BAKTERIOLOGI
3
Bahan Ajar Bakteriologi 3 1
PROGRAM STUDI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas kasih dan
dengan baik. Bahan ajar ini disusun berdasarkan pokok bahasan yang ada pada Rencana
Penyusunan bahan ajar ini dimaksudkan untuk menjadi buku penuntun yang
dimiliki oleh mahasiswa sehingga membantu mahasiswa lebih mudah memahami materi
perkuliahan. Selain itu, bahan ajar ini juga menjadi salah satu buku pegangan bagi tim
dosen mata kuliah BAKTERIOLOGI 3. Akhir kata, semoga bahan ajar ini dapat
Penyusun
Standar kompetensi
Mata kuliah ini memberikan pemahaman kepada mahasiswa
tentang penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri pathogen
Gram + & - bentuk kokkus dan basil, Escherichia coli, Klebiella sp.,
Staphyloccus Sp. Steptococcus SP., Pseudomonas Sp., Salmonella
Sp., Shigella Sp., pengaruh antimikroba, daya hambat minimal (
minimum inhibition consentration/ MIC).
Kompetensi dasar
Mampu memahami dan menjelaskan penyakit infeksi yang disebabkan
oleh bakteri pathogen Gram + & - bentuk kokkus dan basil, bakteri
penyebab infeksi saluran urogenital, Escherichia coli, Klebiella sp.,
Staphyloccus Sp. Steptococcus SP., Pseudomonas Sp., Salmonella Sp.,
Shigella Sp., pengaruh antimikroba, daya hambat minimal ( minimum
inhibition consentration/ MIC).
1. GLUCOSE FERMENTATIVE)
Mac Conkey tumbuh:
Oxidase - : Enterobacteriaceae, Y. pestis, Y. pseudotuberculosis, Y.
enterocolitica.
Oxidase + : Motile (flagella polair) : Aeromonas sp. dan Vibrio sp.
Non-motil : Pasteurella haemolytica, Actinobacillus lignieresi,
Actinobacillus aquuli.
Mac Conkey tidak tumbuh:
Oxidase - : Bacillus sp., Haemophyllus aphrophilus, H. vaginalis,
Actinobacillus actinomycetem comitans.
Oxidase + : Pasteurella multocida, P. pneumotropica, P. urea, P.
gallinarum, Cardiobacterium hominis.
2. GLUCOSE OXIDATIVE Mac Conkey tumbuh :
Oxidase - : Achromobacter (Acinetobacter) anitratus.
Oxidase + : Pseudomonas aeruginosa, Ps. Pseudomallei, Ps. Stutseri
Mac Conkey tidak tumbuh :
Oxidase - : Pseudomonas mallei
Oxidase + : Moraxella sp., Flavobacterium sp. (antara lain: F.
meningosepticum).
3. GLUCOSE NON-OXIDATIVE (INACTIVE)
Mac Conkey tumbuh :
Oxidase - : Achromobacter lwoffii, Ps. Maltophilia, Bordetella
pertussis.
Oxidase + :
Aerobic : Alcaligenes sp., Commamonas sp.
Bordetella bronchiseptica.
A. PENGANTAR
Bakteri kelompok Enterobacteriaceae terdiri dari beberapa galur E. coli
dan Salmonella, Shigella dan Yersinia entercolitica yang secara primer
menginfeksi saluran cerna sehingga mereka disebut kuman enterik.
Mayoritas kuman enterik yaitu Citrobacter, Enterobacter, Escherichia,
Hafnia, Morganella, Providencia dan Serratia dapat menyebabkan infeksi
oportunistik seperti septikemia, pneumonia, meningitis dan infeksi saluran
kemih atau urinary tract infection (UTI). Pemilihan antibiotik menjadi rumit
karena beragamnya organisme kelompok ini. Klebsiella pneumoniae
menyebabkan communityacquired disease berupa infeksi saluran nafas, E.
coli dan Proteus menyebabkan UTI.
1. ISOLASI DAN IDENTIFIKASI
Enterobacteriaceae berbentuk batang, Gram - negatif, aerob fakultatif,
tidak memiliki cytochrome oxidase sehingga reaksi oksidase negatif.
Umumnya dapat diisolasi dari feses dan dibiakan pada agar mengandung
laktosa dan indikator pH.
