Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PANCASILA

PARADIGMA PANCASILA DALAM BIDANG PERTAHANAN DAN


KEAMANAN

ARROW YEHEIZKIEL EKEL


2206834944
BISNIS KREATIF
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT. Saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Adapun judul makalah ini “Paradigma Pancasila Dalam Bidang Pertahanan dan Keamanan.”

Makalah ini akan dikumpulkan sebagai tugas dari mata kuliah Pancasila di Fakultas Vokasi
Jurusan Bisnis Kreatif, Universitas Indonesia. Tidak dapat disangka bahwa saya bisa
menyelesaikan makalah ini. Terimakasih buat Bpk Dwi Kristianto, M.Kesos yang sudah
memberikan tugas ini kepada sehingga saya bisa belajar banyak tentang membuat makalah.

Akhirnya saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, karena
keterbatasan ilmu yang saya punya. Untuk itu saya dengan kerendahan hati mengharapkan
saran dan kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak demi membangun diri saya.
Daftar Isi
BAB I............................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................................5
1.3 Tujuan...............................................................................................................................................5
1.4 Metode..............................................................................................................................................6
BAB II...........................................................................................................................................................7
ISI.................................................................................................................................................................7
2.1 Pembahasan.....................................................................................................................................7
2.2 Pertahanan Nirmiliter.......................................................................................................................9
2.3 Kerja Sama Di Bidang Pertahanan Di Luar ASEAN..........................................................................10
2.4 Tugas Perdamaian...........................................................................................................................12
2.5 Mewujudkan Industri Pertahanan Dalam Negeri...........................................................................13
2.6 Kerja sama dalam pengembangan industri pertahanan................................................................13
2.7 Kerangka Pokok Kapabilitas Pertahanan Negara...........................................................................14
BAB III........................................................................................................................................................18
PENUTUP...................................................................................................................................................18
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................................18
3.2 Saran...............................................................................................................................................19
BAB IV.......................................................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Suku, agama, dan ras, selama ini menjadi isu yang kembali dan beberapa orang merasa Azis
terlalu menekankan kesukuannya untuk mendapatkan keuntungan politik. Mereka telah
bermukim di Tolitoli sejak beberapa generasi, dan dengan jumlah 44 persen dari total populasi
menjadi suatu kelompok suku paling besar di Tolitoli, tapi belum pernah ada yang menjadi
bupati dari suku Bugis (IGC; 2010). Pada bulan Desember 2003, Azis berhenti dari kepegawaian
untuk maju dalam pemilu DPRD tahun 2004. Bupati Ma’ruf menghalangi pencalonannya dengan
pertama-tama menolak permohonan berhentinya itu, kemudian memecatnya setelah jadwal
pendaftaran kandidat berakhir.

Dengan adanya itu di undur balik ke zaman setelah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus
1945 roda dalam pemerintahan segera bergerak, antara lain dengan pemindahan kekeuasaan yang
telah di selenggarakan dalam tempo sesingkat-singkatnya. Oleh karena itu panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia PPKI, segera Kembali-Kembali pertama yaitu tipe Presidensial dan
hasilnya diumumkan pada 19 Agustus 1945. Pada periode Kabinet Hatta ke-1 periode 29 Januari
1948 – 4 Agustus 1949, saat Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI dalam keadaan
yang sangat genting akibat tekanan Kembali Belanda, Wapres Drs. Moh. Hatta berperan sebagai
Menteri Pertahanan ad interim. Namun pada 15 Juli 1949 jabatan Menhan dipegang oleh Sri
Sultan Hamengku Buwono IX. Sri Sultan juga menjabat Menhan pada masa Kabinet Hatta ke-2
dan Kabinet Republik Indonesia Serikat hingga 6 September 1950, dan kemudian menjabat lagi
pada beberapa embali berikutnya hingga mundur atas permintaan sendiri pada 2 Juni 1953. Pada
embali Pembangunan I di Era Orde Baru, mulai 6 Juni 1968 jabatan Menteri Pertahanan
Keamanan dirangkap Persiden RI Jenderal TNI Soeharto.
Selanjutnya pada Kabinet Indonesia Bersatu Ke II periode 2009 – 2014 yang embali berada
di bawah kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, jabatan Menhan dipercayakan
kepada Prof. Dr. Ir. Purnomo Yusgiantoro, MA, Msc yang dalam Kabinet Indonesia Bersatu I
menjabat sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral / ESDM dan Letnan Jenderal TNI
Sjafrie Sjamsoeddin, MBA sebagai Wakil Menteri. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 39
Tahun 2008 tanggal 6 November 2008 tentang Kementerian Negara, nama Departemen
Pertahanan RI pun berubah menjadi Kementerian Pertahanan Republik Indonesia. Langkah-
langkah dan sasaran kebijakan Kementerian Pertahanan sangat beragam, sangat tergantung
situasi dan kondisi serta Pimpinan Negara saat itu dan siapa yang dipercaya sebagai Menteri
Pertahanan. Yang pasti, Kemhan RI, sejak era Proklamasi, masa Orde Lama, Orde Baru hingga
di Era Reformasi, sekarang dan ke depan Kemhan senantiasa tetap pada posisi yang sangat
strategis dan berperan sangat penting dalam menjaga keamanan Negara dan keselamatan bangsa,
serta kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI.

