Anda di halaman 1dari 11

ILMU TAUHID

IMPLEMENTASI KONSEP TAUHID DALAM PENDIDIKAN

DISUSUN OLEH :KELOMPOK 2

NAM : SELA NOPIPEN


NIM : 2020.31.2135
PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEMESTER : VI (ENAM)

DOSEN PENGAMPUH:HASYIM WIBOWO, M.Ag

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH


YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM (STIT-YPI) LAHAT
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan
kemampuan, kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga, maupun pikiran kepada
kelompok 2 (dua) sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Implementasi
konsep tauhid dalam pendidikan” Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat
tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa
teratasi. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Hasyim Wibowo,
M.Ag. sebagai dosen pengampu, atas bimbingan, pengarahan, dan kemudahan yang telah
diberikan kepada kami dalam pengerjaan makalah ini.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Demikian, semoga makalah ini dapat
bermanfaat. Terima kasih.

Lahat, 21 Maret 2023

Sella Nopipen

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.....................................................................................................................ii
Daftar Isi..............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A.    Latar Belakang..............................................................................................................1
B.     Rumusan Masalah.........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................2
A. Implementasi Konsep Tauhid Dalam Pendidikan......................................................2
1. Tauhid Membentuk Kepribadian Utuh ...............................................................4
2. Tauhid Membentuk Kepribadian Berani..............................................................4
3. Tauhid Membentuk Kepribadian Terbuka ..........................................................5
4. Tauhid Membentuk Kepribadian Optimis...........................................................5
BAB III  PENUTUP..........................................................................................................7
A.    Kesimpulan....................................................................................................................7
B.     Saran..............................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 8

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Makalah
 Implementasi pendidikan tauhid menurut Ibn Taimiyyaħ yaitu penerapan metode
ilmiah dan metode iradiyah yang dapat menunjang atau menjadi dasar dalam pendidikan
Islam dalam masa kini.Tauhid merupakan landasan Islam yang paling penting. Seseorang
yang benar tauhidnya, maka dia akan mendapatkan keselamatan di dunia dan akhirat. Tauhid
yang tidak benar, akan menjatuhkan seseorang ke dalam kesyirikan. Kesyirikan merupakan
dosa yang akan membawa kecelakaan di dunia serta kekekalan di dalam azab neraka. Allah
SWT berfirman dalam Al Qur‟an surat An-Nisa‟ ayat 48, “Sesungguhnya Allah tidak akan
mengampuni dosa syirik, dan mengampuni yang lebih ringan daripada itu bagi orang-orang
yang Allah kehendaki”. (Al Qur‟an Tarjamah Tafsiriyah, 2013: 101)
Mengajarkan tauhid kepada anak, mengesakan Allah dalam hal beribadah kepada-Nya,
menjadikannya lebih mencintai Allah daripada selain-Nya, tidak ada yang ditakutinya kecuali
Allah merupakan hal pokok yang harus dilakukan seorang pendidik. Seorang pendidik harus
menekankan bahwa setiap langkah manusia selalu dalam pengawasan Allah SWT. Penerapan
konsep tersebut adalah dengan berusaha menaati peraturan dan menjauhi larangan-Nya.
Seorang pendidik harus mampu menyesuaikan tingkah lakunya dengan nilai-nilai yang
diajarkan dalam Islam. Pendidikan tauhid ini adalah pendidikan yang paling pokok di atas
hal-hal penting lainnya.
Allah memerintahkan hal ini secara jelas di dalam Al Qur‟an melalui kisah Luqman
dengan anaknya yang tertuang dalam QS. Luqman ayat 13, “Dan (ingatlah) ketika Luqman
berkata kepada anaknya, di waktu ia memberikan pelajaran kepadnya: “Hai anakku,
janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah
benar-benar kedzaliman yang amat besar” (Al Qur‟an Tarjamah Tafsiriyah, 2013:513)
Panggilan “anakku” merupakan kalimat singkat untuk menunjukan kasih sayang.
Nasehat ini tidak diawali dengan perintah ibadah. Allah tidak mengawali firman-Nya dengan
“beribadahlah kepada Allah”, akan tetapi dengan “janganlah menyekutukan Allah”. Kalimat
tersebut menyimpulkan bahwa ibadah tidak akan bisa diterima selama masih dalam keadaan
musyrik. (Lukluk Sismiati, 2012: 1)
Rasulullah SAW memberikan contoh penanaman aqidah yang kokoh ketika beliau
mengajari anak paman beliau, Abdullah bin Abbas ra. Hadits yang diriwayatkan oleh Al-
Imam At-Tirmidzi dengan sanad yang hasan, Ibnu Abbas bercerita “Pada suatu hari aku
pernah berboncengan di belakang Nabi (di atas kendaraan), beliau berkata kepadaku: “Wahai

