TANDA SALIB
PENGANTAR
Pilatus : Siapakah nama orang ini, yang kalian hadapkan ke sini? (Yesus diseret masuk
menghadap Pilatus)
Imam kepala dan Ahli Taurat: Orang ini kami hadapkan kepada tuan karena Dia menyebut diriNya
Raja!!!
Pilatus : Menyebut diriNya Raja??? Apakah betul tuduhanmu terhadap orang ini? (suara
keras)
Imam kepala, Ahli Taurat dan Tua-tua Yahudi: Sungguh betul! Lagi pula Dia pernah menghasut
rakyat melawan Kaisar!
Pilatus : (Nada keras) Jadi, sungguh betul Engkau Raja!! (diam sejenak). Tidakkah Engkau
menjawab kata-kataku? (diam sejenak lalu menghadap rakyat). Dengarlah kalian semua: Inilah
Rajamu!!!
Rakyat : Enyahkanlah Dia! Enyahkanlah Dia! Kami tidak mempunyai raja selain kaisar!!!
Pilatus : Apakah tidak ada tuduhan lain lagi terhadap diri orang ini?
Imam kepala dan Ahli Taurat: Orang ini pernah punya rencana untuk merubuhka Bait Allah, Dia
merusak adat-istiadat nenek moyang kami, Dia pun selalu menyebut diriNya Mesias dan masih
banyak lagi.
Pilatus : Tidakkah Engkau dengar begitu banyak tuduhan dari orang-orang ini terhadapMu?
(Diam sejenak). Hei!!! Mengapa Kau diam saja!! Tidak bisakah Engkau memebela diri? Apakah
Engkau tidak pikir bahwa aku juga punya kuasa untuk menghukum dan juga bisa melepaskan
Engkau? (Diam sejenak, sambil menghadap rakyat) Setelah kuperiksa, rupanya tidak ada
kesalahan yang ada padaNya; jadi, yang mana kalian mau kulepaskan Yesus atau Barabas.
Pilatus : Kalau begitu apa yang harus kulakukan dengan Yesus Rajamu ini.
Pilatus : Tapi, kesalahan berat manakah yang dibuatNya, sehingga kalian menyuruh aku
untuk menyalibkan Dia.
Pilatus : Tapi, tuduhan kalian itu, rupanya tidak setimpal dengan hukuman mati.
Pilatus : Hei kalian semua! Siapakah yang harus aku lepaskan Yesus atau Barabas!
Rakyat : Barabas!……Barabas!………Barabas!……..
Imam-imam/ Tua-tua: Kalau tuan tidak salibkan Yesus, tuan bukan sahabat kaisar!
Pilatus : (sambil mencuci tangan) Sungguh, aku tidak mau campuri urusan darah orang
benar ini. Itu urusanmu!!!
Rakyat : Biarlah darahNya turun atas kami dan atas anak-anak kami!!!
Pilatus : Kalau begitu, silakan!! Bawalah Dia pergi dan adili sendiri menurut hukummu!
(masih di tempat)
Longginus : Ayo! pakaikan mantel ungu padaNya! (serdadu mengenakan jubah ungu pada
Yesus) (kalau ada mantel ungu, kalau tidak ada lanjutkan bagian bawah)
Serdadu I : Wah! Rupanya Engkau cocok jadi Raja. Tetapi mengapa Engkau tidak melawan
sama kami? Rasakan ini (sebuah tamparaan pada wajah Yesus)
Tua-tua : Salam bagiMu (berlutut). Hei Raja!! Apakah Engkau tidak mendengar salam kami?
(ludahi)
Serdadu III : (Masuk sambil membawa mahkota duri) Wah! Sungguh bagus mahkota
kerajaanMu ini; biar kupakaikan di kepalaMu (kenakan mahkota pada kepala Yesus dengan kasar)
Serdadu IV : (Cambuki dari belakang) Hei!! Kalau benar Kau Mesias, coba terka siapa yang
mencambuki belakangMu.
Tua-tua : (tampar dan ludahi) Katanya Engkau Anak Allah, coba terka siapakah yang
menampar Engkau?
Serdadu IV : Raja kok diam saja? Biar kuhajar Dia dengan cambuk ini supaya tahu rasa!
(cambuki)
Longginus : Salam! Apakah Engkau Raja? (tampar, tendang), rasakan itu. Ayo serdadu! Bukalah
mantel ungu itu! (matel ungu dibuka).(kalau ada mantel ungu). Mana salibNya?
