Anda di halaman 1dari 21

Proposal Kegiatan Pemberdayaan Kesehatan Pesantren II

TANAMAN TOGA UNTUK PENYAKIT DIABETES MELITUS

KELOMPOK 1

Dosen Pembimbing :

Evi Sylvia Awwalia, dr., Sp.PD

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA

2022

i
ANGGOTA KELOMPOK

Ketua : Ahmad Misbahul Ulum F. (6130020004)

Anggota : Dewi Alfina Mafthuroh (6130020001)

Arina Syukur (6130020002)

Siti Muifa (6130020003)

Lailatus Syadza (6130020006)

Muhammad Istio Hadi Al Imron (6130020007)

Wulan Kartika Yanti (6130020011)

Masyita Kusuma Maharani (6130020032)

Halimatus Sakdyah (6130020053)

Muhammad Yusril Wafi (6130020057)

ii
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................................ 1
1.2 Tujuan .......................................................................................................................................... 1
1.3 Manfaat ........................................................................................................................................ 2
BAB 2 ANALISIS KOMUNITAS ............................................................................................................. 3
2.1 Profil Pondok Pesantren............................................................................................................. 3
2.2 Kondisi Geografis........................................................................................................................ 3
2.3 Karakteristik Demografi dan Lingkungan Fisik ..................................................................... 4
2.3.1 Karakteristik Demografi .................................................................................................... 4
2.3.2 Lingkungan Fisik ................................................................................................................ 4
2.4 Analisis Situasi ............................................................................................................................ 5
BAB 3 PERENCANAAN PROGRAM PEMBERDAYAAN KESEHATAN ........................................ 7
3.1 NAMA PROGRAM PEMBERDAYAAN ................................................................................. 7
3.2 PERENCANAAN PROGRAM PEMBERDAYAAN KESEHATAN .................................... 7
3.2.1 Metode Kegiatan ................................................................................................................. 7
3.2.2 Sasaran Kegiatan ................................................................................................................ 7
3.2.3 Jadwal Kegiatan .................................................................................................................. 7
3.2.4 Rencana Anggaran Kegiatan ............................................................................................. 8
3.2.5 Rencana Evaluasi ................................................................................................................ 8
3.3 RENCANA MEDIA PROMOSI ................................................................................................ 8
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT .. 11
4.1 Metode Kegiatan ....................................................................................................................... 11
4.2 Waktu dan Tempat Pelaksanaan............................................................................................. 11
4.3 Pendanaan ................................................................................................................................. 11
4.4 Peserta ........................................................................................................................................ 11
4.5 Alat yang Disiapkan .................................................................................................................. 11
4.6 Indikator Keberhasilan ............................................................................................................ 12
BAB 5 KESIMPULAN ............................................................................................................................. 13
DAFTAR REFERENSI ............................................................................................................................ 14
LAMPIRAN............................................................................................................................................... 15

iii
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan merupakan masalah yang senantiasa mendapat perhatian setiap orang.
Oleh karena itu, setiap orang wajib menjaga kesehatannya, terlebih mereka yang
menderita penyakit yang sama dengan orang tuanya seperti penyakit kencing manis
(Diabetes Melitus). Hal ini perlu mendapat perhatian dari masyarakat, mengingat bahwa
transisi pola penyakit dalam beberapa dasawarsa ini telah bergeser dari penyakit infeksi
menular ke penyakit tidak menular atau penyakit degenaratif (Astuti, 2018).
Pemanfaatan tumbuhan sebagai obat tradisional dalam berbagai penyakit telah
banyak digunakan, obat tradisional dari bahan alam menjadi salah satu alternatif
pengobatan, salah satunya diabetes mellitus. Selain itu, Penggunaan tumbuhan obat secara
tradisonal pada umumnya memiliki efek samping yang jauh lebih rendah dibandingkan
dengan obat-obat dari sintetik.
Oleh karena itu, penggunaan bahan alam baik sebagai obat maupun sebagai pangan
olahan cenderung meningkat terlebih saat ini diadakan upaya untuk memanfaatkan bahan
alam (back to nature). Dari data analisis situasi yang telah dipaparkan sebelumnya, maka
permasalahan yang timbul adalah masyarakat masih kurang paham tentang pentingnya
bagaimana menjaga kesehatan terutama mencegah terjadinya sindroma metabolik pada
remaja. Oleh karena itu, diperlukan pemberian sosialisasi pencegahan terjadinya sindroma
metabolik yang sesuai kepada para santri PP kha Wahid Hasyim Bangil Pasuruan.

