Makalah Audit Kinerja k.4
Makalah Audit Kinerja k.4
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
• Diki Ardian (B1C120112)
• Hanidar Arum Prameswari (B1C120129)
• Indah Wulandari Kemhay (B1C120134)
• Indri Afriliana (B1C120135)
• La Ode Suharman (B1C120137)
• Meylonita Putri Paradita (B1C120146)
• Muh. Nasywan Yogareksa (B1C120149)
• Muhammad Masyhur Yunus Abubakar (B1C120156)
• Tiara Dian Pramesti (B1C120186)
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
-2023-
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ pelaksanaan
audit : pengumpulan bukti dan analisis data audit kinerja ” tepat pada waktunya. Shalawat
serta salam senantiasa tercurahkan kepada Baginda tercinta, Nabi Muhammad SAW. Yang
telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang seperti saat
ini. Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah guna memenuhi tugas mata kuliah Audit kinerja
pemerintah daerah.
Kami berharap melalui makalah ini dapat menambah wawasan dan pengalaman, baik untuk
pembaca maupun penulis. Kami juga berharap, makalah ini dapat diterima dengan baik oleh
semua pihak dan dimanfaatkan sebagaimana mestinya.
Terlepas dari berbagai hal tersebut, kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna dan masih terdapat kekurangan, baik dari segi isi materi yang disampaikan, susunan
kalimat, maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami dengan lapang dada menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar dapat memperbaiki makalah ini sehingga menjadi lebih baik
lagi.
Penyusun
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................... i
DAFTAR ISI .............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG........................ .................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH.....................................................................................................1
1.3 TUJUAN..............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................................2
2.1 JENIS JENIS DATA............................................................................................................2
2.2 DEFINISI BUKTI AUDIT...................................................................................................3
2.3 TEKNIK PENGUMPULAN DATA DALAM AUDIT KINERJA.....................................6
2.4 TEKNIK ANALISIS DATA..............................................................................................20
2.5 PENDOKUMENTASIAN AUDIT....................................................................................26
2.6 PROGRAM KERJA AUDIT.............................................................................................28
BAB III PENUTUP..................................................................................................................30
3.1 KESIMPULAN..................................................................................................................30
3.2 SARAN..............................................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
• Data kualitatif
Data kualitatif adalah data yang dapat menggambarkan pendapat seseorang,
situasi, kondisi dan proses-proses tertentu, contohnya data tentang
implementasi proses bisnis dan kualitas pelayanan publik.
• Data kuantpublik
Data kuantitatif adalah data berupa angka, misalnya data mengenai jumlah
pendapatan yang diterima dan jumlah pengeluaran.
• Data internal
Data internal adalah data yang diperoleh dari internal organisasi yang
diaudit, misalnya data tentang SOP, kebijakan organisasi, rencana kerja,
anggaran, dan jumlah pegawai yang dimiliki.
• Data eksternal
Data eksternal adalah data yang berasal dari luar organisasi misalnya data
inflasi dan tingkat pertumbuhan ekonomi. Keunggulan data eksternal
terletak pada keandalannya meskipun harus diperoleh dengan cara yang
lebih sulit. Kebalikannya, data internal lebih mudah diperoleh namun
keandalannya lebih kecil daripada data eksternal.
2
Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam memperoleh data meliputi
tingkat kesulitan untuk memperoleh data maupun berapa biaya yang harus
dikeluarkan. Apabila data eksternal mudah didapatkan tentu akan lebih baik
menggunakan data ekternal namun biaya dan manfaat untuk memperoleh data
eksternal juga harus dipertimbangkan. Apabila biaya untuk memperoleh data
eksternal dirasa lebih besar daripada manfaat yang didapatkan maka auditor
dapat memilih untuk menggunakan data internal yang relatif lebih sedikit
biayanya. Agar data yang diperoleh adalah data yang andal, maka auditor harus
mencari data dari berbagai macam sumber data.
Data dan informasi yang diperoleh auditor adalah fakta-fakta yang dapat
memberikan informasi kepada auditor setelah dianalisis. Kegiatan
pengumpulan dan analisis data sangat erat kaitannya dengan bukti audit.
Pengumpulan dan analisis data dilakukan agar auditor dapat memperoleh bukti-
bukti audit dan membuat simpulan audit yang dapat mendukung tercapainya
tujuan audit kinerja.
Pengumpulan data adalah aktivitas yang dilakukan oleh auditor untuk
mengumpulkan data atau informasi yang relevan dengan tujuan audit untuk
memperoleh bukti. Terkadang bukti-bukti audit tidak dapat langsung diperoleh
melalui satu teknik pengumpulan saja, tetapi perlu dikombinasikan dengan
teknik-teknik pengumpulan data yang lain atau perlu dianalisis terlebih dahulu.
