Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN

PRAKTIK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)


PEMBUATAN TERASI SANGRAI DI UMKM SASAK MAIQ BATU
LAYAR LOMBOK BARAT - NTB

DISUSUN OLEH:
WAHYU ADEKANTARI
NIS : 5190

BIDANG KEAHLIAN AGRIBISNIS PERKANAN


PROGRAM KEAHLIAN AGRIBISNIS PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN
SMK NEGERI 1 ALAS
SUMBAWA-NTB
2022
LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
PEMBUATAN TERASI SANGRAI DI UKM. SASAK MAIQ
BATU LAYAR - LOBAR

Disusun oleh:
WAHYU ADE KANTARI
NIS: 5190

Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti uji kompetensi keahlian

BIDANG KEAHLIAN AGRIBISNIS PERKANAN


PROGRAM KEAHLIAN AGRIBISNIS PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN
SMK NEGERI 1 ALAS
SUMBAWA-NTB
2022

i
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan praktik Kerja Industri (PRAKERIN) ini disusu oleh :


Nama : Wahyu Adekantari
Nomor induk siswa : 5190
Program studi keahlian : Agribisnis Prikanan
Kompetensi keahlian : Agribisnis Pengolahan Hasil Prikanan
Dengan Judul
“PEMBUATAN TERASI SANGRAI”
Telah disahkan pada :
Hari :
Tanggal :

Pembimbing Sekolah
Pembimbing Perusahaan/Institusi

Nurul Hidayah, S. P
Baiq Siti Suryani
Nip.

Mengetahui,

Kepala SMK Negeri 1 Alas Kepala Program Keahlian Agribisnis


Perikanan

Budi Susilo, S. Pd, M.M, Inov Ayu Diana, S.Pd


Nip. Nip.

Tanggal Pengesahan ....................................................................

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada tuhan yang maha esa atas berkat dan
rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan prakti kerja industri
(PRAKERIN) pengolahan pangan dengan judul “Pembuatan Terasi Sangrai” di
UKM. SASAK MAIQ Batu Layar LOBAR..
Penyusunan laporan praktik kerja industri (PRAKERIN) pengolahan pangan
ini merupakan salah satu syarat untuk dapat mengikuti ujian kompetensi siswa
pada program studi agribisnis perikanan, program keahlian Agribisnis Pengolahan
Hasil Perikanan, SMK Negeri 1 ALAS.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Budi Susilo, S.Pd. M.M. Inov selaku kepala SMK Negeri 1 ALAS.
2. Ibu Ayu Diana, S.Pd selaku ketua jurusaan agribisnis perikanan.
3. Ibu Nurul Hudayah, SP selaku guru pembimbing yang telah menyediakan
waktu, tenaga, dan pikiran dalam membimbing dan mengarahkan penulis
dalam menyusun Laporan Praktik Kerja Industri (PRAKERIN)
4. Ibu Baiq Siti Suriani selaku pemilik dan pembimbing lapangan di UKM.
SASAK MAIQ yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk
menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang industri pengolahan
pangan dalam bidang pembekuan ikan.
5. Seluruh staf dan karyawan UKM. SASAK MAIQ atas pengarahan dan
kerjasamanya dalam membantu penulis dalam melaksanakan praktik kerja
industri (PRAKERIN).
6. Orang tua, keluarga, dan teman-teman penulis yang telah memberikan
bantuan lewat doa dan dukungan yang telah diberikan baik berupa material
maupun moril.
Penulis juga menyampaikan pemohonan maaf apabila terdapat kesalahan
yang telah dilakukan baik disengaja maupun tidak disengaja selama praktik kerja
industri (PRAKERIN).

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN .............................................................................................. i


LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL.................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................1
1.2 Tujuan PRAKERIN ....................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 4
2.1 Terasi Udang ...............................................................................................................4
BAB III METODE PELAKSANAAN ................................................................. 6
3.1 Waktu dan Tempat ......................................................................................................6
3.2 Pelaksanaan Kegiatan .................................................................................................6
3.3 Tinjauan Umun Perusahaan ........................................................................................6
3.4 Struktur Organisasi .....................................................................................................7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................ 8
4.1 Analisis Usaha .............................................................................................................8
4.2 Pembahasan .................................................................................................................9
4.2.1 Alat-Alat..................................................................................................................9
4.2.2 Bahan-bahan .........................................................................................................10
4.3 Produksi Terasi Udang Sangrai ................................................................................11
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 13
5.1 Kesimpulan ...............................................................................................................13
5.2 Saran ..........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 14
LAMPIRAN ......................................................................................................... 15

iv
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1 Biaya operasional ................................................................................. 8
2 Biaya variabel....................................................................................... 9
3 Total biaya produksi............................................................................. 9
4 Alat-alat ................................................................................................ 9
5 Bahan-bahan......................................................................................... 10

