Anda di halaman 1dari 156

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN INTERPROFESIONAL

EDUCATION POLTEKKES TANJUNGKARANG DI KELURAHAN


ADIPURO LINGKUNGAN 1 TEGAL REJO KECAMATAN TRIMURJO
KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN 2023

OLEH
KELOMPOK 33

Ketua : Aldo Angga Putra STR Keperawatan Tanjungkarang


Sekretaris I : Jhevia Meidi Rosa D3 Farmasi
Sekretaris II : Lulut Putri Fadilah D3 Teknologi Laboratorium Medis
Bendahara I : Dewi Ayuni D3 Keperawatan Kotabumi
Bendahara II : Siti Sanjaya Ayu D3 Keperawatan Tanjungkarang
Anggota : Adhlia Salsabila.B.MS D3 Sanitasi
Lestari STR Sanitasi Lingkungan
Rosa Afrilia D3 Gizi
Luti Karpinang Asih D3 Teknik Gigi
Devia Salum Nurmala D3 Kebidanan Tanjungkarang

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG TAHUN 2023
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Praktik Kerja Lapangan Interprofesional ini telah diperiksa dan disetujui

Bandar Lampung, Maret 2023


Fasilitator

Siti Julaiha, S.Farm, M.Farm, Apt


NIP. 198010102006042014

i
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktik Kerja Lapangan Interprofesional Politeknik Kesehatan


Tanjungkarang Ini telah disetujui dan disahkan

Fasilitator

Siti Julaiha, S.Farm, M.Farm, Apt


NIP. 198010102006042014

Bandar Lampung, Maret 2023


Ketua Pratik Kerja Lapangan Interprofesional
Poltekkes Tanjungkarang

Antun Rahmadi.,SKM.,MPH
NIP. 196502011988031007

ii
DAFTAR NAMA PESERTA

KELOMPOK 33

Ketua : Aldo Angga Putra STR Keperawatan Tanjungkarang


Sekretaris I : Jhevia Meidi Rosa D3 Farmasi
Sekretaris II : Lulut Putri Fadilah D3 Teknologi Laboratorium Medis
Bendahara I : Dewi Ayuni D3 Keperawatan Kotabumi
Bendahara II : Siti Sanjaya Ayu D3 Keperawatan Tanjungkarang
Anggota : Adhlia Salsabila.B.MS D3 Sanitasi
Lestari STR Sanitasi Lingkungan
Rosa Afrilia D3 Gizi
Luti Karpinang Asih D3 Teknik Gigi
Devia Salum Nurmala D3 Kebidanan Tanjungkarang

iii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhirobbil’aalamiin, Puji syukur kehadirat Allah SWT yang


telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
laporan Praktek Kerja Lapangan Interprofesional Poltekkes Tanjungkarang di
Kelurahan Adipuro Lingkungan 1 Tegal Rejo.
Kami berharap semoga laporan Praktek Kerja Lapangan Interprofesional
Education Poltekkes Tanjungkarang di Kelurahan Adipuro Lingkungan 1 Tegal
Rejo ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.
Kami menyadari bahwa laporan Praktek Kerja Lapangan Interprofesional
Education Poltekkes Tanjungkarang di Kelurahan Adipuro Lingkungan 1 Tegal
Rejo ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua
pihak yang bersifat membangun selalu diharapkan agar kedepannya dapat lebih
baik.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan laporan praktikum ini dari awal hingga akhir.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin Ya
Rabbal’alamiin.

Lampung Tengah , Maret 2023

Kelompok 33 Kelurahan Adipuro

iv
DAFTAR ISI

SAMPUL
LEMBAR PERSETUJUAN ...................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................... ii
DAFTAR NAMA PESERTA ................................................................................... iii
KATA PENGANTAR .............................................................................................. iv
DAFTAR ISI ............................................................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ vi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................... 2
B. Tujuan ................................................................................................................ 3
C. Manfaat .............................................................................................................. 4
D. Sistematika Penulisan Laporan .......................................................................... 4

BAB II GAMBARAN UMUM


A. Profil Kelurahan ................................................................................................. 5
B. Sarana Prasarana ...................................................................................... 6

BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN IPE


A. Pengumpulan Data ............................................................................................. 8
B. Rumusan Masalah Kesehatan di LK 6 Kelurahan Tanjung Aman ..................... 13
C. Perencanaan ........................................................................................................ 15
D. Implementasi Evaluasi dan Rencana Tindak Lanjut (RTL) ................................ 18

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 21
B. Saran .................................................................................................................. 21

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 23


LAMPIRAN .............................................................................................................. 24

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Kegiatan Intervensi ................................................................................. 24


Lampiran II Kegiatan Implementasi .......................................................................... 24
Lampiran III Kegiatan Evaluasi ................................................................................. 25
Lampiran IV Satuan Acara Penyuluhan ..................................................................... 26
Lampiran V Materi ..................................................................................................... 33

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Diagram Indikator Keluarga Sehat ........................................................ 8


Gambar 3.2 Diagram Perilaku Kesehatan Keluarga ................................................. 9
Gambar 3.3 Diagram Tingkat Kemandirian Keluarga .............................................. 10
Gambar 3.4 Diagram Perilaku Pemeriksaan Kesehatan Keluarga ............................ 11
Gambar 3.5 Diagram Kondisi Kesehatan Lingkungan Keluarga.............................. 12

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jadwal Pelaksanaan IPE ............................................................................. 6


Tabel 3.1 Indikator Keluarga Sehat ........................................................................... 8
Tabel 3.2 Perilaku Kesehatan Keluarga ..................................................................... 9
Tabel 3.3 Tingkat Kemandirian Keluarga .................................................................. 10
Tabel 3.4 Perilaku Pemeriksaan Kesehatan Keluarga................................................ 11
Tabel 3.5 Kondisi Kesehatan Lingkungan Keluarga ................................................. 12
Tabel 3.6 Rencana Intervensi Kesehatan Keluarga I ................................................. 15
Tabel 3.7 Rencana Intervensi Kesehatan Keluarga II ................................................ 17
Tabel 3.8 Implementasi Evaluasi & Rencana Tindak Lanjut Keluarga I .................. 18
Tabel 3.9 Implementasi Evaluasi & Rencana Tindak Lanjut Keluarga II ................. 20

viii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan
oleh semua komponen bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Dalam rangka
mewujudkan kondisi tersebut, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah
melalui Program Indonesia Sehat dengan pendekatan Keluarga (PIS-PK) yang
merupakan salah satu program dari agenda kelima Nawa Cita yaitu
Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia.
Permenkes RI No. 36 tahun 2016 pasal 1 menyebutkan bahwa
Penyelenggaraan PIS-PK bertujuan untuk meningkatkan akses keluarga
berserta anggotanya terhadap pelayanan kesehatan yang komprehensif,
meliputi pelayanan promotif dan preventif serta pelayanan kuratif dan
rehabilitatif dasar; mendukung pencapaian standar pelayanan minimal
kabupaten/kota; melalui peningkatan akses dan skrining kesehatan;
mendukung pelaksanaan jaminan kesehatan nasional dengan meningkatkan
kesadaran masyarakat untuk menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional;
dan mendukung tercapainya tujuan Program Indonesia Sehat.
Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu dilakukan oleh beberapa tenaga
kesehatan dengan disiplin ilmu berbeda yang memiliki kompetensi dan
bekerja secara team work. Pengalaman bekerja secara team harus dimulai dari
institusi pendidikan kesehatan (WHO, 2010)
Politeknik Kesehatan sebagai lembaga pendidikan di dalam Kementerian
Kesehatan, melalui Program Sarjana Terapan berkewajiban untuk mendidik
generasi penerus bangsa untuk menjadi Sarjana Terapan yang profesional dan
kompeten guna menyelesaikan masalah-masalah kesehatan di masyarakat
yang semakin beragam dan kompleks.

2
Sesuai dengan Permendikbud No. 3 tahun 2020 tentang SN-Dikti, Standar
Proses Pembelajaran Poltekkes Tanjungkarang, dan Kurikulum Pendidikan
Tinggi Politeknik Kesehatan Tanjungkarang, dipandang perlu untuk
memberikan pengalaman belajar interkolaburasi melalui pembelajaran MK
PKL Interprofesional agar mahasiswa memiliki penguasaan pengetahuan
(kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotorik) untuk
mempraktekkan kemampuan berkomunikasi, memahami nilai dan etik, peran
dan tanggung jawab, dan kerjasama tim antar beberapa disiplin ilmu yang
terintegrasi secara utuh di lapangan.
Praktek Kerja Lapangan (PKL) model terintegrasi Interprofesional
Poltekkes Tanjungkarang Tahun Akademik 2022/2023. PKL Interprofesional
TA. 2022/2023 diikuti oleh mahasiswa kelompok 33 yang dilaksanakan di
Lingkungan 1 Kelurahan Adipuro Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung
Tengah dari hari senin tanggal 13 Februari sampai 04 Maret 2023.. Adapun
tema kegiatan PKL Interprofesional tahun ini adalah “Pemberdayaan
Keluarga dan masyarakat dalam Mencapai Kemandirian Kesehatan”

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Laporan ini disusun sebagai dokumentasi kegiatan PKL Interprofesional
kelompok 33 di Lingkungan 1 Kelurahan Adipuro Kecamatan Trimurjo
Kabupaten Lampung Tengah.

2. Tujuan Khusus
Dalam PKL Interprofesional ini mahasiswa diharapkan mampu :
a. Melakukan pemetaaan rumah tangga dengan masalah atau risiko
kesehatan
b. Melakukan analisis data dan menentukan prioritas masalah.
c. Penyusunan rencana pemecahan masalah kesehatan individu, keluarga
dan masyarakat.

3
d. Melakukan pendampingan rumah tangga dan masyarakat dalam
pemecahan masalah atau risiko kesehatan dengan pendekatan
interprofesional
e. Mengevaluasi hasil implementasi pada kesehatan di keluarga dan
masyarakat
f. Mendokumentasikan hasil kegiatan PKL interprofesional

C. Manfaat
1. Bagi institusi pendidikan digunakan sebagai dokumentasi kegiatan PMB
PKL Interprofesional.
2. Bagi mahasiswa yaitu penugasan laporan kegiatan PKL Interprofesional

D. Sistematika Penulisan Laporan


BAB I PENDAHULUAN : Latar Belakang, Tujuan, Manfaat, Sistematika
Penulisan Laporan

BAB II GAMBARAN UMUM : Profil Kelurahan, Program Kerja IPE, Jadwal


Pelaksanaan IPE

BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN IPE : Pengumpulan Data, Rumusan


Masalah Kesehatan di Kelurahan Adipuro Lingkungan 1 Tegal Rejo.
Perencanaan, Implementasi Evaluasi dan Rencana Tindak Lanjut (RTL)

BAB IV PENUTUP : Kesimpulan, Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

4
BAB II
GAMBARAN UMUM

A. Profil Kelurahan
Kelurahan Adipuro Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah,
secara fisik dibuka pada tahun 1935 oleh para penduduk perintis yang berasal
dari Pulau Jawa dengan nama Kolonisasi yang keadaannya masih dalam
keadaan hutan belantara. Kelurahan Adipuro merupakan pintu gerbang menuju
Ibukota kecamatan dan Ibukota Kabupaten yang sekarang menjadi Kotamadya
Metro.
Dengan persediaan bahan pangan seadanya para perintis Desa Adipuro
terus memperjuangkan hidupnya dengan jalan membuka lahan baru yang
masih merupakan hutan belantara untuk dipergunakan sebagai lahan pertanian.
Kehidupan para penduduk perintis pada waktu itu keadaannya sangat
banyak melalui liku-liku, rintangan dan berbagai wabah penyakit sehingga
banyak yang meninggal dunia, dan bagi yang masih hidup tetap tabah dalam
mencapai tujuan membentuk suatu wilayah desa untuk diwariskan kepada anak
cucunya sebagai generasi penerus, sebagai tempat tinggalnya dimasa-masa
mendatang.
Dengan daya dan upaya serta kemampuan yang ada serta kerjasama yang
baik antar para perintis yang satu dengan yang lainnya, maka dibuatlah
kesepakatan tentang nama, yaitu desa Adipuro dengan luas wilayahnya 5008
Ha dengan batas-batas sebagai berikut
 Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Simbarwaringin
 Sebelah Timur berbatasan dengan Kampung Tempuran
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kampung Liman Benawi
 Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Batanghari Ogan Kabupaten
Lampung Selatan

Pemerintahan pada waktu itu masih dibawah Pemerintahan jajahan


kolonial Belanda dan Jepang yang prilakunya sangat kejam, kemudian tepatnya
pada tanggal 17 Agustus 1945 Negara Indonesia dinyatakan Merdeka, maka
pemerintahan Desa Adipuro langsung dibawah Pemerintahan Negara Republik

5
Indonesia
Kelurahan Adipuro berstatus Pemerintahan semula berstatus
Pemerintahan Desa kemudian dengan diangkatnya para pamong Desa menjadi
Pegawai Neger şipil tepatnya pada tanggal 01 januari 1981, maka
Pemerintahannya pun langsung beralih menjadi wilayah administratif yaitu dari
Pemerintahan Desa menjadi Pemerintahan Kelurahan.
Kelurahan Adipuro dibagi menjadi 9 lingkungan, yaitu Tegal Rejo,
Adirejo, Jokarto, Totokaton, Srikaton, Adimulyo, Donomulyo,
Widorokandang. Masing-masing lingkungan di pimpin oleh kepala lingkungan

B. Sarana dan Preasarana

KEPENDUDUKAN
Banyaknya rumah tangga dan penduduk

Kelurahan Rumah tangga Penduduk jumlah

Laki-laki perempuan
Adipuro 1.629 3167 3057 6224

6
BAB III
KEGIATAN PKL INTERPROFESIONAL

A. Pengkajian

1. Data Demografi

Jenis Kelamin yang ada di


Tegal Rejo

Laki-laki = 381
48%
Perempuan=420
52%

Usia
300
269
250 254

200
178
150
Usia

100 100

50

0
Anak-anak Remaja Dewasa Lansia

7
Agama
7000

6000 6224

5000

4000

3000 Agama

2000

1000

0
Islam Katolik Kristen Hindu Budha

Pendidikan

12% 9%

TK
SD
SMP
37% 42% SMA

Statistik Vital

Teknik Pengajian Hal Yang Dikaji

Data Primer (angket) Berdasarkan hasil pengkajian melalui


wawancara yang dilakukan pada saat
pelaksanaan FDG dengan perangkat
desa dan kader kesehatan serta
perwakilan masyarakat didapatkan
hasil:

-Warga mengalami masalah kesehatan

8
hipertensi,DM,asam urat,dan ODGJ.

-Mayoritas warga mengalami masalah


kesehatan hipertensi.

-Mayoritas warga mengatakan tidak


tahu bagaimana menjaga kesehatan
dan cara menangani penyakit
hipertensi .