Dengan kata lain, seorang auditor didalam melakukan proses memperoleh bukti
tentu memerlukan teknik-teknik tertentu yang harus dikuasai dan auditor harus
mengumpulkan bukti yang dapat membantu mengambil keputusan atau
menjawab tujuan audit.
2.2 DEFINISI BUKTI AUDIT
Definisi bukti audit menurut The INTOSAI’s Code of Ethics and Auditing
Standards adalah sebagai berikut: “Audit evidence is information collected and
used to support audit findings. The conclusions and recommendation in the
audit report stand or fall on the basis of such evidence.”
3
Auditor harus memperoleh bukti yang cukup dan kompeten untuk men-
jawab tujuan audit dan menarik kesimpulan serta untuk mengeluarkan re-
komendasi audit. Data yang tidak mencukupi atau diambil dari sumber yang
tidak representative akan menyebabkan auditor mengambil kesimpulan yang
salah terhadap kondisi sebenarnya yang berlaku dalam entitas. Oleh karena itu,
auditor harus memberikan perhatian yang sungguh-sungguh terhadap jenis,
kualitas, dan kuantitas bukti yang dikumpulkan.
Teknik pengumpulan data dan bukti audit yang tepat harus diterapkan pada
setiap tahapan audit yang sesuai sehingga bukti audit yang dikumpulkan dapat
memenuhi persyaratan-persyaratan utama bukti audit. Auditor wajib
mengumpulkan bukti yang memenuhi persyaratan utama yaitu relevan, ma-
terial, mencukupi (sufficient), dan kompeten, sehingga dapat menjadi dasar
simpulan audit dan rekomendasi. Auditor juga wajib mendokumentasikan
bukti-bukti audit yang sudah diperoleh. Apa yang dimaksud dengan bukti audit
yang relevan, cukup, material dan kompeten sebagaimana disebutkan di atas?
Hal tersebut dapat dilihat di bawah ini:
4
menentukan cukup tidaknya bukti meliputi tingkat materialitas, tingkat
risiko, efisiensi, besaran, serta karakteristik populasi.
5
rekaman. Untuk memperkuat bukti lisan, maka bukti tersebut harus
didukung dengan pernyataan tertulis oleh auditan (Berita Acara) dan
bukti-bukti lain yang menyatakan fakta-fakta yang sama. Harus
dipahami bahwa auditor harus menilai jabatan, pengetahuan,
keahlian dan kredibilitas dari pihak- pihak yang diwawancarai.
6
Sebelum memutuskan teknik audit apa yang akan digunakan dalam tahap
pengumpulan data, auditor harus mempertimbangkan tujuan audit yang telah
ditetapkan. Tujuan audit yang berbeda akan memerlukan strategi yang berbeda
dengan teknik pengumpulan data yang berbeda pula. Sebagai contoh, tujuan audit
adalah untuk menilai aspek ekonomi dan efektivitas suatu program atau kegiatan.
Teknik review dokumen keuangan dapat digunakan untuk menilai aspek ekonomi
sebuah kegiatan, sedangkan untuk menilai aspek efektivitas dapat dilakukan
dengan menggunakan teknik observasi terhadap prosedur pelaksanaan kegiatan
serta melakukan wawancara kepada pihak yang bertanggung jawab melaksanakan
program/kegiatan tersebut
Terdapat berbagai macam teknik dalam pengumpulan data dalam audit
Kinerja, namun secara umum teknik-teknik tersebut dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
1. Review/Telaah Dokumen
2. Wawancara
7
maka auditor akan dapat memperoleh bukti audit, mengonfirmasi fakta dan
memperkuat bukti-bukti yang telah diperoleh. Hasil dari sebuah proses wawancara
adalah informasi kualitatif, yaitu pengetahuan, pendapat, dan penilaian orang-
orang yang diwawancarai terhadap hal-hal yang ditanyakan dalam wawancara.
Sebagaimana telah disebutkan, di dalam tahap perencanaan auditor akan
melakukan wawancara untuk memperoleh informasi-informasi tertentu, opini dan
pendapat mereka yang bekerja dalam entitas yang diaudit. Dengan demikian,
auditor akan dapat memahami karakteristik entitas dan menentukan masalah-
masalah potensial.
