Anda di halaman 1dari 27

Ceria Zega, S.Kep.

, Ns

KOMUNIKASI EFEKTIF DAN


TERAPEUTIK PADA KLIEN
1 KONSEP KOMUNIKASI
TERAPEUTIK

PRINSIP KOMUNIKASI
KOMUNIKAS 2
TERAPEUTIK

I EFEKTIF 3 SIKAP KOMUNIKASI


TERAPEUTIK

4 TAHAPAN KOMUNIKASI
TERAPEUTIK
KONSEP KOMUNIKASI
TERAPEUTIK
Komunikasi adalah proses timbal balik mengirim dan
menerima pesan menggunakan keterampilan
komunikasi verbal dan nonverbal

Komunikasi dapat didefinisikan sebagai transaksi dan


menciptakan pesan. Seluruh proses terjadi dalam
konteks yang terdiri dari fisik, nilai-nilai budaya, sosial
dan kondisi psikologis.
KONSEP KOMUNIKASI
TERAPEUTIK
Komunikasi yang baik tidak hanya didasarkan pada
kemampuan penampilan fisik PPA, tetapi juga pada
pendidikan dan pengalaman

Komunikasi yang efektif membutuhkan pemahaman


klien dan pengalaman mereka mengekspresikan. Hal
ini membutuhkan keterampilan dan sekaligus niat tulus
dari pemberi layanan untuk memahami masalah klien.
PRINSIP KOMUNIKASI TERAPEUTIK
1. Kehadiran “ the core element in presence is being there”.
- secara fisik hadir ( kontak mata, tubuh condong kearah klien)
- secara psikologis hadir ( mendengarkan dengan penuh
perhatian )

2. Empati  kemampuan untuk memahami, merasakan, berbagi,


dan menerima perasaan lain.

3. Respek  rasa hormat atau penghargaan


Pengakuan atas martabat, nilai dan keunikan setiap individu,
tanpa memandang status sosial-ekonomi, atribut pribadi dan
sifat dari masalah kesehatan.

4. Genuinenes  keadaan yang riil, jujur, dan tulus.


PRINSIP KOMUNIKASI TERAPEUTIK
5. Kepercayaan  Nakes menepati janji untuk klien.
Jika kepercayaan dilanggar, sulit untuk membangun kembali

6. Professional intimacy  melekat pada asuhan/ pelayanan


yang diberikan.

7. Kekuatan “Power”  Nakes memiliki otoritas dan pengaruh


yang lebih dalam sistem pelayanan kesehatan seperti,
pengetahuan khusus, kewenagan akses ke informasi, dan
kemampuan untuk melakukan advokasi kepada klien.

8. “Significant others” Secara tepat memberdayakan, dengan


cara peduli, memungkinkan nakes untuk bermitra dengan
klien untuk memenuhi kebutuhannya.
PRINSIP KOMUNIKASI TERAPEUTIK
9. Waktu & Tempat  Tidak hanya jumlah waktu, tetapi juga
waktu interaksi dapat memiliki dampak yang signifikan pada
hasil interaksi. Lingkungan fisik harus nyaman dan perhatikan
privasinya.

10.Setting  Setelah menetapkan waktu dan tempat yang tepat


harus memperkenalkan dirinya dan memperjelas tujuan
interaksi dan durasi yang diharapkan

11.Mendengarkan Aktif  merefleksikan kembali pemahaman


nakes tentang apa yang seseorang katakan, untuk
mengkonfirmasi bahwa nakes memahami pesannya.
Mendengar dan menafsirkan bahasa, melihat perangkat
nonverbal dan paraverbal, dan mengidentifikasi perasaan
yang melandasinya.
JENIS KOMUNIKASI
Komunikasi Verbal
Pesan verbal dikomunikasikan melalui kata-kata atau
bahasa.

* GUNAKAN KATA-KATA SEDERHANA


* INFORMASIKAN JIKA ADA KETERLAMBATAN
* SETELAH SELESAI BERITAHU KAPAN ANDA
KEMBALI
JENIS KOMUNIKASI
Komunikasi Non Verbal
Pengiriman pesan nonverbal melalui bahasa tubuh bukan
kata-kata. Tenaga kesehatan (nakes) harus
memperhatikan isyarat nonverbal untuk secara akurat
menginterpretasikan perubahan perilaku klien.

Pesan Nonverbal
 Ekspresi wajah
 Posture
 Gestures
NON VERBAL EXPECTATIONS
 SENYUM

 KONTAK MATA
(Use direct eye contact when communicating with all patients, visitors,
and guests)

 JANGAN MENGABAIKAN DAN KASAR


(Ignoring someone or rudeness is never accepted)

 BERI HORMAT SEGERA


(Acknowledge guests immediately when they enter a unit or
department)

 SEGERA TOLONG JIKA ADA YANG MEMINTA


(If you observe someone looking for help, offer assistance, escort them
if possible)
SIKAP KOMUNIKASI
TERAPEUTIK
1. Jarak

2. Sentuhan

3. Gestures

4. Kontak
Mata

5. Diam

6. Gerakan
Tubuh
JARAK
- Intim : 0 - 18 inches, sekitar 50 cm
- Pribadi : 1.5 - 4 feet, sekitar 50 - 120 cm
- Konsultasi sosiial : lebih dari 8 feet, sekitar > 250 cm

