Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

INSTALASI FARMASI KLINIK UTAMA BERS BUNDA


11 JANUARI - 20 MARET 2023

Disusun sebagai salah satu syarat


Untuk menempuh ujian Sekolah dan Nasional

Disusun oleh :
DEA AMANDA
NIS : 21221001
IX FARMASI

PROGRAM STUDI KEAHLIAN FARMASI


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN AL - HUSNA CISAGA
TAHUN AJARAN 2022-2023
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
DI KLINIK UTAMA BUNDA

Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu


syarat penyelesaian akademik pendidikan di
SMK AL - HUSNA CISAGA

Disetujui oleh pembimbing


Pada tanggal ..................................

Menyetujui

Pembimbing Ketua PKL

( ...................................................) ( ................................................... )

Mengetahui
Kepala Sekolah

( ................................................................ )
KATA PENATAR

Alhamdulillah ,segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT.
Yang telah memberikan kesehatan dan limpahan rezeki atas rahmat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan kegiatan Praktik Kerja Lapangan, yang diselenggarakan
pada tanggal 11 Februari – 20 Maret di Klinik Utama Bunda Banjar.

Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat penyelesaian


akademik pendidikan di SMK AL - HUSNA CISAGA. Sebelumnya penulis laporan ini
memohon maaf atas kesalahan dalam segala aspek penulisan, penulis sudah berusaha untuk
menyelesaikannya dengan cermat dan sempurna.

Lewat kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih sebanyak-banyanya kepada :

1. Bapak Drg.Henang Agni, selaku Ketua Yayasan SMK AL - HUSNA CISAGA.


2. Ibu Muni Murian, M.Pd, selaku Kepala Sekolah SMK AL - HUSNA CISAGA.
3. Bapak Ari Nugraha, M.Pd, selaku Wakakur SMK AL -HUSNA CISAGA.
4. Ibu Metha Yunizar, M.S.Kep, selaku Ketua Pelaksana Prakerin SMK AL - HUSNA
CISAGA.
5. Ibu Dede Isna Hermawati,S.Farm, selaku Ketua Program Studi Kefarmasian.
6. Ibu Apt.Mega Yuniarti ,S.Farm, selaku Guru Produktif Kefarmasian.
7. Ibu Sonia Amelia Putri,S.Farm, selaku Guru Produktif Kefarmasian.
8. Seluruh Tenaga Pendidikan SMK AL - HUSNA CISAGA .
9. Dr.Imam Wahyudi Sp.OG , selaku pemilik apotek
10. Ibu Apt.Rini Wahyuni,S.Farm, sebagai Kepala Instalasi Farmasi Klinik Utama Bunda
Banjar selaku pembimbing Praktik Kerja Lapangan.
11. Kepada semua karyawan Klinik Utama Bersalin Bunda Banjar.
12. Orangtua yang sudah mendukung sepenuh hati baik moril maupun materil.
13. Rekan-rekan seperjuangan SMK AL-HUSNA CISAGA

Laporan ini dapat terselesaikan atas berkat dorongan dan do`a dari semua pihak yang senantiasa
mendukung dan tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, semoga dengan adanya laporan ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Ciamis, ....................... 2023


Penulis

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ............................................................................ i

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................................iii

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1

1.1. Latar belakang .................................................................................................................... 1


1.2. Tujuan PKL ....................................................................................................................... 2
1.3. Manfaat PKL .......................................................................................................................3
1.4. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ........................................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................................. 5

2.1. Pengeolaan................................................................................................................... 6
1. Pengelolaan Sumber Daya Manusia ...................................................................... 7
2. Sarana dan Prasarana ............................................................................................. 8
3. Penelolaan Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan Lainnya ......................... 9
a. Perencanaan ................................................................................................... 10
b. Pengadaan ...................................................................................................... 11
c. Penyimpanan .................................................................................................. 12
d. Administrasi ................................................................................................... 13
e. Keuangan ....................................................................................................... 14
2.2. Pelayanan di Klinik ................................................................................................. 15
2.3. Pemusnahan ............................................................................................................. 16

BAB III TUGAS KHUSUS ........................................................................................................17

3.1. Pengertian Penyakit .................................................................................................. 18


