Anda di halaman 1dari 8

SUASANA DESA YANG ASRI.

SITUASI DAMAI JELAS TERLIHAT SAAT BEBERAPA PETANI MASUK


MELAKUKAN BERAGAM PROSES AKTIFITAS. ADA YANG MENUMBUK PADI, MEMIKUL BAKUL,
DAN AKTIFITAS LAINNYA. MEREKA KHUSUK BERGERAK LAYAKNYA PENARI YANG
MENGHAYATI RITUAL GERAKNYA.

WARGA : Oh Puang Malaqbiqu, barakkaqi resona batuangMu


WARGA : Oh Puang Malaqbiqu, pamaseppoangi dalleqna batuangMu

SUASANA KHIDMAT KEMUDIAN BERUBAH TEGANG OLEH HADIRNYA ORANG ASING ANTARA
MEREKA

VOC 1 : Kami duga disini telah terjangkit wabah. Ternyata panen masih melimpah
dan tanaman tumbuh dengan subur.
VOC 2 : Alangkah eloknya negeri ini
WARGA : Tuan-tuan ini siapa? Dan apa maksud kedatangan Tuan?
WARGA : Yah, Tuan-tuan ini siapa?
VOC 3 : Manalah mungkin kalian lupa kepada kami, sedangkan kami komponi,
selalu mengingat kalian (kawan-kawannya tertawa)
VOC 2 : Sepertinya kalian tidak mau lagi berdagang dengan kami, Gudang kami
kosong atas keadaan ini.
VOC 1 : Aneh, sungguh aneh, kenapa kopra dan minyak kelapa tiba-tiba hilang dari
pasaran?
WARGA : Kami tidak tau Tuan.
VOC 2 : Bagaimana caranya kalian bisa tidak tau?
WARGA : Kami memang tidak tau Tuan
WARGA : Yang kami tau, para orang tua kami paling tidak mau berurusan dengan
komponi.
WARGA : Yang kami mau, kami bertindak sesuai hukum dan adat kebiasaan kami
WARGA : Ia betul Tuan
VOC 1 : Sudahilah sifat keras kepala kalian. Para pendahulu kalian telah melewati
banyak bencana, tiap kali mencoba melawan komponi. Sudahlah
WARGA : Tuan-tuan komponi harus tau, setiap ketidak adilan akan selalu
melahirkan pemberontakan

1|MADATTE ARTS.
WARGA : Yah, benar Tuan.
VOC 2 : Akh potverdome (pot ver dome = sialan), kalian ini hanyalah rakyat kecil.
Apa dada kalian tidak gentar melihat perahu putih kompeni. Kalian akan
menyesali hidup ini bila telah mendengar dentuman Meriam kompeni.
VOC 3 : Para Raja-raja Celebes telah menyaksikan awan gelap di Somba Opu tanah
Karaeng.
WARGA : Kami memang hanyalah orang orang kecil Tuan, tapi ingat, orang kecil
seperti kami memiliki seribu nyawa. Kami akan selalu ada untuk melawan
WARGA : Yah Tuan, kami akan melawan
WARGA : Yah
VOC 2 : Godverdome (got ver dome = terkutuk) dasar inlander! Pribumi primitif!
Kalian tidak takut pada kompeni? (memberi kode untuk menembak)
WARGA : Kami tidak takut!

WARGA GADUH SAMBIL MENGATAKAN (KAMI TIDAK TAKUT)

VOC 1 : Lenyapkan para inlander ini!


WARGA : SERANG……. (sambil membuat formasi untuk melawan komponi, seiring
dengan sorakan warga) INNAMI? INNAMI?
WARGA : SERANG……
VOC 1 : Diamm…. (sambil menodongkan senjata ke semua warga)

SONTAK BEBERAPA WARGA ADA YANG MELAWAN KOMPENI AKAN TETAPI TAKLUK ATAS
PERLAWANAN BALIK KOMPENI, LALU KOMPENI MENGGIRING SEMUA WARGA UNTUK
BERKUMPUL. LALU SEORANG MUNCUL DENGAN PENUH WIBAWA MENGHARDIK PARA
PASUKAN KOMPENI BELANDA.

MARAQDIA : Tuan-tuan ini sangat tidak tau aturan!