Serdadu : Ini salibNya. (beberapa serdadu keluar mengambil salib dan membawa masuk)
Longginus : Paksakan Dia pikul sampai di puncak Golgota, biar Dia tahu rasa. (salib diberikan
pada Yesus, Yesus menerima salib itu, menciumnya dan memikulnya; sementara tubuhNya
dihantam dengan tombak dan pentung)
Serdadu II : Cepatlah! Biar lekas sampai kita (samil dorong dan pukul)
Serdadu IV : Sudah diperintah berkali-kali semakin pelan saja jalanNya. Rasakan ini (dihajar)
(sementara ditarik dan didorong dengan kuat sehingga Yesus jatuh ditindih salib)
Serdadu I : Katanya Kau Raja. Raja kok bisa begini? (hajar). Memang lucu. Ayo, bangun
sendiri!!
Serdadu III : Katanya Kau Anak Allah, kok bisa jatuh? Rasakan ini!!! (hajar)
Serdadu II : Hei! Mau belok ke mana lagi manusia cacing! Tidak tahukah kamu bahwa sekarang
hari mulai sore! Ini! Rasakan! (cambuk, hajar)
Serdadu I : (Bunda Maria sedang mendekati Yesus) Mau apa kau perempuan? Wah! Mau
bertemu dengan Yesus? Itu tidak ada lagi kesempatan. Ayo, minggir kau!
Longginus : Jangan-jangan itu ibunya. Biarkan Dia berjumpa dengan ibuNya sebentar saja.
(Yesus semakin mendekati Bunda Maria yang tidak menahan lagi tetesan air matanya. Dalam
waktu begitu singkat, Bunda terpaksa meluapkan perasaan keibuannya pada anaknya yang sedang
sengsara)
Serdadu II : kalau Kau sudah capai, ayo! Cepatlah! Biar lekas sampai di Golgota.
Serdadu IV : kenapa jalanMu semakin loyo? BagiMu tak ada kesempatan untuk istirahat! Tahu?
Rasakan ini! (cambuk).
Simon dari Kirene: (panggil Rufus dan Alexander yang berjalan di belakangnya) Rufus, Alex, ayo
cepat, hari sudah sore…
Longginus : Rupanya Dia tak berdaya lagi; jangan-jangan Ia mati di tengah jalan. Biarlah kita
suruh orang itu untuk tolong Dia. Hei, pak tua! Siapa kamu.
Longginus : Simon dari Kirene? Ayo segera ke sini! (Simon maju bersama kedua anaknya Rufus
dan Alexander) Ayo serdadu! Ambilkan salib itu dan paksakan orang ini pikul!
Serdadu VI : tidak usahlah ditolong, biar Dia mampus! (sementara salib diangkat diletakkan
pada bahu Simon dari Kirene)
Serdadu III : Hei, perempuan! Mau apa kau dengan orang ini.
Longginus : Biarlah…..Kita lihat saja! Kira-kira mau apa dia dengan orang ini. (Veronika maju
lalu mengusapi wajah Yesus, dan kain usap tadi terporet gambar wajah Yesus)
Serdadu III : Ayo, cepat! Hari mulai sore,Golgota masih jauh (ditarik lagi da didorong hingga
Yesus jatuh).
Serdadu III : katanya Kau Anak Allah; ayo! Bangun sendiri (Yesus ditindih salib dan sedang
diinjak)
Serdadu I : (Tarik dengan kuat penuh kekejaman) Ayo, jalan yang cepat!!!
Serdadu III : Perempuan siapa saja yang sedang menuju menuju ke sini?. (para puteri Sion
masuk sambil meratapi Yesus dengan lagu lagu Ratapan Puteri Sion: lihat lagu Ratapan Puteri Sion
pada lampiran di belakang drama ini)
Serdadu V : Mau apa saja mereka itu. Mau kasihan dengan orang ini!.
Serdadu IV : Hei, perempuan!!! Segera minggir; guna apa kasihani-kasihan segala. Biarlah dia
tersiksa seperti ini, baru tahu rasa. (Yesus dicambuk).
Longginus : Biarkan Dia bertemu dengan mereka sebentar!. (Para puteri Sion semakin
mendekati Yesus dan terus meratapiNya: lanjutan lagu Ratapan Puteri Sion sampai selesai).
………………………………
Yesus : Oh, puteri-puteri kota Sion, mengapa kalian tangisi Aku. Tidak tahukah kamu bahwa
tinggak sedikit waktu lagi, kotamu yang megah tersusun rapi serta kalian semua akan dihancurkan
dan diporak-porandakan? Segala derita yang kini Kutanggung bukanlah salahKu tapi karena
salahmu sendiri. Karena itu, janganlah kalian tangisi Aku tapi tangisilah dirimu dan anak-anakmu.
Aku yang diibaratkan sebagai kayu hidup bisa begini, apa lagi kalian sebagai kayu kering, pasti
lebih pedih dan menderita lagi.
Serdadu I : Ha ha ha aaaaaaa (tertawa sinis) JatuhMu kali ini memang cukup menggembirakan.
