Anda di halaman 1dari 7

Tanggal Praktikum 15 Februari 2021

Topik Praktikum 2 MIKROSKOPI

NAMA/NIM/P Gracia Theodora / F24190026 / P1

Bagian A.
1. Sebutkan bagian-bagian secara lengkap dari mikroskop cahaya dan sebutkan
fungsinya masing-masing.

b
c
e d
f
g
h i
j
k l

m
n

Bagian a : Lensa okuler, berfungsi untuk untuk memperbesar bayangan dari lensa
objektif. Bayangan yang dihasilkan lensa tersebut adalah maya, tegak, dan diperbesar.
Lensa ini dekat dengan mata pemakai sehingga lensa digunakan untuk mengamati hasil
bayangan objek.
Bagian b : Lengan mikroskop (arm), berfungsi sebagai pegangan ketika mikroskop
diangkat atau dipindahkan. Lengan mikroskop juga merupakan tempat makrometer dan
mikrometer berada.
Bagian c : Revolver, berfungsi mengatur focus bayangan benda agar terlihat lebih
jelas.
Bagian d : Lensa objektif, berfungsi untuk memperbesar bayangan objek yang diamati.
Lensa ini terletak dekat dengan objek yang diamati.
Bagian e : Penjepit specimen, berfungsi untuk menjaga kedudukan preparat agar stabil
dan tidak bergeser
Bagian f : Meja mikroskop, berfungsi untuk meletakkan objek yang diamati.
Bagian g : Kondensor, lensa tambahan yang berfungsi untuk memusatkan cahaya dari
cermin menuju ke sediaan. Kondensor dapat digerakkan ke atas dan ke bawah dengan
menggunakan pemutar kondensor untuk mendapatkan kekuatan sinar yang diperlukan.

Praktikum Mikrobiologi Pangan P2-1


Bagian h : Diafragma, lubang yang dapat diatur besar kecilnya dan berfungsi untuk
mengatur banyak sedikitnya cahaya yang dikehendaki menuju kondensor.
Bagian i : Pengatur focus kasar (makrometer), berfungsi untuk menaikkan dan
menurunkan badan/tabung mikroskop secara cepat sehingga bisa memfokuskan
bayangan objek secara cepat tetapi bayangan objek masih kasar atau belum jelas
Bagian j : Sendi inklinasi, berfungsi untuk mengatur sudut atau tegaknya mikroskop.
Bagian k : Cermin, berfungsi untuk memantulkan sinar dari sumber cahaya menuju ke
sediaan yang diamat.
Bagian l : Pengatur focus halus (micrometer), berfungsi untuk menaikkan dan
menurunkan badan/tabung mikroskop secara perlahan sehingga bisa memfokuskan
bayangan objek secara lambat, tetapi dengan mikrometer bisa menghasilkan bayangan
yang halus atau jelas.
Bagian m : Tombol lampu, berfungsi untuk menyalakan atau memadamkan sumber
cahaya.
Bagian n : Kaki, kaki Mikroskop merupakan tempat mikroskop bertumpu.

2. Gambarkan dan warnai hasil jika anda mengidentifikasi dengan pewarnaan


berikut dari bakteri Bacillus cereus pada pembesaran 1000X.
Jelaskan bagaimana warna-warna ini terbentuk?

Pewarnaan Gram Pewarnaan Spora

Bakteri Bacillus cereus merupakan bakteri gram positif. Bakteri gram positif dapat
ditandai dengan terbentuknya warna ungu pada sel bakteri akibat penambahan kristal
violet. Hal tersebut disebabkan karena bakteri ini mempunyai kandungan lipid yang
lebih rendah, sehingga dinding sel bakteri akan lebih mudah terdehidrasi akibat
perlakuan dengan alkohol. Dinding sel yang terdehidrasi menyebabkan ukuran pori-pori
sel menjadi kecil dan daya permeabilitasnya berkurang sehingga zat warna ungu kristal
yang merupakan zat warna utama tidak dapat keluar dari sel dan sel akan tetap berwarna
ungu (Yusra et al. 2014).
Pewarnaan spora adalah untuk mengidentifikasi bakteri yang mampu
menghasilkan spora. yang bersifat racun terhadap bakteri tersebut. Cat yang digunakan
untuk mewarnai spora adalah malachite green. Spora yang berhasil diwarnai akan
mengikat kuat cat warna tersebut sehingga ketika ditutup kembali dengan cat warna lain
spora akan tetap mempertahankan warna awalnya. Hasil pewarnaan spora menunjukkan

Praktikum Mikrobiologi Pangan P2-2


spora akan berwarna hijau sedangkan sel vegetatif akan berwarna merah (Wulandari dan
Purwaningsih 2019).