Dalam tahap pelaksanaan audit, wawancara digunakan untuk memperoleh
bukti atau dokumen yang berkaitan dengan tujuan audit, mengonfirmasikan fakta,
dan memperkuat bukti dari sumber lain. Untuk kepentingan analisis data,
sebaiknya proses tanya jawab yang terjadi dalam wawancara direkam dengan
persetujuan mereka yang diiwawancarai atau didokumentasikan dalam dokumen
Berita Acara tertulis. Dokumentasi wawancara diperlukan karena tidak semua yang
dikatakan pihak yang diwawancarai akan dapat dimengerti atau diingat oleh
pewawancara.
Wawancara dilakukan dengan tujuan untuk memahami pandangan seseorang
mengenai hal-hal tertentu. Wawancara harus didesain sedemikian rupa sehingga
memungkinkan pihak yang diwawancarai dapat mengungkapkan pendapatnya
dengan bebas, tanpa ada tekanan apapun. Keunggulan teknik wawancara adalah
dapat memperoleh informasi yang menyeluruh dan mendalam, namun
kelemahannya adalah adanya bias dari pihak-pihak yang diwawancarai dan adanya
kesulitan di dalam menganalisis jawaban dan menginterpretasikan berbagai sikap
(bahasa tubuh) pihak yang diwawancarai.
Wawancara adalah salah satu teknik utama yang harus dilakukan auditor di
dalam audit kinerja. Meskipun demikian, harus diingat bahwa auditor tidak boleh
hanya mengandalkan bukti wawancara saja dalam sebuah audit kinerja karena
adanya unsur subjektivitas dalam wawancara. Auditor tetap harus mencari bukti-
bukti audit yang lain, selain bukti wawancara, untuk mendukung pekerjaan audit.
Melalui wawarcara, auditor dapat mengetahui apakah terdapat kelemahan dalam
proses bisnis yang dilakukan dan bagaimana memperbaiki kelemahan tersebut.
Wawancara harus dilakukan terhadap banyak individu di dalam organisasi,
tidak hanya dilakukan pimpinan saja. Tujuannya adalah agar auditor dapat
memperoleh gambaran menyeluruh tentang kegiatan operasional dalam organisasi,
beserta kelemahan-kelemahan yang ada. Sebelum melakukan wawancara, auditor
harus menetapkan pihak pihak mana saja yang perlu diwawancarai. Wawancara itu
sendiri dapat berupa wawancara terstruktur, wawancara semi terstruktur dan
wawancara tidak terstruktur. Di bawah ini adalah perbedaan antara ketiga jenis
wawancara tersebut
8
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyusun daftar pertanyaan
adalah tidak diperkenankan membuat pertanyaan yang bersifat mengarahkan
(leading guestion), membuat pertanyaan yang ambigu atau tidak jelas maupun
membuat pertanyaan hipotetis.
3. Konfirmasi
4. Observasi/Pengujian Fisik
9
berlangsung selama jangka waktu tertentu. Untuk meningkatkan kualitas bukti
observasi, maka auditor harus mendokumentasikan pelaksanaan kegiatan yang
diobservasi ke dalam foto atau video.
Observasi adalah aktivitas yang sangat sangat penting untuk mengetahui
pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pelayanan masyarakat.
Sebagai contoh, tim auditor pada kegiatan pelayanan pencatatan sipil mengamati
ada antrean yang panjang pada proses pelayanan pencatatan sipil. Antrean yang
panjang menunjukkan adanya ketidakefisienan dan ketidakefektifan di dalam
pelayanan pencatatan sipil.
Kekurangan dalam teknik observasi adalah observasi yang dilakukan dapat
memengaruhi perilaku orang-orang yang diobservasi, sehingga mereka tidak
melakukan proses dan kegiatan yang sebenarnya dilakukan. Banyak individu
bekerja lebih baik daripada biasanya, ketika mereka mengetahui bahwa mereka
sedang diobservasi.
5. Benchmarking
d. Benchmarking umum
10
Benchmarking umum adalah perbandingan proses bisnis yang berlaku
pada berbagai fungsi dan di dalam industri yang benar-benar berbeda.
Benchmarking jenis ini memungkinkan terciptanya berbagai inovasi
dan terobosan-terobosan tertentu yang belum bernah dilakukan
sebelumnya sehingga organisasi dapat menjadi lebih maju.
Menurut Ameilia Zuliyanti Siregar dan Nurliana Harahap (2019), survei adalah
salah satu bentuk penelitian yang respondennya adalah manusia, dan untuk bisa
memperoleh informasi daripadanya maka perlu disusun satu instrumen penelitian
yaitu kuesioner (daftar pertanyaan).
