Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

LOGIKA INDUKTIF
Di susun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : Filsafat Ilmu
Dosen Pengampu : Dr. Amin fauzi, Ma

Oleh Kelompok 8 :

1. Muhammad firdaus
2. Afifah khoirun nisa (2107015061)

KELAS 1A

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF DR. HAMKA


LIMAU 2021

1
KATA PENGANTAR

Alhamduillah robiil ‘aalamiin, Segala puji bagi Allah Ta’ala atas


rahmat dan hidayah nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
yang bejudul “LOGIKA INDUKTIF” dalam mata kuliah filsafat ilmu,
dan di bimbing oleh bapak Dr. Amin fauzi Ma.

Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran


Filsafat ilmu, selain itu makalah ini bertujuan menambah wawasan
tentang berlogika secara induktif, yang dimana di makalah ini, penulis
akan memaparkan berkaitan dengan macam macam logika induktif, dsb.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Amin selaku


dosen Mata Pelajaran Filsafat ilmu. Ucapan terimakasih juga kami
sampaikan kepada pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah
ini. Dan juga penulis mohon maaf karena kami menyadari makalah ini
masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu saran dan kritik yang
membangun, diharapakan dari penulis demi kesempurnaan makalah ini
untuk kedepannya.

09 Desember 2021

Penulis.

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB 1.....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
PENGERTIAN LOGIKA INDUKTIF.............................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................5
A. Hipotesis dan teori............................................................................................................................5
B. Analogi...............................................................................................................................................7
C . Generalisasi....................................................................................................................................11
A. 1. Generalisasi sempurna........................................................................................................11
B. 2.Generalisasi probabiitasi......................................................................................................12
D. Sebab akibat....................................................................................................................................12
C. necessary causa (sebab yang mesti)........................................................................................12
1. sufficient causa (sebab yang menjadikan)...............................................................................12
E. Penyimpulan kausal.........................................................................................................................13
D. Metode persesuaian................................................................................................................13
E. Metode perbedaan..................................................................................................................13
F. Metode persesuaian dan perbedaan.......................................................................................14
G. Metode residu.........................................................................................................................14
H. Metode perubahan seiring......................................................................................................15

3
BAB 1

PENDAHULUAN

PENGERTIAN LOGIKA INDUKTIF


Logika dalam ilmu pengetahuan menjadi dasar yang menentukan pemikiran
agar lurus, tepat dan sehat. Logika merupakan ilmu yang memberikan prinsip-
prinsip yang harus diikuti agar dapat berfikir valid menurut aturan yang berlaku.
Ini dikarenakan, Penalaran ilmiah menghendaki pembuktian kebenaran secara
terpadu. Antara kebenaran deduktif dan induktif yang menggunakan hipotesa
sebagai jembatan penghubungnya. guna mencapai suatu metode penalaran ilmiah
yang mengamini pembuktian terpadu, antara rasional dan kebenaran factual.

Indukif adalah erat hubungannya dengan penarikan kesimpulan yang bersifat


umum, bergerak dari sebuah kasus kasus lalu disimpulkan menjadi sebuah
kesempulan.

4
BAB II

PEMBAHASAN

Hipotesis dan teori


HIPOTESIS :Adalah propesi yg masih perlu di uji

Teori : Adalah propesi yg telah teruji

Hipotesis dan teori Menurut Para Ahli

Hipotesis adalah pernyataan atau jawaban sementara terhadap permasalahan yang


sifatnya masih paraduga,karena harus harus di buktikan terlebih dahulu.

Teori adalah suatu proporsi yang terdiri dan konstrak yang sudah didefinisikan
secara luas sesuai dengan hubungan unsur-unsur dalam proporsi tersebut secarajelas.

