Anda di halaman 1dari 25

BAHAN AJAR

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN BAGI MADRASAH

A. Model Pembelajaran Active Learning


Pembelajaran active learning adalah satu model pembelajaran yang terdapat suatu
kesatuan beragam strategi-strategi pembelajaran yang dapat berbentuk beragam cara untuk
membuat peserta didik menjadi aktif dalam belajar. Pembelajaran aktif (active learning)
agak sulit memang untuk didefinisikan secara tegas karena semua cara belajar itu dapat
memberikan efek keaktifan peserta didik, walaupun demikian tentu kualitas dan kadar
keaktifannya dapat berbeda-beda. Keaktifan siswa untuk belajar dapat muncul dalam
berbagai bentuk. Tetapi, keaktifan di sini harus memiliki satu karakteristik keaktifan yang
penting yaitu harus ada keterlibatan intelektual, emosional dalam kegiatan belajar,
adanya asimilasi dan akomodasi kognitif (Teori Piaget) untuk memperoleh pengetahuan
a. Macam-Macam Model Pembelajaran Active Learning
1) True or False (Benar atau Salah)
Metode ini merupakan aktifitas kolaboratif yang mengajak peserta didik untuk
terlibat ke dalam materi secara langsung. Metode ini meminta kepada peserta didik
untuk menyatakan benar atau salah atas pernyataan yang ditulis oleh guru pada
masing-masing kartu.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut:
a) Guru membuat list pernyataan yang berhubungan dengan materi pelajaran,
separohnya benar dan separohnya lagi salah. Masing-masing pernyataan ditulis
pada selembar kertas yang berbeda. Jumlah lembar pernyataan disesuaikan
dengan jumlah peserta didik.
b) Guru memberi setiap peserta didik satu kertas kemudian mereka diminta untuk
menentukan benar atau salah pernyataan tersebut. Selanjutnya guru
menjelaskan bahwa masing-masing dari mereka bebas menggunakan cara apa
saja untuk menentukan jawaban.
c) Setelah selesai, guru meminta peserta didik membaca masing-masing
pernyataan dan meminta jawaban dari mereka benar atau salah.
d) Guru memberi masukan untuk setiap jawaban dan menegaskan bahwa yang
dilakukan oleh peserta didik adalah bekerja bersama.
e) Guru menekankan kepada peserta didik bahwa kerja sama dalam kelompok
akan membantu kelas.
2) Guided Teaching (Pembelajaran Terbimbing)
Metode ini merupakan aktifitas untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta
didik atau untuk memperoleh hipotesa. Metode ini meminta kepada peserta didik
untuk membandingkan antara jawaban mereka dengan materi yang telah
disampaikan oleh guru.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut:
a) Guru menyampaikan beberapa pertanyaan tentang .menguburkan jenazah.
kepada peserta didik untuk mengetahui pikiran dan kemampuan yang mereka
miliki.
b) Guru memberi kesempatan beberapa menit kepada peserta didik untuk
menjawab pertanyaan dengan meminta mereka untuk bekerja berdua atau
dalam kelompok kecil.
c) Guru meminta peserta didik menyampaikan hasil jawaban mereka, kemudian
guru mencatat jawaban-jawaban mereka.
d) Guru menyampaikan poin-poin utama dari materi mengapani jenazah,
kemudian meminta peserta didik untuk membandingkan jawaban mereka
dengan poin-poin yang telah disampaikan. Setelah itu, guru mencatat poin-
poin yang dapat memperluas bahasan materi mengapani jenazah

3) Card Sort (Cari Kawan)


Metode ini merupakan aktifitas kolaboratif yang bisa digunakan untuk
mengajarkan konsep, karakteristik klasifikasi, fakta tentang objek atau mereview
informasi. Metode ini meminta kepada masing-masing kelompok peserta didik
untuk mempresentasikan isi kartu yang ada di kelompoknya.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut:
a) Guru membagi kertas yang berisi informasi kepada setiap peserta didik.
b) Guru meminta peserta didik untuk bergerak dan berkeliling di dalam kelas
untuk menemukan kartu yang kategorinya sama.
c) Guru meminta peserta didik mempresentasikan kategori masing-masing di
depan kelas.
d) Guru memberikan poin-poin penting terkait dengan bahan materi.
4) The Power of Two (Gabungan Dua Kekuatan)
Metode ini merupakan aktifitas pembelajaran yang digunakan untuk
mendorong pembelajaran kooperatif dan memperkuat pentingnya serta manfaat
sinergi. Metode ini meminta kepada peserta didik untuk menjawab pertanyaan dari
guru secara individual, kemudian melakukan sharing bersama seorang peserta
didik di sebelahnya.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut:
a) Guru mengajukan satu atau dua pertanyaan ........... kepada peserta didik yang
menuntut perenungan dan pemikiran.
b) Guru meminta setiap peserta didik menjawab pertanyaan-pertanyaan
tentang .............. tersebut secara individual.
c) Setelah selesai, guru meminta mereka untuk berpasangan dan saling bertukar
jawaban dan membahasnya.
d) Guru meminta pasangan-pasangan tersebut membuat jawaban baru atas
pertanyaan dan memperbaiki jawaban indiviual mereka.
e) Kemudian guru membandingkan jawaban-jawaban mereka

5) Rotating Roles (Permainan Bergilir)


Metode ini merupakan aktifitas yang memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk melatih kecakapan dalam bermain peran terhadap situasi kehidupan
nyata. Metode ini meminta kepada peserta didik untuk membuat skenario
kehidupan yang nyata berkaitan dengan materi yang sedang didiskusikan.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut:
a) Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok, masing-masing
kelompok terdiri dari tiga peserta didik.
b) Guru memerintahkan setiap kelompok membuat tiga skenario kehidupan nyata
yang berkaitan dengan topik diskusi.
c) Kemudian guru meminta satu anggota dari setiap kelompok untuk
menyampaikan skenario kepada kelompok lain. Selanjutnya, setiap tim
mempunyai kesempatan untuk latihan peran utama, dan dalam skenario
tersebut guru konsentrasi pada identifikasi pelaku utama dalam penggunaan
konsep dan kecakapan serta bagaimana pengembangannya.
d) Setelah selesai, guru mengumpulkan seluruh kelompok untuk diskusi umum
dari poin-poin belajar skenario dan nilai aktifitas di dalamnya.

