Contohnya
Dalam sistem pembayaran tagihan kita mengenal sistem faktur. Ini dilakukan sesuai dengan
perjanjian/kontrak yang biasa digunakan oleh perusahaan atau instansi pemerintah sebagai bukti
terjadinya transaksi pembayaran.
Perusahaan jasa konstruksi misalnya, kebanyakan pencatatan proyek progress konstruksi yang
dilakukan oleh Supervisor menggunakan sistem pembayaran termin. Lantas apa sih sistem
pembayaran termin itu? Berikut di bawah ini kami jelaskan pengertian termin pembayaran dan
contohnya.
Pencatatan progress proyek dan pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas dalam kegiatan
konstruksi sangat penting. Hal ini agar tidak terjadi kelalaian atau kesalahan dalam menagih
pembayaran termin. Dengan demikian kegiatan tersebut bisa dikontrol dengan baik dan
dilakukan secara lengkap dan terperinci.
Termin adalah jumlah yang ditagih untuk pekerjaan yang dilakukan dalam suatu
perjanjian/kontrak baik yang telah dibayar ataupun yang belum dibayar oleh pemberi kerja.
Secara sederhana termin adalah sistem cicilan karena pembayarannya secara bertahap sesuai
dengan dokumen perjanjian yang telah dibuat oleh pihak-pihak yang terikat. Sistem termin
dikaitkan dengan prestasi kemajuan pekerjaan atau sering disebut dengan bobot prestasi, oleh
karena itu ada istilah termin pertama, termin kedua, dan seterusnya.
Misalnya pembayaran termin dilakukan pada setiap pencapaian bobot pekerjaan dengan besarnya
25%, 25%, 25%, 20% dan terakhir 5%. Pembayaran sebanyak 5% dilakukan setelah masa
pemeliharaan selesai.
Pengertian Retensi
Retensi adalah jumlah termin (progress billing) yang tidak dibayar hingga pemenuhan kondisi
yang ditentukan dalam kontrak untuk pembayaran jumlah tersebut atau hingga telah diperbaiki.
Retensi ini muncul jika ternyata ada pekerjaan yang tidak memuaskan, kamu dapat menahan 5-
10 persen dari nilai kontrak. Retensi ini berlaku selama masa tertentu tergantung kesepakatan.
Saat masa retensi selesai, sisanya harus kamu bayarkan.
Pengertian Uang Muka
Sedangkan uang muka atau down payment (DP) adalah jumlah yang diterima oleh kontraktor
dari pemberi kerja sebelum pekerjaan dilaksanakan. Uang muka ini biasanya dilakukan ketika
belum terjadi serah terima barang atau jasa dari penjualnya. Uang muka ini bisa dalam bentuk
persentase atau bisa juga langsung dalam nominal tertentu.
Faktur pajak pembayaran termin dibuat ketika sudah melakukan penyerahan Barang atau Jasa
Kena Pajak. Penyerahannya juga dilakukan secara bertahap sesuai banyaknya termin. Sistem
seperti ini lumrah ditemui pada proyek seperti jasa konstruksi dimana pembayarannya diberikan
sesuai dengan perkembangan pekerjaan.
Penyerahan Faktur Pajak Termin memiliki perbedaan antara Barang Kena Pajak (BKP) dengan
Jasa Kena Pajak (JKP). Perbedaannya adalah jika untuk BKP maka faktur pajak termin
digunakan saat proses penyerahan BKP atau saat BKP bergerak diterima. Sedangkan untuk JKP
pada pekerjaan konstruksi yang dilakukan bertahap maka faktur pajak termin diterima saat
proses sudah selesai 100% bersamaan dengan serah terima pekerjaan konstruksi bangunan.
Dasar hukum untuk Faktur Pajak diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak PER
24/PJ/2012 dan PER-17/PJ/2014. Poin-poin yang tertuang dalam peraturan tersebut adalah faktur
pajak harus dibuat pada:
Berdasarkan kesepakatan pembayaran tersebut, maka untuk pembuatan fakturnya adalah sebagai
berikut:
Pada Kolom barang maka dituliskan total nilai proyek yaitu Rp 1.000.000.000,00
Pada faktur pajak untuk uang muka atau DP, maka ditulis Rp200 juta dengan PPN Rp20
juta
Pada saat pembayaran termin, maka cukup ditulis nominal sesuai persentasenya. Termin
1 sebesar Rp 400 juta dan PPN Rp 40 juta serta pada termin 2 sebesar Rp200 juta dan
PPN Rp 20 juta
Begitupun pada saat pelunasan, maka ditulis nominal Rp 200 juta dan PPN Rp 20 juta.
Itulah ulsan mengenai pengertian termin, aturan faktur pajak termin, dan contoh pembayaran
pekerjaan konstruksi dengan menggunakan sistem pembayaran termin. Semoga bermanfaat buat
kamu yang bekerja pada perusahaan kontraktor.