Data Sekunder (Catatan Medis Berdasarkan data dari puskesmas


Puskesmas) yang mengalami masalah hipertensi di
desa adipuro sebesar 1.297 orang

Jenis Penyakit
Hipertensi DM

4%

96%

Analisa Data

No Data focus Masalah

1 S: Defisit pengetahuan berhubungan


dengan kurang terpapar informasi
- Warga mengatakan belum mengenai penyakit hipertensi
mengetahui pengetahuan
mengenai cara perawatan
hipertensi

- Warga mengatakan masih


banyak yang mengonsumsi
makanan yang tinggi garam

9
O:
- Berdasarkan data dari
puskesmas yang mengalami
masalah hipertensi di desa
adipuro sebesar 1.297
orang

2 S: Kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang pentingnya
- Warga mengatakan banyak minum obat hipertensi secara
yang mempunyai riwayat rutin
hipertensi tetapi belum
minum obat secara teratur

O:
- Terlihat warga yang tidak
meminum obat secara
teratur dan rutin

3 S: Kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang pentingnya
- Warga mengatakan belum makanan yang boleh dikonsumsi
mengetahui makanan apa dan tidak dikonsumsi untuk
saja yang boleh dan tidak penderita hipertensi
boleh dikonsumsi untuk
penderita hipertensi

O:
- Terlihat warga masih
mengkonsumsi makanan
yang tinggi garam

4 S: Kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang pengaruh
- Warga mengatakan bahwa kontasepsi terhadap penderita
tidak mengetahui tentang hipertensi
adanya pengaruh
kontrasepsi terhadap
penderita hipertensi

10
5 S: Kurangnya oengetahuan warga
tentang pengelolaan sampah
- Warga mengatakan belum
pernah ada edukasi tentang
pengelolaan sampah yang
baik dan benar

O:
- Warga terlihat membuang
sampah dengan cara dibakar

6 S: Kurang nya pengetahuan siswa


SD tentang PHBS gigi dan mulut
- Siswa SD mengatakan
belum pernah ada edukasi
tentang PHBS gigi dan
mulut di sekolahan nya
- Siswa mengatakan masih
sering mengabaikan sikat
gigi

O:

7 S: Kurangnya pengetahuan ibu


hamil tentang tanda bahaya
- Ibu hamil mengatakan kehamilan
belum mengetahui tentang
tanda bahaya pada
kehamilan baik di trimester
1,2,3
- Ibu hamil mengatakan
belum mengetahui cara
mengatasi tanda bahaya
pada kehamilan

O:
- Terdapat ibu hamil yang
mengonsumsi mual muntah
tanpa memeriksakan
keadaan nya terlebih dahulu
ke fasilitas kesehatan
- Terdapat ibu hamil yang
tetap menggunakan skincare
tanpa konsultasi terhadap

11
dokter ataupun bidan

8 S: Defisit pengetahuan berhubungan


dengan kurang terpapar informasi
- Warga mengatakan belum mengenai penyakit diabetes
mengetahui pengetahuan
mengenai cara perawatan
diabetes

- Warga mengatakan masih


banyak yang mengonsumsi
makanan yang tinggi
glukosa

O:
- Berdasarkan data dari
puskesmas yang mengalami
masalah hipertensi di desa
adipuro sebesar 53 orang

9 S: Kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang pentingnya
- Warga mengatakan banyak minum obat diabetes secara rutin
yang mempunyai riwayat
diabetes tetapi belum
minum obat secara teratur

O:
- Terlihat warga yang tidak
meminum obat secara
teratur dan rutin

10 S: Kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang pentingnya
- Warga mengatakan belum makanan yang boleh dikonsumsi
mengetahui makanan apa dan tidak dikonsumsi untuk
saja yang boleh dan tidak penderita diabetes
boleh dikonsumsi untuk
penderita diabetes

O:
- Terlihat warga masih
mengkonsumsi makanan

12
yang tinggi glukosa

B. Rumusan Masalah Kesehatan di LK 1 Kelurahan Adipuro

Berdasarkan dari pengumpulan data yang telah ditemukan diatas, maka


dapat dikemukakan permasalahan sebagai berikut :

1. Perumusan Masalah Kesehatan


a. Manajemen kesehatan komunitas tidak efektif berhubungan dengan
defisit pengetahuan tentang penyakit hipertensi
b. Resiko banyaknya terjadi penyakit hipertensi berhubungan dengan
defisit pengatahuan tentang penyakit hipertensi
c. Manajemen kesehatan komunitas tidak efektif berhubungan dengan
defisit pengetahuan tentang penyakit DM
d. Resiko banyaknya terjadi penyakit Diabetes Melitus berhubungan
dengan defisit pengatahuan tentang penyakit DM
e. Defisit pengetahuan komunitas berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan
f. Defisit pengetahuan komunitas berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan tentang PHBS gigi dan mulut pada anak SD
g. Defisit pengetahuan komunitas berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang pengelolaan sampah

2. Masalah/Kasus Keluarga Binaan


a. Keluarga Ny. L (52 tahun) lulusan SD bekerja sebagai Ibu Rumah
Tangga dan tinggal bersama suami dan seorang cucu bernama An. A
(12). Ny L Memiliki riwayat penyakit dahulu Yaitu lumpuh selama 2
tahun, Ny L mengatakan gejala lumpuh itu dari sakit Thypes.
Sedangkan riwayat penyakit sekarang yaitu diabetes mellitus dan
hipertensi. Setelah dilakukan pengecekan tekanan darah 160/ 90 Mmhg
suhu: 36, 70c 85x/ menit dan RR : 20 x/ menit. Dan gula: 232,Ny L

13
mengatakan tidak memiliki pantangan makanan. Berat badan saat
ditimbang sebesar 64 kg dan tinggi badan 150 cm lokasi perumahan
berada di pemukiman padat, terdapat 1 kamar dalam satu rumah,
dengan satu ruang tamu dan ruang dapur serta satu kamar mandi,
dalam satu rumah terdapat anggota keluarga yang lain meskipun beda
KK. pembuangan sampah yang langsung dibakar serta pembuangan
limbah tinja langsung dialirkan ke sungai belakang rumah.

b. Ny. T ( 59 tahun) lulusan SD bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga Ny


T memiliki 4 orang anak, tinggal bersama suami dan anak terakhirnya
yang sudah menikah. Ny T Memiliki riwayat penyakit dahulu seperti
jantung, tangan sebelah kanan sakit ( susah digerakan ). Sedangkan
riwayat penyakit sekarang yaitu Hipeertensi Setelah dilakukan
pengecekan tekanan darah : 190/100 370c 75x/ menit dan RR :
20x/menit dan Diabetes Melitus . Setelah dilakukan pengecekan gula
darah 335 gr/dl. Untuk BB: 55 kg dan TB : 149 cm Untuk lokasi
perumahan Ny. L berada di pemukiman padat, terdapat 3 kamar dalam
satu rumah, dengan satu ruang tamu dan ruang dapur serta satu kamar
mandi, dalam satu rumah . pembuangan sampah yang langsung
dibakar serta pembuangan limbah tinja langsung dialirkan ke sepiteng.

14
C. PERENCANAAN

No Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Tempat Dana Indikator PJ Kegiatan


1. 1 Skrinning  Mendeteksi masalah Agregat Selasa,20 Februari Desa - Mengetahui hasil Dewi Ayuni
Hipertensi kesehatan hipertensi hipertensi 2023 Adipuro pemeriksaan kesehatan
 Mengetahui tingkat Jam 08.00 s/d berupa cek tekanan darah
tekanan darah peserta selesai

2. 2 Skrinning Mendeteksi masalah Agregat Selasa,20 Februari Desa - Mengetahui hasil Lulut Putri.F
GCU kesehatan dengan hipertensi 2023 Adipuro pemeriksaan kesehatan
indikator gula darah, dan DM Jam 08.00 s/d berupa cek gula darah,
asam urat, dan kolesterol selesai kolesterol dan asam urat

3. 3 Edukasi Meningkatkan Agregat Selasa,20 Februari Desa Meningkatkan pengetahuan Siti Sanjaya Ayu
. Hipertensi pengetahuan masyarakat hipertensi 2023 Adipuro masyarakat di LK 1
tentang masalah Jam 08.00 s/d Kelurahan Adipuro tentang
kesehatan hipertensi selesai hipertensi

4. 4 Edukasi Meningkatkan Agregat Selasa,20 Februari Desa Meningkatkan pengetahuan Dewi Ayuni
. DM pengetahuan masyarakat DM 2023 Adipuro masyarakat di LK 1
tentang masalah Jam 08.00 s/d Kelurahan Adipuro tentang
kesehatan DM selesai diabetes melitus

5. 5 Edukasi Meningkatkan Agregat Selasa,20 Februari Desa Meningkatkan pengetahuan Rosa Afrilia
. pola makan pengetahuan masyarakat hipertensi 2023 Adipuro masyarakat di LK 1
hipertensi terkait pola makan Jam 08.00 s/d Kelurahan Adipuro tentang
penderita hipertensi selesai pola makan yang baik bagi
penderita hipertensi

6. 6 Edukasi Meningkatkan Agregat Selasa,20 Februari Desa Meningkatkan pengetahuan Rosa Afrilia
. pola makan pengetahuan masyarakat DM 2023 Adipuro masyarakat di LK 1

15
DM terkait pola makan Jam 08.00 s/d Kelurahan Adipuro tentang
penderita DM selesai diabetes mellitus

7. 7 Edukasi Meningkatkan Agregat Selasa,20 Februari Desa Meningkatkan kesadaran Jhevia Meidi Rosa
. Kepatuhan pengetahuan terkait Hipertensi 2023 Adipuro masyarakat di LK 1
minum obat kepatuhan minum obat , DM Jam 08.00 s/d Kelurahan Adipuro tentang
pada penderita hipertensi selesai pentingnyankepatuhan obat
dan DM

8. Edukasi Meningkatkan Masyarak Selasa,20 Februari Desa Meningkatkan kesadaran Jhevia Meidi Rosa
DAGUSIB pengetahuan terkait at 2023 Adipuro masyarakat di LK 1
U obat DAGUSIBU obat pada Jam 08.00 s/d Kelurahan Adipuro tentang
masyarakat selesai DAGUSIBU

9. 8 Edukasi Meningkatkan Ibu Hamil Rabu, 22 Februari Desa Meningkatkan Devia Salum Nurmala
. Kehamilan pengetahuan terkait 2023 Adipuro pengetahuan masyarakat di
kesehatan ibu hamil Jam 09.00 s/d LK 1 Kelurahan Adipuro
selesai tentang pentingnya edukasi
kehamilan

10. 9 Edukasi Meningkatkan kesadaran Warga Rabu, 22 Februari Desa Meningkatkan kesadaran Devia Salum Nurmala
. pentingnya orang tua yang yang 2023 Adipuro orang tua yang memiliki
posyandu mempunyai balita terkait memiliki Jam 09.00 s/d anak di LK 1 Kelurahan
pentingnya posyandu balita selesai Adipuro tentang
pentingnya posyandu

11. 1 Edukasi Meningkatkan kesadaran Warga Rabu, 22 Februari Desa Meningkatkan Rosa Afrilia
1 tentang orang tua yang yang 2023 Adipuro pengetahuan masyarakat di
. MP-ASI mempunyai balita terkait memiliki Jam 09.00 s/d LK 1 Kelurahan Adipuro
pentingnya pemberian balita selesai tentang pentingnya edukasi
MP-ASI mengenai MP-ASI

12. 1 Edukasi Untuk meningkatkan Masyarak Kamis, 02 Maret Desa Meningkatkan Lestari
3 pengelolaan pengetahuan terkait at 2023 Adipuro pengetahuan dan kesadaran

16
. sampah di kebersihan lingkungan Jam 15.40 s/d masyarakat di LK 1
masyarakat selesai Kelurahan Adipuro tentang
pengolahan sampah

13. 1 PHBS gigi Untuk meningkatkan Anak SD Jumat. 24 Februari Desa Meningkatkan Luti Karpinang Asih
4 dan mulut pengetahuan terkait 2023 Adipuro pengetahuan anak sekolah
. kesehatan gigi dan mulut Jam 09.00 s/d dasar tentang pentingnya
selesai menjaga kebersihan gigi
dan mulut

14. 1 Cuci Untuk meningkatkan Anak SD Jumat. 24 Februari Desa Meningkatkan Adhlia Salbila Balqis
5 Tangan pengetahuan terkait 2023 Adipuro pengetahuan anak sekolah
. Pakai kebersihan diri Jam 09.00 s/d dasar tentang pentingnya
Sabun selesai mencuci tangan
(CTPS)
15. 1 Edukasi Untuk meningkatkan Masyarak Selasa, 28 Februari Desa Meningkatkan kesadaran Aldo Angga Putra
7 stigma kesadaran masyarkat at 2023 Adipuro masyarakat terhadap ODGJ
. negatif terkait stigma negative Jam 09.00 s/d
masyarakat terhadap ODGJ selesai
kepada
ODGJ
16. Senam Untuk meningkatkan Agregat Rabu, 01 Maret Desa Mampu menerapkan dan
hipertensi kebugaran jasmani hipertensi 2023 Adipuro melakukan senam
masyarakat Longkungan Jam 09.00 s/d hipertensi dalam kehidupan
Depok Rejo Kelurahan selesai sehari-hari dalam menjaga
Adipuro kesehatan

17. Penanaman Sebagai sumber penyedia Masyarak Rabu, 01 Maret Desa Sebagai sumber penyedia Jhevia Meidi Rosa
Tanaman bahan baku obat at 2023 Adipuro bahan baku obat tradisional
Obat tradisional Jam 09.00 s/d terhadap penderita
Keluarga selesai hipertensi
(TOGA)

17
18
Tabel 3.6 Rencana Intervensi

KELUARGA 1
Nama KK : Ny. L
Usia : 52 Tahun
Alamat : Lingkungan 1 Tegal Rejo Kelurahan Adipuro
Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah

Masalah Tujuan Indikator Rencana Tim Yang


No Kesehatan Keberhasilan Intervensi (diurut bertanggung
dalam berdasarkan jawab
keluarga prioritas)
1 Hipertensi 1. Agar klien 1. Ibu paham Gizi : Edukasi Perawat,
dapat tentang makanan yang Teknologi
mengetahui pemahaman dianjurkan untuk Laboratorium
gejala, penyebab,penye pasien hipertensi Medis,
penyebab, bab pencegahan Farmasi
pencegahan dan pengobatan Farmasi: Edukasi Bidan,Sanitasi
dan tradisional kepatuhan minum Lingkungan,
pengobatan untuk hipertensi obat dan Tanaman Gizi
tradisional 2. Tekanan obat yang biasa
untuk darah menurun digunakan untuk
hipertensi 3. ibu paham penderita hipertensi
2. Agar megenai
tekanan makanan yang Bidan : motivasi
darah boleh dan tidak tentang perilaku
membaik boleh untuk pencegahan dan
3. Pola makan dikonsumsi penanganan
dan pola hipertensi
hidup sehat
klien
membaik. Kesling : kondisi
fisik rumah

Perawat : kompres
hangat dan teknik
relaksasi (napas
dalam)
Mengukur tekanan
tanda- tanda vital

2 Diabetes 1. Kadar gula 1. Kadar gula - Lakukan Perawat,


Melitus (DM ) darah darah Skrinning GCU Teknologi
menurun menurun Laboratorium
2. Perilaku 2. Perilaku Medik,
- Edukasi
konsumsi konsumsi Farmasi, Gizi

19
obat rutin obat rutin mengenai
3. Ibu paham 3. Ibu paham diabetes
megenai megenai
makanan makanan
yang boleh yang boleh - Edukasi
dan tidak dan tidak mengenai
boleh untuk boleh untuk kepatuhan
dikonsumsi dikonsumsi minum obat
4. Meningkat 4. Meningkat
nya rasa nya rasa ingin
ingin sembuh - Edukasi
sembuh mengenai pola
makan yang
benar untuk
penderita
diabetes

20
KELUARGA 2
Nama KK : Ny. T
Usia : 59 Tahun
Alamat : Lingkungan 1 Tegal Kelurahan Adipuro
Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah

Masalah Tujuan Indikator Rencana Tim Yang


No Kesehatan Keberhasilan Intervensi (diurut bertanggung
dalam berdasarkan jawab
keluarga prioritas)
1 Hipertensi 1. Agar klien 1.Ibu paham Gizi : Edukasi Perawat,
dapat tentang makanan yang Teknologi
mengetahui pemahaman dianjurkan untuk Laboratorium
gejala, penyebab,penye pasien hipertensi Medis,
penyebab, bab pencegahan Farmasi
pencegahan dan pengobatan Farmasi: Edukasi Bidan,Sanitasi
dan tradisional kepatuhan minum Lingkungan,
pengobatan untuk hipertensi obat dan Tanaman Gizi
tradisional 2.Tekanan darah obat yang biasa
untuk menurun digunakan untuk
hipertensi 3. ibu paham penderita hipertensi
2. Agar megenai
tekanan makanan yang Bidan : motivasi
darah boleh dan tidak tentang perilaku
membaik boleh untuk pencegahan dan
3. Pola makan dikonsumsi penanganan
dan pola hipertensi
hidup sehat
klien
membaik. Kesling : kondisi
fisik rumah

Perawat : Edukasi
mengenai hipertensi
dan kompres
hangat dan teknik
relaksasi (napas
dalam)
Mengukur tekanan
tanda- tanda vital

2 Diabetes 1. Kadar gula 1. Kadar gula - Lakukan Perawat,


Melitus (DM ) darah darah Skrinning GCU Teknologi
menurun menurun - Edukasi Laboratorium

21
2. Perilaku 2. Perilaku mengenai Medis,
konsumsi konsumsi diabetes Farmasi, Gizi
obat rutin obat rutin
3. Ibu paham 3. Ibu paham
- Edukasi
megenai megenai
makanan makanan mengenai
yang boleh yang boleh kepatuhan
dan tidak dan tidak minum obat
boleh untuk boleh untuk
dikonsumsi dikonsumsi - Edukasi
4. Meningkat 4. Meningkat mengenai pola
nya rasa nya rasa ingin
ingin sembuh makan yang
sembuh benar untuk
penderita
diabetes

22
D. Implementasi Evaluasi & Rencana Tindak Lanjut (RTL)
Tabel 3.8 Implementasi Evaluasi & Rencana Tindak Lanjut

KELUARGA 1
Nama KK : Ny. L
Usia : 52 Tahun
Alamat : Lingkungan 1 Tegal Rejo Kelurahan Adipuro
Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah

No Hari/Tanggal Masalah Implementasi Evaluasi Rencana Tindak Lanjut


Kesehatan
1 Senin Hipertensi 1. Mengukur tekanan S: Jika klien masih
20 Februari tanda-tanda vital pada - Klien mengeluhkan masalah
2023 Ny. L mengatakan kesehatan yang tak
2. Mengajarkan teknik kepalanya kunjung sembuh, seperti
relaksasi napas dalam pusing lemas, pusing, nyeri
pada Ny. L - Klien pada tengkuk maka
3. Mengompres hangat ( mengatakan klien dianjurkan untuk
pada tengkuk) Ny. L lemas memeriksakan masalah
4. Mengajurkan klien kesehatannya ke
untuk mengurangi
- Klien
fasilitas pelayanan
mengatakan rasa
makan makanan yang kesehatan yang terdekat
berat ditengkuk
mengandung sodium
O:
dan menjaga pola
makan. - Klien terlihat
5. Mengedukasi pucat
kepatuhan minum obat a. Tekanan darah
pada Ny. L 160/ 90 mmHg
6. Memotivasi tentang b. N: 90 x/ menit
prilaku pencegahan c. RR: 20 X Menit
dan penaganan d. Suhu : 370c
hipertensi
2 Selasa, Diabetes 1. Melakukan S:
21Februari 2023 Melitus (DM ) pengecekan kadar gula - Klien mengatakan
darah/ gds cepat mersa haus
2. Mengedukasi - Klien mengatakan
mengenai apa itu berat badan
diabetes, penyebab, menurun
tanda & gejala,
penanganan dsb.
- Klien mengatakan
luka yang sulit
3. Mengedukasi
sembuh
kepatuhan minum obat
4. Mengedukasi dan
menganjurkan
mengenai pola makan
O:
yang baik dan benar
untuk penderitra - Klien terlihat
diabetes pucat dan
terlihat lemas
a. GDS : 232
mg/dl
b. Chol:166
mg/dl