Koloni yang memfermentasi laktosa akan bersifart asam . E. coli
memfermentasi laktosa, Shigella, Salmonella dan Yersinia adalah non -
fermenter. Non - pathogenic E. coli dan kuman enterik laktosa-positif
lainnya lazim ditemukan dalam feses. Karena sulit dibedakan dengan
pathogenic E. coli, maka koloni laktosa-negatif sering merupakan satu-
satunya cara identifikasi dari feses. Semua Enterobacteriaceae dapat
diidentifikasi secara biokimia. Serotipe dapat dilakukan untuk membedakan
kuman berdasarkan antigen O (Lipopolisakarida ), H (Flagela) dan K
(Kapsul).
2. COLIFORM
A. PENDAHULUAN
Klebsiella Sp. termasuk ke dalam family Enterobacteriaceae dan
banyak jenisnya. Kuman ini terdapat pada saluran pencernaan manusia atau
bisa juga ditemukan di rumput, tanah, air dsb. Bias menyebabkan
peradangan pada saluran system urine (tractus urinarius), dan system
saluran pernafasan (tractus respiratorius).
Morfologi dan sifat dari Klebsiella : berbentuk batang Gram negative,
dapat memfermentasikan laktosa, membentuk kapsul baik invivo maupun
invitro, membentuk koloni yang berlendir. Kapsulnya terdiri dari antigen K,
dan antigen M (dapat menutupi antigen O). Berdasarkan antigen ini telah
diremukan kurang lebih 70 tipe yang penentuannya dilakukan dengan
Quellung test.
Beberapa spesies yang penting diantaranya
1. K. pneumonia (Friedlander) : kuman ini dapat di temukan dalam hidung,
mulut. Merupakan flora normal usus dan akan pathogen bila orang
tersebut menderita penyakit lain, misalnya penyakit paru-paru yang
kronis. Dengan infeksi gabungan ini menyebabkan penyakit pneumonia
akut dan resiko kematian yang tinggi. Mempunyai daya invasi seperti
Pneumococcus karena mempunyai antifagositis efek, juga resisten
terhadap Penisilin.
2. K. ozaena : Penyebab penyakit ozaena yaitu mukosa hidung menjadi
atropis progresif dan berlendir serta berbau amis.
3. K. rhinoseleromatis : Menyebabkan penyakit rhinoseloma, yaitu suatu
penyakit menahun berupa granula dengan tanda-tanda seleron dan
hipertropi jaringan hidung serta menyebabkan kerusakan pada hidung
dan faring.
A. PENDAHULUAN
Family : Micrococcaceae
Genus : Staphylococcus
Spesies : Staphylococus aureus
Staphylococcus epidermidis
Staphylococcus saprophyticus
Staphylococcus berasal dari perkataan staphyle yang berarti
kelompok buah anggur dan coccus yang berarti benih bulat. Kuman ini
ditemukan sebagai flora normal pada kulit dan selaput lender pada manusia.
Dapat menjadi penyebab infeksi baik pada manusia maupun pada hewan.
Beberapa jenis kuman ini dapat membuat enterotoksin yang dapat
menyebabkan keracunan makanan. Kuman ini diisolasi dari bahan-bahan
klinik, carriers, makanan dan dari lingkungan.
1. Staphylococcus aureus
Infeksi oleh kuman ini yang terutama menimbulkan penyakit pada
manusia. Setiap jaringan ataupun alat tubuh dapat diinfeksi olehnya dan
menyebabkan timbulnya penyakit dengan tanda-tanda khas yaitu
peradangan, nekrosis dan pembentukan abses.
Kuman ini berbentuk sferis, bila menggerombol dalam susunan yang
tidak teratur mungkin sisinya agak rata karena tertekan. Diameter kuman
antara 0,8-1,0 mikron. Pada sediaan langsung yang berasal dari nanah
terlihat sendiri, berpasangan, menggerombol dan bahkan dapat tersusun
seperti rantai pendek. Susunan gerombolan yang tidak teratur biasanya
ditemukan pada sediaan yang terbuat dari perbenihan padat, sedangkan
dari perbenihan cair (kaldu) biasanya ditemukan tersendiri atau tersusun
sebagai rantai pendek.