iv
anak, aku akan mengajari engkau beberapa kalimat: Jagalah Allah, niscaya Allah akan
menjagamu. Jagalah Allah, niscaya engkau akan dapati Allah di hadapanmu. Jika engkau
memohon, mohonlah kepada Allah. Jika engkau meminta tolong, minta tolonglah kepada
Allah”. (Shahih At-Tirmidzi nomor 2516
Demikian perhatian Rasulullah terhadap aqidah anak-anak. „Adil Syadi (2007: 5)
menyebutkan saat ini mayoritas kita telah melupakan masalah aqidah ketauhidan terhadap
Allah. (Lukluk Sismiyati, 2012:2)
Uraian diatas menjelaskan pentingnya perkara tauhid. Tauhid diperuntukan bagi anak-
anak dan dewasa, sementara dasar-dasarnya diajarkan pada masa anak-anak. Thalbah Hisman
dkk (2010: 115) menjelaskan bahwa pembelajaran diwaktu kecil akan sulit dilupakan, bahkan
tidak akan ditinggalkan sampai menjadi guru besar di universitas yang paling terkemuka
sekalipun. (Lukluk Sismiyati, 2012:2)
B. Rumusan Makalah
1. Bagaimana hakikat pendidikan tauhid?
2. Bagaimana konsep pendidikan tauhid?

v
BAB II
PEMBAHASAN
A. Implementasi Konsep Tauhid Dalam Pendidikan
Tauhid merupakan landasan Islam yang paling penting. Seseorang yang benar
tauhidnya, maka dia akan mendapatkan keselamatan di dunia dan akhirat. Tauhid yang tidak
benar, akan menjatuhkan seseorang ke dalam kesyirikan. Kesyirikan merupakan dosa yang
akan membawa kecelakaan di dunia serta kekekalan di dalam azab neraka. Allah SWT
berfirman dalam Al Qur‟an surat An-Nisa‟ ayat 48, “Sesungguhnya Allah tidak akan
mengampuni dosa syirik, dan mengampuni yang lebih ringan daripada itu bagi orang-orang
yang Allah kehendaki”. (Al Qur‟an Tarjamah Tafsiriyah, 2013: 101)
Mengajarkan tauhid kepada anak, mengesakan Allah dalam hal beribadah kepada-Nya,
menjadikannya lebih mencintai Allah daripada selain-Nya, tidak ada yang ditakutinya kecuali
Allah merupakan hal pokok yang harus dilakukan seorang pendidik. Seorang pendidik harus
menekankan bahwa setiap langkah manusia selalu dalam pengawasan Allah SWT. Penerapan
konsep tersebut adalah dengan berusaha menaati peraturan dan menjauhi larangan-Nya.
Seorang pendidik harus mampu menyesuaikan tingkah lakunya dengan nilai-nilai yang
diajarkan dalam Islam.
Pendidikan tauhid ini adalah pendidikan yang paling pokok di atas hal-hal penting
lainnya. Allah memerintahkan hal ini secara jelas di dalam Al Qur‟an melalui kisah Luqman
dengan anaknya yang tertuang dalam QS. Luqman ayat 13, “Dan (ingatlah) ketika Luqman
berkata kepada anaknya, di waktu ia memberikan pelajaran kepadnya: “Hai anakku,
janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah
benar-benar kedzaliman yang amat besar” (Al Qur‟an Tarjamah Tafsiriyah, 2013:513)
Panggilan “anakku” merupakan kalimat singkat untuk menunjukan kasih sayang. Nasehat ini
tidak diawali dengan perintah ibadah. Allah tidak mengawali firman-Nya dengan
“beribadahlah kepada Allah”, akan tetapi dengan “janganlah menyekutukan Allah”. Kalimat
tersebut menyimpulkan bahwa ibadah tidak akan bisa diterima selama masih dalam keadaan
musyrik. (Lukluk Sismiati, 2012: 1). Rasulullah SAW memberikan contoh penanaman aqidah
yang kokoh ketika beliau mengajari anak paman beliau, Abdullah bin Abbas ra. Hadits yang
diriwayatkan oleh Al-Imam At-Tirmidzi dengan sanad yang hasan, Ibnu Abbas bercerita
“Pada suatu hari aku pernah berboncengan di belakang Nabi (di atas kendaraan), beliau
berkata kepadaku: “Wahai anak, aku akan mengajari engkau beberapa kalimat: Jagalah Allah,
niscaya Allah akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya engkau akan dapati Allah di

