggunakan pemikiran post formal.

2.1.3 Perkembangan Sosioemosional

Kehidupan dewasa awal makin kompleks dibandingkan dengan masa remaja


karena selain bekerja, mereka akan memasuki kehidupan pernikahan, membentuk
keluarga baru, memelihara anak-anak, dan tetap harus memperhatikan orang tua
yang makin lanjut usia. Selain itu, dewasa awal mulai membentuk keluarga dengan
pasangan hidupnya yang telah dibina sejak masa remaja atau masa sebelumnya.
Havighurst (Turner dan Helms, 1995) mengemukakan perkembangan sosiomesional
pada masa dewasa muda diantaranya yaitu :

a) Mencari dan menemukan calon pasangan hidup

Golongan dewasa awal semakin memiliki kematangan fisiologisnya


(seksual) setelah melewati masa remaja, sehingga mereka siap melakukan tugas
reproduksi, yaitu mampu melakukan hubungan seksual dengan lawan jenis,
asalkan memenuhi persyaratan yang berlaku dan sah yaitu perkawinan resmi.
Tentu saja perkawinan yang dilakukan atas dasar cinta yang romantis dan penuh
afeksi atau kebersamaan cinta.

Cinta yang romantis juga disebut “cinta yang bergairah” karena memiliki
elemen seksual dan kekanak-kanakan, dan sering kali mendominasi bagian awal
suatu hubungan cinta. Ellen Berscheid(1988) selaku peneliti cinta yang terkenal
mengatakan bahwa cinta romantis adalah hal yang ia percaya harus kita pahami
jika akan mempelajari apa cinta itu sesungguhnya. Cinta yang romantic
mencakup jalinan yang rumit dari emosi-emosi yang berbeda seperti ketakutan,
kemarahan, gairah seksual, kesenangan, dan kecemburuan. Sedangkan cinta
yang penuh afeksi disebut juga cinta yang penuh kebersamaan yaitu ketika hasrat
individu untuk berada dekat dengan orang lain dan melibatkan perasaan yang
dalam dan sayang terhadap orang tersebut.

b) Membina kehidupan rumah tangga

5
Sebagian besar dari mereka yang telah me-nyelesaikan pendidikan, umumnya
telah memasuki dunia pekerjaan guna meraih karier tertinggi. Mereka
mempersiapkan dan membukukan diri bahwa mereka sudah mandiri secara
ekonomis, artinya sudah tidak bergantung lagi pada orang tua. Sikap yang
mandiri ini suatu langkah positif bagi mereka karena sekaligus dijadikan sebagai
persiapan untuk memasuki kehidupan rumah tangga yang baru. Namun, sebelum
mempersiapkan membina rumah tangga ada beberapa orang yang melakukan
fase pertama yaitu leaving home and becoming a single adult yaitu proses dimana
remaja menjadi orang dewasa dan keluar dari keluarga asalnya untuk sementara
waktu karena ingin merasakan hidup mandiri dan mempunyai privacy. Pasangan
baru adalah fase kedua setelah fase leaving home and becoming a single adult,
yaitu dimana dua individu dari dua keluarga yang berbeda bersatu untuk
membentuk satu sistem keluarga yang baru. Fase ini tidak hanya melibatkan
pembangunan satu sistem pernikahan baru,tetapi juga penyusunan kembali
hubungan dengan keluarga jauh dan teman-teman untuk melibatkan pasangan.

c) Meniti karir dalam rangka memantapkan kehidupan ekonomi rumah


tangga.

Dalam proses perjalanan dalam fase ini, seseorang dituntut untuk dapat
menentukan jenjang karir yang tepat bagi dirinya. Seorang individu dalam
menjalani hidupnya di tengah fase ini diharapkan sudah memiliki pekerjaan yang
layak dan menjamin. Ketika orang dewasa sudah memasuki dunia kerja, biasanya
orang dewasa cenderung merasa tertekan oleh tuntutan pekerjaan yang mereka
jalani. Mereka biasanya kurang setia atau memiliki loyalitas terhadap perusahaan
yang rendah dan cenderung mencari pekerjaan lain yang dianggap lebih
memuaskan dan lebih dapat menjamin atas kelangsungan hidupnya.