Perbedaan Hipotesis dan teori

Dasar Perbandingan Hipotesis Teori

Definisi Hipotesa adalah Teori adalah


pernyataan yang akan penjelasan yang sudah
dijadikan dasar didukung dengan
penelitian, eksperimen fakta dan bukti ilmiah
dan observasi untuk menjelaskan
satu fenomena

Model Data terbatas Banyak data

Pengujian dan Belum diuji dan Sudah teruji dan sudah


Pembuktian dibuktikan secara dibuktikan secara
ilmiah ilmiah

5
Hipotesis adalah pernyataan yang tidak atau belum terbukti, yang bisa diuji. Disisi
lain’ teori adalah penjelasan atas fakta dan peristiwa yang sudah teruji secara ilmiah
dan ada buktinya

 Hipotesis bergantung pada prediksi atau kemungkinan sementara teori didukung bukti
dan sudah terverifikasi

 Hipotesis mungkin saja tidak dapat dibuktikan sehingga hasilnya tidak pasti.
Sebaliknya, teori dianggap pasti karena sudah dibuktikan validitasnya

 Hipotesis dan teori adalah bagian dari metode ilmiah karena teori berawal dari
hipotesis dan hasil eksperimen dan observasi hipotesis akan menjadi teori.

Istilah-istilah hipotesis Seperti yang sudah saya janjikan diatas dimana ada beberapa
istilah lanjutan tentang hipotesis dan teori. Berikut daftarnya:

Hipotesis alternatif yang merupakan pernyataan sementara mengenai hubungan yang


berbanding terbalik antara variabel yang digunakan

Hipotesis argumentatif yang menunjukkan dengan teratur suatu dugaan sementara


tentang mengapa benda, peristiwa, kenyataan atau variabel itu terjadi

Hipotesis deskriptif yang juga menunjukkan dugaan sementara tentang bagaimana


benda, peristiwa, kenyaataan atau variabel itu terjadi

Hipotesis frustrasi-agresi yang dalam Psikologi berarti keadaan dimana frustasi selalu
memicu agresi, baik pada hewan atau manusia

Hipotesis inokulasi yang adalah hipotesis tentang keyakinan seseorang yang dapat
dikuatkan dengan menghadirkan argumen yang lemah dan salah

Istilah-istilah Teori:Selain hipotesis, teori juga punya beberapa istilah lanjutan,


seperti: Teori belajar kognitif adalah pendapatan yang mengatakan adanya
hubungan langsung antara stimulus dengan respon lewat sistem saraf

6
*Teori disposional adalah teori yang menyatakan bahwa kepribadian pada dasarnya
sudah ditentukan dan ada kaitannya dengan faktor biologis tubuh

*Teori domino adalah teori ilmu politik yang beranggapan bahwa jatuhnya salah
satu Negara di Asia Tenggara ke tangan komunis akan menimbulkan serangkaian
reaksi kemenangan komunis di Negara lain

*Teori drama adalah teori dasar bagi kerja analisis drama

*Teori ekologi adalah teori yang terfokus pada pentingnya budaya atau konteks
dalam pembentukan arah perkembangan

B. Analogi

1. Pengertian analogi Argumentasi

argumentasi adalah alasan untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian,
atau gagasan. Lalu, ada kata turunannya, yaitu berargumentasi. Berargumentasi
memiliki pengertian perilaku memberikan alasan untuk memperkuat atau menolak
suatu pendapat. 

Selain itu, argumentasi juga dapat diartikan sebagai proses pembentukan suatu alasan,
pembenaran keyakinan, dan penarikan kesimpulan. Poin-poin tersebut bertujuan
mempengaruhi pikiran serta tindakan orang lain. Teori dari argumentasi mengacu
pada tiga poin tersebut, yaitu alasan, keyakinan, dan kesimpulan. Di mana
argumentasi sendiri adalah studi interdisipliner yang berfokus pada disiplin logika,
dialektika dan retorika. 

Tujuan dan Pengembangan Argumentasi 

Faktanya, argumentasi yang efektif memiliki banyak kegunaan. Selain itu, dalam
argumentasi tentunya membutuhkan keterampilan berpikir kritis. Keterampilan
berpikir kritis itu yang kemudian dapat membantu kamu dalam kehidupan sehari-
hari. 

7
Argumentasi yang kritis memiliki tiga tujuan, yaitu untuk mengidentifikasi,
menganalisis, dan mengevaluasi argumen. Istilah argumen mengacu pada alasan
untuk mendukung atau mengkritik hal yang perlu dipertanyakan, atau karena terdapat
keraguan. 

