Oleh :
FIRDAUS PHONNA
Oleh :
FIRDAUS PHONNA
Peserta Diklat
FIRDAUS PHONNA
COACH MENTOR
PENJELASAN COACH
TENTANG KEMAMPUAN PESERTA
Nama Peserta Diklat : Firdaus Phonna
Nosis : -
Saya menilai peserta Pelatihan Dasar CPNS tersebut:
Sangat Mampu / Mampu / Kurang Mampu / Tidak Mampu
Melaksanakan rancangan aktualisasi substansi mata Pelatihan Dasar
CPNS dalam menyelesaikan isu yang telah ditetapkan, dengan penjelasan
sebagai berikut:
1. Peserta dalam melaksanakan rancangan aktualisasi habitulasi
sesuai dengan tupoksi dimana peserta bertugas
2. Peserta mengangkat ISU tentang rancanagan aktualisasi habituasi
itu sesuai dengan permasalahan kondisi sekarang dan di harapkan
bisa merubah kondisi kesatuan yang akan datang
3. Perserta dalam melaksanakan rancangan aktualisasi ini di dukung
oleh mentor dan coach dimana perserta bertugas.
PENJELASAN MENTOR
TENTANG KEMAMPUAN PESERTA
Nama Peserta Diklat : Firdaus Phonna
Nosis : -
Puji syukur dipanjatkan kepada Allah SWT dengan Rahmat dan Hidayah-Nya
Rancangan Aktualisasi Peserta pendidikan dan Pelatihan Dasar CPNS Polda Aceh
Angkatan 1 Tahun 2022 dapat diselesaikan. Rancangan ini dapat diselesaikan atas
partisipasi banyak pihak sehingga pada kesempatan ini penyusun ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada:
Firdaus Phonna
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PERSETUJUAN
PENILAIAN DESKRIPTIF PEMBIMBING
PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Manfaat
BAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
A. Latar Belakang
1. Kondisi saat ini
Kamar operasi adalah suatu unit khusus di rumah sakit yang
berfungsi sebagai tempat untuk melakukan tindakan pembedahan secara
elektif maupun akut, yang membutuhkan kondisi streril dan kondisi khusus
lainnya (Kemenkes, 2012). Pelayanan kamar operasi merupakan salah satu
bentuk pelayanan yang sangat berpengaruh terhadap indikator layanan
mutu suatu rumah sakit. Oleh karena itu, ruang operasi harus dirancang
dengan faktor keselamatan yang tinggi karena semua tindakan yang
dilakukan di ruang operasi menyangkut nyawa pasien. Selain itu
pengelolaannya pun harus khusus agar tindakan operasi yang dilakukan
dapat berjalan dengan lancar sehingga meminimalisir kejadian yang tidak
diinginkan. Untuk meningkatkan kualitas pengelolaan kamar operasi, kerja
sama yang baik sangat diperlukan antar tim bedah yang terdiri dari dokter
bedah, perawat kamar bedah, dokter anaestesi, maupun personel
penunjang lainnya.
Kecemasan adalah suatu perasaan yang tidak jelas, yang tidak pasti
dan menyebar serta tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek
yang spesifik (Stuart, 2006). Kecemasan merupakan respon individu
terhadap suatu keadaan yang tidak menyenangkan. Kecemasan
merupakan suatu kondisi yang meliputi kegelisahan mental, keprihatinan,
ketakutan dan perasaan putus asa karena ancaman yang akan terjadi atau
ancaman antisipasi yang tidak dapat diidentifikasi terhadap diri sendiri atau
hubungan yang bermakna (Kozier, 2010).
