Anda di halaman 1dari 15

PERTEMUAN 2

BAHAS TUNTAS :

KOMUNIKASI TERAPEUTIK
KOMUNIKASI
TERAPEUTIK
Komunikasi adalah pertukaran keseluruhan
perilaku dari komunikator kepada komunikan, baik
yang disadari maupun tidak disadari, ucapan
verbal atau tulisan, gerakan, ekspresi wajah, dan
semua yang ada dalam diri komunikator dengan
tujuan untuk memengaruhi orang lain.

Tujuan komunikasi
• Menyampaikan ide/informasi/berita Bentuk komunikasi
• Memengaruhi orang lain • Verbal
• Mengubah perilaku orang lain • Non verbal
• Memberikan pendidikan
• Memahami (ide) orang lain

Elemen komunikasi
• Komunikator (sender)
• Informasi/pesan/berita
• Komunikan (reciever)
• Umpan balik
• Atmosfer/konteks
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi interpersonal Tujuan komunikasi
antara perawat dan klien yang dilakukan secara sadar ketika • Membantu mengatasi masalah klien untuk
perawat dan klien saling memengaruhi dan memperoleh mengurangi beban perasaan dan pikiran.
pengalaman bersama yang bertujuan untuk membantu • Membantu mengambil tindakan yang efektif untuk
mengatasi masalah klien serta memperbaiki pengalaman klien/pasien.
emosional klien yang pada akhirnya mencapai kesembuhan • Memperbaiki pengalaman emosional klien.
klien. • Mencapai tingkat kesembuhan yang diharapkan
Faktor yang mempengaruhi kom. Terapeutik
• Spesifikasi tujuan komunikasi
• Lingkungan nyaman
• Privasi (terpeliharanya privasi kedua belah pihak)
• Percaya diri
• Berfokus pada klien
• Stimulus yang optimal
• Jarak personil (1 lengan atau 40 cm)

Penggunaan Diri secara Terapeutik dan Analisis diri Perawat


• Kesadaran diri (self awarness)
• Klarifikasi nilai
• Eksplorasi perasaan
• Perawat sebagai model peran (nurses as role model)
• Berorientasi untuk kepentingan orang lain (altruism)
• Ethic dan responsibility
Sikap dalam kom. Terapeutik
• Mendengarkan dengan penuh perhatian (listening)
• Menunjukkan penerimaan (accepting)
• Menanyakan pertanyaan yang berkaitan
• Mengulang (restating/repeating)
K : “Saya tidak nafsu makan, seharian saya belum makan.”
P : “Bapak mengalami gangguan untuk makan?”
• Klarifikasi (clarification)
“Coba jelaskan kembali apa yang Bapak maksud dengan kegagalan hidup? ”
• Memfokuskan (focusing)
K : “Ya, beginilah nasib wanita yang teraniaya seperti saya. Tapi, saya
pikir untuk apa saya pikirkan sakit ini?”
P : “Coba ceritakan bagaimana perasaan ibu sebagai wanita.”
• Merefleksikan (reflecting/feedback)
“Ibu tampak sedih.“ Apakah Ibu merasa tidak senang apabila Ibu ….”
• Memberi informasi (informing)
• Diam (silence)
• Identifikasi tema (theme identification)
“Saya paham terhadap masalah Ibu. Ibu merasa bahwa anak-anak dewasa dan semua telah
meninggalkan Ibu sendirian di rumah. apa rencana yang akan Ibu lakukan untuk mengatasi masalah?”
• Memberikan penghargaan (reward)
• Menawarkan diri
“Saya ingin Anda merasa tenang dan nyaman.”
• Memberi kesempatan kepada klien untuk memulai pembicaraan
“Adakah sesuatu yang ingin Ibu bicarakan?” “Apakah yang sedang Ibu pikirkan?”
“Dari mana Ibu ingin mulai pembicaraan ini?”
• Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan
Fase komunikasi terapeutik