Survei dilakukan untuk mengumpulkan informasi kuantitatif dan/ atau kualitatif
dari banyak pihak. Survei yang akan dilakukan harus menyesuaikan dengan tujuan
yang telah ditetapkan. Setelah ditetapkan tujuan dengan jenis survei yang akan
dilakukan maka disusun pertanyaan-pertanyaan dengan wawancara (bertatap
muka, via SMS, email, telepon) atau kuesioner, yang mengarah pada tujuan yang
akan dicapai. Survei umumnya dilaksanakan pada tahap pelaksanaan audit. Survei
11
yang sering digunakan adalah menggunakan kuesioner terdokumentasi
(documented guestionnaire) agar dapat menjadi bukti audit yang valid dan
kompeten serta mudah dianalisis. Seperti apa kuesioner itu, akan dijelaskan di
bawah ini.
Kuesioner
Berikut ini adalah keuntungan dan kelemahan penggunaan teknik kuesioner untuk
memperoleh data:
Keuntungan Kelemahan
Tidak memerlukan hadirnya Kuesioner belum tentu akan
peneliti kembali seluruhnya
Dapat diberikan secara serempak Adanya kesulitan di dalam
kepada banyak responden menyebarkan kuesioner ke lokasi
lokasi yang dapat
merepresentasikan permasalahan
yang ada
Dijawab oleh responden menurut Memerlukan bantuan ahli di
kecepatan masing masing dan dalam mendesain pertanyaan dan
menurut waktu senggang menganalisis data
responden
Identitas responden dapat dibuat
anonim sehingga responden
bebas, jujur , dan tidak memiliki
tekanan untuk memberikan
jawaban
Dalam membuat pertanyaan yang akan digunakan di dalam ang- ket atau
kuesioner, terdapat hal-hal yang harus menjadi pedoman. Hal- hal tersebut
antara lain:
12
a. Tidak boleh menggunakan kata-kata dan kalimat pertanyaan yang rumit.
Pertanyaan rumit akan menjadikan responden malas untuk menjawab
pertanyaan tersebut .
b. Tidak boleh menggunakan pertanyaan yang bersifat terlalu umum.
Pertanyaan yang terlalu umum akan membingungkan responden
c. Menghindari pertanyaan yang ambigu dan memiliki tafsir ganda.
Pertanyaan yang ambigu akan membingungkan responden.
d. Menghindari pertanyaan yang mengandung sugesti. Sebuah per- tanyaan
yang dibuat harus netral dan tidak tendensius.
e. Menghindari pertanyaan yang berdasarkan asumsi dan estimasi. Pertanyaan
harus berdasarkan fakta-fakta tertentu, bukan ber- dasarkan asumsi yang
belum pasti.
a. Pertanyaan tertutup
Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh
fakta-fakta tertentu. Contoh pertanyaan tertutup berupa "Apakah terdapat
pemantauan kinerja oleh atasan langsung?"
b. Pertanyaan terbuka
Di dalam pertanyaan jenis ini, responden bebas untuk memberi- kan
jawaban atas pertanyaan di dalam kuesioner yang diberikan. Pertanyaan
terbuka biasanya diawali dengan kata bagaimana dan kata mengapa.
Pertanyaan jenis ini memiliki range jawaban yang lebih luas daripada
pertanyaan tertutup. Contoh pertanyaan ter- buka misalnya, "Bagaimana
usaha manajemen untuk mencegah terjadinya pemborosan?"
c. pertanyaan menyelidik
Probing question adalah pertanyaan-pertanyaan untuk memper- oleh
informasi tertentu yang bersifat spesifik dan untuk mengu- ji tingkat
kedalaman pengetahuan seseorang mengenai hal-hal tertentu. Contoh
pertanyaan jenis ini misalnya "Apa saja faktor- faktor penyebab terjadinya
ketidakefisienan di dalam proses bisnis yang dilaksanakan?"
d. Pertanyaan semiterbuka
Di dalam pertanyaan semiterbuka, jawaban atas pertanyaan telah diberikan
tetapi responden dapat memberikan tambahan jawaban atas pertanyaan yang
ada.
13
dihadapi entitas atau tidak. Di sisi lain, auditor juga harus mencermati jumlah,
jenis kelamin, umur, dan geografis. Hal-hal tersebut perlu dipertimbangkan
untuk mendapatkan hasil kuesioner yang representatif dengan tingkat kesalahan
semini- mal mungkin.
Focus Group Discussion (FGD) secara sederhana dapat didefinisikan se- bagai
suatu diskusi yang dilakukan oleh beberapa individu yang dilaku- kan secara
sistematis dan terarah mengenai suatu isu atau masalah tertentu. FGD adalah suatu
teknik kualitatif secara berkelompok yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai
kepentingan di dalam pelaksanaan audit. FGD sangat berguna untuk meneliti hal-
hal yang bersifat kuali- tatif dan tidak mudah diukur dengan menggunakan
pendekatan audit yang tradisional.