Terdapat beberapa aspek-aspek kerja yang harus diperhatikan pada seseorang


yang telah memasuki fase dewasa, diantaranya adalah usia, peran jenis kelamin,
perilaku dan performance, dan bagaimana kecenderungan pekerjaan dalam
keluarga.

Dalam memasuki dunia kerja, seseorang yang memasuki fase usia dewasa
awal harus melakukan tahap-tahap penyesuaian pekerjaan, antara lain:

6
● Pilihan pekerjaan

Individu dapat memilih bidang pekerjaan yang sesuai dengan bakat, minat,
kompetensi dan faktor-faktor psikologis lainnya supaya ketika bekerja
kesehatan mental dan fisiknya dapat dikelola.

● Stabilitas pilihan pekerjaan

Dalam memilih pekerjaan, individu harus melakukannya dengan mantap dan


berpindah-pindah kerja masih dapat dilakukan di usia awal dewasa dini.

● Penyesuaian diri dengan pekerjaan

Proses menyesuaikan diri dengan jenis pekerjaan yang telah dipilih meliputi
sifat dan jenis pekerjaan, melakukan adaptasi dengan teman sejawat/kerja,
pimpinan, lingkungan kerja dan aturan-aturan dalam dunia kerjanya

Di dalam aktivitas kerjanya, orang dewasa awal cenderung jarang untuk


masuk kerja karena alasan kesehatan daripada pekerja yang lebih tua. Mereka
memiliki kemampuan aritmatika dan kemampuan lainnya yang lebih baik
daripada pekerja yang lebih tua.

d) Dampak usia, seks, dan faktor keluarga terhadap perkembangan karir dan
kepuasan kerja.

Dampak usia terhadap perkembangan karier adalah individu yang


memasuki fase dewasa awal di dalam aktivitas kerjanya, orang dewasa awal
cenderung jarang untuk masuk kerja karena alasan kesehatan daripada pekerja
yang lebih tua. Mereka memiliki kemampuan aritmatika dan kemampuan
lainnya yang lebih baik daripada pekerja yang lebih tua. Mereka cenderung gesit
dan cekatan dalam bekerja sehingga mampu mencapai tahap pekerjaan yang
mapan atau telah mencapai puncak karier, akan tetapi mereka kurang bijaksana
dalam bekerja. Kepuasan pada suatu pekerjaan memiliki kaitan yang erat
dengan proses kehidupan, indikasi-indikasi kepentingan ini berkaitan dengan
aspek kesetiaan (loyalitas) dan kesehatan. Ketika orang yang bekerja
mengalami ketidakpuasan dengan hasil pekerjaannya, keadaan ini seringkali

7
dipengaruhi oleh sejenis stressor yang kuat. Adapun sterssor-stressor tersebut
dapat berupa:

● Masalah seksual
● Kurangnya dukungan dari keluarga
● Gaji yang kecil
● Pekerjaan yang monoton
● Bekerja dalam waktu yang terlalu lama
● Ada masalah dengan atasan
● Tidak ada pembagian yang jelas dalam pekerjaan
● Adanya target produksi, dll.

e) Menjadi warga negara yang bertanggung jawab.

Warga negara yang baik adalah warga negara yang taat dan patuh pada tata
aturan perundang-undangan yang berlaku. Hal ini diwujudkan dengan cara-cara,
seperti:

● Mengurus dan memiliki surat-surat kewarganegaraan (KTP, akta


kelahiran,surat paspor/visa bagi mereka yang ingin ke luar negeri.
● Membayar pajak (pajak televisi, telepon, listrik, air. pajak kendaraan bermotor,
pajak penghasilan),
● Menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat dengan mengendalikan diri agar
tidak tercela di mata masyarakat.
● Mampu menyesuaikan diri dalam pergaulan sosial di masyarakat (ikut terlibat
dalam kegiatan gotong royong, kerja bakti membersihkan selokan,
memperbaiki jalan, dan sebagainya).