1.2 Tujuan
A. Tujuan Umum
Tujuan penyusunan proposal ini yaitu untuk memberikan edukasi kepada para
santri Ponpes KHA. Wahid Hasyim Bangil.
B. Tujuan Khusus
1. Untuk menambah pengetahuan santri/santriwati Ponpes KHA. Wahid Hasyim
Bangil tentang Tanaman Toga Untuk Penyakit Metabolik Disease (Diabetes
Melitus)

1
2. Untuk membimbing Santri Husada supaya bisa menjelaskan Tanaman Toga Untuk
Penyakit Metabolik Disease (Diabetes Melitus) kepada masyarakat sekitar Pondok
Pesantren

1.3 Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Menambah pengalaman mahasiswa terjun ke masyarakat dengan memberikan edukasi
2. Bagi Pondok Pesantren
Mendapatkan edukasi mengenai Tanaman Toga Untuk Penyakit Metabolik Disease
(Diabetes Melitus) pada santriwan/santriwati Ponpes KHA. Wahid Hasyim Bangil.
3. Bagi UNUSA
a. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengabdian masyarakat
b. Menambah pengalaman mahasiswa dalam pengabdian masyarakat
c. Dapat mengenalkan kampus UNUSA ke masyarakat lebih luas

2
BAB 2

ANALISIS KOMUNITAS
2.1 Profil Pondok Pesantren
Pondok pesantren KHA. Wahid Hasyim merupakan suatu pesantren putri yang
beralamat di Jalan Tongkol No. 32 B, Bangil, Pasuruan, Jawa Timur. Telah berdiri sejak
tahun 1955 yang artinya sudah berdiri selama 66 tahun. Pondok pesantren ini selalu
berusaha menyiapkan anak didiknya untuk siap terjun di berbagai bidang di masyarakat.
Untuk mencapai tujuan pondok pesantren sebagai agen transformasi ilmu pengetahuan,
pondok ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas dan unit-unit lembaga diantaranya:
Madrasah Diniyah, Kelompok Bermain (play group), Taman Kanak-Kanak, Sekolah
Dasar, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah aliyah dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Berkat kegigihan para santri dan pembimbing, Pondok pesantren (Ponpes) KHA.
Wahid Hasyim Bangil dinobatkan sebagai Ponpes Tangguh Kebal COVID-19 oleh Polres
Pasuruan. Ponpes WAHA dianggap sebagai pesantren yang memiliki persiapan matang
dalam menyambut new normal di lingkungan pesanten."Kalau bagi saya ini amanah.
Amanah yang harus tetap saya jaga dan ikhtiarkan untuk ke depannya," kata Gus Wildan,
pengasuh Ponpes KHA Wahid Hasyim.

2.2 Kondisi Geografis


Pondok Pesantren KHA Wahid Hasyim yang berada di kota bangil cukup mudah
untuk di akses dengan transportasi umum ataupun transportasi pribadi. Selain itu letaknya
yang di dekat jalan raya dan juga dekat dengan masjid Baiturrahma Dermo sehingga
pondok ini mudah untuk ditemukan. Dengan perkembangan zaman dan teknologi lokasi
pondok ini mudah di temukan menggunakan google maps sebagai petunjuk jalan. Beberapa
perkiraan jarak tempuh menuju Ponpes KHA Wahid Hasyim adalah sebagai berikut:
1. Jarak dari Ponpes KHA Wahid Hasyim ke Ibu Kota adalah 17 km, yang bisa di tempuh
selama kurang lebih 30 menit apabila menggunakan kendaraan pribadi.
2. Jarak dari Ponpes KHA Wahid Hasyim ke Kota Surabaya adalah 57 km.
3. Jarak dari Ponpes KHA Wahid Hasyim ke UNUSA adalah 45 km, yang bisa di tempuh
selama kurang lebih 55 menit apabila menggunakan kendaraan pribadi.

3
2.3 Karakteristik Demografi dan Lingkungan Fisik
2.3.1 Karakteristik Demografi
Pondok pesantren KHA. Wahid Haasyim memiliki santri dengan jumlah
keseluruhan lebih dari 500 santri, dilihat melalui data terakhir pada tahun 2021
terdapat 700 santriwati. Pondok ini memiliki beberapa unit pendidikan seperti
Islam seperti play group (TK), Madrasah Ibditaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah
(MTs), dan Madrasah Aliyah (MA). Sementara untuk pendidikan umum disediakan
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan dua jurusan yakni Multimedia dan
Teknik Jaringan Komputer. Metode belajar disini mempelajari mata pelajaran
umum sama dengan pendidikan sederajat, juga mengajarkan pelajaran-pelajaran
tambahan untuk Agama.