Aspek S. aureus S. S.
epidermidis saprohyticus
Warna koloni Kuning- Putih Putih
putih
Hemolisis(agar darah) + ± -
Pertumbuhan(anaerob) + - ±
Koagulase + - -
Peragian glukosa + + -
Peragian manitol + - -
Endonuklease termo + - -
resisten
Protein A + - -
Novobiosin S S R
Morfologi :
Gram (+) coccus kecil, 0,8-1 mikron, berkelompok yang tidak beratur
seperti kelompok buah anggur yang biasanya disebut Staphylococcus,
tidak berspora, tidak berkapsul, tidak bergerak
Bahan pemeriksaan : Nanah, darah, liquor, hapus mata, hapus hidung,
hapus tenggorokan
Identifikasi :
a. Pemeriksaan mikroskopis gram
b. Pembiakan
c. Uji plasma koagulase
d. Uji biokimia
e. Uji resistensi
Media yang digunakan :
a. Blood agar plate/BAP/agar darah
Bahan Ajar Bakteriologi 3 29
b. Trypticase Soy Broth/TSB
c. Manitol salt agar/MSA
d. Uji biokimia (TSIA,SC,MR/VP,AP)
Kultur dan biokimia :
Tabel. 3.1 Ciri-ciri koloni bakteri Staphylococcus Sp.
BAP Koloni sedang-besar,smooth,keping,berwarna
putih-kuning,haemolytis/anhaemolytis
MSA Koloni kecil-sedang,smooth,berwarna kuning yang
dilingkari zone kuning
NA Koloni berwarna putih-kuning,smooth,keping,cukup
besar
Katalase test Positif
Oxidase test Negatif
Coagulase test Positif
S. aureus + + + + S S S
S. - - + + R S R/S
saprophyticus
S. hominis +/- - - + S S S
S. + + +/- + S S R
haemolyticus
S. capitis + +/- + + S S S
A. PENDAHULUAN
Famili : Streptococcaceae
Genus : Streptococcus
Spesies : Streptococcus pyogenes
Streptococcus pneumonia
Manusia termasuk salah satu makhlukyang paling rentan terhadap
infeksi streptokokus dan tidak ada alat tubuh atau jaringan dalam tubuhnya
yang betul-betul kebal. Kuman ini dapat menyebabkan penyakit epidemik
antara lain scarlet fever, erysipelas, radang tenggorokan, febris purpularis,
rheumatic fever, dan bermacam-macam penyakit lainnya. Pasteur dan Koch
menemukannya dalam nanah pada luka yang terkena infeksi. Biakan murni
baru dapat dibuat pada tahun 1883.
B. STREPTOCOCCUS PYOGENES
(STREPTOCOCCUS BETA HEMOLYTICUS GROUP A)
Streptokokus terdiri dari kokus yang berdiameter 0,5-1 µm. Dalam
bentuk rantai yang khas, kokus agak memanjang pada arah sumbu rantai.
Streptokokus pathogen jika ditanam dalam perbenihan cair atau padat yang
cocok sering membentuk rantai panjang yang terdiri dari 8 buah kokus atau
lebih.
Streptokokus yang menimbulkan infeksi pada manusia adalah gram
positif, tetapi varietas tertentu yang diisolasi dari tinja manusia dan jaringan
binatang ada yang gram negatif. Pada perbenihan yang baru kuman ini
gram positif, bila perbenihan telah berumur beberapa hari dapat berubah
menjadi gram negatif. Tidak membentuk spora, gerak negatif.
Streptokokus pyogenes mudah tumbuh dalam enriched media. Untuk
isolasi primer harus dipakai media yang mengandung darah lengkap (whole
Katalase negatif
Keterangan
BAP (Blood Agar Plate)
B test : Bacitracin test
Cat : Katalase test
Op test : optochin test
A. PENDAHULUAN
Pseudomonas adalah nama dari kelompok bakteri yang terdiri dari
genus Xanthomonas, genus Pseudomonas dan beberapa genus lainnya
(tidak penting secara medis). Pseudomonas lebih dikenal oleh kalangan ahli
mikrobiologi sebagai patogen tumbuhan ketimbang patogen bagi hewan dan
manusia. Kelompok bakteri ini berbentuk batang, Gram negatif, motil
dengan polar flagela, nonfermentatif aerob, dapat memanfaatkan asetat
untuk mendapat karbon dan amonium sulfat untuk mendapat nitrogen.
Kebanyakan spesies resisten terhadap garam konsentrasi tinggi, pewarna,
antiseptik berdaya lemah dan mayoritas antimikroba. Kuman kelompok ini
bersifat oksidase positif (berbeda dengan Enterobacteriaceae), dijumpai di
air, tanah dan udara.
Pseudomonas aeruginosa merupakan bakteri diantara genus
Pseudomons yang paling sering menyebabkan infeksi pada manusia.