2.2 Fase Perkembangan Masa Dewasa (± 25-45 Tahun)

Masa dewasa madya ditandai oleh adanya perubahan fisik, mental serta perubahan
minat (Hurlock,1980 dalam Masykuroh, 2021, hlm. 123). Erikson (dalam Santrock dalam
Masyukuroh 2021, hlm. 123) mengungkapkan bahwa pada periode dewasa madya, terjadi
masa kritis dalam penentuan dominasi antara kecenderungan untuk menghasilkan atau
kecenderungan untuk menetap. Penentuan dominasi tersebut sebagai pilihan bagi dewasa
madya untuk hidup dengan lebih sukses atau berhenti dan tidak melakukan sesuatu lagi.

8
Periode dewasa madya sendiri merupakan bagian penting dan menentukan dalam rentang
kehidupan Individu sebagai seorang dewasa.

2.2.1 Perkembangan Fisik

Pada masa dewasa madya, berbagai penurunan secara fisik mulai banyak
terjadi. Kini degradasi adalah hal utama yang terjadi, tidak seperti masa-masa
sebelumnya. Namun beberapa individu masih mampu berkembang atau setidaknya
mempertahankan apa yang telah ia bangun di masa remaja dan dewasanya, seperti
bagaimana para atlet binaraga masih dapat mampu tampak bugar.

Secara umum, beberapa karakteristik perubahan fisik pada usia dewasa madya
adalah sebagai berikut :

1. Berat badan bertambah

Metabolisme individu pada usia ini mulai berkurang, sehingga ia tidak mampu
memproses karbohidrat berlebih dengan baik seperti pada masa sebelumnya.
Biasanya selama usia madya lemak banyak mengumpul pada perut dan paha.

2. Berkurangnya rambut dan beruban

Rambut pada pria yang berusia madya mulai jarang, menipis, dan terjadi
kebotakan pada bagian atas kepala. Rambut di hidung, telinga dan bulu mata
menjadi lebih kaku, sedangkan rambut pada wajah tumbuh lebih lambat dan
kurang subur. Rambut wanita semakin menipis dan rambut di atas bibir dan dagu
semakin banyak. Baik rambut pria dan wanita mulai memutih menjelang usia
lima puluh tahunan

3. Perubahan pada kulit

Kulit pada wajah, leher, lengan, dan tangan menjadi lebih garing dan keriput.
Kulit di bagian bawah mata menggembung seperti kantong, dan lingkaran hitam
di bagian ini lebih permanen dan jelas, warna merah kebiruan sering muncul di
sekitar lutut dan di tengah tengkuk.

4. Tubuh menjadi gemuk

9
Bahu sering kali berbentuk bulat, dan terjadi penggemukan pada bagian
seluruh tubuh yang membuat perut kelihatan menonjol sehingga seseorang
kelihatan lebih pendek.

5. Perubahan otot

Umumnya otot orang yang berusia madya menjadi lembek mengendur di sekitar
dagu, pada lengan bagian atas, dan perut.

6. Masalah persendian

Beberapa orang berusia madya mempunyai masalah pada persendian, tungkai


dan lengan, yang membuat mereka sulit berjalan dan memegang benda yang
jarang sekali ditemukan pada orang-orang muda.

7. Perubahan pada gigi

Gigi menjadi lebih kuning dan harus lebih sering di ganti, sebagian atau
seluruhnya dengan gigi palsu.

8. Perubahan pada mata

Mata kelihatan kurang bersinar dari pada mereka ketika masih muda, dan
cenderung mengeluarkan kotoran mata yang menumpuk di sudut mata.

2.2.2 Perkembangan Kognitif

Selain perubahan biologis, perubahan yang terjadi pada dewasa madya lainnya
adalah perubahan kemampuan kognitifnya. Kemunduran kemampuan kognitif
terutama daya ingat Individu pada periode ini terkadang sulit untuk dihindari.
Kemunduran daya ingat ini juga terjadi karena informasi-informasi yang diperoleh
terkadang tidak digunakan secara berulang sehingga mudah dilupakan. Oleh karena
itu, lagi-lagi tidak berhenti belajar adalah proses yang harus dilakukan pada usia ini
agar tidak mengalami degradasi bahkan penyakit pikun yang sebetulnya sama sekali
tidak wajar dialami oleh Lansia sekali pun.