Keadaan Berargumentasi

Berargumentasi adalah suatu keadaan di mana aktivitas berdebat terjadi. Bertukar


pikiran atau sudut pandang, mencari pemaknaan, pengembangan konsep, dan
setelahnya baru dapat memahami atau mendapat kesimpulan. Situasi itu dapat juga
disebut sebagai adu argumentatif. Di mana pada akvirnya suatu individu atau
sekelompok orang dapat dibujuk dan ketidaksepakatan diselesaikan.

Ciri-Ciri Argumentasi 

1. Ada ide dan pandangan dari penulis atau penutur terhadap suatu
persoalan/keadaan/peristiwa

2. Terdapat bukti yang logis

3. Berisikan data yang faktual

4. Data yang disertai harus masuk akal serta bersifat persuasif

5. Ada analogi permasalahan yang berfungsi memperkuat argumentasi

6. Ditutup dengan kesimpulan yang turut memperkuat argumentasi secara luas

Cara Menulis Argumentasi 

Cara menulis argumentasi yang mudah adalah dengan menggunakan pola. Terdapat
empat pola yang dapat kamu gunakan, yaitu pola sebab-akibat, pola  akibat-sebab,
pola analogi, dan pola generalisasi. 

Pola Argumentasi Sebab-Akibat

Pola argumentasi sebab-akibat memiliki pola yang sama dengan paragraf deduktif.
Kalau paragraf deduktif memiliki kalimat utama atau ide pokok pada awal kalimat,
maka pola argumentasi sebab-akibat terdiri dari penjabaran sebab terlebih dahulu.

8
Umumnya, sebab berisi latar belakang suatu masalah. Setelahnya, dijelaskan dengan
kalimat akibat dari adanya permasalahan/kejadian/peristiwa tersebut

Pola Argumentasi Akibat-Sebab

Pola argumentasi akibat-sebab memiliki pola yang serupa dengan poin sebelumnya.
Perbedaannya terletak pada strukturnya, di mana akibat terlebih dahulu dijabarkan.
Lalu, setelah kalimat akibat dipaparkan, kamu bisa menginformasikan penyebabnya. 

Pola Argumentasi Analogi

Pola argumentasi analogi artinya memasukkan suatu analogi yang berfungsi untuk
memperkuat pendapat. Menurut, Stanford Encyclopedia of Philosophy, analogi dapat
digunakan sebagai perbandingan di antara dua objek yang serupa guna mendukung
kesimpulan pada permasalahan yang memiliki kemiripan.

2. Analogi Deklaratif Menurut Bahasa dan Istilah

Analogi Deklaratif terdiri dari dua unsur kata yaitu ‘analogi’ dan ‘deklaratif’. Kedua
kata ini memiliki pengertiannya masing-masing dan jika digabungkan akan
membentuk satu pengertian baru.

Dikutip dari KBBI, deklaratif merupakan suatu pernyataan yang bersifat ringkas dan
jelas. Kalimat deklaratif biasa digunakan untuk menceritakan suatu kejadian yang kita
lihat, dengar, atau alami dengan singkat kepada orang lain.

Dapat disimpulkan bahwa paragraf analogi deklaratif merupakan paragraf yang biasa
digunakan untuk menjelaskan suatu kejadian dengan menggunakan analogi. Analogi
digunakan sebagai upaya untuk memudahkan pendengar memahami isi dan konteks
yang ingin disampaikan.

Tujuan dan Keuntungan Menggunakan Analogi Deklaratif

Analogi deklaratif sangat cocok digunakan terutama di dunia pendidikan. Dengan


menggunakan analogi, siswa akan lebih mudah mencerna materi. Siswa bisa
menghubungkan materi pelajaran yang awalnya asing dengan apa yang biasa mereka
temukan di kehidupan sehari-hari jika guru menggunakan analogi.