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1. Pencampuran bahan ............................................................................. 11
2. Proses Sangrai ...................................................................................... 12

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Terasi adalah hasil olahan ikan atau udang dalam bentuk produk setengah
basah, dibuat dari udang atau ikan-ikan kecil yang dicampur dengan garam,
kemudian campuran tersebut diragikan. Karena terbuat dari udang maupun ikan
kecil, terasi masih memiliki kadar gizi yang tinggi. Terasi atau Belacan adalah
bumbu masak yang dibuat dari ikan atau udang rebon yang di fermentasikan
seperti adonan atau tabur dan berwarna hitam coklat kadang ditambah dengan
bahan pewarna sehingga menjadi kemerahan. Bahan bahan yang di gunakan
dalam pembuatan terasi adalah Udang rebon, garam dan air. Seperti halnya
produk fermentasi lainnya, terasi juga mempunyai aroma yang khas yang
ditimbulkan oleh adanya komponen volatile di dalamnya.
Dalam pembuatan terasi, proses fermentasi dapat berlangsung karena
adanya aktivitas enzim yang berasal dari tubuh ikan atau udang itu sendiri
(Yunizal. 1998). Fermentasi adalah suatu proses penguraian senyawa-senyawa
yang lebih sederhana oleh enzim atau fermen yang berasal dari tubuh ikan itu
sendiri atau dari mikroorganisme dan berlangsung dalam kondisi lingkungan yang
terkontrol. Proses penguraian ini dapat berlangsung dengan atau tanpa aktivitas
mikroorganisme, terutama dari golongan jamur dan ragi (Pederson cs. 1963).
Praktek Kerja Industri (Prakerin) merupakan proses belajar yang didasarkan
pada pengalaman diluar sistem tatap muka. Dalam pelaksanaan prakerin ini siswa
dihadapkan langsung dengan kenyataan dunia kerja dibidang industri perikanan
baik perusahaan maupun praktik dibidang lainnya yang nantinya diharapkan
pelaksanaan Prakerin ini wawasan atau pengetahuan yang dimiliki dapat
bertambah sebagai bekal siswa untuk memasuki dunia kerja.
Salah satu usaha kecil dan menengah yang memproduksi terasi sangrai yaitu
UKM Sasak Maiq. Oleh karena itu, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1
Alas sebagai lembaga pendidikan formal yang materi kurikulumnya
berorientasi pada penyiapan sumber daya bidang kelautan dan perikanan yang
salah satu misinya adalah membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan
keterampilan, memiliki komitmen yang tingggi untuk mendidik, melatih dan

1
membina peserta didik pelaksanaan prakerin tahun pembelajaran 2022/2023 untuk
program keahlian agribisnis perikanan dan program keahlian agribisnis
pengolahan hasil prikanan yang diselenggarakan oleh SMK Negeri 1 Alas
bekerja sama dengan UKM. Sasak Maiq untuk meningkatkan keterampilan siswa
dalam mengolah hasil perikanan.

1.2 Tujuan PRAKERIN


7. Tujuan Umum
Agar siswa-siswi memiliki jiwa yang semangat berwirausahan dan
mampu menerapkan materi yang di ajarkan di sekolah pada saat berada
di lokasi prakerin dan juga mampu dalam mengelola serta menganalisis
suatu usaha di bidang perikanan secara terampil dan profesional dengan
memperhatikan situasi dan kondisi yang ada pada wilayahnya.
8. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari PRAKERIN adalah menambah pengetahuan
dan pengalaman kerja nyata siswa-siswi SMKN 1 Alas mengenai
kegiatan yang dilakukan di UKM SASAK MAIQ mendalami materi
sesuai dengan program yang diambil, serta dapat mempraktikkan teori
yang belum di dapat di sekolah untuk bisa mengenal dunia industri.

