Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN TN.B DENGAN (PPOK)

Disusun Oleh :
NI PUTU WINDA PUSPA DEWI
2022207209480

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS KESEHATAN
2022/2023
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
- Nama pasien : Tn. B
- Umur : 52 tahun
- Jenis Kelamin : Laki-Laki

2. Riwayat Kesehatan
a. Alasan masuk rumah sakit
Pasien sehari sebelumnya sedang melakukan aktivitas di
sore hari, tiba-tiba pasien merasakan sesak nafas seperti tidak biasa
bernafas seperti ada dahak yang menghalangi jalan nafasnya. Pada
malam harinya pasien mengalami demam tinggi dan membeli obat
warung untuk menurunkan panasnya. Karena makin sesak pasien
dibawa ke PKM, dan PKM tidak memiliki alat pemeriksaan
akhirnya di rujuk ke RS.

b. Keluhan Utama
Sesak

c. Riwayat Kesehatan sekarang


Pasien mengeluh sesak , sesak dirasakan bertambah berat
ketika beraktivitas, sesak dirasakan seperti ada dahak yang
menghalangi jalan nafasnya sesak dirasakan 2 hari yang lalu hilang
timbul dan terjadi secara tiba-tiba

d. Riwayat Kesehatan Dahulu


Pasien mengatakan memiliki riwayat penyakit asma sejak 2
tahun yang lalu dan pernah dirawat dirumah sakit.

e. Riwayat Kesehatan Keluarga


Pasien mengatakan keluarganya tidak ada yang mempunyai
riwayat penyakit keturunan.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
- Penampilan : Pasien tampak sesak
- Kesehatan : Composmetis
- GCS : 15, E = 4 , V=5, M=6

b. Tanda – Tanda Vital


- TD : 120/80 mmhg
- N : 70 x/menit
- R : 28 x/menit
- S : 36,2oC

c. Sistem Pernafasan
Bentuk hidung proposional, lubang hidung simetris,
terdapat pernafasan cuping hidung (+), retraksi intercostal (+),
pasien terpasang WSD di dada sebelah kanan yaitu bagian basal
paru posteolateral intercosta 8-9, nafas dangkal, traktil fremitus
kanan dan kiri tidak sama, hipersonal.

d. Sistem Pencernaan
Penurunan nafsu makan (+)

e. Sistem Kardiovaskuler
Akral terasa dingin , CRT >3 detik, TD 120/80 mmhg , N :
70x/menit.

f. Sistem Integumen
Turgor kulit jelek

g. Sistem Perkemihan
Tidak ada keluhan

h. Sistem Muskuloskeletal
Pergerakan Terbatas (+)
4. Data Penunjang
a. Data Penunjang Lab
No Nama Test Hasil Unit Nilai Nomal
1. Hematologi
- Hemoglobin 11,7 g/dl 13.0~16.0
- Leucosit 12.120 /mm3 4,000~10,000
- LED 1 Jam 20 mm/jam 0~15
- LED 2 Jam 55 mm/jam 0~15

b. Data Penunjang Terapi Medis


No Nama Obat Dosis Cara Pemberian
1. Keterolac 1 x 30 mg IV
2. Ranitidin 1 x 50 mg IV
3. Ceftriaxone 1 x 2 gr IV

B. Analisa Data
N
o Data Etiologi masalah
1 Ds: Hambatan upaya Pola nafas tidak
Pasien mengeluh sesak nafas efektif

Do :
1. Terdapat pernafasan cuping
hidung (+)
2. Retraksi Intercostal(+)
3. Pasien Terpasang WSD Di
dada sebelah kanan yaitu
bagian basal paru Postero
lateral intracosta 8-9
4. Nafas dangkal
5. Traktil Fremitus kanan kiri
Tidak sama
6. Hipersonan
7. TD : 130/80 mmhg
8. R : 28 x/menit
2 DS: Ketidakseimbangan Intoleransi aktivitas
1. Pasien mengatakan antara suplai dan
pergerakan terbatas kebutuhan oksigen
Do:
1. Sesak
2. Terpasang WSD
3 DS: Hambatan Gangguan pola tidur
1. Pasien mengatakan tidak bisa lingkungan
tidur
Do:
1. Sesak
2. Sering terbangun
3. Terpasang WSD
4. RR: 28x/ menit
5. TD: 120/80 mmHg
C. Diagnosa Keperawatan
1. Pola Nafas Tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya nafas.
2. Risiko intoleransi aktivitas berhubungan dengan gangguan pernafasan.
3. Gangguan Pola tidur berhubungan dengan hambatan lingkungan
(misalnya lingkungan / Tindakan).
D. Rencana Tindakan Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi


(SDKI) (SLKI) (SIKI)

1. Pola nafas tidak efektif Setelah dilakukan intervensi selama 3 Manajemen jalan napas

berhubungan dengan hambatan x 24 Jam, maka pola napas membaik 1. Observasi :

upaya nafas (mis. Nyeri saat Dengan kriteria hasil : - Monitor pola napas (frekuensi,

bernafas, kelemahan otot 


Ventilasi semenit meningkat (5) kedalaman, usaha napas)

pernafasan)

Kapasitas vital meningkat (5) - Monitor bunyi napas tambahan (mis.

