Anda di halaman 1dari 37

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI

BELUM OPTIMALNYA PERAWAT DALAM MENGATASI


KECEMASAN PASIEN TERHADAP PEMBEDAHAN DI
KAMAR OPERASI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA
BANDA ACEH

Oleh :
FIRDAUS PHONNA

Peserta Pendidikan dan Pelatihan Dasar CPNS Polda Aceh


Angkatan 1 tahun 2022

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI PUSAT


PENDIDIKAN ADMINISTRASI
BANDUNG 2022
LAPORAN AKHIR AKTUALISASI HABITUASI
BELUM OPTIMALNYA PERAWAT DALAM MENGATASI
KECEMASAN PASIEN TERHADAP PEMBEDAHAN DI
KAMAR OPERASI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA
BANDA ACEH

Oleh :
FIRDAUS PHONNA

Peserta pendidikan dan Pelatihan Dasar CPNS Polda Aceh


Angkatan 1 Tahun 2022

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI


PUSAT PENDIDIKAN ADMINISTRASI
BANDUNG
2022
LEMBAR PERSETUJUAN

BELUM OPTIMALNYA PERAWAT DALAM MENGATASI


KECEMASAN PASIEN TERHADAP PEMBEDAHAN DI
KAMAR OPERASI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA
BANDA ACEH

Peserta Diklat

FIRDAUS PHONNA

Telah disetujui pada tanggal : Senin, 20 Juni 2022


Di Pusdikmin Lemdiklat Polri Bandung

COACH MENTOR

KUSBIANTO S.Pd., M.H dr. Fiki Nurviana, S.Ked


AKBP NIP/NRP 67050240 NIP: 199103192019022009
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

PUSAT PENDIDIKAN ADMINISTRASI

PENJELASAN COACH
TENTANG KEMAMPUAN PESERTA
Nama Peserta Diklat : Firdaus Phonna
Nosis : -
Saya menilai peserta Pelatihan Dasar CPNS tersebut:
Sangat Mampu / Mampu / Kurang Mampu / Tidak Mampu
Melaksanakan rancangan aktualisasi substansi mata Pelatihan Dasar
CPNS dalam menyelesaikan isu yang telah ditetapkan, dengan penjelasan
sebagai berikut:
1. Peserta dalam melaksanakan rancangan aktualisasi habitulasi
sesuai dengan tupoksi dimana peserta bertugas
2. Peserta mengangkat ISU tentang rancanagan aktualisasi habituasi
itu sesuai dengan permasalahan kondisi sekarang dan di harapkan
bisa merubah kondisi kesatuan yang akan datang
3. Perserta dalam melaksanakan rancangan aktualisasi ini di dukung
oleh mentor dan coach dimana perserta bertugas.

Bandung, 20 Juni 2022


COACH

KUSBIANTO, S.Pd., M.H


AKBP NRP. 67050240
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
PUSAT PENDIDIKAN ADMINISTRASI

PENJELASAN MENTOR
TENTANG KEMAMPUAN PESERTA
Nama Peserta Diklat : Firdaus Phonna
Nosis : -

Saya menilai peserta Pelatihan Dasar CPNS tersebut:


Sangat Mampu / Mampu / Kurang Mampu / Tidak Mampu
Melaksanakan rancangan aktualisasi substansi mata Pelatihan Dasar
CPNS dalam menyelesaikan isu yang telah ditetapkan, dengan penjelasan
sebagai berikut:
1. Peserta dalam melaksanakan rancangan aktualisasi habitulasi
sesuai dengan tupoksi dimana peserta bertugas
2. Peserta mengangkat ISU tentang rancanagan aktualisasi habituasi
itu sesuai dengan permasalahan kondisi sekarang dan di harapkan
bisa merubah kondisi kesatuan yang akan datang
3. Perserta dalam melaksanakan rancangan aktualisasi ini di dukung
oleh mentor dan coach dimana perserta bertugas

Banda Aceh, 20 Juni 2022


MENTOR

dr. Fiki Nurviana, S.Ked


NIP: 199103192019022009
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kepada Allah SWT dengan Rahmat dan Hidayah-Nya
Rancangan Aktualisasi Peserta pendidikan dan Pelatihan Dasar CPNS Polda Aceh
Angkatan 1 Tahun 2022 dapat diselesaikan. Rancangan ini dapat diselesaikan atas
partisipasi banyak pihak sehingga pada kesempatan ini penyusun ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada:

1. Komisaris Besar Polisi Drs. Taufik Supriyadi selaku Kepala Pusat


Pendidikan
Administrasi Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polisi Republik Indonesia
2. AKBP Grace K. Rahakbau, S.IK, Msi. Selaku Wakil Kepala Pusat Pendidikan
Administrasi Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polisi Republik Indonesia
3. AKBP Henny Purwanti, S.I.K, M.Si selaku Kabag Diklat Pusat Pendidikan
Administrasi Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polisi Republik Indonesia
4. AKBP. Endang Sriyani, S.H M.A.P selaku Kabag Bisnis Pusat Pendidikan
Administrasi Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polisi Republik Indonesia
5. AKBP Rahmat Kurniawan, S.S., S.H., M.H.,M.A.P selaku Kabag Pusat
Pendidikan Administrasi Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polisi Republik
Indonesia
6. dr. Jamal Nasri Husni, selaku Direktur Rumah Sakit Bhayangkara Banda
Aceh
7. AKBP Kusbianto S.Pd., M.H, selaku coach yang telah memberikan
bimbingan dan meluangkan waktunya dalam pembuatan rancangan
kegiatan
aktualisasi dan habituasi
8. dr. Fiki Nurdiana, selaku mentor yang telah memberikan bimbingan dalam
proses pembuatan rancangan kegiatan aktualisasi dan habituasi
9. Bapak dan ibu Penyelenggara dan Widyaiswara Pusdikmin Lemdiklat Polri
dan staf karyawan Pusdikmin Lemdiklat Polri yang telah memberikan ilmu
selama diklat
10. Pihak RS Bhayangkara Kota Banda Aceh yang telah memberi kesempatan
kepada penulis untuk mengikuti Pendidikan Pelatihan Dasar di Pusdikmin
Lemdiklat POLRI.
11. Orang tua dan keluarga besar yang telah mendoakan dan memberikan
dukungan dalam penyelesaian rancangan aktualisasi ini
12. Rekan-rekan seperjuangan Pelatihan Dasar CPNS yang telah membantu
dan memberikan dukungan dalam penyelesaian rancangan aktualisasi ini.
13. Semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan
rancangan aktualisasi habituasi yang tidak dapat penulis sebutkan satu per
satu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan rancangan
aktualisasi habituasi ini masih jauh dari kata sempurna.Hal tersebut tidak luput
dari kekurangan maupun keterbatasan penulis dalam pengalaman, kemampuan
dan literatur yang penulis miliki. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Penulis juga berharap semoga rancangan aktualisasi habituasi ini dapat
bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca

Banda Aceh, 20 Juni 2022

Firdaus Phonna
DAFTAR ISI

COVER
LEMBAR PERSETUJUAN
PENILAIAN DESKRIPTIF PEMBIMBING
PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Manfaat

BAB II PROFIL ORGANISASI


BAB III CAPAIAN AKTUALISASI
A. Capaian Kegiatan Aktualisasi
B. Uraian Kegiatan
C. Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi

BAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I

A. Latar Belakang
1. Kondisi saat ini
Kamar operasi adalah suatu unit khusus di rumah sakit yang
berfungsi sebagai tempat untuk melakukan tindakan pembedahan secara
elektif maupun akut, yang membutuhkan kondisi streril dan kondisi khusus
lainnya (Kemenkes, 2012). Pelayanan kamar operasi merupakan salah satu
bentuk pelayanan yang sangat berpengaruh terhadap indikator layanan
mutu suatu rumah sakit. Oleh karena itu, ruang operasi harus dirancang
dengan faktor keselamatan yang tinggi karena semua tindakan yang
dilakukan di ruang operasi menyangkut nyawa pasien. Selain itu
pengelolaannya pun harus khusus agar tindakan operasi yang dilakukan
dapat berjalan dengan lancar sehingga meminimalisir kejadian yang tidak
diinginkan. Untuk meningkatkan kualitas pengelolaan kamar operasi, kerja
sama yang baik sangat diperlukan antar tim bedah yang terdiri dari dokter
bedah, perawat kamar bedah, dokter anaestesi, maupun personel
penunjang lainnya.
Kecemasan adalah suatu perasaan yang tidak jelas, yang tidak pasti
dan menyebar serta tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek
yang spesifik (Stuart, 2006). Kecemasan merupakan respon individu
terhadap suatu keadaan yang tidak menyenangkan. Kecemasan
merupakan suatu kondisi yang meliputi kegelisahan mental, keprihatinan,
ketakutan dan perasaan putus asa karena ancaman yang akan terjadi atau
ancaman antisipasi yang tidak dapat diidentifikasi terhadap diri sendiri atau
hubungan yang bermakna (Kozier, 2010).
Rumah Sakit Bhayangkara Banda Aceh didirikan pada tahun 2001
dan selesai dibangun pada Tahun 2002 mulai dioperasionalkan pada
tanggal 09 September 2002. Pada Instalasi Bedah Rumah Sakit
Bhayangkara ini sudah melakun tindakan pembedahan baik itu bedah minor
maupun bedah mayor
Selama sebulan saya berorientasi di IBS Rumah Sakit Bhayangkara
saya mengamati Ada banyak dokter spesialis yang bekerja di Rumah Sakit
Bhayangkara dan sudah melakukan pembedahan di ruang IBS Rumah
Sakit. Jumlah operasi pasien di Rumah Sakit dalam sebulan mencapai rata-
rata 80 pasien baik dalam pembiusan anestesi lokal. Spinal dan general,
dari jumlah operasi di Rumah Sakit Bhayangkara Banda Aceh ada sesekali
keterlambatan jadwal operasi yang mengakibatkan jadwal operasi pasien di
undur dari jam yang sudah di tentukan, pengunduran jadwal operasi juga
bisa di sebabkan dengan tidak puasanyan pasien saat akan di lakukan
pembiusan atau pembedahan, berupa pasien yang lupa / nakes yang lupua
memberitahukan untuk puasa.
Selain dari keterlambatan / pengunduran jadwal operasi ada hal-hal
yang paling di perhatikan dalam pembedahan ini adalah situasi kecemasan
yang di rasakan pasien saat akan di jalankan suatu tindakan pembedahan,
untuk itu kondisi yang terjadi sekarang adalah:
a. Respon klien terhadap perasaan yang tidak menyenangkan
b. Merasa ketakutan karena kurangnya pengetahuan penyakit yang di
alami
c. Percaya dengan mitos atau berita masyarakat dari luar bahaya operasi
d. Rasa takut operasi yang berulang-ulang

2. Kondisi yang Diharapkan


Berdasarkan kondisi saat ini, pelayanan yang optimal di ruang kamar
operasi sangat diharapkan karena merupakan hal yang penting untuk
penangan pembedahan bagi kesembuhan pasien.
Pasien yang masuk kamar operasi tentunya butuh perasaan yang
nyaman untuk itu perlu adanya standar dalam memberikan pelayanan
asuhan keperawatan sehingga pasien dapat tenang saat akan dilakukan
pembedahan. Semua itu dapat dicapai antara lain dengan meningkatkan
sarana, prasarana, sumberdaya manusia manajemen Instalasi Kamar
Bedah Rumah Sakit sesuai dengan standar. Di harapkan dapat tercipta
pelayanan kesehatan di Instalasi Kamar Bedah Rumah Sakit Bhayangkara
Banda Aceh yang optimal dengan melakukan berbagai kegiatan yang
menunjang pelayanan dan meningkatkan kinerja dari petugas yang
berwenang.
Dari kondisi yang dialami sekarang, ada beberapa kondisi yang di
harapkan, diantaranya :
a. Paien menjadi lebih percaya diri saat di lakukan tindakan operasi
b. Pasien lebih mengerti apa dan tujuan operasi setelah di berikan
pendidikan kesehatan oleh petugas kesehatan
c. Pasien bisa memilah berita dan mendapat berita yang lebih falid
tentang tindakan operasi
d. Pasien mempercayai operasi yang berjalan dengan lancara membuat
operasinya hanya cukup sekali di lakukan.