1.3 Manfaat PRAKERIN


3. Bagi Siswa
a. Siswa lebih terampil dan mempunyai pengetahuan yang luas serta
rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap suatu usahanya.
b. Siswa dapat melatih kemandirian serta kerja sama dan kekompakan
dalam kelompok.
c. Melatih siswa bersosialisasi atau menyesuaikan diri dan
berkomunikasi dengan masyarakat yang luas.
4. Bagi Sekolah
a. Sekolah dapat menjalin kerja sama dan silaturahmi dengan Dunia
Usaha atau Dunia Industri

2
b. Sekolah mendapatkan kepercayaan tinggi dari orang tua dan
masyarakat karena siswa memiliki kemampuan yang baik.
c. Sekolah akan mendapatkan image positif dari perusahaan tempat
prakerin karena siswa mampu beradaptasi dalam pekerjaan dan
lingkungan perusahaan.
d. Sekolah sangat dibantu dalam menghasilkan wirausahawan muda
dalam bidang perikanan.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Terasi Udang


Terasi udang merupakan salah satu produk olahan hasil perikanan dari
bahan baku rebon, udang segar atau kering atau campuran keduanya yang
kemudian difermentasi (SNI 2716:2016). Ada tiga kriteria wujud produk terasi
menurut (SNI 2716:2016) yaitu 1) terasi pasta yang memiliki karakteristik semi
padat, 2) terasi kering padat blok yaitu terasi yang memiliki karakteristik kering
dan berbentuk blok padat, dan 3) terasi kering serbuk dan granula yaitu terasi
yang memiliki karakteristik kering berbentuk serbuk dan butiran (granula).
Menurut Christanti, A. D. (2006) proses pembuatan terasi meliputi sortasi,
pengeringan, penggaraman, fermentasi, penggilingan dan fermentasi lebih lanjut.
Proses fermentasi yang terjadi pada pembuatan terasi merupakan fermentasi
spontan karena tidak memerlukan penambahan kultur starter. Hasil identifikasi
menurut Badan Standardisasi Nasional (2009) mayoritas mikrobia yang
ditemukan yaitu bakteri asam laktat seperti Lactobacillus casei subsp.
Rhamnoshus, Lactobacills plantarum dan Pediococcus acidilactic.
Proses fermentasi terasi udang menyebabkan pemecahan protein menjadi
asam amino. Asam amino yang dominan dalam terasi rebon yaitu asam glutamat
dan asam aspartat. Asam glutamat yang terkandung dalam terasi berperan sebagai
penghasil cita rasa khas dari terasi. Asam glutamat memiliki peran penting dalam
terbentuknya rasa umami dalam masakan sehingga lebih diterima (Aristyan, I., R.
Ibrahim., dan L. Rianingsih. 2014)
Asam glutamat termasuk asam amino non essensial sehingga dapat
diproduksi sendiri oleh tubuh manusia. Asam glutamat mengandung ion glutamat
yang mampu merangsang beberapa tipe saraf lidah manusia. Tingginya kadar
asam glutamat yang terdapat pada terasi berpotensi sebagai komponen dalam
bumbu penyedap (Mouristen et al., 2012). Adapun kandungan gizi Terasi Udang
dalam 100-gram yaitu air 33,8 gram protein 22,3 gram, lemak 2,9 gram
karbohidrat 9,9 gram, serat 2,7 gram, abu 31,3 gram, kalsium 3812 mg, fosfor 726
mg, besi 78,5 mg energi 155 kkal (Aristyan, I., R. Ibrahim., dan L. Rianingsih.
2014).

