NIM : 1830208035
4. Tulislah langkah percobaan dan hasil percobaan yang telah kalian lakukan pada kolom
dibawah ini.
Langkah Percobaan :
1. Tes Ninhidrin
Klik Ninhydrin Test untuk memulai tes ninhidrin
Klik tabung reaksi yang berisi unknown solution, tarik pipet tetes dan teteskan
ke tabung reaksi kosong yang berada di sebelahnya
Klik botol yang berisi larutan ninhidrin, tarik pipet tetes dan teteskan pada
tabung reaksi yang sudah berisi unknown solution
Klik waterbath untuk meletakkan tabung reaksi ke dalam waterbath.
Lalu amati yang terjadi pada larutan tersebut
5. Tes Millon
Klik Millon Test untuk memulai tes millon
Klik tabung reaksi yang berisi unknown solution, tarik pipet tetes dan teteskan
ke tabung reaksi kosong yang berada di sebelahnya
Klik botol yang berisi reagen millon, tarik pipet tetes dan teteskan pada tabung
reaksi yang sudah berisi unknown solution
Klik pada pembakar untuk merebus larutan dalam tabung reaksi
Klik botol berisi HNO3 dan arahkan pipet tetes ke tabung reaksi untuk
ditambahkan ke dalam tabung reaksi
Lalu amati yang terjadi pada larutan tersebut
NIM : 1830208035
4. Tulislah langkah percobaan dan hasil percobaan yang telah kalian lakukan pada kolom
dibawah ini.
Langkah Percobaan :
Hasil Percobaan :
3. Mentega (Butter)
Ketiga, praktikan melakukan uji coba untuk sampel mentega sebanyak 20 mL.
Kemudian mentega dititrasi dengan larutan HCl 0,5 M, menggunakan indikator
fenolftalein. Proses titrasi dilakukan hingga mentega berubah menjadi tidak
berwarna atau bening. Setelah dilakukannya titrasi hingga mentega menjadi bening
dapat dicatat bahwa penggunaan HCl sebanyak 12,5 mL.
4. Minyak Dedak Padi (Rice Bran Oil)
Keempat, praktikan melakukan uji coba untuk sampel dedak padi sebanyak 20 mL.
Kemudian dedak padi dititrasi dengan larutan HCl 0,5 M, menggunakan indikator
fenolftalein. Proses titrasi dilakukan hingga dedak padi berubah menjadi tidak
berwarna atau bening. Setelah dilakukannya titrasi hingga dedak padi menjadi
bening dapat dicatat bahwa penggunaan HCl sebanyak 13,3 mL.
NIM : 1830208035
Dasar Teori :
Makanan adalah bahan penting yang harus dipasok ke tubuh agar berfungsi
normal dan tepat. Ini adalah sumber energi utama dan mendorong pertumbuhan. Ini
mengatur proses tubuh seperti asimilasi dan pencernaan dan menopang kehidupan.
Setiap makanan yang baik mengandung beberapa nutrisi penting seperti protein,
karbohidrat, lemak, vitamin, mineral dan air. Semua nutrisi ini penting untuk
kesehatan dan bekerja sama untuk membangun sel-sel baru dalam tubuh kita dan
menjaga tubuh agar tetap bekerja dengan baik.
Protein adalah makronutrien penting yang penting untuk kelangsungan hidup. 10
– 35% kalori harus berasal dari protein. Protein ditemukan dalam daging, unggas,
ikan, pengganti daging, keju, susu, dll. Protein adalah molekul biologis besar yang
terdiri dari asam α-amino (asam amino di mana gugus amino terikat pada α-karbon,
yang ada sebagai ion zwitter dan bersifat kristal). Protein mengandung karbon,
hidrogen, oksigen, nitrogen dan terkadang fosfor dan belerang.