1.2 Rumusan Masalah

Negara yang berdimensi nirmiliter. Isu-isu tersebut dalam skala tertentu dapat berkembang
menjadi isu-isu pertahanan yang mengancam kedaulatan negara, keutuhan wilayah, keselamatan,
dan kehormatan bangsa. Atas dasar itu, konsepsi dalam pertahanan Indonesia dikembangkan
untuk memberdayakan fungsi-fungsi nirmiliter dalam mewujudkan kondisi dalam negeri yang
stabil yang memberikan efek tangkal terhadap setiap kemungkinan ancaman. Isu global, seperti
penguatan nilai-nilai demokrasi, penegakan hak asasi manusia ,dan lingkungan hidup masih
menjadi indikator yang sangat mempengaruhi pola hubungan internasional, terutama hubungan
antarnegara baik dalam skala bilateral maupun yang lebih luas. Pemahaman terhadap spektrum
konflik menjadi dasar dalam pencegahan konflik, pengelolaan konflik, keikutsertaan dalam tugas-tugas
perdamaian dunia dan bantuan kemanusiaan, serta bantuan kemampuan pertahanan negara pada
departemen atau otoritas sipil lainnya. Dalam spektrum ancaman yang eskalatif dan berkembang ke arah
yang mengancam keamanan nasional, diperlukan suatu mekanisme pelibatan unsur-unsur kekuatan
nasional secara tepat.
1.3 Tujuan

Dalam menjaga sistemideologi negara, upaya pertahanan negara diarahkan untuk mengawal
serta mengamankan Pancasila sebagai dasar negara dan falsafah bangsa Indonesia. Setiap usaha
untuk mengganti ideologi Pancasila akan berhadapan dengan instrumen pertahanan negara yang
setiap saat siap sedia membela dan mempertahankannya, sedangkan dalam menjaga sistem
politik negara, upaya Pertahanan Negara diarahkan untuk mendukung atas terwujudnya
pemerintahan negara yang demokratis, stabil, bersih, dan berwibawa serta mengandung tata nilai.
Upaya menjaga keutuhan NKRI didasarkan pada pandangan 45 bangsa Indonesia yang
menempatkan NKRI sebagai putusan final yang harus tetap dipelihara dan dipertahankan. Setiap
usaha pemisahan diri atau yang bertujuan mengubah dan memecah belah NKRI merupakan
sebuah ancaman yang akan dihadapi dengan sistem pertahanan negara.

1.4 Metode

Penyusunan naskah ilmiah RUU pengesahan nota kesepahaman antara Kementerian


Pertahanan Republik Indonesia dan Kementerian Pertahanan Kerajaan Belanda atas pekerjaan
tersebut Hal yang sama berlaku untuk pembelaan dengan cara hukum normatif Metode hukum
normatif dilakukan melalui penyelidikan Sastra terutama mempertimbangkan data sekunder di
antaranya lain-lain Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Nota
Kesepahaman antara Kementerian Pertahanan Republik Indonesia dan Kementerian Pertahanan
Kerajaan Belanda untuk bertindak Kerjasama Pertahanan, UU No. 37 1999 tentang Hubungan
Luar Negeri, UU No. 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional, UU No. 3 Tahun 2002
tentang Pertahanan Negara dan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI dan UU No.
16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan. Analisis data dilakukan secara kualitatif. Bahan hak
tertulis yang dikumpulkan diklasifikasikan sesuai dengan itu dengan masalah yang ditemukan
secara terus menerus melakukan analisis substansi (content analysis). sistematis terhadap
dokumen hukum dan dibandingkan dengan informasi dari sumber tersebut dapat menjawab
permasalahan yang dihadapi.
BAB II
ISI

2.1 Pembahasan

Dunia internasional berada dalam kondisi yang disebut Thucydides Trap atau kondisi dimana
semua negara dalam titik kritis konflik internasional. Peperangan dimulai dari adanya rasa
kekhawatiran antara the rising power dan the establishment power. Kekuatan yang baru muncul
seperti Indonesia yang belum mencapai 1 abad atau belum masuk dalam 10 besar negara terkuat
akan sangat mudah untuk diinvasi oleh negara yang sudah berkekuatan mapan seperti Asutralia,
Cina, Jepang, dan kekuatan Asia lainnya. Tetapi negara-negara mapan itu juga memiliki
kekhawatiran akan munculnya kekuatan baru yang mampu menyaingi mereka, sehingga secara
psikologis kedua kekuatan ini akan terdorong untuk melakukan perang.

Indonesia berada di tengah antara Benua Australia dan Asia yang mana ini cukup
berbahaya bilamana Indonesia tidak kuat, seperti Israel di tanah Arab, Singapura di antara
Melayu, Ukraina di sebelah Rusia, atau Taiwan dengan Tiongkok. Sebagai negara yang besar,
Indonesia juga harus bisa menjangkau seluruh perbatasan demi menjaga kedaulatan teritorial.
Wilayah lautan yang besar juga merupakan tanggung-jawab besar untuk menegakkan kekuatan
maritim sebagai negara maritim. Oleh sebab itu, negara Indonesia tidak bisa lengah dalam
membangun armada militernya baik matra darat, laut, dan udara.