Serdadu II : Katanya, Kau raja! Raja kok bisa jatuh? Ini rasakan. (cambuki Yesus).
Serdadu III : Katanya Kau Anak Allah!, kok bisa jatuh, rasakan ini lagi! (cambuki Yesus)
Serdadu I : (Sebelumnya salib diangkat oleh beberapa orang serdadu dari pundak Yesus
dengan begitu kasar, lalu diletakkan di tanah, tali panjang pun di buka semuanya. Setelah itu
pakaian Yesus segera dibuka dengan begitu kasar). Ayo, angkat tangan! (Yesus angkat tangan, lalu
para serdadu membuka pakaian Yesus dan langsung menjadi rebutan antar serdadu kurang lebih
sepuluh detik).
Srdadu II : Dari pada kita rebut, adilnya kita potong menjadi empat bagian untuk kita masing-
masing.
Longginus : Jangan! Sebaiknya kita buang undi saja, biar satu orang yang mendapatnya. Ayo,
segera undi!. Satu-dua tiga ….suuuuuutennnnn!
Serdadu III : Saya menang (Sambil ambil jubah Yesus). Wah, masih bagus, hari ini ada rezeki
masuk.
Serdadu I : Ayo, tidur di atas salib! (Yesus digotong oleh beberapa serdadu dan dicampakan di
atas salib yang terletak di tanah, para serdadu pun sibuk membagi-bagi paku, memegang dan
meluruskan tangan dan kaki Yesus).
Serdadu II : Ayo, rentangkan tangan! Sekarang baru Kau rasakan sakitnya paku yang tembusi
tanganMu.
Longginus : Pakukan juga kakiNya, biar Dia tahu rasa!!! (olokan dan cemoohan boleh
ditambahkan)
Yesus : (Pause beberapa saat, lalu berkata dengan perlahan-lahan) Ya, Bapa, ampunilah
mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat…….
Imam kepala : Hei! Katanya mau merobohkan Bait Allah dan mendirikannya kembali dalam
waktu tiga hari; ayo! Selamatkan diriMu (olokan).
Para Tua-tua : Kalau Kau Anak Allah, ayo! Turunlah dari salib, biar kami percaya!
Longginus : Hei, Yesus! Kalau betul Kau Anak Allah, ayo! Turunlah dari salib!!!
Serdadu III : Wah, betul! Rupanya Dia mau turun (Yesus bergerak).
Inilah ibumu……(Bunda Maria dan Rasul Yohanes berada tepat di bawah salib)
Kosmas (penyamun sebelah kiri Yesus): Hei Yesus! Kalau betul Kau Anak Allah, selamatkan diriMu
dan kami (perlahan-lahan)
Dismas (penyamun sebelah kanan Yesus): Sobat, jangan berkata demikian; tidak takutkah engkau
kalau Tuhan mendengarnya? Kita sepatutnya dihukum setimpal kesalahan kita; tetapi orang ini
dihukum dengan tidak bersalah. Yesus….ingatlah aku bila engkau datang lagi…. (perlahan-lahan).
Yesus : (Memandang ke kanan dan berkata perlahan) Sesungguhnya hari ini juga, engkau
akan tinggal bersama Aku di dalam Firdaus………
(Pause sejenak lalu berkata perlahan-lahan: ) Eli Eli lama sabakh tani (teriak keras)
Serdadu II : Tidak! Mungkin Dia haus. Biar Dia rasa anggur asam pada bunga karang ini. Ini!
Minumlah! (beri bunga karang yang ditancap pada hisop/tombak pada Yesus)
Longginus : Kita lihat saja, siap tahu Elia datang menolong Dia.
Serdadu V : Mungkin Elia belum dengar. Coba kita tenang. (semua diam memandang Yesus)
Serdadu VI : Hei! Biar kuberi minum Dia, siap tahu Dia masih haus. ….Ini! minumlah!! (beri
bunga karang pada sebatang hisop).
Longginus (Kepala pasukan): (terjatuh dekat salib Yesus, lalu paksa bangun dan berlutu dan
berkata perlahan: ) Sungguh benar, Diaaa iniii Aaanak Allah.
Setelah dipangku Bunda, Yesus dipikul Yusuf dari Arimatea dan dibantu para prajurit diarak masuk
ke dalam Gereja)
PENUTUP: Bait Allah dirobohkan dan Dia akan mendirikan dalam tempo tiga hari. Inilah janji
Kristus. Maka untuk memberi kekuatan kepada kita umatNya akan kegelapan maut yang akan kita
alami, Yesus rela untuk tinggal tiga hari di dalamnya. Tapi maut tidak kuat menahan Tuhan lagi
dan tiga hari kemudian Bait Allah didirikan kembali. Yang dimaksudkan adalah tubuhNya sendiri
bangkit dari maut.
DOA PENUTUP
BERKAT PENUTUP