FGD adalah teknik yang umumnya digunakan dalam tahap peren- canaan audit.
Tujuan dari FGD adalah untuk mengeksplorasi perilaku dan kepercayaan, persepsi,
anggapan, permasalahan, atau untuk men- cari alternatif pemecahan dan penyebab
dari suatu permasalahan. FGD biasanya digunakan untuk: (1) mendefinisikan
permasalahan dengan lengkap atau mencari ide-ide baru (exploratory); (2)
mempelajari isu-isu tentang suatu segmen populasi (stimulus/exposure); (3)
menguji suatu Kuesioner atau alat-alat komunikasi, (4) menganalisis ulang atas
temuan hasil riset sebelumnya (verifikasi/validasi), dan (5) mengonfirmasikan dan
mengeksplorasi isu-isu baru yang terkait dengan riset sebelumnya
Manfaat utama dari teknik FGD dalam audit adalah auditor akan dapat
memperoleh informasi menyeluruh tentang masalah-masalah di dalam entitas
pemerintah dari pihak-pihak yang memang memiliki kapasitas dan pemahaman
tentang masalah tersebut. Pelaksanaan FGD yang efektif memerlukan perencanaan
yang matang. Untuk itu, diperlukan beberapa persiapan sebagai berikut:
a. Membentuk tim
14
2) Asisten Moderator/Co-fasilitator yaitu orang yang intensif
mengamati jalannya FGD, dan ia membantu moderator me ngenai
waktu, fokus diskusi (apakah tetap terarah atau ke- luar jalur),
apakah masih ada pertanyaan diskusi yang belum terjawab dan
apakah ada peserta FGD yang terlalu pasif se- hingga belum
memperoleh kesempatan berpendapat.
3) Pencatat Proses/Notulen yaitu orang bertugas mencatat int
permasalahan yang didiskusikan serta dinamika yang terjadi dalam
FGD Notulen biasanya dibantu dengan alat pencatat berupa satu unit
komputer atau laptop yang lebih fleksibel.
4) Penyedia Logistik yaitu orang-orang yang membantu kelan- caran
FGD terutama berkaitan dengan penyediaan transpor tasi, kebutuhan
rehat, konsumsi, akomodasi (jika diperlukan), Insentif (berupa uang
atau barang/cinderamata) dan alat dokumentasi.
5) Dokumenter yaitu orang yang mendokumentasikan kegiatan dan
dokumen FGD: memotret, merekam (audio/video), dan menjamin
berjalannya alat-alat dokumentasi, terutama pere- kam selama dan
sesudah FGD berlangsung.
c. Menyiapkan logistik
Logistik adalah berbagai keperluan teknis yang dipelukan sebe- lum,
selama, dan sesudah FGD terselenggara. Logistik FGD meli- puti peralatan
tulis (ATK), dokumentasi (audio/video), dan kebu- tuhan-kebutuhan peserta
FGD seperti transportasi, konsumsi (makanan kecil dan atau makanan
utama); insentif dan akomodasi (jika diperlukan).
15
1) Auditor ingin memperoleh informasi mendalam tentang ting- katan
persepsi, sikap, dan pengalaman yang dimiliki pihak- pihak dalam
organisasi;
2) Auditor ingin memperoleh pemahaman mendalam ten- tang
keragaman perspektif di antara individu-individu yang
berkepentingan;
3) Auditor membutuhkan informasi tambahan berupa data kua- litatif
dari riset kuantitatif yang melibatkan persoalan masya- rakat yang
bersifat kompleks dan memiliki implikasi luas;
4) Auditor ingin memperoleh kepuasan dan nilai akurasi yang tinggi
karena mendengar pendapat langsung pihak-pihak yang
melaksanakan kegiatan.
Pendapat tenaga ahli adalah pengumpulan data yang bersumber dari opini
tenaga ahli terhadap suatu hal atau masalah yang hasilnya dapat digunakan untuk
menambah kredibilitas laporan audit. Tenaga ahli dapat membantu auditor dalam
menjelaskan hal-hal tertentu yang bersifat teknis, di luar keahlian auditor.
16
Dari berbagai macam teknik pengumpulan data yang telah dijelaskan di
atas, tentu terdapat keuntungan dan kelemahan tertentu. Di bawah ini adalah
berbagai macam keuntungan dan kelemahan teknik pengumpulan data
dalam kinerja audit, sebagaimana terdapat dalam tabel berikut.