Sistem kemiliteran Indonesia sebenarnya telah lama menjadi sebab Indonesia bisa
melawan para penjajah baik Belanda maupun Jepang, yakni sistem militer terintegrasi. Hal ini
termaktub dalam Pasal 30 Ayat 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945
(UUD NRI tahun 1945) bahwa “Bahwa tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
usaha pertahanan dan keamanan negara”. Sistem ini dinamakan Sishankamrata atau Sistem
Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta. Sistem ini artinya seluruh elemen masyarakat
terlibat dalam upaya mempertahankan dan mengamankan kedaulatan Indonesia secara
militeristik maupun non-militer. Masyarakat sipil adalah bagian dari Tentara Nasional Indonesia
(TNI) dan TNI adalah bagian rakyat, tidak ada pemisahan antara TNI dan rakyat. Adapun
pemisahan antara TNI dan Rakyat hanya akan membuat Indonesia menjadi mudah dipecahbelah
dan dikuasai. TNI lahir dari rahim rakyat sehingga persatuan antara keduanya diperlukan untuk
satu pertahanan nasional yang kokoh. Bersama dengan Rakyat dan TNI ada Polisi Republik
Indonesia (Polri) yang menjaga ketertiban internal masyarakat. Pertahanan rakyat semesta
melibatkan ketiga komponen utama tersebut tanpa adanya disintegrasi, hanya satu kekuatan total.

Sishankamrata menempatkan seluruh elemen masyarakat sebagai subjek pertahanan yang


mana ini terbentuk atas dasar Persatuan Indonesia. Sistem ini tak lain adalah sistem asli
Indonesia yang diterapkan sebagai Perjuangan Nasional pada masa penjajahan. Tanpa adanya
persatuan maka kekuatan akan pongah. Dahulu masyarakat sipil menjadi sistem pendukung
bahkan aktor utama dalam mengusir penjajah sebelum dibentuknya TKR atau TNI untuk
sekarang.

Sishankamrata terdiri dari 3 komponen: Utama, cadangan, dan pendukung. Komponen


utama adalah TNI dan Polri yang merupakan angkatan bersenjata profesional yang dibentuk
secara eksplisit untuk menghadapi ancaman militer. Komponen cadangan adalah masyarakat
sipil, sumber daya alam, serta prasarana dan sarana yang mendukung komponen utama.
Komponen pendukung adalah masyarakat sipil serta sumber daya nasional, adapun masyarakat
sipil itu adalah rakyat terlatih seperti Pertahanan Sipil (Hansip), Perlawanan Rakyat (Wanra),
Keamanan Rakyat (Kamra), Resimen Mahasiswa (Menwa), Praja Muda Karana, tim Search and
Rescue (SAR), dan banyak lagi.

Sishankamrata bukanlah kerjasama namun kolaborasi. Berbeda dengan negara-negara


lain yang menerapkan wajib militer, terlepas dari negara-negara tersebut dalam kondisi konflik,
Indonesia termasuk negara yang memiliki keutuhan kekuatan militer karena antusiasme
masyarakat sipil untuk ikut dalam TNI sangat besar. Cita-cita militer tidak sedikit dijumpai
dalam jiwa anak-anak muda Indonesia. Semangat ini telah dipupuk melalui heroisme para
pahlawan yang menyebabkan jiwa nasionalisme manusia Indonesia sangat tinggi.. Tanpa
nasionalisme dan persatuan, sebuah bangsa yang baru merdeka tidak akan mampu bertahan dari
goncangan eksternal dan internal yang besar seperti halnya yang dialami Indonesia dari sebelum
merdeka sampai sekarang, tetapi sampai sekarang Indonesia masih kokoh berdiri.

Siskanhamrata ini menandai supremasi sipil dan militer dalam menjaga kedaulatan
NKRI. Bahwa masyarakat sipil bukan hanya bertugas dalam hal-hal di luar pertahanan dan
keamanan namun juga ikut bertanggung-jawab atas 2 hal tersebut. Militer bukan hanya
menjaga keamanan dan pertahanan namun juga berkontribusi dalam pembangunan sosial
masyarakat sipil. Polisi pun sama, ia tidak hanya menjaga ketertiban masyarakat namun ikut
membantu masyarakat sipil dan militer dalam mempertahankan keamanan negara. Tidak ada
gap antar unsur-unsur di atas dan kuncinya adalah kepercayaan satu sama lain, sehingga tidak
ada gap pula bagi musuh dalam negeri maupun asing untuk memecah belah persatuan
Indonesia.

2.2 Pertahanan Nirmiliter

Kekuatan pertahanan nirmiliter termasuk dalam komponen Komponen cadangan dan


pendukung yang dirancang untuk digunakan ancaman militer Untuk pertahanan nirmiliter dalam
konteks pertahanan Setiap lembaga/fasilitas eksternal mengembangkan teknik sipil pertahanan
sebagai bagian dari tugas mereka.