3.2. Penyebab/Faktor ...................................................................................................... 19
3.3. Tanda dan Gejala ..................................................................................................... 20
3.4. Pengobatan ............................................................................................................... 21
3.5. Anjuran obat alami ................................................................................................... 22
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Denah lokasi Klinik Utama Bunda

Lampiran 2. Denah Bangunan ( Lay out ) Klinik Utama Bunda

Lampiran 3. Gambar Alur Penerimaan Resep

Lampiran 4. Etiket Biru dan Etiket Putih

Lampiran 5. Contoh Surat Pesanan Obat Prekusor

Lampiran 6. Contoh surat pesanan

Lampiran 7. Contoh Surat Pesanan Narkotika

Lampiran 8. Contoh Surat pesanan Psikotropika

Lampiran 9. Contoh kartu Stok

Lampiran 10. Contoh Apopgraph

Lampiran 11. Contoh Kwitansi

Lampiran 12. Contoh Plastik clip

Lampiran 13. Contoh Faktur

Lampiran 14. Contoh Rak Obat

Lampiran 15. Contoh Gudang / Tempat Penyimpanan Stok Obat dan Alkes

Lampiran 16. Contoh penyimpanan obat didalam suhu yang dingin

Lampiran 17. Contoh Rak Obat Pikotropika dan Narkotika


BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Apotek merupakan sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh
Apoteker. Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu apoteker dalam
menjalankan pekerjaan kefarmasian.
Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien
yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk
meningkatkan mutu kehidupan masyarakat.

Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan program khusus yang harus dilaksanakan oleh
sekolah menengah kejuruan ( SMK ) dengan tujuan untuk bisa melatih kemampuan siswa dalam
dunia industri. Pelaksanaan PKL dilakukan agar siswa bisa memahami dan mengukur seberapa
jauh kompetensi keahlian yang dimilikinya. Kegiatan ini diharapkan nantinya mampu untuk
mengembangkan serta meningkatkan kemampuan yang dimiliki siswa, terutama dengan tujuan
untuk menjadikan siswa sebagai calon tenaga kerja yang berkualitas dan profesional bisa
bersaing di dalam industri.
Siswa bisa mempersiapkan dirinya dengan baik, termasuk dari segi kemampuan, keterampilan,
pengalaman, dan pengetahuan yang dimiliki.

PKL dilaksanakan untuk membantu menghubungkan antara dunia pendidikan dengan dunia
industri untuk saling mendukung kemajuannya.
Terutama dari pengalaman yang didapatkan oleh siswa selama menjalani masa PKL. Siswa bisa
memenuhi kewajibannya dalam bidang pendidikan sekaligus mempersiapkan diri dalam
menghadapi dunia kerja.
Siswa menjadi lebih siap dalam menghadapi persaingan saat masuk ke dalam dunia kerja
nantinya.

1.2. Tujuan Praktek Kerja Lapangan (PKL)

1. Meningkatkan pemahaman siswa peran, fungsi, posisi dan tanggung jawab tenaga teknis
kefarmasian dalam praktik kefarmasian.
2. Meningkatkan wawasan, pengetahuan, keterampilan dan pengalaman praktis untuk
melakukan pekerjaan kefarmasian.
3. Meningkatkan kemampuan menyelesaikan permasalahan tentang pekerjaan kefarmasian.
4. Mempersiapkan siswa dalam memasuki dunia kerja sebagai tenaga teknis kefarmasian yang
profesional.

1.3. Manfaat Praktek Kerja Lapangan (PKL)

Manfaat PKL adalah untuk menambah keterampilan, pengetahuan, gagasan-gagasan tentang


dunia usaha serta industri yang professional. Pengetahuan dan keterampilan ini akan menjadi
modal yang bermanfaat bagi siswa ketika mereka terjun ke lapangan pekerjaan yang
sesungguhnya diharapkan mereka tidak caggung dan dapat beradaptasi dengan cepat .

