Anda di halaman 1dari 4

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

PENGKAJIAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT


Di Ruang Unit Gawat Darurat

Nama Ny. G
Usia, Jenis Kelamin 68 (Th/Bulan); L/P (Perempuan)
Tgl masuk RS 20 November 2020
Diagnosa medik Stroke Hemoragic

Keluhan utama :
Riwayat kesehatan pasien.
Pasien datang di IGD Rumah Sakit Daerah Sragen pada tanggal 11 Juli 2012 pada pukul 12.10
WIB dengan keluhan 4 hari sebelum masuk Rumah Sakit pasien jatuh terpeleset di kamar mandi,
mengalami penurunan kesadaran, kelemahan anggota gerak sebelah kiri sejak 2 hari yang lalu,
pasien tidak dapat berkomunikasi.Keluarga pasien mengatakan inimerupakan pertama kalinya
pasien dibawa ke Rumah Sakit karena stroke. Keluarga mengatakan pasien memiliki riwayat
penyakit Hipertensi sejak ±10 tahun.Keluarga pasien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang
mempunyai riwayat penyakit keturunan seperti DM, Asma dan Hipertensi.

Survey primer :
Airway :
Terdapat secret, lidah tidak jatuh ke belakang, pasien kesulitan bernafas, suara nafas ronkhi
Breathing
Terlihat pengembangan dada, teraba hembusan nafas, pasien kesulitan bernafas, RR 28x/menit,
irama nafas tidak teratur, terlihat adanya penggunaan otot bantu rongga dada dalam pernapasan,
napas cepat dan pendek.
Circulation
TD : 230/110 mmHg, N: 124xm/menit, terdengar suara jantung tambahan, capillary refille <3
detik, akral hangat.
Dissability
GCS = E2 M2 V4 (8), Kesadaran sopor, keadaan umum lemah, pasien mengalami penurunan
kesadaran, keluarga mengatakan saat di rumah bicara pelo
Exposure
Rambut kulit kepala tampak bersih, tidak terdapat hematoma, tidak terdapat luka pada tubuh
pasien

Pengkajian sekunder:
- Alergi : pasien tidak memiliki alergi makanan, minuman obat-obatan dan debu
- Medikasi : pasien saat ini dalam pengobatan penyakit stroke dan mengkonsumsi obat-
obatan stroke
- Pertinent medical history : keluarga mengatakan pasien belum pernah di rawat di RS
dengan penyakit yang sama sebelumnya, psien memiliki riwayat hipertensi 10 tahun yang
lalu.
- Lastmeal : keluarga mengatakan pasien terakhir makan jam 09.00 dengan nasi, sayur,
dan lauk pauk.
- Event : selama di rumah pasien tidak dapat melakukan pekerjaan yang berat dikarenakan
kondisi pasien yang lemah
Program terapi
- O2 nasal 4 lpm
- Infus RL 20tts/ menit
- Injeksi citicolin 500mg/12 jam
- Injeksi furosemide 40 mg/12 jam
- Injekai ceftriaxone 1 gr/ 24 jam
- Pemasangan DC dan NGT
- EKG : sinus tachycardia
- GDS : 152mg/dL
Analisa Data
Data subjektif Data objektif Etiologi Masalah keperawatan
- - TD 230/110 Perdarahan Perfusi serebral tidak
mmHg intracerebral efektif
- N : 124x/menit
- RR 28x/menit
- S : 36,4 C
- Pasien mengalami
penurunan
kesadaran,
- kesadaran sopor
- KU lemah
- GCS : E2VM4
- - RR : 28x/menit, Penurunan Pola nafas tidak efektif
- GCS:E2V2M4, kesadaran
- Napas pendek dan
cepat
- Pasien tampak
sesak nafas
- Irama napas tidak
teratur
- Suara nafas
ronkhi,
- Tampak adanya
penggunaan otot
bantu pernapasan.
- - Pasien tampak Penurunan Resiko aspirasi
lemah, kesadaran
- GCS: E2V2M4,
- kesadaran pasien
spoor
- RR: 28x/menit,
- nafas cepat dan
pendek
- terdapat secret
dimulut
Diagnosa Keperawatan
1. perfusi serebral tidak efektif bd perdarahan intraserebral
2. pola nafas tidak efektif bd penurunan kesadaran
3. resiko aspirasi bd penurunan kesadaran

Intervensi Keperawatan
Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
Keperawatan
Perfusi serebral tidak Setelah dilakukan 1. kaji keadaan umum dan TTV,
efektif bd perdarahan tindakan keperawatan 2. berikan posisi kepala lebih tinggi 30º,
intraserebral perfusi jaringan otak 3. catat perubahan pasien dalam
dapat tercapai secara merespon stimulus,
optimal dengan 4. anjurkan pasien bed rest total
Kriteria Hasil : pasien 5. ciptakan lingkungan yang nyaman
tidak gelisah, TTV dalam dan batasi pengunjung,
batas normal ((TD: sistole 6. kolaborasi dengan dokter pemberian
< 130, Diastol < 85 terapi
mmHg, S: 36,5 - 37,5 °C,
RR: 18-24 x/menit, N: 60-
100 x/menit), komunikasi
jelas, GCS E4V5M6,
kesadaran composmentis.
Pola nafas tidak Setelah dilakukan 1. Kaji karakteristik pola nafas
efektif bd penurunan tindakan keperawatan (frekuensi, kedalaman, irama)
kesadaran pola nafas menjadi 2. Kaji adanya penggunaan otot bantu
efektif. pernafasan,
Kriteria Hasil : RR dalam 3. Berikan posisi kepala lebih tinggi 30º,
batas normal 4. Ajarkan relaksasi nafas dalam
(16-24x/mnt), irama 5. Kolaborasi dengan dokter pemberian
napas teratur, bunyi nafas O2
vesikuler, tidak ada
penggunaan otot bantu
nafas
Resiko aspirasi bd Setelah dilakukan 1. Monitor tingkat kesadaran, reflek
penurunan kesadaran tindakan keperawatan batuk dan kemampuan menelan
tidak terjadi aspirasi pada 2. Pelihara jalan nafas
pasien 3. Lakukan suction bila diperlukan,
Kriteria Hasil : dapat 4. Haluskan makanan yang akan
Bernafas dengan mudah, diberikan
Frekuensi pernafasan 5. Haluskan obat sebelum pemberian
normal 16-20
Mampu menelan,
mengunyah tanpa terjadi
aspirasi.

Anda mungkin juga menyukai