Bagian B

Tabel 1 Data hasil analisis Spora kapang dengan Haemacytometer


Sampel Jumlah spora pada Jumlah spora per ml
kotak 1 mm x 1 mm (konversi ke cm3 dengan faktor pengali 104.)
pengamatan dan rata- (/cm3 = /ml)
rata spora
1. 20
Jumlah spora/ml = Rata-rata jumlah spora x 104 x
2. 25
Fp
3. 26
1 = 26 x 104 x1
4. 27
= 2.6 x 105 /mL
5. 32
Rata-rata= 26
1. 50
2. 53 Jumlah spora/ mL = Rata-rata jumlah spora x 104
3. 52 x Fp
2
4. 46 = 49.6 x 104 x 1
5. 47 = 49.6 x 104 /mL
Rata-rata= 49.6
1. 2
2. 3 Jumlah spora/ mL = Rata-rata jumlah spora x 104
3. 4 x Fp
3
4. 6 = 4.6 x 104 x 1
5. 8 = 4.6 x 104 /mL
Rata-rata = 4.6
Jumlah spora pada Jumlah spora per ml
kotak 0.2 mm x 0.2 (konversi ke cm3 dengan faktor pengali 104.)
Sampel
mm pengamatan dan (/cm3 = /ml)
rata-rata spora
1. 15
2. 18 Jumlah spora/ mL = Rata-rata jumlah spora x 25
3. 12 x104x Fp
4
4. 20 = 15x 25 x 104 x 1
5. 10 = 37.5 x 105/mL
Rata-rata= 15
1. 90
Jumlah spora/ mL = Rata-rata jumlah spora x 25
2. 80
x 104 x Fp
5 3. 88
= 84 x 25 x 104 x 1
4. 82
= 2100 x 104 /mL
5. 80

Praktikum Mikrobiologi Pangan P2-3


Rata-rata= 84
Contoh Perhitungan :
Rata-rata jumlah spora pada kotak 1mm x 1mm = 26
Jumlah spora/ mL = Rata-rata jumlah spora x 104 x Fp
= 26 x 104 x 1
= 2.6 x 105/mL
Sampel 4 dan 5 diamati pada kotak yang lebih kecil dari sampel 1,2, dan 3. Hal ini
dilakukan untuk mempermudah perhitungan sel. Sampel yang memilki viabilitas kapang paling
tinggi adalah sampel 5 dengan viabilitas 2100 x 104 /mL.

Tabel 2 Data hasil analisis sel bakteri dengan DMC


Sampel Jumlah Diameter Luas Jumlah Faktor Jumlah
bakteri areal areal areal Pengenceran bakteri
pandang pandang pandang pada susu
(mm) (mm2) (/ml)
15
17
23
Susu segar 1
19
(jumlah
26 1298.7
bakteri per 0.14 0.0154 10 1
15 x104 /mL
areal
17
pandang)
23
19
26
9
(Jumlah
bakteri 447.8
Susu segar 2 0.16 0.0201 25 10
setelah dirata- x105 /mL
ratakan)

>30 per areal


Susu segar 3 0.14 0.0154 TNTC 1 TNTC
pandang
Contoh Perhitungan :
Diameter areal pandang = 0.14 mm
Faktror Pengenceran = 1

Rata- rata jumlah bakteri = = 20


Luas areal pandang = 3,14 x r2
= 3.14 x (0.07)2
= 0.0154mm2

Praktikum Mikrobiologi Pangan P2-4


Jumlah bakteri =

=
= 1298.7 x104 /mL
Jumlah areal pandang terbanyak dari ke-3 sampel adalah sampel susu segar 3.
Sampel susu segar memiliki jumlah areal pandang sebesar TNTC atau dengan kata lain
terlalu banyak untuk dihitung. Jumlah areal pandang dari ke-3 sampel diatas memiliki
nilai yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh jumlah rata-rata bakteri per areal pandang.

Praktikum Mikrobiologi Pangan P2-5


DAFTAR PUSTAKA
Wulandari D, Purwaningsih D. 2019. Identifikasi dan karakterisasi bakteri amilotik
pada umbi Colocasia esculenta secara morfologi, biokimia, dan molekuler. Jurnal
Bioteknologi dan Biosains Indonesia. 6(2) : 247 – 258.
DOI: https://doi.org/10.29122/jbbi.v6i2.3084 .
Yusra, Azima, Novelina, Periadnadi. 2014. Isolasi dan identifikasi mikroflora
indigenous dalam budu. Agritech. 34(3) : 316 – 321.

Praktikum Mikrobiologi Pangan P2-6


Praktikum Mikrobiologi Pangan P2-7

Anda mungkin juga menyukai