3. Isu yang Diangkat


Dari berbagai masalah atau isu yang muncul, dapat dirangkum
beberapa isu yang berpotensi untuk dibahas, antaranya:
a. Belum siapnya pasien untuk melaksanakan tindakan pembedahan di
IBS Rumah Sakit Bhayangkara Banda Aceh
b. Kecemasan pasien saat akan di lakukan pembedahan di IBS Rumah
Sakit Bhayangkara Banda Aceh
c. Kurangnya pengetahuan pasien terhadap penyakitnya yang akan
dilakukan pembedahan di IBS Rumah Sakit Bhayangkara Banda Aceh
d. Belum optimalnya jadwal operasi yang sering berubah-ubah di IBS
Rumah Sakit Bhayangkara Banda Aceh
e. Belum optimalnya penjadwalan puasa pasien saat di ruangan
Dari permasalahan-permasalahan tersebut akan diambil satu
masalah untuk diangkat menjadi sebuah rancangan aktualisasi serta
dianalisis dengan menggunakan metode USG (Urgency, Seriousness, dan
Growth). Metode USG merupakan salah satu cara untuk menentukan
urutan prioritas masalah dengan menggunakan teknik scoring.

a. U: Urgency atau seberapa mendesak isu harus dibahas dan


ditindaklanjuti,
b. S: Seriousness atau seberapa serius isu itu harus dibahas dengan
mempertimbangkan kemungkinan masalah lain muncul jika
ditanggulangi,
c. G: Growth atau kemungkinan memburuknya isu jika tidak ditangani
segera. Semakin tinggi jumlah skorong maka masalah atau isu akan
dinilai sebagai isu aktual yang harus segera dibahas.
Berikut hasil analisis USG terkait isu-isu yang ada di Rs
Bahatangkara Banda Aceh yaitu:

Tabel 1 Matriks USG Prioritas Isu

N Kriteria
Isu Ket Peringkat
o U S G
1 Belum optimalnya perawat dalam 5 5 5 15 1
mengatasi Kecemasan pasien saat
akan di lakukan pembedahan di IBS
Rumah Sakit Bhayangkara Banda Aceh
2 Kurangnya edukasi perawat dalam 4 5 4 13 2
memberikan pengetahuan kepada
pasien terhadap penyakitnya yang akan
dilakukan pembedahan di IBS Rumah
Sakit Bhayangkara Banda Aceh
3 Belum optimalnya jadwal operasi yang 2 3 4 9 4
sering berubah-ubah di IBS Rumah
Sakit Bhayangkara Banda Aceh
4 Belum optimalnya penjadwalan puasa 3 3 4 10 3
pasien saat di ruangan

Keterangan :
5 : Sangat Besar
4 : Besar
3 : Sedang
2 : Kecil
1 : Sangat Kecil
Berdasarkan hasil analisa prioritas masalah menggunakan USG di
atas diproleh hasil bahwa yang menjadi masalah prioritas dengan skor 15
dan sebagai isu ynag diangkat yaitu “Kecemasan pasien saat akan di
lakukan pembedahan di IBS Rumah Sakit Bhayangkara Banda Aceh

B. TUGAS POKOK, FUNGSI DAN PERAN


1. Visi
Terwujudnya Pelayanan Kesehatan Prima dan Profesional Dalam Bidang
Kesehatan Terhdap pegawai negeri pada Polri, keluarga, purnawirawan dan
Masyarakat Umum.
2. Misi
a. Memberikan pelayanan kesehatan secara Prima dengan menerapkan
nilai-nilai islami;
b. Memberikan bimbingan kesehatan meliputi upaya komprehensif
(promotif, preventif, kuratif dan rehabilitas);
c. Memiliki SDM yang Profesional, Etis, Kompetitif, Unggul dan Bermoral;
d. Menjadi tempat pendidikan yang Terstandarisasi Kepada Tenaga
Kesehatan.
3. Tugas Pokok, Fungsi dan Peran
a. Kepala Rumah Sakit Bahayangkara Banda Aceh mempunyai tugas dan
fungsi memimpin, menyusun kebijakan pelaksanaan, mengkoordinasikan
dan mengawasi pelaksanaan tugas rumah sakit, menyusun rencana
strategis, program kerja dan anggaran pengelolaan keuangan rumah
sakit, pembinaan dan pengembangan sumber daya Rumkit, sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku. Disamping melaksanakan
tugas tersebut tersebut diatas, Karumkit juga mempunyai tugas sebagai
pemimpin BLU sebagaimana dimaksud dalam pasal 32 PP 23 tahun
2005 yaitu :
1) Menyiapkan rencana strategis bisnis Rumah Sakit Bhayangkara
Banda Aceh, tiap lima tahun sekali;
2) Menyiapkan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) tahunan Rumah
Sakit Bhayangkara Banda Aceh;
3) Mengusulkan calon pejabat keuangan dan pejabat teknis sesuai
dengan ketentuan yang berlaku, dan;
4) Menyampaikan pertanggungjawaban kinerja operasional dan
keuangan Rumkit Bhayangkara Banda Aceh
b. Wakil Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Banda Aceh, disingkat Waka
Rumah Sakit Bhayangkara Banda Aceh, merupakan unsur pembantu
pimpinan yang berkedudukan berada dibawah karumkit, dalam
melaksanakan tugasnya, Waka Rumkit menyelenggarakan fungsi:
1) Mewakili dan menggantikan tugas-tugas Karumkit, apabila Karumkit
berhalangan;
2) Mengkoordinir, membina dan mengawasi pelaksanaan dan tugas-
tugas operasional internal Rumah Sakit Bhayangkara Banda Aceh
3) Menyelengarakan sistem informasi, administrasi, dan
pengembangan personil;
4) Menyelenggarakan pengembangan sistem dan prosedur di
lingkungan Rumah Sakit Bhayangkara Banda Aceh
5) Menyelenggarakan sistem Administrasi Medik serta Sistem
Informasi;
6) Membantu pimpinanmenyiapkan rencana strategis bisnis Rumah
Sakit Bhayangkara Banda Aceh;
7) Membantu menyiapkan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA)
tahunan Rumah Sakit Bhayangkara Banda Aceh;
8) Melaksanakan tugas lain yang dibantukan oleh Karumkit.
c. Dewan Pengawas, disingkat Dewas
1) Di lingkungan Rumah Sakit Bhayangkara Banda Aceh dapat
dibentuk Dewas, apabila telah memenuhi persyaratan pembentukan
Dewas;
2) Dewas merupakan wadah non struktural yang diangkat dan
diusulkan oleh Kapolda dan ditetapkan oleh Kapolri setelah terlebih
dahulu mendapat persetujuan Menteri Keuangan;
3) Dewas dalam melaksanakan tugasnya menyelenggarakan fungsinya
:
a) Memberikan pendapat dan saran kepada Kapolda, Kapolri dan
Menteri Keuangan mengenai Renacana Strategis Bisnis dan
Rencana Bisnis dan anggaran Rumkit yang diusulkan oleh
pejabat pengelola BLU;
b) Melaporkan kepada Kapolda, Kapolri dan Menteri Keuangan
apabila terjadi gejala menurunya kinerja BLU;
c) Mengikuti perkembangan kegiatan BLU, memberikan saran dan
pendapat kepada Kapolda, Kapolri dan Menteri Keuangan
mengenai setiap masalah yang dianggap penting bagi
pengelolaan BLU;
d) Memberikan nasehat kepada pejabat pengelola BLU dalam
melaksanakan pengelolaan BLU;
e) Memberikan masukan, saran atau tanggapan atas laporan
keuangan dan laporan Keuangan BLU kepada pejabat
pengelola BLU.
4) Pembentukan, tugas, fungsi, tata kerja dan keanggotaan Dewas
serta persyaratan keanggotaan Dewas ditetapkan berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 109/PMK.05/2007
tentang Dewas Pengawas BLU.
d. Sub bagian pengawasan internal disingkat Subbagwasintern
1) Subbagwasintern adalah unsur pembantu pimpinan dan staf pada
Rumah Sakit Bhayangkara Banda Aceh yang berkedudukan di
bawah dan bertanggung jawab kepada Karumkit;
2) Subbagwasintern bertugas melaksanakan pengawasan kegiatan
operasional pelayanan dan aspek administrasi menerjal terhadap
pengelolaan sumber daya rumah sakit serta menyelenggarakan
fungsi pengawasan kegiatan operasional pelayanan kesehatan,
penyelengara penilaian, pengujian dan pengusutan laporan yang
masuk, dan melakukan audit dan review atas pengelolaan keuangan
Rumah Sakit Bhayangkara Banda Aceh;
3) Subbagwasintern dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya
dibantu oleh:
a) Urusan Pengawasan dan Pembinaan, disingkat Urwasbin
bertugas melaksanakan pengawasan dalam rangka pembinaan
sumber daya;
b) Urusan Pengawasan Operasional dan Pelayanan, disingkat
Urwasopsyan bertugas melaksanakan pengawasan terhadap
operasional pelayanan rumah sakit.
e. Sub Bagian Perencanaan dan Administrasi, disingkat Subbagrenmin;
1) Subbagrenmin adalah unsur pembantu pimpinan dan pelaksana staf
Rumkit yang berada di bawah Karumkit;
2) Subbagrenmin dipimpin oleh Kasubbagrenmin yang bertanggung
jaawab kepada Karumkit dan Pelaksanaan tugas sehari-hari di
bawah kendali Wakarumkit;
3) Subbagrenmin bertugas melaksanakan pembinaan dan
menyelenggarakan perencanaan serta administrasi pelayanan
kesehatan di lingkungan Rumah Sakit Bhayangkara Banda Aceh
meliputi bidang personal, materil, logistik dan keuangan;
4) Subbagrenmin dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan
fungsi:
a) Perencanaan program kerja dan anggaran
b) Penyelenggaraan manajemen SDM;
c) Perencanaan material kesehatan dan logistik serta;
d) Penyelenggaraan keuangan rumah sakit.