Fase prainteraksi Fase orientasi Fase kerja Fase terminasi


• fase persiapan yang dapat Fase awal interaksi antara perawat tidak hanya mencapai Perawat memberi kesempatan
dilakukan perawat sebelum perawat dan klien yang tujuan yang telah diinginkan kepada klien untuk
berinteraksi dan bertujuan untuk merencanakan bersama, tetapi harus mengungkapkan keberhasilan
berkomunikasi dengan klien. apa yang akan dilakukan pada memandirikan klien. dirinya dalam mencapai tujuan
fase selanjutnya. terapi dan ungkapan
• Perawat mengeksplorasi Pada fase ini perawat Contoh: “Saya akan perasaannya. Selanjutnya
perasaan, fantasi dan • Memberi salam terapeutik memasukkan jarum infus ini ke perawat merencanakan tindak
ketakutan sendiri, serta • Evaluasi dan validasi pembuluh darah di tangan lanjut pertemuan dan membuat
menganalisis kekuatan dan perasaan klien ibu”, “Ibu akan merasakan sakit kontrak pertemuan selanjutnya
kelemahan profesional diri. • Melakukan kontrak sedikit dan tidak perlu khawatir”. bersama klien.
Perawat juga mendapatkan hubungan
data tentang klien dan jika Ada tiga kegiatan utama yang
memungkinkan harus dilakukan perawat
merencanakan pertemuan • melakukan evaluasi subjektif
pertama dengan klien. dan objektif
• merencanakan tindak lanjut
interaksi
• membuat kontrak dengan
klien untuk melakukan
pertemuan selanjutnya.
Komunikasi pada bayi dan anak
Bentuk komunikasi pada Teknik komunikasi Cara komunikasi
bayi dan anak pada anak
• Tangisan Verbal Anak 0-1 tahun 7-11 tahun
• Ocehan dan celoteh • Bercerita Kenali tangisan bayi • Memperhatikan tingkat
• bibliotheraphy kemampuan bahasa anak
Toddler dan pra sekolah dengan menggunakan
Non verbal • Memberi tahu apa yang terjadi pada diri anak. katakata sederhana yang
Menulis • Memberi kesempatan pada anak untuk menyentuh spesifik.
Menggambar alat pemeriksaan yang akan digunakan. • Menjelaskan sesuatu yang
Nada suara • Nada suara rendah dan bicara lambat. Jika anak ingin diketahui anak.
Aktivitas pengalihan tidak menjawab, harus diulang lebih jelas dengan • Pada usia ini, keingintahuan
Ungkapan marah pengarahan yang sederhana. pada aspek fungsional dan
Sentuhan • Hindarkan sikap mendesak untuk dijawab seperti prosedural dari objek tertentu
kata-kata, “jawab dong”. sangat tinggi.
• Mengalihkan aktivitas saat komunikasi, misalnya • Jangan menyakiti atau
dengan memberikan mainan saat komunikasi. mengancam sebab ini akan
• Menghindari konfrontasi langsung. membuat anak tidak mampu
• Jangan sentuh anak tanpa disetujui dari anak. berkomunikasi secara efektif.
• Bersalaman dengan anak saat memulai interaksi
karena bersalaman dengan anak merupakan cara
untuk menghilangkan perasaan cemas.
• Mengajak anak menggambar, menulis, atau
bercerita untuk menggali perasaan dan fikiran anak.
Komunikasi pada remaja

• Menjadi pendengar yang baik dan memberi kesempatan pada mereka untuk
mengekspresikan perasaannya, pikiran, dan sikapnya.
• Mengajak remaja berdiskusi terkait dengan perasaan, pikiran, dan sikapnya.
• Jangan memotong pembicaraan dan jangan berkomentar atau berespons yang berlebihan
pada saat remaja menunjukkan sikap emosional.
• Memberikan support atas segala masalah yang dihadapi remaja dan membantu untuk
menyelesaikan dengan mendiskusikannya.
• Perawat atau orang dewasa lain harus dapat menjadi sahabat buat remaja, tempat berbagi
cerita suka dan duka.
• Duduk bersama remaja, memeluk, merangkul, mengobrol, dan bercengkerama dengan
mereka serta sering melakukan makan bersama.
Komunikasi pada dewasa