4
Terasi udang umumnya berwarna hitam-kecoklatan. Warna tersebut menjadi
salah satu daya tarik bagi konsumen. Pembentukan warna hitam-kecoklatan pada
terasi dipengaruhi oleh pigmen astaxanthin. Pigmen astaxanthin tersebut berasal
dari cangkang udang yang digunakan sebagai bahan baku utama (Rahmayati,
2014). Astaxanthin merupakan pigmen turunan dari xantofil yang memiliki
aktivitas antioksidan dan pelindung kulit (Hajeb dan Jinap. 2012.). Saat proses
fermentasi, terasi mengalami reaksi pencoklatan yang mengakibatkan dekolorisasi
warna sehingga warna terasi menjadi gelap. Ketika proses ferementasi, degradasi
protein berlangsung terus-menerus sehingga terjadi peningkatan kandungan
nitrogen formaldehid. Proses dekomposisi senyawa nitrogen juga terjadi yang,
diindikasikan dengan adanya peningkatan kandungan ammonia. Meningkatnya
kandungan nitrogen formaldehid dan ammonia sesuai dengan intensitas
kecoklatan yang dihasilkan. Proses fermentasi terjadi di bawah sinar matahari
dengan suhu berkisar 28- 35OC yang dapat meningkatkan reaksi Maillard.
Fermentasi yang berkepanjangan dapat mengakibatkan kerusakan asam amino dan
konversi senyawa nitrogen menjadi ammonia karena aktivitas metabolik
mikroorganisme dan dekomposisi enzimatik. (Rahayu wp, 1992).

5
BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 Waktu dan Tempat


Adapun waktu dan tempatnya yaitu:
Tanggal : 15 Juni 2022s/d 15 September 2022
Tempat : UKM SASAK MAIQ
Alamat : Jl. Altis No.1 BTN Griya Asri. Senteluk Lobar

3.2 Pelaksanaan Kegiatan


Selama proses prakerin dilakukan berbagai macam kegiatan, antara lain:
1. Kegiatan pokok adalah kegiatan yang paling utama dilakukan selama
prakerin di UKM SASAK MAIQ adalah membuat Terasi Udang.
2. Kegiatan sampingan adalah kegiatan pengolahan yang diakukan selain
dari kegiatan pokok, seperti membersihkan peralatan yang telah
selesai digunakan, bergontong royong di kebun SASAK MAIQ, dan
mebersihkan halaman UKM SASAK MAIQ.

3.3 Tinjauan Umun Perusahaan


Sasak Maiq adalah nama sebuah tempat pengolahan makanan yang ber
alamat di.Jl. Altis No. 1 BTN Griya Asri. Senteluk Lobar. Sasak Maiq di dirikan
pada tanggal 2 Februari 2013. Sasak Maiq di bangun oleh Ibu Baiq Siti Suriani,
Tempat pengolahan makanan ini menjual makanan yang berbahan dasar rumput
laut Sasaran pemasaran Sasak Maiq semua toko oleh-oleh di Lombok. Produk
Sasak Maiq Juga di pasarkan di Semua toko oleh~oleh, Indomart, Alfamart, dll.

6
3.4 Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI
UKM SASAK MAIQ

DIREKTUR UTAMA PENASEHAT


Baiq Sity Suriani Sujarman

SEKERTARIS MANAGER PEMASARAN MANAGER KEUANGAN


Tirta Hemas P Lutfy Ramdony S.
Jihadurrudho S.

KEPALA PRODUKSI
Ayunah

DEVISI PEMILIHAN DEVISI PRODUKSI DEVISI PENGEMASAN QUALITY CONTROL


Haeriah Ana Mardiana Fitrah Raudatul

Pegawai

7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Usaha


Analisa Finansial bertujuan untuk mengetahui perkiraan dalam hal
pendanaan dan aliran kas. Sehingga dapat diketahui layak atau tidaknya bisnis
yang dijalankan. Menurut Husnan Suswarsono (2000) analisis finansial
merupakan suatu analisis yang membandingkan antara biaya dan manfaat untuk
menentukan apakah suatu bisnis akan menguntungkan selama umur bisnis.
Adapun analisis usaha dalam pembuatan terasi udang sangrai yaitu sebagai
berikut:
a. Biaya operasional
Adapun biaya operasional yang digunakan saat produksi terasi udang
sangrai yaitu sebagai berikut:
Tabel 1. Biaya Operasional
Total biaya
Penyusutan
No Nama Harga (Rp) Penyusutan
(Bulan)
(Rp/Bulan)
1 Timbangan Rp 750,000 120 6,250
2 Wajan Rp 250,000 60 4,167
3 Sendok Panjang Rp 30,000 12 2,500
4 Baskom Rp 50,000 36 1,389
5 Blender Rp 350,000 60 5,833
6 Kompor Gas Rp 540,000 60 9,000
7 kelabang Rp 25,000 12 2,083
8 Box besar Rp 150,000 36 4,167
Total Rp 2,145,000 396 Rp 35,389/bulan
b. Biaya variabel
Adapun biaya variabel yang digunakan dalam kegiatan satu kali produksi
terasi udang sangrai yaitu sebagai berikut:
Tabel 2. Biaya variable
No Nama Harga(Rp)
1 Udang Rebon Rp 250,000
2 Garam Rp 7,000
3 Air Rp 5,000
Total Rp 262,000