6) Reading Guide
Pembelajaran dilakukan berbasis bacaan (teks). Agar proses membaca ini bisa
efektif, maka guru memberikan pedoman (guide) membaca. Pedoman ini berisi
pertanyaan – pertanyaan yang harus dijawab peserta didik berdasarkan isi bacaan
(teks), bisa berisi tugas – tugas yang harus dilakukan peserta didik dalam
pembelajaran.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut:
a) Berilah peserta didik teks (bacaan) yang harus mereka pelajari, akan lebih baik
lagi bila ditunjukkan halamannya.
b) Mintalah peserta didik untuk membaca teks (bacaan) secara individual,
kemudian membuat resume mengenai topik – topik penting yang ada dalam
bacaan tersebut (berbentuk pointers).
c) Diskusikan topik – topik penting hasil temuan peserta didik dan nyatakan
bahwa ada sejumlah topik itu memang penting namun ada pula yang tidak
penting.
d) Selanjutnya guru membagikan memberikan lembaran pedoman belajar dalam
memahami teks (bacaan), biasanya berbentuk pertanyaan.
e) Para peserta didik diminta menjawab pertanyaan – pertanyaan yang ada dalam
lembar pedoman tersebut.
f) Diskusikan jawaban – jawaban peserta didik tersebut.

7) Info Search
Metode ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar di luar
kelas, keluar dari lingkungan kelas. Mereka bisa belajar di perpustakaan, warnet,
mencari jurnal, dan sumber – sumber belajar yang lain.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut:
a) Bagilah peserta didik dalam kelompok – kelompok kecil, sekitar 2 atau 3
orang.
b) Berilah masing - masing kelompok pertanyaan atau tugas yang bisa dicari
jawabannya di tempat – tempat yang sudah ditunjukkan guru.
c) Pertanyaan atau tugas yang diberikan sebaiknya disandarkan pada beberapa
buku (leteratur).
d) Kelompok mengerjakan tugas atau menjawab pertanyaan, dan sekitar 30 menit
sebelum habis jam pelajaran mereka harus kembali masuk ke dalam kelas.
e) Di kelas, masing – masing kelompok melaporkan hasil belajarnya dalam
mencari informasi diberbagai sumber belajar tersebut.
f) Diskusikan temuan – temuan kelompok tersebut

8) Index Car Match


Metode ini adalah cara menyenangkan lagi aktif untuk meninjau ulang materi
pembelajaran. Selain itu memberi kesempatan pada peserta didik untuk
berpasangan dan memainkan kuis kepada kawan sekelas.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut:
a) Pada kartu indeks terpisah, tulislah pertanyaan tentang apa pun yang diajarkan
dalam kelas. Buatlah kartu pertanyaan yang sesuai dengan jumlah peserta
didik.
b) Pada kartu terpisah, tulislah jawaban bagi setiap pertanyaan – pertanyaan
tersebut.
c) Gabungkan dua lembar kartu dan kocok bebrapa kali sampai benar – benar
acak.
d) Berikan satu kartu pada setiap peserta didik. Jelaskan bahwa ini adalah latihan
permainan. Sebagian memegang pertanyaan dan sebagian lain memegang
jawaban.
e) Perintahkan peserta didik menemukan kartu pemainnya. Ketika permainan
dibentuk, perintahkan peserta didik yang bermain utnuk mencari tempat duduk
bersama.

9) Everyone is A Teacher Here


Metode ini mudah dalam memperoleh pertisipasi kelas yang besar dan
tanggung jawab individu.Metode ini memberikan kesempatan pada setiap peserta
didik untuk bertindak sebagai seorang “pengajar” terhadap peserta didik lain.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut:
a) Bagikan kartu indeks kepada setiap peserta didik. Mintalah para peserta
menulis sebuah pertanyaan yang mereka miliki tentang materi pelajaran yang
sedang dipelajari di dalam kelas atau topik khusus yang akan mereka
diskusikan di kelas.
b) Kumpulkan kartu, koscok dan bagikan satu pada setiap peserta didik. Mintalah
peserta didik membaca diam – diam pertanyaan atau topik pada kartu dan
pikirkan satu jawaban.
c) Panggilah sukarelawan yang akan membaca dengan keras kartu yang mereka
dapat dan memberi respons.
d) Setelah diberi respons, mintalah yang lain di dalam kelas untuk
menambahakan apa yang telah disumbang sukarelawan.
e) Lanjutkan selama masih ada sukarelawan.