C. TUJUAN AKTUALISASI
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dilaksanakannya Aktualisasi yaitu untuk
mengaplikasikan/Mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN dalam mengatasi
Tingkat Kecemasan Pasien pada Kamar Operasi di Rumah Sakit
Bhayangkara Banda Aceh yang mencangkup Berorientasi Pelayanan,
Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif dalam
melaksanakan kegiatan sehari-hari di instansi dalam hal ini di Rumah Sakit
Bhayangkara Banda Aceh.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dilaksanakannya Aktualisasi yaitu untuk mengoptimalkan
tingkat kecemasan pasien di kamar operasi agar pasien tidak merasakan
kecemasan saat di lakukan tindakan pembedahan oleh petugas kamar bedah
di Rumah Sakit Bhayangkaran Banda Aceh.

3. Manfaat Aktualisasi
Manfaat dari rancangan aktualisasi habituasi ini adalah :
a. Bagi penulis
Sebagi wujud aktualisasi atau implementasi dari nilai-nilai dasar ASN
BerAKHLAK agar dapat memberikan pelayanan yang professional
kepada Masyarakat
b. Manfaat bagi Rumah Sakit
1) Mendukung visi misi dan tata nilai RS Bhayangkara Kota Banda
Aceh
2) Meningkatkan Kualitas Pelayanan di IBS RS Bhayangkara Kota
Banda Aceh
4. Ruang Lingkup
Kegiatan rancangan aktualisasi habituasi ini mengimplementasikan
nilainilai dasar ASN BerAKHLAK yaitu Berorientasi Pelayanan, Akuntabel,
Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif serta mengoptimalkan
Kecemasan pasien saat akan di lakukan pembedahan di IBS Rumah Sakit
Bhayangkara Banda Aceh
BAB II
RANCANGAN KEGIATAN AKYUALISASI/HABITUASI

A. Gambaran Umum Kegiatan Aktualisasi


Kegiatan aktualisasi akan dilaksanakan penulis sejak tanggal 24 juni
sampai dengan 29 juli 2022 di Instalasi Bedah Sentral (IBS) Rumah Sakit
Bhayangkara Banda Aceh . dalam proses pelaksanaan aktualisasi, Aparatur
Sipil Negara (ASN) harus menginternalisasi nilai-nilai ASN BerAKHLAK
meliputi Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal,
Adaptif, dan Kolaboratif dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan.
Selain nilai-nilai tersebut, ASN juga diwajibkan
mengimplementasikan pemahaman yang sudah didapat dari pembelajanaran
manajeman ASN dan Smart ASN agar dapat melakukan sinergisitas dan
inovasi dalam kegiatan yang direncanakan. Berikut merupakan rencana
kegiatan yang akan dilakukan untuk mengoptimalisasi pelayanan pasien
sebelum masuk kamar operasi di Rumah Sakit Bhayangkara Banda Aceh,
diantaranya :
1. Membuat video edukasi
2. Membuat Instrumen Monitoring dan Evaluasi (MONEV)
3. Sosialisasi ke Nakes Kegiatan Eddukasi yang dilaksanakan
4. Mengimplementasikan kembali
5. Instrumen Monev disebarkan ke pasien yang akan dilakukan operasi

B. KEGIATAN RENCANA AKTUALISASI


1. Membuat video edukasi
a. Tahanapan Kegiatan
1) Membuat rancangan video dengan tema “Tidak perlu cemas
masuk makar operasi”

b. Hasil yang ingin di capai


Hasil yang hendak dicapai dengan kegiatan ini adalah dengan melihat
video pasien bias memahami bahwa operasi adalah salah suatu
proses penyembuhan penyakit, dan di dalamnya banyak petugas
yang saling menolong dan ramah-ramah.

c. Nilai-nilai Dasar ASN (BerAKHLAK)


1) Berorientasi Pelayanan
Memenuhi kebutuhan pasien dengan melakukan atau
menjelaskan tujuan operasi kepada pasien juga mematuhi nilai
dan prilaku yang baik seperti memperkenalkan diri terlebih
dahulu, bersikap sopan, ramah dan bersikap empati terhadap
pasien.