8
c. Total biaya produksi
Adapun total biaya produksi perbulan yaitu sebagai berikut:
Tabel 3. Total biaya Produksi

Total biaya operasional/bulan Rp 35,389

Total biaya variabel Rp 262,000

Total biaya produksi Rp 297,389

d. Laba/Keuntungan
Dari hasil prosuksi terasi udang sangrai perhari dapat mencapai lebih dari
28 kg/ hari dengan harga Rp. 20,000 sehingga dalam sehari total penjualan
mencapai Rp. 560,000. Dari sini dapat dihitung keuntungan penjualan terasi
udang sangrai yaitu sebagai berikut:
Laba = Total pendapatan - Total biaya operasional
= Rp. 560,000 - Rp. 297,389
= Rp. 262,611
Jadi keuntungan perhari adalah Rp. 262,611.

4.2 Pembahasan
Selama penulis melakukan praktik kerja industri di UKM Sasak Maiq,
penulis mengamati dan melakukan kegiatan produksi. Selama kegiatanproduksi,
UKM, Sasak Mai1 menghasilkan produk olahan berbasis terasi udang rebon yang
disangrai.
4.2.1 Alat-Alat
Adapun Alat-alat yang digunakan untuk membuat terasi udang sangrai
yaitu sebagai berikut:
Tabel 4. Alat-alat
No. Nama Fungsi
Timbangan untuk menimbang bahan pembuatan terasi udang
rebon karena jika komposisi bahan tidak tepat maka
akan mempengaruhi kualitas dari terasi udang
rebon tersebut.
Wajan untuk menyangrai terasi udang rebon
Sendok Panjang untuk mengaduk atau mencampur dan meratakan

9
bahan~bahan yang sedang di goreng dalam wajan.
Baskom untuk mencampur dan mengaduk terasi udang
rebon
Blander untuk melembutkan terasi udang sangrai
Kompor Gas untuk memanaskan terasi uang rebon saat disangrai
Kelabang untuk menjemur terasi udang sangrai
Box Besar untuk melakukan permentasi pada peneolahan
terasi udang rebon.

4.2.2 Bahan-bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan terasi udang
sangrai yaitu sebagai berikut:
Tabel 5. Bahan-bahan
No Nama Fungsi
1 Udang Bahan utama dalam pembuatan terasi
2 Garam Sebagai bahan pengawet dan memberikan rasa
pada terasi
3 Pewarna makanan Untuk memberikan warna pada terasi

10
4.3 Produksi Terasi Udang Sangrai
Sebelum dibuat menjadi terasi, bahan baku berupa udang rebon
sebelumnya disortasi sesuai ukurannya dan dicuci untuk menghilangkan
kotoran, lendir, dan ditiriskan. Sortasi adalah pemisasahan bahan yang masih
segar dengan bahan yang sudah busuk (tidak layak digunakan). Sortasi
berfungsi untuk mencegah terjadinya kontaminasi silang.
Setelah disortir udag rebon tersebut ditimbang untuk menentukan
jumlah terasi yang akan dibuat. Setelahnya udang rebon tersebut dimasukkan
ke dalam baskom yang selanjutnya dituangkan air yang mendidih dan
dicampurkan garam dan pewarna secukupnya serta diaduk rata. Setelah
semua bahan tercampu rata, selanjutnya bahan tersebut dimasukkan kedalam
box besar untuk difermentasikan selama 24 jam.