2.3.2 Lingkungan Fisik


Asrama di pondok pesantren KHA. Wahid Hasyim memiliki ukuran
kondisional dengan menyesuaikan tempat dan santri pada setiap ruangan.
Kebersihan pada asrama baik dikarenakan sebelum santri meninggalkan asrama
untuk memulai kegiatan asrama harus dikondisikan bersih. Tempat makan santri
tidak berada didalam asrama melainkan tempat seperti kantin yang mirip dengan
kantin umumnya di sekolahan. Untuk kondisi kamar mandi, kebersihannya baik
karena di kontrol pada setiap pagi dan sore oleh seksi yang bertugas untuk
mengecek kebersihan kamar mandi. air yang digunakan untuk mandi dsb
menggunakan air sumur. Santri pondok pesantren KHA. Wahid Hasyim
mencucinya dengan menggunakan jasa laundry yang telah di sediakan dari pihak
pesantren dan untuk air minumnya menggunakan air gallon untuk menjaga kualitas
dan kebersihan pada minuman yang dikonsumsi oleh santri. Disetiap asrama
terdapat tempat sampah yang nantinya akan dibuang ke tempat pembuangan akhir
(TPA) oleh santriwati, pada satu hari santri akan membuang sebanyak 2 kali, yaitu
pagi dan sore hari yang nantinya TPA itu akan diambil oleh pihak luar dari pihak
pesantren.

4
2.4 Analisis Situasi
Pondok pesantren KHA. Wahid Hasyim Bangil pernah mendapatkan penghargaan
sebagai pondok pesantren terbersih di Kota Pasuruan. Fasilitas kebersihan di pondok
pesantren ini juga sudah lengkap, termasuk adanya alat-alat kebersihan yang memadai dan
tersedianya tong sampah. Pondok pesantren KHA. Wahid Hasyim Bangil juga selalu
mengedepankan kebersihan lingkungan pesantren dengan cara mengadakan piket di setiap
harinya. Kondisi lingkungan sekitar pondok pesantren begitu asri dan banyak ditanami
tumbuh tumbuhan sehingga suasana terasa sejuk dan asri. Selain itu, di pondok pesantren
juga terdapat petugas kebersihan yang setiap pagi dan sore bertugas untuk membersihkan
area sekitar pondok. Adapun asrama santri, penanggung jawab keberhasilan kebersihan
adalah santri itu sendiri, baik kebersihan kamar, maupun tempat lain seperti musholla,
gazebo, tempat diskusi, taman bunga, maupun sepanjang koridor asrama. Selain itu,
kondisi MCK santri tergolong bersih. Setiap santri yang hendak ke MCK diwajibkan
membawa sabun masing-masing dan ketika meninggalkan MCK wajib dalam keadaan bak
air telah terisi penuh, menyiram seluruh area Lantai MCK (tidak hanya WC nya saja) serta
sebelum keluar dari area MCK, santri diwajibkan mencuci kaki terlebih dahulu di kolam
cuci kaki.
Sumber air yang digunakan pondok pesantren KHA. Wahid Hasyim Bangil didapat
dari air yang ditampung pada tendon yang kemudian akan dialirkan menggunakan shower.
Semenjak pandemi covid-19, santri tidak mandi dengan memakai air dari bak mandi,
melainkan dari shower sehingga air akan terus mengalir. Untuk mencuci pakaian, santri
tidak mencuci pakaian mereka sendiri namun dengan menggunakan jasa laundry untuk
mencuci pakaian, kecuali pakaian dalam yang dicuci sendiri bersamaan ketika santri
mandi. Untuk air minum, santri mengkonsumsi air galon cleo yang diisi ulang setiap dua
hari sekali. Di pondok pesantren KHA. Wahid Hasyim Bangil juga memiliki fasilitas
kesehatan untuk santrinya berupa telah tersedianya fasilitas poskestren (pos kesehatan
pesantren) dan juga terdapat perawat yang siap melayani 24 jam bagi santri yang sakit.
Pada setiap minggunya, pondok pesantren memiliki jadwal untuk timbang berat badan,
tinggi badan, dan tensi darah bagi santri. Selain itu, poskestren juga menyediakan segala
obat untuk gejala penyakit yang biasa di derita santri, seperti demam, batuk, pilek, nyeri

5
haid, gatal-gatal, scabies, sesak nafas, diare, tifus, dan lain sebagainya. Pada masa pandemi
covid-19 ini, pondok pesantren KHA. Wahid Hasyim Bangil juga memiliki rutinan untuk
meminumkan jamu probiotik sebagai ikhtiar pencegahan penularan covid-19 kepada santri
setiap malam hari. Sayangnya, pondok pesantren KHA. Wahid Hasyim Bangil belum
memiliki program santri husada atau duta santri sehat dan belum ada perencanaan
mengenai program tersebut.