SENTUHAN
- Bersalaman
- Menepuk bahu
- Mengangkat jempol
- Tepuk tangan
- Memegang tangan pasien yang sedang sedih
GERAKAN TUBUH
1. Ekspresi wajah

2. Tersenyum

3. Kontak mata

4. Tidak melipat tangan

5. Tidak menyilangkan kaki

6. Tidak memasukkan tangan ke

kantong

7. Sedikit membungkuk
DIAM
- Mendengar aktif

- Kontak Mata

VOLUME DAN NADA SUARA


- Lansia: Volume suara tinggi, nada rendah

- Tak sadar: suara jelas dan terdengar


NON VERBAL EXPECTATIONS
 SENYUM

 KONTAK MATA
(Use direct eye contact when communicating with all patients, visitors,
and guests)

 JANGAN MENGABAIKAN DAN KASAR


(Ignoring someone or rudeness is never accepted)

 BERI HORMAT SEGERA


(Acknowledge guests immediately when they enter a unit or
department)

 SEGERA TOLONG JIKA ADA YANG MEMINTA


(If you observe someone looking for help, offer assistance, escort them
if possible)
TAHAPAN KOMUNIKASI
TERAPEUTIK
• Pra Interaksi
• Perkenalan / Orientasi
• Kerja
• Terminasi
Fase 1 : PRA INTERAKSI / PREPARATION
• Mulai Evaluasi Diri
• Eksplorasi Perasaan: ketakutan,
kecemasan
• Menggunakan diri secara maksimal
• Mendapatkan informasi tentang klien
• Menetapkan kontak pertama dan selanjutnya
• Membuat rencana komunikasi
PERSIAPAN DIRI

Pengenalan Diri Penampilan Diri


Kemampuan  Sopan santun
kelemahan  Handal
Fokus pada aspek  Tanggap
positif  Percaya Diri
Diri sendiri  Cepat
Klien-keluarga  Ceria
Tempat kerja  Rapih & Bersih
PERSIAPAN DIRI

Evaluasi Diri
Kemampuan yang dimiliki
Kelemahan yg dimiliki

Rencana Interaksi
Pertemuan keberapa
Tujuan pertemuan
Tujuan tindakan
Strategi komunikasi dan persiapan alat yang diperlukan
Fase 2 : PERKENALAN / ORIENTASI
• Bina hubungan saling percaya
• Kaji keluhan utama / kebutuhan /
keinginan/ masalah
• Komunikasi terbuka
• Kontrak
• Kaji lebih lanjut
• Identifikasi masalah
Fase 2 : PERKENALAN / ORIENTASI
Orientasi:
Salam: Selamat pagi Ibu, saya Wardiyah petugas
yang akan merawat ibu hari ini. Nama lengkap ibu
siapa, nama panggilannya?
Evaluasi: Apa yang ibu rasakan?
Validasi: Apa yang telah ibu lakukan di rumah?
Kontrak: Baik ibu saya akan mempesiapkan alat
untuk masase/pijat sekitar 5 menit dan tindakan nanti
akan memakan waktu sekitar satu jam ya bu, apakah
ibu sudah nyaman di ruangan ini an posisi seperti ini?
Fase 3 : KERJA
• Laksanakan tindakan sesuai dengan standar
• Meningkatkan pemahaman pelanggan
• Persepsi
• Perasaan
• Perbuatan
• Pemenuhan kebutuhan pelanggan
• Membantu menyelesaikan masalah
• Meningkatkan kemandirian pelanggan
Fase 3 : KERJA
Kerja:
Asesmen Bio : H to T (dari kepala ke kaki) sambil bicara,
asesmen fokus sesuai keluhan
Untuk bagian tubuh ibu saya lihat tidak ada masalah ya bu, pinggang saja
yang merasa pegal ya bu?
Asesmen sosial: sekolah, pekerjaan, kebiasaan terkait
keluhan dll yang dianggap perlu (kondisional)
Asesmen psikologis: persepsi terhadap keluhan, kecemasan
(kondisional)
Melakukan tindakan: Saya mulai pijat ya bu..(Masase sesuai SPO)
PENKES: Klien dan keluarga
Jika nanti pegal lagi pada pinggang, ibu boleh melakukan beberapa hal,
cari posisi yang nyaman, relaksasi dengan tarik nafas dalam, pengalihan
dengan bercakap-cakap atau melakukan kegiatan yang disukai ya bu..
Fase 4 : TERMINASI
• Evaluasi hasil tindakan
• Subjektif
• Objektif
• Rencana kegiatan pasien
• Rencanakan tindak lanjut perawat
• Kontrak selanjutnya
• Salam
Fase 4 : TERMINASI
Terminasi:
Evaluasi Subjektif: Baik ibu, tindakan sudah selesai
dilakukan, bagaimana perasaan ibu setelah di pijat tadi bu?
Apakah masih ada yang akan ditanyakan ?
Evaluasi Objektif: Jadi apa saja tadi yang perlu dilakukan?
Betul baik sekali..
Rencana Tindak Lanjut: jadi selama saya tinggalkan jangan
lupa lakukan…
Kontrak YAD: Bu, saya permisi ya bu, jika ada yang perlu
didiskusikan dan untuk tindakan selanjutnya ibu boleh
kontak kami di nomor...
Selamat siang
Komunikasi Melalui Telepon
Laporkan
• Tulis
• Bacakan
Kembali
• Konfirmasi
Saohagolo 

Anda mungkin juga menyukai