Kekuatan komponen cadangan terdiri dari warga negara yang terbentuk, sumber daya
alam, sumber daya buatan, instalasi dan Infrastruktur, serta wilayah negara tempat ia diciptakan
Pengganda komponen utama dengan mobilisasi. Sebagai pengganda Ketebalan komponen
pengganti disesuaikan dengan kebutuhan tikar apapun Pembentukan komponen cadangan
terjadi Menghormati hak dan kewajiban warga negara Pertahanan negara dan pertahanan
negara melalui regulasi Konstitusi. proses rekrutmen warga negara Inventarisasi komponen
dilakukan melalui prioritas selektif keahlian dan keterampilan yang diperlukan untuk dukungan
komponen utama. Mengingat komponen cadangan setelah mobilisasi

Menjadi seorang petarung tidak hanya membutuhkan keahlian dan keterampilan, tetapi
juga prasyarat untuk menjadi seorang petarung. Prosedur perekrutan warga negara termasuk
persyaratan Kesehatan dan kebugaran jasmani. Pasokan komponen sebelum Anda
memobilisasi warga negara terdidik dengan status tetap sebagai warga sipil biasa yang
diperlakukan sama dengan orang lain.Warga direkrut sebagai komponen cadangan koefisien
dimensi tanah disesuaikan dengan fungsi dan tugas dimensi tanah. Spesialisasi dan bidang
keahlian diprioritaskan. seperti dokter, paramedis, apoteker, mekanik/spesialis mobil, spesialis
medis Para ahli dari industri elektronik dan konstruksi. Kebutuhan narator dimensi maritim,
warga negara yang direkrut sebagai komponen cadangan tergantung pada tugasnya dan
kewajiban maritim. Perekrutan adalah prioritas Warga negara dengan keahlian dan
keterampilan, mis. B.Para ahli Navigator/kapten, insinyur kelautan, teknisi elektronik, dokter,
paramedis, spesialis medis ahli kimia dan profesional konstruksi. Elemen berpengalaman
direkrut Bersama Peralatan yang mendukung profesi yang dapat dikerahkan.

Cikal bakal komponen cagar laut antara lain adalah unsur dari jajaran Bakorkamla
(Badan Koordinasi Keamanan Laut). Warga direkrut sebagai komponen cadangan Koefisien
dimensi udara disesuaikan dengan fungsi dan fungsi dimensi tersebut udara Rekrutmen akan
diprioritaskan bagi warga negara yang memiliki Kompetensi dan keterampilan seperti
penerbang, insinyur pesawat terbang, ahli teknisi elektronik, dokter dan paramedis, apoteker,
ahli mekanik/kendaraan, dan ahli dalam industri konstruksi. Rekrutmen juga mencakup
peralatan yang diperlukan

dengan profesi mobilisasi mereka sendiri. Komponen cadangan bersifat lokal atau
regional, dibentuk ditempatkan dan dikelola berdasarkan wilayah pemukiman masing-masing.
Karakter lokal komponen cadangan didasarkan pada pertimbangan efisiensi serta hak-hak
individu warga negara yang terhubung profesi dan pekerjaan mereka dan masa kerja
komponen Dana Terbatas. Ukuran daya komponen cadangan dalam 20 tahun ke depan
160.000 personel untuk cadangan TNI AD Angkatan Laut Indonesia dan Cadangan Angkatan
Udara Indonesia.

Sarana dan prasarana nasional merupakan bagian penting. Oleh karena itu, pendukung
membutuhkan kesepakatan awal, termasuk fasilita Radar Sipil, Jalan, Pelabuhan, Bandara,
Rumah Sakit, Pabrik, Hanggar Pesawat terbang, galangan kapal, dan pompa bensin. sedang dan
infrastruktur yang harus terintegrasi dalam desain mereka Keuntungan defensif untuk dapat
mengintervensi jika diperlukan mudah diubah menjadi pertahanan dan infrastruktur. Tujuan
pembentukan komponen pendukung adalah maksimal 20 tahun depan

- Pertama, koordinasi pembangunan nasional di bidang sumber daya Sumber daya manusia
dalam pelaksanaan hak dan kewajiban setiap warga negara negara dalam pertahanan
negara.
- Kedua, koordinasi pembangunan administrasi nasional keseimbangan sumber daya alam
dan sumber daya buatan kesejahteraan dan pertahanan.
- Ketiga, koordinasi pembangunan nasional di bidang industri nasional dan teknologi untuk
mencapai swasembada fasilitas pertahanan.
2.3 Kerja Sama Di Bidang Pertahanan Di Luar ASEAN

Kerja sama dalam bidang pertahan dengan Amerika Serikat

Kerjasama pertahanan antara Indonesia dan Amerika Negara bagian juga telah meningkat
secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir di bidang pelatihan bersama angkatan
bersenjata, terutama di angkatan laut kedua negara ini dan dalam pengadaan Dari kapal. Kedua
negara telah menyiapkan forum dialog dalam wadah tersebut Dialog Keamanan Indonesia-AS
(IUSSD) berlangsung setiap hari tahun dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
pembangunan hingga saat ini kerjasama pertahanan. Forum dialog sangat penting strategis tidak
hanya untuk kedua negara tetapi juga di luar berguna dalam menghadapi isu-isu keamanan
global dan regional.

Salah satu hasil IUSSD adalah terbentuknya forum bilateralcantara angkatan bersenjata,
yaitu Dialog Pertahanan Bilateral Amerika Serikat-Indonesia (USIBDD). USIBDD adalah forum
kerjasama pertahanan pada tingkat yang lebih teknis intelijen, operasi, logistik dan komunikasi.
Pekerjaan anti-teroris Kerja sama pertahanan secara konkret dikembangkan melalui container
Peningkatan kapasitas dan berbagi informasi. Terkait dengan mengembangkan dan
meningkatkan keterampilan Keahlian TNI, kedua negara cukup banyak bekerja sama dekat,
termasuk kerjasama pelatihan dalam wadah Pelatihan Militer Internasional (IMET), militer asing
Penjualan (FMS) dan pelatihan antara kekuatan negara. kolaborasi di Sektor pertahanan dan
militer penting untuk pembangunan bukan hanya kekuatan pertahanan Indonesia yang kuat dan
professional kepentingan Indonesia, tetapi juga untuk alasan keamanan di dalam distrik-distrik.