10) Student Created Case Study


Studi kasus merupakan salah satu di antara sekian metode pembelajaran yang
dianggap sangat baik. Satu tipe diskusi kasus menfokuskan isu menyangkut suatu
situasi nyata kasus atau contoh yang mengharuskan peserta didik untuk mengambil
tindakan, menyimpulkan manfaat yang dapat dipelajari dan cara – cara
mengendalikan atau menghindari situasi serupa pada waktu yang akan datang.
Teknik berikut memungkinkan peserta didik menciptakan studi kasus sendiri.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut:
a) Bagi kelas menjadi pasangan – pansangan atau trio. Ajaklah mereka
mengembangkan sebuah studi kasus dan sisa kelas dapat menganalisis dan
mendiskusikan.
b) Jelaskan bahwa tujuan studi kasus adalah mempelajari topik dengan menguji
situasi nyata atau contoh yang merefleksikan topik.
c) Berikan waktu yang cukup bagi seetiap pasangan atau trio untuk
mengembangkan kasus atau isu untuk didiskusikan atau suatu problem untuk
dipecahkan, yaitu suatu masalah yang relevan dengan materi pembelajaran.
d) Kemudian setiap pasangan membuat rangkuman studi kasus, secara khusus
detail kejadian yang mengarah pada pemecahan masalah.
e) Ketika studi kasus selesai, mintalah kelompok – kelompok agar
mempresentasikan kepada kelas. Persilahkan seorang anggota kelompok
memimpin diskusi kasus.

11) Point-Counterpoint
Metode ini merupakan sebuah teknik untuk merangsang diskusi dan
mendapatkan pemahaman lebih mendalam tentang berbagai isu yang kompleks.
Format tersebut mirip dengan sebuah perdebatan, namun tidak terlalu formal dan
berjalan dengan lebih cepat.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut:
a) Pilihlah sebuah masalah yang mempunya dua perspektif (sudut pandang) atau
lebih.
b) Bagilah kelas ke dalam kelompok – kelompok menurut jumlah perspektif yang
telah ditetapkan, dan mintalah tiap kelompok mengungkapkan mendiskusikan
alasan – alasan yang melandasi sudut pandang masing – masing tim.
Doronglah mereka bekerja dengan patner tempat duduk atau kelompok –
kelompok inti yang kecil.
c) Gabungkan kembali seluruh kelas, tetapi mintalah para anggota dari tiap
kelompok untuk duduk bersama dengan jarak antara sub – sub kelompok .
d) Jelaskan bahwa peserta didik bisa memulai perdebatan . Setelah itu peserta
didik mempunyai kesempatan menyampaikan sebuah argument yang sesuai
dengan posisi yang telah ditentukan. Teruskan diskusi tersebut, dengan
bergerak secara cepat maju – mundur di antara kelompok – kelompok.
e) Simpulkan kegiatan tersebut dengan membandingkan isu – isu sebagaimana
Anda melihatnya. Berikan reaksi dan diskusi lanjutan.

12) Students Questions Have


Metode ini merupakan cara yang mudah untuk mempelajari tentang
keinginan dan harapan peserta didik. Cara ini menggunakan sebuah teknik
mendapatkan partisipasi melalui tulisan dari pada lisan atau percakapan. Harapan
peserta didik ini bisa dilihat dari jumlah centangan yang ada pada sebuah
pertanyaan.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut:
a) Bagikan kartu kosong setiap peserta didik (kertas HVS dibagi 4 bagian).
b) Mintalah setiap peserta didik menulis beberapa pertanyaan yang mereka miliki
tentang pembelajaran yang sedang dipelajari (tidak usah mencantumkan nama
peserta didik).
c) Putarlah kartu tersebut searah jarum jam. Ketika setiap kartu diedarkan pada
peserta berikutnya, peserta didik harus membacanya dan memberikan tanda
centang pada kartu itu apabila kartu itu berisi pertanyaan yang setujui.
d) Saat kartu kembali pada penulisnya, setiap peserta berarti telah membaca
seluruh pertanyaan kelompok tersebut. Selanjutnya, mengidentifikasi
pertanyaan mana yang memperoleh suara terbanyak. Jawab masing – masing
pertanyaan tersebut dengan mengembangkan diskusi kelas.
e) Panggil juga beberapa peserta untuk berbagi pertanyaan secara sukarela,
sekalipun mereka tidak memperoleh suara terbanyak.
f) Kumpulkan semua kartu. Kartu tersebut mungkin berisi pertanyaan yang
mungkin dijawab oleh guru pada pertemuan berikutnya.

13) Listening Team


Metode ini merupakan sebuah cara membantu peserta didik agar tetap terfokus
dan siap dalam pembelajaran yang berlangsung. Strategi Listening Team ini
menciptakan kelompok – kelompok kecil yang bertanggung jawab menjelaskan
materi pembelajaran sesuai dengan posisinya masing – masing.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut:
a) Bagilah peserta didik menjadi empat tim, dan berilah tim – tim itu tugas ini:
Tim Peranan Tugas
i. Penanya Setelah pelajaran yang didasarkan ceramah selesai,
paling tidak menanyakan dua pertanyaan mengenai materi yang
disampaikan
ii. Setuju Setelah pelajaran yang didasarkan pada ceramah selesai,
menyatakan poin – poin yang mereka sepakati dan menjelaskan
alasannya
iii. Tidak Setuju Setelah pelajaran yang didasarkan pada ceramah selesai,
mengomentari poin yang tidak mereka setujui dan menjelaskan
alasannya
iv. Pemberi contoh Setelah pelajaran yang didasarkan pada ceramah
selesai, memberi contoh – contoh kasus atau aplikasi materi.

b) Sampaikan materi pembelajaran berbasis ceramah (kuliah). Setelah selesai,


berilah tim waktu beberapa saat untuk mendiskusikan tugas – tugas mereka.
c) Persilahkan tiap – tiap tim untuk bertanya, menyepakati, menyanggah,
memberi contoh, dan sebagainya. Strategi ini akan memperoleh partisipasi
peserta didik yang mencengangkan lebih daripada yang pernah dibayangkan.