17
18
19
2.4 TEKNIK ANALISIS DATA
Data yang telah diperoleh auditor dengan menggunakan berbagai teknik di atas
harus dianalisis agar dapat memberikan manfaat bagi auditor. Terdapat beberapa
teknik untuk melakukan analisis data antara lain Analisis Regresi (Regression
Analysis), Simulasi dan Modeling (Simulation and Modelling), dan Analisis
Muatan Data Kualitatif (Content Analysis of Qualitative Data). Adapun
pelaksanaan teknik-teknik tersebut yaitu sebagai berikut.
1. Analisis Regresi (Regression Analysis)
Analisis regresi adalah suatu teknik untuk menilai hubungan atau korelasi antara
berbagai variabel. Analisis regresi dapat digunakan untuk:
a. Mengidentifikasi hubungan antara berbagai variabel yang menjadi penyebab
dan menjelaskan hubungan sebab akibat. Sebagai contoh, auditor ingin
mengetahui hubungan antara kebijakan Rumah Sakit Pemerintah untuk
mengurangi tarif bagi pasien miskin. Dalam kasus ini, auditor dapat memilih
sampel dari pasien-pasien yang menerima manfaat dari kebijakan
pengurangan tarif dan melakukan kunjungan lapangan untuk menguji apakah
pemberian tarif telah sesuai dengan ketentuan/kriteria yang telah ditetapkan.
b. Mengidentifikasi adanya keanehan atau ketidakwajaran. Dalam hal ini,
auditor dapat mengidentifikasi adanya kelemahan dan melakukan pengujian
20
tertentu untuk meyakinkan apakah faktor-faktor yang menjadi penyebab
keanehan dan ketidakwajaran tersebut.
c. Memberikan prediksi tentang peristiwa yang dapat terjadi di masa datang.
Contoh: Auditor ingin menelaah hubungan antara pendapatan Rumah Sakit
dengan tingkat pertumbuhan ekonomi sebagai salah satu aspek dalam menilai
kewajaran penetapan jumlah "Penyisihan untuk Hutang Pendapatan Ragu-
ragu."
Bentuk analisis regresi yang paling sederhana adalah analisis korelasi, yang
menelaah korelasi antara dua variabel (X dan Y). Analisis dilakukan untuk mengukur
derajat perubahan satu variabel (X) d hubungkan dengan perubahan yang terjadi pada
variabel lainnya (Y). Dengan demikian, auditor harus mendapatkan data kedua
variabel tersebut (X1 Y1, X2 Y2, …, Xn Yn).
Auditor kemudian menganalisis apakah terdapat hubungan di antara kedua
variabel tersebut dengan menemukan garis yang paling sesuai dengan data observasi.
Garis ini merupakan garis yang paling mendekati garis yang ideal. Analisis dua
variabel ini dapat dikembangkan untuk mengakomodasi banyaknya variabel yang
akan dianalisis. Analisis ini lebih disebut sebagai analisis regresi berganda atau
analisis multivariat.
Sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan analisis regresi adalah sebuah
perangkat lunak spreadsheet. Saat ini telah banyak beredar perangkat lunak statistik,
misalnya SAS, SPSS, SYSTAT atau Stata, yang menyediakan menu analisis regresi
yang dapat digunakan.
Tabel 2.4.1 Kekuatan dan Kelemahan Analisis Regresi
Kekuatan Kelemahan
Teknik yang baik untuk analisis Laporan yang dihasilkan kurang informatif,
data. terutama bagi mereka yang kurang memiliki
pengetahuan statistik.
Berfungsi dengan baik untuk Menyangkut pengetahuan dan pengertian
variabel numerik. teknik analisis statistik.
Dapat menganalisis variabel non- GIGO (Garbage In-Garbage Out). Apabila
Numerik tertentu data yang di-input salah maka output yang
dihasilkan menjadi salah.
21
Salah interpretasi--korelasi tidak selalu
berhubungan dengan penyebab terjadinya
peristiwa tertentu.
Kesulitan dalam melakukan analisis variabel
logika.
Terdapat berbagai kondisi di mana suatu entitas dapat menggunakan simulasi dalam
membuat keputusan keuangan yang kemudian akan ditelaah oleh auditor sebagai
bagian penting dalam audit kinerja. Contohnya sebuah rumah sakit mendapat tambahan
pinjaman pemerintah untuk kegiatan riset pada tahun anggaran berjalan. Rumah sakit
kemudian membuat simulasi mengenai kewajiban keuangan di masa depan berdasarkan
kondisi baru tersebut.
