i
DOSEN PENGAMPUH
Dr. HM. Nasron, HK, M.Pd.I
NAMA KELOMPOK 5
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .........................................................................................................i
DAFTAR ISI .....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
ii
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................1
1.3 Tujuan.......................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................2
2.1 Akhlak Terhadap Diri Sendiri...................................................................................2
2.2 Akhlak Terhadap Sesama.........................................................................................5
BAB III PENUTUP...........................................................................................................7
3.1` Kesimpulan .............................................................................................................7
3.2 Saran ........................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejarah Agama menunjukkan bahwa kebahagiaan yang ingin dicapai dengan
menjalankan syariat agama itu hanya dapat terlaksana dengan adanya akhlak yang baik.
Kepercayaan yang hanya berbentuk ilmu pengetahuan tentang keesaan Tuhan, ibadah yang
dilakukan hanya sebagai formalitas belaka, muamalah yang hanya merupakan peraturan yang
tertuang dalam kitab suci saja, semua ini bukanlah merupakan jaminan untuk tercapainya
kebahagiaan tersebut.
Timbulnya kesadaran akhlak dan pendirian manusia terhadap-Nya adalah pangkalan
yang menentukan corak hidup manusia. Akhlak, atau moral, atau susila adalah pola tindakan
yang didasarkan atas nilai mutlak kebaikan. Hidup susila dan tiap-tiap perbuatan susila
adalah jawaban yang tepat terhadap kesadaran akhlak. Sebaliknya, hidup yang tidak bersusila
dan tiap-tiap pelanggaran kesusilaan adalah menentang kesadaran itu.
Kesadaran akhlak adalah kesadaran manusia tentang dirinya sendiri, dimana manusia
melihat atau merasakan diri sendiri sebagai berhadapan dengan baik dan buruk. Disitulah
membedakan halah dan haram, hak dan bathil, boleh dan tidak boleh dilakukan, meskipun dia
bias melakukan. Itulah hal yang khusus manusiawi. Dalam dunia hewan tidak ada hal yang
baik dan buruk atau patut tidak patut, karena hanya manusialah yang mengerti dirinya sendiri,
hanya manusialah yang sebagai subjek menginsafi bahwa dia berhadapan pada perbuatannya
itu, sebelum, selama, dan sesudah pekerjaan itu dilakukan. Sehingga sebagai subjek yang
mengalami perbuatannya dia bias dimintai pertanggungjawaban atas perbuatannya itu.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari akhlak terhadap diri sendiri.
2. Untuk mengetahui cara bersikap terhadap diri sendiri.
3. Untuk mengetahui macam-macam akhlak terhadap diri sendiri,
4. Untuk mengetahui bagaimana akhlak terhadap sesama.
5. Untuk mengetahui macam-macam akhlak terpuji terhadap sesama.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.1 Pengertian Akhlak Terhadap Diri Sendiri
Akhlak terhadap diri sendiri adalah sikap seseorang terhadap diri pribadinya baik itu
jasmani sifatnya atau ruhani. Kita harus adil dalam memperlakukan diri kita, dan jangan
pernah memaksa diri kita untuk melakukan sesuatu yang tidak baik atau bahkan
membahayakan jiwa. Sesuatu yang membahayakan jiwa bisa bersifat fisik atau psikis.
Sebagai makhluk ciptaan Allah harus dipahami bahwa diri sendiri merupakan
pemberian yang diberikan Allah. Allah memberikan berbagai fasilitas dengan berbagai
anggota tubuh yang cukup lengkap agar seseorang bisa hidup secara layak. Ia memberinya
mata dengan tutupnya agar terhindar dari berbagai bahaya. Hidungnya diberikan Allah
dengan lubangnya menghadap kebawah agar terhindar dari masuknya berbagai kotoran dan
air. Telinga, tangan, dan kaki. Bahkan yang tidak dapat ternilai diberikan akal untuk dapat
memikirkan jalan hidupnya. Semua itu akan diminta pertanggung jawaban kelak didepan
Allah. Untuk itu haruslah bersikap secara baik terhadap diri sendiri, yaitu:
1. Menjaga kesuciannya sebagai sediakala ia diciptakan Allah, agar kelak kembali kepada
Allah dalam keadaan suci pula.
2. Menjaga kesehatan jiwa dan akal, dengan menjauhi bahan-bahan yang memabukkan
atau menghilangkan fungsi akal.
3. Menjaga jiwa agar tidak memperturutkan kemauan-kemauan yang tidak ada manfaatnya
dan kegunaannya bagi diri.
4. Menjaga kebugaran tubuh agar bisa melakukan aktifitas sebagai ibadah kepada Allah.
Benar dalam bertindak, menempatkan sesuatu pada tempatnya. Memelihara kesucian
dan kehormatan diri dari tindakan tercela, malu terhadap Allah dan diri sendiri akan
perbuatan melanggar perintah Allah. Tidak bermalas-malasan. Kasih saying terhadap
diri sendiri dan bersikap hemat terhadap harta, tenaga dan waktu.
