Anda di halaman 1dari 1

Gagasan Kekuasaan Dalam Kebudayaan Jawa

(Esai Benedict Anderson, diikhtisarkan oleh Kenji Tsuchiya)

1. Konsep Jawa tentang kasekten berbeda radikal dari konsep kekuasaan Barat, dan
kata itu timbal balik, tidak bisa diterjemahkan dengan kata Inggris �power� (untuk
memudahkan Anderson menggunakan huruf besar untuk kata �power� dalam pengertian
Jawa.

2. Kasekten adalah nyata. Tenaga kreatif illahi yang menjiwai dan mengatur segala
sesuatu di alam semesta, baik dunia manusia maupun di tengah alam.

3. Seperti juga eter, kasekten merembesi alam semesta. Keseluruhan kuantitasnya


tetap, dan secara intrinsik ia tidak baik juga tidak jahat.

4. Kasekten satu-satunya sumber kekuasaan. Jadi, legitimasi berasal dari sumber


yang satu ini dan bukan dari keanekaragaman sumber-sumber (Anderson
mempertentangkan ini dengan pandangan Barat tentang kekuasaaan sebagai hasil
berbagai fenomena dan hubungan sosial)

5. Tata tertib alam semesta, baik di tengah alam manusia maupun di dalam umat
manusia, semata-maat ditentukan oleh penyebaran kasekten;penegakan tata tertib atau
keruntuhannya dilihat sebagai hasil langsung pemusatan atau penyebaran kasekten.
Selama sang penguasa memelihara kasekten yang dipusatkan dalam dirinya,ia akan
terus memegang kekuasaan;keadaaan ideal dari tata tentrem karta raharja
(ketentraman, ketenangan, kemakmuran dan nasib baik) akan tetap terpelihara, dan
zaman emas akan berlanjut. Tapi begitu kaskten yang terkumpul mulai menyebar dari
pusat, ketertiban akan mulai hancur dan menyusul zaman edan hingga penguasa baru
mengumpulkan cukup kasekten untuk mendirikan kerajaan baru.

6. Kasekten akan terkumpul melalui meditasi dan pertapaan (tapa, yoga, dan samadi)
dan kasekten itu terpelihara dengan mengendalikan pamrih (motif-motif mementingkan
diri sendir). Bukti yang nyata dari akumulasi kasekten sang penguasa, bisa dilihat
pada kepemilikannya akan wahyu.

#sinaujawa
#wicaksanakasekten

(Kenji Tsuchiya, Demokrasi dan Kepemimpinan;Kebangkitan Gerakan Taman Siswa,


diterbitkan oleh Balai Pustaka, 1992)

Anda mungkin juga menyukai