Uniknya walaupun penurunan konsisten kemampuan perceptual telah dimulai


pada usia 25 tahun, dan kemampuan numerik mulai menurun pada usia 40 tahun,

10
performa puncak dalam empat dari enam keterampilan, penalaran induktif, orientasi
spasial, kosakata, dan memori verbal terjadi pada sekitar pertengahan masa paruh
baya.

Dalam empat kemampuan tersebut, orang-orang paruh baya, khususnya wanita,


berada di atas rata-rata dibandingkan pada usia 25 tahun. Orientasi spasial, kosakata,
dan memori verbal pria mencapai puncak pada usia lima puluhan, pada wanita, pada
wanita, pada awal usia 60an. Dengan kata lain, kecepatan perceptual wanita menurun
lebih cepat dibandingkan pria.

Biasanya kecerdasan cair mencapai puncak sepanjang masa dewasa awal,


sedangkan kecerdasan yang mengkristal meningkat sepanjang masa paruh baya dan
sering kali terus meningkat sampai hampir di akhir kehidupan. Salah satu kemampuan
cair yang memang memuncak lebih awal dimulai pada usia dua puluhan adalah
kecepatan perceptual.

Orang dewasa pertengahan mungkin mengganti penurunan dalam kemampuan


neurologis dasar ini dengan menguasai bidang yang dipengaruhi oleh belajar dan
pengalaman tingkat kemampuan lebih tinggi yang diperlukan untuk hidup yang
independen dan produktif. Peningkatan dan kemampuan yang mengkristal ini bisa
jadi berkaitan dengan perkembangan karier dan penguji tanggung jawab keluarga.

2.2.3 Perkembangan Sosioemosional

Perkembangan sosio-emosional anak merupakan perkembangan yang


menceritakan perkembangan sosial dan emosi anak. perkembangan sosial anak yakni
perkembangan tingkah laku anak dalam menyesuaikan aturan-aturan yang berlaku
dilingkungan anak berada. Perkembangan emosional anak diartikan sebuah keadaan
yang kompleks dapat berupa perasaan ataupun getaran jiwa yang ditandai oleh
perubahan biologis yang muncul menyertai terjadinya suatu perilaku.

Perkembangan sosial berkaitan erat dengan emosional anak karena ekspresi


yang ditampilkan anak berkaitan dengan sikap sosial anak menjadikan sikap atau
tingkah laku itu muncul. Assemen/penilaian dilakukan untuk melihat aspek
perkembangan sosio-emosional anak apakah sudah tercapai atau belum. Proses
penilaian ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran dan

11
bersifat menyeluruh (holistik) yang mencakup semua aspek perkembangan anak didik
baik aspek sikap, ilmu pengetahuan maupun keterampilan.

Tujuan penilaian tersebut tercapai, guru hendaknya memiliki pengetahuan


berbagai metode dan teknik penilaian seperti; teknik penilaian observasi, percakapan,
catatan anekdot dan catatsn spesimen, sehingga memiliki keterampilan memilih dan
menggunakan dengan tepat metode dan teknik yang dianggap paling sesuai dengan
tujuan dan proses pembelajaran, serta pengalaman belajar yang telah ditetapkan.

Giblin percaya jika terdapat lima tahapan dalam perkembangan emosi, yakni:

● Dari 0 hingga 8 bulan: Terjadi ketidakseimbangan sensorik respons atau sensasi


yang intens, penyesuaian refleksif mengikuti, ekspresi mewakili kesenangan atau
ketidaksenangan serta istirahat dan ketegangan.
● Dari 9 hingga 12 bulan: Mengembangkan ketidakseimbangan yang dibawa ada
atau tidaknya orang lain. Keseimbangan dicapai dengan interaksi dan respon oleh
tanggap yang lebih terorganisir.
● Dari 2 sampai 6 tahun: Ketidakseimbangan disebabkan secara langsung dan
tidak langsung dari rangsangan dan kesetimbangan kembali lewat keterampilan
representasional serta keterampilan emosional.
● Dari 7 sampai 12 tahun: Ketidakseimbangan terjadi lewat persepsi langsung,
perbandingan sosial dan respons emosional yang melibatkan pola perilaku
karakteristik.
● Sesudah 13 tahun: Ketidakseimbangan datang lewat perbandingan internal dan
emosi mulai berkontribusi pada konsep menstabilkan diri.