23
c. AU: 6,4 mg/dl

3. Rabu 27 februari Hipertensi & 1. Melakukan tindakan S:


2023 Diabetes tanda-tanda vital pada a. Klien
mellitus ( klien Ny. N mengatakan
DM) 2. Melakukan kompres msih lemas,
hangat dibagian pusing
tengkuk pada Ny L Klien
3. Mengajarkan teknik mengatakan
relaksasi napas dalam nyeri di tengkuk
4. Melakukan promosi sedikit
Kesehatan tentang berkurang
hipertensi & Diabetes
5. Melakukan b. Klien memahami
pengecekan/ Skrining dan mampu
GDS menjawab
pertanyaan
tentang penyakit
hipertensi dan
diabetes mellitus
O:
a. Tekanan darah
dan
Gula darah
sewaktu
menurun
Tekanan darah
140/80 mmHg
d. GDS : 178
mg/dl

24
Tabel 3.9 Implementasi Evaluasi & Rencana Tindak Lanjut

KELUARGA 2
Nama KK : Ny. T
Usia : 59 Tahun
Alamat : Lingkungan 1 Tegal Kelurahan Adipuro
Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah

No Hari/Tanggal Masalah Implementasi Evaluasi Rencana Tindak


Kesehatan Lanjut
1 Senin, Hipertensi 1.Mengukur S: Jika klien masih
20 Februari 2023 tekanan tanda- - Klien mengatakan mengeluhkan masalah
tanda vital pada mengeluh pusing kesehatan yang tak
Ny. T dan lemas kunjung sembuh,
2. Mengajarkan - Klien mengatakan seperti lemas, pusing,
teknik relaksasi rasa berat ditengkuk nyeri pada tengkuk
napas dalam nya dan kepalanya pusing
pada Ny. T O: maka klien dianjurkan
3. Mengompres untuk memeriksakan
hangat ( pada
- Klien terlihat
masalah kesehatannya
memegangi daerah
tengkuk) Ny. T ke fasilitas pelayanan
tengkuk yang sakit
4. Mengajurkan kesehatan yang
a. Tekanan Darah 190/100
klien untuk terdekat misalnya :
mmHg
mengurangi puskesmas & klinik
b. Nadi : 75x/ Menit
makan makanan
c. Suhu : 37 0c
yang
d. RR : 20 x/ menit
mengandung
sodium dan
menjaga pola
makan.
5. Mengedukasi
kepatuhan
minum obat
pada Ny. T
6. Memotivasi
tentang prilaku
pencegahan dan
penaganan
hipertensi
2 Selasa, Diabetes 1. Melakukan S:
21 Februari 2023 Miletus (DM) pengecekan - Klien mengatakan
kadar gula cepat merasa haus
darah/ gds, - Klien mengatakan
kolestrol dan berat badannya
asam urat menurun
2. Mengedukasi
mengenai apa
- Klien mengatakan
lebih sering buang air
itu diabetes,
kecil
penyebab, tanda
& gejala, - Klien mengatakan
penanganan luka yang sulit
dsb. sembuh
3. Mengedukasi

25
kepatuhan O:
minum obat - Klien tampak pucat
4. Mengedukasi dan lemas
dan a. GDS : 335 mg/dl
menganjurkan
mengenai pola
b. Chol:150 mg/dl
makan yang c. AU: 6,7 mg/dl
baik dan benar
untuk penderitra
diabetes

3. Rabu 27 februari Hipertensi & 1. Melakukan S:


2023 Diabetes tindakan - Klien mengatakan
mellitus tanda-tanda masih merasa lemad
( DM) vital pada & pusing
klien Ny. N - Klien mengatakan
2. Melakukan nyeri di tengkuk
kompres sedikit berkurang
hangat
dibagian
- Klien memahami
dan mampu
tengkuk pada
menjawab
Ny L
pertanyaan tentang
3. Mengajarkan
penyakit hipertensi
teknik
& Diabetes melitus
relaksasi
napas dalam
O:
4. Melakukan
promosi - Tekanan darah dan
Kesehatan gula darah sewaktu
tentang menurun
hipertensi & a. Tekanan darah :
Diabetes 160/90 Mmhg
5. Melakukan b. Nadi : 80x/ menit
pengecekan/ c. Suhu : 360c
Skrining d. RR : 20X/ MENIT
GDS
e. GDS: 197 mg/dl

26
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan social yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif. Pemeliharaan kesehatan adalah
upaya penanggulangan, dan pencegahan gannguan kesehatan yang memerlukan
pemeriksaan, pengobatan dan perawatan.
Berdasarkan hasil Interprofesional Education (IPE) yang dilakukan
mahasiswa Kelompok 33 di Kelurahan Adipuro Lingkungan 1 terdapat
beragam permasalahan kesehatan pada 16 Keluarga yang dikaji yaitu
hipertensi, asam urat, lumpuh, diabetes militus, alergi, riwayat terkonfirmasi
positif covid-19, obesitas, ibu nifas, ibu hamil, ISPA, resiko penyakit dari
kebiasaan merokok, PHBS yang tidak sehat serta keadaan lingkungan yang
tidak sehat. Berdasarkan hasil pengumpulan data yang telah diolah, maka
diperoleh hasil sebagai berikut:
a. Indikator Keluarga Sehat dengan presentase sebanyak 100% sehat
b. Perilaku Kesehatan Keluarga baik dengan presentase sebanyak 87,5%, dan
risiko 12,5%
c. Tingkat Kemandirian Keluarga, persentase baik sebanyak 100% Keluarga
Mandiri 4.
d. Perilaku Pemeriksaan Kesehatan Keluarga dengan presentase baik 100%.
e. Rumah sehat sebanyak 6,2% Sehat, dan 93,8% Tidak Sehat.

B. Saran
a. Bagi Masyarakat
Diharapkan dengan adanya Interprofesional education (IPE) yang di lakukan
di Kelurahan Tanjung Aman Lingkungan 6 agar masyarakat lebih dapat
mengerti tentang penyakit hipertensi, asam urat, lumpuh, diabetes militus,
alergi terhadap makanan, riwayat terkonfirmasi positif covid-19, obesitas, ibu
nifas, ibu hamil, ISPA, resiko penyakit dari kebiasaan merokok, PHBS yang
tidak sehat serta keadaan lingkungan yang tidak sehat. Tetap menerapkan

27
prilaku hidup sehat, mematuhi protokol kesehatan terutama dimasa pandemi
covid-19 seperti ini serta mengetahui bagaimana cara mengatasinya.

b. Bagi Pihak Puskesmas


Diharapkan pihak puskesmas lebih sering mengadakan penyuluhan di Kelurahan
Tanjung Aman Lingkungan 6 mengenai permasalahan yang ada di Kelurahan
Tanjung Aman Lingkungan 6 dan pemicuan untuk rumah sehat serta penerapan
perilaku hidup bersih dan sehat.

28
DAFTAR PUSTAKA

Pusat Pengembangan Pendidikan. 2023. Modul Praktik Klinik Praktik Kerja


Lapangan (Pkl) Interprofesional Mahasiswa Politeknik Kesehatan
Tanjungkarang. Bandar Lampung : Poltekkes.
Pusdik SDMK BPPSDM Kemenkes RI. 2016. Pedoman Implementasi Pendidikan
Antar Profesi (Interprofesional Education). Cetakan 1. Jakarta : Pusdik
SDMK

29
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran Dokumentasi Kegiatan

1. Keberangkatan ke Desa Adipuro

2. Kunjungan ke rumah kader

3. Kunjungan ke rumah RT

30
4. Pelaksanaan FGD

5. Senam bersama dan bersih lingkungan di kelurahan Adipuro

31
6. Sosialisasi Hipertensi dan Diabetes (Tentang penyakit, pola makan,
pengobatan dan DAGUSIBU)

7. Sosialisasi ibu hamil dan balita

32
8. Bersih-bersih lingkungan

33
9. Sosialisasi Cuci Tangan Pakai Sabun dan Cara sikat gigi yang baik dan benar

34
10. Sosialisasi tentang Stigma negative masyarakat terhadap ODGJ

35
11. Keluarga binaan

36
12. Penanaman Tanaman Obat Keluarga

37
13. Pengelolaan sampah

38
Lampiran Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


HIPERTENSI

Disusun oleh :
SITI SANJAYA AYU
2014401031

POLTEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG


2023

39
SATUAN ACARA PENYULUHAN

HIPE
RTENSI

Masalah : Hipertensi
Pokok Pembahasan : Hipertensi
Sasaran : Masyarakat Lk 1Adipuro
Jam : 09.00 s/d selesai
Waktu : 15 Menit
Tanggal : 21 Februari
Tempat : Kediaman kader- kader
Pemateri : Mahasiswa

 Latar Belakang
Hipertensi adalah kondisi peningkatan persisten tekanan darah
pada pembuluh darah vascular, tekanan yang semakin tinggi pada
pembuluh darah menyebabkan jantung harus bekerja lebih keras
untuk memompa darah.
Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia WHO (2015)
menyatakan 1,3 Milyar orng di Dunia menderita Hipertensi data itu
mengartikan 1 dari 3 orang di Dunia terdiagnosis menderita
Hipertensi. Di Indonesia hasil Riskesdas tahun 2018 Hipertensi
mengalami kenaikan jika di bandingkan hasil riskesdas 2013 dari
25,8% menjadi 34,1%.

 Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan 20 menit, diharapkan Masayarakat LK 1
mampumemahami dan mengerti tentang Hipertensi.

 Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 15 menit tentang Hipertensi,
diharapkanMasyarakat LK 1 Adipuro dapat:

40
o Menjelaskan pengertian
o Menyebutkan penyebab

41
o Menyebutkan tanda dan gejala
o Menyebutkan upaya pencegahan
o Menjelaskan kenapa hipertensi harus di cegah

Materi PenyuluhanTerlampir

 Metode Penyuluhan
o Ceramah
o Tanya Jawab

 Media
o Leaflet
o Mikrophone/ TOA
o LCD/ Proyektor
o Laptop
o ATK
o Sound System

 Kegiatan penyuluhan
No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Sasaran Media
Kegiatan
1. Pembukaan 3 menit 5. Mengucapkan salam 1. Menjawab Kata-kata/
6. Memperkenalkan diri salam kalimat
7. Menyampaikan 2. Mendengarkan
tentang tujuan pokok dan menyimak
materi 3. Bertanya
8. Meyampakaikan mengenai
pokok pembahasan perkenalan dan
9. Kontrak waktu tujuan jika ada
yang kurang
Jelas

42
2. Pelaksanaan 10 Penyampaian Materi  Mendengarkan Leaflet
menit
1. Menjelaskan dan menyimak
pengertian  Bertanya
2. Menjelaskan Mengenai hal-
penyebab hal yang belum
3. Menjelaskan tanda jelas dan
dan gejala dimengerti
4. Menjelaskan faktor
resiko
5. Menjelaskan upaya
pencegahan

3. Penutup 2 menit 1. Tanya jawab  Sasaran dapat Kata-kata/


2. Memberikan menjawab kalimat
kesempatan pada tentang
peserta untuk pertanyaan
bertanya yang diajukan
3. Melakukan evaluasi  Mendengar
4. Menyampaikan  Memperhatikan
kesimpulan materi  Menjawab
5. Mengakhiri salam
pertemuan dan
mengucapkan salam

 Evaluasi
Diharapkan keluarga mampu :
o Menjelaskan pengertian Hipertensi
o Menyebutkan penyebab Hipertensi
o Menyebutkan tanda dan gejala Hipertensi
o Menyebutkan cara pencegahan /Pengobatan Hipertensi
o Menjelaskan Kenapa hipertensi harus di cegah

43
MATER
I
PENYU
LUHAN

A. Pengertian
Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik
sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg.
Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi menderita penyakit jantung,
tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal dan
pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah, makin besar
resikonya. (Amin & Hardhi 2015)

B. Penyebab
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan.

a. Hipertensi primer (esensial)


Disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui
penyebabnya. Factor yang mempengaruhinya yaitu: genetik,
lingkungan, hiperaktivitas saraf simpatis system rennin.
Antigiotensin dan peningkatan Na + Ca intraseluler. Factor-
faktor yang meningkatkan resiko : obesitas, merokok, alcohol
danpolisitemia.
b. Hipertensi sekunder
Penyebab yaitu: penggunaan estrogen, penyakit ginjal,
sindrom cushing dan hipertensi yang berhubungan dengan
kehamilan.

C. Tanda dan gejala


Menurut Dalyoko (2010), gejala-gejala yang mudah diamati antara lain yaitu :
 Gejala ringan seperti pusing atau sakit kepala
 Sering gelisah
 Wajah merah
 Tengkuk terasa pegal
 Mudah marah
 Telinga berdengung
 Sukar tidur

44
 Sesak napas
 Rasa berat ditengkuk

45
 Mudah lelah
 Mata berkunang-kunang/ penglihatan kabur
 Mimisan ( keluar darah dari hidung).

D. Faktor resiko
A. Faktor Risiko Yang Tidak Dapat Dikontrol:
1. Jenis kelamin
Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan
wanita. Namun wanita terlindung dari penyakit
kardiovaskuler sebelum menopause. Harrison, Wilson dan
Kasper mengatakan bahwa wanita yang belum mengalami
menopause dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan
dalam meningkatkan kadarHigh Density Lipoprotein (HDL).
Kadar kolesterol HDL yang tinggi merupakan faktor
pelindung dalam mencegah terjadinya proses aterosklerosis.
Efek perlindungan estrogen dianggap sebagai penjelasan
adanya imunitas wanita pada usia premenopause. Dari hasil
penelitian didapatkan hasil lebih dari setengah penderita
hipertensi berjenis kelamin wanita sekitar 56,5%. Hipertensi
lebih banyak terjadi pada pria bila terjadi pada usia dewasa
muda. Tetapi lebih banyak menyerang wanita setelah umur
55 tahun, sekitar 60% penderita hipertensi adalah wanita.Hal
ini sering dikaitkan dengan perubahan hormon setelah
menopause (Aisyah, 2009).
2. Umur
Semakin tinggi umur seseorang semakin tinggi tekanan
darahnya, jadi orang yang lebih tua cenderung mempunyai
tekanan darah yang tinggi dari orang yang berusia lebih
muda. Peningkatan kasus hipertensi akan berkembang pada
umur lima puluhan dan enam puluhan. Dengan
bertambahnya umur, dapat meningkatkan risiko hipertensi
(Suzanne & Brenda, 2001).
3. Keturunan (Genetik)
Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan

46
menyebabkan keluarga itu mempunyai risiko menderita
hipertensi. Hal ini berhubungan dengan peningkatan kadar
sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium
terhadap sodium. Individu dengan orang tua dengan
hipertensi mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk
menderita hipertensi daripada orang yang tidak mempunyai
keluarga dengan riwayat hipertensi.Selain itu didapatkan 70-
80% kasus hipertensi esensial dengan riwayat hipertensi
dalam keluarga (Aisyah,2009).

Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan


menyebabkan keluarga itu mempunyai risiko menderita
hipertensi. Hal ini berhubungan dengan peningkatan kadar
sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium
terhadap sodium. Individu dengan orang tua dengan
hipertensi mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk
menderita hipertensi daripada orang yang tidak mempunyai
keluarga dengan riwayat hipertensi.Selain itu didapatkan 70-
80% kasus hipertensi esensial dengan riwayat hipertensi
dalam keluarga (Aisyah, 2009).

B. Faktor Resiko Yang Dapat Dikontrol:


1. Obesitas
Pada usia pertengahan (+50 tahun) dan dewasa lanjut
asupan kalori sehingga mengimbangi penurunan kebutuhan
energi karena kurangnya aktivitas. Itu sebabnya berat badan
meningkat.Obesitas dapat memperburuk kondisi
lansia.Kelompok lansia karena dapat memicu timbulnya
berbagai penyakit seperti artritis, jantung dan pembuluh
darah, hipertensi. (Aisyah, 2009)
2. Kebiasaan Merokok
Merokok menyebabkan peninggian tekanan
darah.Perokok berat dapat dihubungkan dengan peningkatan
insiden hipertensi maligna dan risikoterjadinya stenosis arteri
renal yang mengalami ateriosklerosis.Merokok menyebabkan

47
hipertensi karena nikotin yg terkandung di dalam rokok
memiliki kecenderungan untuk menyempitkan pembuluh
darah dan arteri yangdapat menyebabkan plak. Plak
menyempitkan pembuluh darah. Nikotin juga
memiliki kemampuan untuk merangsang produksi hormon
epinefrin juga dikenal sebagai adrenalin yang menyebabkan
pembuluh darah mengerut (Aisyah, 2009).