Kerja samadalam bidang pertahana dengan Cina

Kerjasama dalam kegiatan pertahanan antara Indonesia dan China Demi kepentingan
nasional Indonesia Bangun kemampuan pertahanan dan atasi masalah keamanan dengan kedua
negara. 25 April 2005 Presiden dan Presiden Republik Indonesia China menandatangani
Deklarasi Bersama RI-China tentang Kemitraan Strategis termasuk kerja sama pertahanan. Suka
pelaksanaan kemitraan strategis di bidang pertahanan pada bulan Juli 2006 Dialog Pertahanan
Bilateral RI-Tiongkok diselenggarakan di Jakarta membahas berbagai masalah keamanan
regional. kerjasama pertahanan Ini adalah forum untuk berbagi minat antar negara, terutama
ketika menyelaraskan pendapat masalah keamanan global dan regional dan maju Bersama
Resolusi konflik di kawasan Asia-Pasifik. Perkembangan saat ini Kesepakatan ditandatangani di
Beijing pada 7 November 2007 tentang kerja sama antara kedua menteri pertahanan di wilayah
operasi.

2.4 Tugas Perdamaian

partisipasi Indonesia dalam operasi pemeliharaan perdamaian (OPP) adalah amanat UUD
1945 bagi pemerintah dan rakyat Indonesia berpartisipasi aktif dalam mewujudkan perdamaian
dunia berdasarkan kebebasan, perdamaian berkelanjutan dan keadilan sosial. Partisipasi
Indonesia dalam membangun stabilitas dan perdamaian Dunia menjadi kenyataan dengan
mengirimkan pasukan perdamaian Bendera PBB untuk beberapa negara di berbagai bidang
pengaruh Konflik.

Sejak Indonesia ikut di set pertama Perserikatan Bangsa-Bangsa, yaitu misi pemeliharaan
perdamaian di Mesir 1957 (UNEF 1957) Indonesia terus berpartisipasi dalam pembangunan
pasukan Misi pemeliharaan perdamaian PBB, gencatan senjata, perlindungan keamanan dan
bantuan kemanusiaan. Berbagai operasi angkatan bersenjata Indonesia termasuk melakukan
operasi pemeliharaan perdamaian, operasi mencegah konflik, menciptakan perdamaian,
memperkuat perdamaian, untuk pembangunan perdamaian, evakuasi dan operasi kemanusiaan
atau Langkah-langkah untuk memerangi dampak bencana alam. Sampai detik ini Indonesia
mengirimkan total 43 prajurit Garuda mencapai 18.381 karyawan di lebih dari 20 negara di tiga
negara berbeda benua yaitu Asia, Afrika dan Eropa. Sebagai tuan rumah Garuda, Indonesia juga
hingga kini telah mengirimkan sebanyak 47 tim pengamat militer dengan total kekuatan 957
perwira ke berbagai negara.

Pasukan Indonesia masih bertugas hadir Kizi Congo (MONUC), Pengamat Militer di
Sierra Leone (UNAMSIL), Liberia (UNMIL), Georgia (UNOMIG) dan 1 UNIFIL Mechanical
Yon di Lebanon. Penempatan OPP di bawah bendera PBB menunjukkan komitmen itu kuat
bahwa bangsa Indonesia sebagai bangsa yang merdeka cinta damai. Untuk misi ini, Indonesia
mencatat beberapa keberhasilan yang bangga dan mengharumkan nama bangsa Indonesia,
meningkatkan kepercayaan masyarakat internasional Untuk meningkatkan citra Indonesia di
mata dunia internasional. partisipasi Indonesia OPP mengangkat posisi Indonesia dalam
hubungan antar bangsa, khususnya dalam pelaksanaan politik luar negeri Indonesia bebas aktif

Kepercayaan masyarakat internasional juga terhadap Indonesia Pengalaman kerja saat


berpartisipasi dalam Misi Perdamaian Dunia masih bersikeras untuk meningkatkan
keterampilannya dan mempersiapkan diri dengan baik pasukan utama TNI yang ikut serta dalam
misi perdamaian dunia. Oleh karena itu, Indonesia mendirikan pusat perawatan Perdamaian
(PMPP TNI) dalam struktur organisasi Mabes TNI yang organisasinya berwenang dan
diperlengkapi untuk melakukannya dapat sepenuhnya menjalankan tugasnya. PMPP TNI sedang
bertugas Menyiapkan pasukan TNI untuk melaksanakan tugas-tugas operasional Perdamaian