VOC 1 : Oh tuan maraqdia, Maafkan atas kejadian tidak mengenakkan ini. Kami
datang Kembali, hanya untuk memperbaharui perjanjian dan
mempertegas bahwa, hanya VOC yang boleh berdagang di negri
mandar.
MARAQDIA : Tuan-tuan ini sangat lucuh, Melo’ memonopoli perdagangan dengan
2|MADATTE ARTS.
hargah murah. Sangat tidak masuk akal!!
VOC 2 : Kami telah melakukan kontak dagang dengan aturan seperti ini sejak
Maraqdia terdahulu tuan.
MARAQDIA : Hey Rakyat ku…! Bangkitlah kalian semua! Berdaganglah kalian dengan
siapa saja. Jual barang daganganmu kemana saja sampai malaka dan
tumasik.
WARGA : Benar sekali maraqdia, para kompeni membeli dagangan dengan harga
murah, sedangkan di Malaka kami mendapatkan dengan harga yang
mahal.
VOC 1 : Oh tidak boleh begitu tuan maraqdia, hanya ada kongsi dagang dengan
kompeni disini.
VOC 2 : Mari kita bersumpah dan membuat perjanjian baru Mraqdia
(MENAWARKAN SURAT PERJANJIAN)
MARAQDIA : rupanya tuan-tuan ingin kurang ajar di negri kami, tuan-tuan kulit
putih, tdak berhak mengatur kami, tanah ini adalah negri orang
mandar, tuan-tuan adalah tamu kami yang hanya datang untuk
berdagang. Kalua mau berkuasa disini, kami tidak terima (MEROBEK
SURAT PERJANJIAN)
VOC 1 : Sabar maraqdia
MARAQDIA : Lebih baik tuan-tuan cepat meninggalkan tanah kami, sebelum saya
marah! Ayo pergi! Cepat! Kalau tidak, saya bunuh tuan-tuan disini!
VOC 1 : Maaf maraqdia, Mari kita koreksi sedikit perjanjian kita
VOC 2 : Maraqdia ini sangat keras kepala
WARGA : Pergi! Lebih baik kalian pulang tuan-tuan berkulit putih
VOC 2 : Kami tidak terima penghinaa ini, Ingat maraqdia, kami akan mengirim
bantuan tentara dari makassar dan pare-pare untuk menembakkan
Meriam ke Pelabuhan Balanipa, pantai banggae dan pamboang.
WARGA : Kami tidak takut!
VOC 1 : Sekali lagi maraqdia, Terimalah tawaran kami. Kita koreksi perjanjian
antara VOC dan maraqdia.
VOC 2 : Tuan akan diangkat menjadi Maraqdia yang menguasai mandar yang
lebih luas. Pasukan Maraqdia akan kami beri bantuan persenjataan.

3|MADATTE ARTS.
VOC 1 : Sepanjang maraqdia mau bekerja sama dengan kompeni
MARAQDIA : Kompeni tidak berhak mengangkat raja di mandar. Dan pasukan saya
telah memiliki senjata api maupun meriam
VOC 2 : Potverdomme (pot ver dome = sialan) Maraqdia ini sangat keras kepala
VOC 1 : Baiklah. Taka da tembok yang tak ditembus peluru emas. Barang siapa
yang mampu menangkap maraqdia, maka akan diberi imbalan F.2.500
(tweeduizend vijfhonderd twee deyuzend veif honderd = Dua ribu lima
ratus gulden/ ghulden)
PENGHIANAT : Ap abo’ o gu ghulden tuan kompeni?
1
VOC 1 : Atau 1000 ringgit imbalan dari kompeni

SUASANA MENCEKAM BEBERAPA WARGA MULAI GELISAH DAN TERGIUR TAWARAN


KOMPENI. LALU MELOMPAT 2 WARGA YANG BERHIANAT DAN MENANGKAP MARAQDIA.
WARGA LAIN GADUH.

VOC 1 : Dank je wel!! (dank ye wel = terima kasih banyak). Bagus sekali kawan.
Ghudd-ghudd (khud = bagus ). Bacakan hukuman atas peristiwa
pembangkangan ini
PENGHIANAT : Maraqdia beserta kakitangannya bertanggung jawab atas serangkaian
1 penyerangan, pembunuhan, perampokan dan keonaran yang
mengganggu kepentingan kompeni. Maka diputuskan ponis 20 tahun
kurungan badan kapada maraqdia (MARAQDIA MENGAMUK)
MARAQDIA : Penghianat! Bila 20 tahun kemudian saya belum mati, dan ingat kalua
saya bebas dari penjara, pasti tuan-tuan akan kucingcan-cincang!

PARA PENGHIANAT DAN KOMPENI BERSIDANG KEMBALI DENGAN PANIK AKAN ANCAMAN
MARAQDIA. LALU MENGHASILKAN KEPUTUSAN BARU BAHWA : MARAQDIA AKAN DIBAWA
KE ROTTERDAM LALU DIPUTUSKAN DI BATAVIA DAN AKHIRNYA MARAQDIA DIBUANG KE
PULAU BALITUNG.