Implikasi Perkembangan Sosio Emosional Pada Pendidik

Emosi dalam psikologi yang positif bisa mempercepat proses belajar dan
mencapai hasil belajar yang lebih baik. Sebaliknya, emosi yang negatif bisa
menghambat belajar dan bahkan bisa menghentikannya. Untuk itu pembelajaran yang
berhasil harus dimulai dengan menciptakan emosi yang positif pada diri pelajar atau
peserta didik.

Untuk cara meningkatkan kecerdasan emosional yang positif pada siswa bisa
dilakukan dengan banyak cara seperti menciptakan lingkungan belajar atau lingkungan

12
sosial yang menyenangkan serta menciptakan kesenangan belajar. Kecerdasan emosi
adalah kemampuan seseorang dalam mengelola emosi secara sehat khususnya ketika
berhubungan dengan orang lain.

Pengaruh sosio emosional pada remaja atau diri sendiri merupakan cara untuk
mengendalikan diri, memutuskan semua dengan baik dan bisa lebih matang dalam
merencanakan semua hal yang akan diputuskan.

Supaya peserta didik bisa memiliki kecerdasan emosional dalam psikologi yang
baik, maka harus dibentuk sejak dini sebab saat tersebut menjadi penentu pertumbuhan
dan perkembangan manusia berikutnya sehingga peran orang tua dalam perkembangan
sosial emosional anak usia dini sangatlah penting.

Pada usia tersebut, dasar dasar kepribadian anak sudah terbentuk. Menghadapi
masalah sosio emosional peserta didik tergantung dari kondisi psikis siswa. Untuk
mengembangkan potensi itu, maka dibutuhkan beberapa kegiatan yang bisa
menunjang kemajuan perkembangan sosio emosional seperti ekstrakurikuler dan juga
bimbingan rohani.

13
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang didapat dari Makalah ini adalah berupa Penemuan yang dimana
perkembangan dan pertumbuhan adalah kedua hal yang memiliki makna yang sangat
berbeda.

Pada masa Kanak-Kanak sebagian besar kita akan mendapatkan pertumbuhan


yang sangat signifikan namun dalam hal Perkembangan di masa Kanak-Kanak belum
sangat terlihat, masuklah kedalam fase Remaja yang dimana di fase Perkembangan inilah
bukan hanya soal Fisik yang bertumbuh namun juga Perkembangan yang berupa
Emosional, apalagi pada fase inilah Remaja pasti akan terbesit dalam fikiran
bahwasannya Siapa dirinya? dan akan mulai mencari Jati Diri, dan hal tersebut seperti
dua mata pisau yang dimana kita harus asah dam arahkan supaya mencari Jati Dirinya
kearah yang positif. Dan setelah Fase Remaja pun tibalah Fase Pendewasaan yang dimana
ditandai dengan lambatnya Pertumbuhan Fisik dan juga Perkembangan Kognitif sehingga
dalam mengambil keputusan bisa lebih logis dan juga tidak bimbang dalam mengambil
keputusan.

Peran para pendidik pun turut penting dalam Masa Perkembangan ini karena
sebagian besar Masa Perkembangan terjadi di Masa Sekolah yang sebagian besar
waktunya menghabiskan waktu lebih banyak di Sekolah daripada di Rumah, jika para
Pendidik turut andil dalam mengawali masa pertumbuhan dan perkembangan inilah maka
hasilnya akan lebih baik dan tidak kearah yang buruk.

14

Anda mungkin juga menyukai