1.4. Tempat dan Waktu Praktek Kerja Lapangan (PKL)

1. Tempat

Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan di Klinik Utama Bunda


Terletak di Jl.Kapten Jamhur NO.10, RT.03 / RW.02 Tlp.(0265)9063351 Kota Banjar

2. Waktu

Waktu pelaksanaan dimulai pada hari rabu tangal 11 Januari sampai dengan 20 maret .
Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan di bagi menjadi 2 shift yaitu :
a) Shift pagi dimulai dari pukul 07.00 – 14.00 WIB
b) Shift sore dimulai dari pukul 14.00 – 20.00 WIB

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengelolaan

1. Pengelolaan Sumber Daya Manusia


Untuk melaksanakan kegiatan dengan baik maka instalasi farmasi klinik harus didukung oleh
tenaga kerjs dengan jumlah dan kualifikasi yang memadai. Berdasarkan peraturan mentri
kesehatan republik indoesia No.028/MENKES/PER/I/2011, personil instalasi farmasi klinik
terdiri dari :
a. Apoteker pengelola apotek yaitu apoteker yang telah diberi izin oleh menteri kesehatan untuk
mengelola apotek di tempat tertentu.
b. Apoteker pendamping adalah apoteker yang bekerja diapotek di samping apoteker pengelola
apotek ( APA ) dan atau menggantikan pada jam-jam tertentu pada hari buka praktik.
c. Apoteker pengganti, yaitu apoteker yang menggantikan apoteker pengelola apotek ( APA )
selama ( APA ) tersebut tidak ada ditempat lebih dari tiga bulan berturut-turut, telah memiliki
surat izin kerja ( SIK ) dan tidak bertindak sebagai APA ditempat lain.
d. Asisten apoteker, yaitu mereka yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
berhak melakukan pekerjaan kefarmasian sebagai asisten apoteker.
e. Juru resep, yaitu petugas yang membantu pekerjaan asisten apoteker.
f. kasir, yaitu petugas yang mencatat penerimaan dan pengeluaran uang yang dilengkapi dengan
kwitansi, nota, tanda setoran, dan lain-lain.
g. Pegawai tata usaha, yaitu petugas yang melakukan administrasi apotek dan kemudian
membuat laporan, baik laporan pembelian, penyimpanan, penjualan maupun keuangan apotek.

 Sturktur organisasi sumber daya manusia


a) Apoteker pengelola apotek : apt.Rini Wahyuni, S.Farm
b) Asisten Apoteker
 Iwan Rahwan Amd,Farm
 Herdis Ryandy, S.Farm
 Intan Siti Habibah Amd,Farm
2. Sarana dan prasarana
a) Ruangan
1. Bunda VIP : 1 Tempat Tidur
2. Bunda Utama : 1 Tempat Tidur
3. Bunda VIP 1 : 1 Tempat Tidur
4. Bunda VIP 2 : 1 Tempat Tidur
5. Bunda VIP 3 : 1 Tempat Tidur
6. Bunda I : 1 Tempat Tidur
7. Bunda II : 1 Tempat Tidur
8. Bunda III : 1 Tempat Tidur
9. Bunda IV : 1 Tempat Tidur
10. Bunda V : 1 Tempat Tidur
11. Bunda VI : 1 Tempat Tidur
12. Bunda VII : 1 Tempat Tidur
13. Bunda VIII : 1 Tempat Tidur
b) Fasilitas
1. Peralatan medis dasar, operasi penunjang
2. Ruang Instalasi Farmasi
3. Ruang Administrasi
4. Ruang poli
5. Ruang Poli Anak
6. Ruang Bersalin
7. Ruang obsevasi
8. Ruang Menyusui
9. Ruang Doker
10. Ruang laboratorium
11. Mushola
10. Dapur Gizi
12. Ambulan
13. Ruang laundry
14. Generator
3. Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan Lainnya.

Secara umum siklus pengelolaan perbekalan farmasi diapotek mencakup tahap- tahap berikut :

a. Perencanaan
Perencanaan merupakan proses kegiatan dalam pemilihan jenis, jumlah, dan harga perbekalan
farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran. Untuk menghindari kekosongan obat atau
alkes di instalasi farmasi klinik ( IFK ), ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam
proses perencanaan antara lain :
1) perencanaan yang baik harus sesuai dengan kebutuhan instalasi farmasi klinik, perhitungan
kebutuhan yang benar akan mencegah pengadaan perbekalan farmasi yang berlebihan.
2) persediaan atau stok
Lihat berapa jumlah stok sisa yang ada maka dari data tersebut dapat dijadikan acuan jumlah
yang akan dibeli untuk satu jenis perbekalan farmasi.
3) prioritas
Perbekalan farmasi yang sering dibutuhkan pasien di klinik hendaklah diprioritaskan paling
utama untuk diadakan.
4) waktu tunggu
Proses pengiriman perbekalan farmasi dari distributor ke instalasi farmasi klinik memerlukan
waktu. Pengadaan melalui tender memerlukan waktu yang lama berbeda dengan pengadaan
melalui pembelian langsung mungkin waktu pengiriman akan lebih cepat.