4|MADATTE ARTS.
PENGHIANAT : Bagaimana ini tuan kompeni?
1
VOC 1 : Serahkan saja nasib maraqdia kepada jendral di Batavia.
PENGHIANAT : Maraqdia akan dikirim ke benteng Rotterdam, dan akan diserahkan
2 kepada penguasa besar kompeni di Batavia hingga nasip membawa
maraqdia tiba ke pengasingan di pulau balitung

PARA WARGA SANGAT MARAH DAN DIBALAS DENGAN LETUPAN SENAPAN DARI KOMPENI.
SEBELUM MENINGGALKAN LOKASI, PARA KOMPENI MEMBACAKAN PERJANJIAN BARU : 1)
MANDAR MENGAKU TAKLUK DAN MENJADI BAGIAN DARI HINDIA BELANDA DAN HARUS
SETIA. 2) TIDAK MENGADAKAN HUBUNGAN DENGAN KEKUASAAN ASING MUSUH KOMPENI.
MUSUH KOMPENI ADALAH MUSUH MANDAR DAN SAHABAT KOMPENI ADALAH SAHABAT
MANDAR.

TAK BERSELANG LAMA ALUNAN KEMERDEKAAN TERDENGAR DAN DISAMBUT SORAK SORAI
DARI RAKYAT. DAN MENYANYIKAN LAGU 17 AGUSTUS 1945.

WARGA : Merdeka…. Merdeka…


WARGA : Alai matinge
WARGA : Tarai matinge
WARGA : Ambei toiqo e
WARGA : Mangapao? (SEMUA MENOLEH)
WARGA : Ummandeaq
WARGA : Saande-andemu tori anaq
WARGA : Seperti itulah kemerdekaan. Bebas Bahagia makan syantik

KEMUDIAN MASUK LAGI KAUM ELIT DENGAN TAMPANG MENTERENG DENGAN LAGAK
PEDULI KONDISI YANG MENIMPA PARA RAKYAT. SAMBIL MEMBAGIKAN AMPLOP, SARUNG
DAN LAIN-LAIN

POLITIKUS : Wah.. wah.. wah.. Ini tidak boleh dibiarkan. Rakyat harus dilindungi!
WARGA : Bu bu, kalo boleh tau, Ibu ini siapa? Datang dari meja kantor mana?
Keluar dari Gedung mana?

5|MADATTE ARTS.
WARGA : Iya Bu, ibu ini siapa?
POLITIKUS : Pilih saya, Nomor urut 6. Rakyat sejahtera, jalan jadi mulus, pelayanan
publik
WARGA : Bu bu, saya bu, mau di bantu uruskan BPJS gratis bu.
WARGA : Saya juga bu, minta bantuan sembako
POLITIKUS : Oh iyya. Apa lagi ibu?
WARGA : Bu, kalua saya minta diuruskan bantuan grenpovasi rumah bu.
POLITIKUS : Ohh kalau itu bu’ haruspi masuk di dana aspirasi. Jadi pilihki saya nahh!!
ASISTEN : Jangan lupa pilih no 6
WARGA : Hidup rakyatt
WARGA : Tapi bu, Anda ini tukang sulap atau paranormal sakti mandraguna?
POLITIKUS : Oh bukan-bukan. Saya ini politisi yang datang dari kota dan yang selalu
memperjuangkan kalian
PENGAWAL : Betul itu
WARGA : Ooo…. Indokule, politisi palakang. Mana janjimu dulu? Mana kata-kata
manis mu dulu?
WARGA : Mana janjimu dulu?
POLITIKUS : Amplop dan sarung sudah kalian ambil
WARGA : Mana kata-kata manismu dulu?
ASISTEN : Beruntung maki itu ibu kalau ada orang janjiki
POLITIKUS : Kalian tidak perlu dijanji, kalian tidak butuh kata-kata manis, kalian
hanya butuh amplop uang
WARGA : Jangan bodohi kami lagi, jangan bohongi kami lagi.
POLITISI : Yah sudah kalau tidak mau. (KARNA TERSINGGUNG PERKATAAN
WARGA, POLITIKUS SEGERA MENINGGALKAN WARGA)
WARGA : Nakasi bopaki kalau naambil ji kembali
WARGA : Bukan rejeki

LALU SEGEROMBOLAN ORANG MASUK MENGUJUR TANAH SAMBIL MENGAMATI LOKASI


TERSEBUT.