Model dan simulasi memiliki berbagai ukuran dan kompleksitas. Banyak di
antaranya dalam bentuk sederhana seperti penilaian ulang atas pendapatan rumah sakit
22
yang diaudit dengan mengkondisikan lingkungan yang sama pada rumah sakit lain. Di
lain pihak beberapa model memiliki kompleksitas yang tinggi dan memerlukan
keahlian matematis yang biasanya tidak dimiliki oleh semua auditor. Model simulasi
matematis tersebut memiliki tiga komponen, yaitu data input, model matematis, dan
data output. Terdapat dua jenis model matematis yang digunakan dalam simulasi, yaitu
stochastic models yang mencakup penciptaan data random, dan deterministic models
yang tidak menghasilkan data acak.
Dalam beberapa aspek, model simulasi menggunakan teknik- teknik statistik lainnya
seperti analisis regresi. Model-model matematis menghasilkan data output yang dapat
diteliti dengan data aktual. Pada umumnya, data output dari model simulasi
diperlakukan sama dengan data yang diperoleh dari metode lain. Dalam hal ini, data
output tersebut harus diteliti dan dianalisis.
Data input dan model matematis dapat memiliki masalah, sehingga hasil simulasi
dapat diperdebatkan. Dengan demikian, model ini bukan suatu teknik yang dengan
sendirinya menghasilkan temuan audit dan tidak berfungsi sebagai alat pelaporan yang
berguna. Meskipun demikian, simulasi dan modeling dapat menjadi alat penelaahan
yang andal, khususnya saat dikombinasikan dengan metode pengumpulan data audit
dan metode analisis lainnya.
Pertanyaan-pertanyaan berikut dapat digunakan untuk menguji kualitas suatu model
simulasi:
• Apakah data input telah valid dan dapat dipercaya?
23
• Apakah terdapat model yang kredibel atau model yang dihasilkan dari
pengambilan data acak?
• Apakah data input telah dianalisis dan ditelaah dari kemungkinan adanya
kesalahan?
• Apakah terdapat aspek penting yang diabaikan dari model tersebut?
• Perubahan apakah yang dapat menjadikan suatu model simulasi tidak valid?
• Apakah data output telah dianalisis secara detail?
• Apakah hasil analisis data output masuk akal dan dapat diterima?
• Jika program baru dilibatkan dalam suatu model, apakah program tersebut telah
diteliti dan diverifikasi?
• Apakah terdapat ketidaksempurnaan dalam sumber dari bilangan random?
• Apakah model tersebut cukup andal? Dalam hal ini, apakah model tersebut
mampu memprediksi secara akurat saat diaplikasikan pada kelompok data baru
yang tidak digunakan saat mendesain model tersebut?
24
dan untuk menjamin kelanjutan penggunaan serta kredibilitas analisis yang dihasilkan,
maka sangat penting untuk menjelaskan prosedur dengan jelas dan sistematis.
Oleh karena itu, dalam menggunakan analisis muatan data kualitatif, auditor
disarankan untuk mengikuti langkah-langkah berikut:
a. menentukan materi yang harus dicakup dalam analisis muatan data kualitatif.
Sebagai contoh, untuk membantu mengidentifikasi tujuan sebuah rumah sakit,
maka diperlukan peraturan-peraturan, notulen komisi DPR, dokumen kebijakan
pemerintah, transkrip wawancara dengan petugas yang berwenang, dan
informasi- Informasi lain:
b. memilih unit analisis;
c. menyusun kode-kode kategori;
d. menyusun kode bahan-bahan/data; dan.
e. menganalisis dan menerjemahkan hasil analisis.
Analisis muatan data kualitatif digunakan selama tahap audit terinci untuk
menentukan hasil positif atau negatif suatu program. Analisis ini dapat digunakan untuk
membuat sintesis atas laporan evaluasi, laporan audit, dokumen kebijakan pemerintah,
penilaian akademis independen atas kinerja suatu program, dan lain-lain. Merangkum
simpulan yang dihasilkan oleh berbagai studi dapat menghasilkan penilaian yang andal
atas dampak suatu program.
25
• keandalan (reliability) dan validitas
merupakan dua hal yang saling
bergantung.
Setelah dilakukan pengumpulan dan analisis data, hal penting lainnya yang
perlu dilakukan oleh auditor adalah melakukan pendokumentasian data dan
informasi tersebut ke dalam dokumen kertas kerja audit. Kertas kerja audit meliputi
seluruh dokumen yang relevan yang diperoleh/dihasilkan selama tahap
perencanaan, pelaksanaan dan penyusunan hasil audit kinerja yang mendukung
simpulan audit dan rekomendasi yang diberikan. Selain itu, kertas kerja audit akan
memberikan informasi bahwa audit telah dilaksanakan sesuai dengan standar audit
yang berlaku.
26
• hasil serta temuan audit.
Secara umum, kertas kerja audit yang disusun harus memiliki karak teristik-
karakteristik sebagai berikut:
1. Lengkap dan akurat. Kertas kerja audit harus disusun dengan lengkap dan
akurat sehingga dapat digunakan untuk membuat Laporan Hasil Audit.