2.1.2 Macam-Macam Akhlak Terhadap Diri Sendiri
1. Gigih
Kata gigih berasal dari bahasa minangkabau yang artinya berkeras hati, tabah, dan
rajin. Sifat gigih hendaknya diterapkan antara lain pada persoalan-persoalan berikut:
2
“ Barang siapa melewati jalan dimana ia menuntut ilmu pada jalan itu, niscaya Allah
memudahkan kepadanya jalan menuju syurga.” (H.R. Muslim).
3. Berinisiatif
Kata Inisiatif berasal dari bahasa belanda yang berarti prakarsa dan langkah pertama.
Seseorang yang memiliki inisiatif disebut inisiator. Orang-orang beriman muslimin atau
muslimah, yang berilmu pengetahuan tinggi dalam segala bidang hendaknya memiliki
banyak inisiatif, untuk kepentingan dan kemajuan umat manusia, agar keadaan umat manusia
terus meningkat kearah yang lebih baik dan lebih maju. Misalnya dalam bidang ksehatan dan
kesejahteraan masyarakat orang-orang beriman dan berilmu pengetahuan tinggi dalam bidang
tersebut dapat menemukan berbagai jenis obat baru untu mengobati berbagai jenis penyakit.
Berbahagialah orang-orang beriman yang ahli dalam bidang masing-masing dan
memilikibanyak inisiatif, untuk kebaikan dan kemajuan umat manusia karena mereka semua
tentu akan memperoleh derajat yang tinggi disisi Allah SWT dan dikalangan umat manusia.
3
5. Sabar
Allah berfirman dalam Q.S.Al-Baqarah (2):153
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu,
sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”
6. Syukur
Allah berfirman dalam Q.S. An-Nahl ayat 14 [7]
Artinya: “Dan Dialah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat
memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu
perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu
mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur.”
8. Benar
Allah berfirman dalam Q.S.At-Taubah, ayat 119
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu
bersama orang-orang yang benar.
11. Amanah (jujur)
Contohnya saat kita diberi sebuah amanah khendaklah disampaikan dengan benar
tanpa ada di tambahi atau pub di kurangi
4
2.2 Akhlak Terhadap Sesama
Mengenai hubungan dengan sesama muslim, maka tidak terlepas dengan tetangga, famili
atau kerabat, teman, rekan kerja maupun masyarakat muslim. Kewajiban seorang muslim
terhadap muslim lainnya ada 6, sebagaimana yang diterangkan dalam sebuah hadis yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Abu Hurairah, yang artinya :
“ Rasulullah bersabda: kewajiban seorang terhadap muslim ada 6. Sahabat bertanya “
apakah itu, wahai Rasulullah? Rasulullah bersabda : “ Apabila engkau berjumpa dengannya
; apabila ia mengundang engkau, hendaklah engkau menepatinya; apabila ia meminta
nasihat kepada engkau engkau menasehatinya; apabila ia bersin kemudian ia mengucapkan
hamdallah hendaklah engkau ucapkan tasymith ( yarhamukallah / yarhamukillah ); apabila
ia sakit hendaklah engkau menjenguknya; dan apabila ia meninggal dunia hendaklah
melayatnya dan mengantarkan kepemakamannya.
Dari arti hadits diatas, dapat disimpulkan dengan jelas bahwa 6 kewajiban muslim kepada
muslim lainnya yaitu:
Memenuhi undangannya
Apabila kamu diundang, maka hadirilah undangan itu. Artinya apabila kita diundang
ke rumah orang yang mengundang kita maka datangilah. Karena mendatangi undangan
tersebut hukumnya sunnah muakkad. Sebab hal tersebut dapat menjadikan pihak yang
mengundang akan merasa senang dan mendatangkan rasa cinta kasih dan rasa persatuan
diantara mereka.
5
Menjenguknya bila ia sakit.
Hukum menjenguk orang sakit adalah fardhu kifayah. Artinya, bila ada sebagian
orang yang melakukannya maka gugur kewajiban dari yang lain. Bila tidak ada seorang pun
yang melakukannya, maka wajib bagi orang yang mengetahui keberadaan si sakit untuk
menjenguknya.
Keutamaan yang besar dijanjikan bagi seorang muslim yang menjenguk saudaranya
yang sakit seperti ditunjukkan dalam hadits-hadits berikut ini:
Tsauban z mengabarkan dari Nabi n, sabda beliau:
“Sesungguhnya seorang muslim bila menjenguk saudaranya sesama muslim maka ia terus
menerus berada di khurfatil jannah hingga ia pulang (kembali).”