2) Akuntabel
Hasil pengkajian yang dilakukan oleh perawat jaga secara
professional akan menghasilkan data yang akurat sesuai dengan
kondisi pasien saat akan dilakukan tindakan operasi, hasil
pengkajian ini merupakan bentuk transparansi dan akuntabilitas.
3) Kompeten
Mengikuti pelatihan-pelatihan asuhan keperawatan yang diikuti
secara berkala dapat meningkatkan keterampilan dalam
menangani pasien.
4) Harmonis
Seluruh pengkajian murni dilakukan secara professional dari awal
hingga terkumpulnya data pasien. Tindakan perawat saat
meminta persetujuan operasi ini tidak membeda-bedakan psien
berdasarkan latar belakang social ataupun berdasarkan jenis
kelamin, kedekatan hubungan keluarga, atau karena pasien
adalah orang penting yang memiliki jabatan tertentu.
5) Loyal
Melakukan informed consend pada pasien yang akan dilakukan
operasi tetap mengikuti sesuai aturan yang berjalan dan berlaku
di instansi bedah sentral serta tidak membocorkan data pasien
kepada pihak lain.
6) Adaptif
Melakukan informed consend pada pasien sebelum dilakukan
pembedahan di lakukan berdasarkan kondisi yang sebenarnya di
lapangan, dan memanfaatkan alat kesehatan yang disediakan
sesuai dengan standar nasional akreditasi rumah sakit. Hal ini
akan sangat bermanfaat untuk meningkatkan keberhasilan rumah
sakit.
7) Kolaboratif
Proses informed consend kepada pasien dalam mengambil
keputusan sebelum dilakukan tindakan operasi juga dilibatkan
kepada keluarga untuk mengambil keputusan terhadap kondisi
pasien.

d. Keterkaitan dengan Mata Diklat (Manajemen dan Smart ASN)


1) Manajemen ASN
Proses informed consend kepada pasien saat sebelum dilakukan
pembedahan ini memerlukan manajemen yang baik karena
diperlukan pengelolaan sumber daya manusia.
Pengelolaan sumber daya manusia dilakukan untuk
menghasilkan pegawai ASN yang professional dan memiliki nilai-
nilai dasar ASN, etika profesi sehingga dapat melaksanakan
tugas sebagai tenaga kesehatan dengan optimal
2) Smart ASN
Di era pandemic tenaga kesehatan baik dokter, perawat dan
tenaga kesehatan lainnya dituntut untuk mampu memberikan
pelayanan yang terbaik dalam bentuk konsultasi jarak jauh
maupun ditempat sesuai dengan standar operasional yang
berlaku sesuai perkembangan zaman.

e. Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Organisasi


Dalam mendukung visi dan misi Rumah Sakit Bhayangkara Banda
Aceh, proses memberikan informed consent terhadap pasien yang
akan dilakukan tindakan pembedahan dan pembiusan anestesi yang
dilakukan dengan optimal serta efektif dan efesien sangat berkaitan
dengan peningkatan pelayanan kesehatan yang optimal dimana
kegiatan tersebut menunjang penilaian baik dari masyarakat kepada
rumah sakit.

f. Penguatan Terhadap Nilai-nilai Organisasi


Dalam proses membrikan informed consend terhadap pasien dengan
efektif dan efesien sesuai dengan nilai-nilai organisasi Rumah Sakit
Bhayangkara Banda Aceh, dimana dapat memberikan pelayanan
kesehatan secara prima dan professional.

2. Membuat Instrumen Monitoring dan Evaluasi (MONEV)


a. Tahapan Kegiatan
1) Membuat MONEV berupa kuesioner untuk di isi kepada pasien
yang akan melakukan tidakan operasi
2) Mengumpulkan data
3) Analisa data
4) Catat data yang didapatkan

b. Hasil yang ingin dicapai


Hasil ynag ingin dicapai dalam kegiatan membuat instrument MENOV
iyalah supaya Nakes / tim bedah dapat melihat kecemasan pasien
dalam tahap apa dan bagaimana cara menyelesaikan untuk
mengurangi rasa cemas pasiene.

c. Nilai-nilai dasar ASN (BerAKHLAK)


1) Berorientasi Pelayanan
Mengidentifikasi dengan cara wawaancara bersama pasien
dengan ramah, sopan dan berempati kepada pasien yang akan
dilakukan pembedahan di kamar operasi dapat menghasilkan
kepuasan dari pasien itu sendiri merupakan bentuk penerapan
berorientasu pelayanan terhadap pasien.

2) Akuntabel.
Melakukan wawancara dan mendengarkan keluhan pasien
secara terarah merupakan salah satu bentuk penerapan nilai
Akuntabel yang berupa kejujuran dalam hal memberikan
keyakian kepada pasien untuk tidak perlu cemas dalam prosen
pembedahan terhadap dirinya, serta Melaksanakan tugas
sebagai perawat dengan jujur, dan bertanggung jawab saat
memberikan asuhan keperawatan.

3) Kompeten.
dalam melakukan identifikasi tikat kecemasan pada pasien dapat
di terapkan nilai Kompeten yaitu berupa setiap tindakan
keperawatan mengidentifikasi dengan tugas, pokok dan
fungsinya masing-masing.

4) Harmonis.
Dalam melakukan identifikasi tingkat kecemasan pada pasien
dapat diterapkan nilai harmonis seperti berprilaku adil dalam
mewawancarai dan mendengar keluhan pasien tanpa
memandang perbedaan dalam pelayanan.
5) Loyal.
Melakukan wawancara mendengarkan keluhan pada pasien yang
optimal dengan tidak melibatkan pihak luar merupakan salah satu
bentuk sikap loyalitas kepada pasien dengan tidak semena-mena
melakukan wawancara dan mendengarkan keluhan pasien.