2. Jelas dan singkat, sehingga setiap orang yang melakukan review atas kertas
kerja audit akan dapat memahami tujuan, Iingkup pekerjaan dan kesimpulan
audit yang diperoleh tanpa memerlukan penjelasan tambahan.
27
3. Mudah disiapkan dengan menggunakan formulir yang standar, basis data,
dan sistem pencatatan otomatis.
4. Relevan. Informasi di dalam kertas kerja audit hanya berisi tentang
permasalahan yang penting, bermanfaat, dan berkaitan erat dengan tujuan
audit.
5. Disusun secara terorganisir dengan memberikan cross-reference yang jelas
antara bukti audit dengan kriteria dan simpulan audit.
6. Mudah direview dengan memberikan referensi kepada laporan audit.
Program kerja audit adalah langkah-langkah kerja yang harus dilaksanakan oleh
auditor ketika melaksanakan pekerjaan audit. Program kerja audit berisi informasi
tentang prosedur dan teknik audit yang harus dilakukan oleh auditor dalam rangka
untuk mencapai tujuan audit yang telah ditetapkan.
Program kerja audit yang ditetapkan pada awal audit adalah program kerja yang
bersifat umum. Dengan demikian, program kerja audit tentu dapat diubah dan
disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada pada auditan yang tentu berbeda-
beda, tentu dengan persetujuan atasan. Program kerja audit terdiri atas program
kerja sebagai berikut :
28
belum ditindaklanjuti dapat memberikan informasi bagi auditor terkait
bagaimanakah tingkat kepatuhan auditan di dalam menindaklanjuti hasil
temuan audit.
2. Audit/Survei Pendahuluan. Audit/Survei Pendahuluan meliputi pemahaman
tentang implementasi sistem pengendalian pada auditan (SPIP) dan
pemahaman tentang proses bisnis yang dilaksanakan di dalam auditan.
3. Audit Rinci. Pekerjaan audit rinci berupa pengujian substantif dilakukan
untuk membuat simpulan audit dan untuk mencapai tujuan audit yang telah
ditetapkan. Yang
Program kerja audit yang disusun harus terdiri atas tujuan audit (tujuan audit
umum dan khusus), prosedur-prosedur audit dalam urutan dan sistematika tertentu,
nama auditor yang ditunjuk untuk melaksanakan prosedur audit tersebut serta
estimasi waktu yang dibutuhkan untuk dapat melaksanakan prosedur audit dengan
baik.
29
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dalam pelaksanaan audit proses pengumpulan bukti dan analisis data audit
kinerja merupakan bagian yang penting dalam kegiatan audit kinerja . Data dan
informasi yang diperoleh auditor adalah fakta-fakta yang dapat memberikan
informasi untuk membantu kerja auditor sedangkan bukti merupakan segala
informasi yang telah di kumpulkan dan digunakan untuk mendukung suatu temuan
audit.
Data sendiri di peroleh auditor dengan teknik berupa review/telaah dokumen ,
wawancara, konfirmasi, observasi, Benchmarking, survei, Focus Group
Discussion dan penggunaan tenaga ahli.
Adapun data yang telah berhasil di kumpulkan oleh auditor di analisis dengan
beberapa teknik seperti analisis regresi , simulasi dan modeling ,serta analisis
muatan daya kualitatif. Setelah itu baru di dokumentasikan sebagai upaya untuk
menyediakan seluruh bukti dan data yang diperoleh selama audit Lalu di akhiri
dengan penyusunan progam kerja audit yang merupakan langkah kerja yang harus
dilaksanakan oleh auditor ketika melaksanakan pekerjaan audit.
3.2 SARAN
Dalam pembuatan makalah ini, kami sebagai penulis menyadari masih terdapat
banyak kekurangan baik dari segi bahasa, isi materi yang disampaikan, maupun
tata cara penulisannya. Oleh karena itu, kami memohon maaf apabila pembaca
merasa kurang puas dengan hasil makalah ini. Kritik, saran, atau tanggapan
lainnya kami harapkan agar dapat dilakukan suatu evaluasi dan perbaikan terhadap
kesalahan-kesalahan yang ada, demi terwujudnya makalah yang lebih baik untuk
kedepannya.
30
DAFTAR PUSTAKA
Sutawijaya, Iwan Novarian dan Ardeno Kurniawan. (2020). Audit Kinerja: Mendorong
Peningkatan Value Organisasi Pemerintah Dalam Mewujudkan World Class Government
(Edisi 1). Yogyakarta: Penerbit Andi.
31