(HR. Muslim no. 6498)
Akhlak terpuji seorang muslim terhadap saudaranya sesama muslim lainnya yaitu:
1. Mencintai saudaranya sesama muslim
2. Mencintai karena Allah
3. Tolong menolong
4. Membantu Saudara Yang Kesulitan
5. Menutupi a’ib saudaranya sesama muslim
6. Saling menyayangi satu sama lainnya.
7. Mendoakan kebaikan
8. Saling Berjabatan Tangan Ketika Bertemu
9. Ramah tamah dan rendah hati
10. Mendahulukan Kepentingan Saudaranya daripada Kepentingan Sendiri
11
. Berprasangka baik
1. Imelda Putri Perdana : Bagaimana cara anda dan kita semua dlm menyikapi orang
yang masih saja melakukan perintah terlarang dari aturan agama padahal ia tau
larangan tersebut dan konsekuensi nya hanya karena gengsi dan sombong, selain sadar
diri?
6
Jawab : Yang bisa kita lakukan adalah dengan cara menasehati nya, tanpa
membuatnya malu ataupun tersinggung dengan nasehat yg telah kita beri, karna
sombong dan gengsi tidak bisa membawa seseorang ke pintu surganya allah.
2. Firdausi Salsabila : Sebagian orang sering merasakan insecure terhadap diri nya
sendiri, merasa tidak bisa apa apa dan tidak memiliki kemampuan yg dapat merasa
bodoh dan cenderung membanding bandingkan diri dengan orang lain, nah apakah hal
ini termasuk ke dalam tidak berakhlak pada diri sendiri? Bagaimana tanggapan kalian,
jelaskan!
Jawab : Dalam Islam, perasaan insecure termasuk salah satu hal yang sebaiknya tidak
dirasakan. Karena dalam Surat At-Tiin ayat 4 telah tertulis bahwa sesungguhnya Allah
telah menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya bentuk. Dengan kesempurnaan
yang dimiliki manusia dibanding makhluk-makhluk lain, alangkah baiknya kita
menjauhi sikap insecure. Ayat tersebut memperkuat alasan kita agar tidak perlu
merasa insecure.
3. Hargia Mahdalena : Coba kalian jelaskan perbedaan akhlak dengan adab dan
mengapa orang berakhlak belum tentu beradab?
Jawab : Akhlak muncul dari diri sendiri sedangkan adab, merupakan perintah Allah
SWT. Dikarenakan tidak semua peradaban manusia yang besar memiliki akhlak
mulia.
4. Diana Sintia : apa hukum makan di pesta orang tak dikenal dengan tidak sengaja?
Jawab : mengucapkan alhamdulillah itu ketika bersin hukumnya fardhu ain, dan
dikatakan ketika mendapat syukur atau anugrah dari Allah, sedangkan astagfirullah itu
artinya yaitu memohon ampun kepada allah, istigfar pun dapat diucapkan kapan saja
tanpa harus menunggu saat khilaf atau marah, jika mengucapakkan istigfar ketika
mendengar orang bersin kalau tidak sengaja tidak apa apa tetapi jika disengaja itu
tidak bole sebaiknya mengucapkan Alhamdulillah.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari makalah yang telah kami kerjakan, dapat disimpulkan bahwa Akhlak terhadap
diri sendiri adalah sikap seseorang terhadap diri pribadinya baik itu jasmani sifatnya atau
ruhani. Kita harus bersikap baik terhadap diri sendiri, dengan cara:
Macam-macam akhlak terhadap diri sendiri yaitu: Gigih, berinisiatif, rela berkorban
dan ikhlas, sabar, syukur, tawadhu’, benar, iffah, hilmun, amanah, syaja’ah, qana’ah
.
Mengenai hubungan dengan sesama muslim, maka tidak terlepas dengan tetangga,
famili atau kerabat, teman, rekan kerja maupun masyarakat muslim. Kewajiban seorang
muslim terhadap muslim lainnya ada 6 yaitu : mengucapkan salam ketika berjumpa,
memenuhi undangannya, menasehati jika diminta, mengucapkan tasymith jika ia bersin, lalu
ia mengucapkan hamdallah, menjenguknya biala ia sakit dan melayat dan mengantarkan
jenazahnya sampai kepemakaman jika ia meninggal dunia.
3.2 saran
Dengan akhlak dapat menggambar karakter seseorang dari akhlak kita dapat melihat
bagaimana orang tersebut memperlakukan sesama makhluk hidup dari sebuah akhlak dapat
melihat prilaku terpuji seseorang baik kepada sesama manusia, diri sendiri dan juga
memperlakukan diri agar selalu beriman kepada allah swt.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat membantu khalayak umum dalam
membaca dan memahami mengenai fungsi akhlak terhadap sesama manusia dan diri sendiri.
Semoga nantinya makalah ini akan menjadi lebih baik lagi dari ini, dengan itu kami
memerlukan saran dari pembaca semua.
8
DAFTAR PUSTAKA
9
10