Rumah Sakit Bhayangkara Banda Aceh didirikan pada tahun 2001
dan selesai dibangun pada Tahun 2002 mulai dioperasionalkan pada
tanggal 09 September 2002. Pada Instalasi Bedah Rumah Sakit
Bhayangkara ini sudah melakun tindakan pembedahan baik itu bedah minor
maupun bedah mayor
Selama sebulan saya berorientasi di IBS Rumah Sakit Bhayangkara
saya mengamati Ada banyak dokter spesialis yang bekerja di Rumah Sakit
Bhayangkara dan sudah melakukan pembedahan di ruang IBS Rumah
Sakit. Jumlah operasi pasien di Rumah Sakit dalam sebulan mencapai rata-
rata 80 pasien baik dalam pembiusan anestesi lokal. Spinal dan general,
dari jumlah operasi di Rumah Sakit Bhayangkara Banda Aceh ada sesekali
keterlambatan jadwal operasi yang mengakibatkan jadwal operasi pasien di
undur dari jam yang sudah di tentukan, pengunduran jadwal operasi juga
bisa di sebabkan dengan tidak puasanyan pasien saat akan di lakukan
pembiusan atau pembedahan, berupa pasien yang lupa / nakes yang lupua
memberitahukan untuk puasa.
Selain dari keterlambatan / pengunduran jadwal operasi ada hal-hal
yang paling di perhatikan dalam pembedahan ini adalah situasi kecemasan
yang di rasakan pasien saat akan di jalankan suatu tindakan pembedahan,
untuk itu kondisi yang terjadi sekarang adalah:
a. Respon klien terhadap perasaan yang tidak menyenangkan
b. Merasa ketakutan karena kurangnya pengetahuan penyakit yang di
alami
c. Percaya dengan mitos atau berita masyarakat dari luar bahaya operasi
d. Rasa takut operasi yang berulang-ulang
N Kriteria
Isu Ket Peringkat
o U S G
1 Belum siapnya pasien untuk 3 5 3 11 3
melaksanakan tindakan pembedahan di
IBS Rumah Sakit Bhayangkara Banda
Aceh
2 Belum optimalnya perawat dalam 5 5 5 15 1
mengatasi Kecemasan pasien saat
akan di lakukan pembedahan di IBS
Rumah Sakit Bhayangkara Banda Aceh
3 Kurangnya edukasi perawat dalam 4 5 4 13 2
memberikan pengetahuan kepada
pasien terhadap penyakitnya yang akan
dilakukan pembedahan di IBS Rumah
Sakit Bhayangkara Banda Aceh
4 Belum optimalnya jadwal operasi yang 2 3 4 9 5
sering berubah-ubah di IBS Rumah
Sakit Bhayangkara Banda Aceh
5 Belum optimalnya penjadwalan puasa 3 3 4 10 4
pasien saat di ruangan
Keterangan :
5 : Sangat Besar
4 : Besar
3 : Sedang
2 : Kecil
1 : Sangat Kecil
Berdasarkan hasil analisa prioritas masalah menggunakan USG di
atas diproleh hasil bahwa yang menjadi masalah prioritas dengan skor 15
dan sebagai isu ynag diangkat yaitu “Kecemasan pasien saat akan di
lakukan pembedahan di IBS Rumah Sakit Bhayangkara Banda Aceh
3. Manfaat Aktualisasi
Manfaat dari rancangan aktualisasi habituasi ini adalah :
a. Bagi penulis
Sebagi wujud aktualisasi atau implementasi dari nilai-nilai dasar ASN
BerAKHLAK agar dapat memberikan pelayanan yang professional
kepada Masyarakat
b. Manfaat bagi Rumah Sakit
1) Mendukung visi misi dan tata nilai RS Bhayangkara Kota Banda
Aceh
2) Meningkatkan Kualitas Pelayanan di IBS RS Bhayangkara Kota
Banda Aceh
4. Ruang Lingkup
Kegiatan rancangan aktualisasi habituasi ini mengimplementasikan
nilainilai dasar ASN BerAKHLAK yaitu Berorientasi Pelayanan, Akuntabel,
Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif serta mengoptimalkan
Kecemasan pasien saat akan di lakukan pembedahan di IBS Rumah Sakit
Bhayangkara Banda Aceh
BAB II
RANCANGAN KEGIATAN AKYUALISASI/HABITUASI
2) Akuntabel
Hasil pengkajian yang dilakukan oleh perawat jaga secara
professional akan menghasilkan data yang akurat sesuai dengan
kondisi pasien saat akan dilakukan tindakan operasi, hasil
pengkajian ini merupakan bentuk transparansi dan akuntabilitas.
3) Kompeten
Mengikuti pelatihan-pelatihan asuhan keperawatan yang diikuti
secara berkala dapat meningkatkan keterampilan dalam
menangani pasien.