b. Pengadaan
Pengadaan perbekalan farmasi dilakukan dengan membuat surat pesanan (SP) yang ditujukan
kepada distributor atau pedagang besar farmasi (PBF). Proses pengadaan dapat dilakukan dengan
pembelian secara langsung atau melalui tender.
c. Penyimpanan
Penyimpanan merupakan kegiatan pengamanan barang dengan menetapkan obat-obatan atau alat
kesehatan sesuai metode penyimpanan.
Metode penyimpanan diantaranya:
1. Metode FIFO ( first In First Out )
FIFO adalah metode penyimpanan berdasarkan barang yang pertama dibawa masuk, maka yang
lebih dahulu dikeluarkan.
2. Metode FEFO ( first Exfire First Out )
FEFO adalah metode penyimpanan berdasarkan masa kadaluarsanya paling dekat, maka yang
paling dahulu dikeluarkan.
3. Berdasarkan efek farmakologi
Metode ini dilakukan dengan cara menata obat sesuai dengan khasiatnya.
4. Berdasarkan golongan obat
Untuk penyimpanan golongan obat narkotika dan psikotropika diletakkan pada lemari terpisah.
5.Berdasarkan bentuk sediaan obat yaitu dengan membedakan obat tablet, injeksi, syrup, salep,
cairan, suppositoria dan lain-lain.
6. Berdasarkan abjad
7. Berdasarkan suhu

d. Administrasi
Klinik merupakan tempat layanan kesehatan berskala lebih kecil dari rumah sakit, tapi dengan
staf yang hampir sama. Umumnya dalam klinik yang lengkap memiliki staff koordinator, petugas
farmasi, tim dokter, dan yang tidak kalah penting petugas administrasi. Rasanya sudah banyak
yang membahas tentang dokter atau farmasi, untuk itu kali ini, kita akan membahas tugas
administrasi klinik kesehatan.

Menjadi seorang staff administrasi di klinik kesehatan sebenarnya tidak berbeda jauh dengan
tugas administrasi di kantor atau tempat lain. Tugas utama seorang petugas administrasi di semua
tempat sudah pasti menjalankan berbagai hal yang berkaitan dengan administrasi. Jika pada
sebuah klinik kesehatan, tugas administrasi yang dijalankan mungkin juga tidak jauh berbeda,
hanya lebih berkaitan seputar klinik.
2.2. Pelayanan di Klinik

Klinik adalah pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan


yang bersifat promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative. Klinik dapat dilaksanakan dalam
bentuk rawat jalan, rawat inap, pelayanan satu hari (one day care) dan/atau home care.

 Pelayanan kesehatan promotif adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan


pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi
kesehatan.
 Pelayanan kesehatan preventif adalah suatu kegiatan pencegahan terhadap suatu masalah
kesehatan/penyakit.
 Pelayanan kesehatan kuratif adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan
pengobatan yang ditujukan untuk penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan
akibat penyakit, pengendalian penyakit, atau pengendalian kecacatan agar kualitas
penderita dapat terjaga seoptimal mungkin.
 Pelayanan kesehatan rehabilitatif adalah kegiatan dan/ atau serangkaian kegiatan untuk
mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat sehingga dapat berfungsi lagi
sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan masyarakat semaksimal
mungkin sesuai dengan kemampuannya.