• Penyampaian pesan langsung kepada penerima tanpa perantara. Dengan


penyampaian langsung, klien akan lebih mudah untuk menerima penjelasan
yang disampaikan.
• Saling memengaruhi dan dipengaruhi, maksudnya komunikasi antara
perawat dan pasien dewasa harus ada keseimbangan dan tidak boleh ada
yang mendominasi.
• Melakukan komunikasi secara timbal balik secara langsung, maksudnya
komunikasi timbal balik dapat meminimalkan kemungkinan terjadinya salah
persepsi. Hubungan dan komunikasi secara timbal balik ini menunjukkan
pentingnya arti hubungan perawat-klien.
• Komunikasi secara berkesinambungan, tidak statis dan bersifat dinamis.
Komunikasi pada lansia

• Beri waktu ekstra (lansia lebih lama dalam menerima informasi)


• Hindari ketidakpedulian
• Duduk berhadapan
• Pelihara kontak mata
• Mendengarkan, kurangi kegagalan komunikasi dengan mendengarkan cerita pasien
lansia
• Bicara pelan dengan jelas dan nyaring
• Gunakan kata-kata sederhana, pendek. dan singkat untuk memudahkan penerimaan
klien lansia
• Fokuskan pada satu pembicaraan
• Beri catatan untuk instruksi yang rumit agar menghindari kebingungan klien
• Gunakan gambar atau tabel untuk mempermudah pemahaman
• Ringkas poin utama
• Beri kesempatan pada lansia untuk bertanya
• Cari tempat yang tenang untuk mencegah kebingungan
• Gunakan sentuhan untuk memberikan kenyamanan
Pendekatan komunikasi pada
lansia
Pendekatan fisik Pendekatan psikologis Pendekatan sosial Pendekatan spiritual
• Mencari informasi tentang perawat berperan sebagai Mengadakan diskusi, tukar Perawat harus bisa memberikan
kesehatan objektif, konselor, advokat, suporter, dan pikiran, bercerita, bermain, atau kepuasan batin dalam
kebutuhan, kejadian yang interpreter terhadap segala mengadakan kegiatan-kegiatan hubungannya dengan
dialami, perubahan fisik sesuatu yang asing atau sebagai kelompok merupakan Tuhan atau agama yang
organ tubuh, tingkat penampung masalah-masalah implementasi dari pendekatan dianutnya, terutama ketika klien
kesehatan yang masih bisa rahasia yang pribadi dan ini agar klien dapat berinteraksi dalam keadaan sakit atau
dicapai dan dikembangkan, sebagai sahabat yang akrab bagi dengan sesama lansia ataupun mendekati kematian. Pendekatan
serta penyakit yang dapat klien dengan petugas kesehatan. spiritual ini cukup efektif,
dicegah progresivitasnya. terutama bagi klien yang
Pendekatan ini relatif lebih mempunyai kesadaran tinggi
mudah dilaksanakan dan dan latar belakang keagamaan
dicarikan solusinya karena yang baik.
riil dan mudah diobservasi.
Teknik komunikasi pada lansia

Asertif Perawat bersikap menerima yang menunjukkan sikap peduli dan sabar untuk mendengarkan dan
memperhatikan klien serta berusaha untuk mengerti/memahami klien
Responsif perhatian perawat kepada klien yang dilakukan secara aktif untuk memberikan ketenangan klien
Fokus perawat harus tetap fokus pada topik pembicaraan dan mengarahkan kembali komunikasi lansia
pada topik untuk mencapai tujuan terapi. Sikap ini merupakan upaya perawat untuk tetap
konsisten terhadap materi komunikasi yang diinginkan
Suportif Lansia sering menunjukkan sikap labil atau berubah-ubah. Perubahan ini perlu disikapi dengan
menjaga kestabilan emosi klien lansia dengan cara memberikan dukungan (suportif).
Klarifikasi teknik yang digunakan perawat untuk memperjelas informasi
yang disampaikan klien.
Sabar dan Perubahan yang terjadi pada lansia terkadang merepotkan dan seperti kekanakkanakan.
ikhlas Perubahan ini harus disikapi dengan sabar dan ikhlas agar hubungan antara perawat dan klien
lansia dapat efektif

Anda mungkin juga menyukai