Asam amino adalah molekul yang mengandung gugus amino (NH2) dan
karboksilat (COOH). Molekul asam amino mengalami reaksi kondensasi untuk
membentuk jenis hubungan tertentu yang biasa disebut dengan peptida.
Bergantung pada jumlah molekul asam amino yang terlibat dalam reaksi
kondensasi, produk yang terbentuk diklasifikasikan sebagai;
Dipeptida
Dipeptida adalah produk yang dibentuk oleh kondensasi dua molekul asam α-
amino.
Tripeptida
Tripeptuda dibentuk oleh kondensasi tiga molekul asam α-amino.
Jika sejumlah besar molekul asam amino bergabung, produk yang terbentuk
disebut polipeptida. Polipeptida yang memiliki massa molekul lebih besar dari
10.000 disebut protein. Protein berbeda satu sama lain terutama dalam urutan
asam aminonya. Ada sekitar lebih dari 20 asam amino. Beberapa asam amino
tidak dibuat oleh tubuh dan disuplai melalui makanan. Mereka disebut asam
amino esensial.
Tes xanthoproteic
Ini adalah tes identifikasi protein dan memberikan hasil positif dengan
protein dengan asam amino yang membawa gugus aromatik. Ketika protein
diolah dengan asam nitrat pekat panas, zat berwarna kuning terbentuk. Warna
kuning disebabkan oleh asam xanthoproteic yang dibentuk oleh nitrasi asam
amino tertentu yang terdapat dalam protein seperti tirosin dan triptofan.
Tes ninhidrin
Ini adalah tes untuk asam amino dan protein dengan gugus -NH2 bebas.
Ketika gugus –NH2 bereaksi dengan ninhidrin, kompleks berwarna biru pekat
terbentuk.
Tes Millon
Ketika albumin telur diolah dengan reagen Millon, pertama-tama akan
menghasilkan endapan berwarna putih yang kemudian berubah menjadi merah
bata saat mendidih. Gelatin tidak diberikan pada tes ini.
3. Selanjutnya klik , lalu pahamilah alat dan bahan serta langkah kerja praktikum
Alat Bahan
1. Pipet Tetes 1. Albumin telur
2. Tabung Reaksi 2. Agar-agar
3. Hotplate 3. Larutan NaOH
4. Larutan CuSO4 1%
5. Conc. HNO3
6. Larutan ninhidrin
1. Tes Biuret
Tarik pipet tetes ke tabung reaksi untuk meneteskan larutan NaOH ke dalam
tabung A dan B.
Tarik pipet tetes ke tabung reaksi untuk meneteskan larutan tembaga sulfat
1% ke dalam tabung A dan B.
Klik pada kenop pembakar untuk menyalakannya.
Tarik tabung reaksi A ke kompor untuk memanaskan isi tabung reaksi.
Klik pada ikon inferensi untuk melihat inferensi.
Tarik tabung reaksi B ke kompor untuk memanaskan isi tabung reaksi.
Klik pada ikon inferensi untuk melihat inferensi.
2. Tes Xanthoproteic
Tarik pipet tetes ke tabung reaksi untuk meneteskan Conc. Asam nitrat masuk
ke dalam tabung A dan B.
Klik pada kenop pembakar untuk menyalakannya.
Tarik tabung reaksi A ke kompor untuk memanaskan isi tabung reaksi.
Klik pada ikon inferensi untuk melihat inferensi.
Tarik tabung reaksi B ke kompor untuk memanaskan isi tabung reaksi.
Klik pada ikon inferensi untuk melihat inferensi.
3. Tes Ninhidrin
Tarik pipet tetes ke tabung reaksi untuk menjatuhkan larutan Ninhidrin ke
tabung A dan B.
Klik pada kenop pembakar untuk menyalakannya.
Tarik tabung reaksi A ke kompor untuk memanaskan isi tabung reaksi.
Klik pada ikon inferensi untuk melihat inferensi.
Tarik tabung reaksi B ke kompor untuk memanaskan isi tabung reaksi.