 Rawat jalan merupakan pelayanan medis kepada seorang pasien untuk tujuan
pengamatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi, dan pelayanan kesehatan lainnya, tanpa
mengharuskan pasien tersebut di rawat inap.
 rawat inap (opname) adalah istilah yang berarti proses perawatan pasien oleh tenaga
kesehatan profesional akibat penyakit tertentu, di mana pasien diinapkan di suatu ruangan
di rumah sakit yang meliputi pelayanan kesehatan perorangan yang meliputi observasi,
diagnosa, pengobatan, keperawatan dan rehabilitasi
 Pelayanan satu hari (one day care) adalah pelayanan yang dilakukan untuk penderita yang
sudah ditegakkan diagnosa secara definitif dan perlu mendapat tindakan atau perawatan
semi intensif (observasi) setelah 6 (enam) jam sampai dengan 24 (dua puluh empat) jam.
 Home care adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh tenaga medis di
rumah pasien, namun dengan pengawasan langsung dari dokter.
Pelayanan di klinik utama bersalin bunda:
1. pendaftaran
2. pembayaran uang pemeriksaan
3. Rekam mendis / data pasien disiapkan dibawah ke meja pemeriksaan
4. Pasien masuk ke ruang poli dan menunggu nomor antrian
5. pasien di periksa terlebih dahulu tekanan darah, berat badan, oleh bidan lalu masuk ke ruang
dokter
6. Dilakukan pemeriksaan sesuai dengan keluhan.
7. Dokter memberikan resep obat
8. Obat bisa di ambil di farmasi
9. Obat di racik/ disiapkan
10 setelah obat di ambil/ ditebus pasien bisa langsung pulang.

2.3. Pemusnahan

Pemusnahan obat dan alat kesehatan yang telah kadaluarsa atau bekas digunakan, disatukan dan
dikemas selanjutnya dikirim ke jasa medivest untuk dimusnahkan, hal ini dilakukan secara
berkala tiga tahun sekali.

Untuk pemusnahan obat padat dilakukan dengan mengeluarkan isinya dan dilarutkan di air dan
kemasannya di bakar sedangkan untuk obat cair dilakukan dengan mengeluarkan air kemudian
botol kemasan dihancurkan dan untuk alat kesehatan dilakukan dengan membakar pada tempat
yang ditentukan kemudian sisanya ditimbun oleh tanah. Selanjutnya untuk penyimpanan resep
disimpan selama tiga tahun atau lebih kemudian dimusnahkan dengan cara dibakar lalu di
timbun.
BAB III TUGAS KHUSUS

3.1. Pengertian Penyakit


 KISTA OVARIUM

Kista ovarium adalah kantong berisi cairan yang terbentuk di dalam ovarium. Tiap wanita
memiliki dua indung telur ( Ovarium ),
Satu dibagian kanan dan satu dibagian kiri rahim. Ovarium yang berukuran sebesar biji kenari ini
merupakan bagian dari sistem reproduksi wanita, Kista Ovarium dibagi menjadi beberapa bagian
penyebab yaitu :

a.Kista Fungsional
Kista Fungsional muncul sebagai bagian dari siklus menstruasi.
Kista yang tergolong umum terjadi ini tidak berbahaya dan dapat hilang dengan sendirinya.

b. Kista patologis
Berbeda dengan kista Fungsional, kista patologis mengandung sel abnormal. Pada sebagian kecil
kasusnya, sel abnormal tersebut bersifat kanker.
3.2. Penyebab/Faktor

 Siklus menstruasi tidak teratur


 Gangguan hormon
 Keturunan ( genetik )
 Stres
 Kurangnya olahraga
 Kurangnya makanan berserat
 Sedang menjalani pengobatan kesuburan.
 Merokok.
 Menjalani pengobatan kanker payudara.
 Memiliki riwayat kista ovarium sebelumnya.
3.3. Tanda dan Gejala

 Sering buang air kecil.


 Mengalami rasa sakit saat berhubungan seksual.
 Mengalami nyeri panggul secara tiba-tiba.
 Mengalami perut kembung.
 Mudah merasa kenyang sekalipun hanya makan sedikit.
 Merasa nyeri pada perut bagian bawah atau di sisi tempat kista muncul.
 Mengalami pembengkakan di area munculnya kista.
 Merasa mual dan muntah.
 Kesakitan saat buang air besar.
 Mengalami demam.

Namun kista ovarium sering kali tidak menimbulkan gejala atau hanya menyebabkan sedikit rasa
tidak nyaman. Kebanyakan kista ovarium tidak berbahaya dan dapat hilang dengan sendirinya
tapi jika kista sudah besar tetap harus melakukan tindakan ( kuret ).

