3.1 Permasalahan
belajar lapangan yang penulis laksanakan di Desa Sukaratu ada beberapa masalah
kesehatan yang muncul, namun demikian penulis memilih untuk membahas diare,
karena berdasarkan hasil Survey Mawas Diri (SMD), terdapat 21 responden yang
oleh makanan dan lingkungan yang terkontaminasi. Untuk itu kita perlu melihat
Sukaratu :
oleh lalat. dan dapat dilihat juga, apakah responden mengetahui bahwa air
yang selalu dipakai untuk minum itu apakah bersih atau tidak.
masih ada pula responden yang tidak memiliki saluran pembuangan air
32
33
limbah (SPAL). Sehingga responden membuang air bekas cuci piring, cuci
baju dan sebagainya itu ke selokan kecil dengan keadaan yang terbuka.
Dengan demikian, air kotor tersebut mudah untuk dihinggapi oleh lalat.
menjadikan diare.
dujelaskan bahwa masyarakat yang biasa mencuci tangan pakai sebelum dan
sesudah makan sebanyak 75,4%, mencuci tangan pakai sabun setelah BAB
sebanyak 80,2%, mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir sebanyak
85,6%, yang tidak mempunyai SPAL RT sebanyak 46,0%, sumber air yang
7,7%.
diare.
dikonsumsi, apakah bersih atau tidak. Kemudian faktor yang kedua bisa dilihat
dari lingkungan, dilihat dari lingkungan sekitar rumah yang kotor, bekas
pembakaran sampah yang menumpuk di halaman rumah atau di pinggir jalan, dan
34
halaman atau ke selokan yang terbuka, akan bisa dihinggapi lalat, dan apabila lalat
Adapaun faktor penyebab kejadian diare yang lainnya seperti, sumber air
minum yang digunakan. Seperti sumber air minum yang berasal dari sumur gali
yang dimasak, apakah sumber air minum yang akan dikonsumsi itu dari air yang
bersih atau sebaliknya. Dan apakah air sumur yang dimasak itu benar-benar sudah
matang atau tidak. Hal seperti itu dapat menjadikan kejadian diare di Desa
Sukaratu.
Diare
Bakteri / Virus
Makanan Lingkungan
Kepemilikan
Pengolahan
SPAL
35
3.2.1 Makanan
pengolahan makanan yang akan dimasak dan penyajian makanan yang telah
dimasak disajikan di tempat yang terbuka, dapat mudah untuk dihinggapi lalat,
kejadian diare. masyarakat tidak mengatahui secara pasti apakah makanan yang
selama ini dikonsumsi benar-benar sehat atau tidak. Adapun makanan yang sering
dikonsumsi oleh masyarakat di Desa Sukaratu yaitu seperti tahu, tempe yang
makanan setelah dimasak, masyarakat di Desa Sukaratu masih ada yang disimpan
Selain itu, adapula faktor lain yang dapat menyebabkan diare, yaitu dilihat
dari air minum yang sering dikonsumsi oleh responden, sebagian besar responden
menganggap bahwa itu hal kecil, padahal kalau pengonsumsian air minum kurang
yang terbuka, yaitu sebanyak 7,7%, pengolahan lauk yang dikonsumsi dengan
cara digoreng yaitu sebesar 84,9%. Dan terdapat 50,4% sumber air minum yang
menggunakan air sumur yang dimasak, terdapat 43,0% sumber air minum yang
36
menggunakan air galon isi ulang, terdapat 3,27% sumber air minum yang
3.2.2 Lingkungan
Untuk mengurangi angka kejadian penyakit diare maka hal yang pertama
dilaksanakan adalah merubah perilaku tidak sehat menjadi perilaku sehat. Tetapi
hal tersebut tidak menjadi jaminan tujuan akan tercapai dengan baik, karena ada
sehingga sisa dari pembakaran tersebut menumpuk dan mudah dihinggapi oleh
lalat. Apabila lalat tersebut menghinggap di makanan lalu dikonsumsi, maka akan
menjadi salah satu penyebab kejadian diare di Desa Sukaratu. Sebagian responden
masih ada yang tidak mempunyai SPAL, mereka mengalirkan air limbah ke
selokan kecil yang terbuka atau halaman rumah, itu yang mengakibatkan
dari 337 sampel yang diambil, terdapat 85,5% yang dalam pengolahan sampahnya
dengan cara dibakar dan terdapat 42,6 % yang pembuangan air limbahnya ke
limbahnya ke kolam.