6) Adaptif.
Dalam melalukan wawancara untuk identifikasi kecamasan pada
pasien dapat diterapkan nilai Adaptif yaitu menjaga standar mutu
yang sudah ditetapkan sebagai standar operasional prosedur di
IBS sehingga dapat tercapai keinginan yang diharapkan oleh
pasien dan kepuasan pasien.

7) Kalaboratif.
Agar kegiatan wawancara untuk identifikasi kecemasan pada
pasien dapat dilakukan dengan baik maka diperlukan kerjasama
dan kesinambungan dari berbagai aspek misalnya dokter dan
perawat untuk menunjang kegiatan tersebut agar optimal dan
sesuai standar.

d. Keterkaitan dengan Mata Diklat (Manajemen dan Smart ASN)


1) Manajemen ASN
Kegiatan melakukan wawancara identifikasi kecemasan pada
pasien berkaitan dengan pengelolaan sumber daya, yaitu
perawat jaga yang diberikan standar operasional prosedur dalam
mengidentifikasi kecemasan pasien dan diberikan pelatihan agar
dapat memberikan pelayanan kesehatan prima.
2) Smart ASN
Peningkatan literasi digital terhadap tenaga kesehatan dapat
membantu mencegah penyebaran informasi palsu (Hoax) terkait
informasi yang menakutkan saat pembiusan anestesi.
e. Kontribusi Terhadap Visi dan misi Organisasi
Dalam mendukung visi dan misi Rumah Sakit Bhayangkara Banda
Aceh kegiatan wawancara mengidentifikasi kecemasan pada pasien
sangat berkaitan dengan penilaian akreditasi yang akan berpengaruh
pada visi Rumah Sakit Bhayangkara Banda Aceh sebagai rumah sakit
kepolisian satu-satunya di kota Banda Aceh.

f. Pengutan terhadap nilai-nilai Organisasi


Kegiatan wawancara mengidentifikasi tingkat kecemasan pada pasien
mendukung penguatan terhadap nilai-nilai oraganisasi Rumah Sakit
Bhayangkara Banda Aceh, dimana dapat memberikan pelayanan
kesehatan secara prima dan professional.

3. Sosialisasikan ke Nakes lainnya


a. Tahapan Kegiatan
1) Menjellaskan ke nakes pentingnya untuk edukasi ke pasien
masalah atau hal apa yang akan dilakukan di kamar operasi
untuk mengurangi rasa cemas pasien.
2) Menjelaskan kepada pasien setiap tugas-tugas petugas di kamar
operasi

b. Hasil yang ingin dicapai


Hasil yang hendak dicapai dengan kegiatan dengan
mensosialisasikan MENOV ke Nakes ataupun pasien seupaya
seluruh pasien yang akan dilakukan operasi mendapatkan informasi
terkai masalah operasi yang akan dijalaninya.

c. Nilai-nilai dasar ASN (BerAKHLAK)


1) Berorientasi Pelayanan.
Memperkenalkan setiap tim bedah di kamar operasi dengan
ramah, sopan, dan berempati, mendengarkan pendapat pasien
dan keluarga.dan menjelaskan setiap tugas-tugas tim bedah bai
itu dokter spesialis bedah, dokter spesialis anestesi, dan perwat
bedah. Merupakan bentuk penerapan dari nilai berorientasi
pelayanan yang optimal untuk mengurangi rasa cemas pasien
dengan mengenali setiap tim bedah di kamar opearsi.

2) Akuntabel.
Kegiatan melakukan memberikan informasi setiap tugas dan
peran perawat salah satu bentuk penerapan nilai Akuntabel yang
berupa tanggung jawab seorang perwat untuk menjelaskan
setiap tugas dan perannya kepada pasien di kamar operasi.

3) Kompeten.
Memberikan informasi setiap tugas dan peran perawat dan tim
bedah lainnya untuk memberikan rasa saling kenal terhadap
pasien di kamar operasi merupakan bentuk penerapan nilai
Kompeten dalam berintegrasi pada standar operasional prosedur
di IBS dalam melakukan tahap-tahap kegiatan yang ada.

4) Harmonis.
Dalam memberikan informasi setipa tugas dan peran perawat
kepada pasien yang akan dilakukan tindakan pembedahan, hal
ini menjalin hubungan saling kenal satu sama lain di dalam kamar
operasi sehingga terjalin hubungan baik antara pasien dan tim
bedah.

5) Loyal.
Dalam memberikan informasi setiap tudas dan peran perawat
kepada pasien di kamar opearasi tidak membedakan atau
berdasarkan kedekatan personal atau mengutamakan
kepentingan diri sendiri dan kelompok.
6) Adaptif.
Melakukan inovasi dalam menganalisa hasil dari
menginformasikan tugas dan fungsi peran perawat dan tim bedah
lainnya sesuai dengan komunikasi terapetik, sehingga menjaga
standar mutu yang sudah ditetapkan sebagai standar operasional
prosedur di IBS sehingga dapat tercapai keinginan yang
diharapkan oleh pasien dan kepuasan pasien.

7) Kalaboratif.
Dalam memberikan informasi tentang peran dan tugas perawat
dan tim bedah di IBS agar dapat dilakukan dengan baik maka
diperlukan kerjasama dari berbagai pihak seperti dokter spesialis
bedah, dokter spesialis anestesi dan perawat untuk saling
berkenalan dengan pasien dan memberitahukan tugasnya
masing-masing.

d. Ketarkaitan dengan Mata Diklat (Manajemen dan Smart ASN)


1) Manajemen ASN
Kegiatan memberikan informasi tentang tugas dan peran perawat
dan tim bedah saat di kamar operasi. Untuk mendapatkan hasil
yang optimal diperlukan SDM yang berkompeten dan
professional, maka dari itu diperlukan proses perekrutan dan
kredensial yang baik
2) Smart ASN
Peningkatan literasi digital terhadap tenaga kesehatan dapat
membantu dalam melakukan pengoperasian alat kesehatan
terbaru dalam membantu atau memberikan informasi terhadap
tugas dan perannya di kamar operasi.

e. Kontribusi terhadap visi dan misi organisasi


Dalam mendukung visi misi Rumah Sakit Bhayangkara Banda Aceh
kegiatan memberikan informasi tugas dan peran perawat beserta tim
bedah lainnya di IBS Rumah Sakit, berkaitan dengan misi rumah
sakit yaitu meningkatkan kepuasan pasien dengan upaya
memberikan pelayanan kesehatan promotif, preventif dan rehabilitas
secara komprehensif sebagai bagaian daru Rumah Sakit
Bhayangkara Banda Aceh.

f. Penguatan terhadap nilai-nilai organisasi


Tindakan memberikan informasi tentang peran perawat dan tim
bedah lainnya di Rumah Sakit Bhayangkara Banda Aceh
mendukung penguatan terhadap nilai-nilai organisasi Rumah Sakit
Bhayangkara Banda Aceh, dimana dapat memberikan pelayanan
kesehatan secara prima dan professional.