Klik pada ikon inferensi untuk melihat inferensi.
4. Tes Millon
Tarik pipet tetes ke tabung reaksi A untuk meneteskan reagen Millon ke
dalamnya.
Klik pada ikon inferensi untuk melihat inferensi.
Seret pipet ke tabung reaksi B untuk menjatuhkan reagen Millon ke dalamnya.
Klik pada kenop pembakar untuk menyalakannya.
Tarik tabung reaksi A ke kompor untuk memanaskan isi tabung reaksi.
Klik pada ikon inferensi untuk melihat inferensi.
Tarik tabung reaksi B ke kompor untuk memanaskan isi tabung reaksi.
Klik pada ikon inferensi untuk melihat inferensi.
4. Klik , lalu lakukan percobaan sesuai dengan prosedur percobaan yang telah
dituliskan sebelumnya.
Hasil Praktikum :
1. Tes Biuret
Sampel Larutan NaOH Larutan CuSO4 1% Pembakaran
Terdapat warna Larutan berubah
Albumin Berwarna Putih
ungu diatas warna warna menjadi
Telur keruh
putih keruh ungu
Terdapat warna Larutan berubah
Berwarna Putih
Agar – agar ungu diatas warna warna menjadi
keruh
putih keruh ungu
2. Tes Xanthoproteic
Sampel Conc. Asam Nitrat Pembakaran
Albumin telur Berwarna putih keruh Berwarna kuning
Agar – agar berwarna putih keruh Berwarna kuning
3. Tes Ninhidrin
Sampel Larutan Ninhidrin Pembakaran
Albumin telur Berwarna putih keruh Berwarna biru tua
Agar – agar berwarna putih keruh Berwarna biru tua
4. Tes Millon
Sampel Larutan Ninhidrin Pembakaran
Terbentuk endapan Terbentuk endapan
Albumin telur
putih merah
Tidak mengalami Tidak mengalami
Agar – agar
perubahan perubahan
5. Tuliskan pembahasan terkait praktikum yang telah dilakukan!
Pembahasan :
Pada praktikum kali ini, praktikan akan melakukan praktikum uji protein yang
dilakukan melalui simulator atau laboratorium virtual karena kondisi sedang pandemi
dan tidak memungkinkan untuk melakukan praktikum secara langsung di lab nyata.
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu agar mahasiswa dapat mempelajari beberapa
tes sederhana untuk protein, agar mahasiswa memahami berbagai tes identifikasi
protein, dan agar mahasiswa memperoleh keterampilan untuk melakukan percobaan
di lab nyata. Untuk alat yang digunakan yaitu pipet tetes, tabung reaksi, gelas kimia,
dan pemanas. Sedangkan untuk bahannya, sampel terdiri dari albumin telur, agar-
agar, larutan NaOH, larutan CuSO4 1%, Conc. HNO3, dan larutan ninhidrin.
Uji pertama yang dilakukan praktikan adalah uji tes biuret. Hal pertama yang
dilakukan praktikan yaitu mengambil larutan NaOH dengan pipet tetes pada
simulator dan mengarahkan nya ke tabung reaksi yang berisi albumin telur. Setelah
itu mengambil juga larutan CuSO4 dengan pipet tetes pada simulator dan kembali
mengarahkan nya ke atas tabung reaksi untuk meneteskannya di tabung reaksi yang
berisi albumin telur. Setelah itu hidupkan pembakar dengan klik knop pembakar pada
simulator lalu arahkan tabung reaksi ke atas pembakar agar melakukan pemanasan
selama 5 menit. Lalu amati perubahan yang terjadi. Setelah melakukan perlakuan
untuk tabung reaksi berisi telur albumin, lakukan hal yang serupa untuk tabung berisi
agar – agar. Amati juga peristiwa yang terjadi.