3. Mengkonsumsi garam berlebih


Dalam diet DASH (Dietary Approaches to Stop
Hipertensi) kita di wajibkan untuk membatasi asupan
natrium ( garam) hanya 2/3 sendok teh atau setara
dengan 1500 mg natrium

4. Stres
Hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalui
aktivitas saraf simpatis peningkatan saraf dapat menaikan
tekanan darah secara intermiten (tidak menentu).Stres yang
berkepanjangan dapat mengakibatkan tekanan darah
menetap tinggi. Hal ini dapat dihubungkan dengan pengaruh
stres yang dialami kelompok masyarakat yang tinggal di
kota. Menurut Aisyah (2009) mengatakan stresakan
meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan curah
jantung sehingga akan menstimulasi aktivitas saraf simpatis.
Adapun stres ini dapat berhubungan dengan pekerjaan, kelas
sosial, ekonomi, dan karakteristik personal.

5. Penyakit jasmani
Penyakit jasmani merupakan penyakit yang dapat
menyebabkan meningkatkan hipertensi yaitu asam urat,
arterosklerosis, hiperkolesterol dan hiperuresemi. Asam urat
dapat menyebabkan peningkatan hipertensi karena asam urat
akan menyumbat aliran darah ke jantung sehingga jantung
akan bekerja lebih keras dalam memompa jantung. Dengan
demikian tekanan darah akan meningkat (Suzanne &

48
Brenda, 2001).

E. Upaya Pencegahan
1. Cek Kesehatan secara berkala
2. Hindari Kegemukan
3. Hindari rokok dan alkohol.
4. Hindari stress
5. Olah raga teratur / Aktifitas fisik
6. Batasi pemakaian garam
7. Istirahat cukup

F. Diet Hipertensi
• Pengertian.
Diet Hipertensi adalah diet bagi penderita hipertensi yang
bertujuan untuk membatu menurunkan takanan darah dan
mempertahankan tekanan darah menuju normal, selain itu diet
hipertensi juga bertujuan untuk menurunkan factor resiko
hipertensi lainnya seperti berat badan berlebih, tinggi kolestrol
dan Asam Urat dalam darah.

• Tujuan.
Membantu Menghilangkan Nutrisi garam / mengurangi air
dalam jaringan tubuh dan menurunkan tekaan darah pada
hipertensi.

• Syarat- Syarat Diet.


• Cukup energy, Protein, Mineral dan Vitamin
• Bentuk makanan di sesuaikan dengan keadaan penyakit
• Jumlah natrium disesuaikan dengan berat ringannya Hipertensi

• Makanan yang dianjurkan / Boleh di konsumsi :

• Pisang

49
• Sayuran Hijau kecuali daun singkong , daun melinjo dan bijinya
• Buah- buahan kecuali buah durian
• Yogurt dan olahan susu lainnya yang rendah lemak
• Susu Skim
• Oatmeal
• Ikan
5. Makanan yang di Hindari /Dibatasi
a. Makanan yang mengandung garam, seperti makanan
cepat saji, makanankemasan.
b. Makanan yang banyak mengandung Gula

3. Makanan berlemak

4. Makanan dan minuman mengandung alkohol

5. Contoh jus penurunan hipertensi yang mudah dibuat dan peroleh :

1. Jus Apel dan Seledri


1 buah apel ukuran sedang di tambah 2-3 sendok irisan seledri
2. Jus belimbing dan Timun
3- 4 iris belimbing buah di tambah 5-7 iris mentimun segar bisa di
tambahperasan jeruk nipis sesuai selera
3. Jus timun Seledri
5-7 iris mentimun segar ditambah 2-3 sendok irisan seledr

Koesio
ner

I. Pengetahuan hipertensi
No. Pertanyaan B S
1. Apa yang dimaksud dengan hipertensi
2. Apa penyebab hipertensi
3. Bagaimana tanda dan gejala hipertensi
4. Bagaimana cara penanganannya ?
5. Bagaimana cara mencegah hipertensi
6. Apa saja komplikasi yang ditimbulkan

50
hipertensi ?
7. Apakah anda tahu bagaimana seseorang dapat
menderita hipertensi ?
8. Menghindari stress dapat mencegah
peningkatan tekanan darah ?
9. Kapan harus minum obat hipertensi ?
10 Apa yang di maksud diet hipertensi ?
11 Kenapa Harus Diet ?
12 Makanan apa yang boleh / di anjurkan?
13 Makanan apa yang harus di batasi ?
14 Bagaimana cara mencegah komplikasi ?

51
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
DIABETES MELITUS

Disusun oleh :
DEWI AYUNI
2014471033

POLTEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG


2023

SATUAN ACARA PENYULUHAN


DIABETES MELITUS

52
Masalah : Diabetes melitus
Pokok Pembahasan : Diabetes melitus
Sasaran : Masyarakat Lk 1Adipuro
Jam : 09.00 s/d selesai
Waktu : 15 Menit
Tanggal : 21 Februari
Tempat : Kediaman Masjid Ainal Yaqin
Pemateri : Mahasiswa

LAPORAN PENDAHULUAN
PENYULUHAN KESEHATAN DIABETES MELITUS

A. Latar Belakang

Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional


yang ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pada kelompok
resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal
melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien
sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan
keperawatan. Pelayanan keperawatan komunitas adalah seluruh
masyarakat termasuk individu, keluarga dan kelompok yang beresiko
tinggi seperti keluarga penduduk didaerah kumuh, daerah terisolasi dan
daerah yang tidak terjangkau termasuk kelompok bayi, balita, lansia dan
ibu hamil (Veronica, Nuraeni, & Supriyono, 2017).
Diabetes melitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau
gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan
tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme
karbohidrat, lipid, dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin.
Insufisiensi fungsi insulin dapat disebabkan oleh gangguan atau defisiensi

53
produksi insulin oleh sel-sel beta Langerhans kelenjar pankreas, atau
disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin (WHO,
1999).
Diabetes adalah penyakit kronis yang ditandai dengan tingginya kadar
gula darah. Glukosa merupakan sumber energi utama bagi sel tubuh
manusia. Akan tetapi, pada penderita diabetes, glukosa tersebut tidak dapat
digunakan oleh tubuh.
Kadar gula (glukosa) dalam darah dikendalikan oleh hormon insulin
yang diproduksi pankreas. Namun, pada penderita diabetes, pankreas tidak
mampu memproduksi insulin sesuai kebutuhan tubuh. Tanpa insulin, sel-sel
tubuh tidak dapat menyerap dan mengolah glukosa menjadi energi. Glukosa
yang tidak diserap sel tubuh dengan baik akan menumpuk dalam darah.
Kondisi tersebut dapat menimbulkan berbagai gangguan pada organ tubuh.
Jika tidak terkontrol dengan baik, diabetes dapat menimbulkan komplikasi
yang berisiko mengancam nyawa penderitanya
Secara umum, diabetes dibedakan menjadi dua, yaitu diabetes tipe 1 dan
tipe 2.
1. Diabetes tipe 1
Diabetes tipe 1 terjadi ketika sistem kekebalan tubuh secara keliru
menyerang dan menghancurkan sel-sel pankreas yang memproduksi
insulin. Hal ini menyebabkan kadar glukosa darah meningkat sehingga
memicu kerusakan pada organ-organ tubuh. Diabetes tipe 1 dikenal juga
dengan diabetes autoimun. Penyebab diabetes tipe 1 masih belum
diketahui secara pasti. Namun, ada dugaan penyakit ini terkait dengan
faktor genetik dan faktor lingkungan.
2. Diabetes tipe 2
Diabetes tipe 2 merupakan jenis diabetes yang paling banyak terjadi,
yakni sekitar 90–95%. Diabetes tipe 2 terjadi ketika sel-sel tubuh
menjadi kurang sensitif terhadap insulin sehingga insulin yang
dihasilkan tidak bisa digunakan dengan baik. Kondisi ini dikenal juga
dengan istilah resistensi insulin.
Selain kedua jenis diabetes tersebut, ada jenis diabetes yang biasa terjadi

54
pada ibu hamil, yakni diabetes gestasional. Diabetes jenis ini disebabkan
oleh perubahan hormon pada masa kehamilan, tetapi biasanya gula
darah penderita akan kembali normal setelah masa persalinan.

- Faktor risiko diabetes


Seseorang akan lebih berisiko terkena diabetes tipe 1 jika memiliki
faktor risiko berikut :
 Berusia 4–7 tahun atau 10–14 tahun
 Memiliki keluarga dengan riwayat diabetes tipe 1
 Menderita penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus
 Menderita penyakit autoimun, seperti penyakit Grave, penyakit
Hashimoto, dan penyakit Addison
 Mengalami cedera pada pankreas akibat infeksi, tumor, cedera,
kecelakaan, atau efek samping setelah operasi besar
Sementara itu, diabetes tipe 2 lebih berisiko terjadi pada seseorang
dengan faktor-faktor berikut:
 Berusia lebih dari 45 tahun
 Memiliki keluarga dengan riwayat diabetes tipe 2
 Jarang beraktivitas fisik atau berolahraga
 Memiliki berat badan berlebih atau obesitas
 Menderita prediabetes
 Menderita kolesterol tinggi
 Menderita tekanan darah tinggi (hipertensi)

- Gejala Diabetes
Diabetes tipe 1 dapat berkembang dengan cepat dalam beberapa minggu
atau bahkan beberapa hari saja. Sedangkan pada diabetes tipe 2, banyak
penderitanya yang tidak menyadari bahwa mereka telah menderita
diabetes selama bertahun-tahun, karena gejalanya cenderung tidak
spesifik.

- Beberapa ciri-ciri penyakit gula atau diabetes tipe 1 dan tipe 2 meliputi:

55
 Sering merasa haus atau sangat lapar
 Sering buang air kecil, terutama pada malam hari
 Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas
 Penurunan massa otot
 Pandangan kabur
 Urine mengandung keton
 Tubuh mudah lelah dan lemas
 Luka menjadi lebih sulit sembuh
 Mudah mengalami infeksi, seperti di gusi, kulit, vagina, atau saluran
kemih

- Komplikasi
 Komplikasi jangka pendek bisa berakibat kematian
 Komplikasi jangka panjang bisa berakibat cacat

- Pola Makan Untuk Penderita Diabetes Melitus


Penderita diabetes dianjurkan untuk makan besar tiga kali sehari, dan
makan kecil atau selingan 2-3 kali sehari. Jarak antara waktu makan
besar dan selingan berkisar 2,5 sampai 3 jam. Penderita diabetes perlu
menentukan jenis makanan apa saja yang baik untuk dikonsumsi, dan
makanan yang sebaiknya dihindar

- Pencegahan Diabetes
Diabetes tipe 1 tidak dapat dicegah karena pemicunya belum diketahui.
Sementara itu, diabetes tipe 2 dan diabetes gestasional dapat dicegah,
yaitu dengan pola hidup sehat. Beberapa upaya yang bisa dilakukan
untuk mencegah diabetes di antaranya:
 Mengatur frekuensi dan menu makanan menjadi lebih sehat
 Rutin berolahraga dan melakukan aktivitas fisik
 Menjaga berat badan ideal
 Beristirahat dan tidur yang cukup
 Berhenti merokok

56
 Menghindari konsumsi minuman beralkohol
 Mengelola stres dengan baik
 Rutin menjalani pengecekan gula darah, setidaknya sekali dalam
1 tahun

C. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan Komunitas
Untuk diagnosa keperawatan yang kita diketahui mengenai :
- Ketidakstabilan gula darah berhubungan dengan
resistensi insulin

2. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan gastritis di Desa
diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam
mengenal Diabetes Melitus untuk mencegah dan mengendalikan
Diabetes Melitus dalam kehidupan sehari-hari.

3. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan Diabetes Melitus di
Desa , diharapkan masyarakat mampu :
a. Mengetahui pengertian Diabetes Melitus
b. Mengetahui proses terjadinya Diabetes Melitus
c. Mengetahui tentang tanda dan gejala Diabetes Melitus
d. Mengetahui tentang komplikasi Diabetes Melitus
e. Mengetahui tentang pola makan pada pasien Diabetes Melitus
f. Mengetahui tentang factor resiko Diabetes Melitus
g. Mengetahui tentang pencegahan Diabetes Melitus

D. Rancangan Kegiatan
1. Topik / Judul Kegiatan : Penyuluhan Kesehatan Diabetes Melitus
2. Sasaran / Target : Masyarakat di lingkungan Tegal Rejo Adipuro
3. Metode : Ceramah dan diskusi
4. Media dan Alat

a. Mikrophone / TOA
b. LCD / Proyektor

57
c. Laptop
d. ATK
e. Sound system

5. Susunan Kepanitiaan
a. Ketua Pelaksana : Dewi Ayuni
b. Notulen : Lulut putrifadilah
c. Pembawa Acara : Lutikarpinang
d. Penyaji : Dewi Ayuni
e. Observasi : Devia salum nurmala
f. Narasumber : Anggota kelompok
g. Konsumsi : Lestari
h. Humas : Dewi Ayuni
Adhila Salsabila balqis

i. Dokumentasi : Rosa Afrilia


j. Operator : Aldo Angga putra

6. Waktu dan Tempat


Hari/Tanggal : Selasa, 21Februari
2023

Pukul : 09.00 WIB


Tempat : Rumah kader

58
Susunan Acara

No. Acara Waktu Penanggungjawab


Tentatif
1. Pembukaan Panitia
(10 menit)
Sambutan :
8. Ketua RT
9. Kader
Kesehatan
2. 10. Pembimbing
Akademik/ci
11. Ketua
Pelaksana

Acara inti (Penyampain


materikesehatan Tentatif
3. Panitia
Diabetes melitus) (45 menit)

Tentatif
4. Penutupan Panitia
(5 menit)

Uraian Tugas
4. Ketua Pelaksana :
a. Bertanggungjawab dalam mengatur seluruh kegiatan
b. Membuat laporan kegiatan akhir acara
5. Notulen :
a. Mencatat hasil pelaksanaan penyuluhan kesehatan
6. Pembawa acara (MC) :
a. Memperkenalkan pelaksanaan kegiatan
b. Membuat kontrak waktu
c. Menjelaskan tujuan pertemuan

59
d. Menjelaskan tujuan penyuluhan kesehatan
e. Mengarahkan jalannya penyuluhan kesehatan
f. Menutup acara
7. Penyaji :
a. Menyajikan materi penyuluhan kesehatan
b. Memandu dan mengajak masyarakat berdiskusi dalam
penyuluhankesehatan
8. Observer :
a. Mengamati proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai
akhir
9. Operator :
a. Menampilkan data penyuluhan kesehatan
b. Bertanggungjawab atas penampilan data selama
penyuluhankesehatan
10. Narasumber :
a. Menjawab pertanyaan dari audiens selama penyuluhan
berlangsung
11. Konsumsi :
a. Membagikan makanan (snack) setelah penyuluhan
b. Bertanggungjawab atas konsumsi penyuluhan
12. Humas/Fasilitator :
a. Memotivasi peserta untuk berperan aktif
selama jalannyapenyuluhan
b. Memfasilitasi peserta untuk berpartisipasi aktif selama
pertemuan
13. Dokumentator :
a. Mendokumentasikan kegiatan penyuluhan kesehatan

10. Kriteria Keberhasilan


a. Evaluasi Struktur
- 75% dari undangan dapat menghadiri penyuluhan
- Tempat dan alat tersedia sesuai rencana
- Mahasiswa dapat berperan sesuai dengan tugasnya

60
- Melakukan koordinasi dengan kepala dusun
- Melakukan koordinasi dengan perangkat desa

b. Proses
- Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan
- Undangan yang hadir mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
- Peserta berperan aktif selama penyuluhan berlangsung

c. Hasil
- Peserta dapat menyebutkan pengertian Diabetes Melitus
- Peserta dapat menyebutkan proses terjadinya Diabetes Melitus
- Peserta dapat menyebutkan tentang tanda dan gejala Diabetes
Melitus
- Peserta dapat menyebutkan tentang komplikasi Diabetes
Melitus
- Peserta dapat menyebutkan tentang pola makan pada pasien
Diabetes Melitus
- Peserta dapat menyebutkan factor resiko Diabetes Melitus
- Peserta dapat menyebutkan tentang pencegahan diabetes
melitus

61
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
POLA MAKAN HIPERTENSI dan DIABETES

Disusun oleh :

ROSA AFRILIA
2013411038

POLTEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG


2023

62
SATUAN ACARA PENYULUHAN POLA MAKAN

Masalah : Hipertensi
Pokok Pembahasan : pola makan hipertensi
Sasaran : Masyarakat Lk 1Adipuro
Jam : 10:00 s/d selesai
Waktu : 15 Menit
Tanggal : 21 Februari
Tempat : Kediaman Masjid Ainal Yaqin
Pemateri : Mahasiswa

 Latar Belakang
Hipertensi adalah kondisi peningkatan persisten tekanan
darah pada pembuluh darah vascular, tekanan yang semakin
tinggi pada pembuluh darah menyebabkan jantung harus bekerja
lebih keras untuk memompa darah.
Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia WHO (2015)
menyatakan 1,3 Milyar orng di Dunia menderita Hipertensi data
itu mengartikan 1 dari 3 orang di Dunia terdiagnosis menderita
Hipertensi. Di Indonesia hasil Riskesdas tahun 2018 Hipertensi
mengalami kenaikan jika di bandingkan hasil riskesdas 2013
dari 25,8% menjadi 34,1%.

 Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan 15 menit, diharapkan Masayarakat LK
1 mampumemahami dan mengerti tentang Pola Makan Hipertensi

 Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 15 menit tentang Hipertensi,
diharapkanMasyarakat LK 1 Adipuro dapat:

o Menyebutkan bahan makanan yang dianjurkan untuk penderita


hipertensi

63
o Menyebutkan bahan makanan yang tidak di ajurkan untuk
penderita hipertensi
o Menyebutkan anjuran garam bagi penderita hipertensi.

 Metode Penyuluhan
o Ceramah
o Tanya Jawab

 Media
o Mikrophone/ TOA
o LCD/ Proyektor
o Laptop
o ATK
o Sound System

 Kegiatan penyuluhan
No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Sasaran Media
Kegiatan
1. Pembukaan 3 menit 11. Mengucapkan 4. Menjawab Kata-
salam
salam kata/
12. Memperkenalkan
5. Mendengarkan kalim
diri
dan menyimak at
13. Menyampaikan
6. Bertanya
tentang tujuan pokok
mengenai
materi
perkenalan dan
14. Meyampakaik
tujuan jika ada
an pokok
yang kurang
pembahasan
Jelas
15. Kontrak waktu

64
2. Pelaksanaan 10 Penyampaian Materi  Mendengarkan Leaflet
menit
6. Menyebutka dan menyimak
n bahan  Bertanya
makanan Mengenai hal-
yang hal yang belum
dianjurkan jelas dan
7. Menyebutka dimengerti
n bahan
Mak an
yang tidak
dianjurkan
8. Menyebutkan
anjuran garam

3. Penutup 2 menit 6. Tanya jawab  Sasaran dapat Kata-


7. Memberikan menjawab kata/
kesempatan pada tentang kalimat
peserta untuk pertanyaan
bertanya yang diajukan
8. Melakukan evaluasi  Mendengar
9. Menyampaikan  Memperhatikan
kesimpulan materi  Menjawab
10. Me salam
ngakhiri pertemuan
dan
mengucapkan salam

 Evaluasi
Diharapkan keluarga mampu :
o Menyebutkan bahan makanan yang dianjurkan untuk penderita
hipertensi

o Menyebutkan bahan makanan yang tidak di ajurkan untuk penderita

65
hipertensi
o Menyebutkan anjuran garam bagi penderita hipertensi.

F. Pengertian pola makan sehat


Pola makan sehat Pola makan sehat merupakan makanan seimbang dengan
beraneka ragam zat gizi dalam takaran yang cukup dan tidak berlebihan yang
terdiri dari 3 J.
1. Tepat Jumlah : asupan makan harus sesuai dengan kebutuhan untuk
aktivitas fisik dan psikis.

2. Tempat Jadwal : untuk makan secara teratur 3x makan utama dan 2x


selingan

3. Tepat Jenis : Dianjurkan untuk memilih makanan yang sehat (makanan


sumber lemak yang baik, protein nabati, karbohidrat.

G. Bahan makanan yang dianjurkan :


Karbohidrat : beras, gandum utuh, oat, kentang dan singkong
Protein hewani : ikan, daging unggas tanpa kulit contoh nya daging tanpa
kulit, telur ayam maksimal 1 butir/hr
Protein nabati : kacang- kacangan segar
Sayuran dan buah : semua sayuran dan buah segar
Lemak : minyak kelapa sawit, margarin dan mentega

H. Bahan makanan yang tidak dianjurkan :


Makanan pokok : Roti, biscuit, kue-kue yang dimasak dengan garam dapur
atau garam dapur atau baking powder
Lauk hewani : Otak, ginjal, lidah, sardine, daging, ikan, susu, telur yang
diawet dengan garam dapur seperti daging asap, ham bacon, dendeng, abon,
keju, ikan asin, ikan kaleng, corned, ebi, ikan kering, telur asin, telur pindang
Lauk nabati : Kacang-kacangan dan hasil olahannya, dimasak tanpa
garam dapur
Sayuran : Semua sayuran segar yang diawet tanpa garam dapur
Buah-buahan : Semua buah-buahan segar tanpa diawet garam dapur
D. Anjuran garam 5 gr/HR atau 1 sdt

66
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
KEPATUHAN MINUM OBAT

Disusun oleh :
JHEVIA MEIDI ROSA
2048401033

POLTEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG


2023

67
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

1. Topik : Kepatuhan minum obat


2. Sub topik :
a. Pengertian Kepatuhan minum obat
b. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi kepatuhan minum obat
c. Menjelaskan hal hal yang terjadi jika tidak patuh minum obat

d. Menjelaskan yang termasuk kategori tidak patuh


e. Menjelaskan cara cara untuk dapat meningkatkan derajat kepatuhan
minum obat

3. Sasaran : Masyarakat di LK Tegal Rejo Kelurahan Adipuro


4. Hari/ tanggal : Selasa, 20 Februari 2023
5. Waktu : 15 Menit
6. Tempat :
7. Metode : - Ceramah
- Tanya Jawab
8. Media : - Power Point
- Leaflet
9. Tujuan
A. Tujuan Intruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 15 menit, masyarakat
yang datang mengikuti jalannya penyuluhan dapat mengetahui dan
memahami tentang pentingnya kepatuhan minum obat.

B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah mengikuti proses penyuluhan 15 menit peserta penyuluhan dapat :
1) Menjelaskan pengertian kepatuhan minum obat
2) Menjelaskan faktor yang mempengaruhi kepatuhan minum obat
3) Menjelaskan hal hal yang terjadi jika tidak patuh minum obat

4) Menjelaskan yang termasuk kategori tidak patuh

68
5) Menjelaskan cara cara untuk dapat meningkatkan derajat kepatuhan
minum obat

10. Kegiatan :
NO TAHAPAN KEGIATAN KEGIATAN WAKTU
KEGAIATAN FAILITATOR PESERTA

1. Pembukaan / - Salam - Menjawab salam 2 menit


pendahuluan - Memperkenalkan - Mendengarkan
diri - Menyimak
- Kontrak waktu - Peserta
- Mengkondisikan menyampaikan
peserta untuk pendapatnya
2. Pelaksanaann/ berkonsentrasi
Penyajian 10 menit
- Menjelaskan - Mendengarkan
pentingnya - Menyimak
kepatuhan minum - Menanyakan
obat

- Menjelaskan faktor
yang mempengaruhi
kepatuhan minum
obat
- Menjelaskan hal hal
yang terjadi jika
tidak patuh minum
obat
- Menjelaskan yang
3. termasuk kategori 3 menit
/ Penutup tidak patuh
- Menjelaskan cara
- Menyimpulkan

69
cara untuk dapat - Memberi
meningkatkan pertanyaan
derajat kepatuhan - Menjawab salam
minum obat

- Menyimpulkan
- Menjawab
pertanyaan
- Memberi salam

11. Evaluasi :
A. Prosedur : Setelah penjelasan materi.
B. Bentuk : Uraian kegiatan.
C. Kisi-kisi :
No Indikator Nomor item Jumlah Soal Ket
1 Pengertian kepatuhan 1 1
minum obat
2 Faktor faktor yang 2 1
mempengaruhi kepatuhan
minum obat
3 Yang terjadi jika tidak 3 1
patuh minum obat
4 Yang termasuk kategori 4 1
tidak patuh
5 Cara meningkatkan derajat 5 1
kepatuhan minum obat
Jumlah 5

D. Soal dan Jawaban :


1) Apa pengertian kepatuhan minum obat ?
Jawab :

70
Kepatuhan minum obat merupakan sikap pasien dalam
mengkonsumsi obat sesuai dengan anjuran

2) Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan minum


obat ?
Jawab :
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kepatuhan
minum obat, mulai dari faktor usia, jenis kelamin, tingkat
pendidikan, tingkat ekonomi dan pekerjaan.

3) Apa yang terjadi jika tidak patuh meminum obat ?


Jawab :
Perilaku tidak patuh dalam kehidupan sehari-hari sudah biasa.
Namun perilaku tidak patuh dalam lingkup kesehatan sangat
berbahaya. Apalagi tidak patuh dalam mengikuti terapi dari
dokter, dapat menyebabkan sejumlah akibat yang tidak
diinginkan seperti : sakit bertambah lama atau kondisi medis
memburuk, pasien perlu perawatan di rumah sakit atau rawatan
rumah atau akibat ekstrem yaitu kematian.

4) Apa saja yang termasuk kategori tidak patuh dalam


menggunakan obat ?
Jawab :
1. Tidak menebus obat yang telah diresepkan oleh dokter
2. Dosis yang tidak sesuai (under dose ataupun over dose)
3. Menghentikan pengobatan sebelum waktunya
4. Mengonsumsi obat pada waktu yang tidak tepat
5. Mengonsumsi obat yang diresepkan untuk orang lain
6. Mengonsumsi obat bersamaan dengan makanan, minuman,
cairan ataupun obat lain yang berinteraksi
7. Mengonsumsi obat yang sudah melewati masa kadaluwarsa
8. Mengonsumsi obat yang sudah rusak

71
9. Menyimpan obat-obatan tidak sesuai dengan aturan
penyimpanannya
Menggunakan obat yang tidak sesuai dengan cara
penggunaannya

5) Apa saja yang dapat meningkatkan derajat kepatuhan minum


obat ?

Jawab :
1. Menggunakan kotak pengingat minum obat, terutama untuk
obat-obatan yang diminum dalam jangka panjang dan
kontinu
2. Memasang jam alarm atau pengingat (reminder) pada
telepon genggam
3. Membuat poster kecil yang diletakkan di tempat yang selalu
didatangi pasien setiap hari, contoh: kaca wastafel, di sudut
tempat tidur, atau di meja kantor
.
12. Materi : terlampir
Lampung Tengah,
Februari 2023

Penyuluh,

Materi Pembelajaran

Kepatuhan minum obat merupakan sikap pasien dalam


mengkonsumsi obat sesuai dengan anjuran (Novie E, 2013). Salah satu
faktor kunci yang memepengaruhi keberhasilan pengobatan adalah
kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat (Pambudi, 2013). Kepatuhan
minum obat merupakan fenomena yang cukup kompleks, mengingat
banyaknya faktor yang dapat mempengaruhinya (Munro, 2015). Terdapat

72
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kepatuhan minum obat, mulai
dari faktor usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, tingkat ekonomi dan
pekerjaan.
Perilaku tidak patuh dalam kehidupan sehari-hari sudah biasa.
Namun perilaku tidak patuh dalam lingkup kesehatan sangat berbahaya.
Apalagi tidak patuh dalam mengikuti terapi dari dokter, dapat
menyebabkan sejumlah akibat yang tidak diinginkan seperti : sakit
bertambah lama atau kondisi medis memburuk, pasien perlu perawatan di
rumah sakit atau rawatan rumah atau akibat ekstrem yaitu kematian

Ketidakpatuhan pasien menjadi permasalahan tidak hanya di


negara maju namun juga di negara-negara berkembang, termasuk
Indonesia. Angka kepatuhan yang rendah terbukti menimbulkan masalah
seperti peningkatan angka penyakit kronis beserta komplikasinya,
penurunan kualitas hidup pasien, biaya pengobatan yang membengkak dan
tidak efisien, bahkan peningkatan angka mortalitas (kematian).

Beberapa hal yang dapat dikategorikan sebagai ketidakpatuhan


pasien dalam menggunakan obat antara lain:

1. Tidak menebus obat yang telah diresepkan oleh dokter


2. Dosis yang tidak sesuai (under dose ataupun over dose)
3. Menghentikan pengobatan sebelum waktunya
4. Mengonsumsi obat pada waktu yang tidak tepat
5. Mengonsumsi obat yang diresepkan untuk orang lain
6. Mengonsumsi obat bersamaan dengan makanan, minuman,
cairan ataupun obat lain yang berinteraksi
7. Mengonsumsi obat yang sudah melewati masa kadaluwarsa
8. Mengonsumsi obat yang sudah rusak
9. Menyimpan obat-obatan tidak sesuai dengan aturan
penyimpanannya
10. Menggunakan obat yang tidak sesuai dengan cara
penggunaannya (misalnya: tablet antibiotik digerus
kemudian ditaburkan pada luka)

73
Berbagai bentuk ketidakpatuhan tersebut dapat menimbulkan
kerugian bagi pasien sendiri, maupun bagi tenaga/sarana kesehatan. Bagi
pasien, ketidakpatuhan minum obat dapat berakibat penyakit yang diderita
tidak kunjung sembuh, semakin parah, maupun mengalami efek samping
seperti halnya apabila pasien mengonsumsi obat bersamaan dengan
makanan atau minuman atau obat lain yang tidak diperbolehkan, dan biaya
terapi yang menjadi tidak efisien. Sementara itu, bagi tenaga/sarana
kesehatan, ketidakpatuhan pasien bisa saja menghilangkan atau
mengurangi kepercayaan pasien terhadap tenaga kesehatan karena
dianggap kurang tepat dalam memberikan obat sehingga kondisi pasien
tidak membaik, padahal sebenarnya hal tersebut terjadi akibat
ketidakpatuhan dalam menggunakan obat yang diberikan.

Faktor Penyebab Ketidakpatuhan

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan rendahnya tingkat


kepatuhan pasien dalam menggunakan obat, antara lain: faktor penyakit,
faktor pasien, faktor tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan serta
pemerintah.

Penyakit, terutama penyakit kronis (hipertensi, diabetes mellitus,


dsb) harus mengkonsumsi obat dalam jangka panjang atau mungkin
seumur hidupnya, sehingga tingkat kepatuhannya lebih rendah
dibandingkan penderita penyakit atau gangguan kesehatan akut. Jumlah
dan macam obat yang diterima pasien terkait dengan kondisinya juga
berpengaruh terhadap kepatuhan, terlebih apabila obat-obat tersebut
memiliki jadwal pemakaian yang berbeda-beda ataupun perlu digunakan
dengan cara yang rumit (terutama terjadi pada pasien lanjut usia).

Sementara dari sisi pasien, ada cukup banyak faktor yang bisa
berpengaruh pada tingkat kepatuhan pasien dalam menggunaan obat,
misalnya:

1. Persepsi pasien terhadap penyakit yang dideritanya

74
2. Tingkat pendidikan dan pengetahuan tentang penyakit dan
kesehatan
3. Kurangnya kepercayaan terhadap efektivitas pengobatan
modern
4. Pengalaman atau ketakutan akan efek samping obat, seperti
misalnya pada penggunaan obat-obatan diuretik untuk
menurunkan tekanan darah tinggi, pasien merasa terganggu
dengan efek samping obat yang menyebabkan pasien sering
buang air kecil
5. Faktor lupa
6. Kondisi sosial ekonomi pasien sehingga pasien tidak
memperoleh obat yang diperlukannya karena harga obat
yang tidak terjangkau
7. Kondisi cacat fisik
8. Faktor lain seperti takut mengalami ketergantungan pada
obat
9. Kurangnya kesadaran untuk melakukan modifikasi gaya
hidup untuk menunjang keberhasilan terapi

Tenaga kesehatan sepeti dokter, bidan, apoteker, perawat, dan ahli


gizi, memiliki tanggung jawab untuk membantu pasien agar terapi yang
dilakukan berhasil. Faktor yang berasal dari tenaga kesehatan yang dapat
mengurangi tingkat kepatuhan pasien antara lain:

1. Kurangnya komunikasi dua arah yang antara pasien dengan tenaga


kesehatan terkait penyakit, obat (mencakup jenis, jumlah, kegunaan,
dosis, cara pakai obat), diet dan perubahan gaya hidup yang diperlukan
pasien, maupun mengetahui hambatan yang dihadapi pasien dalam
menjalankan terapi
2. Kurangnya kolaborasi interprofesi antara satu tenaga kesehatan dengan
tenaga kesehatan yang lain untuk mewujudkan praktek pengobatan
yang ideal dan mendukung kesembuhan pasien

Melihat banyaknya faktor yang menjadi penyebab rendahnya

75
kepatuhan pasien dalam menggunakan obat, maka bagaimanakah
pendekatan dan upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
kepatuhan pasien?

Hal yang dapat diupayakan antara lain:

Pasien

Faktor yang terpenting adalah bagaimana pasien dapat menerima


kondisi klinis tertentu yang mengharuskan pasien menjalani terapi.
Dengan demikian pasien termotivasi untuk sembuh dengan cara
menggunakan obat-obatan yang diterimanya secara patuh serta melakukan
perubahan gaya hidup untuk mendukung kesembuhan. Faktor psikologis
lain seperti ketakutan akan peralatan medis atau takut mengalami
ketergantungan obat dapat diatasi dengan pemberian informasi yang cukup
dan pendampingan dari keluarga dan tenaga kesehatan. Pendamping
Minum Obat (PMO) memegang peranan penting bagi peningkatan
kepatuhan pasien terutama pasien-pasien lanjut usia dan pasien dengan
penyakit kronis seperti diabetes mellitus, hipertensi, TBC, dan lain
sebagainya.