vi
hadapanmu. Jika engkau memohon, mohonlah kepada Allah. Jika engkau meminta tolong,
minta tolonglah kepada Allah”. (Shahih At-Tirmidzi nomor 2516)
Pada dasarnya, awal ajaran Islam bertujuan untuk mengukuhkan akidah tauhid,
kemudian penanaman nilai-nilai tauhid kepada seorang individu sangat mempengaruhi
terwujudnya kepribadian muslim yang hakiki. Pendidik sebagai panutan haruslah memiliki
pribadi yang tangguh dan utuh. Untuk itu pendidik harus menggunakan prinsip tauhid karena
sudah jelas ada tuntunannya dalam al-Qur'an. 
Ayat-ayat Al-Qur'an awalnya memang diturunkan di Mekkah karena untuk merombak
akidah masyarakatnya. Tetapi tak bisa dipungkiri bahwa al-Qur'an menjadi pedoman bagi
seluruh alam dan nilai tauhid yang terkandung didalamnya juga merupakan pondasi dan
motivasi kehidupan manusia.
Kemudian penulis disini mengambil salah satu surat dalam Al-Qur'an, yaitu Q.S Al-
Ikhlas ayat 1-4. Setelah menganalisis, penulis menemukan beberapa prinsip tauhid untuk
membentuk kepribadian pendidik, diantaranya adalah:
1. Tauhid Membentuk Kepribadian Utuh
Pendidik yang dalam dirinya memiliki tauhid, orientasi jiwa dan raganya hanya
dipersembahkan kepada Allah swt semata, sehingga ia memiliki kepribadian yang utuh.
Keutuhan jiwa tersebut menjadikan pendidik menjadi tenang dalam menghadapi
kehidupan baik dalam dunia pendidikan maupun kesehariannya. Begitu juga
sebaliknya, kepribadian pendidik yang syirik (menyekutukan Allah) akan terbelah
pribadi dan jiwanya. Sama halnya dengan orang musyrik yang terpecah kepribadiannya
karena memiliki beberapa Tuhan, pendidik pun demikian. Sedangkan pendidik yang
bertauhid diumpamakan budak yang hanya memiliki seorang tuan saja, budak itu dapat
mengabdikan dirinya sepenuh hati kepada tuannya tersebut. Dapat dikatakan bahwa
tauhid memiliki pengaruh psikologis, moral, dan keselamatan jiwa pada kehidupan
pendidik, sehingga ia akan dapat mendidik peserta didiknya agar mempunyai pribadi
utuh juga
2. Tauhid Membentuk Kepribadian Berani
Penerapan prinsip tauhid merupakan cara untuk menolak secara matang terhadap
adanya kekuatan yang datangnya tidak dari Allah. Dengan tauhid pendidik mampu
menghadang tantangan pendidikan dan kehidupan yang menutupi atau mengganggu
fikirannya. Sesungguhnya obat yang mujarab untuk menyembuhkan penyakit hati
seperti rasa takut, sifat pengecut, dan putus asa adalah penerapan prinsip tauhid dalam
berpendidikan. Pendidik yang memegangi prinsip tauhid tentu selalu mempunyai