9
Karakteristik Paragraf Analogi Deklaratif

Paragraf analogi deklaratif memiliki ciri-ciri :

1. Membandingkan Dua Hal Berbeda yang Memiliki Kemiripan

paragraf analogi merupakan paragraf yang membandingkan dua hal berbeda yang
mirip. Sejatinya tidak ada aturan khusus dalam membuat analogi, namun akan lebih
baik jika dua subjek yang dianalogikan selain mirip juga memiliki kesepadanan agar
analogi menjadi lebih tepat.

2. Memiliki Pola Khusus ke Umum

Pola khusus ke umum dalam paragraf analogi ditunjukkan dengan penganalogian


secara spesifik yang dijelaskan di awal lalu berujung pada kesimpulan dari analogi di
akhir paragraf.

3. Menggunakan Kata Sambung Perbandingan

Kata sambung perbandingan biasa digunakan untuk menghubungkan dua hal yang
berbeda menjadi satu analogi. 

4. Analogi Tidak Sama dengan Metafora

analogi dan metafora memang terlihat mirip karena menghubungkan dua hal yang
berbeda seolah-olah sama. Terkadang keduanya juga menggunakan kalimat-kalimat
kiasan untuk menggambarkan suatu kondisi tertentu.

Contoh Analogi Deklaratif ada satu yaitu:

5. Analogi Sifat Anak dengan Kertas Putih

Tidak ada manusia di dunia ini yang terlahir buruk. Seorang bayi yang baru dilahirkan
diibaratkan seperti kertas putih yang masih bersih dan belum bernoda.

Bagaimana kertas itu akan diisi, semua tergantung pada orang tua dan lingkungan si
anak karena merekalah yang memegang penanya. Orang tua yang cerdas pastinya
akan menggambarkan karya yang cantik di atas kertas putih itu, sedangkan orang tua

10
yang kurang cerdas hanya akan membuat coretan atau membiarkan orang lain
menggambar di atas kertas putihnya.

C . Generalisasi

Dasar pengujian :

a. jumlah faktor yang representif (pengembilan sampel dari berbagai kalangan)


b. jumlah variasi fenomena (pertanyaan yang di ajukan)
c. hal hal yang menyimpang (mengumpulkan jawaban, di bagi menjadi
perkelompok)
d. konsistensi dalam penyimpulan (simpulkan dari hasil sampel tersebut)

Generalisasi di bagi menjadi 2 yaitu :

A. 1. Generalisasi sempurna

Generalisasi sempurna adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang


menjadi dasar penyimpulan diselidiki. Dan generalisasi ini boleh di katakan pasti.

Contoh : - garam itu asin, api itu panas

B. 2.Generalisasi probabiitasi

Adalah generalisasi di mana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang


diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.

Contoh: Hampir seluruh pria dewasa di Indonesia senang memakai celana satin.

D. Sebab akibat
Hubungan sebab akibat ada dua :

C. necessary causa (sebab yang mesti)

contoh :
11
Bensin adalah sebab kebakaran spbu, tanpa adanya bensin, tidak mungkin ada
kebakaran SPBU, namun dengan adanya bensin, ga harus terjadinya kebakaran
SPBU. dengan kalimat lain, bensin bukan lah menjadi satu satunya sebab
kebakaran SPBU.

1. sufficient causa (sebab yang menjadikan)

adalah adanya sesuatu menyebabkan timbulnya akibat. Tidak adanya sebab


akibatpun tidak ada, atau dengan kata lain adanya sebab adanya akibat, tidak
adanya sebab tidak adanya akibat.

contoh :
masih dengan permasalah kebakaran bensin di SPBU.
Kebakaran terjadi karna adanya puntung rokok, ketika tidak ada puntung rokok
tidak mungkin terjadinya kebakaran. Puntung rokok ini sebab yang menjadikan
dan kebakaran sebagai akibat dari adanya puntung rokok tadi.

E. Penyimpulan kausal
Penyimpulan kausal di bagi menjadi 5 bagian :

D. Metode persesuaian

Menurut Mill dalam soekadijo ialah apabila dua peristiwa atau lebih dari suatu
gejala yang kita teliti hanya mempunyai faktor yang sama, maka satu satu nya
faktor faktor yang sama untuk peristiwa itu ialah sebab atau gejala akibat dari
gejala itu.