Bagaimana dengan faktor lupa, yang konon dianggap tidak dapat


dimodifikasi? Sebenarnya selain orang-orang terdekat/keluarga diharapkan
dapat mendampingi, namun demikian ada beberapa cara yang dapat
dilakukan, misalnya:

1. Menggunakan kotak pengingat minum obat, terutama untuk obat-


obatan yang diminum dalam jangka panjang dan kontinu
2. Memasang jam alarm atau pengingat (reminder) pada telepon
genggam
3. Membuat poster kecil yang diletakkan di tempat yang selalu
didatangi pasien setiap hari, contoh: kaca wastafel, di sudut tempat
tidur, atau di meja kantor

Faktor biaya terapi yang sering menjadi hambatan bagi pasien yang

76
berasal dari kalangan ekonomi tertentu untuk mendapatkan obat yang
dibutuhkan saat ini sudah tersedia solusinya, antara lain dengan adanya
program Obat Generik Berlogo (OGB) dari pemerintah, ataupun
menggunakan fasilitas BPJS.

Tenaga kesehatan

Untuk meningkatkan kepatuhan pasien dalam minum obat, seluruh


tenaga kesehatan harus berkolaborasi sesuai dengan keahlian masing-
masing. Praktek kolaborasi ini terbukti dapat meningkatkan keberhasilan
terapi dan kualitas kesehatan secara komprehensif, karena pasien
mendapatkan pemeriksaan, menerima obat, mendapatkan perawatan dan
pendampingan dari tenaga yang kompeten.

77
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
DAGUSIBU OBAT

Disusun oleh :
JHEVIA MEIDI ROSA
2048401033

POLTEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG


2023

78
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

1. Topik : DAGUSIBU obat


2. Sub topik :
a. Pengertian DAGUSIBU
b. Cara mendapatkan obat yang baik dan benar
c. Cara menggunakan obat yang baik dan benar
d. Cara menyimpan obat yang baik dan benar
e. Cara membuang obat yang baik dan benar
3. Sasaran : Masyarakat di LK Tegal Rejo Kelurahan Adipuro
4. Hari/ tanggal : Selasa, 20 Februari 2023
5. Waktu : 30 Menit
6. Tempat :
7. Metode : - Ceramah
- Tanya Jawab
8. Media : - Power Point
- Leaflet
9. Tujuan
A. Tujuan Intruksional Umum (TIU)

Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 30 menit, masyarakat


yang datang mengikuti jalannya penyuluhan dapat mengetahui dan
memahami tentang cara mendapatkan, menggunakan, menyimpan, dan
membuang obat secara baik dan benar.

B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah mengikuti proses penyuluhan 30 menit peserta penyuluhan dapat :
1) Menjelaskan pengertian DAGUSIBU
2) Menjelaskan cara mendapatkan obat yang baik dan benar
3) Menjelaskan cara menggunakan obat yang baik dan benar
4) Menjelaskan cara menyimpan obat yang baik dan benar
5) Menjelaskan cara membuang obat yang baik dan benar

79
10. Kegiatan :
NO TAHAPAN KEGIATAN KEGIATAN WAKTU
KEGAIATAN FAILITATOR PESERTA

1. Pembukaan / - Salam - Menjawab salam 5 menit


pendahuluan - Memperkenalkan - Mendengarkan
diri - Menyimak
- Kontrak waktu - Peserta
- Mengkondisikan menyampaikan
peserta untuk pendapatnya
2. Pelaksanaann/ berkonsentrasi 20 menit
Penyajian
- Menjelaskan - Mendengarkan
pengertian - Menyimak
DAGUSIBU, - Menanyakan
- Menjelaskan cara
mendapatkan obat
yang baik dan benar
- Menjelaskan cara
menggunakan obat
yang baik dan benar
- Menjelaskan cara 5 menit
3. Evaluasi/ menyimpanan obat
Penutup yang baik dan benar
- Menyimpulkan
- Menjelaskan cara
- Memberi
membuang obat
pertanyaan
yang baik dan benar
- Menjawab salam
- Menyimpulkan
- Menjawab
pertanyaan
- Memberi salam

80
11. Evaluasi :
a. Prosedur : Setelah penjelasan materi.
b. Bentuk : Uraian kegiatan.
c. Kisi-kisi :
No Indikator Nomor item Jumlah Soal Ket
1 Pengertian DAGUSIBU 1 1
2 Cara mendapatkan obat 2 1
yang baik dan benar
3 Cara menggunakan obat 3 1
yang baik dan benar
4 Cara menyimpan obat yang 4 1
baik dan benar
5 Cara membuang obat yang 5 1
baik dan benar
Jumlah 5

C. Soal dan Jawaban :


1) Apa pengertian DAGUSIBU ?
Jawab :
DAGUSIBU (Dapatkan, Gunakan, Simpan, Buang) adalah
Program Gerakan Keluarga Sadar Obat yang diprakarsai oleh
Ikatan Apoteker Indonesia dalam mencapai pemahaman dan
kesadaran masyarakat terhadap penggunaan obat dengan benar.
Secara nasional gerakan ini merupakan hal yang pertama kali
dilakukan oleh profesi apoteker di Indonesia walaupun
sebenarnya upaya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang
obat telah banyak dilakukan baik secara individu oleh apoteker
maupun secara kelompok bahkan secara resmi oleh institusi
terkait, dengan demikian gerakan ini merupakan akumulasi

81
dinamika profesi apoteker yang menyadari pentingnya
melakukan gerakan secara nasional untuk mempercepat
tercapainya kondisi masyarakat yang sadar dan selanjutnya
menjadi cerdas serta mampu secara mandiri melakukan
perilaku hidup sehat dan bertanggung jawab atas kesehatannya,
khususnya terkait dengan obat
2) Cara mendapatkan obat yang baik dan benar?
Jawab :
Menurut Peraturan Pemerintah No. 51 tahun 2009 masyarakat
dapat mendapatkan obat di beberapa tempat antara lain:
a. Apotek Apotek adalah sarana pelayanan kesehatan untuk
membantu meningkatkan kesehatan bagi masyarakat, apotek
juga sebagai tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh
apoteker.
b. Instalasi farmasi rumah sakit Instalasi farmasi rumah sakit
adalah unit pelaksana fungsional yang menyelenggarakan
kegiatan pelayanan kefarmasian di rumah sakit.
c. Klinik Klinik adalah pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan seperti
pelayanan medis dasar atau spesialistik, diselenggarakan oleh
lebih dari 1 jenis tenaga kesehatan yang dipimpin tenaga
medis.
d. Toko obat Toko obat adalah sarana yang memiliki izin untuk
menyimpan obat-obat bebas dan obat-obat bebas terbatas yang
dijual secara eceran.
e. Puskesmas Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan
upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah
kerjanya (Permenkes No. 43, 2019).

3) Cara menggunakan obat yang baik dan benar ?

82
Jawab :
Obat merupakan bahan yang hanya dengan dosis tertentu dan
dengan penggunaan yang tepat dapat mencegah penyakit,
menyembuhkan atau memelihara kesehatan. Apabila
menginginkan kesembuhan yang total dari penyakitnya,
gunakan obat sesuai dengan anjuran yang tertera pada etiket
atau brosur (Kemenkes RI, 2017) Informasi penggunaan obat
untuk dikelompokkan menjadi 2, antara lain:
a. Informasi umum penggunaan obat
1) Cara minum obat sesuai anjuran yang tertera pada etiket atau
brosur. Penggunaan obat tanpa petunjuk langsung dari dokter
hanya boleh untuk penggunaan obat bebas dan obat bebas
terbatas serta untuk masalah kesehatan yang ringan.

2) Waktu minum obat sesuai dengan waktu yang dianjurkan.


a) Pagi, berarti obat harus diminum antara pukul 07.00 - 08.00
WIB.
b) Siang, berarti obat diminum antara pukul 12.00 - 13.00 WIB.
c) Sore, berarti obat diminum antara pukul 17.00 - 18.00 WIB.
d) Malam, berarti obat diminum antara pukul 22.00 - 23.00
WIB.

3) Aturan minum obat yang tercantum dalam etiket harus


dipatuhi. Bila tertulis: a) 1 (satu) kali sehari, berarti obat harus
diminum dengan rentan waktu 24 jam sekali.
b) 2 (dua) kali sehari, berarti obat harus dimunum dengan
rentan waktu 12 jam sekali dalam sehari.
c) 3 (tiga) kali sehari, berarti obat harus diminum dengan rentan
waktu 8 jam sekali dalam sehari. 12
d) 4 (empat) kali sehari, berarti obat harus diminum dengan
rentan waktu 6 jam sekali dalam sehari.

83
4) Minum obat sampai habis, berarti obat harus dihabiskan
walaupun kondisi sudah membaik. Contoh obat yang harus
dihabiskan yaitu obat antibiotik

5) Penggunaan obat bebas atau bebas terbatas tidak


dimaksudkan untuk penggunaan secara terus-menerus.

6) Hentikan penggunaan obat jika tidak memberikan manfaat


atau menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan, segera
hubungi tenaga kesehatan terdekat.

7) Sebaiknya tidak mencampur berbagai jenis obat dalam satu


wadah.

8) Sebaiknya tidak melepas etiket dari wadah karena pada


etiket tersebut tercantum cara penggunaan obat dan informasi
lain yang penting.

9) Membaca penggunaan obat sebelum minum obat, dan


periksa tanggal kedaluwarsanya.

10) Hindarkan menggunakan obat orang lain meskipun


memiliki gejala penyakit yang sama.

4) Cara menyimpan obat yang baik dan benar ?


Jawab :
Penyimpanan adalah suatu kegiatan pengaturan obat agar
terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia, agar aman dan
mutunya terjamin. Penyimpanan obat harus
mempertimbangkan beberapa hal, yaitu bentuk dan jenis
sediaan, stabilitas (suhu, cahaya, kelembaban), mudah atau
tidaknya meledak atau terbakar, narkotika dan psikotropika

84
disimpan dalam lemari khusus (Permenkes RI, 2014). 18 Cara
menyimpan obat secara umum:
1) Jangan melepas etiket pada wadah obat, karena tercantum
nama, cara penggunaan, dan informasi penting lainnya.
2) Perhatikan dan ikuti aturan penyimpanan pada kemasan atau
tanyakan pada Apoteker di apotek.
3) Jauh dari jangkauan anak-anak.
4) Simpan obat dalam kemasan asli dan wadah tertutup rapat.
5) Jangan menyimpan obat di dalam mobil dalam jangka lama
karena suhu yang tidak stabil dalam mobil dapat merusak obat.
6) Obat yang sudah rusak harus dibuang, walaupun belum
kedaluwarsa (Kemenkes RI, 2017).

5) Cara membuang obat yang baik dan benar ?

Jawab :
Obat harus dibuang dengan cara yang benar, agar tidak
merusak lingkungan dan ekosistem serta tidak dimanfaatkan
oleh oknum yang tidak bertanggung jawab untuk dipergunakan
atau diperjualbelikan kembali. Cara membuang obat yang
benar:
a. Pisahkan isi obat dari kemasan.
b. Lepaskan etiket dan tutup dari wadah/botol/tube.
c. Buang kemasan obat (dus/blister/strip/bungkus lain) setelah
dirobek atau digunting.
d. Buang isi obat sirup ke saluran pembuangan air (jamban)
setelah diencerkan. Hancurkan botolnya dan buang di tempat
sampah.
e. Buang obat tablet atau kapsul di tempat sampah setelah
dihancurkan dan dimasukkan ke dalam plastik serta dicampur
dengan tanah atau air.
f. Gunting tube salep/krim terlebih dahulu dan buang secara
terpisah dari tutupnya di tempat sampah.
g. Buang jarum insulin setelah dirusak dan dalam keadaan
tutup terpasang kembali (Kemenkes RI, 2017).
.

85
12. Materi : terlampir

Lampung Tengah,
Februari 2023

Penyuluh,

86
Materi Pembelajaran

DAGUSIBU (Dapatkan, Gunakan, Simpan, Buang) adalah Program


Gerakan Keluarga Sadar Obat yang diprakarsai oleh Ikatan Apoteker
Indonesia dalam mencapai pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap
penggunaan obat dengan benar. Secara nasional gerakan ini merupakan hal
yang pertama kali dilakukan oleh profesi apoteker di Indonesia walaupun
sebenarnya upaya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang obat telah
banyak dilakukan baik secara individu oleh apoteker maupun secara
kelompok bahkan secara resmi oleh institusi terkait, dengan demikian
gerakan ini merupakan akumulasi dinamika profesi apoteker yang menyadari
pentingnya melakukan gerakan secara nasional untuk mempercepat
tercapainya kondisi masyarakat yang sadar dan selanjutnya menjadi cerdas
serta mampu secara mandiri melakukan perilaku hidup sehat dan bertanggung
jawab atas kesehatannya, khususnya terkait dengan obat

Menurut Peraturan Pemerintah No. 51 tahun 2009 masyarakat dapat


mendapatkan obat di beberapa tempat antara lain:
f. Apotek Apotek adalah sarana pelayanan kesehatan untuk membantu
meningkatkan kesehatan bagi masyarakat, apotek juga sebagai tempat
dilakukan praktek kefarmasian oleh apoteker.
g. Instalasi farmasi rumah sakit Instalasi farmasi rumah sakit adalah unit
pelaksana fungsional yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan
kefarmasian di rumah sakit.
h. Klinik Klinik adalah pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan seperti pelayanan medis dasar atau
spesialistik, diselenggarakan oleh lebih dari 1 jenis tenaga kesehatan yang
dipimpin tenaga medis.
i. Toko obat Toko obat adalah sarana yang memiliki izin untuk menyimpan
obat-obat bebas dan obat-obat bebas terbatas yang dijual secara eceran.
j. Puskesmas Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan

87
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif
dan preventif di wilayah kerjanya (Permenkes No. 43, 2019).

Obat merupakan bahan yang hanya dengan dosis tertentu dan dengan
penggunaan yang tepat dapat mencegah penyakit, menyembuhkan atau
memelihara kesehatan. Apabila menginginkan kesembuhan yang total dari
penyakitnya, gunakan obat sesuai dengan anjuran yang tertera pada etiket
atau brosur (Kemenkes RI, 2017) Informasi penggunaan obat untuk
dikelompokkan menjadi 2, antara lain:
a. Informasi umum penggunaan obat
1) Cara minum obat sesuai anjuran yang tertera pada etiket atau brosur.
Penggunaan obat tanpa petunjuk langsung dari dokter hanya boleh untuk
penggunaan obat bebas dan obat bebas terbatas serta untuk masalah kesehatan
yang ringan.

2) Waktu minum obat sesuai dengan waktu yang dianjurkan.


a) Pagi, berarti obat harus diminum antara pukul 07.00 - 08.00 WIB.
b) Siang, berarti obat diminum antara pukul 12.00 - 13.00 WIB.
c) Sore, berarti obat diminum antara pukul 17.00 - 18.00 WIB.
d) Malam, berarti obat diminum antara pukul 22.00 - 23.00 WIB.

3) Aturan minum obat yang tercantum dalam etiket harus dipatuhi. Bila
tertulis:
a) 1 (satu) kali sehari, berarti obat harus diminum dengan rentan waktu 24
jam sekali.
b) 2 (dua) kali sehari, berarti obat harus dimunum dengan rentan waktu 12
jam sekali dalam sehari.
c) 3 (tiga) kali sehari, berarti obat harus diminum dengan rentan waktu 8 jam
sekali dalam sehari. 12
d) 4 (empat) kali sehari, berarti obat harus diminum dengan rentan waktu 6
jam sekali dalam sehari.

88
4) Minum obat sampai habis, berarti obat harus dihabiskan walaupun kondisi
sudah membaik. Contoh obat yang harus dihabiskan yaitu obat antibiotik

5) Penggunaan obat bebas atau bebas terbatas tidak dimaksudkan untuk


penggunaan secara terus-menerus.

6) Hentikan penggunaan obat jika tidak memberikan manfaat atau


menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan, segera hubungi tenaga kesehatan
terdekat.

7) Sebaiknya tidak mencampur berbagai jenis obat dalam satu wadah.

8) Sebaiknya tidak melepas etiket dari wadah karena pada etiket tersebut
tercantum cara penggunaan obat dan informasi lain yang penting.

9) Membaca penggunaan obat sebelum minum obat, dan periksa tanggal


kedaluwarsanya.

10) Hindarkan menggunakan obat orang lain meskipun memiliki gejala


penyakit yang sama.

Penyimpanan adalah suatu kegiatan pengaturan obat agar terhindar dari


kerusakan fisik maupun kimia, agar aman dan mutunya terjamin.
Penyimpanan obat harus mempertimbangkan beberapa hal, yaitu bentuk dan
jenis sediaan, stabilitas (suhu, cahaya, kelembaban), mudah atau tidaknya
meledak atau terbakar, narkotika dan psikotropika disimpan dalam lemari
khusus (Permenkes RI, 2014). 18 Cara menyimpan obat secara umum:
1) Jangan melepas etiket pada wadah obat, karena tercantum nama, cara
penggunaan, dan informasi penting lainnya.
2) Perhatikan dan ikuti aturan penyimpanan pada kemasan atau tanyakan
pada Apoteker di apotek.