Gambar 1. Pencampuran bahan


Proses fermentasi ini dimaksudkan untuk proses penguraian senyawa-
senyawa yang kompleks dari daging udang menjadi senyawa yang sederhana.
Menurut Afrianto dan liviawaty (1989) enzim yang berperan dalam proses
fermentasi pada produk perikanan terutama didominasi oleh enzim proteolitik
yang mampu menguraikan protein. Proses pemerahan (fermentasi) ini
berlangsung 3-4 minggu dan dilakukan pada suhu kamar, jika terdapat pada
inkubator pemerahan dapat dilakukan pada suhu 20-30oC yang merupakan
suhu optimum untuk fermentasi terasi.
Setelah proses fermentasi selesai, bahan terasi terbut di jemur
menggunakan kelabang selama ± 2 hari jika matahari cerah. Selama
penjemuran tidak lupa bahan terasi yang masih belum jadi tersebut dibolak
balik agar kering secara merata. Setelah bahan terasi tersebut dirasa kering,

11
selanjutnya bahan terasi tersebut disangrai. Selama proses sangrai, terasi
tersbut diaduk menggunakan sendok besar agar matang dengan merata. Jika
terasi tersebut sudah mengeluarkan aroma terasi yang khas selanjutnya terasi
tersebut diangkat dan dibiarkan hingga dingin.

Gambar 2. Proses Sangrai


Setelah dingin, terasi tersebut diblender hingga halus agar mudah untuk
dikemas. Pengemasan sendiri berfungsi untuk menjaga kualitas produk terasi
tetap bersih dan higienis. Selain itu, pengemasan juga berfungsi untuk
menarik minat konsumen dan meningkatkan nilai jual. Semakin bagus
kemasannya semakin mahal harga suatu produk.

12
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari hasil kegiatan dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
1. Pengolahan terasi udang sangrai sangat mudah untuk dilakukan, alat
dan bahan yang digunakan mudah didapatkan dan juga bahan-bahan
yang di gunakan adalah bahan yang bermutu tinggi
2. Pembuatan terasi udang sangrai sangat menguntungkan bagi
pengusahanya sendiri karena total keuntungan yang didapatkan
mencapai 88% dalam satu hari prosuksi.
5.2 Saran
Adapun saran dari hasil praktek kerja industri yang telah dilaksanakan yaitu
sebagai berikut:
1. Terasi udang sangrai dapat di olah menjadi olahan bumbu dapur yang
bermutu.
2. SOP pekerja harus tepat di jaga agar tetasi sangrai steril dari kuman.
3. Jika ingin bisa teruslah belajar sampai bisa, jangan takut akan
kegagalan karena kegagalan adalah sebuah pengalaman.

13
DAFTAR PUSTAKA

Aristyan, I., R. Ibrahim., dan L. Rianingsih. 2014. Pengaruh Perbedaan Kadar


Garam Terhadap Mutu Organoleptik dan Mikrobiologis Terasi Rebon
(Acets sp.). Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan. Vol. 3 (
60-66.

Badan Standardisasi Nasional. 2009. Terasi Udang – Bagian 1: Spesifikasi SNI


No. 2716.1-2009. Badan Standardisasi Nasional Indonesia (BSNI),
Jakarta.

Christanti, A. D. 2006. Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Halotoleran pada


Terasi. Skripsi. Program Studi Teknologi Hasil Perikanan. Fakultas
Perikanan IPB. Bogor.

Damayanthy E, mudjajanto. 1993. Teknologi makanan. Dirjen pendidikan dasar


dan menengah.direktorat pendidikan menengah kejuruan Desroirer
NW.1998.Teknologi Pangan.Penerjemah. Jakarta : UI Press.

Hajeb dan Jinap. 2012. Fermented Shrimp Products as Source of Umami in


Southeast Asia. Journal Nutrition & Food Science : 2155-9600.

Pederson cs. 1963. Processing by fermentation dalam handbook of food and


Agriculture. Newyork.

Rahayu wp, 1992. Bahan pengajaran teknologi fermentasi produk perikanan.


Bogor: Institute Pertanian Bogor.

Rahmayati, R., P. H. Riyadi., dan L. Rianingsih. 2014. Perbedaan Konsentrasi


Garam terhadap Pembentukan Warna Terasi Udang Rebon (Acets sp.)
Basah. Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol. 3 (1) :
108-117.

Romawati, M. D., W. F. Ma’ruf., dan Romadhon. 2014. Pengaruh Kadar Garam


terhadap Kandungan Histamin, Vitamin B12 dan Nitrogen Bebas Terasi
Ikan Teri (Stolephorus sp). Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil
Perikanan .Vol. 3 (1) :80-88.

Yunizal. 1998. Pengolahan terasi udang. Warta penelitian dan


pengebanganpertanian. Departemen Pertanian Republik Indonesia.

14
LAMPIRAN

15

Anda mungkin juga menyukai