Anda di halaman 1dari 4

Nama : Tika Saniya

LATIHAN PERTEMUAN 5

1. Jelaskan mengenai PPh 22?


Jawab
PPh 22 adalah singkatan dari Pajak Penghasilan Pasal 22. PPh 22 adalah jenis pajak
yang dikenakan oleh pemerintah Indonesia terhadap penghasilan yang diperoleh dari
berbagai transaksi atau kegiatan tertentu. PPh 22 memiliki cakupan yang cukup luas
dan mencakup berbagai jenis transaksi dan kegiatan, seperti impor barang, penjualan
barang tertentu, jasa, dan sebagainya.

Berikut adalah beberapa hal yang perlu Anda ketahui tentang PPh 22:

a) Subyek Pajak PPh 22 dapat dikenakan pada berbagai jenis subyek pajak, termasuk
perusahaan, individu, dan badan hukum.
b) Tand Pajak Tarit PPh 22 bervariasi tergantung pada jenis transaksi atau kegiatan yang
dilakukan. Tarif pajaknya bisa berbeda-beda untuk impor barang, penjualan barang
tertentu, dan jasa.
c) Jenis Transaksi PPh 22 umumnya dikenakan pada impor barang, penjualan barang
tertentu, dan pembayaran atas jasa tertentu. Transaksi impor barang seringkali
menjadi salah satu jenis transaksi yang paling umum dikenai PPh 22.
d) Penanggung Pajak Pada banyak kasus, penanggung pajak adalah pihak yang
membayar penghasilan kepada pihak lain. Mereka diwajibkan untuk memotong dan
menyetor pajak PPh 22 kepada pemerintah.
e) Kewajiban Pelaporan: Pihak yang terlibat dalam transaksi atau kegiatan yang dikenai
PPh 22 wajib melaporkan dan membayar pajaknya sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.

PPh 22 memiliki peran penting dalam mengumpulkan pendapatan bagi pemerintah


Indonesia. Pengetahuan yang baik tentang PPh 22 sangat penting, terutama bagi bisnis
dan Individu yang terlibat dalam transaksi dan kegiatan yang tunduk pada pajak ini.
Selalu disarankan untuk berkonsultasi dengan otoritas pajak atau profesional
keuangan yang kompeten untuk memahami kewajiban dan prosedur perpajakan yang
berlaku secara lebih rinci.

2. Jelaskan saat terhutang PPh 22?


Jawab
Saat terhutang PPh 22 adalah saat di mana pihak yang wajib membayar PPh 22 harus
menghitung, melaporkan, dan membayar pajak yang terutang kepada otoritas pajak.
Terutangnya PPh 22 timbul ketika terdapat transaksi atau kegiatan yang tunduk pada
pajak ini. Beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait saat terhutang PPh 22 meliputi:
a) Perhitungan Pajak: Terhutangnya PPh 22 dihitung berdasarkan tarif pajak yang
berlaku untuk jenis transaksi atau kegiatan tertentu. Tarif pajak dapat bervariasi
tergantung pada jenis barang atau jasa yang terlibat dalam transaksi tersebut.
Perhitungan ini biasanya dilakukan oleh pihak yang berwenang seperti
penanggung pajak.
b) Pemotongan Pajak Dalam banyak kasus, pihak yang membayar penghasilan
kepada pihak lain wajib memotong pajak (disebut pemotongan pajak pada saat
pembayaran. Pajak yang dipotong ini kemudian harus disetor kepada otoritas
pajak dalam jangka waktu tertentu.
c) Pelaporan: Pihak yang terlibat dalam transaksi atau kegiatan yang tunduk pada
PPh 22 wajib melaporkan jumlah pajak yang terhutang kepada otoritas pajak
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Ini biasanya dilakukan dengan mengisi
formulir pajak dan melampirkan dokumen yang diperlukan.
d) Pembayaran Payale Setelah perhitungan dan pelaporan pajak, pihak yang terlibat
harus membayar pajak yang terhutang ke rekening otoritas pajak dalam jangka
waktu yang ditetapkan. Keterlambatan dalam pembayaran pajak dapat
mengakibatkan denda atau sanksi lainnya.
e) Jangka Waktu: Jangka waktu pelaporan dan pembayaran pajak PPh 22 dapat
berbeda-beda tergantung pada jenis transaksi dan kegiatan. Biasanya, jangka
waktu ini diatur dalam peraturan perpajakan.

Dalam prakteknya, saat terhutang PPh 22 berarti bahwa pihak yang terlibat dalam
transaksi atau kegiatan yang tunduk pada pajak ini harus memastikan bahwa mereka
mengikuti prosedur perpajakan yang berlaku, menghitung pajak yang terutang dengan
benar, dan melaporkan serta membayar pajak sesuai dengan jangka waktilyang
ditetapkan oleh otoritas pajak. Hal ini penting untuk menjaga kepatuhan perpajakan
dan menghindari sanksi atau denda yang mungkin diberlakukan oleh pemerintah.