89
3) Jauh dari jangkauan anak-anak.
4) Simpan obat dalam kemasan asli dan wadah tertutup rapat.
5) Jangan menyimpan obat di dalam mobil dalam jangka lama karena suhu
yang tidak stabil dalam mobil dapat merusak obat.
6) Obat yang sudah rusak harus dibuang, walaupun belum kedaluwarsa
(Kemenkes RI, 2017).

Obat harus dibuang dengan cara yang benar, agar tidak merusak
lingkungan dan ekosistem serta tidak dimanfaatkan oleh oknum yang tidak
bertanggung jawab untuk dipergunakan atau diperjualbelikan kembali. Cara
membuang obat yang benar:
a. Pisahkan isi obat dari kemasan.
b. Lepaskan etiket dan tutup dari wadah/botol/tube.
c. Buang kemasan obat (dus/blister/strip/bungkus lain) setelah dirobek atau
digunting.
d. Buang isi obat sirup ke saluran pembuangan air (jamban) setelah
diencerkan. Hancurkan botolnya dan buang di tempat sampah.
e. Buang obat tablet atau kapsul di tempat sampah setelah dihancurkan dan
dimasukkan ke dalam plastik serta dicampur dengan tanah atau air.
f. Gunting tube salep/krim terlebih dahulu dan buang secara terpisah dari
tutupnya di tempat sampah.
g. Buang jarum insulin setelah dirusak dan dalam keadaan tutup terpasang
kembali (Kemenkes RI, 2017).

90
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
CUCI TANGAN dan SIKAT GIGI

Disusun oleh :
LUTI KARPINANG ASIH
2012401024

POLTEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG


2023

91
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

3. Topik :Cara Mencuci Tangan 6 Langkah dan Sikat Gigi Yang


Baik dan Benar
4. Sub topik :
a. Penyuluhan cara mencuci tangan dan mempraktikkan cara mencuci tangan
b. Penyuluhan cara sikat gigi yang baik dan benar serta mempraktikkan
c. Siswa siswi yang aktif diberikan Reward
d. Praktik bersama semua siswa siswi

3. Sasaran : Siswa Dan Siswi SD Negeri 4 Adipuro


4. Hari/ tanggal : Jumat, 24 Februari 2023
5. Waktu : 10 Menit
6. Tempat : SD Negeri 4 Adipuro
7. Metode : - Ceramah
- Tanya Jawab
8. Media : Leaflet

9. Tujuan
C. Tujuan Intruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan Cara Mencuci Tangan 6 Langkah dan Sikat Gigi
Yang Baik dan Benar selama 10 menit, siswa dan siswi yang mengikuti
jalannya penyuluhan dapat mengetahui dan memahami tentang Cara Mencuci
Tangan 6 Langkah dan Sikat Gigi Yang Baik dan Benar.

D. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Tujuan
a) menghilangkan mikroorganisme yang ada di tangan
b) mencegah infeksi silang (cross infection)
c) menjaga kondisi steril

92
d) melindungi diri dan pasien dari infeksi
e) memberikan perasaan segar dan bersih
Sikat gigi mempunyai banyak fungsi bagi kesehatan gigi dan mulut yang
berguna bagi masyarakat, yaitu:
1) Menghilangkan dan menghambat bakteri pembentukan debris
2) Membersihkan gigi dari makanan, debris dan pewarnaan,
menstimulasi jaringan gingiva
3) Mengaplikasikan pasta gigi yang berisi suatu bahan khusus yang
ditujukan terhadap karies, penyakit periodontal atau sensitivitas

10. Kegiatan :
NO TAHAPAN KEGIATAN KEGIATAN WAKTU
KEGAIATAN FAILITATOR PESERTA

1. Pembukaan / - Salam - Menjawab salam 2 menit


pendahuluan - Memperkenalkan - Mendengarkan
diri - Menyimak
- Kontrak waktu - Peserta
- Mengkondisikan menyampaikan
peserta untuk pendapatnya
2. Pelaksanaann/ berkonsentrasi
Penyajian
- Menjelaskan - Mendengarkan
pentingnya Cara - Menyimak 5 menit
Mencuci Tangan 6 - Menanyakan
Langkah dan Sikat
Gigi Yang Baik dan
Benar
- Menpraktikan Cara
3. Mencuci Tangan 6
Langkah dan Sikat
/ Penutup Gigi Yang Baik dan
- Menyimpulkan
Benar 3 menit
- Memberi

93
pertanyaan
- Menjawab salam
- Menyimpulkan
- Menjawab
pertanyaan
- Memberi salam

11. Evaluasi :
E. Prosedur : Setelah penjelasan materi.
F. Bentuk : Uraian kegiatan.
G. Kisi-kisi :
No Indikator Nomor item Jumlah Soal Ket
1 - Apa manfaat Mencuci 1 1
Tangan 6 Langkah dan
Sikat Gigi Yang Baik
dan Benar

2 Bagaimana Menpraktikan 2 1
Cara Mencuci Tangan 6
Langkah dan Sikat Gigi
Yang Baik dan Benar

H. Soal dan Jawaban :


1. Apa manfaat Cara Mencuci Tangan 6 Langkah dan Sikat Gigi
Yang Baik dan Benar
Jawab :
Manfaat mencuci tangan adalah dapat mengurangi jumlah
kotoran yang ada di tangan, membina perilaku hidup bersih
sehat, dan bersih dari kotoran. Sedang keuntungan menggosok
gigi antara lain adalah dapat menjaga kebersihan gigi,
mencegah caries, mencegah bau mulut tak sedap, mulut terasa
lebih segar

94
2. Bagaimana Menpraktikan Cara Mencuci Tangan 6 Langkah
dan Sikat Gigi Yang Baik dan Benar
Jawab :
1. Tuang cairan handrub pada telapak tangan kemudian usap
dan gosok kedua telapak tangan secara lembut dengan
arah memutar.
2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara
bergantian
3. Gosok sela-sela jari tangan hingga bersih
4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan posisi saling
mengunci
5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian
6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok
perlahan

.
12. Materi : terlampir

Lampung Tengah,
Februari 2023

Penyuluh,

95
Materi Pembelajaran

Menurut WHO (2009) cuci tangan adalah suatu prosedur/


tindakan membersihkan tangan dengan menggunakan sabun dan air
yang mengalir atau Hand rub dengan antiseptik (berbasis alkohol).
Sedangkan menurut James (2008), mencuci tangan merupakan teknik
dasar yang paling penting dalam pencegahan dan pengontrolan infeksi.
Tangan tenaga pemberi layanan kesehatan seperti perawat
merupakan sarana yang paling lazim dalam penularan infeksi
nosokomial, untuk itu salah satu tujuan primer cuci tangan adalah
mencegah terjadinya infeksi nosokomial (Pruss, 2005) serta
mengurangi transmisi mikroorganisme (Suratun, 2008).

Sikat gigi adalah suatu alat pembersih untuk membersihkan gigi dan mulut
dari sisa-sisa makanan dan debris yang melekat pada permukaan gigi yang
terdiri dari gagang dan serabut yang disusun sedemikian rupa sehingga
mempunyai daya pembersih sesuai dengan keadaan mulut, tanpa
menimbulkan luka pada mukosa mulut (Putri, dkk. 2011).

1.1Tujuan
Menurut Susiati (2008), tujuan dilakukan cuci tangan yaitu untuk:
a) menghilangkan mikroorganisme yang ada di tangan
b) mencegah infeksi silang (cross infection)
c) menjaga kondisi steril
d) melindungi diri dan pasien dari infeksi
e) memberikan perasaan segar dan bersih
Sikat gigi mempunyai banyak fungsi bagi kesehatan gigi dan mulut
yang berguna bagi masyarakat, yaitu:
4) Menghilangkan dan menghambat bakteri pembentukan debris
5) Membersihkan gigi dari makanan, debris dan pewarnaan,
menstimulasi jaringan gingiva

96
6) Mengaplikasikan pasta gigi yang berisi suatu bahan khusus yang
ditujukan terhadap karies, penyakit periodontal atau sensitivitas
(Sriyono, 2005).

2.1.2 Indikasi Cuci Tangan dan Sikat Gigi

Indikasi cuci tangan atau lebih dikenal dengan five moments (lima
waktu) cuci tangan menurut SPO gizi adalah:
a) Sebelum masuk ke dalam area produksi dan distribusi
b) Setelah memegang bahan mentah/ kotor
c) Setelah memegang anggota tubuh,
d) Sebelum dan setelah memporsikan makanan di plato/ alat saji
e) Setelah keluar dari kamar mandi/ toilet.

Sikat dan pasta gigi adalah kebutuhan penting saat mandi. Ikatan
Dokter Indonesia merekomendasikan masyarakat menyikat gigi
minimal dua kali, yakni sehabis makan dan sebelum tidur.

2.1.3 Cuci Tangan 6 Langkah dengan Hand wash

a) Cuci Tangan Hand-Wash

Teknik mencuci tangan biasa adalah membersihkan tangan


dengan sabun dan air bersih yang mengalir. Peralatan yang
dibutuhkan untuk mencuci tangan biasa adalah air mengalir dan
sabun cuci tangan.

97
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
POSYANDU BALITA dan MP-ASI

Disusun oleh :
DEVIA SALUM NURMALA
2015401015

POLTEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG


2023

98
r

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


PENTINGNYA POSYANDU DAN MP-ASI

Pokok Pembahasan : Edukasi pentingnya posyandu dan contoh cara


Pembuatan MP-ASI
Sasaran : Masyarakat Lk 1Adipuro
Jam : 10:00 s/d selesai
Waktu : 30 Menit
Tanggal : 22 Februari
Tempat : di rumah bapak Subari
Pemateri : Mahasiswa

 Latar Belakang
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan
diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam
memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat
penurunan angka kematian ibu dan bayi. Upaya pengembangan
kualitas sumberdaya manusia yang mengoptimalkan potensi
tumbuh kembang anak dapat dilaksanakan secara merata apabila
sistem pelayanan kesehatan yang berbasis masyarakat seperti
posyandu dapat dilakukan secara efektif dan efisien, dan dapat
menjangkau semua sasaran yang membutuhkan pelayanan, salah
satunya adalah layanan tumbuh kembang anak.
Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan tambahan
yang diberikan kepada bayi setelah bayi berusia 6 bulan sampai
bayi berusia 24 bulan. Jadi selain Makanan Pendamping ASI, ASI-
pun harus tetap diberikan kepada bayi, paling tidak sampai usia 24
bulan, peranan makanan pendamping ASI sama sekali bukan untuk
menggantikan ASI melainkan hanya untuk melengkapi ASI jadi

99
dalam hal ini makanan pendamping ASI berbeda dengan makanan
sapihan diberikan ketika bayi tidak lagi mengkonsumsi ASI (Diah
Krisnatuti, 2008).

 Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan 30 menit, ibu balita bisa lebih paham
terkait posyandu dan cermat membuat MP -ASI rumahan
 Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit tentang pentingnya
posyandu dan cara pembuatan MP-ASI LK 1 Adipuro dapat:

o Ibu menyebutkan pengertian posyandu dan MP-ASI


o Ibu balita mampu menyebutkan pentingnya posyandu
o Ibu balita bisa mengenal tekstur makanan sesuai umur bayi/balita
o Ibu bisa lebih baik memilah untuk membuat MP-ASI Rumahan
o Ibu balita dapat membuat MP-ASI rumahan
o Ibu dapat menyebutkan keuntungan membuat MP-ASI rumahan

 Materi Penyuluhan
Terlampir

 Metode Penyuluhan
o Ceramah
o Tanya Jawab

 Media
o Mikrophone/ TOA
o LCD/ Proyektor
o Laptop
o ATK
o Sound System

100
 Kegiatan penyuluhan

No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Sasaran Media


Kegiatan
1. Pembukaan 3 menit 16. Mengucapkan 7. Menjawa Kata-kata/
salam
bsalam kalimat
17. Memperkenalkan
8. Mendengarka
diri
n dan
18. Menyampaikan
menyimak
tentang tujuan pokok
9. Bertanya
materi
mengenai
19. Meyampakaika
perkenalan
n pokok
dantujuan jika
pembahasan
adayang
20. Kontrak waktu
kurang
Jelas

101
2. Pelaksanaan 10 Penyampaian Materi  Mendengarkan Ppt
menit 9. pengertian
dan menyimak
posyandu
 Bertanya
dan MP-
Mengenai hal-
ASI
hal yang belum
10. men
jelas dan
jelaskan
dimengerti
pentingnya
posyandu
11. menjela
skan tekstur
makanan
sesuai umur
bayi/balita
12. menjela
skan
keuntungan
membuat
MP-ASI
rumahan
13. member
i contoh
cara
membuat
MP-ASI
rumahan

102
3. Penutup 2 menit 11. Tanya jawab  Sasaran dapat Kata-kata/
12. Me menjawab kalimat
mberikan tentang
kesempatan pada pertanyaan
peserta untuk yang diajukan
bertanya  Mendengar
13. Melakukan  Memperhatikan
evaluasi
 Menjawab
14. Menyampaika
salam
n kesimpulan
materi
15. Me
ngakhiri pertemuan
dan
mengucapkan salam

 Evaluasi
Diharapkan keluarga mampu :
o Ibu bisa menyebutkan pengertian posyandu dan MP-ASI
o Ibu balita mampu menyebutkan pentingnya posyandu
o Ibu balita bisa mengenal tekstur makanan sesuai umur bayi/balita
o Ibu bisa lebih baik memilah untuk membuat MP-ASI Rumahan
o Ibu balita dapat membuat MP-ASI rumahan
o Ibu dapat menyebutkan keuntungan membuat MP-ASI rumahan

103
MATERI PENYULUHAN

I. Pengertian Posyandu
Posyandu atau pos pelayanan terpadu adalah kegiatan yang
dilaksanakan oleh masyrakat dan untuk masyarakat yang bertujuan
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pada umumnya serta
kesehatan ibu dan anak pada khusus nya

J. Pentingnya posyandu
1. Untuk mengetahui status pertumbuhan balita
2. Sebagai deteksi dini ganguan pertumbuhan balita
3. Ibu mendapat penyuluhan gizi pertumbuhan balita

K. Pengertian MP-ASI
Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman
yang mengandung zat gizi yang diberikan kepada bayi atau anak usia 6-
24 bulan guna memenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI.

L. Manfaat MP-ASI
1. Memenuhi kebutuhan gizi untuk tumbuh kembang
2. Mengenaikan rasa dasar dan jenis-jenis makanan
3. Menjaga kesehatan dan Menaikkan rasa dan jenis makanan
4. Mengembangkan nafsu makan anak untuk Menghindari anak pilih-
pilih makanan
5. Mendukung perkembangan makan contoh nya menggenggam
makanan, kemampuan makan sendiri.

M. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemberian MP-ASI


1. Usia
2. Frekuensi
3. Jumlah
4. Tekstur makanan
5. Variasi makanan
6. Responsif
7. Higienis

N. Tekstur MP-ASI
1. Usia 6-9 bulan
Makanan saring-lumat karena Bayi baru mengenal makanan padat pada
tahap awal MPASI.
2. Usian 9-12 bulan
Tekstur MPASI mengalami peningkatan, MPASI dapat dicincang halus
(minced) atau dicincang kasar
Contohnya : memberikan bayi nasi tim, daging cincang.

104
3. Usia 12-24 bulan
Biasanya sudah dapat beradaptasi dengan berbagai macam tekstur
makanan, Sudah boleh mengonsumsi makanan keluarga seperti anggota
keluarga lainnya dengan tekstur mudah dikunyah.

O. Perbedaan MP-ASI Kemasan dan Rumahan.


1. MP-ASI Kemasan
Mudah, praktis dan tidak membutuhkan waktu lama dalam pembuatan
nya namun
a). Bahan makanan tidak segar.
b). Ada nya zat pengawet makanan.
c). Tidak ada rasa dasar makanan.