2.5 Mewujudkan Industri Pertahanan Dalam Negeri

Pekerjaan pengembangan industri pertahanan adalah bagiannya organisasi pertahanan


secara keseluruhan dan sebagai bagian darinya pembangunan nasional secara umum. konsep
pembangunan Industri pertahanan mengedepankan sisi pengguna (dept Pertahanan dan TNI),
pihak yang memproduksi, perancang, penguji, peneliti yang berkualitas serta desainer yang
cocok konsep tiga pilar pelaku industri pertahanan. Konsep tiga kolom actor Industri pertahanan
menggabungkan pengembangan industri pertahanan, antara universitas dan komunitas penelitian
dan pengembangan yang memilikinya kemampuan untuk melakukan penelitian dan
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pertahanan, industri strategis yang
memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan DoD dan TNI sebagai pengguna. DoD dan
TNI sebagai pengguna untuk menerima dan menggunakan tidak hanya produk industry strategis,
tetapi juga terlibat dalam pengembangan desain Bangun prototipe sesuai kebutuhan. retensi
pengguna Dalam hal ini, dilakukan oleh kantor Litbang DoD sendiri dan TNI untuk penelitian
dan pengembangan alutsista dan sarana pertahanan infrastruktur yang memadai tergantung pada
kebutuhan pertahanan. peran R&D sangat penting sebagai jembatan antara pengguna dan
industry memahami kemandirian industri pertahanan.

Kementerian Pertahanan memutuskan untuk berkembang Industri pertahanan dalam


propulsi, daya tempur, dukungan K4I (Kontrol, Kontrol, Komunikasi, Komputer dan Informasi)
dan Regulasi. Hal Hal itu tertuang dalam kebijakan pengembangan industri pertahanan
sebagaimana Dasar hukum pelaksanaan kemandirian pertahanan. Perkembangan Industri
pertahanan ini tidak berarti upaya pengembangan kekuatan Senjata dalam konteks perlombaan
senjata, tapi untuk memperkuat dan mengaktifkan industri pertahanan akuisisi senjata sendiri.

2.6 Kerja sama dalam pengembangan industri pertahanan

Hal ini dilakukan sebagai kelanjutan dari kegiatan pembangunan yang telah direncanakan
Baik secara internal maupun eksternal, beberapa kemungkinan kerjasama dengan berbagai pihak
dikaji luar negeri Sementara itu juga di luar negeri, misalnya ke Jerman beberapa negara lain
juga telah menyampaikan keinginannya Bantu Indonesia. kerjasama pembangunan di bidang
pertahanan penelitian dan Pengembangan teknologi untuk pengayaan sumber energi dan material
Logam dan semikonduktor serta bahan peniup dan peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Percakapan kolaboratif ini juga menyusul industri pertahanan dan beberapa universitas yang
lebih padat penduduknya Pembicaraan dan kunjungan kerjasama di bidang riset dan teknologi
Laboratorium dan fasilitas industri pertahanan, kemungkinan manajemen Hibah pendidikan
dengan fokus pada pengembangan sumber daya Energi seperti bahan peledak untuk mulai
menjelajah Diimplementasikan pada tahun 2008. Untuk pengembangan pribadi Ada juga
program pelatihan. Mereka dikirim ke beberapa lembaga pemerintah asing di bidang pengayaan
energi dan R&D Semikonduktor.

Kerja sama dengan pihak dalam negeri juga akan terus berlanjut itu terjadi Kerjasama
dengan pihak domestik, mis Manfaat pertahanan dan semacam input pertahanan dalam
mempromosikan keterampilan rumah tangga, yaitu Manajemen dan Teknologi, Ekonomi, bisnis
dan pekerjaan.

Untuk pengembangan industri pertahanan adalah departemen Pertahanan membentuk


kebijakan pengembangan teknologi dan industry Pertahanan untuk memenuhi kebutuhan
pertahanan negara. Ke Kementerian Pertahanan berpartisipasi dalam implementasi tujuan-tujuan
ini Pihak dalam negeri, termasuk perguruan tinggi, juga swasta dengan perusahaan negara,
BPPT, TNI atau lembaga lainnya Mereka memiliki keterampilan ilmiah dan teknologi.
2.7 Kerangka Pokok Kapabilitas Pertahanan Negara

Kemampuan pertahanan negara dirancang untuk Pelaksanaan sistem pertahanan umum


terpadu kemampuan pertahanan militer dan nirmiliter. Kemampuan Pertahanan negara disusun
berdasarkan strategi pertahanan negara mencerminkan kemampuan, kekuatan dan tingkat
pertahanan dan sumber daya nasional. Menerapkan strategi pertahanan Negara harus mencapai
kemampuan negara untuk mempertahankan diri Standar pencegahan, mis. kemampuan
pertahanan negara yang mumpuni Pertahanan dan pertahanan terhadap ancaman agresi terhadap
kedaulatan negara, Keutuhan Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Ketahanan
Nasional. Dalam kerangka ini Kemampuan pertahanan negara akan diperluas sesuai dengan
keadaan yang terburuk adalah perang. Ketika kemampuan pertahanan negara dibangun menurut
standar biasa untuk membela diri Agresi pasti bisa dilakukan pada tugas defensif lainnya juga.

Tentara Nasional Indonesia bergabung pertahanan militer dan pertahanan nirmiliter.


pertahanan militer diselenggarakan dalam komponen utama yaitu TNI yang terdiri dari Angkatan
Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara. Organisasi Pertahanan nirmiliter dibedakan menurut
jenis dan sifat ancamannya sebelum Pertahanan nirmiliter dalam menghadapi ancaman militer
dibagi menjadi suku cadang dan komponen pendukung siap menjadi pengganda komponen
utama.