Penderita dengan compromised immune sistems seperti penderita HIV/AIDS,
transplantasi dan luka bakar akan sangat rentan terinfeksi dan dengan
mortalitas yang tinggi. Penderita cystic fibrosis juga beresiko karena terjadi
perubahan epitel saluran nafas sehingga memudahkan kolonisasi dan
selanjutnya menyebabkan pneumonia. Infeksi pada penderita cystic fibrosis
terutama terjadi pada anak dengan gejala-gejala demam, batuk produktif,
perut kembung, susah bernafas dan sianosis serta kehilangan berat badan.
Pseudomonas merupakan patogen oportunistik. Infeksi nosokomial
oleh P. aeruginosa misalnya, terutama ditemukan di ruang intensive care
units (ICU). Infeksi ini akan menimbulkan pneumonia berat dengan gejala
batuk produktif, menggigil, seask nafas dan sianosis. Masalah menjadi
A. PENDAHULUAN
Berdasarkan stugi genetik hanya ada satu spesies Salmonella yaitu
Salmonella enterica. Sebaliknya pada studi antibodi ditemukan lebih dari
2000 tipe antigen. Diantara ribuan ini hanya beberapa tipe yang dikenal
sebagai penyakit pada manusia yaitu S. enteritidis, S. cholerae-suis dan S.
typhi. Genus Salmonella merupakan bagian dari famili Enterobacteriaceae
berupa basil Gram negatif, facultatif aerob dan berflagela (motile). Memiliki
tiga antigen utama yaitu H atau antigen flagela , O atau somatic antigen
(bagian dari LPS) dan Vi atau antigen kapsul (dinamai K pada
Enterobacteriaceae lainnya). Salmonellae juga memiliki endotoksin LPS
yang khas bagi bakteri Gram-negatif yang tersusun dari polisakarida O (O
antigen), inti R dan endotoxic inner lipid A. Endotoksin menimbulkan
demam, mengaktivasi komplemen, kinin dan clotting factors.
B. Salmonellosis
Salmonellosis adalah infeksi salmonella oleh berbagai serotipe
(tersering S. enteritidis) ditularkan dari makanan terkontaminasi seperti
ayam dan telur, tidak memiliki reservoir manusia dan menimbulkan
gastroenteritis (nausea, muntah dan feses tak berdarah). Penyakit
umumnya sembuh sendiri dalam 2-5 hari. Seperti Shigella, kuman
menginvasi epitel dan tidak menimbulkan infeksi sistemik. Salmonellosis
umumnya tanpa komplikasi dan tidak perlu antibiotik kecuali jika terjadi
septikemia yang disebabkan oleh S. cholerae-suis. Infeksi salmonella
terberat adalah typhoid (enteric fever) yang disebabkan oleh Salmonella
typhi, terutama di negara berkembang. Kuman ditularkan dari reservoir
manusia atau dari cadangan air atau kontaminasi makanan. Awalnya invasi
pada epitel intestinum, selama fase akut timbul gejala gastrointestinal.
Dalam beberapa pekan kuman menembus dan tersebar di darah dalam
A. PENDAHULUAN
Shigella adalah kuman pathogen usus yang telah lama dikenal
sebagai penyebab penyakit disentri basiler. Berada dalam tribe
Esherichiaceae karena sifat genetik yang saling berhubungan, tetapi
dimasukkan dalam genus tersendiri yaitu genus shigella karena gejala klinis
yang disebabkannya bersifat khas.
Kuman ini berbentuk batang, ukuran 0,5-0,7μm x 2-3 μm, pada
pewarnaan Gram bersifat negatif, tidak berflagel. Bila ditanam pada agar
SS, MC, Endo, EMB, koloni kuman bersifat kecil, halus, tidak berwarna.
Sifat pertumbuhan adalah aerob dan fakultatif anaerob, pH
pertumbuhan 6,4-7,8, suhu pertumbuhan optimum 370C, kecuali S.sonnei
dapat tumbuh pada 450C. sifat biokimia yang khas adalah tidak meragi
adonitol, tidak membentuk gas pada fermentasi glukosa, tidak membentuk
H2S kecuali S. flexneri, negative terhadap sitrat, DNAse, lisin, fenilalanin,
sukrosa, urease, VP, manitol, laktosa kecuali S. sonnei meragi laktosa
secara lambat, manitol, xylosa dan negatif pada tes motilitas.