4. Mengimplementasikan kembali Video dan MENOV


a. Tahapan Kegiatan
1) Menanyakan kepada pasein apa yang dirasakan setelah melihat
video
2) Menanyakan kepasien bagaimana perasaan setelah mengisi
lembaran kuesioner MENOV tersebut

b. Hasil yang ingin dicapai


Hasil yang ingin dicapai dengan mengimplementasikan kembali
video dan MENOV nakes bias mendapatkan hal atau gambaran
tentang perasaan pasien dari kegiatan kegiatan sebelumnya.
Sehingga dapat lebih mudah mengetahui apa yang sedang
dirasakan pasien sebelum masuk kamar operasi.

c. Nilai-nilai dasar ASN (BerAKHLAK)


1) Berorientasi Pelayanan.
Kegiatan memberitahukan efek dari pembiusan anestesi kepada
pasien bersikap ramah dan empati terhadap pasien merupakan
bentuk penerapan nilai berorientasi pelayanan dikarenakan
seorang perawat dan tim bedah lainnya untuk menyamopaikan
efek pembiusan anestesi supaya tidak terjadinya atau
menguranga kecemasan pasien terhadap efek yang terjadai pada
saat pembiusan.
2) Akuntabel.
Kegiatan memberitahukan efek dari pembiusan anestesi
terhadap pasien merupakan salah satu bentuk penerapan nilai
Akuntabel yang berupa transparansi dalam menjelaskan dan
mengedukasi pasien mengenai efek pembiusan anestesi secara
jujur, baik dan berempati sesuai dengan standar operasional
yang berlaku.
3) Kompeten.
Melakukan kegiatan memberitahukan efek dari pembiusan
anestesi terhadap pasien dengan sebenar-benarnya dari pertama
di mulainya operasi sampai dengan selesainya operasi,
merupakan bentuk dari nilai Kompeten dalam berintegrasi pada
standar operasional prosedur di IBS konsisten dalam melakukan
tahap-tahap kegiatan yang ada, serta agar terciptanya
kepercayaan pada hubungan pasien dan tim bedah dikamar
operasi.
4) Harmonis.
Menerapkan perilaku saling tolong menolong antara masyarakat,
bersikap ramah, sopan dan beretika dalam memberikan
informasi, berlaku adil dalam memberikan edukasi kepada
pasien, tanpa membeda-bedakan latar belakang dansosial
pasien merupakan bentuk penerapan nilai Harmonis dalam
memberikan pelayanan.

5) Loyal.
Dalam memberikan edukasi yang jelas bagi pasien, bersikap
ramah sopan dan berempati dalam memberikan edukasi
kepada pasien serta tetap menjaga kerahasian kondisi pasien
merupakan salah satu bentuk nilai loyalitas dalam pelayanan
publik yang harus dimiliki oleh ASN
6) Adaptif.
Melakukan usaha untuk mencapai tujuan yang dihargai dan
dibutuhkan oleh pasien sesuai dengan tingkat pemahaman dan
pengetahuan pasien itu sendiri dengan upaya menyampaikan
edukasi dengan bahasa yang mudah di mengerti
7) Kalaboratif.
Kegiatan memberikan edukasi yang jelas bagi pasien, bersikap
ramah dan empati kepada pasien perlu kerja sama dari berbagai
pihak untuk mendukung terciptanya pelayanan kesehatan yang
optimal seperti kolaborasi antara dokter jagadan dokter spesialis
untuk menentukan rencana terapi selanjutnya serta penyampaian
rencana. Kegiatan ini juga berguna untuk terciptanya juga
hubungan dokter dan pasien yang baik sehingga dapat
mendukung penerapan rencana selanjutnya

d. Keterkaitan dengan Mata Diklat (Manajemen dan Smart ASN)


1) Manajemen ASN
meningkatkan kinerja dari pelayanan kesehatan, serta
memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas
meruapakan salah satu bentuk penerapan manajeman ASN yang
baik.
2) Smart ASN
Peningkatan literasi digital terhadap tenaga kesehatan dapat
membantu meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
pasien dalam edukasi tentang efek dari pembiusan anestesi
sebelum dilakukan tindakan pembedahan dengan memberikan
sumber informasi yang akurat dapat membantu meingkatkan
kepuasan pasien dalam pelayanan public.

e. Kontribusi terhadap visi dan misi organisasi


Dalam mendukung visi misi Rumah Sakit Bhanyangkara Banda
Aceh kegiatan memberitahukan efek dari pembiusan anestesi
dengan bersikap ramah dan empati terhadap pasien, berkaitan pada
misi rumah sakit yaitu meningkatkan kepuasan pelanggan/ pasien
dengan upaya memberikan pelayanan kesehatan promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif secara komprehensif sebagai bagian dari
Rumah Sakit Bhayangkara Banda Aceh.

f. Penguatan terhadap nilai-nilai organisasi


Kegiatan memberitahukan efek dari pembiusan anestesi dengan
bersikap ramah dan empati terhadap pasien di IBS Rumah Sakit
Bhayangkara Banda Aceh mendukung penguatan terhadap nilai-
nilai organisasi, dimana dapat memberikan pelayanan Kesehatan
secara prima dan professional serta menguatkan hubungan antara
fasilitas
Kesehatan dengan pengguna layanan pasien.
5. Instrumen MENOV disebarkan kepasien yang akan dilakukan
operasi
a. Tahapan kegiatan
1) Membagikan Instrumen MENOV ke pasien yang akan di lakukan
operasi
2) Libatkan perawat ruangan untuk menjelaskan cara pengisian
Instruen MENOV

b. Hasil yang ingin dicapai


Hasil yang ingin dicapai dengan Instrumen MENOV disebarkan ke
pasien yang akan dilakukan operasi untuk mendapatkan gambaran
bagaimana keadaan pasien saat masuk kamar operasi dan bagaimna
perasaan pasien setelah berada di kamar operasi.

c. Nilai-nilai dasar ASN (BerAKHLAK)