Contoh :
ada 2 kampung kriminal dan banyak permasalahan
Kampung 1 : miskin, ga paham agama, bodoh
Kampung 2 : miskin, ga paham agama, bodoh

12
Sebab adanya kriminal dan banyak permasalahan karna sama sama miskin, ga
paham agama dan bodoh.

E. Metode perbedaan

Menurut Stuart Mill sebagai berikut: kalau sebuah peristiwa yang mengandung
gejala yang diselidiki dan sebuah peristiwa lain yang tidak mengandungnya,
semua faktor faktornya sama kecuali satu, sedang yang satu itu terdapat pada
peristiwa yang pertama, maka faktor satu satunya yang menyebabkan kedua
peristiwa itu berbeda adalah salah satu akibat atau sebab bagan yang tak
terpisahkan dari sebab gejala tersebut.

Contoh :
ada 2 kampung, 1 kampung kriminal, 1 kampungnya lagi tidak kriminal
Keadaan kampung kriminal : miskin, tidak ber agama
Keadaan kampung tidak kriminal : miskin, ber agama

Sebab yang menjadikan kampung itu kriminal karna penduduknya tidak paham
agama.

F. Metode persesuaian dan perbedaan

Jika ada sekumpulan peristiwa dalam gejala tertentu hanya memiliki sebuah faktor
yang bersamaan, sedangkan dalam beberapa peristiwa dimana gejala itu tidak
terjadi, di jumpai faktor faktor yang lainnya yang juga dijumpai pada gejala
tersebut, kecuali sebuah faktor yang bersamaan, maka faktor ini merupakan faktor
yang mempunyai hubungan kausal dengan gejala itu.

Contoh :

13
Makan nasi goreng, gudeg, telur, teh = muntaber
Makan nasi goreng, gudeg, telur, teh = muntaber
Makan nasi goreng, gudeg, telur, teh = muntaber
Makan nasi goreng, gudeg, telur = tidak muntaber

Jadi yang menyebabkan orang itu muntaber karena minum teh.

G. Metode residu

Contoh :
Anda jual cireng = laku biasa
Temen jual cireng = laku biasa
Tetangga jual cireng = ngantri panjang sekali

Apa yang membedakan ? ternyata si tetangga menjual cireng berbeda dengan yang
lain karena cirengnya isinya bervariasi dan banyak rasa.

H. Metode perubahan seiring

Dalam dua peristiwa atau lebih, serangkaian unsur membuat serangkaian akibat
terjadi, sehinga ada unsur yang berubah secara seiring, diikuti dengan akibat yang
juga berubah secara seiring, unsur yang berubah seiiring dianggap sebagai sebab
yang paling mungkin membuat akibat yang berubah secara seiring juga (dapat
berbanding lursu ataupun terbalik)

Contoh :
P1 : di suatu hari juru masak restoran A menambahkan ramuan bumbu masak
berupa 1/4 sdt lada, 1 sdt garam dan 1sdt pala pada masakannya. Masakannya di
sukai oleh sedikit pengunjung.

P2 : di lain hari juru masak restoran itu menambahkan ramuan bumbu masak
berupa 1/2 sdt lada, 1 sdt garam dan 1sdt pala pada masakannya. Masakannya
hampir di sukai oleh separuh pengunjung.

14
P3 : di lain hari lagi juru masak restoran itu menambahkan ramuan bumbu masak
berupa 1 sdt lada, 1 sdt garam dan 1sdt pala pada masakannya. Masakan tersebut
di sukai oleh hampir semua pengunjung.

K : Manakah unsur yang menyebabkan masakan tersebut semakin di sukai oleh


pengunjung ?

Identifikasi :
A = 1/4 sdt lada
A+ = 1/2 sdt lada
A++ = 1 sdt lada
B = 1 sdt garam
C = 1 sdt pala
S = sedikit pengunjung
SS = separuh pengunjung
S++ = semua pengunjung

KesempulannyA :

A merupakan unsur yang berubah seiring dengan perubahan S

15
16

Anda mungkin juga menyukai