B. Macam-Macam Model Pembelajaran Kooperatif

1. Model jigsaw
a. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok, setiap kelompok beranggotakan 3-5
peserta didik
b. Setiap kelompok diberi tugas sejumlah anggota kelompok (tiap peserta didik
dalam kelompok mendapat tugas yang berbeda)
c. Tiap peserta didik dalam kelompok membaca bagian tugas yang diperoleh
d. Guru meminta peserta didik yang mendapat tugas yang sama untuk berkumpul
membentuk kelompok baru (kelompok ahli) mendiskusikan tugas yang sama
e. Setiap peserta didik hendaknya memahami dan mencatat hasil diskusinya untuk
dilaporkan dalam kelompok asal
f. Setelah selesai sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan
bergantian menyampaikan hasil diskusinya kepada teman lain dalam kelompoknya
tentang tugas yang mereka kuasai secara bergilir
g. Setelah seluruh peserta didik selesai melaporkan, guru menunjuk salah satu
kelompok untuk menyampaikan hasilnya, kelompok lain menanggapi dan guru
mengklarifikasi jawaban yang kurang sempurna
h. Simpulan bersama guru dan peserta didik

2. Model Think Pair and Share


a. Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai
b. Siswa diminta untuk berfikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan oleh
guru
c. Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya dan mengutarakan hasil
pemikirannya masing-masing
d. Guru memimpin pleno kecil diskusi, dan setiap kelompok mengemukakan hasil
diskusinya
e. Berawal dari kegiatan tersebut mengarahkan pembicaraan pada pokok
permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan para peserta didik
f. Penutup dan simpulan

3. Model Decision Making


a. Guru menginformasikan tujuan dan perumusan masalah
b. Secara klasikal tayangkan gambar, wacana atau kasus permasalahan yang sesuai
dengan materi pelajaran atau kompetensi yang diharapkan
c. Buatlah pertanyaan agar peserta didik dapat merumuskan permasalahan sesuai
dengan gambar, wacana atau kasus yang disajikan
d. Secara kelompok peserta didik diminta mengidentifikasikan permasalahan dan
membuat alternatif pemecahannya
e. Secara kelompok/individu peserta didik diminta mengidentifikasi permasalahan
yang terdapat di lingkungan sekitar peserta didik yang sesuai dengan materi yang
dibahas dan cara pemecahannya
f. Secara kelompok/ individu peserta didik diminta mengemukakan alsan mereka
memilih alternatif tersebut
g. Secara kelompok/individu peserta didik diminta mencari penyebab terjadinya
masalah tersebut
h. Secara kelompok/individu peserta didik diminta mengemukakan tindakan untuk
mencegah terjadinya masalah tersebut

4. Model Group Investigation


a. Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen
b. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok
c. Guru memanggil ketua-ketua kelompok untuk membahas satu materi yang
berbeda setiap kelompoknya
d. Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif
berisi penemuan
e. Setelah selesai diskusi, ketua kelompok sebagai juru bicara menyampaikan hasil
pembahasan kelompoknya
f. Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi simpulan
g. Evaluasi/penutup

5. Model Debate
a. Guru membagi dua kelompok peserta debat, yang terdiri satu pro dan yang lainnya
kontra
b. Guru memberikan tugas untuk membaca materi .............. yang akan didebatkan
oleh kedua kelompok
c. Setelah selesai membaca materi ................. Guru menunjuk salah satu anggota
kelompok pro untuk berbicara saat itu, selanjutnya ditanggapi atau dibalas oleh
kelompok kontra demikian seterusnya sampai sebagian besar peserta didik bisa
mengemukakan pendapatnya
d. Sementara peserta didik menyampaikan gagasannya guru menulis inti/ide-ide dari
setiap pembicaraan di papan tulis, sampai sejumlah ide yang diharapkan guru
terpenuhi
e. Guru menambah konsep/ide yang belum terungkap
f. Dari data-data di papan tersebut, guru mengajak peserta didik membuat
simpulan/rangkuman yang mengacu pada tujuan yang ingin dicapai

6. Model Mind Mapping


a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
b. Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh peserta
didik. Sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban
c. Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang
d. Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi
e. Setiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membacakan hasil diskusinya
dan guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru
f. Dari data-data di papan peserta didik diminta membuat kesimpulan atau guru
memberi bandingan sesuai konsep yang disediakan guru

7. Model Examples Non Examples


a. Guru mempersiapkan gambar-gambar/wacana sesuai dengan tujuan pembelajaran
b. Guru menempelkan gambar/wacana di papan atau ditayangkan lewat LCD
c. Guru memberikan petunjuk dan memberi kesempatan pada peserta didik untuk
memperhatikan gambar/wacana
d. Melalui diskusi kelompok, peserta didik diminta untuk menganalisis dan
mendeskripsikan/menginterpretasikan tugas tersebut
e. Hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas, dan setiap kelompok
diberi kesempatan membacakan hasil diskusi
f. Mulai dari komentar/hasil diskusi peserta didik, guru mulai menjelaskan materi
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
g. Simpulan/penutup

8. Model Mencari Pasangan (Make-A Match)


a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang
cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya
kartu jawaban
b. Setiap peserta didik mendapat satu buah kartu
c. Tiap peserta didik memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang
d. Setiap peserta didik mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan
kartunya (soal jawaban)
e. Setiap peserta didik yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi
poin
f. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap peserta didik mendapat kartu yang
berbeda dari peserta didik yang lain
g. Demikian seterusnya
h. Simpulan
i. Penutup

9. Model Artikulasi
a. Menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
b. Guru menyajikan materi pembelajaran.
c. Untuk mengetahui daya serap peserta didik, bentuklah kelompok berpasangan dua
orang.
d. Suruhlah seorang dari pesangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari
guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil,
kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya.
e. Suruh peserta didik secara bergiliran/diacak menyampai-kan hasil dialog dengan
teman pasangannya
f. Guru mengulangi/ menjelaskan kembali materi yang belum dipahami peserta didik
g. Simpulan/penutup

10. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah


a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan sarana yang dibutuhkan,
memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang
dipilih
b. Guru membantu peserta didik merumuskan dan mengorganisasikan tugas yang
berhubungan dengan masalah yang dipilih (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll)
c. Guru memantau peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan,
melaksanakan eksperimen atau penelitian untuk mendapat data yang akurat,
pengumpulan data, analisa data untuk menguji hipotesa, atau mendeskripsikan
temuan yang diperoleh (refleksi, atau evaluasi) terhadap penelitian yang mereka
rencanakan
d. Guru membantu peserta didik dalam menyusun laporan dan membantu mereka
berbagi tugas dengan temannya

11. Model Picture And Picture


a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
b. Menyajikan materi sebagai pengantar
c. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi
yang disajikan
d. Guru menunjuk/memanggil peserta didik secara bergantian untuk
memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis
e. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut
f. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep/materi
sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
g. Simpulan/rangkuman
12. Model Bertukar Pasangan
a. Setiap peserta didik mendapat satu pasangan (guru biasanya menunjukkan
pasangannya atau peserta didik menunjuk pasangan)
b. Guru memberikan tugas dan peserta didik mengerjakan tugas dengan pasangannya
c. Setelah selesai, setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan yang lain
d. Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan masing-masing, pasangan yang baru
ini saling menanyakan dan mengukuhkan jawaban mereka
e. Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan kepada
pasangan semula

13. Model Consept Sentense


a. Guru menyampaikan tujuan
b. Guru menyajikan materi secukupnya
c. Guru membentuk kelompok yang anggotanya 4-5 orang secara heterogen
d. Menyajikan beberapa kata ‘KUNCI’ sesuai materi yang disajikan
e. Setiap kelompok disuruh membuat beberapa kalimat dengan menggunakan
minimal 4 kata kunci setiap kalimatnya
f. Hasil diskusi kelompok, didiskusikan lagi secara pleno yang dipandu guru
g. Simpulan/penutup

14. Model Cooperatif Script


a. Guru membagi peserta didik untuk berpasangan
b. Guru membagi wacana/materi kepada setiap pasangan untuk dibaca dan membuat
ringkasan
c. Guru dan peserta didik menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai
pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar
d. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan
ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sedangkan pendengar:
e. Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap
f. Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi
sebelumnya atau dengan materi lainnya
g. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan
sebaliknya. Serta lakukan seperti di atas.
h. Simpulan dari guru
i. Penutup

15. Model Snowball Throwing


a. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan
b. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua
kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi
c. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya, kemudian menjelaskan
materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya
d. Kemudia masing-masing peserta didik diberikan satu lembar kerja, untuk
menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah
dijelaskan oleh ketua kelompok
e. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu peserta didik
ke peserta didik yang lain selama + 5 menit
f. Setelah peserta didik dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk
bola tersebut secara bergantian
g. Guru memberikan kesimpulan
h. Evaluasi
i. Penutup

16. Model Kooperatif Terpadu Membaca Dan Menulis


a. Membentuk kelompok yang anggotanya 4-5 orang yang secara heterogen
b. Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran
c. Siswa bekerjasama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan
memberikan tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada selembar kertas
d. Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok
e. Guru membuat kesimpulan bersama
f. Penutup

17. Model Course Review Horay


a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
b. Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi
c. Memberikan kesempatan peserta didik tanya jawab
d. Untuk menguji pemahaman, peserta didik disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai
dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan selera masing-masing
peserta didik
e. Guru membaca soal secara acak dan peserta didik menulis jawaban di dalam kotak
yang nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi
tanda benar (V) dan jika salah diisi dengan tanda silang (X)
f. Siswa yang sudah mendapat tanda (V) harus segera berteriak horay atau yel-yel
laninnya
g. Nilai peserta didik dihitung dari jawaban benar dan jumlah horay yang diperoleh
h. Penutup

18. Model Group To Group Exchange


a. Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen, diusahakan tugas
masing-masing kelompok berbeda
b. Berikan cukup waktu untuk berdiskusi dan mempersiapkan bagaimana mereka
dapat menyajikan topik yang telah mereka kerjakan
c. Bila diskusi telah selesai, mintalah kelompok memilih juru bicaranya. Undanglah
setiap juru bicara menyampaikan kepada kelompok lain
d. Setelah presentasi singkat, doronglah peserta didik bertanya pada presenter atau
tawaran pandangan mereka sendiri. Biarkan anggota juru bicara kelompok
menanggapi
e. Lanjutkan sisa presentasi agar setiap kelompok memberikan informasi dan
merespon pertanyaan juga komentar peserta. Bandingkan dan bedakan pandangan
serta informasi yang saling ditukarkan.

19. Model Talking Stik


a. Guru menyiapkan sebuah tongkat
b. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk membaca dan mempelajari materi pada
buku pegangannya atau buku paketnya
c. Setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya, lalu menyuruh peserta didik
untuk menutup bukunya
d. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada peserta didik, kemudian peserta
didik menyerahkan tongkat tersebut secara bergantian ke temannya sambil
menyangikan sebuah lagu (usahakan lagunya yang relevan dengan pokok bahasan
yang dipelajari saat itu) setelah itu guru memberikan pertanyaan dan peserta didik
yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya. Demikian seterusnya
sampai sebagian besar peserta didik mendapat bagian untuk menjawab pertanyaan
dari guru
e. Guru memberikan kesimpulan
f. Evaluasi
g. Simpulan

20. Model Arisan


a. Bentuk kelompok + 4 orang setiap kelompok secara heterogen
b. Kertas jawaban dibagikan pada peserta didik, masing-masing 1 kartu soal digulung
dan dimasukkan ke dalam wadah/tempat
c. Wadah yang telah berisi gulungan soal dikocok, kemudian salah satu
dikeluarkan/diambil. Selanjutnya dibacakan agar dijawab oleh peserta didik yang
memegang kartu jawaban
d. Apabila jawaban benar maka peserta didik dipersilakan tepuk tangan atau yel-yel
lainnya
e. Setiap jawaban yang benar diberi poin 1 sebagai nilai kelompok sehingga nilai
total kelompok merupakan penjumlahan poin dari para anggotanya
f. Dan seterusnya.