4. Bagaimana pelaksanaan pemungutan dan penyetoran PPh 22?


Jawab
Pelaksanaan pemungutan dan penyetoran PPh 22 melibatkan beberapa tahap
proses yang harus diikuti oleh pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi atau
kegiatan yang tunduk pada pajak ini. Berikut adalah langkah-langkah umum
dalam pelaksanaan pemungutan dan penyetoran PPh 22:

a) Pemotongan Pajak: Pemotongan Pajak adalah langkah awal dalam pemungutan


PPh 22. Pihak yang membayar penghasilan kepada pihak lain, seperti pembeli,
perusahaan, atau badan hukum, wajib memotong pajak dari jumlah yang
dibayarkan kepada penerima penghasilan. Tarif pajak yang harus dipotong sesuai
dengan jenis transaksi atau kegiatan yang dilakukan.
b) Perhitungan Pajak yang Terhutang: Setelah pemotongan pajak, pihak yang
melakukan pemotongan harus menghitung jumlah pajak yang terhutang
berdasarkan tarif yang berlaku. Perhitungan ini dilakukan dengan mengurangkan
pajak yang telah dipotong dari jumlah total penghasilan.
c) Pelaporan Pajak: Pihak yang melakukan pemotongan pajak wajib melaporkan
jumlah pajak yang telah dipotong kepada otoritas pajak. Pelaporan biasanya
dilakukan melalui laporan atau formulir pajak yang sesuai dengan aturan yang
berlaku. Laporan ini harus mencantumkan rincian transaksi, jumlah pajak yang
dipotong, serta data penerima penghasilan
d) Pembayaran Pajak: Setelah pelaporan pajak, pihak yang melakukan pemotongan
pajak harus membayar pajak yang terhutang ke rekening otoritas pajak dalam
jangka waktu yang ditetapkan oleh peraturan perpajakan. Pembayaran dapat
dilakukan melalui transfer bank atau cara pembayaran lain yang diizinkan oleh
otoritas pajak.
e) Pengiriman Dokumen: Dokumen-dokumen yang diperlukan, seperti bukti
pemotongan pajak, salinan laporan pajak, dan bukti pembayaran pajak, harus
dikirim atau diserahkan kepada penerima penghasilan yang terkait.
f) Penerimaan PPh 22 oleh Otoritas Pajak: Otoritas pajak akan menerima laporan
pajak dan pembayaran pajak yang telah dilakukan. Mereka akan memproses
informasi tersebut, dan jika semuanya sesuai, maka pajak yang terhutang akan
diakui.

Penting untuk diingat bahwa pelaksanaan pemungutan dan penyetoran PPh 22


harus mematuhi peraturan perpajakan yang berlaku. Pihak yang terlibat dalam
proses ini, baik yang melakukan pemotongan pajak maupun yang menerima
penghasilan, harus memastikan bahwa mereka memahami aturan dan kewajiban
perpajakan yang berlaku agar terhindar dari sanksi atau denda yang mungkin
diberlakukan oleh otoritas pajak

5. Bulog sebagai salah satu instansi pemerintah melakukan kerjasama dengan


PT. Sinar (Ber-NPWP) dalam rangka pembelian komputer senilai
Rp12.000.000 (belum termasuk PPN). Hitunglah:
a) PPh 22
b) PPn
c) Buatlah jurnal transaksi yang terjadi
Jawab
Untuk menghitung PPh 22 dan PPn dalam transaksi ini, kita perlu menentukan tarif
pajak yang berlaku. Tarif PPh 22 dan PPn dapat bervariasi tergantung pada jenis
barang atau jasa yang terlibat. Sebagai referensi, per Juli 2020, tarif PPh 22 adalah
0,1% untuk barang. sedangkan tarif PPn (Pajak Pertambahan Nilai) umumnya adalah
10%.

a) PPh 22:

PPh 22 adalah pajak yang dikenakan pada penghasilan dari penjualan barang tertentu.
Dalam kasus ini, kita akan menghitung PPh 22 untuk pembelian komputer senilai
Rp12.000.000.

PPh 22= Nilai Pembelian x Tarif PPh 22 PPh 22 Rp12.000.000 x 0.15%= Rp12.000
Jadi, PPh 22 yang harus dibayar adalah Rp12.000
b) PPn:

PPn adalah pajak yang dikenakan pada penjualan barang dan jasa. Untuk menghitung
FP kita perlu menambahkan PP (10%) ke nilai pembelian komputer

PPn= Nilai Pembelian x Tarif PPn


PPn=Rp12.000.000 x 10% = Rp1.200.000

Jadi, PPn yang harus dibayar adalah Rp1.200.000.

c) Jurnal Transaksi: Berikut adalah jurnal transaksi yang terjadi:

Pihak PT. Sinar (Penerima Penghasilan):


Debit: Komputer (Aset)-> Rp12.000.000
Kredit: Utang PPh 22-> Rp12.000

Pihak Bulog (Pemotong PPh 22):


Debit: Utang PPh 22 -> Rp12.000

Kredit: PPh 22 (Pendapatan Pemerintah) -> Rp12.000


Pihak PT. Sinar (Penerima Penghasilan):

Debit: Komputer (Aset)-> Rp12.000


Kredit: Kas-> Rp12.000

Pihak PT. Sinar (Penerima Penghasilan):


Debit: Komputer (Aset)-> Rp12.000
Kredit: Utang PPn-> Rp1.200.000

Pihak Bulog (Pemotong PPn):


Debit: Utang PPn-> Rp1.200.000
Kredit: PPn (Pendapatan Pemerintah)-> Rp1.200.000

Dalam jurnal ini, PT. Sinar mencatat pembelian komputer, utang PPh 22, dan kas
yang dibayarkan kepada Bulog. Bulog mencatat penerimaan PPh 22. Selain itu, PT.
Sinar juga mencatat utang PPn dan Bulog mencatat penerimaan PPn. Semua transaksi
ini mencerminkan pemotongan dan penyetoran pajak yang sesuai dengan peraturan
perpajakan.

Anda mungkin juga menyukai