Setelah praktikan amati bahwasanya saat diberi NaOH, larutan pada tabung reaksi
berwarna putih keruh lalu saat ditambah CuSO4 terdapat warna ungu di atas larutan
berwarna putih keruh. Namun saat dipanaskan dengan dibakar di atas pembakar,
larutan sepenuhnya berwarna ungu. Hal tersebut terjadi pada albumin telur dan agar
– agar, ini dikarenakan dalam larutan basa, ion tembaga (II) membentuk ikatan
koordinasi berwarna ungu kompleks dengan ikatan peptida yang ada dalam protein.
Kompleks ini lah yang disebut biuret.
Uji yang kedua yaitu tes xanthoproteic. Hal pertama yang dilakukan adalah
mengambil larutan conc. Asam nitrat dengan pipet tetes pada simulator lalu
mengarahkan dan meneteskannya ke masing – masing tabung reaksi. Selanjutnya
nyalakan pembakar dengan meng-klik knop pembakar pada simulator. Lalu arahkan
tabung reaksi ke atas api pembakar untuk melakukan pembakaran. Lakukan hal ini
untuk setiap tabung reaksi dan amati perubahan yang terjadi.
Setelah praktikan amati bahwasanya saat ditetesi conc. Asam nitrat tidak terjadi
perubahan warna, yaitu tetap putih keruh namun setelah dilakukan proses
pembakaran tabung reaksi yang berisi albumin telur dan agar – agar berubah menjadi
warna kuning. Endapan kuning ini terbentuk karena adanya asam xanthoproteic.
Asam ini dibentuk oleh nitrasi asam amino tertentu seperti tirosin dan tritophan yang
terdapat pada protein.
Uji ketiga yaitu uji ninhidrin. Hal pertama yang dilakukan adalah mengambil
larutan ninhidrin dengan pipet tetes pada simulator lalu mengarahkan dan
meneteskannya ke masing – masing tabung reaksi. Selanjutnya nyalakan pembakar
dengan meng-klik knop pembakar pada simulator. Lalu arahkan tabung reaksi ke atas
api pembakar untuk melakukan pembakaran. Lakukan hal ini untuk setiap tabung
reaksi dan amati perubahan yang terjadi.
Setelah praktikan amati bahwasanya saat ditetesi larutan ninhidrin tidak terjadi
perubahan warna, yaitu tetap putih keruh namun setelah dilakukan proses
pembakaran tabung reaksi yang berisi albumin telur dan agar – agar berubah menjadi
warna biru tua (pekat). Hal ini dikarenakan tes ini digunakan untuk mendeteksi asam
amino dan protein dengan kelompok ‾NH2 bebas. Ketika kelompok ‾NH2 bereaksi
dengan ninhidrin, akan terbentuk turunan amino yang berwarna biru pekat.
Uji yang terakhir yaitu uji reagen millon. Hal pertama yang dilakukan adalah
mengambil reagen millon dengan pipet tetes pada simulator lalu mengarahkan dan
meneteskannya ke masing – masing tabung reaksi. Selanjutnya nyalakan pembakar
dengan meng-klik knop pembakar pada simulator. Lalu arahkan tabung reaksi ke atas
api pembakar untuk melakukan pembakaran. Lakukan hal ini untuk setiap tabung
reaksi dan amati perubahan yang terjadi.
Setelah praktikan amati bahwasanya saat ditetesi reagen millon untuk tabung
reaksi berisi albumin telur terbentuk endapan putih dan saat dilakukannya
pemanasan gugus fenol tirosin (asam amino) dinitrasi pertama kali oleh asam nitrat
dalam larutan uji, sehingga tirosin nitrat berubah menjadi kompleks merkuri (I) dan
merkuri (II) dalam larutan hingga membentuk endapan merah. Sedangkan untuk agar
– agar tidak menunjukkan adanya perubahan saat ditetesi reagen millon hingga
dilakukan nya pemanasan.