3.4. Pengobatan

Kista umumnya akan hilang sendiri tanpa penanganan khusus. Ada beberapa hal yang
menentukan perlu atau tidaknya langkah pengobatan, yaitu :
Ada atau tidaknya gejala akibat kista ovarium
Ukuran kista
Apakah penderita telah melewati masa menopause

 Pengguna Obat
 Biocurkem
Biocurkem adalah jamu dalam bentuk kaplet yang digunakan untuk terapi penunjang alamiah
untuk penyakit kanker.
Biocurkem kaplet mengandung ekstrak Curcuma longa Rhizome ( ekstrak kunyit ).
Senyawa Curcuma yang ada pada kunyit,
Mampu menghabat perkembangan sel-sel kanker dan dapat mengurangi bau, gatal, nyeri, dari
luka.
Selain itu, senyawa tersebut juga mampu mengurangi ukuran luka dari kanker.
Indikasi :
 Sebagai terapi pendamping untuk kanker
 Mencegah terjadinya kanker ( chemopreventive )
 Membantu pemulihan dari kanker, chemoterapy serta terapi radiasi.
Efek samping obat :
 Gangguan pernafasan
 Nyeri dan rasa tidak nyaman pada dada
 Ruam kulit
 Kulit gatal
 Pembengkakan.
Dosis dan cara penggunaan :
Biocurkem kaplet termasuk kedalam golongan obat jamu yang dapat dibeli tanpa resep dokter.
Tapi penggunaan biocurkem kaplet harus dikonsultasikan dengan dokter terlebih dahulu.
Dosis umum penggunaan biocurkem kaplet adalah : 3×1 sehari 1 kaplet sesudah makan.

 Protyra

Indikasi obat :

Amenore sekunder, pendarahan rahim disfungsional akibat ketidak seimbangan hormon pada
ketidak adaan patologi organik, endometriosis.

Dosis obat :

Amenore sekunder : 5-10 mg/ hari selama 5-10 hari.


Pendarahan rahim disfungsional akibat ketidak seimbangan hormon pada ketidak adaan patologi
organik : 5-10 mg/ hari selama 5-10 hari dimulai pada hari ke-16 atau ke-21 siklus haid.

Efek samping obat :

 Waktu menstruasi lebih lama dari biasanya


 Tiba-tiba merasa lelah, Teruma di salah satu bagian tubuh
 Sakit kepala berat yang tiba-tiba, kebingungan, masalah dengan penglihatan, bicara, atau
keseimbangan
 Sakit dada, batuk tiba-tiba, nafas cepat dan mengeluarkan bunyi, batuk berdarah
 Sakit, bengkak, dan muncul kemerahan di kedua kaki
 Demam
 Mual, sakit perut di bagian atas, gatal-gatal, hilang nafsu makan, air seni berwarna gelap
 Bengkak ditangan, pergelangan kaki, dan kaki
 Gejala depresi ( sulit tidur,lemes, perubahan suasana hati )

3.5. Anjuran obat alami

1.Jahe
Jahe Jahe berpotensi sebagai obat herbal penghilang kista ovarium. Manfaat jahe untuk kista
ovarium adalah secara bertahap mengecilkan kista secara alami dan meredakan gejala PCOS.
Selain itu, jahe untuk kista ovarium dianggap bermanfaat membantu melawan sel kanker
ovarium.

2.Cuka Apel
Cuka Apel Salah satu cara mengatasi kista ovarium secara alami adalah mengonsumsi cuka apel.
Cuka apel untuk kista ovarium dinilai bisa membantu menghilangkan kista ovarium yang
disebabkan oleh kurangnya kalium.

3. Air Hangat
Kamu bisa mengompres bagian perut dengan air hangat selama kurang lebih sepuluh menit
untuk membantu meringankan nyeri, seperti kram dan perut kembung, akibat gejala kista
ovarium.

4.Buah Bit
Buah Bit Buah bit memiliki senyawa betacyanin yang bisa meningkatkan fungsi hati untuk
membersihkan racun di dalam tubuh. Sifat basa pada buah bit juga bermanfaat untuk
menyeimbangkan keasaman di dalam tubuh. Manfaat tersebut bisa memperkecil ukuran kista
ovarium secara perlahan.