4) Harmonis
Seluruh pengkajian murni dilakukan secara professional dari awal
hingga terkumpulnya data pasien. Tindakan perawat saat
meminta persetujuan operasi ini tidak membeda-bedakan psien
berdasarkan latar belakang social ataupun berdasarkan jenis
kelamin, kedekatan hubungan keluarga, atau karena pasien
adalah orang penting yang memiliki jabatan tertentu.
5) Loyal
Melakukan informed consend pada pasien yang akan dilakukan
operasi tetap mengikuti sesuai aturan yang berjalan dan berlaku
di instansi bedah sentral serta tidak membocorkan data pasien
kepada pihak lain.
6) Adaptif
Melakukan informed consend pada pasien sebelum dilakukan
pembedahan di lakukan berdasarkan kondisi yang sebenarnya di
lapangan, dan memanfaatkan alat kesehatan yang disediakan
sesuai dengan standar nasional akreditasi rumah sakit. Hal ini
akan sangat bermanfaat untuk meningkatkan keberhasilan rumah
sakit.
7) Kolaboratif
Proses informed consend kepada pasien dalam mengambil
keputusan sebelum dilakukan tindakan operasi juga dilibatkan
kepada keluarga untuk mengambil keputusan terhadap kondisi
pasien.
2) Akuntabel.
Melakukan wawancara dan mendengarkan keluhan pasien
secara terarah merupakan salah satu bentuk penerapan nilai
Akuntabel yang berupa kejujuran dalam hal memberikan
keyakian kepada pasien untuk tidak perlu cemas dalam prosen
pembedahan terhadap dirinya, serta Melaksanakan tugas
sebagai perawat dengan jujur, dan bertanggung jawab saat
memberikan asuhan keperawatan.
3) Kompeten.
dalam melakukan identifikasi tikat kecemasan pada pasien dapat
di terapkan nilai Kompeten yaitu berupa setiap tindakan
keperawatan mengidentifikasi dengan tugas, pokok dan
fungsinya masing-masing.
4) Harmonis.
Dalam melakukan identifikasi tingkat kecemasan pada pasien
dapat diterapkan nilai harmonis seperti berprilaku adil dalam
mewawancarai dan mendengar keluhan pasien tanpa
memandang perbedaan dalam pelayanan.
5) Loyal.
Melakukan wawancara mendengarkan keluhan pada pasien yang
optimal dengan tidak melibatkan pihak luar merupakan salah satu
bentuk sikap loyalitas kepada pasien dengan tidak semena-mena
melakukan wawancara dan mendengarkan keluhan pasien.
6) Adaptif.
Dalam melalukan wawancara untuk identifikasi kecamasan pada
pasien dapat diterapkan nilai Adaptif yaitu menjaga standar mutu
yang sudah ditetapkan sebagai standar operasional prosedur di
IBS sehingga dapat tercapai keinginan yang diharapkan oleh
pasien dan kepuasan pasien.
7) Kalaboratif.
Agar kegiatan wawancara untuk identifikasi kecemasan pada
pasien dapat dilakukan dengan baik maka diperlukan kerjasama
dan kesinambungan dari berbagai aspek misalnya dokter dan
perawat untuk menunjang kegiatan tersebut agar optimal dan
sesuai standar.
2) Akuntabel.
Kegiatan melakukan memberikan informasi setiap tugas dan
peran perawat salah satu bentuk penerapan nilai Akuntabel yang
berupa tanggung jawab seorang perwat untuk menjelaskan
setiap tugas dan perannya kepada pasien di kamar operasi.
3) Kompeten.
Memberikan informasi setiap tugas dan peran perawat dan tim
bedah lainnya untuk memberikan rasa saling kenal terhadap
pasien di kamar operasi merupakan bentuk penerapan nilai
Kompeten dalam berintegrasi pada standar operasional prosedur
di IBS dalam melakukan tahap-tahap kegiatan yang ada.
4) Harmonis.
Dalam memberikan informasi setipa tugas dan peran perawat
kepada pasien yang akan dilakukan tindakan pembedahan, hal
ini menjalin hubungan saling kenal satu sama lain di dalam kamar
operasi sehingga terjalin hubungan baik antara pasien dan tim
bedah.
5) Loyal.