1) Berorientasi Pelayanan.
Memberikan layanan dengan memperkenalkan diri dan seluruh
tim bedah dengan memberikan sikap social dalam pelayanan
kesehatan yang optimal merupakan wujud penerapan
Berorientasi Pelayanan yang harus dimiliki oleh seorang ASN.
2) Akuntabel.
Penerapan sikap transparansi yaitu perkenalan yang dilakukan
secara langsung antara perawat dan pasien tanpa ada intervensi
pihak lain, nilai yang bertanggung jawab bagi perawat menyakut
dalam memberikan rasa nyaan terhadap pasien dengan standar
operasional prosedur, konsisten dalam melakukan tahapan
kegiatan yang diatur SOP agar terciptanya pelayanan kesehatan
yang optimal.
3) Kompeten.
Melakukan perkenalan diri dan tim bedah terhadap pasien yang
akan dilakukan operasi dengan senyum sapa salam adalah
bentuk nilai kompeten yang berintegrasi sesuai dengan Standar
Operasional Prodesur rumah sakit.
4) Harmonis.
Menerapkan kejujuran dalam berinteraksi kepada pasien dengan
memperkenalkan diri dan seluruh tim bedah sebagai upaya
terciptanya rasa saling kenal anatara pasien dan perawat
bersikap toleran dan tidak membeda-bedakan pasien, tidak
mementingkan kelompok atau golongnan. Kegiatan ini juga
sebagai pembuktian bahwa pelayanan yang diberikan sudah
optimal dan untuk kepuasan public.

5) Loyal.
Melakukan tugas sesuai dengan peraturan perundang-undangan
dengan menjaga nama baik instansi dan sesama perawat serta
tidak menerima suap atau gratifikasi saat menjalankan tugas.
Merupakan salah satu bentuk nilai Loyalitas dalam pelayanan
public yang harus dimiliki ASN.
6) Adaptif.
Menjaga kenyamanan pasien dengan memberikan atau
mengenalkan diri dan tim bedah setiap pasien yang akan
dilakukan operasi selalu evaluasi untuk perbaikan berkelanjutan
demi kepentingan pasien merupakan bentuk penerapan nilai
adaptif yang berintegrasi dengan Standar Operasional yang
berlaku.
7) Kalaboratif.
Kegiatan memperkenalkan diri dan tim bedah terhadap pasien
untuk menghilangkan rasa cemas dilakukan bersama-sama
antara dokter spesialis bedah, spesialis anestesi dan perawat.
d. Keterkaitan dengan Mata Diklat (Manajemen dan Smart ASN)
1) Manajemen ASN
Kegiatan memperkenalkan diri dan tim bedah kepada pasien di
kamar operasi berkaitan dengan meredakan rasa cemas pasien
yaitu dengan kedisiplinan atau keinginan perawat dan dokter agar
dapat memberikan komunikasi terapetik sesuai dengan aturan
yang berlaku.
2) Smart ASN
Peningkatan literasi digital terhadap kegiatan perkenalan atara
perawat dan pasien lewat media social yang di cantumkan lewat
webset rumah sakit agar pasien terlebih cepat mengenal setiap
petugas rumah sakit.

e. Kontribusi terhadap visi dan misi organisasi


Dalam mendukung visi misi Rumah Sakit Bhayangkara Banda Aceh
kegiatan perkenalan diri dan tim bedah di IBS , berkaitan pada misi
rumah sakit yaitu meningkatkan kepuasan pasien dengan
mengupayakan perbaikan pelayanan agar terbentuk pelayanan
kesehatan yang optimal dan professional.

f. Penguatan terhadap nilai-nilai organisasi


Kegiatan perkenalan diri dan tim bedah di IBS Rumah Sakit
Bhayangkara Banda Aceh mendukung penguatan terhadap nilai-nilai
oraganisasi Rumah Sakit, dimana dapat memberikan pelayanan
kesehatan secara prima dan professional.
C. Jadwal Rancangan Aktualisasi Habituasi
Tanggal / Bulan / Tahun
24 Juni s/d 29 Juli 2022
No Kegiatan
Juni Juli
24 25 26 27 28 29 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29

1
Membuat video edukasi

Membuat Instrumen
2 Monitoring dan Evaluasi
(MONEV)

Sosialisasi ke Nakes
3 Kegiatan Eddukasi yang
dilaksanakan
4 Mengimplementasikan
kembali

Instrumen Monev
5 disebarkan ke pasien
yang akan dilakukan
operasi
BAB III
PENUTUP

Permasalahan yang terjadi di Rumah Sakit Bhayangkara Banda Aceh


adalah tingkat kecemasan pasien terhadap kamar operasi sehingga menyebabkan
pasien menjadi gelisah dan takut untuk di lakukan operasi atau pembedahan pada
penyakitnya, untuk memecahkan masalah tersebut maka peserta akan
melaksanakan beberapa kegiatan dengan menerapkan nilai dasar BerAKHLAK dan
mata diklat WoG, Pelayanan Publik dan Manajemen ASN, adapun kegiatan yang
akan di lakukan antara lain (1) Meminta persetujuan pasien atau informed consent
sebelum tindakan operasi (2) Melakukan idntifikasi tingkat rasa cemas pasien (3)
Memberi informasi tentang peran perawat (4) Memberitahu pasien rasa yang
ditimbulkan saat dilakukan pembiusan anestesi (5) Memperkenalkan diri dan seluruh
tim bedah yang akan melakukan operasi (6) Memberikan informasi kepada pasien
tindakan yang akan dilakukan.

Seperti yang diharapkan di BAB II dalam melaksanakan tindakan asuhan


keperawatan maka menghasilkan kriteria pasien tidak merasakan atau mengurangi
perasaan cemas terhadap kamar operasi, sehingga pasien mendapatkan suasana
nyaman saat dilakukan pembedahan.
LAMPIRAN

Petunjuk Pengisian Kuesioner


Isilah tabel dibawah ini dengan tanda (✓) sesuai pilihan anda.
1. Sangat Tidak Sesui (STS)
2. Tidak Sesuai (TS)
3. Ragu-ragu (R)
4. Sesuai (S)
5. Sangat Sesuai (SS)

No. Pernyataan STS TS R S SS


1. Saya khawatir
tentang prosedur
pembiusan saya
2. Prosedur pembiusan
selalu berada di
pikiran saya
3. Saya ingin tahu
sebanyak mungkin
tentang prosedur
pembiusan saya
4. Saya khawatir
tentang prosedur
operasi saya
5. Prosedur operasi
selalu berada di
pikiran saya
6. Saya ingin tahu
sebanyak mungkin
tentang prosedur
operasi saya

Anda mungkin juga menyukai