vii
keyakinan bahwa Allah SWT selalu berada di dekatnya, sehingga pendidik nantinya
tidak akan pernah takut pada desakan siapapun dan dimanapun.
3. Tauhid Membentuk Kepribadian Terbuka
Kepribadian yang terbuka maksudnya adalah kepribadian yang memungkinkan
pendidik menerima kebenaran dari orang lain, sehingga pendidik tidak merasa benar
sendiri. Halangan  pendidik untuk menerima kebenaran dari orang lain adalah karena
keangkuhan dan kesombongannya sendiri, hawa nafsu atau keinginan juga dapat
menjadi penghalang dirinya sendiri untuk menerima kebenaran.      
Pendidik yang menuhankan hawa nafsunya itu akan mudah terbawa pada sifat-sifat
tertutup dan fanatik, sehingga ia mudah bersikap negatif terhadap pendapat orang lain
baik dari peserta didik maupun pendidik lainnya tanpa melihat kemungkinan
kebenarannya. Pendidik yang bertauhid tidak akan merasa bahwa dirinya benar sendiri,
karena yang mutlak benar hanyalah Allah.
4. Tauhid Membentuk Kepribadian Optimis
Ia merasa bahwa dirinya masih banyak salah, sehingga ia dapat menerima kebenaran
meskipun datangnya dari orang lain. Pendidik yang beriman kepada Allah adalah orang
yang kuat mental dan jiwanya, sehingga ketika seorang pendidik mendapat masalah
atau cobaan, ia tetap optimis dalam menghadapinya. Pendidik juga tidak mudah putus
asa ketika menghadapi peserta didik yang bandel dan tidak sesuai harapannya, karena ia
yakin bahwa pengharapan kepada Allah tidak akan sia-sia. Pendidik juga akan merasa
optimis dengan ketenangan setelah memahami bahwa Allah tempat tawakal yang sejati
dan menerima taubat orang-orang yang telah berbuat kesalahan. Sesungguhnya rahmat
Allah meliputi segala sesuatu. 
  Pendidikan Tauhid adalah model pendidikan yang berakar pada akidah ketauhidan dan
melepaskan manusia dari kejumudan maupun kepada ikatan-ikatan berhala, disamping
benda-benda lain, yang posisinya hanyalah sebagai makhluk Allah SWT. karena selama ini
banyak sekali tontonan-tontonan yang kurang mendidik yang kurang memberikan tuntunan
kepada anak didik, yang berdampak buruk pada mindset kejiwaan anak, malah sebuah upaya
''proses pembodohan'' yang menggiring kembali ke pola pikir masa lalu (back to traditional),
mempercayai mitos, klenik, sihir dan menumbuh suburkan budaya khayal, berangan-angan,
sehingga dapat mempengaruhi alam bawah sadar mereka, maka yang terjadi mereka bukan
hanya mudah untuk putus asa karena kurang menghargai realitas mereka, juga berdampak
pada kurang pekanya generasi muda kita terhadap tantangan dunia pasar bebas (ACFTA) di
era globalisasi ini.
viii
Untuk mengimplementasikan konsep tauhid terhadap akhlaq anak didik adalah dimulai
dari penerapan akhlaq dari lingkungan keluarga, karena bagaimanapun mainset anak didik
dibentiuk dan dimulai dari pembentukan konsep keluarga sakinah, dengan cara menanamkan
norma nilai-nilai yang baik dan berakhlakul karimah serta mengajarkan nilai-nilai yang baik,
sopan-santun dalam bertuturkata, berbuat dan bertingkah laku, utamanyadalam hal
memberikan keteladanan yang baikkepada anak serta menuntun ketauhidan mereka.

ix
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
model pendidikan yang berakar pada akidah ketauhidan dan melepaskan manusia dari
kejumudan maupun kepada ikatan-ikatan berhala, disamping benda-benda lain, yang
posisinya hanyalah sebagai makhluk Allah SWT. 
B. SARAN
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan dalam
makalah ini. Tentunya banyak kekurangan dan kelemahan karena terbatasnya pengetahuan
dan kurangnya rujukan atau referensi, oleh karena itu kami mohon maaf. Penulis berharap
kepada para pembaca memberikan Saran dan kritik yang membangun kepada kami, demi
sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua. Amin.

x
DAFTAR PUSTAKA
penerapan konsep tauhid pendidikan - Search (bing.com)

www.academia.edu/37061664/KONS

https://www.bing.com/ck/a?!

&&p=8ccd502b6e70b69eJmltdHM9MTY3ODkyNDgwMCZpZ3VpZD0yNTE1ZWQ2Ni1i

MmJiLTZmYTItMmI0Yy1mYzY4YjZiYjYxMDEmaW5zaWQ9NTE5OQ&ptn=3&hsh=3&

fclid=2515ed66-b2bb-6fa2-2b4c-

fc68b6bb6101&psq=penerapan+konsep+tauhid+pendidikan&u=a1aHR0cHM6Ly9oaWRhe

WF0dWxsYWguY29tL2FydGlrZWwvdHNhcWFmYWgvMjAxMS8xMi8wNS8yMjE3L21l

bmdnYWdhcy1rb25zZXAtcGVuZGlkaWthbi1iZXJiYXNpcy10YXVoaWQuaHRtbA&ntb=1

Pendidikan Tauhid Menurut Nurcholis Madjid - Juragan Desa

xi

Anda mungkin juga menyukai