Dalam memberikan informasi setiap tudas dan peran perawat
kepada pasien di kamar opearasi tidak membedakan atau
berdasarkan kedekatan personal atau mengutamakan
kepentingan diri sendiri dan kelompok.
6) Adaptif.
Melakukan inovasi dalam menganalisa hasil dari
menginformasikan tugas dan fungsi peran perawat dan tim bedah
lainnya sesuai dengan komunikasi terapetik, sehingga menjaga
standar mutu yang sudah ditetapkan sebagai standar operasional
prosedur di IBS sehingga dapat tercapai keinginan yang
diharapkan oleh pasien dan kepuasan pasien.
7) Kalaboratif.
Dalam memberikan informasi tentang peran dan tugas perawat
dan tim bedah di IBS agar dapat dilakukan dengan baik maka
diperlukan kerjasama dari berbagai pihak seperti dokter spesialis
bedah, dokter spesialis anestesi dan perawat untuk saling
berkenalan dengan pasien dan memberitahukan tugasnya
masing-masing.
5) Loyal.
Dalam memberikan edukasi yang jelas bagi pasien, bersikap
ramah sopan dan berempati dalam memberikan edukasi
kepada pasien serta tetap menjaga kerahasian kondisi pasien
merupakan salah satu bentuk nilai loyalitas dalam pelayanan
publik yang harus dimiliki oleh ASN
6) Adaptif.
Melakukan usaha untuk mencapai tujuan yang dihargai dan
dibutuhkan oleh pasien sesuai dengan tingkat pemahaman dan
pengetahuan pasien itu sendiri dengan upaya menyampaikan
edukasi dengan bahasa yang mudah di mengerti
7) Kalaboratif.
Kegiatan memberikan edukasi yang jelas bagi pasien, bersikap
ramah dan empati kepada pasien perlu kerja sama dari berbagai
pihak untuk mendukung terciptanya pelayanan kesehatan yang
optimal seperti kolaborasi antara dokter jagadan dokter spesialis
untuk menentukan rencana terapi selanjutnya serta penyampaian
rencana. Kegiatan ini juga berguna untuk terciptanya juga
hubungan dokter dan pasien yang baik sehingga dapat
mendukung penerapan rencana selanjutnya
5) Loyal.
Melakukan tugas sesuai dengan peraturan perundang-undangan
dengan menjaga nama baik instansi dan sesama perawat serta
tidak menerima suap atau gratifikasi saat menjalankan tugas.
Merupakan salah satu bentuk nilai Loyalitas dalam pelayanan
public yang harus dimiliki ASN.
6) Adaptif.
Menjaga kenyamanan pasien dengan memberikan atau
mengenalkan diri dan tim bedah setiap pasien yang akan
dilakukan operasi selalu evaluasi untuk perbaikan berkelanjutan
demi kepentingan pasien merupakan bentuk penerapan nilai
adaptif yang berintegrasi dengan Standar Operasional yang
berlaku.
7) Kalaboratif.
Kegiatan memperkenalkan diri dan tim bedah terhadap pasien
untuk menghilangkan rasa cemas dilakukan bersama-sama
antara dokter spesialis bedah, spesialis anestesi dan perawat.
d. Keterkaitan dengan Mata Diklat (Manajemen dan Smart ASN)
1) Manajemen ASN
Kegiatan memperkenalkan diri dan tim bedah kepada pasien di
kamar operasi berkaitan dengan meredakan rasa cemas pasien
yaitu dengan kedisiplinan atau keinginan perawat dan dokter agar
dapat memberikan komunikasi terapetik sesuai dengan aturan
yang berlaku.
2) Smart ASN
Peningkatan literasi digital terhadap kegiatan perkenalan atara
perawat dan pasien lewat media social yang di cantumkan lewat
webset rumah sakit agar pasien terlebih cepat mengenal setiap
petugas rumah sakit.
1
Membuat video edukasi
Membuat Instrumen
2 Monitoring dan Evaluasi
(MONEV)
Sosialisasi ke Nakes
3 Kegiatan Eddukasi yang
dilaksanakan
4 Mengimplementasikan
kembali
Instrumen Monev
5 disebarkan ke pasien
yang akan dilakukan
operasi
BAB III
PENUTUP