Melanoma Maligna
Untuk diagnosis, salah satu hal terpenting adalah pemeriksaan fisik secara teliti. Pemeriksaan
fisik terutama untuk menilai secara visual lesi kulit berpigmen dengan metode ABCDE yaitu
asymmetri, border, color, diameter, evolution. ABCDE adalah metode penilaian dengan
melihat asimetri bentuk lesi, batas lesi yang tidak tegas, warna lesi yang beragam, diameter
lesi lebih dari 6 mm, dan evolusi lesi atau perkembangan bentuk lesi. Namun, akurasi
diagnostik visual melanoma tidak cukup dan membutuhkan pemeriksaan penunjang lain.
Pada melanoma maligna ini UKK ditemukan nodul pada kulit, berdarah, terjadi perubahan
warna. Melanoma maligna dikulit biasanya asimtomatik meskipun gatal menjadi manifestasi
awal. Sebagian besar lesi berdiameter lebih dari 10 mm, variasi pigmentasi mencolok yaitu
tampak hitam, coklat, abu-abu, merah ataupun biru tua. Melanoma juga bentuknya tidak rata,
bulat, seragam. Selain berwujud nodul, melanoma maligna juga bisa berupa makula coklat,
skuamosa, kasar, ataupun eritema, bagian tengah hiperpigmentasi.
2. Pemreriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan CT Scan
Pemeriksaan ct scan digunakan untuk menilai apakah terjadi metastasis ke organ-organ
abdomen dan mengevaluasi dari fungsi organ tersebut. Digunakan juga untuk menilai
metastatis pada peritoneal. Dilakukan jika ada indikasi tumor berubah menjadi kanker.
b. Bone Survey
Bone survey merupakan salah satu bentuk rontgen untuk memeriksa kesehatan dan status
tulang seseorang. Sangat penting untuk menilai kemungkinan metastasis sel kanker pada
tulang.
c. Pemeriksaan Sinar-X
Pemeriksaan sinar-x dilakukan jika ada indikasi bahwa sel-sel tumor telah berubah
menjadi kanker (mengalami keganasan) dan dicurigai bermetastasis ke organ-organ yang
lain.
Dapus
Hendaria, Made Putri. Asmarajaya, AAGN. Maliawan, Sri. 2016. Kanker Kulit. Denpasar :
Bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
H, Cipto. US, Pratomo. Handayani. 2011. Deteksi dan Pelaksanaan Kanker Kulit Dini. Jakarta :
Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.