2.8 Arah Pembangunan Jangka Panjang Bidang Pertahanan Negara

Pembangunan pertahanan meliputi sistem dan strategi Pertahanan, kemampuan dan


struktur pertahanan, profesionalisme TNI dan pengembangan teknologi pertahanan yang
mendukung Ketersediaan rangka, komponen pengganti dan komponen pendukung.
Pembangunan bertujuan untuk mewujudkan kemampuan pertahanan yang melebihi kekuatan
pertahanan minimum.

Ukuran kemampuan yang menunjukkan arah perkembangan jangka Panjang lama adalah
kapasitas defensif yang dapat menjamin kedaulatan Negara, keamanan nasional dan keutuhan
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, termasuk wilayah daratan yang tersebar dan
beragam, termasuk pulau-pulau kecil di garis depan untuk memasukkan yurisdiksi maritim
dalam zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia dan Landas Kontinen dan Wilayah Udara
Nasional. Dalam Di masa damai, arah pembangunan pertahanan harus dilaksanakan kemampuan
pertahanan dengan perkiraan pencegahan di tingkat regional dan mendukung posisi negosiasi
Indonesia di arena diplomasi

Dalam tampilan penuh, sistem dan strategi pertahanan Negara terus berkembang untuk
menerapkan system Pertahanan universal untuk kelangsungan hidup mengancam dan
menimbulkan efek jera. Dalam sistem ini Pertahanan negara direncanakan sedemikian rupa
sehingga mampu Counter-ancaman karena di bagian paling terpencil dari Indonesia dan
kemampuan menguasai wilayah Indonesia melalui laut, udara, dan tanah serta kemampuan untuk
memantau dan melindungi seluruh kekayaan alam wilayah Indonesia. Kemampuan dan struktur
pertahanan negara dirancang untuk kapasitas untuk merespon berbagai potensi ancaman,
tantangan dan masalah nyata di seluruh wilayah Indonesia. pengembangan keterampilan jangka
Panjang disesuaikan dengan kondisi geografis dan dinamika masyarakat dan perkembangan
teknologi.

Efektivitas dan struktur tentara berorientasi pada pasokan efek jera yang tinggi di bidang
kekuatan pertahanan nasional, dan mampu mengatasi segala ancaman terhadap kedaulatan
negara, integritas teritorial dan kondisi medan keamanan nasional dan Topografi Indonesia
beragam. Hadapi dan taklukkan ancaman nyata, pasukan darat bisa bergerak puasa antar daerah
dan antar pulau sebagai bagian dari operasi Tri Matra Terintegrasi dan mampu mengobarkan
perang yang berlarut-larut menyerah sebelum kemenangan tercapai.

Kapasitas dan struktur dimensi maritim bertujuan untuk menyediakannya efek jera yang
tinggi di wilayah kekuatan pertahanan maritim Fitur yang mencakup dan melampaui cakupan
wilayah Laut Nusantara, baik di permukaan maupun di bawah permukaan. Dalam Menghadapi
ancaman nyata, kapabilitas dan struktur dimensi maritim sudah mumpuni menghadapi dan
menangani ancaman nyata dan memberikan dukungan dan kompatibilitas dengan pergerakan
kekuatan darat dan udara dalam Kerangka fungsional Tri-Matra terintegrasi. Kemampuan dan
struktur Angkatan Udara dirancang untuk menyediakan efek jera yang tinggi di bidang pasukan
pertahanan udara kemampuan manuver dan daya jelajah yang tinggi. Sebelum ancaman nyata,
kemampuan dan kemampuan struktur angkatan udara menguasai wilayah udara nasional dan
seluruh wilayah Indonesia, melebihi persyaratan minimum untuk mengamankan wilayah udara
nasional, Mulai dari menggunakan ruang disk, mampu melakukan operasi dan memberikan
dukungan dalam kerangka tiga dimensi yang terintegrasi.

Sumber daya sebagai komponen utama pertahanan negara Personel TNI disiapkan
dengan jumlah personel yang cukup setiap dimensi diwujudkan dalam negara terpelajar dan
terdidik Sehat. Indikator TNI yang terlatih dan terlatih dimiliki Kontrol lapangan tinggi,
manajemen sendiri pemeliharaan peralatan militer modern, penguasaan doktrin dan didukung
oleh organisasi TNI yang solid namun fleksibel Untuk mengganti Implementasi sistem dan
metode di bidang administrasi diimplementasikan secara efektif dengan memanfaatkan
perkembangan teknologi informasi sebanyak mungkin dan penggunaan sumber daya
denominasinya. Di bidang kepemimpinan, kemampuan menciptakan karakter Pemimpin yang
mampu, berwibawa dan kompeten.

Perlindungan kawasan perbatasan dan pulau-pulau kecil terluar, Ruang laut dan udara
Indonesia diperluas untuk perlindungan sumber daya alam laut yang sebesar-besarnya untuk
kepentingan manusia. Dalam Langkah-langkah perlindungan yang direncanakan dilaksanakan
Meningkatkan ketahanan dan kinerja Penegakan dan penegakan hukum internasional dan
peradilan di tingkat nasional dan peningkatan kapasitas untuk pencegahan, deteksi dan
Pencegahan Dini.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Meningkatkan kemampuan pertahanan Indonesia harus didukung dengan kerjasama dengan


negara lain (work kerjasama internasional), termasuk kerjasama Menteri dengan Kementerian
Pertahanan Republik Indonesia Pertahanan Kerajaan Belanda. Kolaborasi ini didasarkan pada
karena Belanda memiliki kemungkinan yang sangat menjanjikan mengembangkan kemampuan
pertahanan Indonesia.

