Anda di halaman 1dari 1

Pada proses pembelajaran, analisa pada peserta didik dan lingkungan sangat mempengaruhi

ketercapaiannya. Peserta didik memiliki karakter berbeda-beda dengan metode penyesuaian yang
berbeda pula. Dengan adanya teori pembelajaran guru dapat mengkombinasikan pembelajaran yang
sesuai dengan kebutuhan siswa. Pada teori behavioristik diimbangi dengan metode inkuiri dapat
diterapkan pada kondisi kelas yang cukup kondusif. Pun pada teori ini dapat dilakukan stimulus
pengondisian kelas dengan output berupa respon yang baik untuk melanjutkan pembelajaran. Namun
pada karakter siswa yang cenderung sulit menghafal ataupun menangkap materi akan sedikit kesulitan.

Sedangkan pada teori kognitif peserta didik akan lebih mudah mencerna pembelajaran bermakna.
Artinya siswa membangun pengetahuannya berdasarkan motivasi yang tumbuh dari dirinya. Sehingga
kapasitas pengetahuan setiap siswa akan mempengaruhi proses dan hasil belajar. Pada tahap
pemahaman dengan teori ini siswa akan mampu memberikan output dari yang di pelajari melalui
perilaku keseharian.

Pada teori konstruktivisme siswa diajak belajar dengan pola mengembangkan kepribadian masing-
masing. Pengembangan ini dilakukan untuk menstimulus munculnya pengetahuan lebih, bakat dan
membangun kepribadiannya. Guru dapat melakukan stimulus pembelajaran melalui cerita pengalama
siswa atau kondisi lingkungan yang dialami siswa, sehingga dalam proses belajar siswa mampu
mendapatkan gambaran yang dipelajarinya.

Selanjutnya ada teori humanistik yang berpusat pada kontrol emosi siswa sehingga memberikan pola
pemahaman materi berupa pembentukan kepribadian, sikap, dan kepekaan yang mengaharh pada hal
positif. Seperti siswa dapat saling menghargai, bertukar pendapat dengan baik, mengondisikan kelas dan
lain sebagainya.

Pada proses pembelajaran dikelas peserta didik harus dibiasakan dengan pola kerja tim untuk mencapai
pembelajaran bersama. Dengan ini peserta didik akan mendukung pembelajaran satu sama lain dengan
rasa tanggungjawab yang sama. Namun hal ini dapat tiba2 berbeda ketika berhadapan dengan peserta
didik yang membutuhkan perhatian khusus. Seperti pada siswa hiperaktif akan melakukan hal-hal yang
dapat mengganggu siswa lainnya belajar. Maka disini guru harus mampu memanagement kondisi kelas
dan konsistensi pembelajaran. Maka ragam metode harus diterapkan. Pemilihan metode yang berpusat
pada guru cenderung lebih cepat membosankan. Pola belajar sambil bermain cukup efisien untuk
karakter siswa hiperaktif. Selain itu, pemberian reward dan punishment juga dibutuhkan untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa.

Anda mungkin juga menyukai