6|MADATTE ARTS.
PENGAWAL : Yah 10 X 10 (SAMBIL MEMBAWA METER)
WARGA : Anda-anda ini siapa dan apa gerangan kesini?
PAMARENTA : Disini nantinya akan dibangun BTN, Ruko dan bangunan lain untuk
H menunjang laju ekonomi
ASISTEN : Jadi bisa bisa maki juga disini bikin usaha, beruntung sekali ki ini ibu!
WARGA : Hahh. Kenapa kami baru tau
WARGA : Yah, tanah ini adalah milik kami!!
PAMARENTA : Kalian harus tau. Tanah, air, udara dan nyawa kalian adalah milik
H negara! Kami punya surat kuasa akan hal itu
WARGA : Surat-surat macam itu bekanan baru ada.
WARGA : Kami telah berada disini sejak dulu pak. Rumah dan kebun kami ada
disini.
WARGA : Siapa yang memberikan tanah kami kepada kalian?
PAMARENTA : Pamarentah!
H
WARGA : Kami tidak terima. Kami akan mengajukan banding ke pengadilan!
PAMARENTA : OH kami datang kesini membawa surat keputusan dari pihak
H pengadilan. Silahkan bacakan pak!
ASISTEN : Keputusan pengadilan dari tingkat banding, kasasi dan peninjauan
Kembali dan, dan, dan seterusnya. Semua dimenangkan para
pengusaha, penilik modal dan disahkan pemerintah!
WARGA : Wah itu tidak benar pak!
WARGA : Kami akan melawan!
PAMARENTA : Kalau kalian berani!
H
WARGA : Kami tidak takut!
WARGA : Kami memang hanyalah orang-orang kecil tuan. Kami pribumi, kami
inlander, nama kami rakyat, sejak dulu kami telah melalui penjajahan,
penindasan dan ketidak adilan. Kami tidak takut! Orang-orang kecil
seperti kami memiliki 1000 nyawa untuk melawan!
WARGA : Kami telah melalui banyak hutang, pinjam kanan kiri untuk hidup.
Berurusan koperasi simpan pinjam dan lain-lain, makan tidak makan

7|MADATTE ARTS.
yang penting hidup. KAMI TIDAK TAKUT MATI!!
PAMARENTA : Akh Eksekusi tappaqmi!
H

BERTUMBANGAN LAGI PARA RAKYAT OLEH KESERAKAHAN PARA PENGUASA

WARGA 1 : Dunia macam apa ini! Kisahnya hanya kesedihan dan derita. Seolah-olah
tidak ada orang baik. Seolah-olah politisi itu jahat, Seolah-olah
pamarentah itu salah dan harus bertanggung jawab pada semua hal.
Kayaknya ada yang salah pada diri kita.
WARGA 2 : Kematian kawan-kawan kita adalah kematian memperjuangkan hak
rakyat. Harus ada diantara kita yang bertahan dan melanjutkan kisah
perjuangan ini. Kita harus bertahan. Sebagai rakyat, kita harus kuat. Kita
tidak boleh mati!
WARGA 1 : Kita yang salah telah menjadi orang bodoh!
WARGA 2
: Kita tidak boleh bodoh. Kita harus pergi sekolah. Ini tentang bagaimana
kita berjuang mempertahankan hidup kita. Kita mesti memiliki lembaran-
lembaran kertas. Kita butuh lembaran kertas untuk memiliki kuasa,
membeli apa-apa, memiliki apa-apa dan mengesahkan apa-apa yang
menjadi hak kita. Hidup rakyat! (MENAIKI PERAHU SAMBIL MENGAJAK
TEMANNYA UNTUK IKUT NAMUN MENOLAK PERGI)
WARGA 1 : Kita pernah diperebutkan bangsa asing, kapal dagang mereka
mengarungi lautan nusantara dan menembakkan Meriam ke Pelabuhan
kita, lalu sekian tahun menjajah kita, memono poli jalur niaga dan
mengangkut hasil pertanian kita. Lantas, Kenapa kita mesti meninggalkan
kebun?
SALAH SATU WARGA YANG TERSISA KEMUDIAN MENAIKI PERAHU LALU PERGI
MEMPERJUANGKAN HIDUPNYA MELALUI PENDIDIKAN, SEMENTARA WARGA YANG LAIN
LEBIH MEMILIH BERTAHAN UNTUK TETAP BERKEBUN.

MADATTE, 12 DESEMBER 2017

8|MADATTE ARTS.

Anda mungkin juga menyukai