5.Kunyit
Kunyit Kandungan kurkumin di dalam kunyit merupakan salah satu senyawa polifenol terbaik
untuk mengobati sejumlah penyakit ovarium. Mengatasi kista ovarium dengan ramuan tumbuhan
obat dari kunyit dipercaya bisa melalui konsumsi tablet atau suplemen kunyit setiap hari. Cara
ini dianggap berpengaruh pada penyusutan kista ovarium dan mengurangi risiko kanker ovarium.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Praktek kerja lapangan ( PKL )


a) Klinik Bunda memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada pasien dan pembeli
b) Klinik Bunda juga dapat di definisikan sebagai tempat untuk melakukan pekerjaan
kefarmasian dan secara umum.
c) Klinik Bunda juga merupakan tempat pengabdian seorang apoteker dalam melakukan
tugasnya sebagai apoteker.
d) Tugas seorang asisten apoteker ialah untuk membantu apoteker dalam melakukan tugas
kefarmasiannya di klinik bunda, dan di dalam melakukan tugasnya asisten apoteker harus berada
dalam bimbingan atau pengawasan.

B. Saran

1. Saran untuk sekolah


Lebih meningkatkan ilmu pengetahuan terhadap siswa siswi agar lebih siap dan tidak merasa
kebingungan dalam melaksanakan praktek kerja lapangan.
Meningkatkan sarana dan prasarana sekolah agar lebih mudah dalam melaksanakan proses
belajar
2. Saran untuk pihak klinik
Meningkatkan kualitas kerja apoteker
saya berharap kedepannya dapat lebih membimbing para peserta PKL dengan lebih baik tanpa
ada rasa sungkan, agar anak-anak PKL dapat bekerja dengan lebih maksimal serta efektif dan
efisien.
Diharapkan kedepannya memiliki fasilitas-fasilitas yang lebih lengkap lagi.
dapat memberikan tugas-tugas yang relevan yang dapat meningkatkan skill para peserta PKL
dalam menghadapi dunia kerja.
Semoga kerja sama antara klinik bunda dengan pihak sekolah SMK Al- Husna Cisaga dapat
terus dipertahankan untuk tahun-tahun berikutnya.

3. Saran untuk siswa/ siswi yang akan melaksanakan PKL :


Sebaiknya siswa siswi yang hendak akan melaksanakan PKL, harus bisa menguasai pelajaran
kefarmasian khususnya mengetahui nama-nama obat generik maupun paten
Hendaknya siswa siswi PKL dapat lebih disiplin, menjaga attitude dan nama baik sekolah
maupun kelompok , mengikuti peraturan yang ada dan telah ditetapkan oleh instalasi yang
menjadi tempat PKL
DAFTAR PUSTAKA

https://mamikos.com/info/contoh-latar-belakang-laporan-pkl-pljr/

https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/Permenkes28-2011.pdf

https://www.klikdokter.com/info-sehat/reproduksi/obat-tradisional-kista-ovarium
Lampiran 1 Denah lokasi Klinik Utama Bunda
Lampiran 2. Denah Bangunan ( Lay Out ) Institusi Pasangan
Lampiran 3. Alur Penerimaan Resep
Lampiran 4. Etiket Biru dan Etiket Putih
Lampiran 5. Contoh Surat Pesanan Obat Prekusor
Lampiran 6. Contoh surat pesanan
Lampiran 7. Contoh Surat Pesanan Narkotika
Lampiran 8. Contoh Surat pesanan Psikotropika
Lampiran 9. Contoh kartu Stok
Lampiran 10. Contoh Apopgraph
Lampiran 11. Contoh Kwitansi
Lampiran 12. Contoh Plastik clip
Lampiran 13. Contoh Faktur
Lampiran 14. Rak obat
Lampiran 15. Contoh Gudang / Tempat Penyimpanan Stok Obat dan Alkes
Lampiran 16. Contoh penyimpanan obat didalam suhu yang dingin

Lampiran 17. Contoh Rak Obat Pikotropika dan Narkotika

Anda mungkin juga menyukai