6
BAB 3

PERENCANAAN PROGRAM PEMBERDAYAAN KESEHATAN


3.1 NAMA PROGRAM PEMBERDAYAAN
Tema yang diangkat pada program kali ini adalah Tanaman Obat Untuk Pasien
Metabolik Disease dengan judul Berbagai Macam Tanaman Toga Untuk Penyakit Diabetes
Melitus. Program ini diadakan agar para santri dan santriwati mengetahui berbagai
tanaman serta manfaat untuk mengobati penyakit Diabetes Melitus, hingga
pencegahannya. Dengan adanya program ini diharapkan bagi para masyarakat khususnya
santri dan santriwati untuk memahami manfaat berbagai macam tanaman toga untuk
membantu mengobati maupun pencegahan penyakit Diabetes Melitus agar dapat
mengambil langkah dan tindakan yang tepat.

3.2 PERENCANAAN PROGRAM PEMBERDAYAAN KESEHATAN


3.2.1 Metode Kegiatan
Metode yang akan kami lakukan untuk kegiatan kali ini adalah secara offline
dengan memberikan penyuluhan secara langsung. Disini nantinya kami akan memberikan
edukasi mengenai berbagai macam tanaman toga serta manfaatnya untuk mengobati
penyakit Diabetes Melitus kepada para santri yang ada di Pondok Pesantren Wahid Hasyim
Bangil.

3.2.2 Sasaran Kegiatan


Sasaran kegiatan pemberdayaan kesehatan pesantren ini adalah santri Pondok
Pesantren Wahid Hasyim Bangil

3.2.3 Jadwal Kegiatan


Kegiatan Minggu
No
1 2 3 4
1 Mencari informasi
dan data santri
Pondok Pesantren
Wahid Hasyim

7
2 Menjelaskan rencana
kegiatan
3 Meminta perizinan
pihak terkait
4 Pelaksanaan kegiatan
5 Memantau
perkembangan
program (bekerja
sama dengan pihak
pondok pesantren)
6 Melakukan evaluasi
dari perkembangan
program

3.2.4 Rencana Anggaran Kegiatan


Anggaran yang dibutuhkan :
No Keperluan Jumlah Harga
1 Poster 2 Rp. 50.000,00-,
TOTAL Rp.100.000,00-,

3.2.5 Rencana Evaluasi


Evaluasi akan dilakukan secara online berkoordinasi langsung dengan pihak
pesantren dalam memantau perkembangan kebiasaan santri setelah menerima edukasi
mengenai Berbagai Macam Tanaman Toga Untuk Penyakit Diabetes Melitus, yang
diharapkan para santri dapat dipahami dan dapat diimplementasikan secara konsisten.
Setelah dilaksanakannya kegiatan pemberian poster dan vidio edukasi yang bertujuan
untuk mengetahui manfaat tanaman toga untuk mengobati penyakit diabetes mellitus.

3.3 RENCANA MEDIA PROMOSI


Media promosi kesehatan yang digunakan kali ini adalah poster dan vidio.

8
Poster adalah karya seni atau desain grafis yang memuat komposisi gambar dan
huruf di atas kertas berukuran besar atau kecil. Penggunaan poster dengan gambar yang
menarik akan mempermudah santri dan santriwati untuk memahami materi yang akan
disampaikan. Karena itu poster biasanya dibuat dengan warna- warna kontras dan kuat.
Poster bisa menjadi sarana iklan, pendidikan, propaganda, sosialisasi dan dekorasi (Rizki
dan Kadek, 2021)
Keuntungan Menggunakan Media Promosi Poster:
1. Memotivasi belajar seseorang
2. Menumbuhkan tingkat kekreatifan seseorang
3. Lebih menarik perhatian karena biasanya poster dibuat dengan warna-warna yang
kontras
4. Lebih mudah untuk dipahami karena menggunakan bahasa sehari-hari
5. Mudah dibuat dan awet

Kelemahan Menggunakan Media Promosi Poster:


1. Membutuhkan keterampilan khusus dalam pembuatannya
2. Membutuhkan kemampuan membaca yang baik
3. Penyajian pesan hanya berupa unsur visual
4. Akan sulit dipahami apabila warna dan animasi yang dipakai terlalu ramai (Sumartono
dan Hani, 2018).