21. Model Lingkaran Kecil-Lingkaran Besar


a. Separuh kelas berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap keluar
b. Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran di luar lingkaran pertama, menghadap
ke dalam
c. Dua peserta didik yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi
informasi. Pertukaran informasi ini bisa dilakukan oleh semua pasangan dalam
waktu yang bersamaan.
d. Kemudian peserta didik berada di lingkungan kecil diam di tempat, sementara
peserta didik yang berada di lingkaran besar bergeser satu atau dua langkah searah
jarum jam, sehingga masing-masing peserta didik mendapat pasangan baru.
e. Sekarang giliran peserta didik berada di lingkungan besar yang membagi
informasi. Demikian seterusnya.

22. Model Kepala Bernomor (Numbered Heads Together)


a. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap peserta didik dalam setiap kelompok
mendapat nomor kepala
b. Guru memberikan tugas, diupayakan setiap kelompok mendapat tugas yang
berbeda, dan masing-masing kelompok mengerjakannya
c. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar, tiap anggota kelompok mencatat
hasil diskusi
d. Setiap anggota kelompok memiliki tanggungjawab dan kesempatan yang sama
untuk melaporkan hasil diskusinya
e. Guru memanggil salah satu nomor peserta didik dalam kelompok tertentu untuk
melaporkan hasil diskusinya
f. Tanggapan dari teman yang lain dalam kelompoknya, kemudian dapat
disempurnakan dari kelompok lain
g. Selanjutnya guru menunjuk nomor yang lain di kelompok lain dengan tugas yang
berbeda
h. Simpulan/klarifikasi guru

23. Model Kepala Bernomor Struktur


a. Siswa dibagi dalam kelompok, dan setiap peserta didik mendapat nomor kepala
b. Penugasan diberikan kepada setiap peserta didik berdasarkan nomornya terhadap
tugas yang berangkai. Misalnya: Siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa
nomor dua mengerjakan soal dan peserta didik nomor tiga melaporkan hasil
pekerjaan dan seterusnya.
c. Jika perlu, guru bisa menyuruh kerjasama antar kelompok. Siswa disuruh keluar
dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa peserta didik bernomor sama
dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini peserta didik dengan tugas yang sama
bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerjasama mereka
d. Laporan hasil kelompok dan tanggapan dari kelompok yang lain
e. Simpulan

24. Model Role Playing


a. Guru menyiapkan/menyusun skenario yang akan ditampilkan
b. Menunjuk beberapa peserta didik untuk mempelajari skenario sebelum
berlangsungnya pembelajaran
c. Guru membentuk kelompok peserta didik yang anggotanya 5 orang
d. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai dalam
pembelajaran
e. Memanggil para peserta didik yang sudah ditunjuk untuk melakukan skenario
yang sudah dipersiapkan
f. Masing-masing peserta didik duduk dikelompoknya masing-masing sambil
memperhatikan/mengamati skenario yang sedang diperagakan
g. Setelah selesai dipentaskan, masing-masing peserta didik diberikan kertas sebagai
lembar kerja untuk membahas
h. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya
i. Guru memberikan simpulan secara umum
j. Evaluasi
k. Penutup

25. Model Scramble


Media:
a. Buatlah pertanyaan yang sesuai dengan materi
b. Buat jawaban yang diacak hurufnya
c. Guru menyajikan materi yang sesuai dengan kompetensi
d. Membagikan lembar kerja sesuai dengan contoh

26. Model Student Facilitator And Explaining


a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
b. Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi
c. Memberikan kesempatan peserta didik untuk menjelaskan kepada pesarta lainnya
baik melalui bagan/peta konsep maupun yang lainnya
d. Guru menyimpulkan ide/pendapat dari peserta didik
e. Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu
f. Penutup

27. Model Tim Siswa-Kelompok Prestasi (Student Teams-Achievement Division)


a. Membentuk kelompok yang beranggotakan 3-5 orang secara heterogen
b. Guru menyajikan materi pelajaran
c. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan anggota kelompok yang
menguasai diminta menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota
dalam kelompok itu mengerti/memahami
d. Guru memberikan kuis/pertanyaan kepada seluruh peserta didik. Pada saat
menjawab kuis tidak boleh saling membantu
e. Guru memberi evaluasi
f. Simpulan

28. Model Take And Give


a. Siapkan kelas sebagaimana mestinya
b. Jelaskan materi sesuai kompetensi + 45 menit
c. Untuk memantapkan penguasaan peserta didik, setiap peserta didik diberi masing-
masing satu kartu untuk dipelajari (dihapal) lebih kurang 5 menit
d. Semua peserta didik disuruh berdiri dan mencari pasangan untuk saling
menginformasikan materi sesuai kartu masing-masing, dan setiap peserta didik
harus mencatat nama pasangannya pada kartu kontrol
e. Demikian seterusnya sampai setiap peserta dapat saling memberi dan menerima
materi masing-masing
f. Untuk mengevaluasi keberhasilan, berikan peserta didik pertanyaan yang sesuai
dengan kartunya (kartu orang lain)
g. Simpulan