(D.0005)

Diameter thoraks anterior- Gurgling, mengi, wheezing, ronkhi,
posterior meningkat (5) kering)


Tekanan ekspirasi meningkat (5) - Monitor sputum (jumlah, warna,

Tekaranan inspirasi memingkat aroma).
(5) 2. Terapeutik :


Dispnea menurun (5) - Pertahankan kepatenan jalan napas

Penggunaan otot bantu napas dengan head-titt dan chin-lift (jaw-
menurun (5) trust jika curiga trauma servikal)


Pemanjangan fase ekspirasi - Posisikan semi fowler
menurun (5) - Berikan minum hangat


Ortopnea menurun (5) - Lakukan fisioterapi dada, jika perlu

Pernapasan persed-lip menurun (5) - Lakukan penghisapan lendir kurang
dari 15 detik.


Pernapasan cuping hidung - Lakukan hiperoksigenasi sebelum
menurun (5) penghisapan endotrakeal


Frekuensi napas membaik (5) - Keluarkan sumbatan benda padat

Kedalaman napas membaik (5) dengan forcep McGill.

Ekskursi dada membaik (5) - Berika oksigen, jika perlu.
3. Edukasi

- Anjurkan asupan cairan 2000ml/hari,

jika tidak kontraindikasi.

- Ajarkan teknik batuk efektif

4. Kolaborasi

kolaborasi pemberian bronkodilator,

ekspektoran, mukolitik, jika perlu

2. Intoleransi aktifitas berhubungan Setelah dilakukan intervensi selama 3 Managemen Energi

dengan imobilitas x 24 jam, maka intoleransi aktifitas 1. Observasi

(D.0056) dapat meningkat, Dengan kriteria - Identifikasi gangguan fungsi

hasil : tubuh yang mengakibatkan


Saturasi oktigen meningkat (5) kelelahan.

Kemudahan dalam melakukan - Monitor kelelahan fisik dan
aktifitas sehari hari-hari
emosional.
meningkat(5)

Kecepatan berjalan meningkat(5) - Mopnitor pola dan jam tidur.

Jarak berjalan meningkat(5) - Monitor lokasi dan ketidak

Kekuatan tubuh bagian atas nyamanan selama melakukan
meningkat(5)
aktifitas.

Kekuatan tubuh bagian bawah
meningkat(5) 2. Teurapetik

Toleransi dalam menaiki tangga - Sediakan lingkungan nyaman dan
meningkat(5)
rendah stimulus (mis,. Cahaya, suara,
lingkungan)
- Lakukan latihan rentan gerak pasif dan
atau aktifitas
- Berikan aktifitas distraksi yang
menenangkan
- Fasilitasi duduk disisi tempat tidur,
jika tidak dapat berpindah atau
berjalan.
3. Edukasi
- Anjurkan tirah baring.
- Anjurkan melakukan aktifitas
secara bertahap.
- Anjurkan menghubungi perawat
jika tanda dan gejala kelelahan
tidak berkurang.
- Ajarkan strategi koping untuk
mengurangi kelelahan
4. Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi tentang
cara meningkatkan asupan makanan.

3. Gangguan Pola tidur Setelah dilakukan intervensi selama 3 Dukungan Tidur

berhubungan dengan hambatan x 24 jam, maka gangguan pola tidur Tindakan

lingkungan (misalnya dapat meningkat, Dengan kriteria 1. Observasi

lingkungan / Tindakan) hasil : - Identifikasi pola aktivitas dan

(D.0055) 
Keluhan sulit tidur menurun tidur.
(1) - Identifikasi faktor penggangu

Keluhan sering Terjaga tidur (Fisik/Psikologis).
menurun (1) - Identifikasi makanan dan minuman

Keluhan tidak puas tidur menurun (1) yang mengganggu tidur (mis. Kopi,

Keluhan pola tidur berubah menurun Alkohol, Makan mendekati sebelum
(1)
tidur, minum mendekati sebelum tidur.

Keluhan Istirahat tidak cukup
menurun (1) - Klasifikasi obat tidur yang dikonsumsi

Kemampuan beraktivitas 2. Teurapetik
meningkat (1)
- Modifikasi lingkungan (MLS
pencahayaan, bising, suhu, matras,
tempat tidur).
- Batasi waktu siang jika perlu.
- Fasilitas menghilangkan stress
sebelum tidur.
- Tetapkan jadwal tidur rutin.
- Lakukan prosedur untuk melakukan
kenyamanan (Pijat,
pengaturan posisi, terapi akunputur).
- Sesuaikan jadwal pemberian obat atau
menunjang siklus tidur terjaga.
3. Edukasi
- Jelaskan pentingnya waktu tidur selama
sakit.
- Anjurkan menetapi kebiasaan waktu tidur.
- Anjurkan menghindari makanan atau
minuman yang mengganggu waktu tidur.
- Anjurkan penggunaan obat tidur yang
tidak mengandung supressor terhadap
tidur REM.
← Ajarkan faktor-faktor yang
← berkontribusi terhadap gangguan
- pola tidur (mis. Psikologis, gaya
- hidup, sering berubah shift bekerja)

Anda mungkin juga menyukai