Selain menggunakan poster kami juga menggunakan media berupa video manfaat
tanaman toga untuk mengobati penyakit Diabetes Melitus sebagai media promosi
pengetahuan secara visual.
Keuntungan Menggunakan Media Promosi Vidio Edukasi:
1. Lebih mudah dipahami karena bisa melihat praktek secara langsung
2. Lebih menarik perhatian karena biasanya vidio dibuat dengan visual yang menarik
3. Lebih mudah untuk dipahami karena menggunakan bahasa sehari-hari
4. Lebih mudah dipahami karena bisa melihat praktek secara langsung
5. Mudah dibuat dan awet

9
Kelemahan Menggunakan Media Promosi Poster:
1. Membutuhkan keterampilan khusus dalam pembuatannya
2. Akan sulit dipahami apabila warna dan animasi yang dipakai terlalu ramai (Sumartono
dan Hani, 2018).

10
BAB 4

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


4.1 Metode Kegiatan
Kegiatan dilakukan secara offline, dimulai dengan pemberian materi mengenai
edukasi Jenis Tanaman Toga Untuk Penyakit Diabetes Melitus seperti definisi DM, gejala
DM, cara pencegahannya, jenis tanaman toga, serta manfaat dan cara pengolahannya.
Pematerian diberikan menggunakan poster dan video untuk memudahkan peserta
menerima pematerian. Di akhir pematerian diadakan tanya jawab dari materi yang sudah
diberikan sehingga harapannya memberikan pemahaman lebih kepada peserta.

4.2 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Waktu : 22 Mei 2022
Tempat : Pondok Pesantren KHA. Wahid Hasyim, Bangil, Pasuruan.

4.3 Pendanaan
No Alokasi Dana Jumlah Harga Satuan Biaya
1 Cetak Poster Edukasi 4 Buah Rp. 6.000 Rp. 24.000
Total Rp. 24.000

4.4 Peserta
Peserta dari kegiatan ini adalah Santri Husada Pondok Pesantren KHA. Wahid
Hasyim Bangil.

4.5 Alat yang Disiapkan


1. Poster edukasi
2. Masker
3. Handsanitizer

11
4.6 Indikator Keberhasilan
Santri husada dapat menjelaskan dengan baik kepada seluruh masyarakat pondok.
Dapat dilakukan pre-test dan post-test untuk mengukur keberhasilan:
- Hasil pre-test dan post-test benar >90% = 5
- Hasil pre-test dan post-test benar >70% = 4
- Hasil pre-test dan post-test benar >50% = 3
- Hasil pre-test dan post-test benar >30% = 2
- Hasil pre-test dan post-test benar >10% = 1

12
BAB 5

KESIMPULAN
Diabetes melitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan
metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah
disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein sebagai akibat
insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat disebabkan oleh gangguan atau
defisiensi produksi insulin oleh sel-sel beta Langerhans kelenjar pankreas, atau disebabkan
oleh kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin. Diabetes melitus merupakan salah
satu dari penyakit metabolik yang selalu bertambah kasusnya tiap tahun. Untuk itu dalam
menanggapi kasus tersebut kami mengadakan sebuah program pemberdayaan kesehatan di
lingkungan pondok pesantren KHA. Wahid Hasyim Bangil. Pelaksanaan program
pemberdayaan kesehatan di lingkungan pesantren ini dilakukan dengan pemberian edukasi
serta pemilihan santri husada atau duta santri sehat. Tujuannya adalah menambah
wawasan, kesadaran serta kemauan untuk mencegah serta menanggulangi pertambahan
kasus diabetes melitus tiap tahunnya.

13
DAFTAR REFERENSI
Rizki Multi, M. F. Kadek Ayu. (2021). Perancangan Poster Digital Pada Objek Wisata Untuk
Promosi Taman Edelweis Dimasa Pandemi Covid-19 (Designing Digital Posters on Tourist
Attractions for the Promotion of Edelweiss Park during the Covid19 Pandemic). Denpasar:
Seminar Nasional Desain.

Sumartono, Hani Astuti. 2018. Penggunaan Poster sebagai Media Komunikasi Kesehatan. Jakarta:
Komunikologi. Volume 15. Nomor 1

14
LAMPIRAN
1. Nama Anggota Kelompok

No Nama NIM Foto

1. Dewi Alfina 6130020001


Mafthuroh

2. Arina Syukur 6130020002

3. Siti Muifa 6130020003

15
4. Ahmad Misbahul 6130020004
Ulum

5. Lailatus Syadza 6130020006

6. Muhammad Istio 6130020007

16
7. Wulan Kartika Yanti 6130020011

8. Masyita Kusuma 6130020032


Maharani

9. Halimatus 6130020053
Sakdyah

17
10. Muhammad Yusril 6130020057
Wafi

18

Anda mungkin juga menyukai