29. Model Tebak Kata


a. Jelaskan materi + 45 menit
b. Suruhlah peserta didik berdiri di depan kelas dan berpasangan
c. Seorang peserta didik diberi kartu yang berukuran 10 x 10 Cm yang nanti
dibacakan pada pasangannya. Seorang peserta didik lainnya diberi kartu berukuran
5 x 2 Cm yang isinya tidak boleh dibaca (dilipat) kemudian ditempelkan di dahi
atau diselipkan di telinga
d. Sementara peserta didik yang membawa kartu 10 x 10 Cm membacakan kata-kata
yang tertulis didalamnya. Sementara pasangannya menebak apa yang dimaksud
pada kartu 10 x 10 Cm. Jawab dengan tepat dan sesuai yang tertulis pada kartu
yang ditempel di dahi
e. Apabila jawabannya tepat (sesuai yang tertulis pada kartu) maka pasangan ini
boleh duduk. Bila belum tepat pada waktu yang telah ditetapkan boleh
mengarahkan dengan kata-kata lain asal jangan langsung memberi jawabannya
f. Dan seterusnya sampai selesai
g. Penutup dan simpulan

30. Model Word Square


Media:
a. Buat kotak sesuai keperluan
b. Buat kotak sesuai dengan materi
c. Langkah-langkah:
d. Sampaikan materi sesuai kompetensi
e. Bagikan lembar kegiatan sesuai contoh
f. Siswa disuruh menjawab soal kemudian mengarsir huruf dalam kotak sesuai
jawaban
g. Berikan poin setiap jawaban dalam kotak.

C. Metode Dialog Qur'an Dan Nabawi Dan Kisah Qur'an Dan Nabawi
Pada dasarnya metode pandidikan Islam sangat efektif dalam membina kepribadian
anak didik dan memotivasi mereka sehingga aplikasi metode ini memungkinkan puluhan
ribu kaum mukminin dapat membuka hati manusia untuk menerima petunjuk ilahi dan
konsep-konsep pendepan Islam. Selain itu, metode pendidikan islam akan mampu
menempatkan manusia diatas luasnya permukaan bumi dan dalam masa yang tidak
demikian kepada penghuni bumi lainnya.
Metode yang dianggap penting dan paling menonjol adalah :
1. Metode dialog Qur’ani dan Nabawi
Adalah pendidikan dengan cara berdiskusi sebagaimana yang digunakan oleh Al
Qur’an dan hadits-hadits nabi. Metode ini, disebut pula metode khiwar yang meliputi
dialog khitabi  dan ta’abudi (bertanya dan lalu menjawab) dialog deskriftif dan dialog
naratif (menggmbarkan dan lalu mencermati), dialog argumentatif (berdiskusi lalu
mengemukakan alasan), dan dialog nabawi (menanamkan rasa percaya diri, lalu
beriman). untuk yang terkhir ini, dialog Nabawi sering dipraktekkan oleh sahabat
ketika mereka bertanya sesuatu kepada Rosulullah.
Dialog qur’ani merupakan jembatan yang dapat menghubungkan pemikiran
seseoarang dengan orang lain sehingga mempunyai dampak terhadap jiwa peserta
didik. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yakni :
a. Permasalahan yang disajikan secara dinamis
b. Peserta dialog tertarik untuk terus mengikuti jalannya percakapan itu
c. Dapat membangkitkan perasaan dan menimbulkan kesan dalam jiwa
d. Topik pembicaraan yang disajikan secara realistis dan manusiawi.

Dapat dirumuskan bahwa dialog qur’ani-nabawi adalah metode pendidikan Islam


yang sangat efektif dalam upaya menanamkan iman  pada diri seseorang, sehingga
sikap dan perilakunya senantiasa terkontrol dengan baik.

2. Metode Kisah Qur’ani dan Nabawi
Metode kisah disebut juga metode cerita yakni cara mendidik dengan
mengandalkan bahsa, baik lisan maupun tertulis dengan menyampaikan pesan dari
sumber pokok sejarah islam, yakin Al-qur’an dan Hadits. Dalam Al-qur’an dijumpai
banyak kisah, terutama yang berkenaan dengan misi kerasulan dan umat masa
lampau.muhammad Qutb berpendapat bahwa kisah-kisah yang ada dalam Al-qur’an
dikategorikan kedalam tiga bagian : pertama, kisah yang menunjukkan tempat, tokoh
dan gambaran peristiwa. Kedua, kisah yang menunjukkan peristiwa dan keadaan
tertentu tanpa menyebut nama dan tempat kejadian.ketiga, kisah dalam bentuk dialog
yang terkadang taidak disebutkan pelakunya dan diman tempat kejadiannya.
Pentingnya metode kisah diterapkan dalam dunia pendidikan karena dengan
metode ini, akan memberikan kekuatan psikologis kepada peserta didik, dalam artian
bahwa dengan mengemukakan kisah-kisah nabi kepada peserta didik, mereka secara
psikologis terdorong untuk menjadikan nabi-nabi tersebut sebagai uswah (suri
tauladan).
Kisah-kisah dalam Al-qur’an dan Hadits, secra umum bertujuan untuk
memberikan pengajaran terutama kepada orang-orang ayang mau menggunakan
akalnnya. Relevansi antara cerita Qur’ani dengan metode penyampaian cerita dalam
lingkungan pendidikan ini sangat tinggi. Metode ini merupakan suatu bentuk teknik
penyampaian informasi dan instruksi yang amat  bernilai, dan seoarang pendidik harus
dapat memanfaatkan potensi kisah bagi pembentukan sikap yang merupakan bagian
esensial pendidikan Qur’ani dan Nabawi.