Spesies yang penting yaitu : Sh.dysenteriae, Sh. flexneri, Sh.boydii
dan Sh. Sonnei semuanya menyebabkan desentri basiler (shigellosis)
dengan ciri BAB berdarah dan nyeri perut. Kuman menginvasi lapisan epitel
tetapi tidak menembus (penetrasi). Desentri timbul dalam 2-3 hari karena
kerusakan lapisan tersebut, sering disertai pengelepasan mukus dan darah
dan menarik lekosit ke sana (pus di dalam feses). Shiga toxin
(chromosomally-encoded) yang bersifat neurotoksik, enterotoksik dan
sitotoksik memanikan peran penting. Enterotoksisitas membuat penyakit
tampak seperti diare. Toksin menghambat sintesa protein bekerja pada
ribosom 70S dan melisis 28 S rRNA.
Grup antigen O A B C D
Fermentasi manit - + + +
Jordans tertrate V - - +
Rabinosa dengan - V - V
pengeraman yang
diperpanjang
Catalase - + + + + + + +
test
A. PENDAHULUAN
Antibiotik adalah zat yang dibentuk oleh mikroorganisme yang dapat
menghambat atau membunuh pertumbuhan mikroorganisme lain. Definisi ini
harus diperluas karena zat yang bersifat antibiotik dapat pula dibentuk oleh
beberapa hewan dan tanaman tinggi. Di samping itu berdasarkan antibiotika
alam, dapat pula dibuat antibiotika baru secara sintesis parsial yang
sebagianmempunyai sifat yang lebih baik. Sejak di temukan penisilin oleh
Alexander Fleming sampai saat ini sudah beribu-ribu antibiotika yang
ditemukan, da nhanya sebagian kecil yang dapat dipakai untuk maksud
terapeutik. Yang berguna hanyalah antibiotika yang mempunyai kadar
hambatan minimum (KHM) in vitro lebih kecil dari kadar zat yang di dapat
dicapai dalam tubuh dan tidak toksik (Mutschler,1991 :634).
Penggolongan antibiotika berdasarkan spektrum aktivitasnya dapat
dibagi dalam beberapa golongan yaitu (Djide.N, 2008 :347) :
1. Antibiotika dengan spektrum luas, efektif baik terhadap bakteri
gram]positif maupun gram negatif. Contoh: turunan tetrasiklin, turunan
amfenikol, turunan aminoglikosida, turunan mikrolida, rifampisin,
beberapa turunan ampisilin (ampisilin, amoksisilin, bakampisin,
karbenisilin, hetasilin dan lainnya).
2. Antibiotika yang aktivitasnya lebih dominan terhadap bakteri gram
positif. Contoh: basitrasin, eritromisin, sebagian besar turunan penisilin,
seperti benzyl penisilin, kloksasilin dan lainnya.
3. Antibiotika yang aktivitasnya lebih dominan terhadap bakteri gram
negatif. Contoh: kolistin, polimiksin Bsulfat dan sulfomisin
4. Antibiotika yang aktivitasnya dominan pada mycobacteriacea. Contoh:
streptomisin, kanamisin, sikloserin, fimisin dan lainnya.
A. PENDAHULUAN
Minimal inhibiton consertration = kadar terendah antibiotika dan obat-obat
kimia yang masih mampu menghambat pertumbuhan bakteri.
Spesimen : Obat – Obat antimikroba dan obat – obatan.
Metode Pemeriksaan :
Diketahui ada dua cara pemeriksaan yaitu :
a. Broth Dilution :
Obatnya diencerkan dengan kaldu yang ditumbuhi bakteri yang
diperiksa. Umumnya untuk bakteri yang mudah tumbuh atau cepat
tumbuh. Sederetan obat yang berbeda untuk 1 specimen bakteri.
1. Obat yang diperiksa dilarutkan dalam pelarut dengan kadar
tertentu.
2. Diencerkan dengan kaldu steril sehingga diperoleh sederetan kadar
obat, misalnya 100, 50, 20, 10, 5, 2 mcgram atau IU/ml.
3. Tiap-tiap kadar diambil1 ml ditambah masing – masing 1 ml kultur
bakteri didalam kaldu umur 4-8 jam 37 oC.
4. Campur baik-baik masukan dalam incubator suhu 37 oC selama 18-
48 jam.
5. Pada waktu membacanya MICnya dengan mencari tabung yang
mengandung kadar obat terendah tetapi masih mampu
menghambat / mematikan bakteri (campuran kelihatan jernih).
Cara membuat pengenceran
1. Ditimbang 50 mg didalam labu erlenmeyer steril, tambahkan
pelarutnya sampai 50 ml, ini menjadi larutan obat yang kadarnya
1000 mcg/ml.