2. MP- ASI Rumahan


Pembuatan membutuhkan waktu cukup lama namun :
a). Bahan makanan yang digunakan segar
b). Zat gizi terpenuhi
c). Beragam jenis bahan makanan
d). Terjamin kebersihan nya
e). Anak bisa mengenal rasa jenis-jenis makana

105
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
TANDA BAHAYA KEHAMILAN

Disusun oleh :
DEVIA SALUM NURMALA
2015401015

POLTEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG


2023

106
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik/Pokok Bahasan :
Tanda Bahaya Kehamilan

Sub Pokok Bahasan : Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan

Sasaran : Masyarakat Lk 1 Adipuro

Pemateri : Mahasiswa

Hari,Tanggal : Rabu, 22 Februari 2023

Tempat : Masjid Ainal Yaqin

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilakukan penyuluhan selama 1x 10 menit
diharapkan Ibu Hamil mampu memahami Tanda Bahaya
Kehamilan
B. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 1x10 menit Ibu hamil
mampu :
1. Pengertian tanda bahaya kehamilan
2. Faktor risiko tinggi kehamilan
3. Tanda-tanda bahaya pada kehamilan
4. Sikap yang harus dilakukan oleh ibu/keluarga
5. Cara mencegah atau mengantisipasi
C. Materi
Materi penyuluhan terlampir
D. Metode Penyuluhan
Ceramah dan tanya jawab
E. Media dan alat
1. Leaflet
2. Mikrophone/ TOA
3. LCD/ Proyektor
4. Laptop
5. ATK
6. Sound System

107
F. Alokasi Waktu
Hari, tanggal : Rabu, 22
Februari 2023

Pukul : 09.00 s/d


selesai

G. Lampiran kegiatan

NO KEGIATAN WAKTU
1 Pembukan 2 menit
a. Salam pembuka
b. Penjelasan tujuan
c. Kontrak waktu
2 Pemaparan materi: 5 menit
1. Ceramah
1) Pengertian tanda bahaya kehamilan
2) Faktor risiko tinggi kehamilan
3) Tanda-tanda bahaya pada kehamilan
4) Sikap yang harus dilakukan oleh
ibu/keluarga
5) Cara mencegah atau mengantisipasi
2. Diskusi
3. Merangkum
4. Evaluasi

3 Penutup 3 menit
1. Penyampaian rencana tindak lanjut
2. Salam penutup

108
LAMPIRAN MATERI

A. PENGERTIAN

Tanda bahaya kehamilan adalah keadaan-keadaan pada ibu


hamil yang mengancam jiwa ibu dan janin yang dikandungnya
selama kehamilan. Tanda-tanda bahaya dalam kehamilan dapat
terjadi kapan saja. Mungkin ketika kehamilan masih muda,
mungkin juga pada kehamilan lanjut. Tidak jarang pada saat-saat
menjelang persalinan. Tanda bahaya dalam kehamilan perlu kita
waspadai sehingga ibu hamil dan anak yang dikandungnya sehat
dan selamat.

Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang akan meny


ebabkan terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar, baik
terhadap ibu maupun terhadap janin yang dikandungnya selama
masa kehamilan, melahirkan ataupun nifas. Kehamilan usia dini
juga memuat risiko yang tidak kalah berat. Pasalnya, emosional ibu
belum stabil dan ibu mudah tegang. Sementara kecacatan kelahiran
bisa muncul akibat ketegangan saat dalam kandungan, adanya rasa
penolakan secara emosional ketika si ibu mengandung bayinya.
(Ubaydillah, 2000).

B. FAKTOR RISIKI TINGGI KEHAMILAN


1. Ibu dengan tinggi badan kurang dari 140 cm (karena ibu
mempunyai panggul sempit, sehingga sulit melahirkan)
2. Bentuk pinggul ibu yang tidak normal
3. Badan ibu kurus, lemah, dan pucat jumlah anak lebih dari 4 orang
(karena makin banyak anak, rahim ibu makin lemah)
4. Jarak anak kurang dari 2 tahun (karena pada keadaan tersebut
rahim dan kesehatan ibu belum pulih kembali dengan baik)
5. Umur ibu kurang dari 20 tahun (karena rahim dan panggul ibu
belum berkembang) dan lebih dari 35 tahun (karena kesehatan dan
keadaan rahim sudah tidak sebaik umur sebelumnya)

109
6. Adanya kesulitan pada kehamilan atau persalinan yang lalu
7. Sering terjadi keguguran sebelumnya
8. Kebiasaan ibu (merokok, alkohol, dan obat-obatan)
Merokok berbahaya bagi ibu dan janin yang dikandungnya.
Efek yang paling sering terjadi akibat merokok selama hamil
adalah berat badan bayi yang rendah. Selain itu, wanita hamil yang
merokok juga lebih rentan mengalami:
a. Komplikasi plasenta
b. Ketubah pecah sebelum waktunya
c. Persalinan premature
d. Infeksi rahim.
Merokok selama hamil juga bisa menyebabkan:
a. Meningkatnya resiko terjadinya sindroma kematian bayi
mendadak.
b. Anak akan mengalami gangguan pertumbuhan fisik,
perkembangan intelektual, dan perilaku. Efek ini diduga
disebabkan oleh karbon monoksida (yang menyebabkan
berkurangnya pasokan oksigen ke jaringan tubuh) dan nikotin
(yang merangsang pelepasan hormon yang menyebabkan
pengkerutan pembuluh darah yang menuju ke plasenta dan
rahim).
Mengkonsumsi alkohol selama hamil bisa menyebabkan:
a. Keterbelakangan pertumbuhan sebelum atau sesudah lahir
b. Kelainan wajah
c. Mikrosefalus (ukuran kepala lebih kecil), yang kemungkinan
disebabkan oleh pertumbuhan otak yang dibawah normal.
d. Kelainan perkembangan perilaku.
Wanita yang menggunakan obat suntik memiliki resiko
tinggi terhadap:
a. Bakteremia
b. Endokarditis
c. Abses kulit
d. Hepatitis

110
e. Flebitis
f. Pneumonia
g. Tetanus
h. Penyakit menular seksual (termasuk AIDS)
i. anemia

C. TANDA BAHAYA KEHAMILAN


1. Perdarahan pervaginam
Setiap perdarahan keluar dari lubang vagina pada ibu hamil
setelah 28 minggu disebut perdarahan antepartum. Perdarahan
antepartum harus mendapat perhatian penuh, karena merupakan
tanda bahaya yang mengancam nyawa ibu dan atau janinnya.
Perdarahan dapat keluar sedikit-sedikit tetapi terus menerus, lama-
lama ibu menderita anemia berat. Perdarahan dapat juga keluar
sekaligus banyak yang menyebabkan ibu syok, lemas/nadi kecil,
dan tekanan darah menurun.
Perdarahan pervaginam pada kehamilan lanjut yang termasuk
kriteria tanda bahaya adalah perdarahan yang banyak, berwarna
merah, dan kadang-kadang tetapi tidak selalu disertai dengan nyeri.
Assesmen yang mungkin adalah plasenta previa atau absruptio
plasenta.
Perdarahan antepartum dapat berasal dari kelainan plasenta yaitu
plasenta previa dan abruptio plasenta. Plasenta previa adalah
keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat abnormal,
yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau
seluruh permukaan jalan lahir. Abruptio plasenta adalah suatu
keadaan dimana plasenta yang letaknya normal terlepas dari
perlekatannya sebelum janin lahir.
2. Demam yang tinggi
Penyakit yang menyebabkan demam (suhu lebih tinggi dari
39,4° Celsius) pada trimester pertama menyebabkan meningkatnya
kemungkinan terjadinya keguguran dan kelainan sistem saraf pada
bayi. Demam pada trimester terakhir menyebabkan meningkatnya
kemungkinan terjadinya persalinan prematur

111
3. Sakit kepala yang hebat
Sakit kepala biasa terjadi selama kehamilan dan sering kali
merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit
kepala ini bisa terjadi apabila ibu kurang istirahat, kecapean, atau
menderitan tekanan darah tinggi. Sakit kepala yang menunjukkan
suatu masalah yang serius adalah sakit kepala hebat yang menetap
dan tidak hilang dengan beristirahat. Kadang-kadang dengan sakit
kepala yang hebat tersebut ibu mungkin menemukan bahwa
penglihatannya menjadi kabur atau berbayang. Assesmen yang
mungkin adalah gejala preeklampsi
4. Penglihatan kabur
Karena pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan ibu
dapat berubah dalam kehamilan. Perubahan ringan adalah normal.
Masalah visual yang mengindikasikan keadaan yang mengancam
jiwa ibu adalah perubahan visual mendadak, misalnya pandangan
kabur atau berbayang. Perubahan penglihatan ini mungkin disertai
dengan sakit kepala yang hebat. Assesmen yang mungkin adalah
gejala dari preeklampsia.
Pada preeklampsia tampak pembengkakan pada retina,
penyempitan setempat atau menyeluruh apda satu atau beberapa
arteri, jarang terlihat perdarahan atau eksudat. Retinopalatia
arterioskerotika menunjukkan penyakit vaskuler yang menahun.
Keadaan tersebut tak tampak pada pre eklampsia keculai bila
terjadi atas dasar hipertensi menahun atau penyakit ginjal. Spasmus
arteri retina yang nyata menunjukkan adanya preeklampsia
walaupun demikian vasospasmus ringan tidak selalu
menunnjukkan pre eklampsia ringan.
Pada preeklamsia jarang terjadi ablasio retina. Keadaan ini
disertai dengan buta sekonyong-konyong. Pelepasan retina
disebabkan oleh edema intraokuler dan merupakan indikasi untuk
pengakhiran kehamilan segera. Biasanya setelah persalinan

112
berakhir, retina melekat kembali dalam 2 hari sampai 2 bulan.
Gangguan penglihatan secara tetap jarang ditemukan.
5. Bengkak di wajah dan jari tangan
Edema (bengkak) adalah penimbunan cairan secara umum
dan berlebihan dalam jaringan tubuh, dan biasanya dapat diketahui
dan dari kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki, hari
tangan, dan muka.
Bengkak bisa menunjukkan adanya masalah yang serius
jika muncul pada muka dan tangan, tidak hilang setelah
beristirahat, dan disertai dengan keluhan fisik lain. Asessmen yang
mungkin adalah gejala dari anemia, gagal jantung, atau
preeklampsia.
6. Keluar cairan pervaginam
Pecahnya selaput janin dalam kehamilan merupakan tanda
bahaya karena dapat menyebabkan terjadinya infeksi langsung
pada janin. Pecahnya selaput ketuban juga dapat diikuti dengan
keluarnya bagian kecil janin seperti tali pusat, tangan, atau kaki.
Oleh karena itu bila saat hamil ditemukan ada pengeluaran cairan
apalagi bila belum cukup bulan harus segera datang ke rumah sakit
dengan fasilitas memadai. Assesmen yang mungkin adalah
Ketuban Pecah Dini (KPD).

Diagnosis ketuban pecah dini didasarkan pada riwayat


hilangnya cairan vagina dan pemastian adanya cairan amnion
dalam vagina. Ketuban dinyatakan pecah dini bila terjadi sebelum
proses persalinan berlangsung. Ketuban pecah dini merupakan
masalah penting dalam obstetri berkaitan dengan penyulit kelahiran
prematur dan terjadinya infeksi khorioamnionitis sampai sepsis,
yang meningkatkan morbiditas dan mortalitas perinatal, dan
penyebabkan infeksi pada ibu.
Ketuban pecah dini disebabkan oleh karena kurangnya
kekuatan membran atau meningkatnya tekanan intrauterin atau

113
oleh karena kedua faktor tersebut. Berkurangnya kekuatan
membran disebabkan oleh adanya infeksi yang dapat berasal dari
vagina dan serviks.
Pemerikasaan spekulum vagina yang steril harus dilakukan
untuk memastikan diagnosis, untuk menilai dilatasi dan panjang
servik, dan jika pasien kurang bulan, untuk memperoleh biakan
servikal dan contoh cairan amnion untuk uji kematangan paru-paru.
Selain itu pemastian diagnosis KPD dapat dilakukan dengan:
- Menguji cairan dengan kertas lakmus (nitrazine) yang akan
berubah biru bila terdapat cairan amnion alkalin
- Melihat dengan menggunakan mikroskop dengan menempatkan
contoh bahan pada suatu kaca objek kemudian dikeringkan di
udara dan diperiksa di bawah mikroskop untuk mencari ada
tidaknya gambaran seperti pakis.
Penanganan ketuban pecah dini memerlukan pertimbangan
usia gestasi, adanya infeksi pada komplikasi ibu dan janin, dan
adanya tanda-tanda persalinan.

7. Gerakan janin tidak terasa


Ibu mulai merasakan gerakan janinnya selama bulan ke 5
atau ke 6, beberapa ibu dapat merasakan gerakan janinnya lebih
awal. Jika janin tidur gerakannya akan melemah. Janin harus
bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam, gerakan janin
akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring atau beristirahat dan
jika ibu makan dan minum dengan baik. Yang termasuk tanda
bahaya adalah bila gerakan janin mulai berkurang bahkan tidak ada
sama sekali. Assesmen yang mungkin adalah kematian janin dalam
rahim
Kematian janin dalam rahim (IUFD) adalah kematian janin
setelah 20 minggu kehamilan tetapi sebelum permulaan persalinan.
Ini menyebabkan komplikasi pada sekitar 1 % kehamilan.

114
Penyebab yang berakitan antara lain komplikasi plasenta dan tali
pusat, penyakit hipertensi, komplikasi medis, anomali
bawaan,infeksi dalam rahim dan lain-lain. Kematian janin harus
dicurigai bila ibu hamil mengeluh tidak terasa gerakan janin, perut
terasa mengecil, dan payudara mengecil. Selain itu dari hasil
pemeriksaan DJJ tidak terdengar sementara uji kehamilan masih
tetap positif karena plasenta dapat terus menghasilkan hCG.
Bahaya yang dapat terjadi pada ibu dengan kematian janin
dalam rahim yaitu janin mati terlalu lama dalam menimbulkan
gangguan pada ibu. Bahaya yang terjadi berupa gangguan
pembekuan darah, disebabkan oleh zat-zat berasal dari jaringan
mati yang masuk ke dalam darah ibu.
Sekitar 80% pasien akan mengalami permulaan persalinan yang
spontan dalam 2 sampai 3 minggu kematian janin. Namun apabila
wanita gagal bersalin secara spontan akian dilakukan induksi
persalinan.
8. Nyeri perut yang hebat
Nyeri perut yang hebat termasuk dalam tanda bahaya dalam
kehamilan. Apabila perut ibu terasa sangat nyeri secara tiba-tiba
bahkan jika disentuh sedikit saja dan terasa sangat keras seperti
papan serta disertai perdarahan pervaginam. Ini menandakan
terjadinya solusio placenta
Nyeri perut yang hebat normal terjadi pada akhir kehamilan
akibat dari kontraksi dari rahim ibu yang akan mengeluarkan isi
dalam kandungan atau bayi. Jadi harus dapat dibedakan apakah
nyeri perut tersebut disebabkan karena ibu kan melahirkan atau
terjadi abrupsio plasenta.

Bahaya Yang Dapat Ditimbulkan Dari Hal-Hal Di Atas

- Bayi lahir belum cukup bulan.


- Bayi lahir dengan berat kahir rendah (BBLR).

115
- Keguguran (abortus).
- Persalinan tidak lancar / macet.
- Perdarahan sebelum dan sesudah persalinan.
- Janin mati dalam kandungan.
- Ibu hamil / bersalin meninggal dunia.

D. SIKAP YANG HARUS DILAKUKAN OLEH IBU/KELUARGA


1. Jangan panik
2. Mencari dan mempersiapkan transportasi
3. Segera bawa ibu ke tempat bidan, puskesmas, RS, atau pelayanan
kesehatan yang lain

E. CARA MENCEGAH ATAU MENGANTISIPASI


Kehamilan risiko tinggi dapat dicegah dan diatasi dengan baik
bila gejalanya ditemukan sedini mungkin sehingga dapat dilakukan
tindakan perbaikinya, dan kenyataannya, banyak dari faktor resiko
ini sudah dapat diketahui sejak sebelum konsepsi terjadi. Jadi
semakin dini masalah dideteksi, semakin baik untuk memberikan
penanganan kesehatan bagi ibu hamil maupun bayi. Juga harus
diperhatikan bahwa pada beberapa kehamilan dapat mulai dengan
normal, tetapi mendapatkan masalah kemudian.

Sangat penting bagi setiap ibu hamil untuk melakukan:

1. ANC secara rutin

2. Mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang seperti : sayuran


hijau, lauk, buah, susu hamil / susu kedelai / kacang hijau

3. Istirahat cukup

4. Olahraga ringan misalnya: jalan-jalan

5. Dukungan dari keluarga

6. Hindari stres dengan tidak berpikir berat

116
7. Jangan melakukan pekerjaan yang terlalu bErat atau beresiko
dan jangan capek

8. Bila timbul keluhan yang meresahkan, segera pergi ke tenaga


kesehatan atau tempat pelayanan kesehatan

9. Bila ditemukan kelainan risiko tinggi pemeriksaan harus lebih


sering dan lebih intensif.

10. Hindari rokok, alkohol, dll

Anjuran Mencegah Kehamilan Risiko Tinggi

1. Usia hamil tidak kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.

2. Rencanakan jumlah anak 2 orang saja.

3. Hindari jarak kehamilan terlalu dekat atau terlalu jauh.

4. Memeriksa kehamilan secara teratur kepada tenaga kesehatan.

5. Menggunakan alat kontrasepsi untuk menunda kehamilan.

6. Melahirkan dengan pertolongan tenaga kesehatan.

117
Lampiran
Leaflet

118
119
120
Lampiran
Absensi Kehadiran

121
122
123
124
125
126
Daftar Rekapan Kadar Gula Darah sementara

127
Daftar Rekapan Kadar Gula Darah sementara

128
Daftar Hadir Mahasiswa Pkl

129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
Jurnal Kegiatan Harian Mahasiswa Pkl

139
140
141
142
143
144
145
146
147
148

Anda mungkin juga menyukai