3. Metode Perumpamaan
Metode ini, disebut pula metode “amsal” yakni cara mendidik dengan memberikan
perumpamaan, sehingga mudah memahami suatu konsep.perumpamaan yang
diungkapkan Al-qur’an memiliki tujuan psikologi edukatif, yang ditunjukkan oleh
kedalaman makna dan ketinggian maksudnya.
                                    
Dampak edukatif dari perumpamaan Al-quran dan Nabawi diantaranya :
a. Memberikan kemudahan dalam memahami suatu konsep yang abstrak, ini terjadi
karena perumpamaan itu mengambil benda sebagai contoh konkrit dalam Al-
Quran.
b. Mempengaruhi emosi yang sejalan dengan konsep yang diumpamakan dan untuk
mengembangkan aneka perasaan ketuhanan.
c. Membina akal untuk terbiasa berfikir secara valid pada analogis melalui
penyebutan premis-premis.
d. Mampu mencipatan motivasi yang menggerakkan aspek emosi dan mental
manusia.

4.  Metode keteladanan
Metode ini, disebut juga metode meniru yakni suatu metode pendidikan dan
pengajaran dengan cara pendidik memberikan contoh teladan yang baik kepada anak
didik. Dalam Al-qur’an, kata teladan diproyeksikan dengan kata uswah yang
kemudian diberikan sifat dibelakangnya seperti sifat hasanah yang berarti teladan
yang baik. Metode keteladanan adalah suatu metode pendidikan dan pengajaran
dengan cara pendidik memberikan contoh teladanan yang baik kepada anak didik agar
ditiru dan dilaksanakan. Dengan demikian metode keteladanan ini bertujuan untuk
menciptakan akhlak al-mahmudah  kepada  peserta didik.
Acuan dasar dalam berakhlak al-mahmudah  adalah Rosulullah dan para Nabi
lainnya yang merupakan suri tauladan bagi umatnya.seorang pendidik dalam
berinteraksi dengan anak didiknya akan menimbulkan respon tertentu baik positif
maupun negatif, seorang pendidik sama sekali tidak boleh bersikap otoriter, terlebih
memaksa anak didik dengan cara-cara yang merusak fitrohnya.
Nilai edukatif keteladanan daam dunia pendidikan adalah metode influitif yang
paling meyakinkan keberhasilannya dalammempersiapkan danmembentuk moral
spriritual dan sosial anak didik. Keteladanan itu ada dua macam :
a. Sengaja berbuat untuk secara sadar ditiru oleh si terdidik.
b. Berperilaku sesuaidengan nilai dan norma yang akan ditanamkan pada
terdidik,sehingga tanpa sengaja menjadi teladan bagi terdidik.

5. Metode Ibrah dan Mau’izhah


Metode ini disebut juga metode “nasehat” yakni suatu metode pendidikan dan
pengajaran dengan cara pendidik memberi motivasi. Metode Ibrah atau mau’zhah
(nasehat) sangat efektif dalam pembentukan mana anak didik terhadap hakekat
sesuatu,serta memotivasinya untuk bersikap luhur, berakhlak mulia dan membekalinya
dengan prinsip-prinsip islam. Menurut Al-qur’an, metode nasehat hanya diberikan
kepada mereka yang melanggar peraturan dalam arti ketika suatu kebenaran telah
sampai kepadanya, mereka seolah-olah tidak mau tau kebenaran tersebut terlebih
melaksanakannnya. Pernyataan ini menunjukkan adanya dasar psikologis yang kuat,
karena orang pada umumnya kurang senang dinasehati, terlebih jika ditunjukkan
kepada pribadi tertentu.

D. Metode targhib dan tarhib


Metode ini, disebut pula metode “ancaman”  dan atau “intimidasi” yagni suatu metode
pendidikan dan pengajaran dengan cara pendidik memberikan hukuman ats kesalahan
yang dilakukan peserta didik. Istilah targhib dan tarhib dalam al-qur’an dan as-sunnah
berarti ancaman atau intimidasi melalui hukuman yang disebabkan oleh suatu dosa kepada
Allah dan Rosulnya. jadi, iya juga dapat diartikan sebagai ancaman Allh melalui
penonjo;an salah satu sifat keagungan dan kekuatan illahiyah agar mereka(peserta didik)
teri9ngat untuk tidak melakukan kesalahan.
Ada beberapa kelebihan yang palinh berkenaan dengan metode targhib dan tarhib inio
antara lain :
1. Taghib dan tarhib bertumpu pada pemberian kepuasan dan argumentasi.
2. Targhib dan tarhip disertai gambaran keindahan surgaynag menakjubkan atau
pembebasan azab neraka.
3. Targhib dan tarhib islami bertumpu pada pengobatan emosa dan pembinaan efeksi
ketuhanan.
4. Targhib dan tarhib bertumpu pada pengontrolan emosi dan keseimbangan antara
keduanya.

DAFTAR PUSTAKA

An Nahlawi, Abdurrahman. 1995. Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat.


Jakarta : Gema Insani
Armai, Arief. 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta : Ciputat
Press,
Mujib, Abdullah. Ilmu  Pendidikan Islam. Jakarta : Fajar Inter Pratama Uffset. 2008.
Ubhiyati, Nur. Ilmu Pendidikan Islam II.  Bandung : CV. Pustaka Setia, 1997.
Jefriwan Irawan. 2012. http:/www.tuanguru.net/2011/111metode-pembelajaran-dalam-
perspektif.html. diakses 20 Maret 2012
http://jefriirawansusianto.blogspot.co.id/2014/04/metode-dialog-quran-dan-nabawi-dan.html
http://novehasanah.blogspot.com/2016/02/model-pembelajaran-active-learning.html
Jefriwan Irawan. http://jefriirawansusianto.blogspot.co.id/2014/04/metode-dialog-quran-dan-
nabawi-dan.html

Anda mungkin juga menyukai