2. Memperhatikan nota kesepahaman antar kementerian Kementerian Pertahanan dan Militer


Republik Indonesia Kerajaan Belanda untuk kerjasama pertahanan, harus disahkan dengan
undang-undang berdasarkan Pasal 10 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2000 Perjanjian
internasional. 3. Faktur ini berdasarkan Yayasan Sebuah filosofi untuk melindungi seluruh
bangsa dan seluruh Pertumpahan darah dan landasan sosiologis Indonesia, Validasi didasarkan
pada perkembangan ilmu pengetahuan Pengetahuan dan teknologi untuk mendukung alutsista
meningkatkan pertahanan Indonesia dan Dasar Hukum Nota Kesepahaman ini Bidang
pertahanan harus disahkan dengan undang-undang. Tujuan ratifikasi adalah untuk
memungkinkan penerapan Notes pemahaman untuk mencapai kepastian hukum untuk
mengimplementasikan deklarasi niat.

4. Tujuan yang ingin dicapai setelah ratifikasi Nota tersebut Tujuan dari perjanjian ini adalah
untuk menciptakan kepastian hukum 43 ke negara kita untuk menerapkan protocol Memahami
Ikuti petunjuk untuk menyiapkan persetujuan Kesepakatan antara Kementerian Pertahanan
Republik Indonesia dan Kementerian Pertahanan Kerajaan Belanda tentang kerja sama
pertahanan Bekerja sebagai prosedur internal Indonesia di untuk meratifikasi perjanjian tersebut.
pemerintah Republik Indonesia telah menginformasikan kepada pemerintah Kerajaan Belanda di
bawah ketentuan Perjanjian. Ruang lingkup regulasi proyek hukum tentang pengesahan nota
kesepahaman antara kementerian Kementerian Pertahanan dan Militer Republik Indonesia
Kerajaan Belanda untuk kerjasama pertahanan mencakup ruang lingkup kerjasama dalam bentuk
dialog strategis masalah keamanan regional dan internasional, Pertukaran kunjungan pejabat
termasuk personil militer dan Pejabat dari lembaga terkait Para Pihak, kerja sama materi
pertahanan, pertukaran informasi dan/atau pengalaman, Memperkuat ikatan antar pasukan
Berbekal kedua negara serta pembangunan Kerjasama, peningkatan pengembangan sumber daya
Sumber daya manusia lembaga pertahanan Para Pihak melalui pendidikan, pelatihan dan bidang
lain yang disepakati bersama. Implementasi Nota Kesepahaman antar kementerian Kementerian
Pertahanan dan Militer Republik Indonesia Kerajaan Belanda tentang kerja sama pertahanan
termasuk Departemen Pertahanan, Angkatan Pertahanan Indonesia dan KKIP. 44 Bahan yang
paling penting diatur oleh hukum berdasarkan nota kesepahaman antara pemerintah republic
Indonesia dan Pemerintah Kerajaan Belanda atas pekerjaan tersebut Masalah pertahanan juga
menyangkut ratifikasi memorandum tersebut Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah
Kerajaan Belanda atas kerjasamanya dalam hal ini pertahanan (termasuk ruang lingkup
kerjasama, Otoritas yang kompeten, pembentukan komisi bersama, Pertukaran informasi rahasia,
pembayaran, perlindungan hak hak kekayaan intelektual, peraturan umum, perawatan medis,
penyelesaian perselisihan), salinan memorandum Pemerintah Republik Indonesia dan
Pemerintah Kerajaan Belanda atas kerjasamanya dalam hal ini Pertahanan sebagai bagian
integral Tindakan Pengesahan dan Penetapan Pemberlakuan Validasi selesai.

3.2 Saran

1. Perlu menyiapkan langkah-langkah strategis dan Koordinasi terkait pengesahan Nota


Kesepahaman Kementerian Pertahanan Republik Indonesia dan Kementerian Pertahanan
Kerajaan Belanda atas pekerjaan tersebut Berkaitan dengan pembelaan.

2. Pengesahan tagihan uang kertas Kesepakatan antara Kementerian Pertahanan Republik


Indonesia dan Kementerian Pertahanan Kerajaan Belanda Adapun untuk kerja sama pertahanan
diharapkan dapat dilakukan fokus pembicaraan di tahun 2017.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Mauna, Boer, 2001, Hukum Internasional, Pengertian, Peranan Dan Fungsi Dalam Era Dinamika Global,
Bandung, Alumni Pedoman Teknis dan Referensi Pembuatan Perjanjian Internasional, Direktorat
Perjanjian Ekonomi dan Sosial Budaya Ditjen Hukum dan Perjanjian Internasional Kementerian Luar
Negeri, Desember, 2006. Soekanto, Soerjono, 1986. Pengantar Penelitian Hukum, Cet. 3, Jakarta: UI
Press. Starke, J.G., 2001. Pengantar Hukum Internasional, Bandung, Sinar Grafika Widagdo, Setyo, 2008.
Masalah-masalah Hukum Internasional Publik, Malang: Bayumedia Publishing.

Sudono. Juwono. (2008). BUKU PUTIH PERTAHANAN INDONESIA 2008. Di akses

Anda mungkin juga menyukai